LAPORAN PRAKTIKUM
Tanaman Semusim (AGT 301)
Oleh:
Septian Permana
A.2010279
Perlakuan Petak T2
A. Latar Belakang
C. Manfaat Praktikum
A. Sejarah Tanaman
B. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rosales
a. Akar
b. Batang
Kacang tanah memiliki empat helaian daun yang disebut tetrafoliate yang
muncul pada batang dengan susunan melingkar pilotaksis. Daun mempunyai
beragam bentuk antara lain bulat, elips, sampai agak lancip dengan ukuran
bervariasi tergantung varietas dan letaknya. Warna daun hijau dan hijau tua.
Daun-daun pada bagian atas biasanya lebih besar dibandingkan dengan yang
di bawah. Ukuran dan bentuk daun tercermin dari panjang daun, lebar daun,
serta rasio panjang dan lebar daun. Perbandingan panjang dan lebar daun ini
menentukan bentuk daun, di mana untuk tipe-tipe Spanish bentuk daun
umumnya lebih mendekati bulat-oval, sedangkan pada tipe Valencia
umumnya lebih lancip. Semakin besar nilai perbandingan menunjukkan
semakin lancip bentuk daunnya.
d. Bunga
e. Polong
f. Biji
g. Ginofor
D. Syarat Tumbuh
Syarat tumbuh kacang tanah secara umum seperti, suhu yang baik untuk
pertumbuhan tanaman kacang tanah berkisar antara 25-350 C. Di daerah yang
bersuhu kurang dari 200 C, tanaman kacang tanah tumbuh lambat, berumur
lebih lama, dan produksi tanaman relatif sedikit. Suhu tanah merupakan faktor
penentu dalam perkecambahan biji dan pertumbuhan awal tanaman. Jika suhu
tanah kurang dari 18o C, kecepatan perkecambahan akan lambat, sedangkan
jika suhu tanah di atas 400 C justru akan mematikan benih yang baru ditanam.
Kacang tanah termasuk tanaman yang memerlukan sinar matahari penuh.
Adanya keterbatasan cahaya matahari akibat adanya naungan atau terhalang
oleh tanaman atau awan akan menurunkan hasil kacang tanah karena cahaya
mempengaruhi fotosintesis dan respirasi (Pitojo, 2005).
pada periode pemasakan polong maka polong akan pecah dan biji akan
berkecambah karena penundaan saat penen. Oleh karena itu, kelembapan
tanah yang cukup pada periode awal tumbuh, saat berbunga, serta saat
pembentukan dan pengisian polong sangat penting untuk memperoleh hasil
polong yang tinggi (Adisarwanto, 2007).
Kacang tanah tidak terlalu memilih jenis tanah pada tanah berat, kacang
tanah masih dapat mengahasilkan, jika pengolahan tanahnya dilakukan dengan
baik. Tetapi tanaman kacang tanah dapat tumbuh optimal pada tanah yang
cukup mengandung unsur hara. Tanah tersebut umumnya gembur sehingga
memungkinkan akar tumbuh dengan baik, dan lebih banyak polong yang
terbentuk. Kacang tanah masih mampu tumbuh dengan cukup baik pada tanah
asam (pH 5,0) tetapi peka terhadap tanah basa. Keasaman (pH) tanah yang
ideal bagi kacang tanah berkisar antara 6,0-7,0. Pada pH tanah antara 7,5-8,0
daun akan menguning dan terjadi bercak hitam pada polong. Dengan
demikian, kualitas dan kuantitas produksi polong akan menurun (Fachruddin,
2000)
E. Kandungan Gizi
Kacang tanah kaya akan protein dengan kandungan sekitar 25-35%, yang
terdiri dari asam amino seperti arginin, fenilalanin, histidin, isoleusin, leusin,
lisin, metionin, triptofan, dan valin. Sedangkan kandungan lemaknya 16-50%,
76-86% yang terdapat asam lemak tidak jenuh seperti asam oleat dan linoleat.
Kacang tanah terdapat anti oksidan, seperti senyawa tokoferol serta
mengandung arakhidonat, dan mineral (kalsium, magnesium, phosphor, dan
sulfur) sedangkan vitamin terdapat (riboflavin, thianin, asam nikotinik,
vitamin ᵤ dan vitamin A). (Alam, 2016)
F. Manfaat
G. Teknik Budidaya
1. Pemilihan benih
a. Umur panen
Ukuran dan warna biji varietas yang ditanam harus sesuai dengan
permintaan pasar di daerah sekitar sehingga setelah panen tidak sulit
dalam menjual hasilnya
c. Bersifat aditif
2. Perisapan lahan
Jika areal penanaman kedelai yang digunakan berupa lahan kering atau
tegalan, sebaiknya dilakukan pengolahan tanah terlebih dahulu. Tanah
dicangkul atau dibajak sedalam 15 cm – 20 cm. Di sekeliling lahan dibuat
parit selebar 40 cm dengan kedalaman 30 cm. Selanjutnya, dibuat petakan-
petakan dengan panjang antara 10 cm – 15 cm, lebar antara 3 cm – 10 cm, dan
tinggi 20 cm – 30 cm. Antara petakan yang satu dengan yang lain dibuat parit
selebar dan sedalam 25 cm. Selanjutnya, lahan siap ditanami benih.
3. Penanaman
4. Pemeliharaan
Pengendalian hama utama kacang tanah antara lain wereng kacang tanah
(Empoasca fasialin), penggerek daun (Stomopteryx subscevivella), ulat
jengkal (Plusia chalcites) dan ulat grayak (Prodenia litura). Hama tersebut bisa
dikendaliakn dengan insektisida endosulfan, klorfirifor, monokrotofos, 15
metamidofos, diazinon, seperti Thiodan, Dursban, Azodrin, Tamaron dan
Basudin). Untuk pencegahan pestisida dapat diaplikasikan pada umur 25, 35
dan 45 hari.
Menentukan umur panen pada tanaman kacang tanah cukup sulit karena
polongnya yang berdara di dalam tanah, salah satu untuk mengetahui tanaman
telah tua yaitu daun yang sudah kuning kering dan luruh berkisar umur 85-90
hari, varietas yang telah dilepas umur masak berkisar antara 85-110 hari,
polong yang telah masak ditandai dengan kulit polong tipis dan berwarna
mengkilat. Umur tergantung pada varietas yang dipilih serta musim tanamnya,
jika panen yang terlalu cepat maka akan menurunkan hasil dan mutu sehingga
biji menjadi keriput dan kadar lemak rendah. Kadar lemak terdapat pada
polong yang tua dengan umur 110 hari. jika panen terlambat maka polong
akan tertinggal di tanah.
Pada saat panen kacang tanah harus disesuaikan dengan kegunaan kacang
sendiri. Jika untuk di konsumsi seperti kacang rebus maka dipanen sebelum
polong masak yaitu umur 70-80 hari. jika untuk perbanyakan kembali kacang
tanah dapat dipanen pada saat masak fisiologis.
III. METODELOGI
C. Pelaksanaan Praktikum
Praktikum dilaksanakan seminggu sekali dan dibuat bedeng sebanyak
8 bedengan. Pemberian pupuk dasar diberikan dengan dosis anjuran 20
ton/Ha. Sedangkan pemberian pupuk tunggal urea (N): 90 Kg/Ha; SP-36
(P):150 Kg/Ha; dan KCL (K):60 Kg/Ha. Tahap kegiatan budidaya kacang
awal hingga akhir di tiap bedengan dikelola oleh 2 orang mahasiswa.
A. Hasil
Pengaruh perbedaan dosis dolomit tidak memiliki pengaruh nyata terhadap
pertumbuhan vegetatif tanaman (Tinggi, diameter kanopi dan jumlah daun).
Tumbuhan menyerap unsur hara dari bahan organik serta anorganik. Fase
generatif (Bobot polong, jumlah polong, bobot tanaman fase generatif) juga
menunjukkan hasil yang sama. Pengamatan dimulai sejak usia tanaman telah
mencapai umut 3 MST.
a. Tinggi tanaman
b. Jumlah Daun
c. Diameter Daun
Pada pengamatan diameter daun tanaman kacangtanah dapat
diamati setelah tanaman berumur minggu setelah tanam. Adapun hasil
pengamatan tersebut adalah sebagai berikut :
b) Jumlah daun
Jumlah daun dihitung berdasarkan jumlah daun trifoliate.
Tidak terjadi interaksi pemberian dolomit terhadap
pertumbuhan jumlah daun secara nyata.
A. Pembahasan
a) Tinggi tanaman
TINGGI TANAMAN
35
32
30 30
29
28 28 28
26 26 26
25 25
24
23
20 20
18
17 17
16
15 15
14
13 13
12 12
11
10.5 11
10 10 10
9
0
MST 2 MST 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST 7 MST 8
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
c) Jumlah daun
JUMLAH DAUN
60
50 49
45
40 40
38 38
35
32 33
30 31
29
27
22 23
20 20 21
17
16 15
14
13
12
10 10 11 11
8 9
8
7
0
MST 2 MST 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST 7 MST 8
1 2 3 4 5
Parameter jumlah daun mengalami peningkatan dan
mengalami pengaruh tidak nyata pada masing-masing
perlakuan T1-T4. Aplikasi dolomit, pupuk organik dan
anorganik memberikan hasil terbaik pada perlakuan T4 (1,5
t/ha) sebesar 82,6 helai. Nilai koefisien determinasi (R2)
sebesar 0,9772, hal ini menunjukkan bahwa aplikasi dolomit,
pupuk organik dan anorganik memberikan pengaruh 97,72%
terhadap pertumbuhan jumlah daun tanaman kacang tanah.
800 777
719
688
700
600
544
500 471
400
300
200
100
0
T0 T1 T2 T3 T4
200
150
100 93
50
0
T4 (1) T4 (2) T4 (3) T4 (4) T4 (5)
60
50
40
30
30
20
10
0
T4 (1) T4 (2) T4 (3) T4 (4) T4 (5)
25
20
15
10
10
0
T4 (1) T4 (2) T4 (3) T4 (4) T4 (5)