Anda di halaman 1dari 16

BAB I.

PENDAHULUAN
A. LATARBELAKANG
Kacang tanah merupakan tanaman kelompok legumenosa (kacangkacangan) yang memiliki keunikan pada pembentukan polongnya. Jika pada
tanaman kacang-kacangan yang lain seperti buncis, kacang panjang, lamtoro dan
lainnya, polong terbentuk dari bunga yang berada di bagian atas tanaman dan
tumbuh serta berkembang juga berada pada bagian atas tanaman pula, tetapi pada
kacang tanah meskipun bunga terbentuk pada bagian atas tanaman namun
kemudian untuk tumbuh dan berkembang, bunga tadi harus berada di dalam
tanah dengan cara membentuk ginofor.
Dengan harus membentuk ginofor inilah maka akan banyak menimbulkan
kendala bagi kacang tanah untuk memproduksi polong karena ginofor yang
dihasilkan oleh sebuah bunga memiliki ukuran yang terbatas yakni 15 cm. Oleh
karena itu jika ginofor terbentuk pada ketinggian lebih dari 15 cm maka akan
sangat kecil peluang ginofor tersebut untuk berubah menjadi sebuah polong.
Karena pertumbuhan dan perkembangan ginofor menjadi polong
memerlukan kondisi kelembaban dan cahaya sebagaimana yang ada di dalam
tanah. Oleh karena itu melalui upaya pemangkasan batang atau cabang tanaman
maka diharapkan akan muncul cabang-cabang baru ke arah samping sehingga
dapat lebih memperendah posisi atau tempat munculnya bunga (berjarak kurang
dari 15 cm dari permukaan tanah). Sehingga apabila bunga tersebut tumbuh dan
berkembang menjadi ginofor maka ginofor tadi akan dapat mencapai tanah dan
akan dapat tumbuh serta berkembang menjadi sebuah polong.
Kemudian dengan didukung oleh penambahan zat makanan berupa
penambahan unsur phosphor, yang banyak berperan pada fase pertumbuhan
generatif atau perkembangan organ generatif, maka nantinya diharapkan akan
lebih banyak lagi bunga yang dihasilkannya.
Dengan demikian maka perlu kiranya dilakukan pengkajian terhadap
upaya pemangkasan tanaman yang didukung oleh penambahan pupuk phospor
terhadap kacang tanah. Apalagi sampai saat ini ketersediaan kacang tanah di

Indonesia dapat dikatakan masih tergolong cukup rendah karena belum mampu
mencukupi kebutuhan masyarakat, sehingga untuk tujuan tersebut pemerintah
Indonesia harus mengimpor kacang tanah dari beberapa negara. Pada tahun 2001
saja angkaimpor kacang tanah tercatat sebesar 118.758 ton biji kering atau senilai
35,528 ribu USD (Anonimous, 2002).
B. TUJUAN
Adapun tujuan proposal ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh
waktu pemangkasan bunga terhadap benih kacang tanah.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


A. KACANG TANAH
Kacang tanah merupakan salah satu sumber protein nabati yang cukup
penting di Indonesia, luas pertanamannya menempati urutan 4 setelah padi,
jagung dan kedelai. Dalam meningkatkan produksi juga dituntut untuk tetap
menjaga lingkungan agar tidak rusak sehingga produksi bisa lestari. Upaya untuk
meningkatkan Kacang tanah dengan perluasan areal memanfaakan lahan kering
yang belum dikelolah secara optimal, memanfaatkan limbah. pertanian sebagai
pupuk untuk menekan biaya produksi serta pengelolaan tanaman secara baik
(Arinong, 2008).
Adapun Klasifikasi ilmiah dari kacang tanah (Arachis hypogaea L) adalah
sebagai berikut :
Kingdom

: Plantae,

Divisi

: Tracheophyta

Subdivisi

: Angiospermae

Kelas

: Magnoliophyta

Ordo

: Leguminales

Famili

: Papilionaceae

Bangsa

: Aeschynomeneae

Genus

: Arachis

Spesies

: Arachis hypogeae L.

Menurut Ingale (2011) kacang tanah berasal dari Amerika Selatan. Kacang
tanah dapat hidup baik pada wilayah tropis dengan suhu sedang hingga panas
(maksimal

32oC).

Kacang

tanah

dapat

bersimbiosis

dengan

beberapa

mikroorganisme yang dapat membantu pertumbuhan tanaman kacang tanah.


Mikroorganisme yang dapat bersimbiosis seperti rhizobium dan tricoderma.
Pertumbuhan kacang tanah, secara garis besar dapat dibedakan menjadi
dua tipe, yaitu tipe tegak dan tipe menjalar. Pada umumnya percabangan tanaman
kacang tanah tipe tegak sedikit banyak melurus atau hanya agak miring keatas.
Batang utama tanaman kacang tanah tipe menjalar tentu saja lebih panjang

daripada batang utama tipe tegak, biasanya panjang batang utama tipe tegak,
biasanya panjang batang utama antara 33-50cm. Kacang tanah tipe tegak lebih
disukai karena umurnya genjah. Kacang tanah tipe tegak lebih mudah dipungut
hasilnya daripada kacang tanah tipe menjalar (Aak,2006).
Kacang tanah merupakan sumber nutrisi yang baik bagi manusia. Kacang
tanah menyediakan banyak protein yang dapt membantu pertumbuhan dan
perkembangan manusia. Protein yang terdapat di kacang tanah merupakan protein
yang tidak terdapat pada hewan dan tidak di produksi oleh tubuh manusia,
sehingga mengkonsumsi kacang dapat membantu peyediaan nutrisi yang tidak
bisa di produksi oleh tubuh manusia (Atasie, 2009).
Menurut Suprapto (dalam Evita,2012), faktor-faktor yang menyebabkan
rendahnya produksi kacang tanah adalah pengolahan yang kurang optimal
sehingga drainasenya buruk dan strukturnya padat, pemeliharaan tanaman yang
kurang optimal, serangan hama dan penyakit, penanaman varietas yang
berproduksi rendah, mutu benih yang rendah dan periode kekeringan yang cukup
lama terjadi pada fase pengisian polong. Penurunan produksi ini pada umumnya
disebabkan oleh penurunan luas lahan dan produktivitas lahan penanaman kacang
tanah yang terus menurun. Karena itu maka upaya peningkatan produksi kacang
tanah harus melalui intensifikasi, salah satunya dengan pemupukan (Raja ,2013).
Tanaman kacang tanah membutuhkan unsur hara esensial seperti N, P, dan
K untuk pertumbuhan dan produksinya. Fosfor merupakan unsur hara esensial
yang dibutuhkan dalam jumlah yang cukup banyak oleh tanaman. Fosfor sendiri
berperan aktif pada fase generatif seperti berperan dalam mempercepat
pembungaan dan pemasakan buah (Rajadkk, 2013). Usaha untuk memperkuat
jaringan tanaman agar dapat mempertahankan diri dari serangan patogen dapat
dilakukan dengan pemupukan kalium. Pupuk kalium dalam bentuk KCl dapat
membantu memperkuat jaringan tanaman serta mempertebal dinding sel
epidermis sehingga mampu meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan
patogen secara mekanis. Sudir dkk (dalam Nurhayati, 2012).
Agustina (2000) mengatakan bahwa kebutuhan nutrisi kacang tanah dapat
diberikan dengan pupuk anorganik, organik bahkan biofertilizer. Seperti tanaman
legum lainnya, kacang tanah dapat bersimbiosis dengan baik bersama Rhizobium

sp. Simbiosis yang terjadi antara tanaman kacang tanah dan rhizobium dapat
mengurangi penggunaan pupuk urea anorganik. Pupuk organik dapat diberikan
agar kondisi fisik, biologi dan kimia tanah dapat terjaga kesehatannya. Bahan
organik juga berfungsi sebagai bahan makanan untuk mikroba-mikriba yang ada
dalam tanah.
Aplikasi P, Ca dan B dapat mempengaruhi tinggi tanaman, berat total
tanaman dan berat biji per 100 gram. Unsur hara P berfungsi sebagai penentu
kauliatas dari produksi kacang dan dapat membantu pertumbuhan tanaman lebih
spesifik lagi pada masa generatif. Unsur hara Ca memiliki peran lebih spesifik
dalam proses pembentukan buah atau polong. Bila kekuranagn unsur Ca maka
akan berakibat menghasilkan polong yang kosong. Unsur Boron (B) banyak
berperan dalam proses fisiologis dari tanaman seperti sintesis protein dan lain
sebagainya (Kabir, 2013).
Dalam budidaya kacang tanah tidak hanya diperluakan peberian pupuk,
tapi juga pengolahan lahan sangat diperlukan. Saat lahan sudah mengalami
pengolahan akan memudahkan ginofor pada kacang tanah masuk kedalam tanah
dan membentuk polong. Selain untuk memnudahkan ginofor masuk ke dalam
tanah, kondisi tanah gembur akan memudahkan akar untuk tumbuh sehingga
serapan hara dan air dapat maksimal. Pada saat pemanenan kondisi tanah yang
gembur memberi kemudahan pada petani untuk mencabut kacang dengan tingkat
kehilangan polong kacang tanah yang kecil karena tertinggal dalam tanah
(Habiby, 2013).
B. FRUIT SET
Proses penyerbukan bunga kacang tanah terjadi pada malam hari yaitu
sebelum bunga mekar. Proses penyerbukannya yaitu:Tabung kelopak bunga
tumbuh memanjang kira-kira ukuran 5-7 cm, setelah mencapai umur dewasa.
Ujung tabung kelopak bunga yang semula menguncup terjadi gerakan spontan
karena adanya dorongan dari gerakan benang sari. Kuncup itu kemudian terkuak
bersamaan dengan mekarnya standar mahkota bunga mengelilingi dan melindungi
benang sari, karena adanya getaran maka serbuk sari berguguran. Di antara sekian
banyak serbuk sari yang berguguran, ada yang jatuh di dalam kemudian masuk

melalui tangkai panjang dan terjadi proses kapilarisasi yaitu serbuk sari menuju
pada bakal buah. Akhirnya terjadi pembuahan.
Tanaman kacang tanah melakukan penyerbukan sendiri. Penyerbukan
silang pada tanaman kacang dapat terjadi tapi dalam jumlah yang sangat
rendah.Setelah terjadi pembuahan, bakal buah tumbuh memanjang dan sisebut
ginofora. Mula-mula ujung ginofora yang runcing mengarah ke atas tapi setelah
tumbuh memanjang, ginofora tadi mengarah ke bawah (positif geotropic) dan
terus ke dalam tanah. Setelah polonh terbentuk maka proses pertumbuhan
ginofora yang memanjang berhenti. Ginofora dapat tumbuh memanjang dan
mencapai ukuran 6-17 cm. ginofora itu dapat masuk ke dalam tanah yang tipe
pertumbuhannya tegak, ginofora yang terbentuk panjang. Ginofora yang tidak
dapat masuk menembus tanah, akhirnya tidak dapat menembus polong.

C. SEED SET
Proses pembungaan mengandung sejumlah tahap penting, yang semuanya
harus berhasil dilangsungkan untuk memperoleh hasil akhir yaitu biji. Bunga pada
kacang tanah bertipe menjalar.
Menurut Elisa (2004) tahapan dari pembungaan meliputi :
1.

Induksi bunga (evokasi)


Adalah tahap pertama dari proses pembungaan, yaitu suatu tahap ketika

meristem vegetatif diprogram untuk mulai berubah menjadi meristem reproduktif.


Terjadi di dalam sel. Dapat dideteksi secara kimiawi dari peningkatan sintesis
asam nukleat dan protein, yang dibutuhkan dalam pembelahan dan diferensiasi
sel.
2.

Inisiasi bunga
Adalah tahap ketika perubahan morfologis menjadi bentuk kuncup

reproduktif mulai dapat terdeteksi secara makroskopis untuk pertama kalinya.


Transisi dari tunas vegetatif menjadi kuncup reproduktif ini dapat dideteksi dari
perubahan bentuk maupun ukuran kuncup, serta proses-proses selanjutnya yang
mulai membentuk organ-organ reproduktif. Menurut Ashari (1998) tanaman keras
ternyata mempunyai periode inisiasi dan pembungaan yang sangat beragam. Pada

umumnya periode antara inisiasi dan pembungaan berkaitan dengan sifat


tumbuhnya yang juga dipengaruhi oleh iklim. Kebanyakan tanaman tropis dan
subtropis mempunyai periode inisiasi bunga dan antesis yang sangat singkat.
3.

Perkembangan kuncup bunga menuju anthesis (bunga mekar)


Ditandai dengan terjadinya diferensiasi bagian-bagian bunga. Pada tahap

ini terjadi proses megasporogenesis dan mikrosporogenesis untuk penyempurnaan


dan pematangan organ-organ reproduksi jantan dan betina.
4. Anthesis
Merupakan tahap ketika terjadi pemekaran bunga. Biasanya anthesis
terjadi bersamaan dengan masaknya organ reproduksi jantan dan betina, walaupun
dalam kenyataannya tidak selalu demikian. Ada kalanya organ reproduksi, baik
jantan maupun betina, masak sebelum terjadi anthesis, atau bahkan jauh setelah
terjadinya anthesis. Bunga-bunga bertipe dichogamy mencapai kemasakan organ
reproduktif jantan dan betinanya dalam waktu yang tidak bersamaan.

BAB III. METODOLOGI PRAKTIKUM


A. WAKTU DAN TEMPAT
Adapun waktu praktikum ini dilakukan adalah pada hari minggu bulan
januari sampai april 2016 pukul 8.00 wib sampai selesai dan bertempat dilahan
basah pertanian universitas andalas dan dilaboratorium teknologi benih.
B. BAHAN DAN ALAT
Adapun bahan yang digunakan adalah benih kacang tanah, pupuk
kandang,pupuk NPK. Adapun alat yang digunakan adalah cangkul,meteran dan
gembor.
C. RANCANGAN
Praktikum ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 5
perlakuan dan 2 ulangan. Adapun perlakuannya adalah:
1.
2.
3.
4.
5.

Tanpa pemangkasan
Pemangkasan 1 minggu setelah berbunga (MSB)
Pemangkasan 2 minggu setelah berbunga (MSB)
Pemangkasan 3 minggu setelah berbunga (MSB)
Pemangkasan 4 minggu setelah berbunga (MSB)

D. PELAKSANAAN
Adapun pelaksanaan praktikum adalah pembersihan lahan dan pembuatan
bedengan. Bedengan di duat dengan ukuran 2mx1m dilakukan di lahan basah
fakultas pertanian. Kemudian dilakukan pemupukan pupuk kandang setelah itu
dilakukan penanaman. Setelah penanaman di lakukan penyiraman, dan diamati
dan dilakukan ke lima perlakuan tersebut.
E.PENGAMATAN
a. Jumlah biji dalam polong
Jumlahbijidalampolongdiamatidenganmenghitungsemuabiji yang
terdapatdalampolong

b. Berat polong
Beratpolongdihitungdenganmenimbangbobottiappolong.
c. Uji viabilitas
Ujiviabilitasbenihdilakukandenganmengecambahkanbenihpada media
optimum.
d. Uji Vigor
Uji vigor benihdilaukandenganmengecambahkanbenihpada media
suboptimum.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Tinggitanaman
Perlakuan

Rata rata

A1
A2
B1
B2
C1
C2
D1
D2
E1
E2

82,5
62
54,95
58,76
69
67
63,4
61
59
68

B. Jumlahcabang primer
Perlakuan

Rata-rata

A1
A2
B1
B1
C1
C2
D1
D2
E1
E2

26,5
10
10
15,3
18,67
9
15,4
7
10
13

C. Jumlahginofor
Perlakuan

Rata-Rata

A1
A2
B1
B1
C1
C2
D1
D2
E1
E2

58,5
54
14,5
38
74,3
52
6
9
10
50

D. Jumlahpolong
Perlakuan

Rata- Rata

A1
A2
B1
B1
C1
C2
D1
D2
E1
E2

67,5
63,4
20
34
44
36
39
9
69
39

4.2 Pembahasan
Pemangkasan dapat mendorong lebih cepat tumbuhnya tunas baru, yang
berpotensi untuk berbunga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemangkasan
selain dapat meningkatkan hasil bunga juga dapat memperbaiki kualitas bunga
dan penampilan atau figur tanaman menjadi lebih baik tetapi dapat juga
mengadakan produksi bunga menurun. (Satsijah, 2008).
Tunas lateral merupakan subyek pengamat korelasi oleh tunas apikal sehungga
jika tunas apikal dipangkas maka hanya tunas lateral paling atas yang tumbuh
denagn cepat sehingga tunas basal tetap terhambat.Penghambatan tunas lateral
tergantung pada konsentrasi hormon auksin yang diberikan pada permukaan
batang yang dipotong. Sebuah pemberian auksin eksogen pada sebuah tanaman
yang dipotong akan merangsang prtumbuhan pucuk tanaman (Wilkins,
2004). Dominasi pucuk dapat dihilangkan yang pemangkasan. Auksin dibentuk
ujung batang dan ujung akar dari mana ia bergerak ke bagian lain dari tanaman
hasil akhir dari konsentrasi auksin berhubungan dengan pemangkasan.
Pertumbuhan dan juga diferensiasi jaringan dan alat-alat (Anonim, 2010)

Pemangkasam pada pucuk tanaman dilakukan dengan mematahkan dominasi


apikal sehingga pemangkasan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman.

Pemangkasan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, pemangkasan


merupakan suatu tindakan membuang tunas apikal untuk mendorong tanaman
agar bercabang banyak dan menghasilkan tunas baru. Tunas yang terdapat
dipucuk batang dipangkas sehingga tunas-tunas pada ketiak daun muncul. Tunas
yang berada dipucuk adalah pucuk adalah pusat terbentuknya auksin. Auksin
tersebut akan menyebar kebagian batang setelah dilakukan pemangkasan dan
mendorong munculnya tunas lateral. Jika tunas lateralnya semakin banyak maka
akan memperoleh hasil produksi yang maksimal
Wartapa dkk. (2009) menyatakan bahwa pemangkasan adalah salah satu cara
dalam memacu pertumbuhan, dari perombakan timbunan karbohidrat yang
dicadangkan

untuk

pertumbuhan

generatif,

namun

dipergunakan

untuk

pembentukan tunas maupun pembentukan bunga. Penjarangan buah relatif dapat


mempercepat panen, ini dimungkinkan dengan penjarangan akan terjadi proses
penurunan kadar auxin pada jaringan muda. Seperti yang dikemukakan Sunaryono
(1977), bahwa pemangkasan pada

tanaman tomat

dapat mempercepat

pembungaan yang lebih awal. Dimana jumlah buah sangat berkaitan dengan
jumlah cabang tanaman.pengaturan jumlah cabang dapat memberikan jumlah
buah paling banyak. Hal ini disebabkan karena setiap cabang utama akan
terbentuk rangkain buah.
Lewis

(1990)

mengatakan

bahwa

pemangkasan

dapat

menjaga

keseimbangan antara pertumbuhan cabang dan buah. Jumlah cabang pada


tanaman tomat akan berpengaruh terhadap mutu buah maupun mutu benih.
Cabang tanaman yang sedikit dimungkinkan mutu buah dan benih dapat
meningkat. Asimilat yang terbentuk sepenuhnya dapat disimpan pada buah
maupun biji menjadi lebih besar, sehingga mempengaruhi mutu buah maupun
benih. Sebaliknya, apabila jumlah cabang pada tanaman tomat banyak, maka
asimilat banyak dipergunakan untuk pertumbuhan tunas-tunas baru, sehingga
asimilat yang tersimpan pada buah maupun biji menjadi berkurang dan
selanjutnya menyebabkan asimilay yang disimpan pada buah dan biji lebih
sedikit. Oleh karena asimilat yang disimpan buah atau benih sedikit, dapat
mengakibatkan mutu buah maupun benih menurun. Hal ini telah terbukti dalam

penelitian Melulosa (2002), tanaman tomat dengan dua cabang utama


memberikan berat buah dan ukuran terbaik.
Pada jumlah buku subur pengaruh pemangkasan tunas terjadi pada setiap
perlakuan pemangkasan dibandingkan dengan persentase tanpa pemangkasan,
tetapi pada perlakuan pemangkasan 10%, pemangkasan 20% dan pemangkasan
30% tidak ada pengaruh nyata dari perlakuan tersebut. Pada jumlah polong
perlakuan pemangkasan berpengaruh pada perlakuan pemangkasan 20% dan
pemangkasan 10% dibandingkan dengan tanpa pemangkasan tetapi pada
pemangkasan 30% tidak ada pengaruh pemangkasan dibandingkan dengan tanpa
pemangkasan, sedang pada pemangkasan 10%, pemangkasan 20% dan
pemangkasan 30% tidak berpengaruh nyata pada perlakuan pemangkasan.
Pemangkasan dilakukan agar sinar matahari leluasa menyinari bagian tanaman,
sehingga daun akan lebih baik dan produktif dalam menghasilkan karbohidrat,
keadaan ini menguntungkan tanaman karena dapat mengurangi gangguan hama
dan penyakit. Pada jumlah polong berisi tanaman pengaruh perlakuan
pemangkasan terjadi pada pemangkasan 10% saja, sedangkan pada pemangkasan
30% dan pemangkasan 20% tidak berpengaruh nyata dibandingkan perlakuan
tanpa pemangkasan, dan pada perlakuan pemangkasan 10% tidak berpengaruh
nyata dibandingkan pemangkasan 20%. Pada jumlah biji pengaruh perlakuan
pemangkasan sama dengan pada jumlah polong berisi tanaman. Pada jumlah
bobot 100 biji pengaruh perlakuan pemangkasan juga sama dengan variabel
jumlah polong dan jumlah biji. Dengan adanya pemangkasan terjadi penambahan
cahaya sebesar 25% mulai akhir vegetatif dapat meningkatkan hasil sebesar 144 252% (Matthew dkk., 2000). Pemangkasan tunas ini terdapat pengaruh pada
setiap variabel yang diamati, pada variabel tinggi tanaman menunjukkan adanya
pengaruh pemangkasan tunas hal ini membuktikan bahwa semakin besar
pemangkasan tunas maka akan memperlambat tinggi tanaman tersebut
dikarenakan beberapa hal salah satunya adalah hilangnya tunas apikal sebagai
pusat pertumbuhan tinggi tanaman, tinggi tanaman masih dapat terjadi tetapi
hanya pada pemanjangan ruas atau buku tanaman tersebut. Pertumbuhan tanaman
dipengaruhi oleh berbagai macam faktor , antara lain adalah Zat Pengatur Tumbuh
(ZPT) pada tanaman (plant regulator). Contoh zat pengatur tumbuh itu antara lain

adalah auksin. Auksin dibentuk di koleoptil atau ujung batang dan akar yang
berfungsi pada pemanjangan tunas apikal (tunas pertama yang tumbuh cepat),
akibat dari dominansi apikal, yaitu terhambatnya pertumbuhan tunas lateral (tunas
ketiak daun). Untuk itu pemangkasan tunas apikal perlu dilakukan agar tunas
lateral dapat tumbuh. Pada variabel jumlah cabang utama pada tanaman
menunjukkan

pengaruh

penambahan

jumlah

cabang

pemangkasan pada tunas tanaman tersebut.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan

setelah

dilakukan

Pemangkasan

pada

tunas

apikal

akan

merangsang

tumbuhnya

tunas

lateral . Pemangkasan pada umumnya bertujuan untuk memperbanyak buah yang


dihasilkan oleh suatu tanaman. Tanaman yang tunas apikalnya tidak dipangkas
akan menghambat pertumbuhan tunas lateral

yang disebut dominasi apikal.

Faktor yang berpengaruh terhadap pemangkasan adalah faktor tanaman,faktor


lingkungan dan faktor perlakuan.Perawatan secara maksimal pada masa
petumbuhan tanaman perlu diperlukan secara intensif agar diperoleh hasil yang
maksimal. Manfaat pemangkasan adalah: Unsur hara yang diserap tanaman akan
dimamfaatkan semaksimal mungkin oleh tanaman untuk memperbesar buah yang
dipelihara, intensitas cahaya matahari yang masuk ketanaman lebih banyak
sehingga akan mengurangi terjadinya serangan hama penyakit, beban batang
tanaman tidak terlalu berat untuk menyangga buah sehingga, kerobohan dapat
dikurangi.
5.2 saran
Untuk kedepannya agar lebih hati hati dan mengetahui cara begitupun teknik
pemangkasan pada bunga kacang tanah. Sehingga didapat nanti hasil biji yang
baik. Perawatan yang meliputi penyiraman dan penyiangan hendaknya dilakukan
secara rutin agar pertumbuhan tanaman sesuai harapan.

DAFTAR PUSTAKA

Aak. 2006. Kacang Tanah. Yogyakarta : Kanisius.


Agustina Liliek. 2000. Nutrisi Tanaman. Bogor : Bineka Cipta
Arinong R. 2008. dkk. Peningkatan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogeae
L.) dengan Pemberian Jerami Padi dan Pupuk Kandang. Agrisistem 2(2):
70-73.
Atasie V. et al. 2009. Proximate Analysis and Physico-Chemical Properties of
Groundnut (Arachis hypogaea L). Nutrition 8(2): 194-197.
Evita. 2012. Pertumbuhan dan Hasil Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Pada
Perbedaan Tingkatan Kandungan Air. Agroteknologi 1(1) : 30 36.
Feronika M. dkk. Evaluasi Produktifitas dan Kualitas Beberapa Varetas Kacang
Tanah (Arachis hypogaea L.) di Tanah Bertekstur Liat. Agroteknologi 1(2) :
201 2013.
Habiby R. dkk. 2013. Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah ( Arachis
hypogaea L.) Pada Beberapa Ppengolahan Tanah Inseptisol dan Pemberian
Pupuk Kascing. Agroteknologi 1(4) : 1183 1193.
Ingale S and Shrivastava K. S. 2011. Nutritional study of new variety of
groundnut (Arachis hypogaea L.) JL-24 seeds. Food Science 5(8) : 490
498.
Kabir R. et al.2013.Effect of Phosphorus, Calcium and Boron on the Growth and
Yield of Groundnut (Arachis hypogea L.). Bio-Science and BioTechnology 5(3) : 51-60.
Raja L. dkk. 2013. Respon Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah Terhadap
Bahan Oorganik Tithonia diversifolia dan Pupuk SP-36. Agroteknologi
1(3) : 725- 731.

Anda mungkin juga menyukai