I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang cukup digemari oleh masyarakat karena rasanya yang manis. Disamping itu,
jagung manis mempunyai peranan cukup besar dalam memenuhi kebutuhan gizi
masyarakat (Novira dkk., 2015). Selain bijinya, bagian lain seperti batang dan
daun muda dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak, batang dan daun tua (setelah
panen) untuk pupuk hijau/kompos, batang dan daun kering untuk bahan bakar
pengganti kayu bakar, buah jagung muda bisa dijadikan untuk sayuran, dan lain
sebagainya (Syofia dkk., 2014). Dengan demikian, tanaman jagung manis sangat
rendah hanya mencapai 4,81 ton/ha (BPS, 2016). Produktivitas tersebut jauh
dibawah potensi hasil jagung manis yang mampu mencapai 14-18 ton/ha. Salah
satu penyebabnya yaitu pemberian pupuk dan jumlah hara yang tersedia di dalam
Jagung manis atau sweet corn merupakan tanaman pangan yang mudah
dipanen saat masih muda (genjah) dan memiliki rasa lebih manis dari jagung
biasa. Menurut Thompson dan Kelly (1957) pertumbuhan jagung manis terbaik
didapatkan pada daerah beriklim tropik. Secara geografis terletak di daerah tropis
menjadikan hampir semua tanaman tumbuh dengan baik termasuk jagung manis.
Hal ini berarti bahwa peluang usaha pengembangan jagung manis di Indonesia
2
mempunyai prosepek yang cukup baik. Salah satu upaya peningkatan produksi
jagung manis yaitu melalui intensifikasi dengan pola tanam yang sesuai.
pokok, namun kebutuhan bawang merah tidak dapat dihindari oleh konsumen
rumah tangga sebagai pelengkap bumbu masakan sehari-hari. Kegunaan lain dari
bawang merah ialah sebagai obat tradisional yang manfaatnya sudah dirasakan
makanan akhir- akhir ini juga sangat cenderung meningkatkan kebutuhan bawang
tahun baik untuk konsumsi dan bibit dalam negeri mengalami peningkatan sebesar
5%. Hal ini sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk yang setiap tahunnya
bahwa produksi bawang merah di Indonesia dari tahun 2011–2015 yaitu sebesar
893.124 ton, 964.195 ton, 1.010.773 ton, 1.233.984 ton, 1.229.184 ton. Pada tahun
2014 yaitu sebesar 0,39%. Luas panen bawang merah di Indonesia tahun 2011-
2015 yaitu seluas 93.667 Ha, 99.519 Ha, 98.937 Ha, 120.704 Ha, 122.126 Ha.
Luas panen nasional bawang merah tahun 2015 hanya mengalami pertumbuhan
negeri meskipun hal ini akan produksi dalam negeri kurang diminati (Dewi,
2012). Dengan demikian, produktivitas dan mutu hasil bawang merah perlu
organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan dan manusia yang
kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur.Kelebihan dari pupuk organik ini
adalah mampu mengatasi defisiensi hara secara cepat, tidak bermasalah dalam
pencucian hara, dan juga mampu menyediakan hara secara cepat. Jika
merusak tanah dan tanaman meskipun sudah digunakan sesering mungkin. Selain
itu, pupuk ini juga memiliki bahan pengikat sehingga larutan yang diberikan ke
Pupuk anorganik adalah pupuk yang dibuat atau disintesis dari bahan-bahan
yang cukup tinggi dan efek yang ditimbulkan apabila diaplikasikan terhadap
tanaman akan tampak lebih cepat. Salah satu jenis pupuk anorganik yaitu Pupuk
majemuk NP, pupuk majemuk NK dan NPK dan . Pupuk majemuk NPK
B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah, yang pertama untuk mengetahui
budidaya tanaman jagung dengan perlakuan pupuk NPK 16:16:16 dengan dosis
yang berbeda untuk setiap bedengan. Yang kedua untuk mengetahui pertumbuhan
dan hasil pada tanaman jagung dan bawang pada pola tanam tumpangsari.
C. Manfaat
dihasilkan.
4
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang
terpenting selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika
Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika
sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (daun maupun
tongkolnya), diambil minyaknya (dari biji), dibuat tepung (dari biji, dikenal
dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung
biji dan tepung tongkolnya). Produksi jagung terbesar di Indonesia terjadi di Pulau
Jawa yakni Jawa Timur dan Jawa Tengah masing-masing 5 juta ton tahun-1,
setelah itu di ikuti beberapa di daerah Sumatera antara lain di daerah Medan dan
Lampung, sehingga produksi jagung yang dimiliki Indonesia mencapai 16 juta ton
Zea Mays L. Tanaman jagung termasuk jenis tanaman semusim. akar tanaman
jagung dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada kondisi tanah yang sesuai
untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. pada kondisi tanah yang subur
dan gembur, jumlah akar tanaman jagung sangat banyak. sementara pada tanah
Jagung (Zea mays. L.) merupakan kebutuhan yang cukup penting bagi
kehidupan manusia dan hewan. Jagung mempunyai kandungan gizi dan serat
kasar yang cukup memadai sebagai bahan makanan pokok pengganti beras. Selain
sebagai makanan pokok, jagung juga merupakan bahan baku makanan ternak.
olahan untuk minyak goreng, tepung maizena, ethanol, asam organik, makanan
kecil dan industri pakan ternak. Pakan ternak untuk unggas membutuhkan jagung
sebagai komponen utama sebanyak 51,4 % (Tim Karya Tani Mandiri, 2010).
diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap
berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m.
Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum
meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah
cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang
membantu menyangga tegaknya tanaman (Barnito, 2009). Pada buku ruas terdapat
tunas yang berkembang menjadi tongkol. Akar tanaman jagung dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik pada kondisi tanah yang sesuai untuk pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Pada konsisi tanah yang subur dan gembur, jumlah akar
6
tanaman jagung cukup banyak. Sementara pada tanah yang kurang baik (jelek)
akar yang tumbuh jumlahnya terbatas (sedikit). Perakaran tanaman jagung diawali
Bersamaan dengan tumbuhnya radicle akan tumbuh pula akar primer (seminal
root) yang muncul dari buku (nodia) terbawah. Selanjutnya, sekitar 10 hari setelah
berkecambah akan tumbuh akar adventif (fibrious root system, akar serabut) yang
muncul dari nodia (buku) di atasnya. Akar kecambah (radicle) dan akar primer
root system) terus tumbuh selama tanaman jagung tetap hidup (Rukmana, 2010).
Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu,
namun tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak
terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang yang dimiliki jagung
dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun.
Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stoma pada daun jagung
berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stoma dikelilingi sel-
sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon
tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun. Jagung memiliki bunga jantan
dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu tanaman (monoecious). Tiap
kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang disebut
floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal: gluma).
7
(inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina
tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah
daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol
dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas
prolifik. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih
dini daripada bunga betinanya (protandri). Bunga betina jagung berupa "tongkol"
kering biji. Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa campuran amilosa
dan amilopektin. Pada jagung ketan, sebagian besar atau seluruh patinya
gizi, tetapi lebih berarti dalam pengolahan sebagai bahan pangan. Jagung manis
tidak mampu memproduksi pati sehingga pada biji jagung akan terasa lebih manis
Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada
meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Buah Jagung siap panen Beberapa
varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut
sebagai varietas prolifik. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan
2-5 hari lebih dini daripada bunga betinanya protandri (Soemadi, 2000).
8
daerah tropis Indonesia, jagung tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran
rendah sampai daerah yang mempunyai ketinggian 1.300 meter dari permukaan
laut (dpl). Meskipun demikian, tanaman jagung akan tumbuh dan berproduksi
secara optimal pada daerah dataran rendah sampai ketinggian 750 meter di atas
permukaan laut. Beberapa varietas jagung unggul yang baru dirilis dapat
jagung, antara lain penyinaran matahari, suhu udara dan curah hujan. Intensitas
sinar matahari yang baik mencapai 100% (tempat terbuka), curah hujan antara 100
– 200 mm/bulan, suhu udara antara 240C – 300C, dengan tipe iklim A-E
(Oldeman). Suhu udara yang ideal untuk perkecambahan benih jagung antara
300C – 320C dengan kapasitas air tanah antara 25 – 60%. Selama pertumbuhan
tanaman jagung membutuhkan suhu optimum antara 230C – 270C dengan curah
hujan optimum antara 100 – 125 mm/bulan dan merata sepanjang musim tanam
jagung berkisar antara 210C – 300C. Akan tetapi untuk pertumbuhan yang baik
tanaman jagung khususnya jagung hibrida suhu yang optimal adalah 230C –
270C, suhu sekitar 250C akan mengakibatkan perkecambahan biji jagung lebih
cepat dan suhu tinggi lebih dari 400 C akan mengakibatkan kerusakan embrio.
Tanaman bawang merah diduga berasl dari Asia Tengah, terutama Palestina
dan India, tetapi sebagian lagi memperkirakan asalnya dari Asia Tenggara dan
Mediteranian. Pendapat lain menyatakan bawang merah berasal dari Iran dan
pegunungan sebelah Utara Pakistan, namun ada juga yang menyebutkan bahwa
9
tanaman ini berasal dari Asia Barat, yang kemudian terus berkembang ke negara
guna menambah citarasa dan kenikmatan masakan. Di samping itu, tanaman ini
juga berkhasiat sebagai obat tradisional, misalnya obat demam, masuk angin,
diabetes melitus, disentri dan akibat gigitan serangga (Samadi dan Cahyono,
1,5 g, lemak 0,3 g, kalsium 36 mg, fosfor 40 mg vitamin C 2 g, kalori 39 kkal, dan
air 88 g serta bahan yang dapat dimakan sebanyak 90%. Komponen lain berupa
yaitu akar, batang, daun, bunga, buah dan biji. Tanaman Bawang merah memiliki
akar serabut dengan sistem perakaran dangkal dan bercabang terpencar, pada
kedalaman antara 15-20 cm di tanah dengan diameter akar 2-5 mm (AAK, 2004).
atas batang sejati merupakan umbi semu, berupa umbi lapis (bulbus) yang berasal
dari modifikasi pangkal daun bawang merah. Pangkal dan sebagian tangkai daun
Apabila dalam pertumbuhan tanaman tumbuh tunas atau anakan, maka akan
terbentuk beberapa umbi yang berhimpitan yang dikenal dengan istilah “siung”.
10
Pertumbuhan siung biasanya terjadi pada perbanyakan bawang merah dari benih
umbi dan kurang biasa terjadi pada perbanyakan bawang merah dan biji. Warna
kulit umbi beragam, ada yang merah muda, merah tua, atau kekuningan,
Daun bawang merah bertangkai relatif pendek, berwarna hijau muda hingga
hijau tua, berbentuk silinder seperti pipa memanjang dan berongga, serta ujung
meruncing, berukuran panjang lebih dari 45 cm. Pada daun yang baru bertunas
biasanya belum terlihat adanya rongga. Rongga ini terlihat jelas saat daun tumbuh
menjadi besar. Daun pada bawang merah ini berfungsi sebagai tempat fotosintesis
terhadap kesehatan tanaman. Setelah tua daun menguning, tidak lagi setegak daun
yang masih muda, dan akhirnya mengering dimulai dari bagian bawah tanaman.
Daun relatif lunak, jika diremas akan berbau spesifik seperti bau bawang merah.
Setelah kering di penjemuran, daun tanaman bawang merah melekat relatif kuat
Bunga bawang merah terdiri atas tangkai bunga dan tandan bunga. Tangkai
bunga berbebentuk ramping, bulat, dan memiliki panjang lebih dari 50 cm.
Pangkal tangkai bunga di bagian bawah agak menggelembung dan tangkai bagian
atas berbentuk lebih kecil. Pada bagian ujung tangkai terdapat bagian yang
berbentuk kepala dan berujung agak runcing, yaitu tandan bunga yang masih
muncul kuncup bunga dengan ukuran tangkai kurang dari 2 cm (Sumadi, 2003).
Seludang tetap melekat erat pada pangkal tandan dan mengering seperti
kertas, tidak luruh hingga bunga-bunga mekar. Jumlah bunga dapat lebih dari 100
kuntum. Kuncup bunga mekar secara tidak bersamaan. Dari mekar pertama kali
11
hingga bunga dalam satu tandan mekar seluruhnya memerlukan waktu sekitar
seminggu. Bunga yang telah mekar penuh berbentuk mirip payung (Pitojo, 2003).
putik. Tiap kuntum bunga terdiri atas enam daun bunga yang berwarna putih,
enam benang sari yang berwarna hijau kekuning-kuningan, dan sebuah putik,
memiliki putik sangat kecil dan pendek atau rudimenter, yang diduga sebagai
bunga steril. Meskipun jumlah kuntum bunga banyak, namun bunga yang berhasil
Bakal biji bawang merah tampak seperti kubah, terdiri atas tiga ruangan
persarian akan tumbuh membentuk buah, sedangkan bunga-bunga yang lain akan
mengering dan mati. Buah bawang merah berbentuk bulat, didalamnya terdapat
biji yang berbentuk agak pipih dan berukuran kecil. Pada waktu masih muda, biji
berwarna putih bening dan setelah tua berwarna hitam (Pitojo, 2003).
pembentukan umbi cukup banyak. Di lain pihak, bawang merah juga paling tidak
tahan terhadap air hujan, tempat-tempat yang selalu basah atau becek. Sebaiknya
Dengan demikian, bawang merah selama hidupnya di musim kemarau akan lebih
Daerah yang paling baik untuk budidaya bawang merah adalah daerah
beriklim kering yang cerah dengan suhu udara panas. Tempatnya yang terbuka,
tidak berkabut dan angin yang sepoi-sepoi. Daerah yang mendapat sinar matahari
12
penuh juga sangat diutamakan, dan lebih baik jika lama penyinaran matahari lebih
Ketinggian tempat yang terbaik untuk tanaman bawang merah adalah kurang dari
800 m di atas permukaan laut (dpl). Namun sampai ketinggian 1.100 m dpl,
tanaman bawang merah masih dapat tumbuh. Ketinggian tempat suatu daerah
berkaitan erat dengan suhu udara, semakin tinggi letak suatu daerah dari
Pada suhu tersebut udara agak terasa panas, sedangkan suhu rata-rata pertahun
yang dikehendaki oleh tanaman bawang merah adalah sekitar 30 oC. Selain itu,
iklim yang agak kering serta kondisi tempat yang terbuka sangat membantu proses
pertumbuhan tanaman dan proses produksi. Pada suhu yang rendah, pembentukan
umbi akan terganggu atau umbi terbentuk tidak sempurna (Sumadi, 2003).
gembur, subur, dan banyak mengandung bahan-bahan organik. Tanah yang sesuai
bagi pertumbuhan bawang merah misalnya tanah lempung berdebu atau lempung
berpasir, yang terpenting keadaan air tanahnya tidak menggenang. Pada lahan
yang sering tergenang harus dibuat saluran pembuangan air (drainase) yang baik.
dua jenis atau lebih tanaman pada satu areal lahan tanam dalam waktu yang
bersamaan atau gak bersamaan. Tumpang sari yang umum dilakukan adalah
penanaman dalam waktu yang hampir bersamaan untuk dua jenis tanaman
budidaya yang sama, seperti jagung dan kedelai, atau jagung dan kacang tanah.
Sistem Tumpang sari bisa menghemat biaya pengolahan lahan serta meningkatkan
Tumpang sari adalah sistem bercocok tanam dengan menanam dua atau
lebih jenis tanaman yang lain famili secara serempak. Keuntungan tumpang sari
tumpang sari berasal semua masih dapat diperoleh nilai tambah, dan Mengurangi
erosi dan bisa didapatkan tanaman yang lain jika salah satu mati. ( Thahir, 1999).
Masalah yang selalu dihadapi sistem tumpang sari adalah adanya persaingan
dalam mendapatkan unsur hara, air, ruang tumbuh, dan cahaya. Cahaya matahari
merupakan salah satu faktor pembatas produksi pada tanaman kacang hijau.
sistem tumpang sari juga dapat menyebabkan terjadinya kompetisi antar tanaman
dalam hal pemanfaatan hara, air, radiasi matahari, dan ruang tumbuh sehingga
produktif. Salah satu usaha untuk mengoptimalkan lahan pertanian yang ada
lahan menjadi tinggi, jenis komoditas yang dihasilkan beragam, hemat dalam
pemakaian sarana produksi dan resiko kegagalan dapat diperkecil (Beets 1992).
Pupuk anorganik adalah pupuk yang dibuat atau disintesis dari bahan-bahan
yang cukup tinggi dan efek yang ditimbulkan apabila diaplikasikan terhadap
tanaman akan tampak lebih cepat. Salah satu jenis pupuk anorganik yaitu Pupuk
sifatnya yang mudah larut dan kandungan yang tinggi. Salah satu pupuk
anorganik yang digunakan adalah pupuk NPK. Pupuk ini mengandung hara utama
dengan komposisi 10% nitrogen, 10% fosfor dan 14% kalium. Kelebihan pupuk
NPK yaitu dengan satu kali pemberian pupuk dapat mencakup beberapa unsur
hara sehingga lebih efisien dalam penggunaan bila dibandingkan pupuk tunggal.
15
Pupuk buatan ini memang sengaja dibuat dari bahan-bahan kimia guna
menambah atau menggantikan unsur hara yang hilang terserap oleh tanaman
sebelumnya, tercuci oleh aliran air, atau bereaksi dengan unsur kimia lain. Pupuk
buatan juga dapat berfungsi menambah hara pada lahan miskin hara terutama
unsur hara pokok yang biasa di serap tanaman dalam jumlah besar. Kita
mengetahui, bahwa tanaman memerlukan unsur hara makro dan unsur hara mikro.
Unsur hara makro ini diperlukan oleh tanaman dalam jumlah besar. Peranan
pupuk buatan ialah menyediakan kebutuhan hara dalam waktu yang singkat.
majemuk yang memiliki komposisi unsur hara yang seimbang dan dapat larut
memiliki beberapa keunggulan antara lain sifatnya yang lambat larut sehingga
penjerapan oleh koloid tanah. Selain itu, pupuk NPK mutiara memiliki kandungan
hara yang seimbang, lebih efisien dalam pengaplikasian, dan sifatnya tidak terlalu
Menurut Pirngadi et al. (2005), salah satu cara untuk mengurangi biaya
produksi serta meningkatkan kualitas lahan dan hasil tanaman adalah dengan
menggunakan pupuk majemuk adalah penggunaannya yang lebih efisien baik dari
segi pengangkutan maupun penyimpanan. Selain itu, pupuk majemuk seperti NPK
bahwa unsur hara yang dikandung telah lengkap sehingga tidak perlu
penggunaan pupuk NPK akan menghemat biaya pengangkutan dan tenaga kerja
dalam penggunaannya.
17
Tiga, Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru. Praktikum ini dilaksanakan selama
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah gunting, cangkul, parang,
garu, gembor, gelas, penggaris, kamera dan alat tulis. Sedangkan bahan yang
diguakan dalam praktikum ini adalah benih jagung varitas Bonanza Now F1, bibit
bawang merah, pupuk NPK 16:16:16, dithane M 45 tali rapia, kayu, tanah dan air.
C. Rancangan Praktikum
yang terdiri dari dua faktor yaitu faktor 1 pupuk NPK Mutiara 16:16:16 (N) yang
terdiri dari tiga taraf, dan faktor 2 adalah pupuk organik cair (H) yang juga terdiri
dari tiga taraf. Dengan kedua faktor tersebut diperoleh sembilan kombinasi
1. Faktor N adalah dosis pemberian pupuk NPK mutiara 16:16:16 terdiri dari
N1 : 15 gram/plot
N2 : 20 gram/plot
N3 : 25 gram/plot
18
2. Faktor H adalah dosis pemberia pupuk organik cair terdiri dari tiga taraf
yaitu :
H1 : 20 ml/liter air
H2 : 30 ml/liter air
H3 : 40 ml/liter air
Tabel 1. Kombinasi Perlakuan NPK Mutiara 16:16:16 dan pupuk organik cair
statistik dan apabila dari hasil sidik ragam terdapat perbedaan yang nyata maka
D. Pelaksanaan praktikum
Mahasiswa melakukan kegiatan sanitasi lahan dari gulma yang berada pada
kebun percobaan menggunakan parang, garu dan cangkul. Semua sampah dan
gulma dikumpulkan pada satu tempat dan dibakar, serta pengukuran pembuatan
patokan plot dengan ukuran 1 X 2 meter menggunakan tali rafia. Lalu patokan
2. Pembuatan plot
mengikuti tali dengan tinggi plot satu mata cangkul atau 25-30 cm.
19
3. Penanaman
dengan pola tumpangsari antara jagung dan bawang merah yaitu bawang merah
4. Pemupukan
Pupuk yang digunakan yaitu pupuk NPK 16:16:16 dan pupuk organic cair
yaitu dengan taraf N2H1 b dengan dosis N1=20 gram/plot dan H2=20 ml/liter air
5. Pemeliharaan
a. Penyiraman
dua kali (pagi dan sore hari). Penyiraman diberikan secukupnya yaitu tanah
dalam kondisi lapang tidak kelebihan atau kekurangan agar tanah tetap
lembab.
b. Penyiangan
gulma yaitu dengan mencabut dengan tangan. hal ini dilakukan dengan
yaitu dengan mencabut gulma yang berada disekitar areal pertanaman dan
c. Penyulaman
optimal.
awal lahan tersebut dan secara kuratif dengan pemberian bahan kimia
6. Panen
kecokelatan. Umumnya tanaman jagung bisa dipanen sekitar 100 hst. Dipanen
E. Parameter pengamatan
1. Tinggi Tanaman
2. Umur Berbunga
Umur muncul bunga diamati dengan menandai dan mencatat hari pada
saat bunga pertama keluar. Data dari hasil pengamatan dianalisis secara
Jumlah togkol diamati dengan menghitung setiap buah yang muncul dan
layak panen dalam plot penanaman. Data dari hasil pengamatan dianalisis
4. Umur Panen
Pengamatan umur panen dilakukan pada saat tanaman jagung telah besar,
berisi, dan juga ditandai dengan rambut jagung yang telah kering menghitam.
Data dari hasil pengamatan dianalisis secara statistik dan disajikan dalam
bentuk tabel.
5. Berat Tongkol
6. Panjang Tongkol
7. Lilit Tongkol
Diukur mengguakan meteran tali agar tongkol mudah dililit dan dilihat
22
pada jagung secara horizontal dengan posisi jagung tegak lurus keatas. Data
dari hasil pengamatan dianalisis secara statistik dan disajikan dalam bentuk
tabel.
23
A. Tinggi Tanaman
utama perlakuan pupuk organik cair dan NPK Mutiara memberikan pengaruh
Tabel 2. Jumlah tinggi tanaman dengan perlakuan Pupuk NPK 16:16:16 dan
Pupuk Organik Cair
Pupuk Organik Cair
Pupuk NPK Rerata
H1 (20 ml) H2 (30 ml) H3 (40 ml)
N1 (15 gram) 177,48 189,37 178,44 181,76
N2 (20 gram) 189,87 188,62 180,06 186,18
N3 (25 gram) 169,50 209,62 192,25 190,46
Rerata 178,62 195,87 183,58
KK=10,67
NPK 16:16:16 dan Pupuk organik cair mampu memberikan pertumbuhan yang
baik, namun hasilnya tidak berbeda nyata. Dari semua perlakuan di dapatkan hasil
tinggi tanaman terbaik adalah pada interaksi perlakuan N3H2 yaitu rerata 209,62
cm per tanaman. Pada perlakuan utama pemberian pupuk NPK terbaik adalah
pupuk organik cair terbaik adalah H2 30 ml/tanaman dengan rerata 195,87 cm per
tanaman.
oleh ketersediaan unsur hara pada suatu lahan budidaya. Berdasarkan penelitian
haranya rendah serta lambat tersedia bagi tanaman. Kandungan hara yang cukup
24
Menurut (Susanti et al., 2008 dalam Hastuti dkk) Pada peningkatan tinggi
tanaman dapat dipengaruhi oleh ketersediaan unsur hara NPK yang sejalan
dengan meningkatnya dosis pupuk organik yang diberikan. Pupuk organik dapat
memperbaiki kondisi tanah dalam keadaan gembur serta hara yang cukup dalam
tanah. Dalam Hastuti dkk, kondisi tanah yang baik akan menciptakan lingkungan
tumbuh yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman Menurut Kresnatita et al. (2013)
B. Umur Berbunga
maupun pengaruh utama perlakuan pupuk organik cair dan NPK Mutiara
memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap muncul bunga tanaman jagung.
Tabel 3. Umur berbunga tanaman dengan perlakuan Pupuk NPK 16:16:16 dan
Pupuk Organik Cair
Pupuk Organik Cair
Pupuk NPK Rerata
H1 (20 ml) H2 (30 ml) H3 (40 ml)
N1 (15 gram) 45,75 47,75 46,75 46,75
N2 (20 gram) 44,75 45,25 48,25 46,08
N3 (25 gram) 46,50 47,25 45,25 46,33
Rerata 45,67 46,75 46,75
KK=5,20
Pada tabel 3 dapat dilihat bahwa menunjukkan umur muncul bunga pada
tanaman jagung berkisar antara 45 sampai 48 hst. Untuk umur munculnya bunga
tanaman yang terbaik adalah pada interaksi perlakuan N2H1 yaitu 44,75 hst. Dan
pada perlakuan utama pemberian pupuk NPK umur muncul bunga terbaik adalah
pada perlakuan N2 20 gram/tanaman yaitu dengan rerata 46,08 hari setelah tanam.
25
jagung dapat dipengaruhi oleh unsur nitrogen dalam tanah, karena nitrogen selain
dalam proses pembentukan bunga. Sesuai dengan anlisis ragam, muncul bunga
maupun pengaruh utama perlakuan pupuk organik cair dan NPK Mutiara
memberikan pengaruh tidak nyata terhadap jumlah tongkol per plot tanaman
jagung.
Tabel 4. Jumlah tongkol per tanaman dengan perlakuan Pupuk NPK 16:16:16 dan
Pupuk Organik Cair
Pupuk Organik Cair
Pupuk NPK Rerata
H1 (20 ml) H2 (30 ml) H3 (40 ml)
N1 (15 gram) 4,00 5,75 5,25 5,00
N2 (20 gram) 7,00 6,50 4,75 6,08
N3 (25 gram) 5,50 4,50 4,75 4,92
Rerata 5,50 5,58 4,92
KK=33,46
pupuk NPK 16:16:16 dan Pupuk organik cair mampu memberikan hasil yang
baik terhadap jumlah tongkol per plot, namun hasilnya tidak berbeda nyata. Pada
jumlah tongkol jagung per plot terbaik adalah pada interaksi perlakuan N2H1
26
yaitu 7 tongkol per plot. Pada perlakuan utama pemberian pupuk NPK terbaik
pertumbuhan yang baik ditunjang oleh penyerapan unsur hara yang cukup
tanaman yang pada akhirnya akan meningkatkan hasil jagung secara nyata.
tanaman seperti nitrat, fosfat, sulfat, borat, dan klorida serta meningkatkan
ketersediaan hara makro untuk kebutuhan tanaman dan memperbaiki sifat fisika,
kimia dan biologi tanah (Lestari, 2015). Jamilin (2011) menyatakan bahwa secara
akar ini biasanya menghasilkan hasil panen yang lebih tinggi pada tanaman
semusim. Fungsi fosfor dapat mempercepat pembentukan buah dan biji serta
pupuk nitrogen. Salah cara dengan pemberian pupuk organik cair dan NPK
16:16:16.
D. Umur Panen
utama perlakuan pupuk organik cair dan NPK Mutiara memberikan pengaruh
27
tidak nyata terhadap umur panen tanaman jagung. Hasil yang tidak nyata ini dapat
dilihat pada kondisi jagung yang dipanen dilakukan secara bersamaan. Hasil
Tabel 5. Umur panen tanaman dengan perlakuan Pupuk NPK 16:16:16 dan Pupuk
Organik Cair
Pupuk Organik Cair
Pupuk NPK Rerata
H1 (20 ml) H2 (30 ml) H3 (40 ml)
N1 (15 gram) 78,00 78,00 78,00 78,00
N2 (20 gram) 78,00 78,00 78,00 78,00
N3 (25 gram) 78,00 78,00 78,00 78,00
Rerata 78,00 78,00 78,00
KK=1,82
Pada tabel 5 dapat dilihat bahwa seluruh tongkol tanaman jagung di panen
dalam waktu yang bersamaan. Panen jagung sangat ditentukan oleh pembentukan
buah serta kecepatan pengisian biji dalam tongkol, semakin cepat proses tersebut
maka panen akan semakin cepat. Pembentukan dan pengisian biji ini ditentukan
oleh unsur hara dalam tanah. Menurut Poultan dkk (1989) tanaman dalam proses
hara makro primer yaitu N, P, dan K dalam jumlah yang cukup dan berimbang
pada saat di awal proses praktikum penanaman terjadi bencana asap yang
mulai membaik, namun terjadi hujan secara terus menerus dengan intensitas yang
sangat tinggi. Hal ini juga berpengaruh terhadap ketersediaan hara dalam tanah
karena telah tercuci. Hujan bermanfaat bagi tanaman dalam menyediakan unsur
28
nitrogen dan sulfur, namun dapat mengakibatkan tanaman keracunan dan daun
sehingga hasil biji tanaman jagung meningkat. Hal ini diperkuat Novizan (2002)
bahwa ukuran buah dan kualitas buah pada fase generatif akan dipengaruhi oleh
E. Berat Tongkol
utama perlakuan pupuk organik cair dan NPK Mutiara memberikan pengaruh
Tabel 6. Berat tongkol tanaman dengan perlakuan Pupuk NPK 16:16:16 dan
Pupuk Organik Cair
Pupuk Organik Cair
Pupuk NPK Rerata
H1 (20 ml) H2 (30 ml) H3 (40 ml)
N1 (15 gram) 433,85 380,95 411,12 408,64
N2 (20 gram) 474,50 472,50 417,59 454,86
N3 (25 gram) 410,37 440,95 446,50 432,61
Rerata 439,57 431,46 425,07
KK=18,24
Pada tabel 6 dapat dilihat bahwa seluruh perlakuan pemberian dosis pupuk
NPK 16:16:16 dan Pupuk organik cair mampu memberikan hasil yang baik,
namun hasilnya tidak berbeda nyata. Untuk berat tongkol yang terbaik adalah
pada interaksi perlakuan N2H2 dengan rerata 474,50 gram per tongkol. Pada
organik cair terbaik adalah H1 20 ml/tanaman dengan rerata 439,57 gram per
tongkol.
Menurut Palungkun dan Budiarti (1995) Berat tongkol pada jagung diduga
dipengaruhi oleh ketersediaan unsur hara dalam tanah, unsur hara P dibutuhkan
pembentukan biji dalam barisan tidak sempurna serta ukuran biji kecil. Selain itu,
biji menjadi tidak sempurna, serta ujung tongkol bagian atas tidak berisi (Effendi,
1990).
F. Panjang Tongkol
pengaruh utama perlakuan pupuk organik cair dan NPK Mutiara memberikan
Tabel 7. Panjang tongkol tinggi tanaman dengan perlakuan Pupuk NPK 16:16:16
dan Pupuk Organik Cair
Pupuk Organik Cair
Pupuk NPK Rerata
H1 (20 ml) H2 (30 ml) H3 (40 ml)
N1 (15 gram) 24,18 24,56 26,75 25,16
N2 (20 gram) 23,88 24,62 26,97 25,16
N3 (25 gram) 24,50 28,15 24,55 25,73
Rerata 24,19 25,78 26,09
KK=9,82
dosis pupuk NPK 16:16:16 dan Pupuk organik cair mampu memberikan hasil
yang baik, namun hasilnya tidak berbeda nyata. Untuk panjang tongkol terbaik
adalah pada interaksi perlakuan N3H2 dengan rerata 28,15 cm per tongkol. Pada
Menurut Pasta (2015) hasil tanaman jagung dari segi kualitas sangat
dipengaruhi oleh terpenuhinya unsur hara maksro dan mikro dalam tanah. Ukuran
buah dan kualitas buah pada fase generatif akan dipengaruhi oleh ketersediaan
2002).
Pada hasil panjang jagung yang dipanen tidak semuanya memiliki panjang
yang sama, hal ini dikarenakan pada saat di awal proses praktikum penanaman
terjadi bencana asap yang membuat proses fotosintesis terganggu sehingga buah
tidak semua tumbuh baik. Karena hasil fotosnintesis bermanfaat bagi tanaman
kondisi lingkungan membaik, namun terjadi hujan secara terus menerus dengan
intensitas yang tinggi. Hal ini juga berpengaruh terhadap ketersediaan hara dalam
tanah karena telah tercuci. Hujan bermanfaat bagi tanaman dalam menyediakan
unsur nitrogen dan sulfur, namun dapat mengakibatkan tanaman keracunan dan
G. Lilit Tongkol
pengaruh utama perlakuan pupuk organik cair dan NPK Mutiara memberikan
Tabel 8. Lilit tongkol tanaman dengan perlakuan Pupuk NPK 16:16:16 dan Pupuk
Organik Cair
Pupuk Organik Cair
Pupuk NPK Rerata
H1 (20 ml) H2 (30 ml) H3 (40 ml)
N1 (15 gram) 21,00 19,56 20,00 20,18
N2 (20 gram) 21,35 20,45 19,86 20,55
N3 (25 gram) 19,65 22,11 20,96 20,91
Rerata 20,67 20,71 20,27
KK=10,31
dosis pupuk NPK 16:16:16 dan Pupuk organik cair mampu memberikan hasil
yang baik, namun hasilnya tidak berbeda nyata. Untuk lilit tongkol terbaik adalah
pada interaksi perlakuan N3H2 dengan rerata 22,11 cm per tongkol. Pada
dipengaruhi oleh unsur N dalam tanah. Hal ini diperkuat oleh bahwa nitrogen
dalam proses sintesa protein yang berkolerasi positif panjang dan diameter
lilit tongkol.
pengaruh utama perlakuan pupuk organik cair dan NPK Mutiara memberikan
Tabel 9. Jumlah baris 1 tongkol tanaman dengan perlakuan Pupuk NPK 16:16:16
dan Pupuk Organik Cair
Pupuk Organik Cair
Pupuk NPK Rerata
H1 (20 ml) H2 (30 ml) H3 (40 ml)
N1 (15 gram) 18,00 18,75 15,75 17,50
N2 (20 gram) 16,25 16,00 14,50 15,58
N3 (25 gram) 15,25 17,00 16,50 16,25
Rerata 16,50 17,25 15,58
KK=13,29
dosis pupuk NPK 16:16:16 dan Pupuk organik cair mampu memberikan hasil
yang baik terhadap jumlah baris 1 tongkol, namun hasilnya tidak berbeda nyata.
Untuk jumlah baris 1 tongkol terbaik adalah pada interaksi perlakuan N1H2
dengan rerata 18,75 jumlah baris 1 tongkol. Pada perlakuan utama pemberian
jumlah baris 1 tongkol. Sedangkan perlakuan pupuk organik cair terbaik adalah
Menurut Efendi (1990) Jumlah baris pada setiap tongkol dipengaruhi oleh
pengisian biji pada tongkol jagung. Setiap pengisian polong sangat membutuhkan
unsur hara esensial, sehingga pemberian NPK sangat membantu tanaman dalam
menyediakan unsur N, P, dan K., setelah tanaman berbunga dan pada waktu
sempurna serta ukuran biji kecil. Selain itu, kekurangan unsur K dapat
sempurna, serta ujung tongkol bagian atas tidak berisi (Effendi, 1990).
33
A. Kesimpulan
Dari praktikum mata kuliah Ekologi Tanaman ini dapat disimpulkan bahwa
praktikum ini membantu mahasiswa untuk dapat memahami dan lebih mengerti
mengenai bagaimana budidaya tanaman jagung dan bawang merah dengan system
tumpang sari dengan benar. Bagaimana pengolahan lahan dan sampai panen. Dan
pengendalian hama dan penyakit di lapangan. Dari praktikum ini kita dapat
pemberian dosis pupuk yang berbeda-beda, tetapi dari pemberian dosis pupuk
B. Saran
lebih serius lagi dalam pelaksanaannya sehingga bisa mendapatkan hasil yang
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2016. Produksi Bawang Merah Menurut Provinsi Tahun
2009-2013. Kementrian Pertanian Republik Indonesia, Jakarta. Diakses
Pada 23 Desember 2019 pukul 21:09
Effendi. 1990. Teknik Produksi jagung Anjuran di Lokasi Prima Tani Kabupaten
Sumenep. Buletin teknik Pertanian. Diakses Pada 23 Desember 2019 pukul
21:20
Handiyono dan Zulkarnain. 1992. Populasi Mikroba Pelarut Fosfat dan Pestisida
Pada Rizosfer Beberapa Umur dan Jarak dari Pusat Perakaran Jagung
toleran Herbisida Akibat Pemberian Berbagai Dosis Herbisida Kalium
Glifosfat Mays L. Laporan Penelitian, Jurus Ilmu Tanah Faperta Unila
Bandar Lampung. Diakses Pada 23 Desember 2019 pukul 21:34
Jamilin. 2011. Respon Pertumbuhan Dan Produksi jagung Manis (Zea Mays
Saccharata Sturt) Terhadap Pemberian Pupuk Cair TNF dan Pupuk
Kandang Ayam. Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Medan.
34 hal. . Diakses Pada 23 Desember 2019 pukul 21:08
Pasta. 2015. Pengaruh Dosis Pupuk N,P dan K Terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Tanaman Jagung Manis Di Lahan Kering.
http://www.iptek.net.id/ind/?mnu=8&ch=jsti&id=15. Diakses Pada 23
Desember 2019 pukul 19:09
Poultan, dkk. 1989. Alternatif Penentuan Periode Keritis Jagung Manis Terhadap
Kompetisi Gulma. Pros. Konf. HIGI XIII. 7-13. . Diakses Pada 23
Desember 2019 pukul 21: 39
Retno dan Darminanti. 2009. Jagung Sebagai Sumber Pangan fungsional. Iptek
Tanaman. Pangan. 6(1) 41-56. Diakses Pada 23 Desember 2019 pukul
21:24
Tim Karya Tani Mandiri, 2010. Pedoman Bertanam Jagung. CV Nuansa Aulia
Bandung. Diakses Pada 24 Desember 2019 pukul 21:10
LAMPIRAN
200 cm
N1H1 N1H1 N2H1 N2H1
100
a c a c
N1H3 N1H3
K1P3 N2H3
K2P3 N2H3
K2P2
b db bc b
50 cm
Keterangan
N : Perlakuan NPK Mutiara 16:16:16
H : Perlakuan pupuk organik cair
1,2,3 : Taraf Perlakuan
a,b,c,d : Ulangan
Jarak antar Plot : 50 cm
38
Lampiran 3. Dokumentasi
A. Tinggi Tanaman
F. TABEL
SK DB JK KT F. HITUNG
5% 1%
N 2 502,22 251,11 0.64 ns 3.35 5.49
H 2 1.908,84 954,42 2.42 ns 3.35 5.49
NH 4 1.951,06 487,76 1.24 ns 2.75 4.11
E 27 10.648,52 394,38
T 35
B. Umur Berbunga
F. TABEL
SK DB JK KT F. HITUNG
5% 1%
N 2 2,72 1,36 0.23 ns 3.35 5.49
H 2 9,39 4,69 0.81 ns 3.35 5.49
NH 4 35,44 8,86 1.52 ns 2.75 4.11
E 27 157,00 5,81
T 35
D. Umur Panen
F. TABEL
SK DB JK KT F. HITUNG
5% 1%
N 2 4,04 2,02 1 ns 3.35 5.49
H 2 4,04 2,02 1 ns 3.35 5.49
NH 4 8,08 2,02 1 ns 2.75 4.11
E 27 5,45 2,02
T 35
41
E. Berat Tongkol
F. TABEL
SK DB JK KT F. HITUNG
5% 1%
N 2 12.824 6.412 1,03 ns 3.35 5.49
H 2 1.268 634 0,10 ns 3.35 5.49
NH 4 15.736 3.934 0,63 ns 2.75 4.11
E 27 167.645 6.209
T 35
F. Panjang Tongkol
F. TABEL
SK DB JK KT F. HITUNG
5% 1%
N 2 2,59 1,29 0, 20 ns 3.35 5.49
H 2 24,91 12,46 2, 01 ns 3.35 5.49
NH 4 46,26 11,56 1, 86 ns 2.75 4.11
E 27 167,48 6,20
T 35
G. Lilit Tongkol
F. TABEL
SK DB JK KT F. HITUNG
5% 1%
N 2 4,79 2,39 0,53 ns 3.35 5.49
H 2 2,69 1,34 0,30 ns 3.35 5.49
NH 4 19,70 4,93 1,10 ns 2.75 4.11
E 27 120,49 4,46
T 35
Keterangan:
s = signifikan
ns = non signifikan
42
6×4