F A K U L T A S P E R T A N I A N
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan paper ini tepat pada waktunya.
Adapun judul dari laporan ini adalah “Perbanyakan Tanaman Secara Seksual”
yang merupakan salah satu syarat untuk dapat memenuhi komponen penilaian pada
Ir. Irsal, MP ; Antonio Marro Sipayung, SP., M.Agr ; Dr. Ir. Mariati, M.Sc ;
Ir. Rosita Sipayung, MP ; Hafnes Wahyuni, SP., MP ; selaku dosen mata kuliah
praktikum ini.
Penulis menyadari bahwa didalam penulisan laporan ini masih banyak terdapat
kesalahan dan kekurangan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan adanya masukan kritik
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, semoga penulisan ini bermanfaat
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang ...................................................................................................... 1
Tujuan Praktikum .................................................................................................. 3
Kegunaan Penulisan .............................................................................................. 3
TINJAUAN PUSTAKA
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perbanyakan tanaman dapat berlangsung dengan dua cara yaitu generatif dan
vegetatif. Perbanyakan secara generatif yaitu sebagai hasil dari perkawinan antara
2individu atau bagian dari individu yang terpisah, sehingga sifat-sifat dari
tanaman pada umumnya dapat terjadi secara alami maupun dengan bantuan manusia
dan artistiknya). Pada pembiakan dengan cara vegetatif biasanya dan sebagian besar
dilakukan oleh manusia agar diperoleh anakan yang sesuai dengan harapan
(Kusumo,1984).
ditemukan teknik pebanyakan tanaman yang lebih modern seperti teknik kultur
jaringan. Melalui teknik kultur jaringan bagian tanaman yg kecil bisa menghasilkan
2
tanaman baru dalam jumlah besar hingga mencapai ribuan (Lakitan, 1996).
mengingat bahwa mangga memiliki tingkat keragam genetik yang tinggi dan sesuai
dengan keadaan agroklimat di Indonesia serta memiliki pangsa pasar yang luas.
Namun, produksi mangga di Indonesia saat ini masih terbilang cukup rendah
meskipun Indonesia menduduki peringkat kelima dari total produksi dunia setelah
India, Cina, Thailand dan Meksiko. Hal ini kerana belum adanya program pemuliaan
yang lebih terarah dan berkesinambungan, tingginya gugur buah yang menyulitkan
proses hibridisasi, hanya satu buah per biji serta sistem penanganan pra dan pasca
tidak serta merta dapat menunjukkan bahwa seseorang mampu menghasilkan bibit
yang baik. Tanpa adanya tindakan untuk menerapkan ilmu tersebut tidak dapat
memperoleh hasil yang maksimal. Menerapkan teori yang didapat dari perkuliahan
kedalam prkatik kerja sesungguhnya tidaklah mudah. Salain itu, ada saatnya terjadi
ketidaksesuaian antara teori dan juga praktik dilapang. Oleh karena itu, pelaksanaan
magnang kerja yang akan dilaksanakan di UPT Pengembangan Benih Hortikultura ini
Tujuan Praktikum
Kegunaan Praktikum
Adapun kegunaan dari penulisan laporan ini adalah sebagai salah satu syarat
dari penyerbukan antara bunga jantan (serbuk sari) dan bunga betina (kepala putik).
Secara alami proses penyerbukan terjadi dengan bantuan angin atau serangga.
Namun, saat ini penyerbukan sering dilakukan manusia, terutama para pemulia
tanaman untuk memperbanyak atau menyilang tanaman dari beberapa varietas yang
berbeda. Perbanyakan tanaman secara generatif terjadi juga melalui biji. Biji
merupakan organ perkembang biakan yang terbentuk dalam buah sebagai hasil
pendewasaan bakal biji yang dibuahi. Perbanyakan melalui biji didahului dengan
peleburan gamet jantan dan gamet betina tanaman induk. Hal ini merupakan salah
Dalam siklus ini biji digunakan sebagai alat perbanyakan. Sifat turunan
terjadi dalam tiga fase. 1). Fase embrio dimulai dengan fusi antara gamet jantan dan
betina untuk membentuk zigot, 2) Fase Juvenil dimulai dengan perkecambahan biji
dan embrio tumbuh menjadi tanaman muda.Dalam fase ini pertumbuhan vegetatif
yang mendominasi morfologi tanaman berkembmg .secara umum tanaman pada fase
ini tidak respon terhadap zat perangsang pembungaan, 3) Pada fase dewasa tanaman
mencapai ukuran maksimal dan memasuki stadia yang di dominasi oleh pembentukan
bunga buah dan biji, 4) fase transisi adalah fase pada saat tanaman secara bertahap
kehilangan sifat Juvenilitas nya dan memasuki masa dewasa. Perubahan ini di tujukan
5
Dalam kaitannya dengan ketersediaan air, perkecambahan biji berbeda antar spesies.
tanah dari kapasitas lapang sampai persentase layu permanan.perbedaan antar spesies
Tuntutan suhu selalu kostan tetapi dapat berubah menurut waktu atau berinteraksi
dengan faktor-faktor lingkungan yang lain seperti cahaya. 3. Gas-gas yang dapat
sangat perlu untuk proses respiransi yang apabila aerasi buruk dapat terakumulasi dan
beberapa spesies dan juga memecahkan dormansi. 4. Cahaya dapat merangsang atau
tidak ada bila biji disimpan di ruang simpan bersuhu dingin, dan sering dapat diatasi
oleh pendinginan, pergantian suhu, atau perlakuan kimia KN03, kinetin, asam
giberelik. 5. Biasanya petani mendapatkan benih dari dua sumber, yaitu dari
pedagang yang berasal dari produsen benih dan dari petani itu sendiri. Keduanya
penyimpanan sangat berpengaruh terhadap viabilitas benih dan oleh karena itu harus
disimpan beberapa tahun tanpa harus kehilangan viabilitas yang berarti. Faktor
penyimpanan adalah temperatur dan kadar air benih. Penurunan viabilitas dapat
ditekan serendah mungkin bila benih disimpan pada temperatur dan kadar air benih
perakarannya yang kuat dan rimbun. Oleh karena itu, sering dijadikan sebagai batang
bawah untuk okulasi atau sambungan. Selain itu, tanaman hasil perbanyakan
generatif juga digunakan untuk program penghijauan di lahan-lahan kritis yang lebih
kegiatan budidaya tanaman sayur dan beberapa jenis buah-buahan semusim seperti
semangka dan melon tetap menggunakan bibit biji yang berasal dari perbanyakan
secara generatif, tetapi bibit yang digunakan merupakan bibit-bibit unggul atau bibit
biji varietas hibrida yang kualitas dan kuantitas buahnya tidak diragukan lagi.Bahan
tanam hasil pembiakan secara generatif adalah berupa biji (benih). Benih yang
dihasilkan dalam jumlah yang besar. Ukuran biji yang kecil juga dapat memberikan
Sedang kekurangan dari pembiakan generatif yaitu sifat biji yang dihasilkan
sering menyimpang dari sifat pohon induknya. Jika biji tersebut ditanam, dari ratusan
7
atau ribuan biji yang berasal dari satu pohon induk yang sama akan menghasilkan
banyak tanaman baru dengan sifat yang beragam. Namun, ada juga yang sama sekali
tidak membawa sifat unggul pohon induk, bahkan lebih buruk sifatnya. Keragaman
sifat ini terjadi karena adanya pengaruh mutasi gen dari pohon induk jantan dan
dihasilkan dari proses fotosintesa lebih banyak digunakan untuk membentuk batang
dan tajuk tanaman. Akibatnya, tanaman memerlukan waktu yang lama untuk
berbunga dan berbuah. Contohnya tanaman mangga, durian, lengkeng, manggis atau
duku yang berasal dari hasil perbanyakan secara generatif, baru akan berbuah setelah
2021, pada pukul 08.00 sampai dengan selesai yang dilaksanakan secara
Aek Kuo, Kabupaten Labuhan Batu Utara Provinsi Sumatera Utara pada
ketinggian ± 18 mdpl.
Prosedur Praktikum
Hasil
Pembahasan
peleburan sel kelamin jantan dan sel kelamin betina kemudian menghasilkan zigot
dan zigot akan berkembang menjadi individu baru. Biji merupakan organ
perkembang biakan yang terbentuk dalam buah sebagai hasil pendewasaan bakal biji
yang dibuahi. Hal ini sesuai dengan literature Gunawan (2014) yang menyatakan
bahwa Perbanyakan tanaman secara generatif terjadi juga melalui biji. Biji
merupakan organ perkembang biakan yang terbentuk dalam buah sebagai hasil
pendewasaan bakal biji yang dibuahi. Perbanyakan melalui biji didahului dengan
13
peleburan gamet jantan dan gamet betina tanaman induk. Hal ini merupakan salah
Setelah biji di tanam, biji akan mengalam 4 fase yaitu. Fase embrio,Fase
Juvenil, fase dewasa, dan fase transisi untuk penjelasan yang lebih lengkap saya
tanaman dari kecambah terjadi dalam tiga fase. 1). Fase embrio dimulai dengan fusi
antara gamet jantan dan betina untuk membentuk zigot, 2) Fase Juvenil dimulai
dengan perkecambahan biji dan embrio tumbuh menjadi tanaman muda.Dalam fase
umum tanaman pada fase ini tidak respon terhadap zat perangsang pembungaan, 3)
Pada fase dewasa tanaman mencapai ukuran maksimal dan memasuki stadia yang di
dominasi oleh pembentukan bunga buah dan biji, 4) fase transisi adalah fase pada saat
tanaman secara bertahap kehilangan sifat Juvenilitas nya dan memasuki masa dewasa.
air, suhu, pertukaran gas antara embrio dan gas atmosfir, cahaya dan perlakuan dan
penyimpanan benih untuk penjelasan nya lebih lanjut saya membaca literature Tim
sama pada kebanyakan kisaran kelembaban tanah dari kapasitas lapang sampai
batas suhu maksimum dan minimum untuk perkecambahan. 3. Gas-gas yang dapat
sangat perlu untuk proses respiransi yang apabila aerasi buruk dapat terakumulasi dan
beberapa spesies dan juga memecahkan dormansi. 4. Cahaya dapat merangsang atau
tidak ada bila biji disimpan di ruang simpan bersuhu dingin, dan sering dapat diatasi
oleh pendinginan, pergantian suhu, atau perlakuan kimia KN03, kinetin, asam
giberelik. 5. Biasanya petani mendapatkan benih dari dua sumber, yaitu dari
pedagang yang berasal dari produsen benih dan dari petani itu sendiri. Keduanya
penyimpanan sangat berpengaruh terhadap viabilitas benih dan oleh karena itu harus
disimpan beberapa tahun tanpa harus kehilangan viabilitas yang berarti. Faktor
penyimpanan adalah temperatur dan kadar air benih. Penurunan viabilitas dapat
ditekan serendah mungkin bila benih disimpan pada temperatur dan kadar air benih
yang rendah.
15
Dalam perbanyakan tanaman mangga secara seksual ada kelebihan yang kita
dapatkan yaitu Kondisi tanaman dari biji biasanya relatif lebih kuat, sehat dan
berumur panjang. Perlakuannya mudah dan murah, Dapat diperoleh varietas baru
yang baik Pada biji poli-embrional dapat menghasilkan tanaman yang sama dengan
sifat dari induknya. Hal ini sesuai dengan literature Manuwoto, S. R. Poerwanto dan
secara generatif adalah sistem perakarannya yang kuat dan rimbun. Oleh karena itu,
sering dijadikan sebagai batang bawah untuk okulasi atau sambungan. Selain itu,
produksi buahnya.
secara seksual yaitu Tidak cepat berbuah, Varietas baru yang muncul belum tentu
baik, Biji mono-embrional belum tentu mempunyai sifat yang baik seperti induknya
dan Untuk mengetahui kualitasnya membutuhkan waktu yang cukup lama, demikian
juga soal ketahanan terhadap hama dan penyakit.hal ini sesuai dengan literature
vegetatif tanaman hasil perbanyakan secara generatif juga relatif lambat. Karena
banyak digunakan untuk membentuk batang dan tajuk tanaman. Akibatnya, tanaman
memerlukan waktu yang lama untuk berbunga dan berbuah. Contohnya tanaman
16
mangga, durian, lengkeng, manggis atau duku yang berasal dari hasil perbanyakan
secara generatif, baru akan berbuah setelah 8-10 tahun setelah tanam
KESIMPULAN
adanya peleburan sel kelamin jantan dan sel kelamin betina kemudian
2. Setelah biji di tanam, biji akan mengalam 4 fase yaitu. Fase embrio,Fase
ketersediaan air, suhu, pertukaran gas antara embrio dan gas atmosfir,
kita dapatkan yaitu Kondisi tanaman dari biji biasanya relatif lebih kuat,
cepat berbuah, Varietas baru yang muncul belum tentu baik, dan Biji
Broto W. 2003. Mangga: Budi Daya. Pascapanen. dan Tata Niaganya. Jakarta:
Agromedia Pustaka.