LAPORAN LENGKAP
RAHMATULLAH A.LAMBOKA
Oleh:
RAHMATULLAH A.LAMBOKA
E 281 19 051
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui,
iii
RINGKASAN
Rahmatullah A.Lamboka (E28119051) Analisis penilaian Tingkat
Kesuburan Tanah Kebun Akademik Fakultas Pertanian Universitas
Tadulako.
Manfaat dari seluruh praktikum kali ini adalah membantu praktikn untuk
mengetahui unsur unsur dalam tanah, kation kation yang terkandung dalam tanah,
kegunaan unsur untuk tanaman,, kadar pH yang baik untuk tanaman serta
berbagai jenis pupuk yang sering di gunakan dalam penanaman.
Jumlah bahan organik dapat dihitung dari kadar karbon organik. Untuk
menentukan bahan organik, yang terikat dengan erat di dalam tanah dan berada
dalam kesetimbangan di dalam lingkungan tanah, membutuhkan teknik yang
khusus. Salah satu metode yang sering digunakan untuk menentukan kadar bahan
organik tanah adalah metode Walkley and Black dengan prinsip bahwa karbon
(C) dioksidasi pada suhu sekitar 120ºC, dengan menambahkan larutan Kalium
dikromat dan asam sulfat pekat pada contoh tanah.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
laporan lengkap ini dengan judul “Analisis Penilaian Tingkat Kesuburan Tanah
sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan matakuliah Kesuburan Tanah dan
praktikum dan penulisan laporan ini dapat terselesaikan dengan baik dan benar.
memberikan imbalan yang setimpal atas kebaikan dan jasa-jasa mereka, serta
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL i
HALAMAN JUDUL ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
RINGKASAN iv
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR LAMPIRAN ix
BAB I. PENDAHULUAN
4.1 Hasil 17
4.2 Pembahasan 17
vi
BAB IV. PENUTUP
5.1 Kesimpulan 21
5.2 Saran 22
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BIODATA PENYUSUN
vii
DAFTAR TABEL
1. Kriteria pH Tanah...................................................................................... 4
2. Kriteria Parameter Tanah .......................................................................... 3
3. Penetapan pH, C-Organik, N, P, K dan KTK Tanah ................................. 17
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
Banyaknya Na+ di dalam tanah menurunkan ketersediaan unsur Ca+, Mg2+ dan K+
Teksur tanah merupakan salah satu sifat tanah yang sangat menentukan
air, menyimpan dan menyediakan hara tanaman yang berbeda pula (Soil Survey
Staff, 2012).
rendah (35% kemampuan menyimpan air dan hara tanaman tinggi. Air yang ada
di serap dengan energi yang tinggi. Sehingga liat sulit dilepaskan terutama bila
kering sehingga kurang tersedia untuk tanaman. Tanah liat juga disebut tanah
berat. Tanah berlempung, merupakan tanah dengan proporsi pasir. Debu, dan liat
sedemikian rupa sehingga sifatnya berada dii antara tanah berpasir dan berliat.
1
1.2 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari praktikum ini adalah agar kita mampu memahami dan
Manfaat dari seluruh praktikum kali ini adalah membantu praktikan untuk
mengetahui unsur unsur dalam tanah, kation kation yang terkandung dalam tanah,
kegunaan unsur untuk tanaman, kadar pH yang baik untuk tanaman serta berbagai
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dilakukan di laboratorium dapat dikerjakan lebih cepat, dan dalam jumlah contoh
tanah relatif lebih banyak. Kerugiannya adalah contoh tanah yang diambil di
kompleksitas sistem yang ada di dalam tanah, dan sebagainya (Hanafiah, 2010).
kondisi tanah menjadi sangat asam apabila mineral tersebut terkena udara bebas,
jenis tanah yang cocok untuk semua jenis tanaman (Sarwono, 2010).
menyediakan hara dan air habitat hidup berbagai mikroorganisme. Sebagian besar
hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak. (Nasih Widya.2012)
3
2.2 Reaksi Tanah (pH)
tanah adalah suatu standar pengukuran tingkat keasaman atau kebasaan pada
suatu lahan. Reaksi tanah adalah Parameter tanah yang dikendalikan oleh sifat
sifat elektro kimia koloid-koloid tanah. Istilah menunjukkan pada kemasaman dan
kebasahan tanah, yang derajatnya ditentukan oleh kadar ion hidrogen dalam
larutan tanah. Reaksi tanah (nilai pH) dapat berpegaruh terhadap penyediaan hara
alat dan dikonversi dalam skala pH. Elektrodegelas merupakan elektro selektif
bawah oleh air hujan. PH tanah yang rendah akan menyebabkan ketersediaan hara
merupakan suatu sistem kompleks dan dinamis, yang bersumber dari sisa tanaman
dan atau binatang yang terdapat di dalam tanah yang terus menerus mengalami
perubahan bentuk, karena dipengaruhi oleh faktor biologi, fisika, dan kimia.
4
memperbaiki erosi tanah, meningkatkan stabilitas agregat, meningkatkan
mengurangi energi kinetik langsung air hujan, megurangi aliran permukaan dan
berperan untuk menambah hara dan sebagai penyangga hara. Penambahan bahan
organik dapat meningkatkan daya menahan air tanah, mampu mengikat air dalam
jumlah besar sehingga mengurangi jumlah air yang hilang dan mengurangi
COrganik dan N-Total sehingga diperoleh nisbah C/N yang dapat dipakai untuk
Kehilangan Nitrogen tanah pada saat panen hal ini sesuai dengan literatur
(Rahmah. Dkk, 2014). yang menyatakan bahwa Sifat nitrogen yang sangat mobil
sehingga keberadan nitrogen dalam tanah dapat berubah atau hilang. Kehilangan
nitrogen dalam tanah dapat terjadi saat panen, tercuci dan denitrifikasi.
5
Jika pH meningkat akan meningkatkan pelepasan N sehingga terjadi
peningkatan N total tanah. Sehingga dikatakan tanah itu menjadi subur apabila
nitrogennya cukup tinggi dan penyedia bagi tanaman (Rahmah. Dkk, 2014).
Nitrogen merupakan salah satu unsur hara esensial yang bersifat sangat mobil,
baik di dalam tanah maupun di dalam tanaman. Selain itu nitrogen bersifat sangat
mudah larut dan mudah hilang ke atmosfir maupun air pengairan. Kekurangan
6
menyatakan bahwa bentuk P yang potensial tersedia meliputi bentuk P organik
dan beberapa bentuk P anorganik yang relatif tidak tersedia seperti bentuk P
terendapkan (P-Al, P-Fe, P-Mn, atau P-Ca).
pH tanah yang relatif asam dan alkalis, serta jumlah dan dekomposisi bahan
organik yang sedikit. Al dan Fe oksida dapat mengikat P sehingga ketersedian P
rendah, begitu juga dengan KTK dan bahan organik, dan hal ini yang
menyebabkan tanah menjadi miskin hara(Rahmah. Dkk, 2014).
7
Nilai KTK tanah biasanya berbanding lurus dengan kejenuhan basa (KB)
tanah, karena kejenuhan basa merupakan gambaran tingginya jumlah kation pada
kompleks koloid tanah (Rahmah Dkk, 2014).
Penetapan tekstur tanah di lapangan dapat dilakukan dengan cara
merasakan atau meremas contoh tanah antara ibu jari dan telunjuk. Penetapan
tekstur di lapangan berdasarkan rasa kar atau licin. Tekstur tanah pada sampel 1
dan 2 termasuk dalam kategori Lempung Berpasir yang dimana pada sampel 1
mengandung Pasir 68,5% Debu 17,5%, dan Liat 17,9% sehingga hasil yang di
peroleh sama yaitu Tekstur Tanah Lempung Berpasir. Menurut (Hakim,dkk 2014)
tinggi tanaman pada tanah lempung berpasir lebih tinggi daripada tanah lempung
berliat.
Tekstur tanah berpengaruh sangat nyata terhadap rata-rata tinggi tanaman
pada 30 HST tapi tidak berpengaruh nyata pada jumlah daun. Tinggi tanaman
tertinggi ada pada tanah lempung berpasir. Pertumbuhan lebih lambat di
bandingkan pada tanah yang bertekstur kasar. Hal ini disebabkan karena pori-pori
tanah berliat lebih padat (Hakim Dkk, 2014).
8
BAB III
METODE PRAKTIKUM
kesuburan tanah di lakukan pada hari sabtu, 10 April 2021 pukul 09.00 WITA
sampai 17.00 WITA dan Senin 12 April 2021 pukul 13.30 WITA sampai 17.00
Alat yang digunakan dalam penelitian terbagi dua yaitu alat yang
digunakan untuk pengambilan contoh sampel tanah di lahan percobaan terdiri dari
kantong plastik, kertas label, sekop kecil dan alat tulis. Alat yang digunakan untuk
analisis kimia tanah di laboratorium yaitu neraca analitik, botol kocok, mesin
erlemeyer, alat destilasi dan destruksi, pipet ukur, beaker glass, tabung digestion,
ayakan 2 mm, sendok, roll film, pipet volume, pipet mikro, tabung reaksi, kertas
Adapun bahan yang digunakan yaitu H2O, KCl 1 M, kalium dikromat (K 2Cr2O7),
asam sulfat pekat (H2SO4), ferro sulfat (FeSO4).7 H2O), asam fospat (H3PO4),
natrium florida (NaF), aquades, indikator difenilamin, asam klorida (HCl), asam
sampel tanah, HCl 25%, standar P, preaksi P, standar K, larutan amonium asetat
7
(NH4OAc) pH 7,0, etanol/alkohol 95%, larutan natrium hidroksida (NaOH) 35%,
larutan asam borat (H3BO3) 4%, larutan asam klorida (HCl) 0,1 dan kertas saring.
tanah dimasukkan ke dalam kantong plastik sebanyak ± 1,0 kg lalu diberi label
Pertama kita ambil timbangan 5-10gr contoh tanah sebanyak dua kali.
air bebas ion (pH H2O) ke dalam botol A dan 50 ml KCL (pH KCL) ke dalam
botol B (Volume air dan KCL bisa berubah sesuai rasio pengukuran yang
diamkan sampai contoh tanah mengendap, setelah itu kita kalibrasi pH larutan
8
tambahkan 10 ml H2S04 dan goyang secara perlahan-lahan. Setelah itu tercampur
aquades, 5 ml NaF, 5 ml H 3PO4 dan 15 tetesin dikator difenilamin, setelah itu kita
mentitrasi larutan dengan ferro ammonium sulfat 0,5 N atau ferrosulfat 1 N pada
tahap awal ion krom berwarna hitam, keungu-unguan dan titik akhir penitaran
adalah hijau terang kemudian lakukan cara yang sama dan waktu yang sama
untuk blanko.
sendok teh, setelah itu kita kerjakan penetapan blanko. Kemudian panaskan/
1
destruksi selama 1 jam, kemudian kita destilasi dengan menambahkan 35 ml
2
NaOH 40% kemudian tamping destilat dalam asam borat sebanyak 25ml. Setelah
itu destilat di titrasi dengan larutan asam baku, yaitu H2S04O, 050 N atau HCL 1N
hingga titik akhir yaitu perubahan warna dari hijau menjadi merah muda.
9
3.3.5 P2O5 dan K2O Tanah Ekstrak HCl 25%
mm) dan masukkan ke dalam botol kocok (rol film), kemudian ditambahkan 10
ml larutan HCL 25% dengan menggunakan pipet ukuran atau pipet volume 10 ml.
A. Pengukuran P
sebagai pembanding.
B. Pengukuran K.
pembanding.
ml ekstrak
4 % P2O5 Total = ppm kurva × (1000 ) × (100mg
berat sampel )
× fp ×
142
90
× fk
ml ekstrak
5 % K2O Total = ppm kurva × (1000 ) × (100mg
berat sampel ) × fp ×
94
78
× fk
10
5.1.1 Penetapan Kapasitas Tukar Kation (KTK)
Menimbang 1 gr contoh tanah kering udara yang lolos ayakan 0,5 mm dan
malam, saring dengan kertas saring pada corong dan tamping filtratnya dengan
wadah lain kemudian pindahkan semua tanah pada botol kertas saring dengan
botol semprot plastik atau pipet ukur, cuci tanah pada kertas saring dengan 20-
pencucian beberapa kali, setelah itu kita cuci tanah lagi pada kertas saring
dengan 25-30 ml etanol/ alkohol untuk setiap kali. Kemudian pindahkan tanah
dan keretas ke dalam labu jedahl 800 ml lalu tambahkan 200 ml aquades. Pipet
25 ml H3BO3 kedalam erlemeyer 250 ml setelah itu pasang labu jedahl yang
berisi contoh tanah dan erlemeyer berisi H3BO3 pada alat destilasi dan mulai
destilasi sampai destilat yang di tampung pada erlemeyer mencapai 100-150 ml.
100
KTK (me/100 gr tanah) = t-b ×N HCl ×
W
Keterangan:
N = normalitas HCl
11
W = berat contoh tanah
12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
yaitu 7,46. Hasil pH yang kita ukur berkriteria AA (agak alkalis), sampel tanah
yang kita dapat berasal dari kebun akademik Fakultas Pertanian Universitas
kebanyakan dari Na+ dalam bentuk dipertukarkan dan hanya sejumlah kecil
garam bebasnya terdapat dalam larutan tanah. Nilai Ph tanah berkisar dari 8,5
13
hingga 10,0 sebagai akibat irigasi, kondisi akan sangat alkalin dapat terbentuk
pada tanah ini dan pH tanah tinggi 10 merupakan hal yang umum di temukan
kemasaman tanah penting untuk diketahui. Pada tanah masam (pH rendah), tanah
didominasi oleh ion Al, Fe, Ion-ion ini akan mengikat unsur hara yang sangat di
dapat menyerap makanan dengan baik meskipun kandungan unsur hara dalam
tanah nya banyak. Pad kondisi ini, derajat kemasaman tanah bernilai < (kurang) 7.
bertambahnya N dalam tanah, jadi dapat dikatakan bahwa semakin tinggi bahan
organik dalam tanah maka semakin tinggi pula kadar Nitrogen pada tanah
baik yang hidup bebas maupun yang bersimbiosis dengan tanamn, nitrogen dapat
masuk nkedalam tanah dalam bentuk nitrat jumlah isis sangat tergantung pada
14
Berdasarkan hasil pada pengamatan diatas dapat dilihat bahwa tanah yang
mengandung kandungan C-Organik tanah yang paling tinggi pada sampel A yaitu,
1.54 yang di kriteria rendah, kandungan C-Organik yang paling rendah yaitu
bahwa peran bahan organik terhadap ketersediaan hara dalam tanah tidak terlepas
nitrogen merupakan salah satu unsur hara esensial yang bersifat sangat mobil,
baik di dalam tanah maupun di dalam tanaman. Selain itu nitrogen bersifat sangat
batang lemah maupun rubuh NO3- mudah dicuci oleh air hujan N rendah dan
tanah pasir mudah di cuci membebaskan air sehingga N rendah dari pada tanag
Berdasarkan Hasil pada pengamatan yang ada pada tabel di atas bahwa
nilai P yang tinggi pada sampel B yaitu 16,881 yang di kriteriakan rendah dan
yang rendah pada sampel A yaitu 16,552 yang di kriteria rendah. Dan berdasarkan
pada Hasil nilai K yang tinggi pada sampel B yaitu 390,56 yang di kriteriakan
15
sangat tinggi dan yang rendah pada sampel A yaitu 367,44 yang dikriteria sangat
tinggi.
Menurut Supangat dkk (2013) kadar hara P tersedia yang tinggi akan
daerah penelitian tergolong masam (tanah masam), juga sumber unsur P dari
tanah disebabkan K yang digunakan oleh tanaman hanya sebagian kecil dalam hal
ini pada lahan. Kandungan K-total yang tinggi dapat juga dipengaruhi oleh
sumber K yang sangat penting antara lain pupuk kandang, sisa penggunaan pupuk
rendahnya kalium dalam tanah dipengaruhi oleh bahan induk dan juga pH tanah.
16
Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel yang ada diatas bahwa nilai
KTK yang tinggi pada sampel A yaitu, 14,082 dan yang kriteria rendah pada
sehingga muata positif (kation-kation) dalam tanah yang dapat dipertukarkan juga
(Kumalasaridkk., 2011)
penilaian status sifat kimia tanah menunjukkan bahwa status kesuburan kimia
fosfor tanah (faktor pembatas sangat berat), kandungan kalium dan kejenuhan
17
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
mencerminkan ketersediaan hara dalam tanah maka dari itulah nilai sampel A
lebih tinggi di banding sampel B itu dikarenakan indicator jumlah bahan organic
yang tersedia dalam tanah dan juga adanya perbedaaan jenis serta jumlah vegetasi
yang berbeda pada lahan Bahan organik yang terdapat dalam kompos mengalami
proses mineralisasi N organik menjadi N4+ dan NO3- sehingga nitrogen akan lebih
Nilai N-total memiliki nilai yang sama yaitu 0,056 dengan kriteria rendah
disebabkan karena jumlah bahan organik dan mikroorganisme pada tanah tersebut
sama banyaknya yang berdampak pada keseimbangan nilai pada N-total tersebut.
Pada perhitungan unsur P dan K juga nilai yang tinggi terdapat pada sampel B,
sedangkan pada sampel A memiliki Nilai yang lebih rendah. Pada KTK yang
memiliki tinggi yaitu sampel A dengan nilai 14,082 dapat terjadi dikarenakan
tanah pada lahan tersebut mempunyai daya penyimpan unsur hara yang tinggi.
5.2 Saran
18
DAFTAR PUSTAKA
Agustian dan Simanjuntak, 2018. Pengaruh Interaksi Hara Nitrogen dan Fosfor
Arifian. 2010. Kajian Sifat fisik tanah dan Berbagai Penggunaan Lahan dalam
Hubungannya Dengan Pendugaan Erosi Tanah.
Bakri dkk. 2016. Status Beberapa Sifat Kimia Tanah Pada Berbagaipenggunaan
Lahan di Das Poboya Kecamatan Palu Selatan. Jurnal Agrotekbis, 4 (5) :
516-519..
Gunawan dkk. 2019. Karakteristik Sifat Kimia Tanah dan Status Kesuburan
Tanah Pada Agroforestri Tanaman Sayuran Berbasis Eucalyptus Sp.
Jurnal Silvikultur Tropika, 10 (2) : 68.
Pinatih dkk. 2015. Evaluasi Status Kesuburan Tanah Pada Lahan Pertanian di
Kecamatan Denpasar Selatan. E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika, 4 (4) :
289.
19
Rahmah, Dkk 2014. Ilmu Tanah. Di peroleh dari http://jakartapedia.org//
Rahmah, Dkk, 2014. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta : Raja Grafindo Pesada
Triharto. 2013. Sifat Kimia Tanah pada Berbagai Tipe Lahan di Desa Bobo
Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi. Jurnal Warta Rimba. Vol.2(1); 88-93
20
LAMPIRAN
19
Perhitungan:
1. Penetapan C-organik dan bahan organic (BO) tanah :
8,3−6,24 0,30
%C-organik 1 = x1x
0,5057 0,77
2,06
= x 1 x 0,38
0,5057
= 4,07 x 0,38 = 1,54
8,3−6,3 0,30
%C-organik 2 = x1x
0,5048 0,77
1,92
= x 1 x 0,38
0,5048
= 3,80 x 0,38 = 1,44
14,01 x (0,72−0,3)
N(%) 1 = x 0,1
1,0063 x 10
20
0,42
= 14,01 x x 01
10,063
= 14,01 x 0,04 x 0,1
= 0,56 x 0,1
= 0,056
14,01 x (0,44−0,3)
N(%) 2 = x 0,1
1,0078 x 10
0,44
= 14,01 x x 01
10,078
= 14,01 x 0,04 x 0,1
= 0,56 x 0,1
= 0,056
ml ekstrak 100 mg 94
%K2O total = ppm kurva x x x fp x x fk
1000 berat sampel 78
10 100 mg 94
%K2O total 1 = 30,7 x x x 20 x x1
1000 2,0054 78
= 367,4
10 100 mg 94
K2O total 2 = 32,6 x x x 20 x x1
1000 2,0028 78
= 390,6
21
4. Penetapan kapasitas tukar kation (KTK) :
100
KTK (me/100 g tanah) = (t-b) x N HCL x
W
100
KTK (me/100 g tanah) 1 = (1,78-0,36) x 0,1 x
1,0083
= 1,42 x 0,1 x 99,17 = 14,08
100
KTK (me/100 g tanah) 2 = (1,26-0,36) x 0,1 x
1,0030
= 0,9 x 0,1 x 99,70 = 8,973
22
DOKUMENTASI
23
BIODATA PENYUSUN
Melanjutkan Sekolah di MTSn Palu- Selatan. Dari tahun 2013 hingga selesai pada
tahun 2016. Dilanjutkan kejenjang yang lebih tinggi yaitu SMAN 3 PALU. Dan
24