Anda di halaman 1dari 37

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESUBURAN

TANAH KEBUN AKADEMIK FAKULTAS


PERTANIAN UNIVERSITAS TADULAKO

LAPORAN LENGKAP

RAHMATULLAH A.LAMBOKA

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESUBURAN
TANAH KEBUN AKADEMIK FAKULTAS
PERTANIAN UNIVERSITAS TADULAKO

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan


Matakuliah Kesuburan Tanah dan Pemupukan pada
Fakultas Pertanian Universitas Tadulako

Oleh:

RAHMATULLAH A.LAMBOKA
E 281 19 051

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2021

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Analisis Penilaian Tingkat Kesuburan Tanah Kebun Fakultas


Pertanian Universitas Tadulako
Nama : Rahmatullah A.Lamboka
Stambuk : E28119051
Kelompok : II (Dua)
Kelas : AGT 01

Palu, April 2021

Menyetujui,

Koordinator Asisten Asisten Penanggungjawab

Febrianto. SP Rizky Puspitasari


E28117008

iii
RINGKASAN
Rahmatullah A.Lamboka (E28119051) Analisis penilaian Tingkat
Kesuburan Tanah Kebun Akademik Fakultas Pertanian Universitas
Tadulako.

Profil tanah merupakan penampang vertical tanah yang terdiri atas


horizon-horizon atau lapisan-lapisan tanah, yang dibedakan atau solum (horizon
A dan B), bahan induk (horizon C) dan batuan induk (R, singkatan dari Rock).
Pada tanah-tanah yang ditumbuhi vegetasilebat (misalnya hutan, padang rumput
dan lain-lain) di atas horizon A seringkali dijumpai horizon O. Solum tanah
(horizon A dan B). adalah bagian profil tanah yang terbentuk akibat proses
pembentukan tanah (proses pedogenik). Pengambilan tanah utuh dan tanah tidak
utuh dilakukan di daerah sekitar kampus Fakultas Pertanian Universitas Tadulako.
Proses pengambilan tanah utuh dilakukan dengan sangat hati-hati untuk
menghindari terjadinya guncangan terhadap sampel dang dapat menyebabkan
kerusakan terhadap struktur tanah. Tujuan dari praktikum pengamatan profil tanah
adalah untuk mengetahui sifat-sifat tanah baik sifat fisik, biologi maupun sifat
kimia tanah pada masing-masing lapisan tanah dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Dan juga untuk mengetahui beberapa macam pupuk dan dosis
penggunaannya dengan benar, mengenalkan tanah yang baik untuk tanaman dan
mengetahui berapa banyak dosis yang baik.

Manfaat dari seluruh praktikum kali ini adalah membantu praktikn untuk
mengetahui unsur unsur dalam tanah, kation kation yang terkandung dalam tanah,
kegunaan unsur untuk tanaman,, kadar pH yang baik untuk tanaman serta
berbagai jenis pupuk yang sering di gunakan dalam penanaman.
Jumlah bahan organik dapat dihitung dari kadar karbon organik. Untuk
menentukan bahan organik, yang terikat dengan erat di dalam tanah dan berada
dalam kesetimbangan di dalam lingkungan tanah, membutuhkan teknik yang
khusus. Salah satu metode yang sering digunakan untuk menentukan kadar bahan
organik tanah adalah metode Walkley and Black dengan prinsip bahwa karbon
(C) dioksidasi pada suhu sekitar 120ºC, dengan menambahkan larutan Kalium
dikromat dan asam sulfat pekat pada contoh tanah.

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

laporan lengkap ini dengan judul “Analisis Penilaian Tingkat Kesuburan Tanah

Kebun Akademik Fakultas Pertanian Universitas Tadulako”.Laporan ini disusun

sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan matakuliah Kesuburan Tanah dan

Pemupukan di Fakultas Pertanian Universitas Tadulako.

Selama pelaksanaan praktikum ini penulis banyak mendapatkan arahan,

bimbingan, saran serta dorongan dari berbagai pihak sehingga pelaksanaan

praktikum dan penulisan laporan ini dapat terselesaikan dengan baik dan benar.

Oleh karenanya, dengan kerendahan hati penyusun ingin mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Febrianto SP, selaku koordinator asisten penanggung jawab praktikum

Mata kuliah Kesuburan Tanah & Pemupukan.

2. Rizky Puspitasari, selaku asisten penanggung jawab praktikum Mata

kuliah Kesuburan Tanah & Pemupukan.

Akhir kata, Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin semoga Allah SWT

memberikan imbalan yang setimpal atas kebaikan dan jasa-jasa mereka, serta

tulisan ini mendapat ridho-Nya dan bermanfaat bagi semua pihak.

Palu, April 2021

Penulis

v
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL i
HALAMAN JUDUL ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
RINGKASAN iv
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR LAMPIRAN ix

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1


1.2 Tujuan Praktikum 2
1.3 ManfaatPraktikum 2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gambaran Umum Lokasi Pengambilan Sampel Tanah 3


2.2 Pengertian Tanah 4
2.3 Reaksi Tanah (pH) 4
2.4 C-Organik dan Bahan Organik Tanah 4
2.5 N-Total Tanah 5
2.6 P2O5 dan K2O Tanah Ekstrak HCl 25% 5
2.7 Kapasitas Tukar Kation (KTK) 6

BAB III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu 7


3.2 Alat dan Bahan 7
3.3 Cara Kerja 8
3.3.1 Pengambilan Contoh Tanah 8
3.3.2 Reaksi Tanah (pH) 8
3.3.3 C-Organik dan Bahan Organik Tanah 9
3.3.4 N-Total Tanah 9
3.3.5 P2O5 dan K2O Tanah Ekstrak HCl 25% 10
3.3.6 Kapasitas Tukar Kation (KTK) 11

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil 17
4.2 Pembahasan 17

vi
BAB IV. PENUTUP

5.1 Kesimpulan 21
5.2 Saran 22

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BIODATA PENYUSUN

vii
DAFTAR TABEL

No. Teks Halaman

1. Kriteria pH Tanah...................................................................................... 4
2. Kriteria Parameter Tanah .......................................................................... 3
3. Penetapan pH, C-Organik, N, P, K dan KTK Tanah ................................. 17

viii
DAFTAR LAMPIRAN

No. Teks Halaman

1. Perhitungan C-Organik dan Bahan Organik Tanah................................... 20


2. Perhitungan N-Total Tanah....................................................................... 20
3. Perhitungan P dan K Tanah ....................................................................... 21
4. Perhitungan KTK Tanah ........................................................................... 22

ix
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanah yang mengandung kadar garam yang tinggi, selain dapat

mempengaruhi sifat-sifat tanah, juga berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman.

Banyaknya Na+ di dalam tanah menurunkan ketersediaan unsur Ca+, Mg2+ dan K+

yang berperan penting bagi pertumbuhan tanaman (Saraswati. 2016)

Teksur tanah merupakan salah satu sifat tanah yang sangat menentukan

kemampuan tanah untuk menunjang pertumbuhan tanaman. Tekstur tanah yang

berbeda akan mempengaruhi kemampuan tanah menyimpan dan menghantarkan

air, menyimpan dan menyediakan hara tanaman yang berbeda pula (Soil Survey

Staff, 2012).

Tanah bertekstur yaitu tanah dengan kandungan pasir >70%, prositasnya

rendah (35% kemampuan menyimpan air dan hara tanaman tinggi. Air yang ada

di serap dengan energi yang tinggi. Sehingga liat sulit dilepaskan terutama bila

kering sehingga kurang tersedia untuk tanaman. Tanah liat juga disebut tanah

berat. Tanah berlempung, merupakan tanah dengan proporsi pasir. Debu, dan liat

sedemikian rupa sehingga sifatnya berada dii antara tanah berpasir dan berliat.

Jadi tata udara serta udara cukup baik. (Arifian, 2010).

1
1.2 Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari praktikum ini adalah agar kita mampu memahami dan

menjelaskan dasar-dasar kesuburan tanah serta mampu melakukan analisis

beberapa sifat kimia tanah.

Manfaat dari seluruh praktikum kali ini adalah membantu praktikan untuk

mengetahui unsur unsur dalam tanah, kation kation yang terkandung dalam tanah,

kegunaan unsur untuk tanaman, kadar pH yang baik untuk tanaman serta berbagai

jenis pupuk yang sering di gunakan dalam penanaman.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gambaran Umum Lokasi Pengambilan Sampel Tanah

Pengambilan contoh tanah merupakan tahapan penting untuk penetapan

sifat-sifat fisik tanah di laboratorium. Prinsipnya, hasil analisis sifat-sifat fisik

tanah di laboratorium harus dapat menggambarkan keadaan sesungguhnya sifat

fisik tanah di lapangan. Keuntungan penetapan sifat-sifat fisik tanah yang

dilakukan di laboratorium dapat dikerjakan lebih cepat, dan dalam jumlah contoh

tanah relatif lebih banyak. Kerugiannya adalah contoh tanah yang diambil di

lapangan bersifat destruktif, karena dapat merusak permukaan tanah, seperti

terjadinya lubang bekas pengambilan contoh tanah, cenderung menyederhanakan

kompleksitas sistem yang ada di dalam tanah, dan sebagainya (Hanafiah, 2010).

Tanah yang mengandung mineral penghasil sulfur dapat menyebabkan

kondisi tanah menjadi sangat asam apabila mineral tersebut terkena udara bebas,

Kualitas tanah bervariasi disebabkan oleh variasi komponennya.Tidak semua

jenis tanah yang cocok untuk semua jenis tanaman (Sarwono, 2010).

Tanah juga menjadi tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan

menyediakan hara dan air habitat hidup berbagai mikroorganisme. Sebagian besar

hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak. (Nasih Widya.2012)

3
2.2 Reaksi Tanah (pH)

pH merupakan kependekan dari potensial of hydrogen. Sedangkan pH

tanah adalah suatu standar pengukuran tingkat keasaman atau kebasaan pada

suatu lahan. Reaksi tanah adalah Parameter tanah yang dikendalikan oleh sifat

sifat elektro kimia koloid-koloid tanah. Istilah menunjukkan pada kemasaman dan

kebasahan tanah, yang derajatnya ditentukan oleh kadar ion hidrogen dalam

larutan tanah. Reaksi tanah (nilai pH) dapat berpegaruh terhadap penyediaan hara

untuk tanaman (Rahmah. Dkk, 2014).

Peningkatan kosentrasi H+ menaikkan potensial larutan yang di ukur oleh

alat dan dikonversi dalam skala pH. Elektrodegelas merupakan elektro selektif

khusus H+, hingga memungkinkan untuk hanya mengukur potensial yang di

sebabkan kenaikan kosentrasi H+ (Rahmah. Dkk, 2014)

Hal ini di duga disebabkan oleh karena tercucinya basa-basa kelapisan

bawah oleh air hujan. PH tanah yang rendah akan menyebabkan ketersediaan hara

menurun dan perombakan bahan organik terhambat (Rahmah. Dkk, 2014).

2.3 C-Organik dan Bahan Organik Tanah

Pengertian mengenai C-organik yakni merupakan bagian dari tanah yang

merupakan suatu sistem kompleks dan dinamis, yang bersumber dari sisa tanaman

dan atau binatang yang terdapat di dalam tanah yang terus menerus mengalami

perubahan bentuk, karena dipengaruhi oleh faktor biologi, fisika, dan kimia.

Bahan organik maupun memperbaiki sifat fisik tanah seperti menurunkan

berat volume tanah, meningkatkan permeabilitasm menggemburkan tanah,

4
memperbaiki erosi tanah, meningkatkan stabilitas agregat, meningkatkan

kemampuan tanah memegang air, menjaga kelembapan dan suhu tanah,

mengurangi energi kinetik langsung air hujan, megurangi aliran permukaan dan

erosi tanah (Rahmah. Dkk, 2014).

Bahan organik merupakan salah satu faktor pembatas yang sangat

berperan untuk menambah hara dan sebagai penyangga hara. Penambahan bahan

organik dapat meningkatkan daya menahan air tanah, mampu mengikat air dalam

jumlah besar sehingga mengurangi jumlah air yang hilang dan mengurangi

kejadian erosi di lahan pertanian. (Rahmah. Dkk, 2014)

Indikasi bahan organik dalam tanah dapat dilihat dari kandungan

COrganik dan N-Total sehingga diperoleh nisbah C/N yang dapat dipakai untuk

menduga ketersediaan hara dari mineralisasi bahan organik. Penambahan bahan

organik ke dalam tanah dapat dilakukan melalui pengembalian sisa panen,

pengomposan, pemulsaan, dan pupuk hijau serta pemberian pupuk kandang.

Budidaya pertanian yang diusahakan secara intensif akan mengurangi cadangan C

dalam tanah. (Rahmah. Dkk, 2014)

2.4 N-Total Tanah

Kehilangan Nitrogen tanah pada saat panen hal ini sesuai dengan literatur

(Rahmah. Dkk, 2014). yang menyatakan bahwa Sifat nitrogen yang sangat mobil

sehingga keberadan nitrogen dalam tanah dapat berubah atau hilang. Kehilangan

nitrogen dalam tanah dapat terjadi saat panen, tercuci dan denitrifikasi.

5
Jika pH meningkat akan meningkatkan pelepasan N sehingga terjadi

peningkatan N total tanah. Sehingga dikatakan tanah itu menjadi subur apabila

nitrogennya cukup tinggi dan penyedia bagi tanaman (Rahmah. Dkk, 2014).

Nitrogen merupakan salah satu unsur hara esensial yang bersifat sangat mobil,

baik di dalam tanah maupun di dalam tanaman. Selain itu nitrogen bersifat sangat

mudah larut dan mudah hilang ke atmosfir maupun air pengairan. Kekurangan

unsur nitrogen pada tanaman mengakibatkan (Rahmah. Dkk, 2014).

2.5 P2O5 dan K2O Tanah Ekstrak HCl 25%

P2O5Fosfor berupa berbagai jenis senyawa logam transisi atau senyawa


tanah langka seperti zink sulfida (ZnS) yang ditambah tembaga atau perak, dan
zink silikat (Zn2SiO4)yang dicampur dengan mangan.Kegunaan fosfor yang
paling umum ialah pada ragaan tabung sinar katode (CRT) dan lampu pendar,
sementara fosfor dapat ditemukan pula pada berbagai jenis mainan yang dapat
berpendar dalam gelap (glow in the dark).Fosfor pada tabung sinar katode mulai
dibakukan pada sekitar Perang Dunia II dan diberi lambang huruf "P" yang diikuti
dengan sebuah angka. Unsur kimia fosforus dapat mengeluarkan cahaya dalam
keadaan tertentu, tetapi fenomena ini bukan fosforesens. (Rahmah. Dkk, 2014).
K2O , Kalium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang
memiliki lambang K dan nomor atom 19.Dari bahasa Neo-Latin kalium.Ia
pertama kali diisolasi dari potas [en], abu tanaman, asal nama bahasa Inggrisnya.
Dalam tabel periodik, kalium adalah salah satu logam alkali.Semua logam alkali
memiliki satu elektron valensi di kelopak elektron terluarnya, yang mudah
dilepaskan untuk membentuk ion bermuatan positif – sebuah kation, yang jika
bergabung dengan anion membentuk garam.Kalium di alam hanya terdapat pada
garam ionik. (Rahmah Dkk. 2014)
P2O5 yang lambat tersedia untuk tanah sehingga tidak mencukupi
kebutuhan tanaman hal ini sesuai dengan literatur (Mukhlis. 2011).yang

6
menyatakan bahwa bentuk P yang potensial tersedia meliputi bentuk P organik
dan beberapa bentuk P anorganik yang relatif tidak tersedia seperti bentuk P
terendapkan (P-Al, P-Fe, P-Mn, atau P-Ca).
pH tanah yang relatif asam dan alkalis, serta jumlah dan dekomposisi bahan
organik yang sedikit. Al dan Fe oksida dapat mengikat P sehingga ketersedian P
rendah, begitu juga dengan KTK dan bahan organik, dan hal ini yang
menyebabkan tanah menjadi miskin hara(Rahmah. Dkk, 2014).

2.6 Kapasitas Tukar Kation (KTK)

Kapasitas tukar kation (KTK) adalah kapasitas lempung untuk menjerap


dan menukar kation. KTK dipengaruhi oleh: (1) kandungan liat, (2) tipe liat, (3)
kandungan bahan organik. Dengan kata lain, KTK bervariasi tergantung pada
jumlah humus, liat dan macam liat yang dijumpai dalam tanah hutan.
Unsur Kation dalam Tanah, misalnya H+, Al3+, Ca++, Mg++, dll. Kation-
kation ini dijerap pada permukaan koloid mineral dan ataupun organik dengan
ikatan elektrostatik yang tidak terlalu kuat, sehingga dapat dilepaskan ataupun
dipertukarkan. Dan juga Kapasitas tukar kation merupakan sifat kimia yang
sangat erat hubungannya dengan kesuburan tanah. Tanah dengan KTK tinggi
mampu menjerat dan menyediakan unsur hara lebih baik daripada tanah dengan
KTK rendah, KTK tanah pada umumnya digunakan sebagai indikator pembeda
pada proses klasifikasi tanah. Nilai KTK tanah sangat beragam dan tergantung
pada sifat dan ciri tanah itu sendiri (Rahmah Dkk, 2014).
KTK dipengaruhi oleh kandungan liat, tipe liat dan kandungan bahan
organik. KTK tanah menggambarkan kation-kation tanah seperti aktion Ca, Mg,
Na, dan dapat ditukar dan diserap oleh perakaran tanaman (Rahmah Dkk, 2014).

7
Nilai KTK tanah biasanya berbanding lurus dengan kejenuhan basa (KB)
tanah, karena kejenuhan basa merupakan gambaran tingginya jumlah kation pada
kompleks koloid tanah (Rahmah Dkk, 2014).
Penetapan tekstur tanah di lapangan dapat dilakukan dengan cara
merasakan atau meremas contoh tanah antara ibu jari dan telunjuk. Penetapan
tekstur di lapangan berdasarkan rasa kar atau licin. Tekstur tanah pada sampel 1
dan 2 termasuk dalam kategori Lempung Berpasir yang dimana pada sampel 1
mengandung Pasir 68,5% Debu 17,5%, dan Liat 17,9% sehingga hasil yang di
peroleh sama yaitu Tekstur Tanah Lempung Berpasir. Menurut (Hakim,dkk 2014)
tinggi tanaman pada tanah lempung berpasir lebih tinggi daripada tanah lempung
berliat.
Tekstur tanah berpengaruh sangat nyata terhadap rata-rata tinggi tanaman
pada 30 HST tapi tidak berpengaruh nyata pada jumlah daun. Tinggi tanaman
tertinggi ada pada tanah lempung berpasir. Pertumbuhan lebih lambat di
bandingkan pada tanah yang bertekstur kasar. Hal ini disebabkan karena pori-pori
tanah berliat lebih padat (Hakim Dkk, 2014).

8
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu

Pengambilan sampel tanah dilakukan pada hari Sabtu, 3 April 2021 di

kebun Akademik, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako. Praktikum analisis

kesuburan tanah di lakukan pada hari sabtu, 10 April 2021 pukul 09.00 WITA

sampai 17.00 WITA dan Senin 12 April 2021 pukul 13.30 WITA sampai 17.00

WITA di laboratorium Ilmu tanah, Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian terbagi dua yaitu alat yang

digunakan untuk pengambilan contoh sampel tanah di lahan percobaan terdiri dari

kantong plastik, kertas label, sekop kecil dan alat tulis. Alat yang digunakan untuk

analisis kimia tanah di laboratorium yaitu neraca analitik, botol kocok, mesin

pengocok, labu semprot, pH meter, timbangan analitik, buret, labu ukur,

erlemeyer, alat destilasi dan destruksi, pipet ukur, beaker glass, tabung digestion,

ayakan 2 mm, sendok, roll film, pipet volume, pipet mikro, tabung reaksi, kertas

saring, vortex, spektrofotometer, flamefotometer, alat penyuling amoniak

(Kjedahl otomatic), corong dan wadah penampung.

Adapun bahan yang digunakan yaitu H2O, KCl 1 M, kalium dikromat (K 2Cr2O7),

asam sulfat pekat (H2SO4), ferro sulfat (FeSO4).7 H2O), asam fospat (H3PO4),

natrium florida (NaF), aquades, indikator difenilamin, asam klorida (HCl), asam

borak (H3BO3), natrium hidroksida (NaOH), campuran selenium/katalisator,

sampel tanah, HCl 25%, standar P, preaksi P, standar K, larutan amonium asetat

7
(NH4OAc) pH 7,0, etanol/alkohol 95%, larutan natrium hidroksida (NaOH) 35%,

larutan asam borat (H3BO3) 4%, larutan asam klorida (HCl) 0,1 dan kertas saring.

3.3 Cara Kerja

3.3.1 Pengambilan Contoh Tanah

Permukaan tanah dibersihkan terlebih dahulu dari rerumputan atau gulma,

kemudian tanah diambil sanpai kedalaman 20 cm dari permukaan. Setelah itu,

tanah dimasukkan ke dalam kantong plastik sebanyak ± 1,0 kg lalu diberi label

pada bagian luar dan dalam dari kantong plastik.

3.3.2 Reaksi Tanah (pH)

Pertama kita ambil timbangan 5-10gr contoh tanah sebanyak dua kali.

Kemudian kita masukkan ke dalam botol kocok A dan B, dan ditambahkan 50 ml

air bebas ion (pH H2O) ke dalam botol A dan 50 ml KCL (pH KCL) ke dalam

botol B (Volume air dan KCL bisa berubah sesuai rasio pengukuran yang

digunakan. Kocok dengan mesin pengocok selama 30 menit kemudain kita

diamkan sampai contoh tanah mengendap, setelah itu kita kalibrasi pH larutan

contoh tanah. Nilai pH dilaporkan dalam 1 desimal.

3.3.3 C-Organik dan Bahan Organik Tanah

Menimbang 0,5 gr contoh tanah yang lolos ayakan 0,5mm (0,05-0,1 gr

untuk tanah organik/gambut) dan dimasukkan ke dalam erlemeyer 250 ml,

kemudian tambahkan 5 ml K2Cr2O7 1N sambil di goyang-goyang akan. Kemudian

8
tambahkan 10 ml H2S04 dan goyang secara perlahan-lahan. Setelah itu tercampur

sempurna, larutan didiamkan selama 20-30 menit. Kemudian tambahkan 100 ml

aquades, 5 ml NaF, 5 ml H 3PO4 dan 15 tetesin dikator difenilamin, setelah itu kita

mentitrasi larutan dengan ferro ammonium sulfat 0,5 N atau ferrosulfat 1 N pada

tahap awal ion krom berwarna hitam, keungu-unguan dan titik akhir penitaran

adalah hijau terang kemudian lakukan cara yang sama dan waktu yang sama

untuk blanko.

Persentase C-organik dan bahan organik dihitung menggunakan rumus:

mlFeS 04( Blanko−contoh ) 0,30


% C – Organik = x NFeS04 X
berat contoh tanah 0,77

% Bahan organik = 1,724 × C-Organik

3.3.4 N-Total Tanah

Timbang teliti 1,000 g sampel tanah ke dalam tabung digestion kemudian

ditambahkan 10 ml H2SO4 pekat dan campuran selen/katalis ± 2 g atau seujung

sendok teh, setelah itu kita kerjakan penetapan blanko. Kemudian panaskan/

1
destruksi selama 1 jam, kemudian kita destilasi dengan menambahkan 35 ml
2

NaOH 40% kemudian tamping destilat dalam asam borat sebanyak 25ml. Setelah

itu destilat di titrasi dengan larutan asam baku, yaitu H2S04O, 050 N atau HCL 1N

hingga titik akhir yaitu perubahan warna dari hijau menjadi merah muda.

Persentase N dihitung menggunakan rumus:

14,01 × ( titrasi sampel-titrasi blanko ) × N HCl


N(%) =
Berat sampel × 10

9
3.3.5 P2O5 dan K2O Tanah Ekstrak HCl 25%

Menimbang teliti 2 gr sampel tanah yang telah dihaluskan (lolos ayakan 2

mm) dan masukkan ke dalam botol kocok (rol film), kemudian ditambahkan 10

ml larutan HCL 25% dengan menggunakan pipet ukuran atau pipet volume 10 ml.

Kocok selama 30 menit (diamkan selama 1x 24 jam) kemudian saring dengan

mengguakan kertas saring dan tamping larutan/ filtratnya.

A. Pengukuran P

Pipet 0,5 ml larutan / filtrat ke dalam tabung reaksi kemudian tambahkan 2

ml aquades (pengenceran 5x) dan kocok dengan vortex sampai homogen.

Selanjutnya pipet larutan tersebut dan deret standar P sebanyak 1 ml masing-

masing ke dalam tabung reaksi. Kemudian tambahkan masing-masing 5 ml

pereaksi campuran, kocok dengan vortex hingga homogen. Kemudian di ukur

dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 693 nm dengan deret standar P

sebagai pembanding.

B. Pengukuran K.

Pipet 0,5 ml larutan / filtrat dan ditambahkan 9,5 ml aquades (pengenceran

20 x), kemudian kocok dengan vortex hingga homogen. Kemudian di ukur

dengan flame fotometer/fotometer nyala dengan deret standar K sebagai

pembanding.

Persentase P dan K menggunakan rumus:

ml ekstrak
4 % P2O5 Total = ppm kurva × (1000 ) × (100mg
berat sampel )
× fp ×
142
90
× fk

ml ekstrak
5 % K2O Total = ppm kurva × (1000 ) × (100mg
berat sampel ) × fp ×
94
78
× fk

10
5.1.1 Penetapan Kapasitas Tukar Kation (KTK)

Menimbang 1 gr contoh tanah kering udara yang lolos ayakan 0,5 mm dan

di masukkan ke dalam wadah/ gelas kimia/ botol plastik. Kemudian tambahkan

25 ml larutan NH4Oac dengan batang penganduk dan diamkan selama satu

malam, saring dengan kertas saring pada corong dan tamping filtratnya dengan

wadah lain kemudian pindahkan semua tanah pada botol kertas saring dengan

cara membilas sisa-sisa tanah tersebut dengan NH4Oac dengan menggunakan

botol semprot plastik atau pipet ukur, cuci tanah pada kertas saring dengan 20-

30 ml larutan NH44OAc dan biarkan sampai mendrainase sempurna. Ulangi

pencucian beberapa kali, setelah itu kita cuci tanah lagi pada kertas saring

dengan 25-30 ml etanol/ alkohol untuk setiap kali. Kemudian pindahkan tanah

dan keretas ke dalam labu jedahl 800 ml lalu tambahkan 200 ml aquades. Pipet

25 ml H3BO3 kedalam erlemeyer 250 ml setelah itu pasang labu jedahl yang

berisi contoh tanah dan erlemeyer berisi H3BO3 pada alat destilasi dan mulai

destilasi sampai destilat yang di tampung pada erlemeyer mencapai 100-150 ml.

KTK tanah dihitung menggunakan rumus:

100
KTK (me/100 gr tanah) = t-b ×N HCl ×
W

Keterangan:

t = volume HCL untuk titar contoh (ml)

b = volume HCl untuk titar blanko (ml)

N = normalitas HCl

11
W = berat contoh tanah

12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai


berikut.

Tabel . Penetapan C-Organik, N, P, K dan KTK Tanah


Kode C- KTK Tekstur
No. pH N P K
Sampel Org  
H2 KC Pasir Debu Liat
           
O l
7,0 0,05 16,55 367,4 14,08 68,5 17,5 17,0
1 A 7,46 1,54 % % %
9 6 2 4 2
Kriteri Lempung Berpasir
  AA  N  R  SR   R ST   R
a
7,5 0,05 16,88 390,6 68,5 17,5 17,0
2 B 8,07 1,44 8,973 % % %
4 6 1 5
Kriteri Lempung Berpasir
  AA  N   R  SR  R  ST R 
a

Ket: AA : Agak Alkalis


N : Netral
R : Rendah
SR : Sangat Rendah
ST : Sangat Tinggi

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan yang didapatkan pH tanah pada sampel A

yaitu 7,46. Hasil pH yang kita ukur berkriteria AA (agak alkalis), sampel tanah

yang kita dapat berasal dari kebun akademik Fakultas Pertanian Universitas

Tadulako. Tanah alkalis adalah tanah dengan tingkat kebebasan tinggi

kebanyakan dari Na+ dalam bentuk dipertukarkan dan hanya sejumlah kecil

garam bebasnya terdapat dalam larutan tanah. Nilai Ph tanah berkisar dari 8,5

13
hingga 10,0 sebagai akibat irigasi, kondisi akan sangat alkalin dapat terbentuk

pada tanah ini dan pH tanah tinggi 10 merupakan hal yang umum di temukan

pada tanah alkalin.

Menurut Triharto (2013), dalam penelitiannya menjelaskan bahwa

kemasaman tanah penting untuk diketahui. Pada tanah masam (pH rendah), tanah

didominasi oleh ion Al, Fe, Ion-ion ini akan mengikat unsur hara yang sangat di

butuhkan tanaman. terutama unsur P (fosfor), S (sulfur), sehingga tanaman tidak

dapat menyerap makanan dengan baik meskipun kandungan unsur hara dalam

tanah nya banyak. Pad kondisi ini, derajat kemasaman tanah bernilai < (kurang) 7.

Menurut Bakri dkk (2016) adanya bahan organik yang memberikan

sumbangan kedalam tanah mengindikasikan bahwa telah terjadi pelepasan hara

dari proses dekomposisi bahan organik kedalam tanah sebagai stimulan

bertambahnya N dalam tanah, jadi dapat dikatakan bahwa semakin tinggi bahan

organik dalam tanah maka semakin tinggi pula kadar Nitrogen pada tanah

tersebut. Unsur Mo pada tanah alkalis menyebabkan tanaman keracunan.

Kemasaman tanah erat hubungannya dengan ketersediaan hara yang dapat

mempengaruhi produksi tanaman (Rahmah Dkk, 2014).

Faktor – faktor yang mempengaruhi ketersediaan N adalah jasad renik ,

baik yang hidup bebas maupun yang bersimbiosis dengan tanamn, nitrogen dapat

masuk nkedalam tanah dalam bentuk nitrat jumlah isis sangat tergantung pada

iklim suatu suatu tempat (Hakim, dkk, 2011).

14
Berdasarkan hasil pada pengamatan diatas dapat dilihat bahwa tanah yang

mengandung kandungan C-Organik tanah yang paling tinggi pada sampel A yaitu,

1.54 yang di kriteria rendah, kandungan C-Organik yang paling rendah yaitu

pada sampel B yaitu 1.44 yang di kriteria rendah.

Menurut pendapat Munawar (2011), pada penelitian yang menjelaskan

bahwa peran bahan organik terhadap ketersediaan hara dalam tanah tidak terlepas

dengan proses mineralisasi yang terdapat dalam kompos mengalami proses

perombakan bahan organik. Bahan organik yang terdapat dalam kompos

mengalami proses mineralisasi N organik menjadi NH4+ dan NO3- sehingga

nitrogen akan lebih banyak terbentuk dan tersedia di dalam tanah.

Berdasarkan penelitian sebelumnya, menurut Mawardiana (2013),

nitrogen merupakan salah satu unsur hara esensial yang bersifat sangat mobil,

baik di dalam tanah maupun di dalam tanaman. Selain itu nitrogen bersifat sangat

mudah larut dan mudah hilang keatmosfir maupun air pengairan.

Gejala kekurangan N adalah memperhambat kematangan tanaman, batang-

batang lemah maupun rubuh NO3- mudah dicuci oleh air hujan N rendah dan

tanah pasir mudah di cuci membebaskan air sehingga N rendah dari pada tanag

liat (Hedriwoegeno, 2010).

Berdasarkan Hasil pada pengamatan yang ada pada tabel di atas bahwa

nilai P yang tinggi pada sampel B yaitu 16,881 yang di kriteriakan rendah dan

yang rendah pada sampel A yaitu 16,552 yang di kriteria rendah. Dan berdasarkan

pada Hasil nilai K yang tinggi pada sampel B yaitu 390,56 yang di kriteriakan

15
sangat tinggi dan yang rendah pada sampel A yaitu 367,44 yang dikriteria sangat

tinggi.

Menurut Supangat dkk (2013) kadar hara P tersedia yang tinggi akan

menguntungkan bagi tanaman sehingga tanah-tanah demikian cenderung subur,

rendahnya ketersediaan unsur P tersebut diduga selain karena rata-rata pH di

daerah penelitian tergolong masam (tanah masam), juga sumber unsur P dari

ketersediaan bahan organik yang juga rendah.

berdasarkan penelitian sebelumnya, kalium berperan penting dalam

pertumbuhan tanaman terutama di saat masa pematangan tanaman karena

mempengaruhi fotosintesis dalam bentuk klorofil pengisian biji dan esensial

dalam pembentukan karbohidrat (Hafsi et al. 2014).

Menurut Zainudin dan Kesumaningwati (2021) tingginya unsur K dalam

tanah disebabkan K yang digunakan oleh tanaman hanya sebagian kecil dalam hal

ini pada lahan. Kandungan K-total yang tinggi dapat juga dipengaruhi oleh

sumber K yang sangat penting antara lain pupuk kandang, sisa penggunaan pupuk

K yang tertinggal, dan air irigasi (Pinatih dkk, 2015).

Selanjutnya Gunawan dkk (2019), menyatakan bahwa penyebab tinggi

rendahnya kalium dalam tanah dipengaruhi oleh bahan induk dan juga pH tanah.

pH tanah yang masam akan menyebabkan peningkatan fiksasi kalium sehingga

menyebabkan penurunan ketersediaan unsur K dalam tanah.

16
Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel yang ada diatas bahwa nilai

KTK yang tinggi pada sampel A yaitu, 14,082 dan yang kriteria rendah pada

sampel B yaitu 8,973 .

Dengan semakin menurunnnya kandungan bahan organik tanah, humus

(koloidorganik) sebagai sumber bermuatan negatif tanah juga semakin berkurang

sehingga muata positif (kation-kation) dalam tanah yang dapat dipertukarkan juga

semakin rendah sehingga daya menyimpan unsur hara akan rendah

(Kumalasaridkk., 2011)

Berdasarkan hasil analisis tanah, kemudian dikaitkan dengan kriteria

penilaian status sifat kimia tanah menunjukkan bahwa status kesuburan kimia

tanah pada kebun akademik Fakultas Pertanian Universitas Tadulako tergolong

rendah. Menurut Agustian dan Simanjuntak (2018) faktor yang membatasi

kesuburan tanah sehingga status kesuburannya tergolong rendah adalahkandungan

fosfor tanah (faktor pembatas sangat berat), kandungan kalium dan kejenuhan

basa (faktor pembatas sedang) dan C-organik (Rahmah.Dkk,2014)

17
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka dapat saya simpulkan

bahwa pH merupakan indikator kesuburan kimiawi pada tanah karena dapat

mencerminkan ketersediaan hara dalam tanah maka dari itulah nilai sampel A

lebih tinggi di banding sampel B itu dikarenakan indicator jumlah bahan organic

yang tersedia dalam tanah dan juga adanya perbedaaan jenis serta jumlah vegetasi

yang berbeda pada lahan Bahan organik yang terdapat dalam kompos mengalami

proses mineralisasi N organik menjadi N4+ dan NO3- sehingga nitrogen akan lebih

banyak terbentuk dan tersedia di dalam tanah.

Nilai N-total memiliki nilai yang sama yaitu 0,056 dengan kriteria rendah

disebabkan karena jumlah bahan organik dan mikroorganisme pada tanah tersebut

sama banyaknya yang berdampak pada keseimbangan nilai pada N-total tersebut.

Pada perhitungan unsur P dan K juga nilai yang tinggi terdapat pada sampel B,

sedangkan pada sampel A memiliki Nilai yang lebih rendah. Pada KTK yang

memiliki tinggi yaitu sampel A dengan nilai 14,082 dapat terjadi dikarenakan

tanah pada lahan tersebut mempunyai daya penyimpan unsur hara yang tinggi.

5.2 Saran

Semoga praktikum kesuburan tanah untuk kedepannya, tidak 2 hari itu


sampai 6 modul. Dan sebenarnya itu tidak bisa disalahkan asisten penanggung
jawab maupun dosennya. Ini semua terjadi karena adanya Pandemi Covid-19

18
DAFTAR PUSTAKA

Agustian dan Simanjuntak, 2018. Pengaruh Interaksi Hara Nitrogen dan Fosfor

Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea May L) pada Tanah Regosol

dan Latosol. Vol 10. No.4

Arifian. 2010. Kajian Sifat fisik tanah dan Berbagai Penggunaan Lahan dalam
Hubungannya Dengan Pendugaan Erosi Tanah.

Bakri dkk. 2016. Status Beberapa Sifat Kimia Tanah Pada Berbagaipenggunaan
Lahan di Das Poboya Kecamatan Palu Selatan. Jurnal Agrotekbis, 4 (5) :
516-519..

Gunawan dkk. 2019. Karakteristik Sifat Kimia Tanah dan Status Kesuburan
Tanah Pada Agroforestri Tanaman Sayuran Berbasis Eucalyptus Sp.
Jurnal Silvikultur Tropika, 10 (2) : 68.

Hafsi , et al, 2014. DSS Untuk Menganalisis pH Kesuburan Tanah Menggunakan


Metode Sigle Linkage.Jurnal EECIS. Vol. 9. No

Hedriwoegeno, 2010. Masalah Kesuburan Tanah di Indonesia. Departemen Ilmu


Tanah

Mukhlis 2014. Analisis Tanah dan Tanaman. USU Press. Medan

Munawar (2011). Makalah Pengelolaan Kesuburan Tanah.  Program Studi Ilmu


Tanaman. Universitas Sriwijaya.

Nasih Widya .2012. Dasar-dasar Ilmu Tanah.UGM.

Pinatih dkk. 2015. Evaluasi Status Kesuburan Tanah Pada Lahan Pertanian di
Kecamatan Denpasar Selatan. E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika, 4 (4) :
289.

19
Rahmah, Dkk 2014. Ilmu Tanah. Di peroleh dari http://jakartapedia.org//

Rahmah, Dkk, 2014. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta : Raja Grafindo Pesada

Rahmah, Dkk, 2014. Tanah-Tanah Utama Indonesia. Jakarta : Pustaka Jaya

Soil Survey Staff,2012. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta: Erlangga

Supangat dkk. 2013. Status Kesuburan Tanah di Bawah Tegakan Eucalyptus


Pellita F.Mueii: Studi Kasus di Hphti Pt. Arara Abadi, Riau. Jurnal
Manusia Dan Lingkltngan, 20 (1) : 29-31.

Triharto. 2013. Sifat Kimia Tanah pada Berbagai Tipe Lahan di Desa Bobo
Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi. Jurnal Warta Rimba. Vol.2(1); 88-93

Zainudin dan Kesumaningwati, R. 2021. Penilaian Status Kesuburan Tanah Pada


Beberapa Penggunaan Lahan di Samarinda. Jurnal Agroekoteknologi
Tropika Lembab, 3 (2) : 109-110.

20
LAMPIRAN

19
Perhitungan:
1. Penetapan C-organik dan bahan organic (BO) tanah :

mlFeSO 4( Blanko−contoh) 0,30


%C-organik = x NFeSO4x
Berat contohtanah 0,77

%Bahan organic = 1,724 x C-organik

8,3−6,24 0,30
 %C-organik 1 = x1x
0,5057 0,77
2,06
= x 1 x 0,38
0,5057
= 4,07 x 0,38 = 1,54

%Bahan Organik = 1,724 x C-organik

= 1,724 x 1,54 = 2,65

8,3−6,3 0,30
 %C-organik 2 = x1x
0,5048 0,77
1,92
= x 1 x 0,38
0,5048
= 3,80 x 0,38 = 1,44

%Bahan Organik = 1,724 x C-organik

= 1,724 x 1,44 = 2,48

2. Penetapan N-total tanah :

14,01 x (titrasi sampel−titrasi blanko)


N(%) = x N HCL
berat sampel x 10

14,01 x (0,72−0,3)
 N(%) 1 = x 0,1
1,0063 x 10

20
0,42
= 14,01 x x 01
10,063
= 14,01 x 0,04 x 0,1
= 0,56 x 0,1
= 0,056
14,01 x (0,44−0,3)
 N(%) 2 = x 0,1
1,0078 x 10
0,44
= 14,01 x x 01
10,078
= 14,01 x 0,04 x 0,1
= 0,56 x 0,1
= 0,056

3. Penetapan P2O5 dan K2O ekstrak HCL 25% :

ml ekstrak 100 mg 142


%P2O5 total = ppm kurva x x x fp x x fk
1000 berat sampel 90

ml ekstrak 100 mg 94
%K2O total = ppm kurva x x x fp x x fk
1000 berat sampel 78

10 100 mg 94
 %K2O total 1 = 30,7 x x x 20 x x1
1000 2,0054 78

= 30,7 x 0,01 x 49,87 x 20 x 1,2 x 1

= 367,4

10 100 mg 94
 K2O total 2 = 32,6 x x x 20 x x1
1000 2,0028 78

= 32,6 x 0,01 x 49,93 x 20 x 1,2 x 1

= 390,6

21
4. Penetapan kapasitas tukar kation (KTK) :

100
KTK (me/100 g tanah) = (t-b) x N HCL x
W

100
 KTK (me/100 g tanah) 1 = (1,78-0,36) x 0,1 x
1,0083
= 1,42 x 0,1 x 99,17 = 14,08
100
 KTK (me/100 g tanah) 2 = (1,26-0,36) x 0,1 x
1,0030
= 0,9 x 0,1 x 99,70 = 8,973

22
DOKUMENTASI

Gambar 1. Proses Gambar 2.Sampeltanah


pengambilansampel

Gambar 3.Penjelasanrumus C-organik Gambar 4.Penjelasanrumus N total

23
BIODATA PENYUSUN

Penulis bernama lengkap Rahmatullah A. Lamboka lahir di palu

pada tanggal 03 desember 2000. Anak dari pasangan suami istri

yang bernama Ansar Yunus Lamboka dan Elis Bobihu. Ini

merupakan anak ke-4 dari 5 bersaudara. Penyusun melewati

jenjang pendidikan mulai dari Sekolah Dasar pada tahun 2006

sampai 2012 SDN INPRES PALUPI.

Melanjutkan Sekolah di MTSn Palu- Selatan. Dari tahun 2013 hingga selesai pada

tahun 2016. Dilanjutkan kejenjang yang lebih tinggi yaitu SMAN 3 PALU. Dan

selesai pada tahun 2019. Setelah menyelesaiakan Studinya di SMAN 3 PALU,

penyusun melanjutkan studinya di perguruan tinggi UNIVERSITAS

TADULAKO PALU dan di terima melalui jalur seleksi Bernama masuk

Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) di fakultas Pertanian Program Studi

Agroteknologi dan sekarang berapa pada Semester 4 (empat)

24

Anda mungkin juga menyukai