LAPORAN LENGKAP
AHMAD FAJRI
LAPORAN LENGKAP
AHMAD FAJRI
E 321 17 039
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui
Disahkan oleh :
a.n Dosen Penanggung Jawab Praktikum
Koordinator Umum Praktikum Integrasi
Semester Ganjil Tahun 2017-2018
iii
PERNYATAAN KEASLIAN
AHMAD FAJRI
E 321 17 039
iv
RINGKASAN
Ahma Fajri (E 321 17 039). Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung
Manis (Zea mays) Terhadap Jarak Tanam dan Jenis Pupuk (dibimbing oleh Samsu
dan Rusdi Rispriadi, 2017).
Jagung (Zea mays L.) merupakan komoditas pangan yang memilki potensi besar
untuk kepentingan industri pangan, pakan, dan biofuel. Selain untuk konsumsi
manusia manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem jarak tanam
yang lebih baik terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung. Selain
itu juga untuk mengetahui jenis pupuk yang baik terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman jagung. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan September
sampai Desember 2017 di Kebun Akademik Fakultas Pertanian Universitas
Tadulako, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terpisah faktorial denga dua faktor
perlakuan. Faktor pertama adalah sistem jarak tanam (A) yang terdiri dari lima
level yaitu, 80×40 cm (A1), 80×20 cm (A2), 70×50 cm (A3), 70×25 cm (A4) dan
60×40 cm (A5). Faktor kedua adalah jenis pupuk yang digunakan terbagi atas dua
yaitu, pupuk urea (B1) dan pupuk organic (B2). Hasil Penelitian menunjukan
bahwa jarak tanam 80x40 cm merupakan jarak tanam yang baik dalam
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung, dan jenis pupuk
organik baik dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
Laporan Lengkap ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
2. Samsu, SP. Selaku koordinator asisten bidang analisis sumber daya Mata
Lengkap ini, namun sebagai manusia tidak luput dari kesalahan dan kehilafan.
Olehnya itu dengan penuh rasa rendah hati penulis menerima kritikan dan saran
yang sifatnya membangun. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada
pembacanya. Amin
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL............................................................................... i
HALAMAN JUDUL.................................................................................. ii
PENGESAHAN.......................................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN.................................................................... iv
RINGKASAN............................................................................................. v
KATA PENGANTAR................................................................................ vi
DAFTAR ISI............................................................................................... vii
DAFTAR TABEL...................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. x
BAB I. PENDAHULUAN.......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.............................................................................. 1
1.2 Tujuan Penelitian.......................................................................... 3
1.3 Manfaat Penelitian........................................................................ 3
vii
4.2 Komponen Tumbuh...................................................................... 23
4.2.1 Berbunga dan umur muncul tongkol.................................. 23
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 25
LAMPIRAN................................................................................................ 28
RIWAYAT PENULIS................................................................................ 40
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
1. Penanaman.......................................................................................... 37
2. Jagung Umur 7 hst.............................................................................. 37
3 Jagung Umur 14 hst............................................................................ 38
4. Jagung Umur 21 hst............................................................................ 38
5. Jagung umur 28 hst............................................................................. 39
6. Bunga Jagung..................................................................................... 39
DAFTAR LAMPIRAN
10. Pengamatan Diameter Batang (cm) 42 HST pada Berbagai Jarak tanam
dan Jenis Pupuk......................................................................................... 32
11. Pengamatan Jumlah Daun (helai) 14 HST pada Berbagai Jarak tanam
dan Jenis Pupuk......................................................................................... 33
xi
12. Pengamatan Jumlah Daun (helai) 21 HST pada Berbagai Jarak tanam
dan Jenis Pupuk......................................................................................... 33
13. Pengamatan Jumlah Daun (helai) 28 HST pada Berbagai Jarak tanam
dan Jenis Pupuk......................................................................................... 34
14. Pengamatan Jumlah Daun (helai) 35 HST pada Berbagai Jarak tanam
dan Jenis Pupuk......................................................................................... 34
15. Pengamatan Jumlah Daun (helai) 42 HST pada Berbagai Jarak tanam
dan Jenis Pupuk......................................................................................... 35
xii
BAB I. PENDAHULUAN
Jagung manis (Zea mays L.) adalah tanaman semusim (annual). Satu
dimanfaatkan sebgai bahan pangan juga digunakan untuk bahan baku industry
karena banyak digemari sehingga terbuka peluang pasar yang baik. Kebutuhan
pasar yang terus meningkat dan harga jagung manis yang tinggi merupakan faktor
manis adalah cukup tinggi yaitu 200 N kg/ha. Penggunaan pupuk anorganik
mempunyai beberapa kelemahan yaitu antara lain harga relatif mahal, dan
1
pemberian bahan organik. Penambahan bahan organik sangat membantu dalam
mengikat unsur hara yang mudah hilang serta membantu dalam penyediaan unsur
hara tanah sehinnga efisiensi pemupukan menjadi lebih tinggi. Penelitian ini
dalam menangani masalah kahat hara, karena mudah terurai dan langsung dapat
diserap tanaman, sehingga pertumbuhan menjadi lebih subur. Hal ini membuat
mahal, tidak dapat menyelesaikan masalah kerusakan fisik dan biologi tanah,
tukar kation tanah dan mengurangi kehilangan unsur hara yang ditambahkan
2
Selain pemakaian pupuk untuk meningkatkan hasil produksi jagung adalah
dengan sistem jarak tanam, Sistem jarak tanam yang umum digunakan adalah satu
baris, dan seiring penigkatan permintaan jagung maka mulai diratpak pertanaman
dua baris karena mampu memberikan hasil yang lebih besar (Stalcup, 2008).
per satuan tanah. Populasi yang lebih banyak pada baris segitiga meningkatkan
populasi berkisar 8,98% disbanding satu baris dan 4,59% dengan dua baris. (Cox
et al, 2006).
mengenai respon pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung (Zea mays L.)
terhadap pengaruh sistem jarak tanam dan jenis pupuk yang berbeda.
1. Mengetahui sistem jarak tanam yang lebih baik terhadap pertumbuhan dan
sistem jarak tanam dan jenis pupuk yang lebih baik dalam menigkatkan
masyarakat
3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
nitrogen terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis. Hasil penelitian
manis meningkat sebesar 58,91% untuk perlakuan pupuk organik dan 241,33%
pupuk organik + urea 200 kg N/ha mampu meningkatkan hasil sebesar 17,26%
Penggunaan pupuk organik baik berasal dari kompos rami maupun pupuk
kg N/ha. Sebagai pupuk organik, kompos rami dan pupuk kandang sapi
mempunyai potensi yang sama baik dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil
4
Nasution (2007), meneliti tentang pengaruh sistem jarak tanam dan
antar jagung. Sistem satu baris memiliki persaingan yang lebih rendah sehingga
mampu memberikan pertumbuhan yang lebih baik. Jarak tanam yang lebih sempit
berbagai jarak tanam. Mereka menemukan hasil bahwa pemberian jarak tanam
50×60 cm merupakan jarak tanam yang baik. Diduga pada jarak tanam tersebut
persaingan mendapatkan unsur hara dalam jumlah yang banyak terbagi merata
genus Zea dengan nama latin Zea mays L. (Iriany et al., 2007).
jawab agar tanaman dapat berdiri tegak. Kedua sebagai organ yang melakukan
absorbsi tanah dan air. Ketiga melakukan aktivitas metabolisme dan membentuk
5
berbagai persenyawaan yang diperlukan oleh tanaman. Keempat sebagai tempat
jagung mempunyai akar serabut dengan tiga macam akar yaitu akr seminal, akar
berkembang dari radikula dan embrio. Pertumbuhan akr seminal akam melambat
setelah plumula muncul ke permukaan tanah dan pertumbuhan akar seminal akan
terhenti pada fase V3. Akar adventif adalah akar yang semula berkembang dari
buku di ujung mesokotil, kemudian akar adventif berkembang dari tiap buku
secara berurutan dan terus ke atas antara 7-10 buku, semuanya di bawah
permuakaan tanah. Jika akar seminal hanya sedikit berperan dalam siklus hidup
jagung, akar adventif berperan dalam pengambilan air dan hara. Akar kait atau
akar penyangga adalah akar adventif yang muncul pada dua atau tiga buku diatas
permukaan tanah. Akar penyangga berfungsi menjaga tanaman agar tetap tegak
dan mengatasi rebah batang, Akar ini juga membantu penyerapan hara dan air.
silindris, dan terdiri atas sejumlah ruas dan buku ruas. Pada buku ruas terdapat
tunas yang berkembang menjadi tongkol. Dan tunas teratas berkembang menjadi
tongkol yang produktif. Batang memiliki tiga komponen jaringan utama, yaitu
kulit (epidermis), jaringan pembuluh (bundles vaskuler), dan pusat batang (pith).
6
Jaringan pembuluh tertata dalam lingkaran konsentris dengan kepadatan yang
terbuak. Setiap daun terdiri atas helaian dau, ligula, dan pelepah daun yang erat
melekat pada batang. Jumlah daun sama dengan jumlah buku batang. Jumlah daun
umumnya berkisar antara 10-18, rata-rata munculnya daun yang terbuka sempurna
Daun terdiri atas pelepah daun dan helai daun. Helaian daun memanjang
yang berasal dari setiap buku. Daun-daunnya lebar serta relative panjang, berkisar
antara 10-20 helai tiap tanaman. Epidermis daun bagian atas biasanya berambut
halus. Kemiringan daun sangat bervariasi antar genotip dan kedudukan daun yang
berkisar dari hamper datar sampai tegak (Fisher dan Goldswortlhy, 2005).
7
Jagung termasuk tanaman menyerbuk silang karena tanaman ini termasuk
tanaman berumah satu dengan bunga jantan dan bunga betina terpisah pada bunga
yang berbeda tetapi masih pada satu tanaman yang sama. Peluang penyerbukan
Bunga jantan berbentuk malai, terdiri atas kumpulan bunga tunggal dan
terletak pada bagian ujung batang. Masing-masing bunga jantan memiliki tiga
stamen dan satu pistil rudimenter. Bunga betina keluar berbentuk seperti rambut
yang bercabang-cabang kecil. Bagian betina mempunyai pistil tunggal dan stamen
Bunga betina, tongkol, muncul dari axillary tajuk. Bunga jantan (tassel)
berkembang dari titik tumbuh apikal di ujung tanaman. Rambut jagung (silk)
adalah pemanjangan dari saluran stylar ovary yang matang pada tongkol. Rambut
jagung tumbuh dengan panjang hingga 30,5 cm atau lebih sehingga keluar dari
ujung kelebot. Panjang rambut jagung bergantung pada panjang tongkol dan
Setiap tongkol terdiri atas 10-16 baris biji yang jumlahnya selalu genap. Biji biji
tertempel kuat pada suatu poros yang kuat, dan seluruhnya tertutup oleh daun
pelindung bunga. Biji jagung letaknya teratur, berbaris pada poros sesuai letak
bunga. Bentuk biji ada yang berbentuk bulat, berbentuk gigi sesuai dengan
varietasnya. Warna biji bervariasi antara kuning, putih, merah orange dan merah
8
2.2.2 Syarat tumbuh
30oC dan pH tanah 5,7 – 6,8. Agar dapat tumbuh dengan baik, tanaman jagung
tempat terlindung karena dapat mengurangi hasil. Hari panas dan suhu malam
panas adalah ideal untuk pertumbuhan vegetative dan tongkol, suhu sedang adalah
Tanaman jagung berasal dari daerah tropis tetapi karena banyak tipe dan
variasi sifat-sifat yang dimilikinya, jagung manis dapat tumbuh baik pada
berbagai iklim. Jagung dapat tumbuh di daerah yang terletak antara 0O-50O lintang
lingkungan tempat dan umur panen. Jenis jagung berdasarkan lingkungan tempat
tumbuhnya meliputi jagung yang tumbuh di dataran rendah tropik (< 1.000 m dpl),
9
tinggi tropik (>1.600 m dpl). Jenis jagung berdasarkan umur panen
dikelompokkan menjadi dua yaitu jagung berumur genjah dan umur dalam.
Jagung umur genjah adalah jagung yang dipanen pada umur kurang dari 90 hari
sedangkan jagung umur dalam dipanen pada umur lebih dari 90 hari
baik. Hal ini dikarenakan tanaman jagung membutuhkan unsur hara terutama
nitrogen, fosfor, dan kalium dalam jumlah banyak. Oleh karena itu penambahan
sehingga pemberian pupuk merupakan salah satu faktor kunci bagi keberhasilan
budidaya jagung. Dalam pertumbuhan jagung memerluan unsur hara baik mikro
maupun makro. Lahan biasa tidak menyediakan unsur hara dalam jumlah besar
Di pasaran terdapat dua jenis pupuk yaitu pupuk organik dan pupuk
anorgaik. Pupuk organik adalah pupuk yang sebagian atau seluruhnya tediri dari
tanaman atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, digunakan untuk
memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Pupuk anorganik adalah hasil
rekaya kimia, fisik dan biologi yang diproduksi oleh industri atau pabrik pembuat
10
Petani jagung biasa memupuk tanaman jagung denggan menggunakan
pupuk urea, karena kandungan unsur nitrogen dalam pupuk cukup tinggi yaitu
46%. Namun pada praktiknya , cara dan waktu pemberiannya masih kurang benar.
Petani lebih memilih waktu pemupukan saat tanam daripada secara bertahap
berpengaruh terhadap tinggi tanaman pada fase V9 (42 hst) dan bobot kering
tanaman semakin tinggi. Hal ini berhubungan dengan kecukupan unsur hara yang
diberikan akan diserap oleh tanaman. Pada fase awal pertumbuhan tanaman
berbagai senyawa kimia dapat memberikan dampak negative pada tanah jika
digunakan dalam jangka waktu yang lama. Mengakibatkan tanah menjadi cepat
daya serap air, menurunkan kejenuhan Aluminium dan bulk density tanah
(Aribawa, 2008)
11
Penggunaan pupuk organik maupun anorganik meningkatkan
pertumbuhan dan hasil jagung manis, dimana produksi jagung manis meningkat
sebesar 58,91% untuk perlakuan pupuk organik dan 241,33% untuk perlakuan
Sistem jarak tanam mempengaruhi cahaya, CO2, angina dan unsur hara
Pengaturan jarak tanam pada suatu areal tanam pertanian merupakan salah
satu cara yang berpengaruh terhadap hasil yang akan dicapai. Makin rapat jarak
tanam menyebabkan makin banyak tanaman yang tidak berbuah. Jarak tanam juga
mempengaruhi persaingan antar tanaman dalam mendapatkan air dan unsur hara,
Tanaman dengan jarak tanam yang sempit memberikan sinar matahari dan
unsur hara yang cukup karena persaingan antar tanaman lebih kecil sehingga
kebutuhan unsur hara tercukupi. Jarak tanam yang sempit meningkatkan hasil
12
Jarak tanam yang lebih sempit mampu meningkatkan produksi per luas
lahan dan jumlah biji. Namun disamping itu dampak negative dari perlakuan jarak
tanam yang lebih sempit adalah dapat menyebabkan penurunkan terhadap bobot
13
BAB III. METODE PENELITIAN
Pengantar Ilmu Pertanian dilaksanakan setiap hari sabtu pukul 15.00 hingga pukul
Pertanian ini adalah alat tulis menulis, cangkul, sekop, karung, ember, pacul kecil,
tali, kayu, timbangan, meteran, gunting dan kamera. Adapun bahan yabg
digunakan adalah tanah, air, pupuk kandang, pupuk NPK dan benih jagung manis.
faktor perlakuan. Faktor pertama adalah sistem jarak tanam (A) yang terdiri dari
lima level yaitu, 80×40 cm (A1), 80×20 cm (A2), 70×50 cm (A3), 70×25 cm (A4)
dan 60×40 cm (A5). Faktor kedua adalah jenis pupuk yang digunakan terbagi atas
dua yaitu, pupuk urea (B1) dan pupuk organic (B2). Terdapat sepuluh kombinasi
berbagai jarak tanam dan jenis pemberian pupuk yang disajikan dalam tebel
berikut :
14
Tabel l. Kombinasi Perlakuan Berbagai Sistem Jarak tanam dan Jenis Pupuk
Jenis Pupuk
Jarak Tanam
B1 B2
A1 A1B1 A1B2
A2 A2B1 A2B2
A3 A3B1 A3B2
A4 A4B1 A4B2
A5 A5B1 A5B5
rumput teki dan semak menggunakan pacul dan sekop. Setelah itu membagi lahan
dalam beberapa petakan berukuran 3×2 Meter sebanyak sepuluh petakan dalam
petakan atau bedengan yang masih rendah sehingga ukuran sesuai ketetapan
bedengan denga lebar saluran 25-30 cm. Lalu membuat pembatas bedeng pada
pinggir petakan menggunakan tali agar ukuran bedeng tidak berubah. Setelah itu
mengukur jarak tanam setiap bedengan sesuai kode dan membuat tali pembatas
15
3.4.2 Penanaman
Ada dua cara yang digunakan yaitu tumpang sari dan monokultur.
Pertama-tama membuat tugal sebagai alat tanam dengan cara meruncingkan salah
satu ujung kayu. Setelah itu menugalkan alat tersebut kedalam tanah sesuai jarak
memasukan bibit jagung kedalam tanah, jumlah bibit sesuai dengan jarak tanam,
menutup lubang yang telah terisi bibit dengan tanah, agar baik menutupnya tidak
terlalu padat. Untuk mempersiapkan jika ada bibit yang tidak tumbuh maka perlu
sesuia dengan yang dikehendaki. Apabila dalam satu lubang tumbuh tig atau dua
Caranya memotong dengan pisau atau gunting tanaman yang tumbuh tidak baik
maka perlu dilakukan penyulaman. Memindahkan ibit yang ditanam pada wadah
yang lain pada lubang tanam yang tidak tumbuh jagung. Penyulaman dilakukan
satu minggu setelah tanam agar dapat memberi kesempatan yang baik untuk
16
3.4.4 Pemupukan
media tanam dengan cara mencampurkan kotoran ternak pada bedenga. Pertama-
mencampurkan kotoran ternak dengan media tanam pada bedengan yang berkode
dua kali. Setelah jagung berumur kurang kebih 30 hari setelah tanam, pemupukan
dengan jarak 15 cm dari tanaman. Pada umur jagung 45 hari setelah tanam
pemupukan kedua dilakukan, ½ dosis pupuk diberikan hal ini bertujuan untuk
mempersiapkan pembuahan.
3.4.5 Pemeliharaan
penyiraman setiap hari sebanyak dua kali yaitu pada pagi hari dan sore hari.
garpu pada gulma yang tumbuh pada sekitar area bedengan. Kemudian
mencincang gulma tersebut dan menanami pada bedengan. Hal ini bertujuan
menggemburkan tanah pada bedeng dan membuat bumbunan pada barisan lubang
17
tanam hal ini bertujuan agar memperkuat tumbuhnya batang tanaman. Mengeruk
tanah tanah yang disebelah kiri dan kanan tanaman dengan cangul kemudian
3.4.6 Panen
dengan adanya lapisan hitam pada biji bagian lembaga. Biji kering, keras dan
mengkilat, apabila ditekan tidak membekas. Biasanya pada umur 86-96 hari
setelah tanam. Cara memanen adlah dengan memutar tongkol berikut kelebotnya,
atau dapat dilakukan dengan mematahkan tangkai buah jagung. Waktu memetik
Tinggi tanaman diukur mulai dari leher akar hingga ujung daun tertinggi
Jumlah daun diukur, dihitung dari daun terbawah hingga paling atas saat
mencari nilai diametr dengan diketahui nilai π adalah 3,14. Pengukuran dilakukan
18
Umur berbunga ditentukan pada saat bunga jantan setiap tanaman muncul.
Dicatat umur berbunga setiap hari dimulai sejak bunga pertama muncul sampai
daun. Dicatat mulai dari hari pertama muncul buah hingga tanaman per petak
19
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
memberikan pertumbuhan tinggi yang baik bagi tanaman. Oleh karena itu jarak
tanam 80x40 cm dengan pupuk organik diangap lebih baik karena mampu
Tanaman dengan jarak tanam yang sempit memberikan sinar matahari dan
unsur hara yang cukup karena persaingan antar tanaman lebih kecil sehingga
kebutuhan unsur hara tercukupi. Jarak tanam yang sempit meningkatkan hasil
20
Jarak tanam yang lebih sempit mampu meningkatkan produksi per luas
lahan dan jumlah biji. Namun disamping itu dampak negative dari perlakuan jarak
tanam yang lebih sempit adalah dapat menyebabkan penurunkan terhadap bobot
daya serap air, menurunkan kejenuhan Aluminium dan bulk density tanah
(Aribawa, 2008).
dengan tabel lampiran 15. Rata-rata jumlah daun setiap minggu disajikan dalam
table berikut.
adalah pada perlakuan A4B2 yaitu jarak tanam 70x25 cm dengan menggunakan
21
Daun-daun jagung berkisar antara 10-20 helai tiap tanaman. Epidermis
daun bagian atas biasanya berambut halus. Kemiringan daun sangat bervariasi
antar genotip dan kedudukan daun yang berkisar dari hamper datar sampai tegak
sehingga pemberian pupuk merupakan salah satu faktor kunci bagi keberhasilan
budidaya jagung. Dalam pertumbuhan jagung memerluan unsur hara baik mikro
maupun makro. Lahan biasa tidak menyediakan unsur hara dalam jumlah besar
dengan table lampiran 10. Pengamatan rata-rata disajiakan dalam table berikut
22
Pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi dan diameter
Pada pengamatan komponen hasil yaitu pada bunga jagung diperoleh hasil
bahwa bunga jagung mulai muncul pada saat tanaman berumur 49 hari setelah
tanam. Bunga jagung pada tiap bedengan tidak muncul secara bersamaan pada
tiap tanaman jagung. Bunga jagung berfungsi sebagai alat kelamin jantan atau
hasil bahwa rambut jagung mulai muncul pada saat tanaman berumur 50 hari
setelah tanam. Rambut jagung berfungsi sebagai alat kelamin betina atau putik
umur berbunga, panjang tongkol, berat tongkol per sampel, berat tongkol per plot,
jumlah biji per tongkol, berat biji kering per plot tetapi tidak berpengaruh nyata
tinggi tanaman dan umur berbunga tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap
jumlah daun, panjang tongkol, berat tongkol per sampel, berat tongkol per plot,
jumlah biji per tongkol dan berat biji kering per plot (Hadriman, 2013).
23
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Berdasarkan hasil tersebut maka jarak tanam yang baik digunakan adalah
jark tanam yang sempit. Kemudian jenis pupuk yang baik digunakan petani untuk
24
DAFTAR PUSTAKA
Asroh dkk, 2015. Produksi Tanaman Jagung pada Berbagai Jarak Tanam. J.
Agrisistem, vol 9 No. 1. Juni 2013.
Barbieri., et al. 2005. Soil Management, Row Spacing Effects at Different Levels
of Nitrogen Availability in Maze Agron. J. 92:283-288.
Basuki Wasis dan Nuri Fathia, 2010. Pengaruh Pupuk NPK dan Pupuk Kandang
Terhadap Pertumbuhan Tanaman. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia 16(2) :
123-129.
Balai Ketahanan Pangan dan Aceh, 2009. Syarat Tumbuh Tanaman. Departemen
Pertanian Aceh. Banda Aceh.
Cox., et al. 2006 Row Spacing, hybrid, and Plant Density Effects on Corn Silage
Yield and Quality. J. Prod. Agric. 11: 128-134.
Fisher dan Goldswortlhy, 2005. Row Spacing, hybrid, and Plant Density Effects
on Corn Silage Yield and Quality. J. Prod. Agric. 11: 128-134.
Frobel dkk, 2013. Twin Rows Help Boost Yields Stil, The Jury’s Out on Whether
Twin Rows are Always Profitable. Corn and Soybean Digest; Jan 2008; 68,
1; ABI /Inform Trade and Industry. Pg 6.
25
Hadriman Khair, M.Syufrin Pasaribu dan Ebdi Suprapto, 2013. Respon
Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Jagung Terhadap Pemberian Pupuk
Kandang dan Pupuk Organik. Jurnal Agrilum 18(1) : 13-22.
Iriany, dkk. 2007. Asal, Sejarah, Evolusi, dan Taksonomi Jagung. Dalam Jagung:
Teknik Produksi dan Pengembangan Pusat Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Pangan. Bogor.
Maddonni., et al. 2006. Row Width and Maize Grain Yield. Agron. J. 98: 1532-
1543
Nasution, 2007. Pengaruh sistem jarak tanam dan metode pengendalian gulma
terhadap pertumbuhan tanaman jagung. J. Kultivasi, vol 14 No.1. Maret
2007.
Nur Hayati, 2006. Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis pada Berbagai Waktu
Aplikasi Bokashi Limbah Kulit Buah Kakao dan Pupuk Anorganik. J.
Agroland, vol 13. No.3 : 256 – 259.
Riahi, dkk. 2007. Accounting Theory. Edisi kelima Buku Dua Jakarta: Salemba
Empat.
Setyamidjaja, D., 2006. Budi Daya dan Pengolahan Jagung Pascapanen. Kosinus.
Yogyakarta. Hal 59.
26
Stalcup, L. 2008. Twin Rows Help Boost Yields Stil, The Jury’s Out on Whether
Twin Rows are Always Profitable. Corn and Soybean Digest; Jan 2008; 68,
1; ABI /Inform Trade and Industry. Pg 6.
Tobing dkk, 2005. Syarat Tumbuh Tanaman Jagung. J.Agri vol 123. No 3
27
LAMPIRAN
28
Tabel lampiran 3. Pengamatan Tinggi Tanaman (cm) 28 HST pada Berbagai
Jarak tanam dan Jenis Pupuk
Ulangan
Perlakuan Jumlah Rata-rata
1 2 3
A1B1 113,05 74,5 119,5 307.05 102.35
A2B1 170,66 151,37 127,12 449.15 149.716667
A3B1 135,25 147,33 112,87 395.45 131.816667
A4B1 150,75 109 104,35 364.1 121.366667
A5B1 152,25 105,75 103,5 361.5 120.5
A1B2 150,75 152,75 117,87 421.37 140.456667
A2B2 159,4 131 105,25 395.65 131.883333
A3B2 58,87 129,975 126,5 130160 43386.79
A4B2 124,75 116,675 112,5 116912 38970.75
A5B2 101,35 120,25 82,5 304.1 101.366667
Total 1317.08 247642 1111.96 250071 83356.9967
29
Tabel lampiran 5. Pengamatan Tinggi Tanaman (cm) 42 HST pada Berbagai
Jarak tanam dan Jenis Pupuk
Ulangan
Perlakuan Jumlah Rata-rata
1 2 3
A1B1 132,25 149,87 158,02 440.14 146.713
A2B1 174,5 169 157,57 501.07 167.023
A3B1 175,25 178,33 151,75 505.33 168.443
A4B1 176,25 125,25 138,62 440.12 146.707
A5B1 172,75 128,5 155,25 456.5 152.167
A1B2 180,5 295 138 613.5 204.5
A2B2 208,37 159 149,75 517.12 172.373
A3B2 70,7 164,5 155,25 390.45 130.15
A4B2 169,75 170,7 153 493.45 164.483
A5B2 131,72 156,5 117 405.22 135.073
Total 1592.04 1696.65 1474.21 4762.9 1587.63
30
Tabel lampiran 7. Pengamatan Diameter Batang(cm) 21 HST pada Berbagai
Jarak tanam dan Jenis Pupuk
Ulangan
Perlakuan Jumlah Rata-rata
1 2 3
A1B1 2,10 1,77 2,11 5.98 1.99333
A2B1 2,44 1,59 2,65 6.68 2.22667
A3B1 1,32 3,18 2,3 6.8 2.26667
A4B1 1,2 1,98 1,87 5.05 1.68333
A5B1 2,78 3,62 2,26 8.66 2.88667
A1B2 1,32 2,53 1,95 5.8 1.93333
A2B2 2,67 2,25 1,82 6.74 2.24667
A3B2 4,15 2,20 6,5 12.85 4.28333
A4B2 2,54 2,23 2,12 6.89 2.29667
A5B2 1,59 2,22 1,97 5.78 1.92667
Total 22.11 23.57 25.55 71.23 23.7433
31
Tabel lampiran 9. Pengamatan Diameter Batang(cm) 35 HST pada Berbagai
Jarak tanam dan Jenis Pupuk
Ulangan
Perlakuan Jumlah Rata-rata
1 2 3
A1B1 2,38 2,26 2,29 6.93 2.31
A2B1 2,76 2,5 2,90 8.16 2.72
A3B1 1,34 2,91 2,5 6.75 2.25
A4B1 1,55 2,20 2,62 6.37 2.12333
A5B1 2,86 4,25 8 15.11 5.03667
A1B2 2,9 2,54 1,97 7.41 2.47
A2B2 2,64 2,43 2,86 7.93 2.64333
A3B2 5,45 2,39 2,46 10.3 3.43333
A4B2 3,34 2,36 1,54 7.24 2.41333
A5B2 2,07 2,34 2,43 6.84 2.28
Total 27.29 26.18 29.57 83.04 27.68
Tabel lampiran 10. Pengamatan Diameter Batang (cm) 42 HST pada Berbagai
Jarak tanam dan Jenis Pupuk
Ulangan
Perlakuan Jumlah Rata-rata
1 2 3
A1B1 2,19 2,01 2,44 6.64 2.21333
A2B1 2,38 2,52 2,56 7.46 2.48667
A3B1 2,57 2,55 2,54 7.66 2.55333
A4B1 2,6 2,17 2,29 7.06 2.35333
A5B1 2,94 4,75 2,7 10.39 3.46333
A1B2 2,9 2,54 2,55 7.99 2.66333
A2B2 2,68 2,13 3,1 7.91 2.63667
A3B2 2,94 2,10 2,7 7.74 2.58
A4B2 2,34 2,42 3,1 7.86 2.62
A5B2 1,87 2,3 2,52 6.69 2.23
Total 25.41 25.49 26.5 77.4 25.8
32
Tabel lampiran 11. Pengamatan Jumlah daun (Helai) 14 HST pada Berbagai
Jarak tanam dan Jenis Pupuk
Ulangan
Perlakuan Jumlah Rata-rata
1 2 3
A1B1 7 9 9 25 8.33333
A2B1 6 9 9 24 8
A3B1 9 10 9 28 9.33333
A4B1 8 7 8 23 7.66667
A5B1 10 9 9 28 9.33333
A1B2 10 9 8 27 9
A2B2 8 10 8 26 8.66667
A3B2 6 8 10 24 8
A4B2 7 8 9 24 8
A5B2 7 7 9 23 7.66667
Total 78 86 88 252 84
Tabel lampiran 12. Pengamatan Jumlah Daun (Helai) 21 HST pada Berbagai
Jarak tanam dan Jenis Pupuk
Ulangan
Perlakuan Jumlah Rata-rata
1 2 3
A1B1 8 9 10 27 9
A2B1 9 10 10 29 9.66667
A3B1 11 11 11 33 11
A4B1 9 8 10 27 9
A5B1 10 11 11 32 10.6667
A1B2 11 11 10 32 10.6667
A2B2 12 9 11 32 10.6667
A3B2 7 9 7 23 7.66667
A4B2 10 9 10 29 9.66667
A5B2 8 8 10 26 8.66667
Total 95 95 100 290 96.6667
33
Tabel lampiran 13. Pengamatan Jumlah Daun (Helai) 28 HST pada Berbagai
Jarak tanam dan Jenis Pupuk
Ulangan
Perlakuan Jumlah Rata-rata
1 2 3
A1B1 9 9 12 30 10
A2B1 10 10 12 32 10.6667
A3B1 10 11 10 31 10.3333
A4B1 8 9 11 28 9.33333
A5B1 10 9 11 30 10
A1B2 12 11 10 33 11
A2B2 8 10 10 28 9.33333
A3B2 8 8 8 24 8
A4B2 11 10 10 31 10.3333
A5B2 9 8 10 27 9
Total 95 95 104 294 98
Tabel lampiran 14. Pengamatan Jumlah Daun (Helai) 35 HST pada Berbagai
Jarak tanam dan Jenis Pupuk
Ulangan
Perlakuan Jumlah Rata-rata
1 2 3
A1B1 10 11 10 31 10.3333
A2B1 11 9 11 31 10.3333
A3B1 10 10 12 32 10.6667
A4B1 9 9 9 27 9
A5B1 11 11 8 30 10
A1B2 10 12 11 33 11
A2B2 13 11 11 35 11.6667
A3B2 10 11 8 29 9.66667
A4B2 13 11 12 36 12
A5B2 9 9 11 29 9.66667
Total 106 104 103 313 104.333
34
Tabel lampiran 15. Pengamatan Jumlah Daun (Helai) 42 HST pada Berbagai
Jarak tanam dan Jenis Pupuk
Ulangan
Perlakuan Jumlah Rata-rata
1 2 3
A1B1 11 12 11 34 11.3333
A2B1 11 12 11 34 11.3333
A3B1 11 11 12 34 11.3333
A4B1 10 10 11 31 10.3333
A5B1 11 12 9 32 10.6667
A1B2 11 12 12 35 11.6667
A2B2 13 13 12 38 12.6667
A3B2 9 12 10 31 10.3333
A4B2 15 11 11 37 12.3333
A5B2 10 11 12 33 11
Total 112 116 111 339 113
35
Lampiran 16. Denah Penelitian
36
Lampiran 10. Dokumentasi Penelitian
37
Gambar 3. Jagung 14 hst
38
Gambar 5. Jagung 28 hst
39