A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sayur sangat berperan penting dalam kehidupan manusia untuk
pemenuhan kebutuhan dan peningkatan gizi, karena sayuran merupakan
salah satu sumber mineral, serat alami, dan vitamin yang diperlukan untuk
kesehatan tubuh manusia. Masyarakat Indonesia hampir semuanya sudah
mengenal sayuran dan manfaatnya, salah satunya adalah kangkung.
Kangkung merupakan tanaman yang tergolong ke dalam sayur-
sayuran yang sangat populer, karena masyarakat kuhusnya di Indonesia
hampir setiap individu menyukainya. Kangkung di Indonesia dimasukan ke
dalam menu makanan seperti, tumisan, sayur asam, opor, dan sayur
pelengkap pada gado-gado, selain rasanya yang lezat kangkung harganya
relatif murah. Selain dijadikan sebagai menu masakan kangkung juga dapat
dimanfaatkan sebagai obat tradisional salah satunya adalah berfungsi
sebagai menenangkan saraf dan obat tidur (Sofiari, 2009).
Rendahnya produktivitas pertanian di Indonesia saat ini dikarenakan
oleh berbagai faktor, salah satunya adalah penggunaan jarak tanam yang
salah. Para petani cenderung menganggap bahwa semakin sempit jarak
tanam maka hasil akan semakin banyak karena akan semakin banyak
populasi yang ditanam. Jarak tanam bertujuan mengatur jarak antar tanaman
dalam bercocok tanam yang meliputi jarak antar baris dan deret. Jarak
tanam akan berpengaruh pada produksi pertanian karena berkaitan dengan
ketersediaan unsur hara, cahaya matahari, serta ruang bagi tanaman.
2. Tujuan Praktikum
a. Mengetahui jarak tanam yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman
kangkung.
b. Mengetahui cara pendugaan hasil panen.
1
2
B. TINJAUAN PUSTAKA
Kangkung (Ipomoea reptans Poir) termasuk ke dalam kingdom
plantae, divisi spermatophyta, kelas dicotyledonae, dan famili
convolvulaceae (Ware dan McCollum, 1980). Kangkung darat memiliki
karakteristik warna bunga putih hingga merah muda, daun agak kecil, warna
batang putih kehijauan hingga keunguan (Palada dan Chang, 2003).
Klasifikasi botani tanaman kangkung berdasarkan kelas taksonominya adalah
sebagai berikut Kelas : Dicotyledonae, Famili : Convolvulaceae, Genus :
Ipomoea, Spesies : Ipomoea reptans Poir (Eko Widiyanto, 1991).
Tanaman kangkung terdiri dari dua varietas yaitu kangkung darat atau
disebut kangkung cina (Ipomoea reptans Poir) dan kangkung air (Ipomoea
aquatica Forsk) yang tumbuh secara alami di sawah, rawa, atau parit.
Perbedaan antara kangkung darat dan kangkung air terletak pada warna bunga
dan bentuk batang serta daun. Kangkung air berbunga putih kemerahan,
batang dan daunnya lebih besar, warna batangnya hijau, sedangkan kangkung
darat daunnya panjang dengan ujung runcing berwarna hijau keputihan,
bunganya berwarna putih. Perbedaan jumlah biji yang dihasilkan
berpengaruh terhadap perbanyakan kangkung. Kangkung darat diperbanyak
melalui biji sedangkan kangkung air melalui stek pucuk batang (Sriharti dan
Takiyah, 2007).
Jarak tanam adalah pola pengaturan jarak antar tanaman dalam
bercocok tanam yang meliputi jarak antar garis dan deret. Jarak tanam akan
berpengaruh pada produksi pertanian karena berkaitan dengan ketersediaan
unsur hara, cahaya matahari, serta ruang atau space bagi tanaman (Rezer,
2010). Jarak tanam menentukan efisiensi pemanfaatan ruang tumbuh,
mempermudah tindakan budidaya lainnya, tingkat dan jenis teknologi yang
digunakan yang dapat ditentukan oleh jenis tanaman, kesuburan tanah, dan
tujuan pengusahaan. Pengaturan jarak tanam terbagi menjadi beberapa yaitu,
baris tunggal (single row), baris rangkap (double row), bujur sangkar (on the
square), segala penjuru (equidistant) atau hexagonal, dan sebagainya (Surya,
2010).
3
hasil tanaman (Soemarno, 2004 dalam Singgah Sima Dewi, 2014). Pada suatu
lahan diberi batas yang dinamakan “petak ubinan” berukuran satu ubin yang
kemuadian dikalikan dengan satuan hektar.
Secara umum untuk menentukan waktu panen dapat dilakukan dengan
beberapa pertimbangan, yaitu perhitungan, sifat fisik, dan sifat kimia.
a. Perhitungan: Banyak orang menggunakan perhitungan berdasarkan hari
setelah bunga mekar atau berdasarkan hari setelah tanam. Untuk tanaman
tahunan (Parennial Plant) umumnya perhitungan yang digunakan adalah
berdasarkan hari setelah antesis atau setelah bunga mekar. Namun untuk
tanaman setahun (Annual Plant) penentuan saat panen banyak
menggunakan perhitungan hari setelah tanam.
b. Sifat fisik: Selain berdasarkan hitungan, pemanenan hasil budidaya juga
dapat dilakukan dengan melihat berdasarkan perubahan sifat fisik yang
terjadi, seperti ukuran buah (bobot, diameter, panjang, dan volume), sifat
fisik permukaan buah, atau bentuk khusus yang terdapat pada buah.
Penentuan saat panen berdasarkan sifat fisik buah membutuhkan
kejelian, mengingat setiap komoditas memiliki karakter fisik yang
berbeda-beda.
c. Sifat kimia: Penggunaan sifat kimia produk sebagai indikator waktu
panen sangat penting peranannya pada pemrosesan buah daripada
sayuran, didalamnya merupakan perbandingan asam dan gula,
kandungan bahan padatan terlarut, serta kandungan pati dan minyak.
Secara umum untuk memudahkan penentuan saat panen produk dapat
menggunakan pancaindra manusia, diantaranya:
a. Pengelihatan untuk menentukan panen dengan dasar warna, ukuran, dan
bentuk.
b. Rabaan untuk menentukan panen dengan dasar tekstur, kekerasan, dan
kelunakannya.
c. Penciuman untuk menentukan panen dengan dasar aroma.
d. Rasa untuk menentukan saat panen dengan dasar rasa, seperti manis,
asam, atau pahit.
5
Konversi hasil/ha.
Luas petak sampel (ubinan) = 2,5 m × 2,5 m = 6,25 m2
Rata-rata hasil = 5,75 kg
10.000 m2
Perkiraan hasil = 5,75 kg × = 9.200 kg/ha = 9,2 ton/ha
6,25
D. HASIL PENGAMATAN
Tabel 1.1 Hasil Pengamatan Pertumbuhan Tanaman Kangkung Jarak Tanam
15×15cm.
Tinggi Tanaman (cm) Jumlah Daun (helai)
Tanaman Sampel Minggu Ke- Minggu Ke-
1 2 3 1 2 3
1 11,5 17,4 21,5 19 37 48
2 18 24 37,5 23 43 81
3 11,2 17,1 27 20 45 66
4 12,4 17,1 21 30 40 55
5 10 15 23,5 13 26 40
Rata-Rata 12,62 18,12 26,1 21 38,2 58
10.000m2
Pendugaan hasil per 1 ha = Luas Petak × berat perkiraan hasil panen
E. PEMBAHASAN
Pengaturan jarak tanam sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
hasil tanaman kangkung. Dengan demikian jarak tanam ditunjukan untuk
memanfaatkan cahaya secara efektif dan penyebaran unsur hara secara merata
(Rukmana, 2005).
Jarak tanam merupakan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
tanaman, karena penyerapan energi matahari oleh permukaan daun sangat
menentukan pertumbuhan tanaman. Semakin rapat suatu populasi tanaman
maka semakin sedikit jumlah intensitas cahaya matahari yang didapat oleh
tanaman dan semakin tinggi tingkat kompetisi antar tanaman untuk
mendapatkan sinar matahari tersebut.
9
Untuk data berat tanaman kangkung, pada jarak tanam 10×10cm berat
basahnya rata-rata 21,6 sedangkan rata-rata berat basah pada jarak tanam
15×15cm adalah 92. Perbandingan yang sangat jauh terjadi karena pada sampel
jarak tanam 15×15cm lebih besar daunnya sehingga lebih berat. Begitupun
untuk berat kering pada jarak tanam 15×15cm rata-ratanya 57,6 sedangkan
pada jarak tanam 10×10cm rata-ratanya hanya 16,2. Tujuan pengeringan itu
sendiri untuk mengurangi kadar air bahan sampai batas dimana perkembangan
mikroorganisme dan kegiatan enzim yang dapat menyebabkan pembusukan
terhambat atau terhenti. Dari pengeringan ini bahan tanaman kangkung dapat
mempunyai waktu simpan yang lebih lama serta memudahkan pengangkutan
dengan begitu diharapkan biaya produksi menjadi lebih murah.
Untuk pendugaan hasil panen per 1 hektar jarak tanam 15×15cm
menghasilkan produksi 30ton per hektarnya. Sedangkan untuk hasil panen per
1 hektar jarak tanam 10×10cm menghasilkan produksi 30ton per hektar. Pada
panen kali ini kelompok kami memakai ukuran luas petak 1×1m untuk dipanen
dan pada jarak tanam 15×15cm menghasilkan 3kg kangkung. Untuk jarak
tanam 10×10cm menghasilkan 3kg kangkung. Dan untuk sampel tanaman yang
kami amati sendiri itu tinggi tanaman dan jumlah daun nya bervariasi, jika
dilihat dari Tabel 1.3 pada keadaan basah tanaman dengan jarak tanam
15×15cm lebih berat. Begitu pula pada keadaan kering atau sudah di oven
tanaman jarak tanam 15×15cm paling berat.
F. KESIMPULAN
Dari keseluruhan hasil pengamatan tanaman kangkung dapat
disimpulkan bahwa pengaturan jarak tanam itu sangatlah penting dan sangatlah
berpengaruh pada pertumbuhan tanaman kangkung. Dan hasil pengamatan
kelompok kami menyimpulkan jarak tanam yang lebih renggang akan
menghasilkan produk tanaman yang lebih baik dan lebih bagus dibandingkan
dengan jarak tanam yang lebih rapat. Didukung juga dengan pemberian unsur
hara susulan berupa pupuk urea.
11
DAFTAR PUSTAKA
Alder, D. 1983. Growth and Yield of Mixed Tropocal Forest. Part 2. Forecasting
Techniques. FAO. Oxford.
Cahyono, B. 2003. Kacang Buncis Teknik Budi Daya dan Analisis Usaha Tani,
Kanisius. Yogyakarta. Hal : 42.
Syukur, C., Hernani. 2002. Budidaya Tanaman Obat Komersil. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Yonida, Arinda Dwi. 2013. Pentingnya Pengaturan Jarak Tanam dan Pengairan
pada Budidaya Padi. https://farming.id/pentingnya-pengaturan-jarak-
tanam-dan-pengairan-pada-budidaya-padi/. Diakses pada tanggal 17
September 2018 pukul 11:08 WIB.