Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

DASAR-DASAR AGRONOMI
“ BUDIDAYA KANGKUNG (Ipomoea Aquatica)”

DISUSUN OLEH :

1. DINDA HAYATUNNUFUS D1A018062


2. APRILI RAHMAH PISTI D1A018063
3. DIAN DWI INDRAYANI D1A018064

DOSEN PENGAMPU :

1. Ir. NYIMAS MYRA ELSA FATHIA,M.P


2. Ir. HELMI SALIM, M.Si

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Shubbanalah wa taala atas limpahan rahmat


dan karunia-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan akhir mata
kuliah Dasar-dasar Agronomi. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Dasar-dasar Agronomi, I. Ir. Nyimas
Myrna Elsa Fathia, M.P, dosen II. Ir. Helmi Salim, M.Si yang telah banyak
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam pembuatan laporan akhir
praktikum ini. Selanjutnya, ucapan terima kasih kepada keluarga dan orang-orang
tercinta yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis dan rekan-rekan
mahasiswa seperjuangan sehingga praktikum ini dapat di selesaikan.
Demi kesempurnaan laporan akhir praktikum, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun. Akhir kata penulis berharap semoga
laporan akhir praktikum ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan pihak yang
membutuhkan.

Jambi, 09 Desember 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
LAMPIRAN ................................................................................................... 11

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1


1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Tujuan ........................................................................................................ 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 2

BAB III METODE PRAKTIKUM .............................................................. 4


3.1 Waktu Dan Tempat .................................................................................... 4
3.2 Alat Dan Bahan .......................................................................................... 4
3.3 Cara Kerja .................................................................................................. 4

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 6


4.1 Hasil ........................................................................................................... 6
4.2 Pembahasan ............................................................................................... 7

BAB V PENUTUP ......................................................................................... 9


4.1 Kesimpulan ................................................................................................ 9
4.2 Saran .......................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Agronomi merupakan istilah yang berasal dari bahasa Yunani, terdiri atas
dua kata yaitu agros berarti lahan atau lapang produksi (fleld) dan nomos berarti
pengelolaan atau manajemen (manage) (Cerleton, 1908). Dengan demikian
agronomi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari cara pengelolaan
tanaman pertanian atau manajemen produksi lahan/lapang produski dan
lingkunagn dengan tujuan memperoleh produksi yang maksimal.
Dalam arti luas agronomi diartikan juga segala aspek biofisik yang
berkaitan dengan usaha penyempurnaan budidaya tanaman. Agronomi sering pula
diartikan sebagai ilmu yang mempelajari cara pengelolaan tanaman pertanian dan
lingkungan untuk memperoleh produksi maksimum dan lestari
(berkelanjutan/sustainable) (Rai, 2018).
Kangkung termasuk sayuran yang popular di Indonesia. Tanaman ini
berasal dari daerah tropis, terutama darah Afrika dan Asia. Kangkung
mengandung gizi seperti protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, zat besi,
natrium, kalium, vitamin A, vitamin B, dan vitamin C (Priyowidodo, 2012).
Kangkung darat merupakan tanaman sayuran yang sudah tidak asaing di kalangan
masyarakat. Kangkung darat memiliki banyak manfaat dan kandungan gizi
sehingga banyak digemari oleh semua kalangan (Polii, 2009). Hampir dari semua
tanaman muda kangkung darat dapat dikonsumsi terutama bagian pucuk muda
yang lebih banyak digemari. Hal ini dikarenakan kangkung darat yang tua
kebanyakan bagiannya berserat dan kasar sehingga berpengaruh terhadap rasa
yang kurang enak (Edi dan Yusri, 2009).

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum Dasar-dasar Agronomi mengenai Budidaya Tanaman
Kangkung yaitu untuk mempelajari cara membudidayakan tanaman kangkung
dengan menggunakan perbedaan sampel pada pupuk organik yang di gunakan
pada setiap bedengan

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Kangkung darat (Ipomoea reptans Poir) adalah tanaman semusim atau


tahunan yang merupakan sayuran daun yang penting di kawasan Asia Tenggara
dan Asia Selatan. Sayuran kangkung mudah dibudidayakan, berumur pendek dan
harga relatif murah. Karena itu, kangkung merupakan sumber gizi yang baik bagi
masyarakat secara umum. Konsumsi kangkung mulai digemari oleh masyarakat
terbukti dengan sadarnya masyarakat peduli dengan gizi yang terkandung
disayuran kangkung. Kandungan gizi kangkung cukup tinggi terutama vitamin A,
vitamin C, zat besi, kalsium, potasium, dan fosfor (Sofiari, 2009).
Kangkung darat (Ipomoea Reptana Poir) tergolong sayur yang sangat
popular, karena banyak peminatnya. Bagian tanaman kangkung yang paling
penting adalah batang muda dan pucuk-pucuknya sebagai bahan sayur-mayur.
Kangkung memiliki rasa yang enak dan kandungan gizi cukup tinggi, vitamin A,
B, dan vitamin C serta bahan mineral terutama zat besi yang berguna kesehatan
(Perdana, 2009). ). Tanaman kangkung darat diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae (tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)
Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Division : Magnoliophyta (berbunga)
Kelas : Dicotyledone (berkeping dua/dikotil)
Sub kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Familia : Convolvulaceae (suku kangkung-kangkung)
Genus : Ipomea
Spesies : Ipomoea reptans Poir
Tanaman kangkung memiliki sistem perakaran tunggang dan cabang-cabang
akrnya menyebar kesemua arah, dapat menembus tanah sampai kedalaman 60
hingga 100 cm, dan melebar secara mendatar pada radius 150 cm atau lebih,
terutama pada jenis kangkung air (Djuariah, 2007). Batang kangkung bulat dan
berlubang, berbuku-buku, banyak mengandung air (herbaceous) dari buku-
bukunya mudah sekali keluar akar. Memiliki percabangan yanhg banyak dan

2
setelah tumbuh lama batangnya akan menjalar. Kangkung memiliki tangkai daun
melekat pada buku-buku batang dan di ketiak daunnya terdapat mata tunas yang
dapat tumbuh menjadi percabangan baru. Bentuk daun umumnya runcing ataupun
tumpul, permukaan daun sebelah atas berwarna hijau tua, dan permukaan daun
bagian bawah berwarna hijau muda. Buah kangkung berbentuk bulat telur yang
didalamnya berisi tiga butir biji. Bentuk buah kangkung seperti melekat dengan
bijinya. Warna buah hitam jika sudah tua dan hijau ketika muda. Bentuk biji
kangkung bersegi-segi atau tegak bulat. Pada biji kangkung darat biji kangkung
berfungsi sebagai alat perbanyakan tanaman secara generative.
Kangkung (Ipomoea reptans) dapat tumbuh pada daerah yang beriklim
panas dan beriklim dinigin. Jumlah curah hujan yang baik untuk pertumbuhan
tanaman ini berkisar antara 1500-25000 mm/tahun. Pada musim hujan tanaman
kangkung prtumbuhannya sangat cepat dan subur, asalkan disekelilingnya tidak
tumbuh rumput liar. Dengan demikian, kangkung pada umumnya kuat
menghadapi rumput liar sehingga kangkung dapat tumbuh di padang rumput,
kebun/lading yang agak rimbun.
Tanaman kangkung membutuhkan lahan yang terbuka atau mendapat sinar
matahari yang cukup. Pada tempat yang terlindung (ternaungin) tanaman
kangkung akan tumbuh memanjang (tinggi) tetapi kurus-kurus. Kangkung sangat
kuat menghadapi panas terik dan kemarau yang panjang. Apabila ditanaman di
tempat yang agak terlinfungi, maka kualitas dan bagus dan lemas sehingga disukai
konsumen.

3
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum di Laksanakan pada bulan 17 Oktober 2019 – 19November
2019. Bertempatan di Lahan Percobaan, Fakultas Pertanian, Universitas Jambi.

3.2 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang di gunakan dalam praktikum yaitu: Benih Kangkung,
Pupuk Trikompos, Cangkul, Parang, Gembor, Bambu, Tali Rapia, Gunting,
Spidol, Palu, Paku, Kertas Map, Plastik, dan Timbangan

3.3 Cara Kerja


3.3.1 Pembukaan Lahan/ penyiapan lahan
Penyiapan lahan bertujuan untuk membersihkan lahan dari berbagai
tanaman yang tidak di inginkan sehingga dapat di gunakan dalam proses budidaya
tanaman. Tujuan dari penyiapan lahan agar terhindar dari pertumbuhan gulma
yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Gulma merupakan tanaman yang
tidak di inginkan tumbuh dan dapat sebgai inang dari penyakit dan hama tanaman
serta dapat mengeluarkan senyawa toksin bagi tanaman. Setelah di lakukan
pembersihan lahan di lakukan pembuatan bedengan atau melakukan pengukuran
petakan dengan ukuran 1,5 x 2 m per kelompok.
3.3.2 Pengolahan Lahan
Pengelolahan lahan di lakukan bertujuan untuk mengembalikan tanah dan
menggemburkan struktur tanah agar menjadi gembur, sehingga memudahkan
perakaran untuk masuk kedalam tanah dan memudahkan akar tanaman menyerap
unsur hara. Kegiatan pengolahan tanah akan sangat mempengaruhi proses
budidaya tanaman selanjutnya. Pengelolahan di lakukan dengan cara manual
menggunakan cangkul, sekaligus menggemburkan tanah
3.3.3 Penanaman (pembibitan ) dan Perawatan
Penanaman di lakukan dengan cara pembuatan lubang denggan
menggunakan kayu sebanyak 150 lubang pada petakan perkelompok. Setiap
lubangnya di isi sebanyak 3 butir benih. Setelah di lakukan penanaman harus di

4
lakukan perawatan, perawatan atau pemeliharan perlu di lakukan secara
baik,benar agar proses pertumbuhan dan perkembangn tanaman dapat berjalan
secara optimal. Setiap harinya di lakukan penyiraman dan perwatan. Penyiraman
dilakukan 2 kali sehari yaitu pada pagi hari dan sore hari, di samping itu di
lakukan penyiangan atau pembersihan dengan mencabut gulma yang tumbuh di
sekitar tanaman. Penyiangan di lakukan apabila ada tanaman penganggu yang
tumbuh di sekitar tanaman. Penyiangan bertujuan agar tidak terjadi kompetisi
antara tanaman kangkug dan gulma baik dalam penyerapan unsur hara, air dan
cahaya matahari.
3.3.4 Pemanenan
Pemanena di lakukan setelah kangkung berumur ±30 Hari. Pemanenan di
lakukan hanya 1 kali dengan memanen tanaman kangkung yang menjadi sampel
yaitu melihat kangkung berukuran tinggi, sehat dan layak di panen.

5
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
TABEL PENGAMATAN PRAKTIKUM DDA 2019/2020

Tanggal
Pengamatan : 17 September- 19 November 2019
Kelas : B agroekoteknologi
Kelompok :8

Kelompok III Kelompok VIII


           
kₒ.₁ 1 2 3 4 5 kₒ.₂ 1 2 3 4 5
20 20 30 20 30 30 40 40 40 30
gr gr gr gr gr gr gr gr gr gr
kₒ.₁ 6 7 8 9 10 kₒ.₂ 6 7 8 9 10
50 55 60 50 30 30 50 30 50 40
gr gr gr gr gr gr gr gr gr gr
kₒ.₁ 11 12 13 14 15 kₒ.₂ 11 12 13 14 15
50 45 30 60 50 30 50 40 40 50
gr gr gr gr gr gr gr gr gr gr
         
Kelompok VII Kelompok II
k₁. k₁.
₁ 1 2 3 4 5 ₂ 1 2 3 4 5
50 50 80 50 30 55 30 50 40 45
gr gr gr gr gr gr gr gr gr gr
k₁. k₁.
₁ 6 7 8 9 10 ₂ 6 7 8 9 10
60 50 50 50 50 95 25 125 50 40
gr gr gr gr gr gr gr gr gr gr
k₁. k₁.
₁ 11 12 13 14 15 ₂ 11 12 13 14 15
60 60 40 30 40 85 30 70 45 50
gr gr gr gr gr gr gr gr gr gr
   
Kelompok IX Kelompok IV
k₂. k₂.
₁ 1 2 3 4 5 ₂ 1 2 3 4 5
60 40 40 40 70 50 70 50 60 30
gr gr gr gr gr gr gr gr gr gr
k₂. 6 7 8 9 10 k₂. 6 7 8 9 10

6
₁ ₂
30 30 40 30 40 80 70 60 100 50
gr gr gr gr gr gr gr gr gr gr
k₂. k₂.
₁ 11 12 13 14 15 ₂ 11 12 13 14 15
50 90 50 60 30 90 100 50 80 60
gr gr gr gr gr gr gr gr gr gr
   
Kelompok I Kelompok VI
k₃. k₃.
₁ 1 2 3 4 5 ₂ 1 2 3 4 5
90 80 30 90 90 40 60 30 40 40
gr gr gr gr gr gr gr gr gr gr
k₃. k₃.
₁ 6 7 8 9 10 ₂ 6 7 8 9 10
100 30 80 60 80 30 40 30 50 40
gr gr gr gr gr gr gr gr gr gr
k₃. k₃.
₁ 11 12 13 14 15 ₂ 11 12 13 14 15
12
60 110 80 60 0 30 70 50 50 40
gr gr gr gr gr gr gr gr gr gr
   
Kelompok V Kelompok X
k₄. k₄.
₁ 1 2 3 4 5 ₂ 1 2 3 4 5
40 60 70 40 60 75 90 65 60 60
gr gr gr gr gr gr gr gr gr gr
k₄. k₄.
₁ 6 7 8 9 10 ₂ 6 7 8 9 10
45 120 60 30 35 50 65 70 60 55
gr gr gr gr gr gr gr gr gr gr
k₄. k₄.
₁ 11 12 13 14 15 ₂ 11 12 13 14 15
90 50 40 60 60 80 60 60 40 60
gr gr gr gr gr gr gr gr gr gr

4.2 Pembahasan
Praktikum Dasar-dasar Agronomi Budidaya Tanaman Kangkung, dimulai
dengan perbersihan lahan yang akan digunakan, dilanjutkan dengan pembuatan 10
bedengan dengan luas 1 m x 1,5 m dengan tinggi 20 cm. Bibit yang digunakan
adalah bibit kangkung menggunakan sistem tanam acak dengan pemberian
kompos yang berbeda pada setiap bedengan. Pada setiap bedengan terdapat 150
lubang tanam.

7
Pada bedengan 3 dan 8 tidak diberikan kompos, bedengan 2 dan 7
diberikan kompos sebanyak 1,5 kg, bedengan 4 dan 9 diberikan kompos sebanyak
3 kg, bedengan 1 dan 6 diberikan kompos sebanyak 4,5 kg, bedengan 5 dan 10
diberikan kompos sebanyak 6 kg. Pada bedengan yang tidak diberikan kompos
diperoleh hasil produksi yang lebih sedikit dibandingkan dengan dengan yang
diberikan kompos. Namun, pemberian jumlah kompos yang tinggi tidak
menunjukkan hasil produksi yang lebih tinggi pula. Hal ini ditandai dengan hasil
produksi tertinggi terdapat pada bedengan 1 dengan produksi 11,60 kg dan
pemberian kompos sebanyak 4,5 kg, diikuti dengan bedengan 10 dengan produksi
9,50 kg dan bedengan 5 dengan produksi 8,60 kg dengan pemberian kompos
sebanyak 6 kg.
Hasil = Rata-rata sampel × lubang tanam :
BEDENGAN RATA-RATA SAMPEL HASIL
Kelompok 1 77, 33 gr 11, 60 kg
Kelompok 2 55,67 gr 8, 35 kg
Kelompok 3 40 gr 6 kg
Kelokpok 4 66,67 gr 10 kg
Kelompok 5 57,33 gr 8,60 kg
Kelompok 6 42,67 gr 6,40 kg
Kelompok 7 50 gr 7,50 kg
Kelompok 8 39, 33 gr 5,90 kg
Kelompok 9 46,67 gr 7 kg
Kelompok 10 63,33 gr 9,50 kg

8
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Pada praktikum Dasar-dasa Agronomi Budidaya Tanaman kangkung dapat
di simpulkan bahwasannya pupuk merupakan salah satu faktor pertumbuhan
tanaman kangkung. Penggunaan pupuk merupakan suatu bahan yang di gunakann
untuk memperbaiki kesuburan tanah, penambahan bahan tersebut kedalam tanah
agar tanah menjadi lebih subur. Oleh karena itu, pemupukan pada umumnya di
artikan sebagai penamabahan zat hara tanaman kedalam tanah. Dalam arti luas
pemupukan juga termasuk penambahn bahan-bahan lain yang dapat memperbaiki
sifat-sifat tanah.

5.2 Saran
Dalam praktikum Dasar-dasar Agronomi Budidaya Tanaman Kangkung
yang di lakukan ada baiknya pada praktikum tidak hanya menggunakan 1 jenis
pupuk untuk menjadi perbandingan pertumbuhan, agar dapat membedakan dan
membandingkan bukan hanya bedengan yang menggunakan pupuk atau tidak
tetapi juga dapat membandingkan pupuk yang satu dengan jenis pupuk yang lain.
Di samping itu bahan yang di gunakan sebelum praktikum ada baiknya di
lengkapi dengan sebaik mungkin, dan dalam praktikum perawatan dan
pemeliharanan harus dilakukan pengecekan agar dapat mengetahui permasalahan
yang ada pada tanaman budidaya kangkung.

9
DAFTAR PUSTAKA

Hardjowigeno, S. 1995. Ilmu Tanah. Akademi Presindo : Jakarta


Susilo, D.E.H. 2015.Pertimbangan visual dan fisiologis sebagai kriteria panen
kangkung darat akibat pemberian pupuk kapur dolomit di tanah gambut.
Jurnal Anterior, Vol 15. No.1
Dhany, Rahma. 2016. Budidaya Tanaman Kangkung Darat. Universitas Riau :
Riau

10
LAMPIRAN

11
12

Anda mungkin juga menyukai