HORTIKULTURA UTAMA
Disusun Oleh :
PITRI JANNAH
C1011181138
Dosen Pengampu :
Ir. Elly Mustamir, M.Sc
Ir. Mulyadi Safwan, MMA
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2020
KATA PENGANTAR
PITRI JANNAH
i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................................1
4.2 Pembahasan....................................................................................................8
BAB V PENUTUP.................................................................................................11
5.1 Kesimpulan..................................................................................................11
5.2 Saran.............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12
LAMPIRAN...........................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk :
1. Mendapatkan komposisi media tanam yang baik pada pertumbuhan
tanaman mentimun baby
2. Mendapatkan dosis pupuk kandang kambing terbaik terhadap
pertumbuhan tanaman mentimun baby
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
yang membengkak, sedangkan bunga jantan tidak. Letak bakal buah tersebut
di bawah mahkota bunga (Sunarjono, 2007).
Buah mentimun muda berwarna antara hijau, hijau gelap, hijau muda,
hijau keputihan sampai putih, tergantung kultivar yang diusahakan.
Sementara buah mentimun yang sudah tua (untuk produksi benih) berwarna
cokelat, cokelat tua bersisik, kuning tua, dan putih bersisik. Panjang dan
diameter buah mentimun antara 12-25 cm dengan diameter antara 2-5 cm atau
tergantung kultivar yang diusahakan (Sumpena, 2001).
Biji timun berwarna putih, berbentuk bulat lonjong (oval) dan pipih.
Biji mentimun diselaputi oleh lendir dan saling melekat pada ruang-ruang
tempat biji tersusun dan jumlahnya sangat banyak. Biji-biji ini dapat
digunakan untuk perbanyakan dan pembiakan (Cahyono, 2003).
3
2.3 Media Tanam
Media tanam merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman. Penggunaan jenis media tanam yang tepat akan
memberikan kondisi lingkungan yang optimal untuk pertumbuhan tanaman.
Syarat media tanam yang baik adalah sebagai berikut : (1) dapat berfungsi
sebagai tempat berpijak tanaman, (2) dapat mengikat air dan unsur hara, (3)
mempunyai drainase dan aerasi yang baik, (4) dapat mempertahankan
kelembaban di sekitar akar tanaman, (5) tidak menjadi sumber penyakit bagi
tanaman, dan (6) mudah didapatkan dan harganya relatif murah (Agoes, 1994
dalam Ramadhan, 2014).
Media tanam sangat penting untuk pertumbuhan dan produksi tanaman
optimal, sehingga perlu adanya suatu usaha mencari media tanam yang
sesuai. Media tanam terdiri dari dua tipe yaitu campuran tanah (soil-mixes)
yang mengandung tanah alami dan campuran tanpa tanah (soilles-mixes)
yang tidak mengandung tanah (Harjadi, 1996).
Ada beberapa bahan yang dapat digunakan dalam pembuatan media
tanam adalah sebagai berikut :
1. Tanah Gambut
Tanah gambut merupakan tanah dengan kandungan organik >75% dan
terbentuk dari pelapukan tumbuh-tumbuhan dari proses dekomposisi
dengan usia sekitar 18000 tahun (Mochtar dkk., 2014). Tanah dengan
media yang kaya bahan organik serta mempunyai sifat fisik yang baik
antara lain strukturnya remah, daya serap dan daya simpan air cukup baik
juga mempunyai kapasitas udara yang cukup tinggi (Utomo, 2008). Selain
itu tanah gambut memiliki tekstur terbuka di mana selain pori-pori makro,
tekstur tanah gambut juga didominasi oleh pori-pori mikro yang berada di
dalam serat gambut (Ilyas dkk, 2008).
Tanah gambut juga bersifat sarang (porous) dan sangat ringan,
sehingga mempunyai kemampuan menyangga sangat rendah, kandungan
hara relatif rendah dan banyak mengandung asam-asam organik yang
menyebabkan pH gambut sangat rendah (pH antara 2,7–5,0) Kualitas air
gambut dipengaruhi oleh bahan penyusun gambut, ketebalan, tingkat
4
dekomposisi dan tata air serta lingkungan gambut tersebut. Gambut dalam
suasana tawar akan berbeda dengan yang berada dalam lingkungan air
payau (Wibowo, 2010). Tanah gambut umumnya memiliki kadar pH yang
rendah, memiliki kapasitas tukar kation yang tinggi, kejenuhan basa
rendah, memiliki kandungan unsur K, Ca, Mg, P yang rendah dan juga
memiliki kandungan unsur mikro (seperti Cu, Zn, Mn serta B) yang rendah
pula (Sasli, 2011).
2. Pupuk Kandang
Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kandang ternak, baik
berupa kotoran padat (feses) yang bercampur sisa makanan maupun air
kencing (urine) ternak, seperti sapi, ayam, kambing, domba, kuda, dan
burung. Pupuk kandang dapat digolongkan ke dalam pupuk organik yang
memiliki banyak kelebihan. Ada beberapa kelebihan dari pupuk kandang
diantaranya dapat memperbaiki struktur tanah, menaikkan daya serap
tanah terhadap air, menaikkan kondisi kehidupan di dalam tanah, serta
sebagai sumber zat makanan bagi tanaman (Samekto, 2006 dalam
Ramadhan, 2014).
Dalam pupuk kandang terdapat kandungan kadar hara yang berbeda-
beda, karena dalam kadar hara kotoran ternak masing-masing ternak
mempunyai sifat khas tersendiri, seperti jenis makanan dan usia ternak
yang akan menentukan kadar hara dalam pupuk kandang (Lingga dan
Marsono, 2002).
Komposisi unsur hara kotoran ternak misalnya pupuk kandang domba
yang memiliki kadar hara sebagai berikut : Nitrogen (3,75%), P2O5
(1,25%), K2O (1,38%), dan Kelembaban (68%). Selain mengandung 3
unsur tersebut pupuk kandang mempunyai kandungan unsur hara mikro
yang sangat lengkap walaupun dalam jumlah yang sangat sedikit.
Keuntungan dari adanya penambahan pupuk kandang yaitu dapat
memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah (Waryana, 2016).
5
BAB III
METODOLOGY
6
M2= pukan 15% dari berat tanah (8 kg) = 1,2 kg pukan + 6,8 kg tanah
M3= pukan 20 % dari berat tanah (8 kg) = 1,6 kg pukan + 6,4 kg tanah
M4= pukan 25 % dari berat tanah (8 kg) = 2,2 kg pukan + 5,8 kg tanah
M5= pukan 30 % dari berat tanah (8 Kg) = 2,4 kg pukan + 5,6 kg tanah
Kemudian inkubasi media selama 2 minggu
5) Setelah bibit berumur 2 minggu atau mempunyai 3 helai daun, pindahkan
ke media tanam dalam polybag dengan cara mengikutsertakan tanahnya.
6) Setelah satu minggu dilakukan penjarangan dengan cara memotong
tanaman dan meninggalkan satu tanaman yang pertumbuhan baik pada
setiap polybag.
7) Lakukan pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman 2 kali sehari kecuali
hujan, serta bersihkan gulma yang tumbuh di sekitar tanaman.
8) Setelah tanaman berumur hst dapat dilakukan pemanenan dengan cara
memetik buah yang telah memenuhi kriteria.
9) Lakukan pengamatan pada tanaman dengan mengukur tinggi tanaman
(cm), waktu berbunga (hst), jumlah buah per tanaman (buah), dan berat
buah per tanaman (g).
7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Pembahasan
1. Tinggi Tanaman
Berdasarakan tabel pengamatan di atas, pada umur pengamatan 4 MST
pertumbuhan tinggi tanaman terbaik ditunjukkan oleh perlakuan M5 (2,4
kg/polybag) yaitu setinggi 48cm, sedangkan pertumbuhan tinggi tanaman
terendah ditunjukkan oleh perlakuan M1 (0,8 kg/polybag). Hal ini sesuai
dengan pendapat (Kusmanto et al, 2010) yang menyatakan bahwa
perlakuan pemberian dosis pupuk kandang kambing hingga 5 ton/ha
berbeda nyata pada parameter pertumbuhan tanaman yaitu tinggi tanaman,
semakin ditingkatkan dosis pupuk kandang kambing maka akan
menghasilkan hasil yang optimal.
Berdasarkan penelitian (Sumpena dan Meilani, 2005) menunjukkan
pemupukan 25 ton/ha merupakan dosis yang terbaik untuk meningkatkan
pertumbuhan tinggi tanaman mentimun. Menurut (Hikmah, 2008) kotoran
kambing mengandung 1.19 % N, 0.92 % P 2O5, dan 1.58 % K2O sehingga
semakin tinggi dosis yang diberikan maka akan semakin meningkatkan
kandungan hara tanah. Dari berbagai unsur yang ada, nitrogen merupakan
8
unsur yang sangat penting untuk pertumbuhan tanaman, unsur nitrogen
bermanfaat untuk pertumbuhan vegetatif tanaman.
Penggunaan pupuk kandang kambing dapat memberikan kesuburan
tanah. Tanah yang subur akan mempermudah perkembangan akar
sehingga akan lebih mudah menyerap air dan unsur hara yang tersedia,
dengan demikian tanaman dapat tumbuh dan berkembang secara optimal
(Dewi, 2016)
2. Umur Berbunga
Berdasarkan tabel pengamatan diatas, rata-rata waktu berbunga
setiap perlakuan yaitu pada umur 14 hst kecuali pada perlakuan M1 waktu
berbunganya pada umur 16 hst. Umur berbunga tanaman mentimun
dipengaruhi oleh faktor genetis dan faktor lingkungan. Faktor intensitas
cahaya matahari sangat berpengaruh terhadap proses pembentukan bunga.
Hal ini sesuai dengan pernyataan (Wilkins, 1997) bahwa cahaya dapat
meningkatkan pengangkutan unsur hara dengan memasok produk-produk
dari fotosintesis yang dapat merangsang pembentukan bunga, penyinaran
juga dapat menyebabkan membuka dan menutupnya bunga.
Umur berbunga tanaman juga dipengaruhi oleh faktor ketersediaan P
dalam media tanam. Hal ini sesuai dengan pernyataan (Zulfatri dan
Yoesuf, 2007) yang menyatakan bahwa ketersediaan unsur P yang lebih
besar akan membantu mempercepat pembentukan bunga. Oleh karena
kotoran kambing mengandung unsur hara P, maka pemberian dosis
kotoran kambing yang tinggi akan menambah ketersediaan P dalam media
tanam.
3. Jumlah Buah/tanaman
Berdasarkan tabel pengamatan diatas, selama dua kali proses
pemanenan rata-rata jumlah buah yang dihasilkan per tanaman yaitu
sebanyak 2-3 buah. Keberadaan unsur P sangat berpengaruh terhadap
pembentukan buah. Hal ini sesuai dengan pernyataan (Jumin, 1986) yang
menyatakan bahwa unsur P dapat bermanfaat untuk pembentukan sel-sel
baru, pembentukan bunga dan buah, mengurangi kerontokan bunga dan
buah dan meningkatkan ketahanan terhadap penyakit.
9
Rendahnya produksi dari tanaman mentimun dikarenakan cahaya
matahari yang tinggi sehingga bunga yang dihasilkan lebih banyak bunga
jantan dibanding bunga betina. Hal ini sesuai dengan pernyataan
(Cahyono, 2003) yang mengatakan bahwa intensitas cahaya matahari yang
tinggi pada tanaman mentimun lebih dominan pembentukan bunga jantan.
4. Berat Buah/tanaman
Berdasarkan tabel pengamatan diatas, total berat buah pertanaman
tertinggi yaitu pada perlakuan M5 dengan berat yang didapatkan sebesar
255 g. Hal ini di duga karena pemberian pupuk kandang kambing mampu
menyediakan unsur hara yang cukup dan seimbang untuk kebutuhan
tanaman. Pupuk kandang kambing menyediakan unsur hara yang besar
khususnya unsur hara N, unsur tersebut berperan sangat penting untuk
pembentukan buah.
Hal ini sesuai dengan pendapat (Rosmarkam dan Yuwono, 2002),
pemupukan nitrogen akan menaikkan produksi tanaman, kadar protein dan
kadar selulosa. Hasil asimilasi CO2 diubah menjadi karbohidrat dan
disimpan dalam jaringan tanaman. Bahwa semakin besar fotosintat yang
ditranslokasikan ke buah maka semakin meningkat pula berat segar buah.
Selain itu, berdasarkan hasil penelitian (Bara dan Chozin, 2009),
meyatakan bahwa berat buah mentimun pada berbagai perlakuan semakin
meningkat dengan meningkatnya dosis pupuk kandang kambing dari 10
ton/ha menjadi 15 ton/ha.
10
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa
komposisi media tanam terbaik terhadap pertumbuhan tanaman mentimun
baby yaitu pada perlakuan M5 dengan komposisi 2,4 kg pukan + 5,6 kg
tanah. Serta dosis pemberian pupuk kandang kambing terbaik terhadap
pertumbuhan tanaman mentimun baby yaitu 30% dari berat tanah.
5.2 Saran
Pada praktikum kali ini sebaiknya skala pemanenan dapat lebih banyak
sehingga buah yang dihasilkan lebih maksimal.
11
DAFTAR PUSTAKA
Bara A., M. A. Chozin. 2009. Pengaruh Dosis Dan Frekuensi Pupuk Kandang
Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Di Lahan Kering. Makalah Seminar
Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut
Pertanian Bogor. Hal 36 :42
Harjadi S.S. 1996. Pengantar agronomi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
195 hal.
Ilyas, T., Rahayu, W., & Arifin, D. S. 2008. Studi Perilaku Kekuatan Tanah
Gambut Kalimantan yang distabilisasi dengan Semen Portland. Jurnal
Teknologi, 1-8.
Mochtar, NE, Yulianto, FE., Satria, TR., (2014), Pengaruh Usia Stabilisasi pada
Tanah Gambut Berserat yang Distabilisasi dengan Campuran CaCO3 dan
Pozolan, Jurnal Teknik Sipil ITB (Civil Engineering Journal ITB), Vol. 21,
No. 1, Hal 57-64.
12
Ramadhan, F. 2014. Parameter Genetik Beberapa Varietas Padi (Oryza sativa L.)
pada Kondisi Media Berbeda. Skripsi. Universitas Syiah Kuala. Banda
Aceh.
Utomo, B. 2008. Eksplorasi Fungsi pada Tanah Gambut yang Berada Pada Lapis
dan Febrik, Hemik dan Saprik. Media Unika, 73(4):9-13
Wibowo, H. 2010. Laju Infiltrasi pada Lahan Gambut yang Dipengaruhi Air
Tanah . (Study Kasus Sei Raya Dalam Kecamatan Sei Raya Kabupaten
Kubu Raya). Jurnal Belian Vol. 9 No. 1 Jan. 2010: 90±103. Fakultas Teknik
Universitas Tanjungpura Pontianak.
13
LAMPIRAN
14
15