Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM

MATAKULIAH ILMU GULMA

AGT-03

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2023
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM
MATAKULIAH ILMU GULMA

“Disusun Sebagai Salah satu Syarat Untuk Menyelesaikan


Matakuliah Ilmu Gulma Pada Fakultas
Pertanian Universitas Tadulako”

Oleh:
AGT-03

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2023

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Laporan Lengkap Praktikum Matakuliah Ilmu Gulma

Kelas : AGT 3

Palu, Mei 2023

Mengetahui,

Asisten Penanggung Jawab

Muhamad Fikri Setiawan


E281 19 276

Di sahkan oleh,

Dosen Penanggung Jawab Praktikum


Matakuliah Ilmu Gulma

Dr. Syamsuddin L, S.P., M.P., IPM., ASEAN Eng


NIP. 19670730 199903 1 001

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Lengkap dengan judul

“Laporan Lengkap Praktikum Matakuliah Ilmu Gulma”. Laporan ini disusun

sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan matakuliah Ilmu Gulma di Fakultas

Pertanian Universitas Tadulako.

Pada kesempatan ini, penyusun menyampaikan ucapan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian

Laporan Lengkap ini, terutama kepada yang terhormat :

1. Dr. Syamsuddin L, S.P., M.P., IPM., ASEAN Eng, selaku Dosen

Penanggung Jawab Praktikum Matakuliah Ilmu Gulma

2. Muhamad Fikri Setiawan, selaku Asisten Penanggung Jawab Praktikum

Matakuliah Ilmu Gulma

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyusunan Laporan

Lengkap ini, namun sebagai manusia tidak luput dari kesalahan dan kehilafan. Oleh

karena itu, dengan penuh rasa rendah hati penulis menerima kritik dan saran yang

sifatnya membangun. Semoga Laporan Lengkap ini dapat memberikan manfaat

kepada pembacanya. Amin.

Palu, Mei 2023

Penyusun

iv
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN DEPAN ...................................................................................... i
HALAMAN SAMPUL ................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1


1.2 Tujuan dan Manfaat ........................................................................ 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Identifikasi Gulma ........................................................................... 4
2.2 Analisis Vegetasi ............................................................................. 5
2.3 Kalibrasi Alat Semprot .................................................................... 6

BAB III METODE PRAKTIKUM


3.1 Tempat dan Waktu........................................................................... 7
3.2 Alat dan Bahan ................................................................................ 7
3.3 Cara Kerja ........................................................................................ 7
3.3.1 Identifikasi Gulma .................................................................... 7
3.3.2 Analisis Vegetasi ...................................................................... 8
3.3.3 Kalibrasi Alat Semprot ............................................................. 8

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Identifikasi Gulma ........................................................................... 9
4.1.1 Hasil dan Pembahasan ............................................................ 9
4.2 Analisis Vegetasi ............................................................................. 12
4.2.1 Hasil dan Pembahasan ............................................................ 12
4.2.1.1 Penagamatan Analisis Vegetasi ........................................... 12
4.2.1.2 Kerapatan ............................................................................. 13
4.2.1.3 Frekuensi ............................................................................. 17
4.3 Kalibrasi Alat Semprot .................................................................... 24
4.3.1 Hasil dan Pembahasan ............................................................ 24

V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 27
5.2 Saran ................................................................................................. 27

v
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BIODATA PENYUSUN

vi
DAFTAR TABEL

NO. Teks Halaman


Tabel 1. Jumlah Spesies pada setiap plot ......................................................... 12
Tabel 2. Hasil perhitungan ............................................................................... 21
Tabel 3. Hasil pengamatan alat ........................................................................ 24

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gulma adalah tumbuhan yang merugikan manusia. Berbagai kerugian yang

disebabkan oleh adanya gulma diantaranya menurunkan hasil pertanian akibat

persaingan (kompetisi) dalam hal pengambilan unsur hara, air, udara dan

persaingan tempat. Keadaan suhu yang relative tinggi, cahaya matahari yang

melimpah dan curah hujan yang cukup untuk daerah tropik juga mendorong gulma

untuk tumbuh subur. Akibatnya gulma menjadi masalah dalam budidaya tanaman

pangan, perkebunan, hortikultura dan lainnya (Katuuk et al., 2019).

Kehadiran gulma sendiri secara langsung dapat mempengaruhi produksi

tanaman, baik kualitas maupun kuantitas. Kemudian juga dapat menghambat

praktek budidaya pertanian, seperti dengan adanya gulma kualitas akan menurun,

karena biji gulma tersebut tercampur pada saat pengolahan tanah. Kemudian

kuantitas juga akan menurun, karena terjadi kompetisi dalam sarana tumbuh (hara,

air, udara, cahaya, ruang gerak) dalam jumlah terbatas, tergantung dari varietas,

kesuburan, jenis, kerapatan, dan lamanya tumbuh (Adhikari dan Chatterjee, 2019).

Gulma sebagai tanaman yang keberadaannya tidak diharapkan di dalam

kegiatan budidaya tanaman oleh para petani, salah satu cara yang dapat dilakukan

untuk mengetahui jenis gulma yaitu dengan melakukan identifikasi. Identifikasi

jenis gulma yang dominan di areal budidaya tanaman hortikultura membantu

tindakan yang tepat dalam pengendalian. Analisis vegetasi merupakan suatu cara

untuk menemukan komposisi vegetasi dari yang paling dominan hingga tidak
dominan. Vegetasi bertujuan untuk mengetahui komposisi jenis gulma dan

menetapkan jenis yang dominan,, hal ini biasa dilakukan untuk menentukan

herbisida yang tepat (Murtilaksono et al., 2021).

Sebelum melakukan pengendalikan gulma, perlunya harus mempelajari

susunan dan atau komposisi vegetasi secara bentuk (struktur) vegetasi dari spesies

gulma itu sendiri, dalam hal ini unsur vegetasi yang dimaksud adalah bentuk

pertumbuhan, stratifikasi dan penutupan tajuk, data jenis gulma, diameter dan tinggi

gulma sehingga dapat diperoleh informasi kuantitatif tentang struktur dan

komposisi suatu komunitas tumbuhan. Vegetasi tanam dan iklim berhubungan erat

dan pada tiap-tiap tempat mempunyai keseimbangan yang spesifik. Olehnya

vegetasi disuatu tempat akan berbeda vegetasi ditempat lain karena bebeda pula

faktornya lingkunganya (Fauzi et al., 2023).

Kalibrasi adalah cara mengukur banyaknya larutan semprot yang

dikeluarkan oleh alat semprot (sprayer), sehingga dapat diketahui seberapa banyak

larutan semprot yang disemprotkan pada setiap satuan lahan. Pemberian pestisida

cair pada tanaman menggunakan alat penyemprot. Sprayer berfungsi untuk

memecah cairan atau larutan menjadi butiran butiran dan mendistribusikannya

secara merata ke permukaan tanaman yang dilindungi. Penyemprotan sprayer tidak

hanya dipengaruhi oleh debit penyeprotan dari nosel, namun dipengaruhi dari

banyak faktor seperti distribusi aliran/pola semprotan, arah penyemprotan,

pengaruh udara, dan dinamika drople (Dharmawan, dan Soekarno, 2020).

2
1.2 Tujuan dan Manfaat

Tujuan dilaksanakannya praktikum ilmu gulma yaitu untuk mengetahui

jenis gulma yang ditemukan dilokasi praktikum, melihat gulma yang paling

dominan dan yang tidak dominan serta untuk mengetahui cara melakukan kalibrasi

pada alat semprot. Sedangkan manfaatnya dalam praktikum ini yaitu dapat

mengetahui jenis gulma melalui identifikasi, dan vegetasi serta dapat memahamai

bagaimana cara yang tepat dalam mengendalikan gulma tersebut.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Identifikasi gulma

Gulma sebagai tanaman yang keberadaanya tidak diharapkan di dalam

kegiatan budidaya, salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui jenis

gulma yaitu dengan melakukan identifikasi. Identifikasi jenis gulma yang dominan

di areal budidaya tanaman hortikultura membantu tindakan yang tepat dalam

pengendalian. Metode analisis vegetasi yang digunakan dalam identifikasi gulma

yaitu metode kuadrat, metode titik, dan metode garis. Metode kuadrat sangat cocok

diterapkan pada vegetasi (Murtilaksono et al., 2021).

Untuk melakukan identifikasi gulma yang telah ditemukan dideskripsikan

dan diidentifikasi. Gulma yang diidentifikasi adalah gulma yang telah memiliki

organ yang lengkap seperti (akar, batang, daun dan bunga). Gulma yang msih dalam

bentuk kecambah tidak digunakan untuk identifikasi (Natsir et al., 2022).

Gulma dapat dibedakan berdasarkan bentuk daun dan karakteristik lainnya.

Salah satu cara identifikasi gulma adalah dengan analisis vegetasi gulma. Analisis

vegetasi berfungsi mengetahui gulma-gulma yang memiliki kemampuaan tinggi

dalam penguasaan sarana tumbuh dan ruang hidup. Penguasaan sarana pada

umumnya menentukan gulma tersebut penting atau tidak. Populasi gulma yang

bersifat dominan ini nantinya dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam

pengambilan keputusan pengendalian gulma (Anggraini, 2019).


2.2 Vegetasi Gulma

Analisis vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan dan komposisi

vegetasi secara bentuk (struktur) vegetasi dari masyarakat tumbuh-tumbuhan.

Analisis vegetasi dapat diperoleh informasi kuantitatif tentang struktur dan

komposisi suatu komunitas tumbuhan. Analisis vegetasi yang dihitung yaitu

kerapatan relative, frekuensi mutlak, kerapatan mutlak, frekuensi relative, dominasi

relative, dominasi mutlak dan indeks nilai penting (Sari et al., 2019).

Dalam mengerjakan analisis vegetasi terdapat dua hal penting yang perlu

dicermati, yaitu nilai ekonomi dan nilai hayati (biologi). Nilai ekonomi suatu

vegetasi dapat diketahui dari potensi vegetasi tersebut yang akan menghasilkan

nilai ekonomi (devisa) dari tumbuh-tumbuhan dalam bentuk pohon atau tanaman

yang dapat menghasilkan getah (karet) atau kayu. Analisis vegetasi dilakukan untuk

mengetahui tingkat kerapatan, dominansi, frekuensi, dan summed Dominance Ratio

(SDR) suatu spesies tumbuhan (Yuliana et al., 2020).

Analisis vegetasi merupakan suatu cara mempelajari susunan atau

komposisi jenis dan bentuk atau struktur vegetasi. Satuan vegetasi yang dipelajari

dalam analisis vegetasi berupa komunitas tumbuhan yang merupakan asosiasi

konkret dari semua spesies tumbuhan yang menempati suatu habitat. Hasil analisis

vegetasi tumbuhan disajikan secara deskriptif (Agustina et al., 2022).

5
2.3 Kalibrasi Alat Semprot

Teknik kalibrasi adalah proses untuk meningkatkan tingkat akurasi alat

semprot yang digunakan dengan bahan pestisida nabati, oleh sebeb itu petani

diberikan pemahaman mengenai jenis alat semprot, dosis pestisida, nabati yang

digunakan, volume semprot yang dibutuhkan serta kecepatan aplikator. Setelah

diberikan pemahaman maka dilakukan contoh langsung (Hoesain et al., 2022).

Kalibrasi adalah kegiatan memperoleh nilai kebenaran dari suatu alat ukur

dan ketidakpastiannya. Pada kegiatan penyemprotan herbisida, hasil kalibrasi

penyemprotan akan menunjukkan kondisi alat, kebutuhan herbisida per tangki

knapsack sprayer. Perbedaan hasil kalibrasi penyemprotan menggunakan knapsack

sprayer dengan dua jenis nozzle, yaitu polijet dan flat fan. Penggunaan herbisida

dan air yang tepat akan menghemat bahan dan menjaga lingkungan dari

pencemaran (Sari dan Prasetio, 2021).

Pengendalian gulma dengan cara penyemprotan harus diawali dengan

kalibrasi alat semprotnya, sehingga dapat mengetahui debit (flowrate), kecepatan

jalan penyemprot, dan lebar efektif semprotan. Salah satu alat yang digunakan

untuk mengaplikasikan herbisida adalah alat semprot atau yang umumnya dikenal

dengan nama knapsack sprayer. Nama ini diberikan karena larutan herbisida

disemprotkan oleh alat tersebut (Candrago et al., 2018).

6
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu

Praktikum matakuliah ilmu gulma dilakukan di lahan kebun akademik

fakultas pertanian, universitas tadulako, palu. Praktikum ini di lakukan pada hari

sabtu tanggal 17 febuari sampai selesai.

3.2 Alat dan Bahan

alat dan bahan yang digunakan di dalam praktikum mata kuliah ilmu gulma

adalah kantong plastik, spidol, buku, kayu, tali rafia, alat mengukur jarak (meteran),

pacul , alat tulis, sprayer, sebidang tanah untuk percobaan kalibrasi alat semprot,

meteran, tali rapiah, stop wach, gelas volume dan air.

3.3 cara kerja

3.3.1 Identifikasi Gulma

Setiap praktikan mengumpulkan spesies gulma yang dijumpai pada areal

pertanaman selanjutnya deskripsikan spesies gulma itu dengan pertolongan buku

deskripsi gulma yang bergambar atau melalui dosen/asisten. Kemudian catat data-

data dari gulma tersebut, yang pertama yaitu, nama spesies gulma, morfologi dan

perkembangan gulma, daur hidup gulma, dan nilai ekonomis gulma berdasarkan

studi pustaka, kemudian pengamatan dilakukan setiap minggu untuk melihat

apakah terdapat gulma baru atau tidak.


3.3.2 Analisis Vegetasi

Hal pertama yang dilakukan yaitu, Menentukan petak contoh minimum,

menghitung kerapatan (density), frekuensi dan dominasi mutlak dan nisbinya,

menentukan nilai penting (Importance Value = IV) yang merupakan jumlah

kerapatan, menentukan nisbi SDR (Summed Dominance Ratio) = IV/3. Kemudian

Menentukan Ukuran Petak Contoh minimum dengan cara pertama yaitu, Tentukan

suatu titik di lapang, yang mempunyai jumlah spesies terbanyak (titik 0). Kemudian

buatlah melalui titik 0 sumbu X dan Y, dari titik 0 buatlah plot bujur sangkar dengan

sisi 1 m, Catat semua spesies yang ada dalam plot, untuk plot selanjutnya perluas 2

X luas plot pertama. Catat tambahan spesies baru yang belum didapatkan pada plot

pertama tadi, Lakukan pekerjaan ini untuk seterusnya sampai tidak ada lagi

tambahan species baru atau bila pertambahannya relatif sedikit, kemudian usun

kurva species areal untuk menentukan areal minimum untuk petak. Contoh.Sumbu

X menyatakan luas plot dan sumbu Y menyatakan jumlah spesies gulma.

3.3.3 Kalibrasi Alat Semprot

Siapkan alat semprot yang baik dengan jenis nosel yang sesuai dengan

kebutuhan, misalnya nosel polijet warna biru lebar semprotnya 1,5 m, Isi tangki alat

semprot dengan air bersih sebanyak 2,5 liter, Pompa tangki sebanyak 10-12 kali

hingga tekanan udara di dalam tangki cukup penuh, Lakukan penyemprotan pada

areal yang akan disemprot dengan kecepatan dan tekanan yang sama sampai air 2,5

liter tersebut habis, kemudian ukur panjang areal yang dapat disemprot dengan 2,5

liter air tersebut, Lakukan penyemprotan sebanyak 3 kali dan hitung panjang serta

luas areal yang dapat disemprot.

8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Identifikasi gulma

4.1.1 Hasil dan Pembahasan

Spesies gulma no 1

Klasifikasi

Devisio : Angiospermae

Ordo : Poales

Famili : Cypereceae

Genus : Cyperus

Spesies : C. rotundus

Morfologi

Teki ladang atau Cyperus rotudus adalah gulma pertanian yang biasa di

jumpai dilahan terbuka. Apabila orang menyebut “ teki” biasanya yang dimaksud

adalah jenis ini walaupun banyak jenis Cyperus laiannya berpenampilan banyak.

Teki ini sangat adaptif dan karena itu menjadi gulma sangat sulit dikendalikan ia

membentuk umbi ( sebenarnya adalah tuber, modifikasi dari batang) dan geragih

(stolon) yang mampu mencapai kedalaman satu meter, sehingga mampu mencapai

mengindar dari kedelaman oleh tanah (39cm). tanama rumput teki tekian ini

memiliki tinggi + 40cm. batangnya lunak berbentuk segitiga, membentuk umbi, dan

berwarna hijau pucat, daunnya tunggal, berbentuk lanset, pelepah daun majemuk

pangkal batang, ujung meruncing, tpi rata, Panjang + 50cm, lebar + 5mm, berwarna

hijau.
Gambar 1. Cyperus rotundus

Giulma Cyperus rotundus berupa pertumbuhan gulma terhambat, daun

gulma menguning (klorosis) yang, dimulai dari sisi luar daun, serta menunjukan

perbedaan tinggi gulma untuk dosis setiap bahan kimia herbisida ,2-4 D dimetil

amina berkerja sangat menghambat secra cepat proses pembelahan sel meristem

dan menghentikan perpanjangan sel ( maulana 2018).

Spesies gulma nomor 2

Klasifikasi:

Devisi : Tracheophyta

Ordo : Malpighiales

Famili : Euphorbiaceae

Genus : Acalypha

Speseis : Acalypha indica

Morfologi

Batang tegak, tinggi 30–50 cm, bercabang, berambut halus. Daun tunggal,

tangkai panjang, letak tersebar, bentuk bulat telur sampai lanset, tipis, ujung dan

pangkal runcing, tepi bergerigi, panjang 2,5–8 cm, lebar 1,5-3,5 cm, berwarna hijau.

Bunga majemuk, berkelamin satu, keluar dari ketiak daun, kecil-kecil, dalam

10
rangkaian berbentuk bulir/malai. Buah kotak, bulat, hitam. Biji berbentuk bulat

panjang, berwarna coklat. Akar tunggang, berwarna putih kotor Kucing galak

Gambar gulma no 2

Acalypha indica adalah spesies tumbuhan liar yang berasal dari Genus

Acalypha. Tanaman ini juga dinamakan sebagai tanaman kucing-kucingan, anting-

anting, dan akar kucing. Tanaman ini sangat disukai oleh para kucing, terutama di

bagian akarnya.Di beberapa tempat seperti Kota Salatiga, Jawa Tengah tumbuhan

ini disebut sebagai bayam kucing dan dikonsumsi sebagai makanan.

Acalypha indica L. merupakan tanaman liar yang sangat umum di temukan

di tumbuhan di pinggir jalan, di lereng gunung maupun lapangan berumput pada

daerah tropis, tanaman anting- anting merupakan tumbuhan perdu semusim

tumbuh tegak dan berambut, tinggi 30-50cm, tanaman tersebut mengandung

saponin, tannin, flavonoid, acalyphine dan minyak atsiri ( sintharika, 2021).

11
4.2 Analisis Vegetasi gulma

4.2.1 Hasil dan Pembahasan

4.2.1.1 Pengamatan analisis vegetasi

Sesuai dengan pembuatan plot pada sutu area lahan dikebun akademik

fakultas pertanian. Maka diperoleh hasil beberapa spesies yang terdapat pada

sample plot yaitu:

1. Cyperus rotundus

2. Justicia adhatoda

3. Trianthema portulacastrum

4. Portulaca grandiflora

5. Pennisetum purpureum

6. Portulaca oleracea L

7. Eurhorbia heterophylla

8. Melothria scabra

9. Cenchrus echinatusi

10. Brancianis mutica

Dari hasil pengamatan maka Langkah selanjutnya dilakukan analisis

kerepatan dan frekuensi mutlak dengan nisbinya dengan cara sebagai berikut,

Setiap speseis memiliki jumlah yang berbeda pada setiap plot contoh yang ada,

dapat kita lihat Bersama jumlah setiap speseis pada table berikut:

Plot
No Spesies
1 2 3 4 5 6 Jumlah
1 Cyperus rotundus (B) 16 62 68 23 73 - 242

12
2 Justicia adhatoda (A) 26 3 5 - - - 34

3 Trianthema - 11 4 2 - 10 147
portulacastrum (E)
4 Portulaca grandiflora - - - - - 27 27

5 Pennisetum purpureum - - - - 6 - 6

6 Portulaca oleracea L - - - 3 2 - 5

7 Euohorbiaheterophylla (F) - 3 - 5 - - 8

8 Melothria scabra - 1 - - - - 1

9 Cenchrus echinatusi - 1 - - - - 1

10 Brancianis mutica - - - 3 - - 3

4.2.1.2 Kerapatan

Dalam menentukan kerapatan mutlak dan nisbi pada setiap spesies dapat

digunakan rumus sebagai berikut.

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑠𝑝𝑒𝑐𝑖𝑒𝑠 𝑖𝑡𝑢


Kerapatan mutlak suatu species =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑙𝑜𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑎𝑡

𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘 𝑠𝑝𝑒𝑐𝑖𝑒𝑠 𝑖𝑡𝑢


Kerapatan nisbi dari suatu Area = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑠𝑝𝑒𝑐𝑖𝑒𝑠 X 100 %

Kerapatan mutlak

➢ Kerapatan mutlak Spesies Cyperus rotundus

242
Kerapatan mutlak (C. rotundus) =
6

= 40,3

Jadi, kerapatan mutlak Cyperus rotundus adalah 40,3

➢ Kerapatan mutlak Spesies Justicia adhatoda


34
Kerapatan mutlak (J. adhatoda) = 6

= 5,6

13
Jadi, Kerapatan mutlak Justicia adhatoda adalah 5,6

➢ Kerapatan mutlak Spesies Trianthema portulacastrum


147
Kerapatan mutlak (T. portulacastrum) = 6

= 24,5

Jadi, Kerapatan mutlak Trianthema portulacastrum adalah 24,5

➢ Kerapatan mutlak Spesies Portulace grandiflora


27
Kerapatan mutlak (P. grandiflora) = 6

= 4,5

Jadi, Kerapatan mutlak Portulace grandiflora adalah 4,5

➢ Kerapatan mutlak Spesies Pennisetum purpureum


6
Kerapatan mutlak (P. purpureum) = 6

=1

Jadi, Kerapatan mutlak Pennisetum purpureum adalah 1

➢ Kerapatan mutlak Spesies Portulace oleracea


5
Kerapatan mutlak (P. oleracea) = 6

= 0,8

Jadi, Kerapatan mutlak Portulace oleracea adalah 0,8

➢ Kerapatan mutlak Spesies Euohorbia heterophylla


8
Kerapatan mutlak (E. heterophylla) = 6

= 1,3

Jadi, Kerapatan mutlak Euohorbia heterophylla adalah 1,3

14
➢ Kerapatan mutlak Spesies Melothria scabra
1
Kerapatan mutlak (M. scabra) = 6

= 0,17

Jadi, Kerapatan mutlak Melothria scabra adalah 0,17

➢ Kerapatan mutlak Spesies Cenchrus echinatusa


1
Kerapatan mutlak (C. echinatusa) = 6

= 0,17

Jadi, Kerapatan mutlak Cenchrus echinatusa adalah 0,17

➢ Kerapatan mutlak Spesies Brancianis mutica


4
Kerapatan mutlak (B. mutica) = 6

= 0,6

Jadi, Kerapatan mutlak Brancianis mutica adalah 0,6

Kerapatan Nisbi

➢ Kerapatan nisbi Cyperus rotundus


40,3
Kerapatan nisbi dari suatu area = 78,94 𝑥 100%

= 51,05

Jadi, Kerapatan nisbi Cyperus rotundus adalah 51,05

➢ Kerapatan nisbi Justicia adhatoda


5,6
Kerapatan nisbi dari suatu area = 78,94 𝑥 100%

= 7,09

Jadi, Kerapatan nisbi Justicia adhatoda adalah 7,09

15
➢ Kerapatan nisbi Trianthema portulacastrum
24,5
Kerapatan nisbi dari suatu area = 78,94 𝑥 100%

= 31,03

Jadi, Kerapatan nisbi Trianthema portulacastrum adalah 31,03

➢ Kerapatan nisbi Portulace grandiflora


4,5
Kerapatan nisbi dari suatu area = 78,94 𝑥 100%

= 5,70

Jadi, Kerapatan nisbi Portulace grandiflora adalah 5,70

➢ Kerapatan nisbi Pennisetum purpureum


1
Kerapatan nisbi dari suatu area = 78,94 𝑥 100%

= 1,26

Jadi, Kerapatan nisbi Pennisetum purpureum adalah 1,26

➢ Kerapatan nisbi Portulace oleracea


5
Kerapatan nisbi dari suatu area = 78,94 𝑥 100%

= 6,33

Jadi, Kerapatan nisbi Portulace oleracea adalah 6,33

➢ Kerapatan nisbi Euohorbia heterophylla


1,3
Kerapatan nisbi dari suatu area = 𝑥 100%
78,94

= 1,64

Jadi, Kerapatan nisbi Euohorbia heterophylla adalah 1,64

16
➢ Kerapatan nisbi Melothria scabra
0,17
Kerapatan nisbi dari suatu area = 78,94 𝑥 100%

= 0,21

Jadi, Kerapatan nisbi Melothria scabra adalah 0,21

➢ Kerapatan nisbi Cenchrus echinatusa


0,17
Kerapatan nisbi dari suatu area = 𝑥 100%
78,94

= 0,21

Jadi, Kerapatan nisbi Cenchrus echinatusa adalah 0,21

➢ Kerapatan nisbi Brancianis mutica


0,6
Kerapatan nisbi dari suatu area = 78,94 𝑥 100%

= 0,76

Jadi, Kerapatan nisbi Brancianis mutica adalah 0,76

4.2.1.3 Frekuensi

Dalam menentukan frekuensi mutlak dan nisbi pada setiap spesies dapat

digunakan rumus sebagai berikut.

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑡𝑎𝑘 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ 𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎 𝑠𝑝𝑒𝑐𝑖𝑒𝑠 𝑖𝑡𝑢 𝑎𝑑𝑎


Frekuensi mutlak suatu spesies = X 100 %
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑝𝑒𝑡𝑎𝑘 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑎𝑡

𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘 𝑠𝑝𝑒𝑐𝑖𝑒𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑏𝑢𝑡


Frekuensi nisbi = X 100 %
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑒𝑠

Frekuensi Mutlak

➢ Frekuensi mutlak Spesies Cyperus rotundus

5
Frekuensi mutlak (C. rotundus) = X 100 %
6

= 80

17
Jadi, Frekuensi mutlak Cyperus rotundus adalah 80

➢ Frekuensi mutlak Spesies Justicia adhatoda


3
Kerapatan mutlak (J. adhatoda) = 6 X 100 %

= 50

Jadi, Kerapatan mutlak Justicia adhatoda adalah 50

➢ Kerapatan mutlak Spesies Trianthema portulacastrum


4
Frekuensi mutlak (T. portulacastrum) = X 100 %
6

= 60

Jadi, Frekuensi mutlak Trianthema portulacastrum adalah 60

➢ Frekuensi mutlak Spesies Portulace grandiflora


1
Frekuensi mutlak (P. grandiflora) = 6 X 100 %

= 17

Jadi, Frekuensi mutlak Portulace grandiflora adalah 17

➢ Frekuensi mutlak Spesies Pennisetum purpureum


1
Kerapatan mutlak (P. purpureum) = 6 X 100 %

= 17

Jadi, Frekuensi mutlak Pennisetum purpureum adalah 17

➢ Frekuensi mutlak Spesies Portulace oleracea


2
Frekuensi mutlak (P. oleracea) = 6 X 100 %

= 30

Jadi, Frekuensi mutlak Portulace oleracea adalah 30

18
➢ Frekuensi mutlak Spesies Euohorbia heterophylla
2
Frekuensi mutlak (E. heterophylla) = 6 X 100 %

= 30

Jadi, Frekuensi mutlak Euohorbia heterophylla adalah 30

➢ Frekuensi mutlak Spesies Melothria scabra


1
Frekuensi mutlak (M. scabra) = 6 X 100 %

= 17

Jadi, Frekuensi mutlak Melothria scabra adalah 17

➢ Frekuensi mutlak Spesies Cenchrus echinatusa


1
Frekuensi mutlak (C. echinatusa) = 6 X 100 %

= 17

Jadi, Frekuensi mutlak Cenchrus echinatusa adalah 17

➢ Frekuensi mutlak Spesies Brancianis mutica


1
Frekuensi mutlak (B. mutica) = 6 X 100 %

= 17

Jadi, Frekuensi mutlak Brancianis mutica adalah 17

Frekuensi Nisbi

➢ Frekuensi nisbi Spesies Cyperus rotundus

80
Frekuensi nisbi (C. rotundus) = X 100 %
322

= 24,84

Jadi, Frekuensi nisbi Cyperus rotundus adalah 24,84

19
➢ Frekuensi nisbi Spesies Justicia adhatoda

50
Kerapatan nisbi (J. adhatoda) = X 100 %
322

= 15,52

Jadi, Kerapatan nisbi Justicia adhatoda adalah 15,52

➢ Kerapatan nisbi Spesies Trianthema portulacastrum

60
Frekuensi nisbi (T. portulacastrum) = X 100 %
322

= 18,63

Jadi, Frekuensi nisbi Trianthema portulacastrum adalah 18,63

➢ Frekuensi nisbi Spesies Portulace grandiflora

17
Frekuensi nisbi (P. grandiflora) = X 100 %
322

= 5,27

Jadi, Frekuensi nisbi Portulace grandiflora adalah 5,27

➢ Frekuensi nisbi Spesies Pennisetum purpureum

17
Kerapatan nisbi (P. purpureum) = X 100 %
322

= 5,27

Jadi, Frekuensi nisbi Pennisetum purpureum adalah 5,27

➢ Frekuensi nisbi Spesies Portulace oleracea

30
Frekuensi nisbi (P. oleracea) = X 100 %
322

= 9,31

Jadi, Frekuensi mutlak Portulace oleracea adalah 9,31

20
➢ Frekuensi mutlak Spesies Euohorbia heterophylla

30
Frekuensi mutlak (E. heterophylla) = X 100 %
322

= 9,31

Jadi, Frekuensi nisbi Euohorbia heterophylla adalah 9,31

➢ Frekuensi nisbi Spesies Melothria scabra

17
Frekuensi nisbi (M. scabra) = X 100 %
322

= 5,27

Jadi, Frekuensi nisbi Melothria scabra adalah 5,27

➢ Frekuensi nisbi Spesies Cenchrus echinatusa

17
Frekuensi nisbi (C. echinatusa) = X 100 %
322

= 5,27

Jadi, Frekuensi nisbi Cenchrus echinatusa adalah 5,27

➢ Frekuensi nisbi Spesies Brancianis mutica

17
Frekuensi nisbi (B. mutica) = X 100 %
322

= 5,27

Jadi, Frekuensi nisbi Brancianis mutica adalah 5,27

Table hasil perhitungan

Kerapatan Frekuensi
No Spesies Gulma
Mutlak Nisbi Mutlak Nisbi

1 Cyperus rotundus 40,3 51,5% 80% 24,84%

2 Justicia adhatoda 5,6 7,09% 50% 15,52%

21
3 Trianthema portulacastrum 24,5 31,03% 60% 18,63%

4 Portulaca grandiflora 4,5 5,70% 17% 5,27%

5 Pennisetum purpureum 1 1,26% 17% 5,27%

6 Portulaca oleracea L 0,8 6,33% 30% 9,31%

7 Euohorbia heterophylla 1,3 1 64% 30% 9,31%

8 Melothria scabra 0,17 0,21% 17% 5,27%

9 Cenchrus echinatusi 0,17 0,21% 17% 5,27%

10 Brancianis mutica 0,6 0,76% 17% 5,27%

Pembahasan

Vegetasi adalah kumpulan dari beberapa jenis tumbuhan yang tumbuh

bersama-sama pada suatu tempat membentuk suatu kesatuan dimana individu-

individunya saling tergantung satu sama lain yang disebut sebagai komunitas

tumbuh-tumbuhan sementara Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa

(karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan sebenarnya

(sebab, duduk perkara, dan sebagainya). Analisis vegetasi adalah cara mempelajari

susunan (komposisi jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-

tumbuhan. Untuk suatu kondisi hutan yang luas, maka kegiatan analisa vegetasi erat

kaitannya dengan sampling, artinya kita cukup menempatkan beberapa petak

contoh untuk mewakili habitat tersebut. Analisis vegetasi gulma yang dilaksanakan

dilahan akademik adalah untuk mengetahui berapa banyak spesies gulma yang

berasosiasi pada bedengan dilahan tersebut, kemudian dalam proses pelaksaan

setelah pengamatan dilakukan perhitungan nilai kerapatan dan frekuensi pada setiap

22
spesies gulma yang di peroleh, berdasarkan hasil perhitungan maka diperoleh,

kerapatan mutlak dan kerapatan nisbi tertinggi terdapat pada spesies gulma Cyperus

rotundus begitupun pada hasil nilai frekuensi mutlak dan nisbi, sementara spesies

dengan nilai terendah adalah speies gulma Cenchrus echinatusi dan Brancianis

mutica.

Sistem tanam monokultur dan pengendalian OPT secara kimia-sintetis telah

menekan eksistensi organisme lain termasuk vegetasi alami yang hidup pada

agroekosistem tersebut. Vegetasi alami yang tumbuh liar di lahan pertanian biasa

disebut dengan gulma. Gulma adalah tumbuhan yang salah tempat, tidak

dikehendaki karena di tempat tumbuh tersebut diperuntukkan untuk tanaman

budidaya (Yuliana dan Ami, 2021).

Persamaan kebutuhan tumbuh berakibat pada timbulnya persaingan antara

gulma dan tanaman budidaya. Kemampuan regenerasi juga mendukung gulma

untuk tahan tumbuh lebih lama pada kondisi lahan yang beragam. Meskipun

demikian, gulma merupakan bagian integral dari suatu ekosistem yang memberikan

manfaat bagi keseimbangan lingkungan (Yuliana dan Ami, 2021).

Gulma didefinisikan secara jelas sebagai tumbuhan penyerang atau

tumbuhan yang sangat agresif dalam berkompetisi. Gulma menjadi faktor pembatas

pertumbuhan dan produksi tanaman, dan kerugian yang disebabkan oleh gulma

terakumulasi pada produksi akhir dari tanaman pokok. Gulma perlu dikendalikan,

karena pengendalian merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan

pertumbuhan dan produksi tanaman (Dahlianah, 2019).

23
Keragaman gulma dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Banyak faktor yang

mempengaruhi keragaman gulma pada tiap lokasi pengamatan, seperti cahaya,

unsur hara, pengolahan tanah, cara budidaya tanaman, serta jarak tanam atau

kerapatan tanaman yang digunakan berbeda serta umur tanaman budidaya dilokasi

tersebut. Spesies gulma juga dipengaruhi oleh kerapatan tanaman, kesuburan tanah,

pola budidaya dan pengolahan tanah. Analisis vegetasi digunakan untuk

mengetahui gulma-gulma yang memiliki kemampuan tinggi dalam penguasaan

sarana tumbuh dan ruang hidup (Lisdayani dkk., 2022).

4.3 Kalibrasi Alat Semprot

4.3.1 Hasil dan Pembahasan

Hasil pengamatan

Tabel 3. hasil
Ulangan pengamatan semprot
Panjang( m) Lebar (m2) Waktu (menit) Luas
1 114,7 1,5 3M, 50 detik 172,05
2 40 1,5 14 detik 60
3 39,2 1,5 21 detik 58,8
4 44 1,5 2M, 56 detik 66
5 31,1 1,5 52 detik 46,65

Menghitung volume semprot dan waktu yang di gunakan untuk luasan 1 hektar:

Ulangan 1

10,000 m2 x 3 liter air


𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑖𝑟 =
1,5 𝑥 114,7

= 174,36 liter/ ha

24
10,000 m2 x 3 liter air
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑖𝑟 =
172,05

=174,36 menit / ha

Ulangan2

10,000 m2 x 3 liter air


𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑖𝑟 =
1,5 𝑥 40
= 500 liter/ha

10,000 m2 x 3 liter air


𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑖𝑟 =
60

=500 menit / ha
Ulangan 3

10,000 m2 x 3 liter air


𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑖𝑟 =
1,5 𝑥 39,2
= 510,20 liter/ha

10,000 m2 x 3 liter air


𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑖𝑟 =
58,8

=510,20 menit / ha
Ulangan 4

10,000 m2 x 3 liter air


𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑖𝑟 =
1,5 𝑥 44
= 454,54 liter/ha

10,000 m2 x 3 liter air


𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑖𝑟 =
66

=454,54 menit / ha

25
Ulangan 5

10,000 m2 x 3 liter air


𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑖𝑟 =
1,5 𝑥 31,1
= 643,08 liter/ha

10,000 m2 x 3 liter air


𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑖𝑟 =
66

=643,08 menit / ha

Pembahasan

Berdasarkan praktikum percobaan kalibrasi alat semprot yang

dilaksanakan dengan menggunakan 5 ulangan berbeda diperoleh hasil tertinggi

pada ulangan kelima yaitu 643,8 menit ha-1, dan hasil terendah yaitu pada ulangan

pertama 174, 36 menit ha-1.

Kalibrasi adalah cara mengukur banyaknya larutan semprot yang

dikeluarkan oleh alat semprot (sprayer), sehingga dapat diketahui seberapa banyak

larutan semprot yang disemprotkan pada setiap satuan lahan. Pemberian pestisida

cair pada tanaman menggunakan alat penyemprot. Sprayer berfungsi untuk

memecah cairan atau larutan menjadi butiran butiran dan mendistribusikannya

secara merata ke permukaan tanaman yang dilindungi. Penyemprotan sprayer tidak

hanya dipengaruhi oleh debit penyeprotan dari nosel, namun dipengaruhi dari

banyak faktor seperti distribusi aliran/pola semprotan, arah penyemprotan,

pengaruh udara, dan dinamika drople (Dharmawan, dan Soekarno, 2020).

26
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1) Gulma merupakan tumbuhan yang tumbuh pada waktu, tempat, dan kondisi

yang tidak diinginkan manusia. Pengetahuan tentang biologis dari gulma

(daur hidup), faktor yang mempengaruhi pertumbuhan gulma. Kebanyakan

Gulma adalah tanaman yang cepat tumbuh di bandingkan dengan tanaman

budidaya.

2) Spesies gulma yang memiliki tingkat kerapatan dan frekuensi tertinggi adalah

gulma spesies B (Cyperus rotundus). Hal ini disebabkan gulma tersebut

mudah berkembang biak dengan stolon dan dapat berkembang biak di daerah

mana saja.

5.2 Saran

Saran dari Prakitkum kali ini kalau bisa waktunnya tidak bertabrakan dengan

praktikum mata kuliah yang lain, agar praktikan lebih fokus terhadap apa yang di

praktekkan, Sehinnga praktikan mudah memahami praktikum ilmu gulma ini.

Kemudian untuk kedepannya pelaksanaan praktikum terorganisir dengan baik agar

tidak tercipta kesenjangan saat praktikum


DAFTAR PUSTAKA

Adhikari, S., & Chatterjee, S. (2019). Pengaruh herbisida terhadap pengendalian


gulma dan hasil kedelai (Glycine max L. Merrill). Jurnal Farmakognosi
dan Fitokimia, 8(4), 212-216.

Agustina, S., Maulana, Y., & Zahara, N. (2022, June). Analisis Vegetasi Jenis
Pohon Dikawasan Pegunungan Desa Iboih Kecamatan Sukakarya Kota
Sabang. In Prosiding Seminar Nasional Biotik (Vol. 9, No. 1, pp. 97-105).

Anggraini, R. (2019). Identifikasi gulma pada lahan budidaya jagung (Zea mays L.)
varietas pertiwi. Agrofood, 1(2), 12-19.

Candrago, D., Soejono, A. T., & Mawandha, H. G. (2018). Uji efektivitas dan
efisiensi penggunaan beberapa tipe nozzle pada lahan datar dan
bergelombang. Jurnal Agromast, 3(1).

Dahlianah, I. (2019). Analisis vegetasi gulma di pertanaman jagung (Zea mays L.)
rakyat dan hubungannya dengan pengendalian gulma di desa mangga raya
kecamatan Tanjung Lago kabupaten Banyuasin. Klorofil: Jurnal Penelitian
Ilmu-Ilmu Pertanian, 14(1), 12-17.

Dharmawan, A., & Soekarno, S. (2020). Uji Distribusi Semprotan Sprayer Pestisida
Dengan Patternator Berbasis Water Level Detector Test Of Sprayer Droplet
Distribution Using Water Level Detector-Based Patternator. Jurnal Teknik
Pertanian Lampung Vol, 9(2), 85-95.

Fauzi, T., Sarjito, A., Tini, E. W., & Khusna, R. N. (2023). Variabilitas Gulma di
Bawah Tegakan Pohon Karet (Hevea brasiliensis) di Perkebunan Rakyat
Desa Pageralang, Kecamatan Kemranjen, Banyumas. Biofarm: Jurnal
Ilmiah Pertanian, 19(1), 151-159.

Hoesain, M., Pradana, A. P., Suharto, S., & Alfarisy, F. K. (2022). Pendampingan
Produksi Pestisida Nabati pada Petani Hortikultura di Desa Sukorambi
Kabupaten Jember. SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Berkemajuan, 6(2), 593-597.

Katuuk, R. H., Wanget, S. A., & Tumewu, P. (2019, July). Pengaruh perbedaan
ketinggian tempat terhadap kandungan metabolit sekunder pada gulma
babadotan (Ageratum conyzoides L.). In Cocos (Vol. 1, No. 4).

Lisdayani, L., Dibisono, Y., Sari, P. M., & Susanti, R. (2022). Analisa Vegetasi
Gulma Di Lahan Pertanian Kelurahan Simalingkar B Medan Tuntungan.
Jurnal Agroteknosains, 6(2), 58-66.
Maulana, A., Susanto, H., Pujisiswanto, H., & Sriyani, N. (2023). Uji Sifat
Campuran Herbisida Berbahan Aktif 2, 4-D Dimetil Amina+
Isopropilamina Glifosat terhadap Gulma Ottochloa nodosa, Cyperus
rotundus, dan Praxelis clematidea. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan,
23(1), 64-72.

Murtilaksono, A., Adiwena, M., Nurjanah, N., Rahim, A., & Syahil, M. (2021).
Identifikasi gulma di lahan pertanian hortikultura kecamatan tarakan utara
kalimantan utara. J-PEN Borneo: Jurnal Ilmu Pertanian, 4(1).

Murtilaksono, A., Adiwena, M., Nurjanah, N., Rahim, A., & Syahil, M. (2021).
Identifikasi gulma di lahan pertanian hortikultura kecamatan tarakan utara
kalimantan utara. J-PEN Borneo: Jurnal Ilmu Pertanian, 4(1).

Natsir, M., Azmin, N., & Irwansyah, M. (2022). Identifikasi Keanekaragaman Jenis
Gulma di Daerah Persawahan Desa Wora Kecamatan Wera Kabupaten
Bima. Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (JP-IPA), 3(2), 19-25.

Sari, D. N., Wijaya, F., Mardana, M. A., & Hidayat, M. (2019, January). Analisis
vegetasi tumbuhan dengan metode Transek (line transect) dikawasan Hutan
deudap pulo aceh Kabupaten aceh besar. In Prosiding Seminar Nasional
Biotik (Vol. 6, No. 1).

Sari, V. I., & Prasetio, A. D. (2021). Perbedaan Penggunaan Nozzle Polijet Dan
Flat Fan Pada Kalibrasi Penyemprotan Knapsack Sprayer. Jurnal Pertanian
Presisi (Journal of Precision Agriculture), 5(1), 1-12.

Shintarika, F. (2021). The Analisis Vegetasi Dan Inventarisasi Dominansi Pada


Pertanaman Jagung (Zea mays L.) Fase Generatif Di Lahan Balai Pelatihan
Pertanian Lampung. Jurnal AgroSainTa: Widyaiswara Mandiri
Membangun Bangsa, 5(2), 49-54.

Yuliana, A. I., & Ami, M. S. (2020). Analisis vegetasi dan potensi pemanfaatan
gulma lahan persawahan. LPPM Universitas KH. A. Wahab Hasbullah.

Yuliana, A. I., & Ami, M. S. (2021). Analisis Vegetasi Dan Potensi Pemanfaatan
Jenis Gulma Pasca Pertanaman Jagung. Jurnal Agroteknologi Merdeka
Pasuruan, 4(2).
LAMPIRAN DOKUMENTASI PRAKTIKUM ILMU GULMA
BIODATA PENYUSUN

Nama : Alvin Indawan Wurere


Nim : E28121173
TTL : Panjoka, 13 Oktober 2001
Alamat : Kota Palu
E-mail : alfinwurere1310@gmail.com.

Nama : Nurus’syifa
Stambuk : E28121174
TTL : Palu, 04 oktober 2003
Alamat : Jl. Rusa No. 3
Email : Syiifa004@gmail.com.

Nama : Fanti faradila


Stambuk : E28121176
TTL : Ambesia, 21-04-2002
Alamat : Jl. Juang, Lrg Juang 3
E-mail : fantyfaradyla@gmail.com.

Nama : Aulia Ulfa


Stambuk : E28121180
TTL : Pedanda, 12 November 2003
Alamat : Jl. Puro
E-mail : auliaulfa873@gmail.com.
Nama : Fera
Stambuk :E28121181
TTL : Wakai, 27-02-2003
Alamat : Palu. Jln palawatika
E-mail : fherajahlunoyo123@gmail.com.

Nama : Ardi
Nim : E28121182
TTL : Dolago, 10 Mei 2001
Alamat : Vatutela, jln. Untad 1
E-mail :-

Nama : Juwanda Putri Kaluku


Stambuk : E281 21 183
TTL : Rantepao, 22 Juli 2003
Alamat : Perdos, blok B10 no.16
E-mail : Juwandaputrikaluku@gmail.com.

Nama : Novi Pujianti


Stambuk : E28121184
TTL : Bogor, 29-01-03
Alamat : Jl.Tolamunte
E-mail : novipujianti.e281@gmail.com.

Nama : SALMA
Stambuk : E 281 21 154
Kelas : Agt 3
Alamat : Jl. martadinata.
Email : salma08072003@gmail.com.
Nama : Aditia Hidayat
Stambuk : E281 21 196
Kelas : Agt 3
email : aditiahidayat871@gmail.com.
no hp :-

Nama : Defal Renaldi


Stambuk : E281 21 144
Kelas : AGT-3
Email : defalrenaldi48@gmail.com.
Alamat : jln.Pue bongo

Nama : Indriani Saputri


Stambuk : E 281 21 164
Kelas : AGT 3
Email : saputriindriani8@.com.
Alamat : Jl. Tolamunte Tondo

Nama : Safika Binti Enre


Stambuk : E 281 21 201
Kelas : AGT-3
Email : safikaenre@gmail.com
Alamat : Huntap Tondo

Nama : Siti Aisya


Stambuk : E 281 21 208
Kelas : AGT-3
Email : Staisya0@gmail.com

Alamat : Jln. Padat Karya


Nama : Nanda Aulia H
Stambuk : E28121152
Kelas : AGT 3
Email : habibahnanda80@gmail.com.
Alamat : Jl. Malontara Kinta Baru Pengawu

Nama : Vivin Handayani


Stambuk : E28121148
Kelas : AGT-03
Email : hvivin6@gmail.com.
alamat : Sibowi, Kab. Sigi

Nama : Ni Kadek Aget Vegayatri


Stambuk : E28121147
Kelas : AGT-03
email : agetvegayatri@gmail.com.
alamat : jln. Roviga

Nama : Nastiar
Stambuk : E281 21 185
TTL : Kanipang, 26 januari 2003
Alamat : Asrama Pinrang Sul-Sel
E-mail : nastiarahmad185@gmail.com.

Nama : Tri Astini Adipa


Stambuk : E 281 21 186
TTL : Kalpataru 21 April 2003
Alamat : Jl. Miangas
E-mail : triastiniadipa21@gmail.com.
Nama : Moh.Fajar
Stambuk : E28121194
TTL : Toribulu 12 januari 2003
Alamat : Jln untad 1
E-mail : fajarjar897@gmail.com.

Nama : Ica
Stambuk : E28121149
Kelas : AGT-03
Email : icaicisuntad@gmail.com.
Alamat : jln. Pendidikan

Nama : Elfazaria
Stambuk : E28121170
Kelas : AGT-03
Email : elfazaria97@gmail.com.
Alamat : Tawaeli, Jln. Boya Talise

Nama : Yanti
Stambuk : E28121145
Kelas : AGT-03
Email : Yanti28401@gmail.com.
Alamat : jln.Domba

Nama : Sitti Ardianti


Stambuk : E 281 21 178
Kelas : AGT-3
Email : sitiardianti535@gmail.com.
Alamat : Jl. Garuda
Nama : Moh Rifki G
Stambuk : E28121161
Kelas : Agt 3
Email : mohrifki802@gmail.com.
Alamat : Jl Roviga

Nama : BASO ALIF VAJRIN


Stambuk : E 281 21 195
Kelas : AGT 3
Email : vajrin616@gmail.com.
Alamat : jl. Puro

Nama : Rifka Nurulsifa


Stambuk : E28121199
Kelas : AGT 3
Email : rifkanurulsifa@gmail.com
Alamat : Jl. Untad 1

Nama : Tri Alisiya Anjani Putri


Stambuk : E28121166
Kelas : AGT-
TTL : Wanamukti,09 Oktober 2002
Alamat : Jln. Tunaroa 2
Email : tri.alisiya09@gmail.com.

Nama : Adriansya
Stambuk : E 281 21 200
Kelas : AGT-3
Email : Adriansya456@gmail.com
Alamat : Kec. Sigi Biromaru
Nama : Ramlah
Stambuk : E28121142
Kelas : Agt-03
Email : ramlahdarise738@gmail.com.
Alamat : Huntap 1

Nama : Dion Teguh Valentino


Stambuk : E28121203
Kelas : Agt 3
Email : dionteguh467@gmail.com.
Alamat : Jl Lando Desa Kalukubula Sigi

Nama : Trifena Natania


Stambuk : E 281 21 210
Kelas : AGT-3
Email : Trifenanatania@gmail.com
Alamat : Kec. Sigi

Nama : Nurul Kadri


Stambuk : E281 21 205
Kelas : AGT 3
E-mail : nurulkadri2301@gmail.com.
Alamat : Huntap Tondo Blok Ac 13

Nama : Achmad Rezaldi


Stambuk : E281 21 204
Kelas : AGT 3
E-mail : ahmadrzldi70@gmail.com.
Alamat : Btn. Griya Tadulako Permai
Nama : Osama Ramdhan
Stambuk : E281 21 207
Kelas : AGT 3
E-mail : osamaramadhan2022@gmail.com
Alamat : Huntap Tondo, Blok Ac 13

Nama : Rio jalaludin


Stambuk : E281 21 070
Kelas : AGT 3
E-mail :-
No Hp : 082251717069

Nama : Almukaddimah
Stambuk : E281 21 158
TTL : Tarakan, 15 Januari 2004
Alamat : Huntap 1
e-mail : almukaddimahtasdin@gmail.com

Nama : Putri Febrianti


Stambuk : E281 21 198
TTL : Tolitoli, 23 Februari 2003
Alamat : Huntap 1
e-mail : putrifebrianti495@gmail.com

Nama : Sasmita Widyasari


Stambuk : E281 21 150
Kelas : Agt-03
Email : widyasarisasmita@gmail.com
Alamat : Jln. Soekarno-Hatta
Nama : Fulana Qur’ani
Stambuk : E 281 21 202
Kelas : Agt 03
Email : fulanaqurani@gmail.com
Alamat : Jln. Poros palu Bangga

Nama : sri wahyuni


Stambuk : E281 21 141
TTL : sibaluto, 07 oktober 2002
Alamat : Jl. Samratulangi
E-mail :-

Nama : Putri nur ‘iana


NIM : E281 21 197
AGT : AGT – 03
E-mail : putrinuriana7887@gmail.com
Alamat : Desa Tulo Dadawi

Nama : RAHMAH
Stambuk : E281 21 165
TTL : Posona 2 Oktober 2002
Alamat : Mamboro
E-mail : rahmadjudullah02@gmail.com.

Nama : Sri Ayuningsih

Stambu : E 28121155

Kelas : AGT- 03

TTL : Toli-Toli 26 September 2002


Nama : Sukmiati
Stambuk : E281 21 172
TTL : Sinjai 15 Oktober 2001
Alamat : Tondo
e-mail : atisukmi@gmail.com

Nama : Mirgozali
Stambuk : E28121146
TTL : Kokobuka, 10 Agustus 2001
Alamat : Jln. Panjumbere
e-mail : mirgo1008@gmail.com

Nama : Riyanti
Stambuk : E281 21 163
Kelas : Agt - 03
TTL : Sibualong 20 januari 2003

Nama : NURHALIZA
Stambuk : E281 21 162
TTL : Palasa, 12 September 2003
Alamat : Jl. Perdos
E-mail : nurhalizaaa327@gmail.com.

Nama : Catur Puji Lestari


Stambuk : E281 21 153
TTL : Buol, 28 November 2003
Alamat : Jl. Tombolotutu
e-mail : caturpujilestari077@gmail.com.
Nama : Misbahul Amin
Stambuk : E281 21 159
Kelas : agt3
Alamat :-
Email : misbahulamin105@gmail.com.

Nama : Nurul Hikma Aulia


Stambuk : E 281 21 179
Klp : 3 (Tiga)
email : nurulhikmaaulia08@gmail.com.
alamat : desa porame

Nama : Moh Fahrun


Stambuk : E28121151
TTL : Randomayang, 03 Januari 2002
Alamat : Jln. Panjumbere
E-mail : fahrunmuhammad93@gmail.com.

Nama : I Wayan Hose Abel


Stambuk : E281 21 169
Kelas : Agt 3
Alamat :-
E-mail :-

Nama : Debi Sintia Dewi


Stambuk : E 281 21 171
Kelas : AGT-3
E-mail : debbyputry4@gmail.com.
Alamat : Desa porame
Nama : Sulis Isnaini
Stambuk : E281 21 188
TTL : Bulan Jaya 4 Maret 2002
Alamat : Jl. Alhairat
E-mail : sulisisnaini88@gmail.com.

Nama : Nurasykin Syafika


NIM : E 281 21 191
Kelas : Agt-03
TTL : Bulukumba, 10 November 2002
Alamat :-

Anda mungkin juga menyukai