AGT-03
Oleh:
AGT-03
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Kelas : AGT 3
Mengetahui,
Di sahkan oleh,
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan matakuliah Ilmu Gulma di Fakultas
Lengkap ini, namun sebagai manusia tidak luput dari kesalahan dan kehilafan. Oleh
karena itu, dengan penuh rasa rendah hati penulis menerima kritik dan saran yang
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN DEPAN ...................................................................................... i
HALAMAN SAMPUL ................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 27
5.2 Saran ................................................................................................. 27
v
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BIODATA PENYUSUN
vi
DAFTAR TABEL
vii
BAB I
PENDAHULUAN
persaingan (kompetisi) dalam hal pengambilan unsur hara, air, udara dan
persaingan tempat. Keadaan suhu yang relative tinggi, cahaya matahari yang
melimpah dan curah hujan yang cukup untuk daerah tropik juga mendorong gulma
untuk tumbuh subur. Akibatnya gulma menjadi masalah dalam budidaya tanaman
praktek budidaya pertanian, seperti dengan adanya gulma kualitas akan menurun,
karena biji gulma tersebut tercampur pada saat pengolahan tanah. Kemudian
kuantitas juga akan menurun, karena terjadi kompetisi dalam sarana tumbuh (hara,
air, udara, cahaya, ruang gerak) dalam jumlah terbatas, tergantung dari varietas,
kesuburan, jenis, kerapatan, dan lamanya tumbuh (Adhikari dan Chatterjee, 2019).
kegiatan budidaya tanaman oleh para petani, salah satu cara yang dapat dilakukan
tindakan yang tepat dalam pengendalian. Analisis vegetasi merupakan suatu cara
untuk menemukan komposisi vegetasi dari yang paling dominan hingga tidak
dominan. Vegetasi bertujuan untuk mengetahui komposisi jenis gulma dan
menetapkan jenis yang dominan,, hal ini biasa dilakukan untuk menentukan
susunan dan atau komposisi vegetasi secara bentuk (struktur) vegetasi dari spesies
gulma itu sendiri, dalam hal ini unsur vegetasi yang dimaksud adalah bentuk
pertumbuhan, stratifikasi dan penutupan tajuk, data jenis gulma, diameter dan tinggi
komposisi suatu komunitas tumbuhan. Vegetasi tanam dan iklim berhubungan erat
vegetasi disuatu tempat akan berbeda vegetasi ditempat lain karena bebeda pula
dikeluarkan oleh alat semprot (sprayer), sehingga dapat diketahui seberapa banyak
larutan semprot yang disemprotkan pada setiap satuan lahan. Pemberian pestisida
hanya dipengaruhi oleh debit penyeprotan dari nosel, namun dipengaruhi dari
2
1.2 Tujuan dan Manfaat
jenis gulma yang ditemukan dilokasi praktikum, melihat gulma yang paling
dominan dan yang tidak dominan serta untuk mengetahui cara melakukan kalibrasi
pada alat semprot. Sedangkan manfaatnya dalam praktikum ini yaitu dapat
mengetahui jenis gulma melalui identifikasi, dan vegetasi serta dapat memahamai
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kegiatan budidaya, salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui jenis
gulma yaitu dengan melakukan identifikasi. Identifikasi jenis gulma yang dominan
yaitu metode kuadrat, metode titik, dan metode garis. Metode kuadrat sangat cocok
dan diidentifikasi. Gulma yang diidentifikasi adalah gulma yang telah memiliki
organ yang lengkap seperti (akar, batang, daun dan bunga). Gulma yang msih dalam
Salah satu cara identifikasi gulma adalah dengan analisis vegetasi gulma. Analisis
dalam penguasaan sarana tumbuh dan ruang hidup. Penguasaan sarana pada
umumnya menentukan gulma tersebut penting atau tidak. Populasi gulma yang
relative, dominasi mutlak dan indeks nilai penting (Sari et al., 2019).
Dalam mengerjakan analisis vegetasi terdapat dua hal penting yang perlu
dicermati, yaitu nilai ekonomi dan nilai hayati (biologi). Nilai ekonomi suatu
vegetasi dapat diketahui dari potensi vegetasi tersebut yang akan menghasilkan
nilai ekonomi (devisa) dari tumbuh-tumbuhan dalam bentuk pohon atau tanaman
yang dapat menghasilkan getah (karet) atau kayu. Analisis vegetasi dilakukan untuk
komposisi jenis dan bentuk atau struktur vegetasi. Satuan vegetasi yang dipelajari
konkret dari semua spesies tumbuhan yang menempati suatu habitat. Hasil analisis
5
2.3 Kalibrasi Alat Semprot
semprot yang digunakan dengan bahan pestisida nabati, oleh sebeb itu petani
diberikan pemahaman mengenai jenis alat semprot, dosis pestisida, nabati yang
Kalibrasi adalah kegiatan memperoleh nilai kebenaran dari suatu alat ukur
sprayer dengan dua jenis nozzle, yaitu polijet dan flat fan. Penggunaan herbisida
dan air yang tepat akan menghemat bahan dan menjaga lingkungan dari
jalan penyemprot, dan lebar efektif semprotan. Salah satu alat yang digunakan
untuk mengaplikasikan herbisida adalah alat semprot atau yang umumnya dikenal
dengan nama knapsack sprayer. Nama ini diberikan karena larutan herbisida
6
BAB III
METODE PRAKTIKUM
fakultas pertanian, universitas tadulako, palu. Praktikum ini di lakukan pada hari
alat dan bahan yang digunakan di dalam praktikum mata kuliah ilmu gulma
adalah kantong plastik, spidol, buku, kayu, tali rafia, alat mengukur jarak (meteran),
pacul , alat tulis, sprayer, sebidang tanah untuk percobaan kalibrasi alat semprot,
deskripsi gulma yang bergambar atau melalui dosen/asisten. Kemudian catat data-
data dari gulma tersebut, yang pertama yaitu, nama spesies gulma, morfologi dan
perkembangan gulma, daur hidup gulma, dan nilai ekonomis gulma berdasarkan
Menentukan Ukuran Petak Contoh minimum dengan cara pertama yaitu, Tentukan
suatu titik di lapang, yang mempunyai jumlah spesies terbanyak (titik 0). Kemudian
buatlah melalui titik 0 sumbu X dan Y, dari titik 0 buatlah plot bujur sangkar dengan
sisi 1 m, Catat semua spesies yang ada dalam plot, untuk plot selanjutnya perluas 2
X luas plot pertama. Catat tambahan spesies baru yang belum didapatkan pada plot
pertama tadi, Lakukan pekerjaan ini untuk seterusnya sampai tidak ada lagi
tambahan species baru atau bila pertambahannya relatif sedikit, kemudian usun
kurva species areal untuk menentukan areal minimum untuk petak. Contoh.Sumbu
Siapkan alat semprot yang baik dengan jenis nosel yang sesuai dengan
kebutuhan, misalnya nosel polijet warna biru lebar semprotnya 1,5 m, Isi tangki alat
semprot dengan air bersih sebanyak 2,5 liter, Pompa tangki sebanyak 10-12 kali
hingga tekanan udara di dalam tangki cukup penuh, Lakukan penyemprotan pada
areal yang akan disemprot dengan kecepatan dan tekanan yang sama sampai air 2,5
liter tersebut habis, kemudian ukur panjang areal yang dapat disemprot dengan 2,5
liter air tersebut, Lakukan penyemprotan sebanyak 3 kali dan hitung panjang serta
8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Spesies gulma no 1
Klasifikasi
Devisio : Angiospermae
Ordo : Poales
Famili : Cypereceae
Genus : Cyperus
Spesies : C. rotundus
Morfologi
Teki ladang atau Cyperus rotudus adalah gulma pertanian yang biasa di
jumpai dilahan terbuka. Apabila orang menyebut “ teki” biasanya yang dimaksud
adalah jenis ini walaupun banyak jenis Cyperus laiannya berpenampilan banyak.
Teki ini sangat adaptif dan karena itu menjadi gulma sangat sulit dikendalikan ia
membentuk umbi ( sebenarnya adalah tuber, modifikasi dari batang) dan geragih
(stolon) yang mampu mencapai kedalaman satu meter, sehingga mampu mencapai
mengindar dari kedelaman oleh tanah (39cm). tanama rumput teki tekian ini
memiliki tinggi + 40cm. batangnya lunak berbentuk segitiga, membentuk umbi, dan
berwarna hijau pucat, daunnya tunggal, berbentuk lanset, pelepah daun majemuk
pangkal batang, ujung meruncing, tpi rata, Panjang + 50cm, lebar + 5mm, berwarna
hijau.
Gambar 1. Cyperus rotundus
gulma menguning (klorosis) yang, dimulai dari sisi luar daun, serta menunjukan
perbedaan tinggi gulma untuk dosis setiap bahan kimia herbisida ,2-4 D dimetil
amina berkerja sangat menghambat secra cepat proses pembelahan sel meristem
Klasifikasi:
Devisi : Tracheophyta
Ordo : Malpighiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Acalypha
Morfologi
Batang tegak, tinggi 30–50 cm, bercabang, berambut halus. Daun tunggal,
tangkai panjang, letak tersebar, bentuk bulat telur sampai lanset, tipis, ujung dan
pangkal runcing, tepi bergerigi, panjang 2,5–8 cm, lebar 1,5-3,5 cm, berwarna hijau.
Bunga majemuk, berkelamin satu, keluar dari ketiak daun, kecil-kecil, dalam
10
rangkaian berbentuk bulir/malai. Buah kotak, bulat, hitam. Biji berbentuk bulat
panjang, berwarna coklat. Akar tunggang, berwarna putih kotor Kucing galak
Gambar gulma no 2
Acalypha indica adalah spesies tumbuhan liar yang berasal dari Genus
anting, dan akar kucing. Tanaman ini sangat disukai oleh para kucing, terutama di
bagian akarnya.Di beberapa tempat seperti Kota Salatiga, Jawa Tengah tumbuhan
11
4.2 Analisis Vegetasi gulma
Sesuai dengan pembuatan plot pada sutu area lahan dikebun akademik
fakultas pertanian. Maka diperoleh hasil beberapa spesies yang terdapat pada
1. Cyperus rotundus
2. Justicia adhatoda
3. Trianthema portulacastrum
4. Portulaca grandiflora
5. Pennisetum purpureum
6. Portulaca oleracea L
7. Eurhorbia heterophylla
8. Melothria scabra
9. Cenchrus echinatusi
kerepatan dan frekuensi mutlak dengan nisbinya dengan cara sebagai berikut,
Setiap speseis memiliki jumlah yang berbeda pada setiap plot contoh yang ada,
dapat kita lihat Bersama jumlah setiap speseis pada table berikut:
Plot
No Spesies
1 2 3 4 5 6 Jumlah
1 Cyperus rotundus (B) 16 62 68 23 73 - 242
12
2 Justicia adhatoda (A) 26 3 5 - - - 34
3 Trianthema - 11 4 2 - 10 147
portulacastrum (E)
4 Portulaca grandiflora - - - - - 27 27
5 Pennisetum purpureum - - - - 6 - 6
6 Portulaca oleracea L - - - 3 2 - 5
7 Euohorbiaheterophylla (F) - 3 - 5 - - 8
8 Melothria scabra - 1 - - - - 1
9 Cenchrus echinatusi - 1 - - - - 1
10 Brancianis mutica - - - 3 - - 3
4.2.1.2 Kerapatan
Dalam menentukan kerapatan mutlak dan nisbi pada setiap spesies dapat
Kerapatan mutlak
242
Kerapatan mutlak (C. rotundus) =
6
= 40,3
= 5,6
13
Jadi, Kerapatan mutlak Justicia adhatoda adalah 5,6
= 24,5
= 4,5
=1
= 0,8
= 1,3
14
➢ Kerapatan mutlak Spesies Melothria scabra
1
Kerapatan mutlak (M. scabra) = 6
= 0,17
= 0,17
= 0,6
Kerapatan Nisbi
= 51,05
= 7,09
15
➢ Kerapatan nisbi Trianthema portulacastrum
24,5
Kerapatan nisbi dari suatu area = 78,94 𝑥 100%
= 31,03
= 5,70
= 1,26
= 6,33
= 1,64
16
➢ Kerapatan nisbi Melothria scabra
0,17
Kerapatan nisbi dari suatu area = 78,94 𝑥 100%
= 0,21
= 0,21
= 0,76
4.2.1.3 Frekuensi
Dalam menentukan frekuensi mutlak dan nisbi pada setiap spesies dapat
Frekuensi Mutlak
5
Frekuensi mutlak (C. rotundus) = X 100 %
6
= 80
17
Jadi, Frekuensi mutlak Cyperus rotundus adalah 80
= 50
= 60
= 17
= 17
= 30
18
➢ Frekuensi mutlak Spesies Euohorbia heterophylla
2
Frekuensi mutlak (E. heterophylla) = 6 X 100 %
= 30
= 17
= 17
= 17
Frekuensi Nisbi
80
Frekuensi nisbi (C. rotundus) = X 100 %
322
= 24,84
19
➢ Frekuensi nisbi Spesies Justicia adhatoda
50
Kerapatan nisbi (J. adhatoda) = X 100 %
322
= 15,52
60
Frekuensi nisbi (T. portulacastrum) = X 100 %
322
= 18,63
17
Frekuensi nisbi (P. grandiflora) = X 100 %
322
= 5,27
17
Kerapatan nisbi (P. purpureum) = X 100 %
322
= 5,27
30
Frekuensi nisbi (P. oleracea) = X 100 %
322
= 9,31
20
➢ Frekuensi mutlak Spesies Euohorbia heterophylla
30
Frekuensi mutlak (E. heterophylla) = X 100 %
322
= 9,31
17
Frekuensi nisbi (M. scabra) = X 100 %
322
= 5,27
17
Frekuensi nisbi (C. echinatusa) = X 100 %
322
= 5,27
17
Frekuensi nisbi (B. mutica) = X 100 %
322
= 5,27
Kerapatan Frekuensi
No Spesies Gulma
Mutlak Nisbi Mutlak Nisbi
21
3 Trianthema portulacastrum 24,5 31,03% 60% 18,63%
Pembahasan
individunya saling tergantung satu sama lain yang disebut sebagai komunitas
(sebab, duduk perkara, dan sebagainya). Analisis vegetasi adalah cara mempelajari
susunan (komposisi jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-
tumbuhan. Untuk suatu kondisi hutan yang luas, maka kegiatan analisa vegetasi erat
contoh untuk mewakili habitat tersebut. Analisis vegetasi gulma yang dilaksanakan
dilahan akademik adalah untuk mengetahui berapa banyak spesies gulma yang
setelah pengamatan dilakukan perhitungan nilai kerapatan dan frekuensi pada setiap
22
spesies gulma yang di peroleh, berdasarkan hasil perhitungan maka diperoleh,
kerapatan mutlak dan kerapatan nisbi tertinggi terdapat pada spesies gulma Cyperus
rotundus begitupun pada hasil nilai frekuensi mutlak dan nisbi, sementara spesies
dengan nilai terendah adalah speies gulma Cenchrus echinatusi dan Brancianis
mutica.
menekan eksistensi organisme lain termasuk vegetasi alami yang hidup pada
agroekosistem tersebut. Vegetasi alami yang tumbuh liar di lahan pertanian biasa
disebut dengan gulma. Gulma adalah tumbuhan yang salah tempat, tidak
untuk tahan tumbuh lebih lama pada kondisi lahan yang beragam. Meskipun
demikian, gulma merupakan bagian integral dari suatu ekosistem yang memberikan
tumbuhan yang sangat agresif dalam berkompetisi. Gulma menjadi faktor pembatas
pertumbuhan dan produksi tanaman, dan kerugian yang disebabkan oleh gulma
terakumulasi pada produksi akhir dari tanaman pokok. Gulma perlu dikendalikan,
23
Keragaman gulma dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Banyak faktor yang
unsur hara, pengolahan tanah, cara budidaya tanaman, serta jarak tanam atau
kerapatan tanaman yang digunakan berbeda serta umur tanaman budidaya dilokasi
tersebut. Spesies gulma juga dipengaruhi oleh kerapatan tanaman, kesuburan tanah,
Hasil pengamatan
Tabel 3. hasil
Ulangan pengamatan semprot
Panjang( m) Lebar (m2) Waktu (menit) Luas
1 114,7 1,5 3M, 50 detik 172,05
2 40 1,5 14 detik 60
3 39,2 1,5 21 detik 58,8
4 44 1,5 2M, 56 detik 66
5 31,1 1,5 52 detik 46,65
Menghitung volume semprot dan waktu yang di gunakan untuk luasan 1 hektar:
Ulangan 1
= 174,36 liter/ ha
24
10,000 m2 x 3 liter air
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑖𝑟 =
172,05
=174,36 menit / ha
Ulangan2
=500 menit / ha
Ulangan 3
=510,20 menit / ha
Ulangan 4
=454,54 menit / ha
25
Ulangan 5
=643,08 menit / ha
Pembahasan
pada ulangan kelima yaitu 643,8 menit ha-1, dan hasil terendah yaitu pada ulangan
dikeluarkan oleh alat semprot (sprayer), sehingga dapat diketahui seberapa banyak
larutan semprot yang disemprotkan pada setiap satuan lahan. Pemberian pestisida
hanya dipengaruhi oleh debit penyeprotan dari nosel, namun dipengaruhi dari
26
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
sebagai berikut:
1) Gulma merupakan tumbuhan yang tumbuh pada waktu, tempat, dan kondisi
budidaya.
2) Spesies gulma yang memiliki tingkat kerapatan dan frekuensi tertinggi adalah
mudah berkembang biak dengan stolon dan dapat berkembang biak di daerah
mana saja.
5.2 Saran
Saran dari Prakitkum kali ini kalau bisa waktunnya tidak bertabrakan dengan
praktikum mata kuliah yang lain, agar praktikan lebih fokus terhadap apa yang di
Agustina, S., Maulana, Y., & Zahara, N. (2022, June). Analisis Vegetasi Jenis
Pohon Dikawasan Pegunungan Desa Iboih Kecamatan Sukakarya Kota
Sabang. In Prosiding Seminar Nasional Biotik (Vol. 9, No. 1, pp. 97-105).
Anggraini, R. (2019). Identifikasi gulma pada lahan budidaya jagung (Zea mays L.)
varietas pertiwi. Agrofood, 1(2), 12-19.
Candrago, D., Soejono, A. T., & Mawandha, H. G. (2018). Uji efektivitas dan
efisiensi penggunaan beberapa tipe nozzle pada lahan datar dan
bergelombang. Jurnal Agromast, 3(1).
Dahlianah, I. (2019). Analisis vegetasi gulma di pertanaman jagung (Zea mays L.)
rakyat dan hubungannya dengan pengendalian gulma di desa mangga raya
kecamatan Tanjung Lago kabupaten Banyuasin. Klorofil: Jurnal Penelitian
Ilmu-Ilmu Pertanian, 14(1), 12-17.
Dharmawan, A., & Soekarno, S. (2020). Uji Distribusi Semprotan Sprayer Pestisida
Dengan Patternator Berbasis Water Level Detector Test Of Sprayer Droplet
Distribution Using Water Level Detector-Based Patternator. Jurnal Teknik
Pertanian Lampung Vol, 9(2), 85-95.
Fauzi, T., Sarjito, A., Tini, E. W., & Khusna, R. N. (2023). Variabilitas Gulma di
Bawah Tegakan Pohon Karet (Hevea brasiliensis) di Perkebunan Rakyat
Desa Pageralang, Kecamatan Kemranjen, Banyumas. Biofarm: Jurnal
Ilmiah Pertanian, 19(1), 151-159.
Hoesain, M., Pradana, A. P., Suharto, S., & Alfarisy, F. K. (2022). Pendampingan
Produksi Pestisida Nabati pada Petani Hortikultura di Desa Sukorambi
Kabupaten Jember. SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Berkemajuan, 6(2), 593-597.
Katuuk, R. H., Wanget, S. A., & Tumewu, P. (2019, July). Pengaruh perbedaan
ketinggian tempat terhadap kandungan metabolit sekunder pada gulma
babadotan (Ageratum conyzoides L.). In Cocos (Vol. 1, No. 4).
Lisdayani, L., Dibisono, Y., Sari, P. M., & Susanti, R. (2022). Analisa Vegetasi
Gulma Di Lahan Pertanian Kelurahan Simalingkar B Medan Tuntungan.
Jurnal Agroteknosains, 6(2), 58-66.
Maulana, A., Susanto, H., Pujisiswanto, H., & Sriyani, N. (2023). Uji Sifat
Campuran Herbisida Berbahan Aktif 2, 4-D Dimetil Amina+
Isopropilamina Glifosat terhadap Gulma Ottochloa nodosa, Cyperus
rotundus, dan Praxelis clematidea. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan,
23(1), 64-72.
Murtilaksono, A., Adiwena, M., Nurjanah, N., Rahim, A., & Syahil, M. (2021).
Identifikasi gulma di lahan pertanian hortikultura kecamatan tarakan utara
kalimantan utara. J-PEN Borneo: Jurnal Ilmu Pertanian, 4(1).
Murtilaksono, A., Adiwena, M., Nurjanah, N., Rahim, A., & Syahil, M. (2021).
Identifikasi gulma di lahan pertanian hortikultura kecamatan tarakan utara
kalimantan utara. J-PEN Borneo: Jurnal Ilmu Pertanian, 4(1).
Natsir, M., Azmin, N., & Irwansyah, M. (2022). Identifikasi Keanekaragaman Jenis
Gulma di Daerah Persawahan Desa Wora Kecamatan Wera Kabupaten
Bima. Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (JP-IPA), 3(2), 19-25.
Sari, D. N., Wijaya, F., Mardana, M. A., & Hidayat, M. (2019, January). Analisis
vegetasi tumbuhan dengan metode Transek (line transect) dikawasan Hutan
deudap pulo aceh Kabupaten aceh besar. In Prosiding Seminar Nasional
Biotik (Vol. 6, No. 1).
Sari, V. I., & Prasetio, A. D. (2021). Perbedaan Penggunaan Nozzle Polijet Dan
Flat Fan Pada Kalibrasi Penyemprotan Knapsack Sprayer. Jurnal Pertanian
Presisi (Journal of Precision Agriculture), 5(1), 1-12.
Yuliana, A. I., & Ami, M. S. (2020). Analisis vegetasi dan potensi pemanfaatan
gulma lahan persawahan. LPPM Universitas KH. A. Wahab Hasbullah.
Yuliana, A. I., & Ami, M. S. (2021). Analisis Vegetasi Dan Potensi Pemanfaatan
Jenis Gulma Pasca Pertanaman Jagung. Jurnal Agroteknologi Merdeka
Pasuruan, 4(2).
LAMPIRAN DOKUMENTASI PRAKTIKUM ILMU GULMA
BIODATA PENYUSUN
Nama : Nurus’syifa
Stambuk : E28121174
TTL : Palu, 04 oktober 2003
Alamat : Jl. Rusa No. 3
Email : Syiifa004@gmail.com.
Nama : Ardi
Nim : E28121182
TTL : Dolago, 10 Mei 2001
Alamat : Vatutela, jln. Untad 1
E-mail :-
Nama : SALMA
Stambuk : E 281 21 154
Kelas : Agt 3
Alamat : Jl. martadinata.
Email : salma08072003@gmail.com.
Nama : Aditia Hidayat
Stambuk : E281 21 196
Kelas : Agt 3
email : aditiahidayat871@gmail.com.
no hp :-
Nama : Nastiar
Stambuk : E281 21 185
TTL : Kanipang, 26 januari 2003
Alamat : Asrama Pinrang Sul-Sel
E-mail : nastiarahmad185@gmail.com.
Nama : Ica
Stambuk : E28121149
Kelas : AGT-03
Email : icaicisuntad@gmail.com.
Alamat : jln. Pendidikan
Nama : Elfazaria
Stambuk : E28121170
Kelas : AGT-03
Email : elfazaria97@gmail.com.
Alamat : Tawaeli, Jln. Boya Talise
Nama : Yanti
Stambuk : E28121145
Kelas : AGT-03
Email : Yanti28401@gmail.com.
Alamat : jln.Domba
Nama : Adriansya
Stambuk : E 281 21 200
Kelas : AGT-3
Email : Adriansya456@gmail.com
Alamat : Kec. Sigi Biromaru
Nama : Ramlah
Stambuk : E28121142
Kelas : Agt-03
Email : ramlahdarise738@gmail.com.
Alamat : Huntap 1
Nama : Almukaddimah
Stambuk : E281 21 158
TTL : Tarakan, 15 Januari 2004
Alamat : Huntap 1
e-mail : almukaddimahtasdin@gmail.com
Nama : RAHMAH
Stambuk : E281 21 165
TTL : Posona 2 Oktober 2002
Alamat : Mamboro
E-mail : rahmadjudullah02@gmail.com.
Stambu : E 28121155
Kelas : AGT- 03
Nama : Mirgozali
Stambuk : E28121146
TTL : Kokobuka, 10 Agustus 2001
Alamat : Jln. Panjumbere
e-mail : mirgo1008@gmail.com
Nama : Riyanti
Stambuk : E281 21 163
Kelas : Agt - 03
TTL : Sibualong 20 januari 2003
Nama : NURHALIZA
Stambuk : E281 21 162
TTL : Palasa, 12 September 2003
Alamat : Jl. Perdos
E-mail : nurhalizaaa327@gmail.com.