Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI

MODUL II

Transpirasi

OLEH

KELOMPOK 3
KELAS AGT 5
1. MUTMAINNAH AR E28120137
2. HENDRIKUS SANAPANG E28120146
3. YAYAT E28120145
4. RATNA JULIANA E28120152
5. MOH. IRFAN E28120258

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
I. PENDADAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Transpirasi, fotosintesis dan respirasi termasuk proses metabolisme

tumbuhan yang umum dikenal. Transpirasi dapat diartikan sebagai proses

kehilangan air dalam bentuk uap air dari jaringan tumbuhan melalui mulut

daun (stomata). Transpirasi berlangsung selama tumbuhan hidup.

Keuntungan yang didapat dari proses ini adalah, mempercepat laju

pengangkutan unsur hara melalui pembuluh xilem akar, menjaga turgiditas

sel tumbuhan agar kondisinya tetap optimal dan sebagai usaha

mempertahankan stabilitas suhu daun (Lakitan, 2008).

Respirasi adalah suatu proses biologis, yaitu oksigen diserap untuk

digunakan pada proses pembakaran (oksidatif) yang menghasilkan energi

diikuti oleh pengeluaran sisa pembakaran berupa gas karbondioksida dan air.

Substrat yang paling banyak diperlukan tanaman untuk proses respirasi dalam

jaringan tanaman adalah karbohidrat dan asam-asam organik bila

dibandingkan dengan lemak dan protein. respirasi dapat dibedakan dalam tiga

tingkat : (a) pemecahan polisakarida menjadi gula sederhana, (b) oksidasi

gula menjadi asam piruvat dan (c) transformasi piruvat dan asam-asam

organik secara aerobic menjadi karbondioksida, air dan energi. Protein dan
lemak dapat pula berperan sebagai substrat dalam proses pemecahan ini

(Paramita, 2010).

Pada hakikatnya, respirasi adalah pemanfaatan energi bebas dalam

makanan menjadi energi bebas yang ditimbun dalam bentuk ATP. Dalam sel,

ATP digunakan sebagai sumber energi bagi seluruh aktivitas hidup yang

memerlukan energi., Aktivitas hidup yang memerlukan energi antara lain,

kerja mekanis (kontraktil dan motilitas), transpor aktif (mengangkut molekul

zat atau ion yang melawan gradien konsentrasi zat), produksi panas (bagi

tubuh burung dan hewan menyusui). Namun, selain ketiga tujuan tersebut,

energi dibutuhkan oleh tubuh untuk transfer materi genetik dan metabolisme

sendiri. Jadi respirasi seluler adalah proses perombakan molekul organik

kompleks yang kaya akan energi potensial menjadi produk limbah yang

berenergi lebih rendah (proses katabolik) pada tingkat seluler. Pada respirasi

sel,oksigen terlibat sebagai reaktan bersama dengan bahan bakarorganik dan

akan menghasilkan air, karbon dioksida, serta produk energi utamanya ATP.

ATP (adenosin trifosfat) memiliki energi untuk aktivitas sel seperti

melakukan sintesis biomolekul dari molekul pemula yang lebih kecil,

menjalankan kerja mekanik seperti pada kontraksi otot, dan mengangkut


biomolekul atau ion melalui membran menuju daerah berkonsentrasi lebih

tinggi. (Campbell et al 2002)

I.2 Tujuan Praktikum

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor yang

mempengaruhi laju transpirasi.


II. METODE PRAKTIKUM

II.1 Waktu dan Tempat

Praktikum modul II dilaksanakan pada Sabtu, 27 Maret 2021 jam 14.00 –

16.30 dan untuk tempat praktikum modul II dilaksanakan di laboratorium

Hama dan Panyakit.

II.2 Alat dan bahan

Alat yang kami gunakan dalam praktikum modul II ini yaitu rak dan

tabung reaksi, gelas ukur, gelas kimia, pinset, pipeet, cutter, tisuee dan kertas

grafik.

Bahan yang kami gunakan dalam praktikum modul II ini yaitu tanaman

cabai, tanaman tomat, air dan minyak kelapa.

II.3 Cara Kerja

Yang pertama menyiapkan dua jenis tanaman yang ada. Kedua memotong

akar setiap tanaman dibagian pangkalnya. Ketiga memasukkan ke dalam

tabung reaksi yang telah berisi 5 ml air, 1 tabung hanya berisi air (sebagai

control), kemudian tabung lainnya diteteskan minyak kelapa, memberi tanda

tera pada batas minyak. Keempat menyusun dalam rak tabung, lalu

meletakkan masing – masing rak pada 2 tempat berbeda. Rak yang satu pada

tempat yang terkena sinar matahari langsung dan rak lainnya pada tempat
teduh. Kelima yaitu setiap 10 menit melakukan pengukuran jumlah air yang

tersisa dengan cara menghitung jumlah air yang hilang. Jumlah air yang

hilang ini dapat dihitung dengan meneteskan kembali air ke dalam tabung

sampai kembali ke posisi tanda tera sebelumnya. Pengamatan di lakukan

selama 1 jam. Keenam menggambar perubahan jumlah volume pada kertas

grafik, dimana waktu pada sumbu horizontal (X) dan volume air yang hilang

pada sumbu vertikal (Y) untuk ketiga jenis tumbuhan.


III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III.1 Hasil

Table 1. Hasil Proses Transpirasi Diluar dan Didalam Ruangan

Waktu Waktu air yang hilang (ml)

(menit) kontrol Tumbuhan (tomat) Tumbuhan (cabai)

luar dalam luar dalam luar dalam

0 100 (ml) 100 (ml) 100 (ml) 100 (ml) 100 (ml) 100 (ml)

60 90 (ml) 97 (ml) 97 (ml) 96 (ml) 92 (ml) 92 (ml)

Banyaknya 10 (ml) 3 (ml) 3 (ml) 4 (ml) 8 (ml) 8 (ml)

air yang

hilang (ml)

III.2 Pembahasan

Pada kontrol banyaknya air yang hilang lebih banyak pada saat transpirasi

di luar ruangan di bandingkan dalam ruangn karna terdapat perbedaaan suhu.

Pada tumbuhan tomat air lebih banyak berkurang pada saat didalam ruangan

dikarenakan perbedaan suhu. Pada tanaman cabai jumlah air yang keluar pada

saat berada dalam ruangan dan diluar ruangan adalah sama hal ini disebabkan

stomata yang terdapat dipermukaan daun cabai tidak begitu banyak sehingga

waktu 60 menit tidak cukup untuk melakukan respirasi.


Respirasi merupakan fungsi kumulatif dari tiga tahapan metabolik. Dua

tahapan yang pertama, glikolisis dan siklus krebs merupakan jalur katabolik

yang menguraikan glukosa dan bahan bakar organik lainnya. Glikolisis yang

terjadi dalam sitosol mengawali perombakan dengan pemecahan glukosa

menjadi dua molekul senyawa yang disebut piruvat. Siklus Krebs, yang

terjadi dalam matriks mitokondria menyempurnakan pekerjaan ini dengan

menguraikan turunan piruvat menjadi karbon dioksida. Dengan demikian,

karbon dioksida yang dihasilkan oleh respirasi merupakan fragmen molekul

organik yang teroksidasi. Sebagian tahap glikolisis dan siklus Krebs ini

merupakan reaksi redoks di mana enzim dehidrogenase mentransfer elektron

dari substrat ke NAD+dan membentuk NADH. Pada langkah ketiga respirasi,

rantai transpor elektron menerima elektron dari produk hasil perombakan

kedua langkah yang pertama tersebut (biasanya melalui NADH) dan

melewatkan elektron ini dari satu molekul ke molekul yang lain. Pada akhir

rantai ini, elektron digabungkan dengan ion hidrogen dan oksigen molekuler

untuk membentuk air. Energi yang dilepas pada setiap langkah rantai tersebut

disimpan dalam suatu bentuk yang digunakan oleh mitokondria untuk

membuat ATP. Modus sintesis ATP ini disebut fosforilasi oksidatif karena

sintesis ini digerakkan oleh reaksi redoks yang mentransfer elektron dari

makanan ke oksigen (Campbell, 2012).

Respirasi terjadi pada seluruh sel yang hidup, khususnya di Mitokondria.

Proses ini bertujuan untuk membangkitkan energi kimia (ATP). ATP

dibentuk dari penggabungan ADP + Pi (fosfat anorganik) dengan bantuan


pompa H+-ATP-ase, dalam rantai transfer elektron yang terdapat pada

membran mitokondria. Peristiwa aliran elektron dan atau proton (H+) dalam

rantai tranfer elektron pada dasarnya adalah peristiwa Reduksi – Oksidasi

(Redoks). Oleh sebab itu, pembentukan ATP yang digerakkan oleh energi

hasil oksidasi dan perbedaan proton antara ruang antar membran dengan

membran sebelah dalam mitokondria disebut fosfotilasi oksidatif. (Piter

Mitchell 1987)

Respirasi pada tumbuhan pada dasarnya sama dengan hewan, namun juga

ada kekhasannya. Proses respirasi pada dasarnya adalah pro ses

pembongkaran zat makanan sumber energi (umumnya glukosa) untuk

memperoleh energi kimia berupa ATP. Namun demikian, zat sumber energi

tidak selalu siap dalam bentuk glukosa, melainkan masih dalam bentuk

cadangan makanan, yaitu berupa sukrosa atau amilum. Karena itu zat tersebut

harus terlebih dahulu di bongkar secara hidrolitik. Demikian pula bila zat

cangan makanan yang hendak dibongkar adalah lipida (lemak) atau protein.

(Koryati, T. 2021)

Fungsi Transpirasi :

 Menstabilkan suhu pada daun

 Penyerapan serta pengangkutan air dan garam mineral

 Membuang kelebihan air yang ada pada tumbuhan

 Pengangkutan air ke daun dan difusi air antar sel


Faktor internal yang mempengaruhi laju respirasi tumbuhan yaitu faktor

protoplasmic dan Konsentrasi substrat respirasi yang tersedia.(Advinda, L.

2018)

Faktor eksternal yang mempengaruhi laju respirasi tumbuhan yaitu

Temperatur, Cahaya, Konsentrasi oksigen di udara, Konsentrasi karbon

dioksida, Tersedianya air, Luka pada organ tumbuhan, Senyawa kimia, dan

Perlakuan mekanik.( Rahmatan 2012)


IV. PENUTUP

IV.1 Kesimpulan

Transpirasi adalah proses keluarnya uap air dari permukaan tubuh tumbuhan

yang sebagian besar melalui stomata.

Proses transpirasi yaitu Mula-mula, air diserap oleh akar tanaman untuk

metabolisme. Namun, tidak semua hasil penyerapan tersebut digunakan, sebagian

besar justru dilepaskan kembali oleh tumbuhan tersebut. Setelah dari akar, air akan

diubah menjadi uap air. Kemudian, hanya sekitar tiga persen saja yang digunakan.

Sisanya dibuang kembali dalam bentuk uap air melalui daun, batang dan bunga.

Macam-Macam Transpirasi

1. Tanspirasi Kutikula

2. Transpirasi stomata

3. Transpirasi lentikuler

Faktor yang Mempengaruhi Laju Transpirasi Adalah

 Kelembaban tanah

 Suhu lingkungan.

 Kelembaban udara

 Intensitas cahaya

 Kecepatan angin. Angin yang kencang ternyata dapat mempercepat

pergerakan uap air sehingga meningkatkan laju transpirasi.


IV.2 Saran

Dalam praktikum modul II ini harus berhati – hati dalam menyiapkan

bahan praktikum. Seperti dalam membersihkan akar tanaman agar tidak

membuat kesalahan dalam pengamatan serta tetap mengutamakan

keselamatan kerja dalam laboratorium.


DAFTAR PUSTAKA

Novitasari, R. (2017). Proses respirasi seluler pada tumbuhan. In Prosiding


Seminar Nasional Pendidikan Biologi Dan Biologi (pp. 89-96).
Puspitaningrum, M., Izzati, M., & Haryanti, S. (2012). Produksi dan konsumsi
oksigen terlarut oleh beberapa tumbuhan air. Anatomi dan Fisiologi, 20(1),
47-55.
Song, A. N. (2012). Evolusi fotosintesis pada tumbuhan. Jurnal Ilmiah
Sains, 12(1), 28-34.

Anda mungkin juga menyukai