OLEH
M. YUSUF CAHYADI
NIM AKF17071
AGUSTUS 2020
PENGARUH VARIASI KONSENTRASI KOMBINASI BUAH
SEMANGKA (Citrullus vulgaris) DAN BUAH NANAS (Ananas comosus)
TERHADAP MUTU FISIK SOOTHING GEL
Diajukan kepada
Akademi Farmasi Putra Indonesia Malang
untuk memenuhi salah satu syarat
dalam menyelesaikan
program D-III bidang farmasi
OLEH
M. YUSUF CAHYADI
NIM AKF17.071
AGUSTUS 2020
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH
Benar-benar merupakan hasil pribadi dan seluruh sumber yang dikutip dan dirujuk
telah saya nyatakan benar.
Apabila ternyata di dalam naskah KTI ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur
PLAGIASI, saya bersedia KTI ini digugurkan dan gelar akademik yang telah
saya peroleh (A.Md. Farm) dibatalkan, serta diproses sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Malang, 06-08-2020
Mahasiswa,
M. YUSUF CAHYADI
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Bahagialah dan nikmati hari-harimu karena hari esok belum tentu ada”
Segala puji dan syukur kupersembahkan bagi Allah SWT, Tuhan Maha
pengasih dan Maha penyayang, yang selalu memberikan nikmat yang begitu
banyak kepada hambaNya. Tidak lupa, lantunan sholawat serta salam,
kupersembahkan kepada Rasulullah, Nabi Muhammad SAW. Pada akhirnya KTI
ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Karya ini merupakan
wujud dari kegigihan dalam ikhtiar untuk kupersembahkan karya ini kepada :
1. Ibu dan ayah serta saudaraku tercinta yang senantiasa memberikan semangat
serta doanya disetiap langkahku menuju kesuksesan.
2. Teman-temanku dan sahabat-sahabatku yang selalu mendukung serta berbagi
ilmu denganku dan seseorang yang berjuang berbeda tempat denganku yang
selalu mengingatkanku untuk menyelesaikan tugas ini.
3. Untukmu para dosen serta pembimbingku, terima kasih atas segala ilmu yang
diberikan selama ini. Semoga ilmu yang telah diajarkan bermanfaat bagiku
untuk menjadi manusia yang selalu bersyukur dan rendah hati. Aamiin Ya
Robbal ‘Aalamiin …
ABSTRAK
Cahyadi, M Yusuf. 2020. Pengaruh Variasi Konsentrasi Kombinasi Buah Semangka (Citrullus
vulgaris) dan Buah Nanas (Ananas comosus) terhadap Mutu Fisik Soothing Gel. Karya
Tulis Ilmiah. Akademi Farmasi Putra Indonesia Malang. Pembimbing: apt. Lailiiyatus
Syafah M.Farm.
Kata Kunci: Buah Semangka Merah, Buah Nanas, Mutu Fisik, Soothing Gel, Variasi Konsentrasi
Buah semangka merah dan buah nanas memiliki kandungan air diatas 80%, berguna sebagai
pelembab untuk mengembalikan dan menambah hidrasi kulit dengan membuat sediaan kosmetik
yaitu soothing gel. Soothing gel dapat memberikan rasa yang nyaman saat digunakan,
melembabkan kulit dan memberi sensasi dingin. Kelebihan Soothing gel adalah memiliki daya
serap yang baik pada kulit serta mudah dicuci dengan air. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
pengaruh variasi konsentrasi kombinasi buah semangka merah dan buah nanas terhadap mutu fisik
soothing gel. Pengujian mutu fisik yang dilakukan meliputi pengamatan organoleptis,
homogenitas, kejernihan, pH, daya lekat dan daya sebar. Hasil pengamatan organoleptis,
homogenitas, kejernihan, daya lekat dan daya sebar memenuhi standar mutu fisik sedangkan hasil
pengamatan pH belum memenuhi standar mutu fisik. Hasil analisis statistik One Way Anova
menunjukkan perbedaan bermakna pada daya lekat dengan nilai signifikan sebesar (0,000)
sedangkan pada daya sebar tidak menunjukkan perbedaan bermakna dengan nilai signifikan
sebesar (0,138). Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh variasi konsentrasi kombinasi
buah semangka merah dan buah nanas terhadap mutu fisik soothing gel.
i
ABSTRACT
Cahyadi, M Yusuf. 2020. The Effect of The Concentration variation of Watermelon (Citrullus
vulgaris) and Pineapple (Ananas comosus) on the Physical Quality of Soothing Gel.
Scientific Papers. Academy of Pharmacy of Putra Indonesia Malang. Advisor: Lailiiyatus
Apt. Syafah M.Farm.
Red watermelon and pineapple have a water content above 80%; useful as a moisturizer to restore
and increase skin hydration by making cosmetic as soothing gel. Soothing gel can give a
comfortable feeling when used, moisturize the skin and give a cool sensation. The advantage of
soothing gel is that it has a good absorption on the skin as well as easy to wash with water. This
study aims to study find out the effect of concentration variation of the combination of red
watermelon and pineapple on the physical quality of soothing gel. Physical quality testing
includes organoleptic observation, homogeneity, clarity, pH, adhesion and dispersibility
observations. The results of organoleptic observation, homogeneity, clarity, adhesion and
dispersibility observations meet physical quality standard while the result of pH observation does
not meet physical quality standard. The results of the One Way Anova statistical analysis show a
significant difference in adhesion with a significant value of (0.000) while the dispersion power
does not show a significant difference with a significant value of (0.138). The results shows there
is effect of concentration variation of red watermelon and pineapple on the physical quality of
soothing gel.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang
berjudul “Pengaruh Variasi Konsentrasi Kombinasi Buah Semangka Merah
(Citrullus Vulgaris) dan Buah Nanas (Ananas Comosus) terhadap Mutu Fisik
Soothing Gel” tepat pada waktunya. Tujuan dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini
adalah sebagai persyaratan untuk menyelesaikan program D-3 di Akademi
Farmasi Putra Indonesia Malang.
1. Dr. apt. Bilal Subchan, A.S., M.Farm., selaku Direktur Akademi Farmasi
Putra Indonesia Malang.
2. apt. Lailiiyatus Syafah, M.Farm., selaku dosen pembimbing.
3. apt. Tri Danang Kurniawan, M.Farm., selaku dosen penguji I.
4. apt. Gardiani Febri Hadiwibowo, S.Farm., selaku dosen penguji II.
5. Bapak dan Ibu Dosen Akademi Farmasi serta semua staf yang turut membantu
dan mendukung selama penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Kedua orang tua dan kakak yang telah mengorbankan banyak hal dan selalu
memberi do’a serta motivasi dalam menyelesakan Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Sahabat terdekatku, rekan mahasiswa dan semua pihak yang telah
memberikan dukungan, bimbingan, bantuan, serta arahan kepada penulis.
iii
Penulis
DAFTAR ISI
iv
2.8 Hipotesis..................................................................................................23
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................24
3.1 Rancangan Penelitian..............................................................................24
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian..............................................................24
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian.................................................................25
3.4 Instrumen Penelitian................................................................................25
3.5 Definisi Operasional Variabel.................................................................25
3.6 Formula Soothing Gel.............................................................................27
3.7 Prosedur Penelitian..................................................................................27
3.8 Analisa Data............................................................................................30
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN............................................31
4.1 Hasil Penelitian........................................................................................31
4.2 Pembahasan.............................................................................................37
BAB V PENUTUP................................................................................................41
5.1 Kesimpulan..............................................................................................41
5.2 Saran........................................................................................................41
DAFTAR RUJUKAN..........................................................................................42
LAMPIRAN.........................................................................................................46
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
kondusif sehingga menyebabkan kulit menjadi tidak sehat. Penyakit kulit yang
sering terjadi yaitu kulit kering yang disebabkan karena kurangnya air dalam kulit,
sebagai pelembab dalam mencegah dehidrasi kulit serta paparan sinar UV.
digunakan untuk perawatan kulit adalah sediaan soothing gel. Soothing gel
memiliki karakteristik yang mirip dengan gel pada umumnya namun berbeda
dalam hal kandungan air dan bahan aktif. Soothing gel dapat memberikan rasa
yang nyaman saat digunakan, melembabkan kulit dan memberi sensasi dingin.
Kelebihan Soothing gel adalah memiliki daya serap yang baik pada kulit serta
mudah dicuci dengan air (Sidiq & Apriliyanti, 2018). Soothing gel merupakan
sediaan yang mengandung bahan aktif dengan konsentrasi yang tinggi sehingga
Soothing gel di Indonesia yang sering digunakan yaitu dari bahan aktif
aloe vera. Aloe vera memiliki fungsi sebagai pelembab yaitu cairan bening seperti
gel yang mengandung monosakarida dan polisakarida yang bekerja sama dengan
asam amino mengganti sel yang rusak serta memiliki kandungan air 99,5%
1
2
memiliki kandungan air diatas 80% selain aloe vera adalah buah semangka merah
dan buah nanas. Semangka merah memilki kandungan air sebesar 92,1%
(Rismawati dkk., 2018) dan buah nanas mengandung air sebesar 86% (Sidi dkk.,
2014).
Selain memiliki kandungan air yang tinggi, buah semangka merah dan
buah nanas memiliki kandungan lain yang bermanfaat untuk kulit. Buah
Kandungan selain likopen dan vitamin yang berperan sebagai pelembab adalah
karbohidrat jenis gula-gulaan yaitu sukrosa, glukosa dan fruktosa yang merupakan
gula utama yang terdapat pada buah semangka. Sukrosa, glukosa dan fruktosa
memiliki gugus hidroksi yang menyebabkan terikatnya air dari udara atau
kelembaban kulit akan terjaga (Darsono dkk., 2019). Buah nanas mengandung
vitamin C dan vitamin A (Retinol) yang sudah lama dikenal memiliki aktivitas
radikal bebas dalam tubuh. Asam ananasat dan asam sitrat yang terkandung pada
buah nanas dapat melembutkan dan menyegarkan kulit. Pada buah nanas juga
terdapat enzim bromelin yang membantu pengelupasan sel kulit mati sehingga
bahan aktif dalam membuat sediaan kosmetik pelembab yaitu soothing gel.
Soothing gel kombinasi buah semangka merah dan buah nanas dapat mengatasi
kulit kering serta meningkatkan kesehatan kulit yang dihasilkan dari kedua
3
kandungan. Khasiat Soothing gel dapat mengurangi penguapan air pada kulit
sehingga membuat kulit terlihat lebih lembab, kencang, natural serta menjaga
digunakan dapat mempengaruhi mutu fisik dari soothing gel. Oleh karena itu,
mutu sediaan harus diuji mulai dari organoleptis, homogenitas, kejernihan, pH,
daya lekat dan daya sebar. Pengujian mutu fisik dilakukan agar pemakaian produk
soothing gel aman digunakan oleh masyarakat. Penelitian ini dilakukan untuk
mengatahui mutu fisik soothing gel dengan variasi konsentrasi yaitu 90%, 85%
dan 80%.
buah nanas terhadap mutu fisik soothing gel yang meliputi organoleptis,
dan buah nanas terhadap mutu fisik soothing gel yang meliputi organoleptis,
semangka merah dan buah nanas yang tepat sehingga dihasilkan soothing gel
Ruang lingkup penelitian ini yaitu penentuan formula, pengumpulan bahan baku,
pengukuran daya lekat dan pengukuran daya sebar serta analisis data.
2. Keterbatasan penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu alat yang digunakan seperti misalnya tidak
untuk mengukur panjang daya sebar, pengujian kejernihan yang tidak optimal
karena tidak memiliki penerangan yang bagus dan perbedaan basis ketiga formula.
berwarna hijau muda, belang hijau tua yang memanjang dari pangkal hingga
ujung buah.
2 Buah nanas yang digunakan yaitu nanas yang daunnya pendek, berduri tajam
konsentrasi tinggi untuk mengurangi penguapan air pada kulit sehingga kulit
4 Mutu fisik soothing gel adalah pengujian kualitas soothing gel yang diamati
sebar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
gurun di Afrika bagian selatan. Tanaman ini masih sekerabat dengan labu-labuan
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Cucurbitales
Famili : Cucurbitaceae
Marga : Citrullus
lokal dan semangka introduksi atau semangka hibrida. Berdasarkan bijinya, ada
6
7
1. Semangka Quality
Semangka quality merupakan salah satu semangka unggul tanpa biji dan
beratnya dapat mencapai 6-15 kg. Semangka ini berbentuk bulat dengan warna
kulit hijau agak kebiruan dengan corak berwarna hijau tua (Oktavia, 2015).
2. Semangka Superior
quality. Kulit buahnya hijau kelabu dengan strip-strip hijau tua. Daging buahnya
belang hijau tua yang memanjang dari pangkal hingga ujung buah. Kulit buah
kuning cerah. semangka ini memiliki daging berwarna merah dengan kandungan
Semangka yellow baby berbentuk oval dan memiliki diameter buah sekitar
15 cm dan berat sekitar 4 kg. Kulit buah berwarna hijau muda menyala dengan
corak memanjang berwarna hijau gelap. Sesuai namanya, daging buah semangka
hingga mencapai panjang 3-5 meter. Batangnya lunak, bersegi, berambut dan
daunnya lebar dan berbulu, menjari, dengan ujungnya runcing. Panjang daunnya
sekitar 3-25 cm dengan lebar 1,5-5 cm. Bagian tepi daun bergelombang dan
Bunga semangka muncul pada ketiak tangkai daun dan berwarna kuning
cerah. Semangka memiliki tiga jenis bunga, yaitu bunga jantan (staminate), bunga
memiliki bunga jantan dan bunga betina dengan proporsi 7:1. Semangka memiliki
bentuk yang beragam dengan panjang 20-40 cm, diameter 15-20 cm dengan berat
10
mulai dari 4-20 kg. Berdasarkan bentuknya buah semangka dibedakan menjadi
tiga yaitu bulat, oval dan lonjong, bahkan sekarang ada yang berbentuk kotak
(Billi, 2016).
polifenol dan mineral kalium, namun buah semangka rendah akan kandungan
lemak jenuh, kolesterol, dan natrium (Izzati & Sulistyoningsih, 2018). Semangka
Kombinasi kandungan air dan karbohidrat pada buah semangka bisa menjadi
merupakan zat antioksidan yang baik bagi kulit. Semangka juga mengandung
beta-karoten yang baik bagi tubuh; vitamin B6 yang dapat merangsang hormon
kekebalan tubuh serta vitamin A yang dapat melawan infeksi (Erhirhie & Ekene,
2014).
11
kerap dikonsumsi sebagai buah segar. Buah nanas memiliki bentuk bulat panjang,
semu, berdaging serta memiliki daging buah berwarna hijau, jingga dan kuning
muda.
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Angiospermae
Ordo : Farinosae
Famili : Bromiliaccae
Genus : Ananas
1. Nanas Cayenne
Nanas cayenne memiliki ciri-ciri daunya halus, tidak berduri serta buahnya
2. Nanas Queen
Nanas queen memiliki daun pendek, berduri tajam dan buah berbentuk
lonjong. Nanas queen memiliki rasa yang lebih manis daripada nanas cayenne dan
Nanas merupakan buah yang selalu tersedia sepanjang tahun dan tergolong
dalam tanaman yang tahan terhadap kemarau serta dapat hidup baik pada suhu
sekitar 30°C dengan curah hujan sebanyak 1250 mm setahun. Susunan yang
terdapat pada buah nanas antara lain akar, batang, daun, bunga dan buah. Akar
nanas dapat dibedakan menjadi akar tanah dan akar samping. Akar tanaman nanas
yang baik memiliki kedalaman tanah antara 30-50 cm. Batang merupakan tempat
melekatnya akar, daun, bunga, tunas dan buah. Batang tanaman nanas memiliki
panjang 20-25 cm, tebal dengan diameter 2,0-3,5 cm dan ruas yang pendek. Daun
nanas memiliki panjang 130-150 cm, lebar antara 3-5 cm, daun berduri tajam
meskipun ada yang tidak berduri dan tidak memiliki tulang daun. Jumlah daun
13
tiap batang sangat bervariasi antara 70-80 helai (Wahyu, 2019). Nanas memiliki
kulit buah yang keras dan kasar. Saat menjelang panen, warna hijau buah mulai
memudar. Diameter dan berat buah nanas semakin bertambah sejalan dengan
pertambahan umurnya, sebaliknya untuk tekstur buah nanas, semakin tua umur
yang berperan sebagai antioksidan endogen. Selain itu, nanas juga mengandung
vitamin B6, thianin dan folat serta senyawa fitokimia yang baik untuk kesehatan.
Selain itu, nanas juga merupakan buah potensial untuk dikonsumsi sebagai
3.5-4 dan mengandung vitamin A dan C, asam ananasat, asam sitrat, saponin,
semakin lengkap karena buah ini mengandung banyak vitamin C dan β-karoten
melindungi kulit dari sinar UV; polifenol mencegah kerusakan sel tubuh akibat
nyaman saat digunakan, melembabkan kulit dan memberikan sensasi dingin. Gel
memiliki daya serap yang baik pada kulit serta mudah dicuci dengan air (Sidiq &
saat penggunaan. Sediaan gel mampu menghantarkan bahan obat dengan baik,
menguap. Keuntungan sediaan gel antara lain mudah merata apabila dioleskan
pada kulit, memberikan sensasi dingin, dan tidak menimbulkan bekas di kulit
(Afianti dan Murrukmihadi, 2015). Kerugian sediaan gel antara lain harus
menggunakan zat aktif yang larut di dalam air, menggunakan emolien golongan
menyebabkan pedih pada wajah dan mata apabila kadar kandungan alkohol yang
15
tinggi serta menampilkan yang buruk pada kulit bila terkena paparan cahaya
Rathod dan Mehta (2015) menyebutkan beberapa sifat dari gel yaitu: (1)
Gel harus inert, aman, dan tidak bereaksi dengan konstituen formula lainnya; (2)
Gel harus memiliki sifat agen antimikroba; (3) Gel untuk aplikasi pada mata harus
steril; (4) Gel topikal tidak boleh lengket; (5) Gel harus memiliki daya tarik
menarik pada pelarut, agar zat padat dan cair gel dapat membentuk zat padat
lunak (jelly).
2.4.1 Karbopol
carbomer dan memiliki berat molekul 104.400. Selain itu, karbopol juga memiliki
tablet binder (5.0%–10.0%). Karbopol berbentuk serbuk halus putih, dengan bau
yang khas. Karbopol dapat larut dalam air, dan setelah netralisasi larut dalam
etanol (95%) dan gliserin. Karbopol harus disimpan pada suhu ruangan dan
Karbopol digunakan pada sediaan shooting gel karena bersifat non toksik
viskositas yang tinggi serta bekerja secara efektif pada kisaran pH yang luas
(Novitasari, 2014).
memiliki khasiat sebagai zat tambahan dan pelarut. Zat ini mampu menjaga
stabilitas sediaan gel agar tidak mudah kering serta menghambat pertumbuhan
jamur. Propilen glikol berbentuk cairan kental, jernih tidak berwarna, rasa khas,
praktis tidak berbau, menyerap air pada udara lembab, dan dapat bercampur
dengan air, dengan aseton, kloroform, dan larut dengan etanol (95%) P, larut
dalam eter dan dalam beberapa minyak esensial tetapi tidak bercampur dengan
2016).
lembab dari lingkungan dan mengurangi penguapan air dari sediaan. Selain
dkk., 2013).
2.4.3 Gliserin
sebagai zat tambahan, humektan (2-15%), anti mikroba (>20%), emolien (30%).
Gliserin berbentuk cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna, rasa manis, hanya
17
boleh berbau khas lemah (tajam atau tidak enak). Gliserin dapat bercampur
dengan air dan dengan etanol, tidak larut dalam kloroform, dalam eter, dalam
mengembang dan tidak berkeriput sehingga penetrasi obat menjadi lebih efektif.
Gliserin juga berperan sebagai cosolvent untuk membantu melarutkan zat aktif
yang tidak larut dalam air, dan humektan untuk melembabkan kulit. Sama halnya
2.4.4 TEA
TEA berkhasiat sebagai zat tambahan dan berbentuk cairan kental. Karakterisitik
TEA adalah tidak berwarna hingga kuning pucat, berbau lemah mirip amonia dan
hidroskopik. TEA mudah larut dalam air dan etanol 95% P, larut dalam kloroform
TEA dipilih karena berfungsi sebagai alkalizing agent dan zat pengemulsi dengan
kristal atau bubuk berwarna putih yang mudah larut dalam air serta berbau sulfit
produk. Natrium metabisulfit sedikit larut dalam alkohol dan lebih stabil
mengawetkan molase, anggur, buah-buah kering, sari buah dan lain-lain dibatasi
2.4.6 Alkohol
sebagai antiseptik dan berbentuk cairan yang mudah menguap, jernih, tidak
berwarna, berbau khas dan menyebabkan rasa terbakar pada lidah. Zat ini mudah
menguap walaupun pada suhu rendah dan mendidih pada suhu 78 0C serta mudah
terbakar. Alkohol mudah bercampur dengan air dan praktis bercampur dengan
dan jauh dari api. Alkohol digunakan karena sifatnya yang stabil serta tidak
wujud, warna, dan bau sediaan gel. Pengujian ini perlu dilakukan karena berkaitan
Murrukmihadi, 2015).
Uji homogenitas merupakan salah satu uji yang penting dalam melakukan
formulasi sediaan farmasetika. Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah bahan-
bahan dalam formulasi tercampur merata atau tidak (Afianti dan Murrukmihadi,
2015).
sehingga tidak ada partikel yang dibuat. Uji ini dilakukan agar gel yang dihasilkan
dapat sesuai dengan kriteria sediaan gel pada umumnya (Galeri dkk., 2016).
2.5.4 Uji pH
Gel yang tidak sesuai dengan pH kulit akan dapat mengakibatkan iritasi pada
kulit. pH sediaan yang memenuhi standar pada uji pH kulit yaitu dalam interval
Uji daya lekat bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan gel
melekat pada kulit dalam waktu tertentu. Uji ini dilakukan agar gel dapat
Murrukmihadi, 2015).
diaplikasikan pada kulit. Uji ini juga berkaitan dengan kenyamanan dari suatu
sediaan saat digunakan. Daya sebar gel yang baik memiliki diameter 5-7 cm
(Adnan, 2017).
21
Bahan Tambahan
1. Karbopol
2. Propilen glikol
3. Gliserin
Shooting Gel 4. TEA
5. Na Metabisulfit
6. Alkohol
7. Aquadest
1. Organoleptis
2. Homogenitas
3. kejernihan
4. pH
5. Daya Lekat
6. Daya Sebar
Buah semangka merah dan buah nanas memiliki kandungan air yang
tinggi. Buah semangka merah memiliki kandungan air sebesar 92,1% dan buah
nanas memilki kandungan air sebesar 86%. Selain itu, buah semangka merah dan
buah nanas juga memiliki kandungan lain yang bermanfaat untuk kulit. Buah
bebas dalam tubuh. Selain itu, buah nanas mengandung enzim bromelin yang
membantu pengelupasan sel kulit mati sehingga kulit terlihat lebih halus (Lestari
& Sutyasningsih, 2015). Oleh karena itu, buah semangka merah dan buah nanas
dapat dijadikan sediaan kosmetik pelembab yang dapat mengatasi masalah kulit
kering.
gel. Soothing gel dapat dijadikan perawatan kulit yang memberikan efek dingin
akibat lambatnya penguapan air pada kulit, tidak menghambat fungsi fisiologis
kulit dan tidak menyumbat pori-pori kulit. Soothing gel mengandung bahan aktif
propilen glikol, gliserin, TEA, Na. metabisulfit dan alkohol. Korbopol berfungsi
23
sebagai gelling agent yang berguna untuk memperkuat struktur gel (matriks gel)
untuk mengikat air dari udara yang lembab serta dapat mempertahankan air yang
ada di dalam sediaan. Soothing gel memiliki kandungan air yang tinggi sehingga
perlu ditambahkan propilen glikol dan gliserin dengan konsentrasi tinggi supaya
membuat pH soothing gel menjadi netral dan sebagai zat pengemulsi supaya
soothing gel lebih stabil. Selain itu, untuk memperpanjang masa penyimpanan
soothing gel, maka perlu ditambahkan bahan yang berguna sebagai pengawet. Na
Dengan adanya bahan tambahan dan bahan aktif pada soothing gel,
sediaan soothing gel menjadi lebih optimal pada saat pengujian mutu fisik.
2.8 Hipotesis
Variasi konsentrasi yang tinggi dapat mempengaruhi mutu fisik soothing gel yang
meliputi organoleptis, homogenitas, kejernihan, pH, daya lekat, dan daya sebar.
BAB III
METODE PENELITIAN
semangka merah dan buah nanas terhadap mutu fisik soothing gel.
Penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap. Tahap pertama, yaitu tahap
alat dan bahan, serta merancang prosedur. Tahap kedua, yaitu pembuatan
homogenitas, kejernihan, pH, daya lekat, dan daya sebar. Tahap ketiga, yaitu
3.2.1 Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Soothing gel kombinasi buah
3.2.2 Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah soothing gel yang
mengandung sari buah semangka merah dan buah nanas dengan variasi
konsentrasi.
24
25
3.3.1 Tempat
3.3.2 Waktu
3.4.1 Alat
Penelitian ini menggunakan alat berupa gelas ukur (pyrex), timbangan analitik,
juicer (panasonic), pH indikator, cawan uap, batang pengaduk dan gelas ukur.
3.4.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu buah semangka merah, buah
aquadest.
Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variasi konsentrasi soothing gel
kombinasi buah semangka merah dan buah nanas. Variabel terikat dalam
Formula soothing gel buah semangka merah dan buah nanas dengan variasi
Keterangan:
FI: Soothing gel buah semangka merah dan buah nanas dengan konsentrasi 90%
FII: Soothing gel buah semangka merah dan buah nanas dengan konsentrasi 85%
FIII: Soothing gel buah semangka merah dan buah nanas dengan konsentrasi 80%
1. Dicuci sampai bersih buah semangka merah dan buah nanas lalu dipisahkan
4. Dimasukkan buah nanas ke dalam juicer lalu ditunggu sami ampas dan sari
terpisah.
6. Ditambahkan sari buah semangka merah dan buah nanas yang sudah disaring
ke dalam mortir yang berisi zat tambahan, lalu diaduk sampai homogen.
1. Uji Organoleptis
Uji organoleptis dilakukan dengan mengamati bentuk, warna, dan bau dari
sediaan yang telah dibuat. Kemudian, dicatat hasil evaluasi pengamatan sebagai
2. Uji Homogenitas
sediaan yaitu atas, tengah dan bawah. Kemudian, dioleskan gel pada kaca
2017).
3. Uji kejernihan
penerangan cahaya yang baik dengan latar belakang hitam atau putih. Gel
dikatakan bersih apabila bebas dari partikel kecil (Roddu dan Zainuddin, 2016).
4. Uji pH
sampel gel yang telah diencerkan. Didiamkan beberapa saat dan hasilnya
disesuaikan dengan standar pH kulit yaitu dalam interval 4,5–6,5 (Adnan, 2017).
Uji daya lekat dilakukan dengan cara gel dioleskan pada salah satu kaca
objek. Kemudian kaca tersebut ditutup dengan kaca objek lainnya dengan diberi
beban 500 g diatasnya dan dibiarkan selama 5 menit, setelah itu kaca objek
Uji daya sebar dilakukan dengan cara sediaan diambil sebanyak 200 mg
diletakkan diatas kaca bening berdiameter 20 cm. Kemudian, ditutup dengan kaca
bening berdiamater 20 cm, dengan ketebalan 2 mm. Di atas kaca diberi beban
30
sebesar 125 g, 225 g, dan 325 g, kemudian diukur diameter daya sebarnya
(Mursyid, 2017). Daya sebar gel yang baik adalah antara 5-7 cm (Adnan, 2017).
semangka merah dan buah nanas terhadap mutu fisik soothing gel.
BAB IV
kombinasi buah semangka merah dan buah nanas terhadap mutu fisik soothing
gel. Pengujian yang dilakukan pada penelitian ini yaitu organoleptis, homogenitas,
Berdasarkan pengujian soothing gel buah semangka merah dan buah nanas yang
Pengamatan organoleptis soothing gel buah semangka merah dan buah nanas
FI FII FIII
31
32
Soothing Gel
Formula
Tekstur Warna Aroma
Setengah
FI Jingga Khas
padat
Setengah
FII Jingga Khas
padat
Hampir
FIII menyerupai Jingga Khas
pasta
soothing gel kombinasi buah semangka merah dan buah nanas menghasilkan
perbedaan warna dan tekstur. Pada FI menghasilkan soothing gel warna jingga
lebih terang dan tekstur sediaan lebih cair dibandingkan pada FII dan FIII.
Pengamatan homogenitas soothing gel buah semangka merah dan buah nanas
Pengamatan kejernihan soothing gel buah semangka merah dan buah nanas
Berdasarkan tabel di atas, semua formula jernih dilihat secara visual dan tidak ada
yang didapatkan tidak bisa diketahui nilai siq menggunakan one way anova,
karena nilai pH yang sama dari semua formula. Pemilihan alat dalam pengujian
Berdsarkan hasil pengujian daya lekat diperoleh data pada tabel 4.5.
Grafik hasil pengukuran dapat dilihat pada gambar 4.3 dibawah ini.
4 3.52
3.5
3
Waktu (Detik)
2.52
2.5
2 1.78
1.5
1
0.5
0
FI FII FIII
Formula
digunakan, semakin rendah daya lekat dari soothing gel. Hasil dari analisis
statistik dengan menggunakan One Way Anova menunjukkan nilai siq sebesar
36
(0,000). Hal ini menunjukan perbedaan bermakna daya lekat pada ketiga
formula.
Berdsarkan hasil pengujian daya lekat diperoleh data pada tabel 4.6.
Data hasil pengukuran dapat dilihat pada gambar 4.4 dibawah ini.
7
6
5
Diameter (cm)
4 FI
3 FII
FIII
2
1
0
125 g 225 g 325 g
digunakan, semakin meningkat daya sebar dari soothing gel. Hasil dari analisis
statistik dengan menggunakan One Way Anova menunjukkan nilai siq sebesar
0,138. Hal ini menunjukan tidak ada perbedaan bermakna daya sebar pada ketiga
formula.
4.2 Pembahasan
kombinasi buah semangka merah dan nanas terhadap mutu fisik soothing gel.
dapat menyebabkan perbedaan warna dan tekstur pada soothing gel. Warna
soothing gel dipengaruhi oleh kandungan zat aktif buah semangka merah dan
nanas. Semangka merah yang mengandung vitamin C, tanin dan likopen akan
kuning. Soothing gel kombinasi buah semangka merah dan buah nanas mengalami
perubahan warna menjadi jingga karena disebabkan dari kedua kandungan buah.
Oleh karena itu, semakin tinggi konsentrasi bahan aktif yang digunakan membuat
sediaan menjadi semakin jingga. Teksur dalam soothing gel dipengaruhi oleh
kandungan air pada zat aktif yang dapat menurunkan viskositas, sehingga semakin
banyak konsentrasi bahan aktif yang digunakan dapat membuat tekstur soothing
stabilitas sehingga dapat dilihat perbandingan warna dan tekstur setelah dilakukan
penyimpanan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi konsentrasi bahan
bahwa sediaan sudah tercampur secara merata. Variasi konsentrasi pada soothing
menunjukkan semua formula jernih. Hal ini karena karbopol akan mengembang,
jika didispersikan dalam air dengan adanya zat-zat alkali seperti TEA
sediaan yang jernih dibandingkan dengan gelling agent yang lain seperti CMC
dan HPMC. Pada CMC dan HPMC menghasilkan dispersi koloida dalam air yang
2017).
saat digunakan supaya tidak mengiritasi kulit. Berdasarkan hasil pengamatan yang
telah dilakukan pada ketiga formula soothing gel, menunjukkan nilai pH sebesar
4 sehingga tidak memenuhi standar pH kulit yaitu 4,5-6,5 (Adnan, 2017). Hal ini
pH yang diamati dari konsentrasi bahan tambahan yaitu karbopol, dapat diketahui
nilai pH dari soothing gel. Karbopol memiliki pH asam, maka dapat diketahui
39
semakin tinggi karbopol yang digunakan maka pH soothing gel semakin asam
(Tambunan & Sulaiman, 2019). Kandungan zat aktif dari soothing gel yaitu asam
sitrat dan asam ananasat dapat mempengaruhi nilai pH. Asam sitrat dan asam
ananasat yang ada pada sari buah nanas memiliki pH sebesar 3.5-4 yang dapat
perbandingan nilai pH sebelum dan setelah kedua bahan aktif dicampurkan. Oleh
karena itu, dapat disimpulkan bahwa pemilihan alat dalam pengujian pH sangat
berpengaruh. Semakin tinggi karbopol dan zat aktif yang digunakan maka
daya lekat dari ketiga formula. Peningkatan konsentrasi karbopol yang merupakan
polimer asam akrilat memiliki ikatan kuat dan viskositasnya tinggi sebagai gelling
agent. Karbopol yang memiliki pH asam akan dinetralkan oleh trietanolamin dan
membuat karbopol semakin kental sehingga daya lekat dari soothing gel
meningkat (Setiomulyo, 2011). Daya lekat dipengaruhi oleh kandungan air yang
tinggi dari bahan aktif yang membuat viskositas sediaan menurun. Pengujian daya
lekat pada ketiga formula menggunakan metode One Way Anova menunjukkan
nilai siq. sebesar (0,000). Hal ini dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi
konsentrasi bahan aktif maka semakin rendah pula daya lekat sediaan
(Adnan, 2017). Hal ini dipengaruhi oleh penurunan konsentrasi karbopol yang
merupakan polimer asam akrilat yang memiliki ikatan kuat dan viskositasnya
tinggi sebagai gelling agent. Oleh karena itu, semakin rendah konsentrasi
karbopol yang digunakan maka semakin tinggi pula daya sebarnya. Selain itu,
daya sebar juga dipengaruhi oleh propilen glikol yang memiliki banyak gugus
dibutuhkan oleh soothing gel untuk menyebar akan semakin kecil (Indrawati &
Zissakina, 2011). Pengujian daya sebar pada ketiga formula menggunakan metode
one way anova menunjukkan nilai siq sebesar 0,138. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa semakin tinggi konsentrasi bahan aktif maka semakin tinggi
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
pengaruh variasi kosentrasi kombinasi buah semangka merah dan buah nanas
terhadap mutu fisik soothing gel. Pengujian soothing gel yang memenuhi standar
meliputi organoletis, kejernihan, daya lekat dan daya sebar sedangkan pH belum
memenuhi standar.
5.2 Saran
2. Perlu diperhatikan alat dalam pengujian seperti pH meter dalam pengujian pH,
41
42
DAFTAR RUJUKAN
Annisa, L. (2017). Formulasi dan Uji Stabilitas Fisika-Kimia Sediaan Gel Etil p-
Metoksisinamat dari Rimpang Kencur (Kaempferia galanga Linn.) [B.S.
thesis]. FKIK UIN Jakarta.
Billi, J. (2016). Uji Aktivitas Ekstrak Kulit Buah Semangka (Citrullus Vulgaris)
Sebagai Diuretik Dan Pengukuran Kadar Natrium Dan Kalium Dalam
Urin Secara Aas (Atomic Absorption Spectrophotometry) [Phd Thesis].
Universitas Setia Budi Surakarta.
Chandra, A., Inggrid, H. M., & Verawati, V. (2013). Pengaruh pH dan Jenis
Pelarut Pada Perolehan dan Karakterisasi Pati dari Biji Alpukat.
Research Report-Engineering Science, 2. Bandung: Universitas Katolik
Parahyangan.
43
Febiati, F. (2016). Uji Efektivitas Sediaan Gel Getah Jarak Cina (Jatropha
multifida Linn.) untuk Pengobatan Luka Bakar Pada Tikus (Rattus
norvegicus) Jantan Galur Sprague Dawley. [B.S. thesis]. FKIK UIN
Jakarta.
Galeri, T. I., Astuti, D. S., & Barlian, A. A. (2016). Pengaruh Jenis Basis Cmc Na
Terhadap Kualitas Fisik Gel Ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera L.). Jurnal
Ilmiah Farmasi, 4(1). Tegal: DIII Farmasi Politeknik Harapan Bersama.
Indrawati, T., & Zissakina, F. (2011). Formulasi Gel Pengelupas Sel Kulit Mati
yang Mengandung Sari Buah Nanas (Ananas comosus L) antara 17
sampai 78%. 9, 6. Jakarta: Universitas Pancasila.
Khairany, N., Idiawati, N., & Wibowo, M. A. (2015). Analisis Sifat Fisik dan
Kimia Gel Ekstrak Etanol Daun Talas (Colocasia esculenta (L.) Schott).
Jurnal Kimia Khatulistiwa, 4(2). Kalimantan Barat: Universitas
Tanjungpura.
Lestari, P. M., & Sutyasningsih, F. M. (2015). Carbomer 980 Dalam Masker Gel
Peel–Off Sari Buah Nanas (Ananas Comosus L. Merr). Farmasains.
Jakarta Timur: Universitas Muhammadiyah Prof. Dr Hamka.
Malinda, D., Paramita, V., & Supriyo, E. (2019). Analisis Optimasi Kadar Tss
Dari Filtrat Buah Nanas (Ananas Comosus (L.) Merr) Menggunakan
44
Masri, M. (2013). Isolai dan Pengukuran Aktivitas Enzim Bromelin dari Ekstrak
Kasar Bonggol Nanas (Ananas Comosus) pada Variasi Suhu dan Ph.
Biosel: Biology Science and Education, 2(1), 70–79. Makasar: UIN
Makasar.
Mursyid, A. M. (2017). Evaluasi Stabilitas Fisik Dan Profil Difusi Sediaan Gel
(Minyak Zaitun). Jurnal Fitofarmaka Indonesia, 4(1), 205–211. Makassar:
Universitas Muslim Indonesia.
Roddu, A. K., & Zainuddin, Z. (2016). Uji Efektivitas Anti Bakteri Sediaan Obat
Kumur Dengan Kombinasi Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper Crocatum
Ruiz) Dan Akar Wangi (Andropogon Zizanoides Urban) Pada
Streptococcuss Mutans. Majalah Farmasi Nasional, 13(2), 55–67.
Makassar: Universitas Indonesia Timur.
Sayuti, N. A. (2015). Formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel ekstrak daun
ketepeng cina (Cassia alata l.). Indonesian Pharmaceutical Journal, 5(2),
74–82. Surakarta: Poltekkes Kemenkes Surakarta.
Sidiq, H. B. H. F., & Apriliyanti, I. P. (2018). Evaluasi Sifat Fisik Dan Uji Iritasi
Gel Ekstrak Kulit Buah Pisang (Musa Acuminata Colla). JCPS (Journal of
Current Pharmaceutical Sciences), 2(1), 131–135. Bandung: Universitas
Islam Bandung.
Suharsanti, R., & Ariyani, L. W. (2018). Karakteristik Fisik Dan Indeks Iritasi
Pada Sediaan Shooting Gel Kombinasi Lidah Buaya dan Buah Anggur.
Media Farmasi Indonesia, 13(1). Semarang: Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi
Semarang.
Wahyu. (2019). Uji Efektifitas Enzim Bromelin Ekstrak Buah Nanas (Ananas
comosus L. Merr) Berbasis Sediaan Gel terhadap Degradasi Dentin
menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM). Jember: Universitas
Jember.
Wati, H., & Ratnaningrum, E. R. (2017). Studi Inovasi Obat Bisul Dalam Bentuk
Sediaan Gel Dari Ekstrak Daun Ubi Jalar Merah (Ipomoea Batatas L).
Java Health Jounal, 4(1), 1–1. Kediri: Universitas Kadiri.
46
Formula 1
1. Zat aktif
90 %
Sari Buah Semangka Merah = =45 g
2
90 %
Sari Buah Nanas = =45 g
2
2. Zat tambahan
1,5
Karbopol (0,5%-2%) = x 100 %=15 %
10
15 %
= x 10=1,5 g
100
2
Propilen glikol (10%-20%) = x 100 %=20 %
10
20 %
= x 10=2 g
100
1,5
Gliserin (2%-15%) = x 100 %=15 %
10
15 %
= x 10=1,5 g
100
0,2
TEA (2%-4%) = x 100 %=2 %
10
2%
= x 10=0,2 g
100
0,01
Na. metabisulfit (0,01%-0,1%) = x 100 %=0,1 %
10
0,1 %
= x 10=0,01 g
100
0,1
Alkohol = x 100 %=1 %
10
47
1%
= x 10=0,1 g
100
Formula 2
(Konsentrasi zat aktif 90% dan konsentrasi basis 15%)
1. Zat aktif
85 %
Sari Buah Semangka Merah ¿ =42,5 g
2
85 %
Sari Buah Nanas = =42,5 g
2
2. Zat tambahan
1,8
Karbopol (0,5%-2%) = x 100 %=12 %
15
12%
= x 15=1,8 g
100
3
Propilen glikol (10%-20%) = x 100 %=20 %
15
20 %
= x 15=3 g
100
2,25
Gliserin (2%-15%) = x 100 %=15 %
15
15 %
= x 15=2,25 g
100
0,3
TEA (2%-4%) = x 100 %=2 %
15
2%
= x 15=0,3 g
100
0,015
Na. metabisulfit (0,01%-0,1%) = x 100 %=0,1%
15
0,1 %
= x 15=0,015 g
100
48
0,15
Alkohol = x 100 %=1 %
15
1%
= x 15=0,15 g
100
Formula 3
(Konsentrasi zat aktif 80% dan konsentrasi basis 20%)
1. Zat aktif
80 %
Sari Buah Semangka Merah = =40 g
2
80 %
Sari Buah Nanas = =40 g
2
2. Zat tambahan
10
Karbopol (0,5%-2%) = x 100 %=10 %
20
10 %
= x 20=2 g
100
4
Propilen glikol (10%-20%) = x 100 %=20 %
20
20 %
= x 20=4 g
100
3
Gliserin (2%-15%) = x 100 %=15 %
20
15 %
= x 20=3 g
100
0,4
TEA (2%-4%) = x 100 %=2 %
20
2%
= x 20=0,4 g
100
49
0,02
Na. metabisufit (0,01%-0,1%) = x 100 %=0,1 %
20
0,1 %
= x 20=0,01 g
100
0,2
Alkohol = x 100 %=1 %
20
1%
= x 20=0,2 g
100
Penimbangan bahan
Descriptives
Detik
95% Confidence Interval
for Mean
Std. Std. Lower Upper
N Mean Deviation Error Bound Bound Minimum Maximum
FI 3 1.7833 .02082 .01202 1.7316 1.8350 1.76 1.80
FII 3 2.5200 .03000 .01732 2.4455 2.5945 2.49 2.55
FIII 3 3.5200 .03606 .02082 3.4304 3.6096 3.48 3.55
Total 9 2.6078 .75531 .25177 2.0272 3.1884 1.76 3.55
Detik
.466 2 6 .648
ANOVA
Detik
Total 4.564 8
53
Descriptives
Diameter
Diameter
2.007 2 6 .215
ANOVA
Diameter
Total 2.156 8
54