Anda di halaman 1dari 67

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI KOMBINASI BUAH

SEMANGKA (Citrullus vulgaris) DAN BUAH NANAS (Ananas comosus)


TERHADAP MUTU FISIK SOOTHING GEL

KARYA TULIS ILMIAH

OLEH
M. YUSUF CAHYADI
NIM AKF17071

AKADEMI FARMASI PUTRA INDONESIA MALANG

AGUSTUS 2020
PENGARUH VARIASI KONSENTRASI KOMBINASI BUAH
SEMANGKA (Citrullus vulgaris) DAN BUAH NANAS (Ananas comosus)
TERHADAP MUTU FISIK SOOTHING GEL

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan kepada
Akademi Farmasi Putra Indonesia Malang
untuk memenuhi salah satu syarat
dalam menyelesaikan
program D-III bidang farmasi

OLEH
M. YUSUF CAHYADI
NIM AKF17.071

AKADEMI FARMASI PUTRA INDONESIA MALANG

AGUSTUS 2020
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : M. YUSUF CAHYADI
NIM : AKF17071

Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah (KTI) dengan judul :

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI KOMBINASI BUAH SEMANGKA


(Citrullus vulgaris) DAN BUAH NANAS (Ananas comosus) TERHADAP
MUTU FISIK SOOTHING GEL

Benar-benar merupakan hasil pribadi dan seluruh sumber yang dikutip dan dirujuk
telah saya nyatakan benar.

Apabila ternyata di dalam naskah KTI ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur
PLAGIASI, saya bersedia KTI ini digugurkan dan gelar akademik yang telah
saya peroleh (A.Md. Farm) dibatalkan, serta diproses sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

(Undang-undang No.20 tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70)

Malang, 06-08-2020
Mahasiswa,

M. YUSUF CAHYADI
HALAMAN PERSEMBAHAN

“ Karena sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya


setelah kesulitan itu ada kemudahan” ( Q.S Al-Insyirah: 5-6 )

“Bahagialah dan nikmati hari-harimu karena hari esok belum tentu ada”

Segala puji dan syukur kupersembahkan bagi Allah SWT, Tuhan Maha
pengasih dan Maha penyayang, yang selalu memberikan nikmat yang begitu
banyak kepada hambaNya. Tidak lupa, lantunan sholawat serta salam,
kupersembahkan kepada Rasulullah, Nabi Muhammad SAW. Pada akhirnya KTI
ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Karya ini merupakan
wujud dari kegigihan dalam ikhtiar untuk kupersembahkan karya ini kepada :

1. Ibu dan ayah serta saudaraku tercinta yang senantiasa memberikan semangat
serta doanya disetiap langkahku menuju kesuksesan.
2. Teman-temanku dan sahabat-sahabatku yang selalu mendukung serta berbagi
ilmu denganku dan seseorang yang berjuang berbeda tempat denganku yang
selalu mengingatkanku untuk menyelesaikan tugas ini.
3. Untukmu para dosen serta pembimbingku, terima kasih atas segala ilmu yang
diberikan selama ini. Semoga ilmu yang telah diajarkan bermanfaat bagiku
untuk menjadi manusia yang selalu bersyukur dan rendah hati. Aamiin Ya
Robbal ‘Aalamiin …
ABSTRAK

Cahyadi, M Yusuf. 2020. Pengaruh Variasi Konsentrasi Kombinasi Buah Semangka (Citrullus
vulgaris) dan Buah Nanas (Ananas comosus) terhadap Mutu Fisik Soothing Gel. Karya
Tulis Ilmiah. Akademi Farmasi Putra Indonesia Malang. Pembimbing: apt. Lailiiyatus
Syafah M.Farm.

Kata Kunci: Buah Semangka Merah, Buah Nanas, Mutu Fisik, Soothing Gel, Variasi Konsentrasi

Buah semangka merah dan buah nanas memiliki kandungan air diatas 80%, berguna sebagai
pelembab untuk mengembalikan dan menambah hidrasi kulit dengan membuat sediaan kosmetik
yaitu soothing gel. Soothing gel dapat memberikan rasa yang nyaman saat digunakan,
melembabkan kulit dan memberi sensasi dingin. Kelebihan Soothing gel adalah memiliki daya
serap yang baik pada kulit serta mudah dicuci dengan air. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
pengaruh variasi konsentrasi kombinasi buah semangka merah dan buah nanas terhadap mutu fisik
soothing gel. Pengujian mutu fisik yang dilakukan meliputi pengamatan organoleptis,
homogenitas, kejernihan, pH, daya lekat dan daya sebar. Hasil pengamatan organoleptis,
homogenitas, kejernihan, daya lekat dan daya sebar memenuhi standar mutu fisik sedangkan hasil
pengamatan pH belum memenuhi standar mutu fisik. Hasil analisis statistik One Way Anova
menunjukkan perbedaan bermakna pada daya lekat dengan nilai signifikan sebesar (0,000)
sedangkan pada daya sebar tidak menunjukkan perbedaan bermakna dengan nilai signifikan
sebesar (0,138). Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh variasi konsentrasi kombinasi
buah semangka merah dan buah nanas terhadap mutu fisik soothing gel.

i
ABSTRACT

Cahyadi, M Yusuf. 2020. The Effect of The Concentration variation of Watermelon (Citrullus
vulgaris) and Pineapple (Ananas comosus) on the Physical Quality of Soothing Gel.
Scientific Papers. Academy of Pharmacy of Putra Indonesia Malang. Advisor: Lailiiyatus
Apt. Syafah M.Farm.

Keywords: Red Watermelon, Pineapple, Physical Quality, Soothing Gel, Concentration


Variation

Red watermelon and pineapple have a water content above 80%; useful as a moisturizer to restore
and increase skin hydration by making cosmetic as soothing gel. Soothing gel can give a
comfortable feeling when used, moisturize the skin and give a cool sensation. The advantage of
soothing gel is that it has a good absorption on the skin as well as easy to wash with water. This
study aims to study find out the effect of concentration variation of the combination of red
watermelon and pineapple on the physical quality of soothing gel. Physical quality testing
includes organoleptic observation, homogeneity, clarity, pH, adhesion and dispersibility
observations. The results of organoleptic observation, homogeneity, clarity, adhesion and
dispersibility observations meet physical quality standard while the result of pH observation does
not meet physical quality standard. The results of the One Way Anova statistical analysis show a
significant difference in adhesion with a significant value of (0.000) while the dispersion power
does not show a significant difference with a significant value of (0.138). The results shows there
is effect of concentration variation of red watermelon and pineapple on the physical quality of
soothing gel.

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang
berjudul “Pengaruh Variasi Konsentrasi Kombinasi Buah Semangka Merah
(Citrullus Vulgaris) dan Buah Nanas (Ananas Comosus) terhadap Mutu Fisik
Soothing Gel” tepat pada waktunya. Tujuan dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini
adalah sebagai persyaratan untuk menyelesaikan program D-3 di Akademi
Farmasi Putra Indonesia Malang.

Sehubungan dengan terselesainya penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, saya


mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak, yaitu sebagai berikut :

1. Dr. apt. Bilal Subchan, A.S., M.Farm., selaku Direktur Akademi Farmasi
Putra Indonesia Malang.
2. apt. Lailiiyatus Syafah, M.Farm., selaku dosen pembimbing.
3. apt. Tri Danang Kurniawan, M.Farm., selaku dosen penguji I.
4. apt. Gardiani Febri Hadiwibowo, S.Farm., selaku dosen penguji II.
5. Bapak dan Ibu Dosen Akademi Farmasi serta semua staf yang turut membantu
dan mendukung selama penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Kedua orang tua dan kakak yang telah mengorbankan banyak hal dan selalu
memberi do’a serta motivasi dalam menyelesakan Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Sahabat terdekatku, rekan mahasiswa dan semua pihak yang telah
memberikan dukungan, bimbingan, bantuan, serta arahan kepada penulis.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih


mempunyai beberapa kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran akan sangat
diharapkan. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat.

Malang, Agustus 2020

iii
Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL LUAR


HALAMAN JUDUL DALAM
HALAMAN PENGESAHAN
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH
HALAMAN PERSEMBAHAN
ABSTRAK...............................................................................................................i
ABSTRACT.............................................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL.................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR............................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang .........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................................4
1.5 Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian............................................4
1.6 Definisi Istilah...........................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................6
2.1 Buah Semangka Merah.............................................................................6
2.2 Buah Nanas..............................................................................................11
2.3 Soothing Gel ...........................................................................................14
2.4 Preformulasi Bahan gel ..........................................................................15
2.5 Uji Mutu Fisik Shooting Gel...................................................................19
2.6 Kerangka Konsep....................................................................................21
2.7 Kerangka Teori........................................................................................22

iv
2.8 Hipotesis..................................................................................................23
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................24
3.1 Rancangan Penelitian..............................................................................24
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian..............................................................24
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian.................................................................25
3.4 Instrumen Penelitian................................................................................25
3.5 Definisi Operasional Variabel.................................................................25
3.6 Formula Soothing Gel.............................................................................27
3.7 Prosedur Penelitian..................................................................................27
3.8 Analisa Data............................................................................................30
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN............................................31
4.1 Hasil Penelitian........................................................................................31
4.2 Pembahasan.............................................................................................37
BAB V PENUTUP................................................................................................41
5.1 Kesimpulan..............................................................................................41
5.2 Saran........................................................................................................41
DAFTAR RUJUKAN..........................................................................................42
LAMPIRAN.........................................................................................................46

v
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel ...........................................................26


Tabel 3.2 Formula Soothing Gel .......................................................................27
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Organoleptis.........................................................32
Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Homogenitas.........................................................32
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Kejernihan ...........................................................33
Tabel 4.4 Nilai Rata-rata pH .............................................................................34
Tabel 4.5 Hasil Pengujian Daya Lekat ..............................................................35
Tabel 4.6 Hasil Pengujian Daya Sebar ..............................................................36

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Buah Semangka Quality...................................................................7


Gambar 2.2 Buah Semangka Superior ...............................................................7
Gambar 2.3 Buah Semangka Sweet Beauty..........................................................8
Gambar 2.4 Buah Semangka Golden Crown ......................................................8
Gambar 2.4 Buah Semangka Yellow Baby...........................................................9
Gambar 2.5 Buah Nanas Cayenne......................................................................11
Gambar 2.6 Buah Nanas Queen.........................................................................12
Gambar 2.7 Kerangka Konsep...........................................................................21
Gambar 4.1 Pengamatan Organoleptis ..............................................................31
Gambar 4.2 Grafik Daya Lekat .........................................................................35
Gambar 4.3 Grafik Daya Sebar..........................................................................36

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Perhitungan Bahan Soothing Gel..................................................46


Lampiran 2. Dokumentasi Pembuatan Soothing Gel........................................49
Lampiran 3. Dokumentasi Pengujian Mutu Fisik Soothing Gel.......................50
Lampiran 4. Data SPSS pH, Daya Lekat, Daya Sebar......................................51
Lampiran 5. Dokumentasi Formula Standar Soothing Gel...............................53

viii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia akhir-akhir ini sering mengalami perubahan cuaca yang kurang

kondusif sehingga menyebabkan kulit menjadi tidak sehat. Penyakit kulit yang

sering terjadi yaitu kulit kering yang disebabkan karena kurangnya air dalam kulit,

maka untuk mengatasinya perlu digunakan sediaan kosmetik yang berfungsi

sebagai pelembab dalam mencegah dehidrasi kulit serta paparan sinar UV.

Perkembangan kosmetik pelembab yang semakin maju diimbangi dengan

banyaknya kosmetik yang diproduksi. Salah satu kosmetik pelembab yang

digunakan untuk perawatan kulit adalah sediaan soothing gel. Soothing gel

memiliki karakteristik yang mirip dengan gel pada umumnya namun berbeda

dalam hal kandungan air dan bahan aktif. Soothing gel dapat memberikan rasa

yang nyaman saat digunakan, melembabkan kulit dan memberi sensasi dingin.

Kelebihan Soothing gel adalah memiliki daya serap yang baik pada kulit serta

mudah dicuci dengan air (Sidiq & Apriliyanti, 2018). Soothing gel merupakan

sediaan yang mengandung bahan aktif dengan konsentrasi yang tinggi sehingga

diharapkan mampu bekerja semaksimal mungkin untuk mengembalikan

kelembapan kulit (Suharsanti & Ariyani, 2018).

Soothing gel di Indonesia yang sering digunakan yaitu dari bahan aktif

aloe vera. Aloe vera memiliki fungsi sebagai pelembab yaitu cairan bening seperti

gel yang mengandung monosakarida dan polisakarida yang bekerja sama dengan

asam amino mengganti sel yang rusak serta memiliki kandungan air 99,5%

sehingga berguna mencegah dehidrasi kulit (Ariane, 2010). Tanaman yang

1
2

memiliki kandungan air diatas 80% selain aloe vera adalah buah semangka merah

dan buah nanas. Semangka merah memilki kandungan air sebesar 92,1%

(Rismawati dkk., 2018) dan buah nanas mengandung air sebesar 86% (Sidi dkk.,

2014).

Selain memiliki kandungan air yang tinggi, buah semangka merah dan

buah nanas memiliki kandungan lain yang bermanfaat untuk kulit. Buah

semangka merah mengandung likopen yang bermanfaat sebagai antioksidan.

Kandungan selain likopen dan vitamin yang berperan sebagai pelembab adalah

karbohidrat jenis gula-gulaan yaitu sukrosa, glukosa dan fruktosa yang merupakan

gula utama yang terdapat pada buah semangka. Sukrosa, glukosa dan fruktosa

termasuk golongan humektan yang memiliki efek sebagai pelembab karena

memiliki gugus hidroksi yang menyebabkan terikatnya air dari udara atau

lingkungan sehingga dapat mereduksi penguapan air dalam kulit sehingga

kelembaban kulit akan terjaga (Darsono dkk., 2019). Buah nanas mengandung

vitamin C dan vitamin A (Retinol) yang sudah lama dikenal memiliki aktivitas

sebagai antioksidan yang mampu menghentikan reaksi berantai pembentukan

radikal bebas dalam tubuh. Asam ananasat dan asam sitrat yang terkandung pada

buah nanas dapat melembutkan dan menyegarkan kulit. Pada buah nanas juga

terdapat enzim bromelin yang membantu pengelupasan sel kulit mati sehingga

kulit terlihat lebih halus (Lestari & Sutyasningsih, 2015).

Buah semangka merah dan buah nanas dapat dikombinasikan sebagai

bahan aktif dalam membuat sediaan kosmetik pelembab yaitu soothing gel.

Soothing gel kombinasi buah semangka merah dan buah nanas dapat mengatasi

kulit kering serta meningkatkan kesehatan kulit yang dihasilkan dari kedua
3

kandungan. Khasiat Soothing gel dapat mengurangi penguapan air pada kulit

sehingga membuat kulit terlihat lebih lembab, kencang, natural serta menjaga

kadar air kulit.

Sari buah semangka merah dan buah nanas merupakan komponen

terbanyak dalam pembuatan soothing gel. Perbedaan variasi konsentrasi yang

digunakan dapat mempengaruhi mutu fisik dari soothing gel. Oleh karena itu,

mutu sediaan harus diuji mulai dari organoleptis, homogenitas, kejernihan, pH,

daya lekat dan daya sebar. Pengujian mutu fisik dilakukan agar pemakaian produk

soothing gel aman digunakan oleh masyarakat. Penelitian ini dilakukan untuk

mengatahui mutu fisik soothing gel dengan variasi konsentrasi yaitu 90%, 85%

dan 80%.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh variasi konsentrasi kombinasi buah semangka merah dan

buah nanas terhadap mutu fisik soothing gel yang meliputi organoleptis,

homogenitas, kejernihan, pH, daya lekat dan daya sebar?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi kombinasi buah semangka merah

dan buah nanas terhadap mutu fisik soothing gel yang meliputi organoleptis,

homogenitas, kejernihan, pH, daya lekat dan daya sebar.


4

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah dapat menentukan konsentrasi kombinasi buah

semangka merah dan buah nanas yang tepat sehingga dihasilkan soothing gel

yang memenuhi standar mutu fisik.

1.5 Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

1. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini yaitu penentuan formula, pengumpulan bahan baku,

pembuatan soothing gel, pengujian mutu fisik yang meliputi pengamatan

organoleptis, pengamatan homogenitas, pengamatan kejernihan, pengukuran pH,

pengukuran daya lekat dan pengukuran daya sebar serta analisis data.

2. Keterbatasan penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu alat yang digunakan seperti misalnya tidak

menggunakan pH meter untuk mengukur pH, tidak menggunakan jangka sorong

untuk mengukur panjang daya sebar, pengujian kejernihan yang tidak optimal

karena tidak memiliki penerangan yang bagus dan perbedaan basis ketiga formula.

1.6 Definisi Istilah

1 Buah semangka yang digunakan yaitu semangka merah yang kulitnya

berwarna hijau muda, belang hijau tua yang memanjang dari pangkal hingga

ujung buah.

2 Buah nanas yang digunakan yaitu nanas yang daunnya pendek, berduri tajam

dan buahnya berbentuk lonjong.

3 Soothing gel merupakan sediaan yang mengandung bahan aktif dengan


5

konsentrasi tinggi untuk mengurangi penguapan air pada kulit sehingga kulit

luar menjadi lembut dan mengembalikan hidrasi kulit.

4 Mutu fisik soothing gel adalah pengujian kualitas soothing gel yang diamati

meliputi organoleptis, homogenitas, kejernihan, pH, daya lekat, dan daya

sebar.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Buah Semangka (Citrullus vulgaris)

2.1.1 Deskripsi Semangka

Semangka atau tembikai (Citrullus lanatus, suku ketimun-ketimunan atau

Cucurbitaceae) adalah tanaman merambat yang berasal dari daerah setengah

gurun di Afrika bagian selatan. Tanaman ini masih sekerabat dengan labu-labuan

(Cucurbitaceae), melon (Cucumis melo) dan mentimun (Cucumis sativus).

Klasifikasi ilmiah semangka adalah sebagai berikut (Billi, 2016).

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Cucurbitales

Famili : Cucurbitaceae

Marga : Citrullus

Spesies : Citrullus vulgaris schrad

2.1.2 Jenis Semangka

Di Indonesia terdapat 2 jenis semangka yang terkenal yaitu semangka

lokal dan semangka introduksi atau semangka hibrida. Berdasarkan bijinya, ada

semangka berbiji dan semangka non biji.

6
7

2.1.2.1 Semangka Non Biji

1. Semangka Quality

Semangka quality merupakan salah satu semangka unggul tanpa biji dan

beratnya dapat mencapai 6-15 kg. Semangka ini berbentuk bulat dengan warna

kulit hijau agak kebiruan dengan corak berwarna hijau tua (Oktavia, 2015).

Gambar 2.1 Semangka Quality

2. Semangka Superior

Semangka superior mempunyai penampilan mirip dengan semangka

quality. Kulit buahnya hijau kelabu dengan strip-strip hijau tua. Daging buahnya

berwarna merah. Rasanya renyah dan manis (Oktavia, 2015).

Gambar 2.2 Semangka Superior


8

2.1.2.2 Semangka Berbiji

1. Semangka Sweet Beauty

Semangka sweet beauty memiliki kulit berwarna hijau muda dengan

belang hijau tua yang memanjang dari pangkal hingga ujung buah. Kulit buah

semangka ini tebal sehingga tahan dalam pengangkutan dan penyimpanan.

Gambar 2.3 Semangka Sweet Beauty

2. Semangka Golden Crown

Semangka golden crown berbentuk bulat memanjang. Kulitnya berwarna

kuning cerah. semangka ini memiliki daging berwarna merah dengan kandungan

gula sekitar 12%. Semangka ini juga memiliki biji kecil.

Gambar 2.4 Semangka Golden Crown


9

3. Semangka Yellow Baby

Semangka yellow baby berbentuk oval dan memiliki diameter buah sekitar

15 cm dan berat sekitar 4 kg. Kulit buah berwarna hijau muda menyala dengan

corak memanjang berwarna hijau gelap. Sesuai namanya, daging buah semangka

ini berwarna kuning (Oktavia, 2015).

Gambar 2.5 Semangka Yellow Baby

2.1.3 Morfologi Buah Semangka

Buah semangka merupakan tanaman semusim yang tumbuh merambat

hingga mencapai panjang 3-5 meter. Batangnya lunak, bersegi, berambut dan

panjangnya mencapai 1,5-5 meter. Daun semangka berseling, bertangkai, helai

daunnya lebar dan berbulu, menjari, dengan ujungnya runcing. Panjang daunnya

sekitar 3-25 cm dengan lebar 1,5-5 cm. Bagian tepi daun bergelombang dan

pemukaan bawahnya berambut rapat pada tulangnya (Billi, 2016).

Bunga semangka muncul pada ketiak tangkai daun dan berwarna kuning

cerah. Semangka memiliki tiga jenis bunga, yaitu bunga jantan (staminate), bunga

betina (pistillate), dan bunga sempurna (hermaphrodite). Umumnya semangka

memiliki bunga jantan dan bunga betina dengan proporsi 7:1. Semangka memiliki

bentuk yang beragam dengan panjang 20-40 cm, diameter 15-20 cm dengan berat
10

mulai dari 4-20 kg. Berdasarkan bentuknya buah semangka dibedakan menjadi

tiga yaitu bulat, oval dan lonjong, bahkan sekarang ada yang berbentuk kotak

(Billi, 2016).

2.1.4 Kandungan Kimia Buah Semangka

Buah semangka memiliki kandungan vitamin A dan C, asam folat,

polifenol dan mineral kalium, namun buah semangka rendah akan kandungan

lemak jenuh, kolesterol, dan natrium (Izzati & Sulistyoningsih, 2018). Semangka

memiliki kandungan air 92,1% dan kandungan karbohidrat sebesar 6,9 g.

Kombinasi kandungan air dan karbohidrat pada buah semangka bisa menjadi

alternatif baru untuk menjaga hidrasi (Rismawati dkk., 2018).

2.1.5 Khasiat Buah Semangka

Semangka memiliki banyak manfaat, seperti mengandung likopen yang

merupakan zat antioksidan yang baik bagi kulit. Semangka juga mengandung

beta-karoten yang baik bagi tubuh; vitamin B6 yang dapat merangsang hormon

dalam otak untuk mengatasi kecemasan; vitamin C yang dapat meningkatkan

kekebalan tubuh serta vitamin A yang dapat melawan infeksi (Erhirhie & Ekene,

2014).
11

2.2 Buah Nanas (Ananas comosus)

2.2.1 Deskripsi Buah Nanas

Nanas (Ananas comosus) merupakan tanaman buah berupa semak yang

kerap dikonsumsi sebagai buah segar. Buah nanas memiliki bentuk bulat panjang,

semu, berdaging serta memiliki daging buah berwarna hijau, jingga dan kuning

muda.

Klasifikasi tanaman nanas adalah sebagai berikut (Masri, 2013).

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Angiospermae

Ordo : Farinosae

Famili : Bromiliaccae

Genus : Ananas

Spesies : Ananas comosus (L.) Merr.

2.2.2 Jenis Nanas

1. Nanas Cayenne

Nanas cayenne memiliki ciri-ciri daunya halus, tidak berduri serta buahnya

cukup besar dibandingkan nanas queen (Nurjanah, 2018).

Gambar 2.6 Nanas Cayenne


12

2. Nanas Queen

Nanas queen memiliki daun pendek, berduri tajam dan buah berbentuk

lonjong. Nanas queen memiliki rasa yang lebih manis daripada nanas cayenne dan

memiliki daun yang berduri (Nurjanah, 2018).

Gambar 2.7 Nanas Queen

2.2.3 Morfologi Buah Nanas

Nanas merupakan buah yang selalu tersedia sepanjang tahun dan tergolong

dalam tanaman yang tahan terhadap kemarau serta dapat hidup baik pada suhu

sekitar 30°C dengan curah hujan sebanyak 1250 mm setahun. Susunan yang

terdapat pada buah nanas antara lain akar, batang, daun, bunga dan buah. Akar

nanas dapat dibedakan menjadi akar tanah dan akar samping. Akar tanaman nanas

yang baik memiliki kedalaman tanah antara 30-50 cm. Batang merupakan tempat

melekatnya akar, daun, bunga, tunas dan buah. Batang tanaman nanas memiliki

panjang 20-25 cm, tebal dengan diameter 2,0-3,5 cm dan ruas yang pendek. Daun

nanas memiliki panjang 130-150 cm, lebar antara 3-5 cm, daun berduri tajam

meskipun ada yang tidak berduri dan tidak memiliki tulang daun. Jumlah daun
13

tiap batang sangat bervariasi antara 70-80 helai (Wahyu, 2019). Nanas memiliki

kulit buah yang keras dan kasar. Saat menjelang panen, warna hijau buah mulai

memudar. Diameter dan berat buah nanas semakin bertambah sejalan dengan

pertambahan umurnya, sebaliknya untuk tekstur buah nanas, semakin tua umur

buah maka teksturnya akan semakin lunak (Malinda dkk., 2019).

2.2.4 Kandungan Kimia Buah Nanas

Nanas merupakan salah satu buah yang banyak mengandung mineral

seperti kalsium, potasium, mangan magnesium, dan fosfor. Mineral-mineral ini

sangat diperlukan tubuh untuk memproduksi enzim Superoxide Dismutase (SOD)

yang berperan sebagai antioksidan endogen. Selain itu, nanas juga mengandung

vitamin B6, thianin dan folat serta senyawa fitokimia yang baik untuk kesehatan.

Selain itu, nanas juga merupakan buah potensial untuk dikonsumsi sebagai

sumber antioksidan (A. R. Tambunan, 2016). Buah nanas matang memiliki pH

3.5-4 dan mengandung vitamin A dan C, asam ananasat, asam sitrat, saponin,

flavanoida, polifenol dan enzim bromelin. Kemampuan nanas sebagai antioksidan

semakin lengkap karena buah ini mengandung banyak vitamin C dan β-karoten

yang cukup tinggi. Vitamin C dikenal sebagai antioksidan penangkal radikal

bebas (Anggraini, 2016).


14

2.2.5 Khasiat Buah Nanas

Nanas memiliki banyak khasiat, seperti mengandung saponin yang dapat

meredakan iritasi kulit. Nanas juga mengandung flavonoid yang berguna

melindungi kulit dari sinar UV; polifenol mencegah kerusakan sel tubuh akibat

radikal bebas (Tambunan, 2016).

2.3 Soothing Gel

2.3.1 Deskripsi Soothing Gel

Gel merupakan sediaan topikal setengah padat yang memberikan rasa

nyaman saat digunakan, melembabkan kulit dan memberikan sensasi dingin. Gel

memiliki daya serap yang baik pada kulit serta mudah dicuci dengan air (Sidiq &

Apriliyanti, 2018). Soothing gel merupakan sediaan yang digunakan untuk

mengembalikan hidrasi kulit. Soothing gel mengandung bahan aktif dengan

konsentrasi yang tinggi sehingga diharapkan mampu bekerja semaksimal mungkin

untuk mengembalikan kelembapan kulit.

Sediaan gel sendiri dapat meningkatkan efektivitas dan kenyamanan pada

saat penggunaan. Sediaan gel mampu menghantarkan bahan obat dengan baik,

dan mempercepat proses pengeringan jerawat. Gel memiliki sifat mudah

menguap. Keuntungan sediaan gel antara lain mudah merata apabila dioleskan

pada kulit, memberikan sensasi dingin, dan tidak menimbulkan bekas di kulit

(Afianti dan Murrukmihadi, 2015). Kerugian sediaan gel antara lain harus

menggunakan zat aktif yang larut di dalam air, menggunakan emolien golongan

ester seminimal mungkin agar mencapai kejernihan yang tinggi, dapat

menyebabkan pedih pada wajah dan mata apabila kadar kandungan alkohol yang
15

tinggi serta menampilkan yang buruk pada kulit bila terkena paparan cahaya

matahari (Annisa, 2017).

2.3.2 Sifat Gel

Rathod dan Mehta (2015) menyebutkan beberapa sifat dari gel yaitu: (1)

Gel harus inert, aman, dan tidak bereaksi dengan konstituen formula lainnya; (2)

Gel harus memiliki sifat agen antimikroba; (3) Gel untuk aplikasi pada mata harus

steril; (4) Gel topikal tidak boleh lengket; (5) Gel harus memiliki daya tarik

menarik pada pelarut, agar zat padat dan cair gel dapat membentuk zat padat

lunak (jelly).

2.4 Preformulasi Bahan Gel

2.4.1 Karbopol

Karbopol memiliki nama lain yaitu acritamer, acrylic acid polymer,

carbomer dan memiliki berat molekul 104.400. Selain itu, karbopol juga memiliki

khasiat sebagai emulsifying agent (0.1%–0.5%), suspending agent (0.5%–1.0%),

tablet binder (5.0%–10.0%). Karbopol berbentuk serbuk halus putih, dengan bau

yang khas. Karbopol dapat larut dalam air, dan setelah netralisasi larut dalam

etanol (95%) dan gliserin. Karbopol harus disimpan pada suhu ruangan dan

dijauhkan dari cahaya langsung (Januwardani, 2011).

Karbopol digunakan pada sediaan shooting gel karena bersifat non toksik

dan tidak menimbulkan reaksi hipersensitif maupun reaksi-reaksi alergi terhadap

penggunaan obat secara topikal. Konsentrasi rendah karbopol dapat menghasilkan


16

viskositas yang tinggi serta bekerja secara efektif pada kisaran pH yang luas

(Novitasari, 2014).

2.4.2 Propilen glikol

Propilen glikol (propylenglycolum) memiliki berat molekul 76,09. Zat ini

memiliki khasiat sebagai zat tambahan dan pelarut. Zat ini mampu menjaga

stabilitas sediaan gel agar tidak mudah kering serta menghambat pertumbuhan

jamur. Propilen glikol berbentuk cairan kental, jernih tidak berwarna, rasa khas,

praktis tidak berbau, menyerap air pada udara lembab, dan dapat bercampur

dengan air, dengan aseton, kloroform, dan larut dengan etanol (95%) P, larut

dalam eter dan dalam beberapa minyak esensial tetapi tidak bercampur dengan

minyak lemak. Penyimpanannya dilakukan dalam wadah tertutup baik (Kauliyah,

2016).

Propilen glikol digunakan dengan konsentrasi (10-20%) berfungsi sebagai

humektan yang akan menjaga kestabilan sediaan dengan cara mengabsorbsi

lembab dari lingkungan dan mengurangi penguapan air dari sediaan. Selain

menjaga kestabilan sediaan secara tidak langsung, humektan juga dapat

mempertahankan kelembaban kulit sehingga kulit tidak kering (Arikumalasari

dkk., 2013).

2.4.3 Gliserin

Gliserin (glycerolum) memiliki berat molekul 92,09. Gliserin berkhasiat

sebagai zat tambahan, humektan (2-15%), anti mikroba (>20%), emolien (30%).

Gliserin berbentuk cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna, rasa manis, hanya
17

boleh berbau khas lemah (tajam atau tidak enak). Gliserin dapat bercampur

dengan air dan dengan etanol, tidak larut dalam kloroform, dalam eter, dalam

minyak lemak, dan dalam minyak menguap. Penyimpanannya dilakukan dalam

wadah tertutup baik (Khairany dkk., 2015).

Gliserin digunakan sebagai pengawet dan pelunak yang membantu dalam

meningkatkan hidrasi kulit dan menyebabkan jaringan menjadi lunak,

mengembang dan tidak berkeriput sehingga penetrasi obat menjadi lebih efektif.

Gliserin juga berperan sebagai cosolvent untuk membantu melarutkan zat aktif

yang tidak larut dalam air, dan humektan untuk melembabkan kulit. Sama halnya

dengan gliserin, propilenglikol juga berperan sebagai pengawet dan disinfektan

(Khairany dkk., 2015).

2.4.4 TEA

TEA (triaethanolaminum) memiliki berat molekul 1,120 sampai 1,128.

TEA berkhasiat sebagai zat tambahan dan berbentuk cairan kental. Karakterisitik

TEA adalah tidak berwarna hingga kuning pucat, berbau lemah mirip amonia dan

hidroskopik. TEA mudah larut dalam air dan etanol 95% P, larut dalam kloroform

P, dan penyimpanannya dilakukan wadah tertutup rapat terlindung dari cahaya.

TEA dipilih karena berfungsi sebagai alkalizing agent dan zat pengemulsi dengan

rentang konsentrasi (2-4%). Triethanolaminum banyak digunakan dalam sediaan

topikal untuk menstabilkan sediaan (Martha, 2018).


18

2.4.5 Natrium Metabisulfit

Natrium metabisulfit (Na2S2O5) merupakan salah satu garam sulfit berupa

kristal atau bubuk berwarna putih yang mudah larut dalam air serta berbau sulfit

(SO2). Natrium metabisulfit (Na2S2O5) merupakan inhibitor yang kuat untuk

mencegah terjadinya browning, pertumbuhan bakteri, dan sebagai antioksidan.

Kandungan natrium metabisulfit dalam bahan makanan sebesar 2000 mg/kg

produk. Natrium metabisulfit sedikit larut dalam alkohol dan lebih stabil

dibandingkan dengan natrium sulfit dan natrium bisulfit. Penggunaan pada

sediaan topikal memiliki rentang konsentrasi 0,01-0,1% (Febiati, 2016). Pada

konsentrasi 200 ppm, bahan pengawet ini dapat menghambat pertumbuhan

bakteri, kapang, dan khamir. Penggunaan natrium metabisulfit untuk

mengawetkan molase, anggur, buah-buah kering, sari buah dan lain-lain dibatasi

pada 200-300 ppm (Chandra dkk., 2013).

2.4.6 Alkohol

Alkohol (etil alkohol) memiliki berat molekul 46,07. Alkohol berkhasiat

sebagai antiseptik dan berbentuk cairan yang mudah menguap, jernih, tidak

berwarna, berbau khas dan menyebabkan rasa terbakar pada lidah. Zat ini mudah

menguap walaupun pada suhu rendah dan mendidih pada suhu 78 0C serta mudah

terbakar. Alkohol mudah bercampur dengan air dan praktis bercampur dengan

semua pelarut organik. Penyimpanannya dilakukan dalam wadah tertutup rapat

dan jauh dari api. Alkohol digunakan karena sifatnya yang stabil serta tidak

merusak material (Auliyah dkk., 2019).


19

2.5 Uji Mutu Fisik Soothing Gel

2.5.1 Uji organoleptis

Uji organoleptis bertujuan untuk mengetahui tampilan gel yang berupa

wujud, warna, dan bau sediaan gel. Pengujian ini perlu dilakukan karena berkaitan

dengan kenyamanan pemakaiannya sebagai sediaan topikal (Afianti dan

Murrukmihadi, 2015).

2.5.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas merupakan salah satu uji yang penting dalam melakukan

formulasi sediaan farmasetika. Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah bahan-

bahan dalam formulasi tercampur merata atau tidak (Afianti dan Murrukmihadi,

2015).

2.5.3 Uji Kejernihan

Uji kejernihan dilakukan untuk memastikan kejernihan dari sediaan gel

sehingga tidak ada partikel yang dibuat. Uji ini dilakukan agar gel yang dihasilkan

dapat sesuai dengan kriteria sediaan gel pada umumnya (Galeri dkk., 2016).

2.5.4 Uji pH

Uji pH digunakan untuk mengetahui tingkat keasaman pada sediaan gel.

Gel yang tidak sesuai dengan pH kulit akan dapat mengakibatkan iritasi pada

kulit. pH sediaan yang memenuhi standar pada uji pH kulit yaitu dalam interval

4,5-6,5 (Sayuti, 2015).


20

2.5.5 Uji Daya Lekat

Uji daya lekat bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan gel

melekat pada kulit dalam waktu tertentu. Uji ini dilakukan agar gel dapat

berfungsi secara maksimal pada penghantaran obatnya (Afianti dan

Murrukmihadi, 2015).

2.5.6 Uji Daya Sebar

Uji daya sebar bertujuan untuk mengetahui pemerataan gel saat

diaplikasikan pada kulit. Uji ini juga berkaitan dengan kenyamanan dari suatu

sediaan saat digunakan. Daya sebar gel yang baik memiliki diameter 5-7 cm

(Adnan, 2017).
21

2.6 Kerangka Konsep

Buah semangka merah


dan buah nanas

Buah semangka Buah nanas


Kandungan air 92,1% Kandungan air 86%
Flavonoid, Vitamin B6, A, C Saponin, Vitamin A, B, C dan
dan likopen enzim bromelin

Bahan Tambahan
1. Karbopol
2. Propilen glikol
3. Gliserin
Shooting Gel 4. TEA
5. Na Metabisulfit
6. Alkohol
7. Aquadest
1. Organoleptis
2. Homogenitas
3. kejernihan
4. pH
5. Daya Lekat
6. Daya Sebar

Gambar 2.8 Kerangka Konsep


22

2.7 Kerangka Teori

Buah semangka merah dan buah nanas memiliki kandungan air yang

tinggi. Buah semangka merah memiliki kandungan air sebesar 92,1% dan buah

nanas memilki kandungan air sebesar 86%. Selain itu, buah semangka merah dan

buah nanas juga memiliki kandungan lain yang bermanfaat untuk kulit. Buah

semangka merah mengandung likopen, vitamin C, A, dan B6 yang bermanfaat

sebagai antioksidan dengan menangkal radikal bebas. Buah nanas mengandung

vitamin A, B, dan C yang sudah lama dikenal memiliki aktivitas sebagai

antioksidan yang mampu menghentikan reaksi berantai pembentukan radikal

bebas dalam tubuh. Selain itu, buah nanas mengandung enzim bromelin yang

membantu pengelupasan sel kulit mati sehingga kulit terlihat lebih halus (Lestari

& Sutyasningsih, 2015). Oleh karena itu, buah semangka merah dan buah nanas

dapat dijadikan sediaan kosmetik pelembab yang dapat mengatasi masalah kulit

kering.

Sediaan kosmetik pelembab yang digunakan salah satunya adalah soothing

gel. Soothing gel dapat dijadikan perawatan kulit yang memberikan efek dingin

akibat lambatnya penguapan air pada kulit, tidak menghambat fungsi fisiologis

kulit dan tidak menyumbat pori-pori kulit. Soothing gel mengandung bahan aktif

dengan konsentrasi yang tinggi sehingga diharapkan mampu bekerja semaksimal

mungkin untuk mengembalikan kelembapan kulit.

Soothing gel mengandung zat tambahan yang berperan penting dalam

proses pembuatannya. Bahan tambahan soothing gel antara lain karbopol,

propilen glikol, gliserin, TEA, Na. metabisulfit dan alkohol. Korbopol berfungsi
23

sebagai gelling agent yang berguna untuk memperkuat struktur gel (matriks gel)

agar meningkatkan viskositas gel dan daya sebar.

Propilen glikol dan gliserin berfungsi sebagai humektan yang berguna

untuk mengikat air dari udara yang lembab serta dapat mempertahankan air yang

ada di dalam sediaan. Soothing gel memiliki kandungan air yang tinggi sehingga

perlu ditambahkan propilen glikol dan gliserin dengan konsentrasi tinggi supaya

dapat meningkatkan pH dan daya lekat

TEA berfungsi sebagai alkalizing agent untuk meningkatkan viskositas,

membuat pH soothing gel menjadi netral dan sebagai zat pengemulsi supaya

soothing gel lebih stabil. Selain itu, untuk memperpanjang masa penyimpanan

soothing gel, maka perlu ditambahkan bahan yang berguna sebagai pengawet. Na

metabisulfit berguna sebagai pengawet dengan mencegah sediaan tidak cepat

berjamur. Penambahan alkohol yang berfungsi sebagai bakteriosid dapat

membunuh bakteri dan jamur pada sediaan.

Dengan adanya bahan tambahan dan bahan aktif pada soothing gel,

sediaan soothing gel menjadi lebih optimal pada saat pengujian mutu fisik.

Pengujian mutu fisik yang meliputi organoleptis, homogenitas, kejernihan, pH,

daya lekat dan daya sebar agar menenuhi standar sediaan.

2.8 Hipotesis

Variasi konsentrasi yang tinggi dapat mempengaruhi mutu fisik soothing gel yang

meliputi organoleptis, homogenitas, kejernihan, pH, daya lekat, dan daya sebar.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimental. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi kombinasi buah

semangka merah dan buah nanas terhadap mutu fisik soothing gel.

Penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap. Tahap pertama, yaitu tahap

persiapan yang meliputi penentuan konsentrasi dan penentuan formula. Persiapan

alat dan bahan, serta merancang prosedur. Tahap kedua, yaitu pembuatan

soothing gel dan dilakukan pengujian mutu fisik meliputi organoleptis,

homogenitas, kejernihan, pH, daya lekat, dan daya sebar. Tahap ketiga, yaitu

tahap analisa data dari hasil pengujian.

3.2 Populasi Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Soothing gel kombinasi buah

semangka merah dan buah nanas.

3.2.2 Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah soothing gel yang

mengandung sari buah semangka merah dan buah nanas dengan variasi

konsentrasi.

24
25

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian

3.3.1 Tempat

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmakognosi dan Laboratorium

Preskripsi Akademi Farmasi Putra Indonesia Malang.

3.3.2 Waktu

Penelitian ini dimulai dari bulan Februari - Mei 2020.

3.4 Instrumen Peneltian

3.4.1 Alat

Penelitian ini menggunakan alat berupa gelas ukur (pyrex), timbangan analitik,

juicer (panasonic), pH indikator, cawan uap, batang pengaduk dan gelas ukur.

3.4.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu buah semangka merah, buah

nanas, karbopol, propilen glikol, gliserin, TEA, Na metabisulfit, alkohol, dan

aquadest.

3.5 Definisi Operasional Variabel

Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel bebas dan variabel terikat.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variasi konsentrasi soothing gel

kombinasi buah semangka merah dan buah nanas. Variabel terikat dalam

penelitian ini adalah mutu fisik soothing gel.


26

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel

Variabel Sub Definisi Standar


Variabel Operasional Parameter Alat Ukur Skala
Variabel Ukur Ukur
Variasi Mengamati
konsentrasi perbedaan
(bebas) - konsentrasi - - -
pada ketiga
formula
Mutu fisik Mengamati Indra Ordinal
soothing gel karakteristik penglihatan,
(terikat) Organoleptis fisik seperti - peraba,dan
aroma, tekstur penciuman
dan warna
soothing gel
Mengamati Sediaan Indra Ordinal
tercampur tidak penglihatan
atau tidaknya terlihat
Homogenitas semua bahan adanya
secara merata butiran
pada soothing kasar serta
gel warna yang
tidak
merata
Mengamati pH kulit pH Nominal
pH tingkat 4,5-6,5 Universal
keasaman
soothing gel
Mengamati Daya lekat Stopwatch, Nominal
waktu yang sediaan Kaca objek
Daya Lekat dibutuhkan sebaiknya ≥ dengan
soothing gel 1 detik diberi
melekat pada pemberat
kulit 500 g dan
80 g
Daya Sebar Mengamati Daya sebar Kaca bulat Nominal
pemerataan gel yang dengan
soothing gel baik 5-7 cm diberi
saat pemberat
dioleskan 125 g, 225 g
pada kulit dan 325 g
Mengamati Tidak ada Indra Ordinal
keruh atau gumpalan penglihatan
Kejernihan tidaknya
soothing gel
dan tidak ada
partikel
27

3.6 Formula Soothing Gel

Formula soothing gel buah semangka merah dan buah nanas dengan variasi

konsentrasi 90%, 85%, dan 80% terdapat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Formulasi Shooting Gel kombinasi Buah Semangka Merah


dan Buah Nanas

Bahan FI(g) FII(g) FIII(g)


Bahan Aktif (90%) (85%) (80%)
BSM* 45 42,5 40
BN** 45 42,5 40
Basis 10% 15% 20%
Karbopol 0,5 0,75 1
Propilenglikol 1,5 2,25 3
Gliserin 1 1,5 2
TEA 0,1 0,15 0,2
Na Metabisulfit 0,3 0,3 0,3
Alkohol 0,1 0,15 0,2
Aquadest Ad 10 Ad 15 Ad 20
Total(g) 100 100 100
Total(%) 100% 100% 100%
*BSM = Buah Semangka Merah, **BN = Buah Nanas

Keterangan:
FI: Soothing gel buah semangka merah dan buah nanas dengan konsentrasi 90%
FII: Soothing gel buah semangka merah dan buah nanas dengan konsentrasi 85%
FIII: Soothing gel buah semangka merah dan buah nanas dengan konsentrasi 80%

3.7 Prosedur Penelitian

3.7.1 Prosedur Pembuatan Sari Buah

1. Dicuci sampai bersih buah semangka merah dan buah nanas lalu dipisahkan

daging buah dan kulit.

2. Dipotong kecil-kecil buah semangka merah dan buah nanas.


28

3. Dimasukkan buah semangka merah ke dalam juicer lalu ditunggu sampai

ampas dan sari terpisah.

4. Dimasukkan buah nanas ke dalam juicer lalu ditunggu sami ampas dan sari

terpisah.

3.7.2 Prosedur Kerja Pembuatan Soothing Gel

1. Ditimbang zat tambahan menggunakan timbangan analitik.

2. Ditambahkan karbopol dan Na. metabisulfit ke dalam mortir dan ditambahkan

air panas secukupnya lalu ditunggu bahan tersebut sampai mengembang

kemudian diaduk sampai homogen.

3. Ditambahkan propilen glikol ke dalam mortir lalu diaduk sampai homogen.

4. Ditambahkan gliserin ke dalam mortir lalu diaduk sampai homogen.

5. Ditambahkan TEA ke dalam mortir lalu diaduk sampai homogen.

6. Ditambahkan sari buah semangka merah dan buah nanas yang sudah disaring

ke dalam mortir yang berisi zat tambahan, lalu diaduk sampai homogen.

7. Dimasukkan soothing gel ke dalam wadah.

3.7.3 Prosedur Kerja Pengujian Soothing Gel

1. Uji Organoleptis

Uji organoleptis dilakukan dengan mengamati bentuk, warna, dan bau dari

sediaan yang telah dibuat. Kemudian, dicatat hasil evaluasi pengamatan sebagai

pengukuran penerimaan terhadap sediaan (Adnan, 2017).


29

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan dengan cara mengambil 3 bagian gel dari

sediaan yaitu atas, tengah dan bawah. Kemudian, dioleskan gel pada kaca

transparan. Homogenitas ditunjukkan dengan tidak adanya butiran kasar (Adnan,

2017).

3. Uji kejernihan

Pengujian dilakukan secara visual dengan memeriksa sediaan di bawah

penerangan cahaya yang baik dengan latar belakang hitam atau putih. Gel

dikatakan bersih apabila bebas dari partikel kecil (Roddu dan Zainuddin, 2016).

4. Uji pH

Uji pH dilakukan dengan cara menimbang gel sebanyak 1 g yang

kemudian dilarutkan dalam 10 mL air. Selanjutnya pH meter dicelupkan ke dalam

sampel gel yang telah diencerkan. Didiamkan beberapa saat dan hasilnya

disesuaikan dengan standar pH kulit yaitu dalam interval 4,5–6,5 (Adnan, 2017).

5. Uji Daya Lekat

Uji daya lekat dilakukan dengan cara gel dioleskan pada salah satu kaca

objek. Kemudian kaca tersebut ditutup dengan kaca objek lainnya dengan diberi

beban 500 g diatasnya dan dibiarkan selama 5 menit, setelah itu kaca objek

dilepaskan dengan beban seberat 80 g. Dicatat waktunya sampai obyek gelas

terlepas. Daya lekat sediaan semipadat sebaiknya ≥ 1 detik (Saraung, 2018).

6. Uji Daya Sebar

Uji daya sebar dilakukan dengan cara sediaan diambil sebanyak 200 mg

diletakkan diatas kaca bening berdiameter 20 cm. Kemudian, ditutup dengan kaca

bening berdiamater 20 cm, dengan ketebalan 2 mm. Di atas kaca diberi beban
30

sebesar 125 g, 225 g, dan 325 g, kemudian diukur diameter daya sebarnya

(Mursyid, 2017). Daya sebar gel yang baik adalah antara 5-7 cm (Adnan, 2017).

3.8 Analisa Data

Analisa data dilakukan dengan menggunakan metode One Way Anova.

Metode ini untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi kombinasi buah

semangka merah dan buah nanas terhadap mutu fisik soothing gel.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi

kombinasi buah semangka merah dan buah nanas terhadap mutu fisik soothing

gel. Pengujian yang dilakukan pada penelitian ini yaitu organoleptis, homogenitas,

kejernihan, pH, daya lekat, dan daya sebar.

4.1 Hasil Penelitian

Berdasarkan pengujian soothing gel buah semangka merah dan buah nanas yang

telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut.

4.1.1 Pengamatan Organoleptis

Pengamatan organoleptis soothing gel buah semangka merah dan buah nanas

terdapat pada gambar 4.1 di bawah ini.

FI FII FIII

Gambar 4.1 Pengamatan Organoleptik

31
32

Berdasarkan pengamatan organoleptis diperoleh data pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Organoleptis

Soothing Gel
Formula
Tekstur Warna Aroma
Setengah
FI Jingga Khas
padat
Setengah
FII Jingga Khas
padat
Hampir
FIII menyerupai Jingga Khas
pasta

Berdasarkan tabel di atas, penggunaan variasi konsentrasi pada pembuatan

soothing gel kombinasi buah semangka merah dan buah nanas menghasilkan

perbedaan warna dan tekstur. Pada FI menghasilkan soothing gel warna jingga

lebih terang dan tekstur sediaan lebih cair dibandingkan pada FII dan FIII.

4.1.2 Hasil Pengamatan Homogenitas

Pengamatan homogenitas soothing gel buah semangka merah dan buah nanas

terdapat pada tabel 4.2 di bawah ini.

Tabel 4.2. Hasil Pengamatan Homogenitas


F1 FII FIII Pustaka
Homogenitas ditunjukkan
Homogen Homogen Homogen dengan tidak adanya butiran
kasar (Adnan, 2017).

Berdasarkan tabel di atas, semua komponen bahan tambahan tercampur secara

merata dengan bahan aktif dari semua formula.


33

4.1.3 Hasil Pengamatan Kejernihan

Pengamatan kejernihan soothing gel buah semangka merah dan buah nanas

terdapat pada tabel 4.3 di bawah ini.

Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Kejernihan

F1 FII FIII Pustaka


Gel dikatakan bersih
apabila bebas dari partikel
Jernih Jernih Jernih kecil (Roddu & Zainuddin,
2016).

Berdasarkan tabel di atas, semua formula jernih dilihat secara visual dan tidak ada

partikel yang terlihat serta sediaan tidak keruh.


34

4.1.4 Hasil Pengukuran pH

Berdasarkan pengukuran, didapatkan hasil data pH pada ketiga formula. Adapun

data hasil pengukuran dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4 Rata-Rata Nilai pH ± SD


Formula Replikasi pH
I 4
FI II 4
III 4
X ± SD 4±0,0
I 4
FII II 4
III 4
X ± SD 4±0,0
I 4
FIII II 4
III 4
X ± SD 4±0,0

Berdasarkan tabel di atas, semua formula memiliki pH sebesar 4. Nilai pH

yang didapatkan tidak bisa diketahui nilai siq menggunakan one way anova,

karena nilai pH yang sama dari semua formula. Pemilihan alat dalam pengujian

nilai pH sangat berpengaruh untuk menentukan perbandingan dari ketiga formula

4.1.5 Hasil Pengukuran Daya Lekat


35

Berdsarkan hasil pengujian daya lekat diperoleh data pada tabel 4.5.

Tabel 4.5 Rata-Rata Nilai Daya Lekat ± SD


Formula Replikasi Waktu (detik)
I 1.79
FI II 1.76
III 1.80
X ± SD 1.78 ± 0.20
I 2.49
FII II 2.52
III 2.55
X ± SD 2.52 ± 0,30
I 3.48
FII II 3.55
III 3.53
X ± SD 3.52 ± 0.36

Grafik hasil pengukuran dapat dilihat pada gambar 4.3 dibawah ini.

4 3.52
3.5
3
Waktu (Detik)

2.52
2.5
2 1.78
1.5
1
0.5
0
FI FII FIII
Formula

Gambar 4.2 Grafik Daya Lekat Soothing gel

Berdasarkan data di atas, semakin tinggi konsentrasi bahan aktif yang

digunakan, semakin rendah daya lekat dari soothing gel. Hasil dari analisis

statistik dengan menggunakan One Way Anova menunjukkan nilai siq sebesar
36

(0,000). Hal ini menunjukan perbedaan bermakna daya lekat pada ketiga

formula.

4.1.6 Hasil Pengukuran Daya Sebar

Berdsarkan hasil pengujian daya lekat diperoleh data pada tabel 4.6.

Tabel 4.6 Rata-Rata Pengukuran Nilai Daya Sebar ± SD


Formula Diameter Bobot
(cm2)
FI 4,5
FII 4,4 125 g
FIII 4,2
X ± SD 4,36 ± 0,15
FI 5,3
FII 4,6 225 g
FIII 4,4
X ± SD 4,76 ± 0,47
FI 5,8
FII 5,1
325 g
FII 4,7
X ± SD 5,20 ± 0,55

Data hasil pengukuran dapat dilihat pada gambar 4.4 dibawah ini.

7
6
5
Diameter (cm)

4 FI
3 FII
FIII
2
1
0
125 g 225 g 325 g

Gambar 4.3 Grafik Daya Sebar Soothing gel


37

Berdasarkan data di atas, semakin tinggi konsentrasi bahan aktif yang

digunakan, semakin meningkat daya sebar dari soothing gel. Hasil dari analisis

statistik dengan menggunakan One Way Anova menunjukkan nilai siq sebesar

0,138. Hal ini menunjukan tidak ada perbedaan bermakna daya sebar pada ketiga

formula.

4.2 Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi

kombinasi buah semangka merah dan nanas terhadap mutu fisik soothing gel.

Penelitian ini meliputi pengujian organoleptis, homogenitas, kejernihan, pH, daya

lekat, dan daya sebar

Pengamatan organoleptis yang telah dilakukan dengan variasi konsentrasi

dapat menyebabkan perbedaan warna dan tekstur pada soothing gel. Warna

soothing gel dipengaruhi oleh kandungan zat aktif buah semangka merah dan

nanas. Semangka merah yang mengandung vitamin C, tanin dan likopen akan

berubah warna menjadi merah kecoklatan setelah teroksidasi dengan udara

sedangkan buah nanas mengandung betakaroten yang membuat warna menjadi

kuning. Soothing gel kombinasi buah semangka merah dan buah nanas mengalami

perubahan warna menjadi jingga karena disebabkan dari kedua kandungan buah.

Oleh karena itu, semakin tinggi konsentrasi bahan aktif yang digunakan membuat

sediaan menjadi semakin jingga. Teksur dalam soothing gel dipengaruhi oleh

kandungan air pada zat aktif yang dapat menurunkan viskositas, sehingga semakin

banyak konsentrasi bahan aktif yang digunakan dapat membuat tekstur soothing

gel semakin cair. Pada pengujian organoleptis seharusnya ditambahkan pengujian


38

stabilitas sehingga dapat dilihat perbandingan warna dan tekstur setelah dilakukan

penyimpanan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi konsentrasi bahan

aktif akan mempengaruhi warna dan tekstur soothing gel.

Pengamatan homogenitas pada ketiga formula soothing gel menunjukkan

bahwa sediaan sudah tercampur secara merata. Variasi konsentrasi pada soothing

gel tidak mempengaruhi homogenitas. Hal ini disebabkan karena penambahan

propilen glikol dan gliserin yang membuat partikel-partikel terdispersi serta

sediaan tercampur secara merata

Hasil pengamatan kejernihan yang telah dilakukan secara visual

menunjukkan semua formula jernih. Hal ini karena karbopol akan mengembang,

jika didispersikan dalam air dengan adanya zat-zat alkali seperti TEA

(trietanolamine) dapat membentuk suatu sediaan semi padat serta menghasilkan

sediaan yang jernih dibandingkan dengan gelling agent yang lain seperti CMC

dan HPMC. Pada CMC dan HPMC menghasilkan dispersi koloida dalam air yang

ditandai dengan munculnya bintik-bintik dalam gel (Husnani & Al Muazham,

2017).

Pengujian pH bertujuan untuk mengetahui keamanan soothing gel pada

saat digunakan supaya tidak mengiritasi kulit. Berdasarkan hasil pengamatan yang

telah dilakukan pada ketiga formula soothing gel, menunjukkan nilai pH sebesar

4 sehingga tidak memenuhi standar pH kulit yaitu 4,5-6,5 (Adnan, 2017). Hal ini

dapat disebabkan karena penggunaan alat dalam pengujian menggunakan pH

indikator, sehingga nilai pH yang didapatkan nantinya kurang akurat. Pengujian

pH yang diamati dari konsentrasi bahan tambahan yaitu karbopol, dapat diketahui

nilai pH dari soothing gel. Karbopol memiliki pH asam, maka dapat diketahui
39

semakin tinggi karbopol yang digunakan maka pH soothing gel semakin asam

(Tambunan & Sulaiman, 2019). Kandungan zat aktif dari soothing gel yaitu asam

sitrat dan asam ananasat dapat mempengaruhi nilai pH. Asam sitrat dan asam

ananasat yang ada pada sari buah nanas memiliki pH sebesar 3.5-4 yang dapat

menyebabkan pH soothing gel menjadi lebih asam. Selain itu, pengujian pH

seharusnya menggunakan pH meter sehingga mendapatkan nilai pH yang akurat

untuk dijadikan perbandingan antara ketiga formula. Pengujian pH juga harus

dilakukan pada kedua bahan aktif sebelum dicampurkan supaya mengetahui

perbandingan nilai pH sebelum dan setelah kedua bahan aktif dicampurkan. Oleh

karena itu, dapat disimpulkan bahwa pemilihan alat dalam pengujian pH sangat

berpengaruh. Semakin tinggi karbopol dan zat aktif yang digunakan maka

semakin tinggi pula pH asam sediaan

Hasil pengamatan daya lekat yang telah dilakukan menunjukan perbedaan

daya lekat dari ketiga formula. Peningkatan konsentrasi karbopol yang merupakan

polimer asam akrilat memiliki ikatan kuat dan viskositasnya tinggi sebagai gelling

agent. Karbopol yang memiliki pH asam akan dinetralkan oleh trietanolamin dan

membuat karbopol semakin kental sehingga daya lekat dari soothing gel

meningkat (Setiomulyo, 2011). Daya lekat dipengaruhi oleh kandungan air yang

tinggi dari bahan aktif yang membuat viskositas sediaan menurun. Pengujian daya

lekat pada ketiga formula menggunakan metode One Way Anova menunjukkan

nilai siq. sebesar (0,000). Hal ini dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi

konsentrasi bahan aktif maka semakin rendah pula daya lekat sediaan

Pengujian daya sebar yang telah dilakukan menunjukkan ketiga formula

mengalami peningkatan daya sebar dengan memenuhi standar sebesar 5-7 cm


40

(Adnan, 2017). Hal ini dipengaruhi oleh penurunan konsentrasi karbopol yang

merupakan polimer asam akrilat yang memiliki ikatan kuat dan viskositasnya

tinggi sebagai gelling agent. Oleh karena itu, semakin rendah konsentrasi

karbopol yang digunakan maka semakin tinggi pula daya sebarnya. Selain itu,

daya sebar juga dipengaruhi oleh propilen glikol yang memiliki banyak gugus

hidroksi yang akan menarik air melalui pembentukan ikatan hidrogen

(Setiomulyo, 2011). Semakin tinggi nilai viskositas, maka tekanan yang

dibutuhkan oleh soothing gel untuk menyebar akan semakin kecil (Indrawati &

Zissakina, 2011). Pengujian daya sebar pada ketiga formula menggunakan metode

one way anova menunjukkan nilai siq sebesar 0,138. Oleh karena itu, dapat

disimpulkan bahwa semakin tinggi konsentrasi bahan aktif maka semakin tinggi

pula daya sebar sediaan.


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa terdapat

pengaruh variasi kosentrasi kombinasi buah semangka merah dan buah nanas

terhadap mutu fisik soothing gel. Pengujian soothing gel yang memenuhi standar

meliputi organoletis, kejernihan, daya lekat dan daya sebar sedangkan pH belum

memenuhi standar.

5.2 Saran

1. Perlu ditambahkan pengujian stabilitas serta pengujian viskositas (untuk

mengetahui kekentalan dari soothing gel)

2. Perlu diperhatikan alat dalam pengujian seperti pH meter dalam pengujian pH,

karena sangat berpengaruh dalam hasil penelitian

3. Perlu dikaji/dievaluasi ulang formula dari soothing gel

41
42

DAFTAR RUJUKAN

Adnan, J. (2017). Formulasi Gel Ekstrak Daun Beluntas (Pluceaindicaless)


Dengan Na-CMC Sebagai Basis Gel. Journal of Pharmaceutical Science
and Herbal Technology, 1(1), 41–44. Makassar: STIKES Nani
Hasanuddin.

Afianti, H. P., & Murrukmihadi, M. (2015). Pengaruh Variasi Kadar Gelling


Agent HPMC Terhadap Sifat Fisik dan Aktivitas Antibakteri Sediaan Gel
Ekstrak Etanolik Daun Kemangi (Ocimum basilicum L. forma citratum
Back.). Majalah Farmaseutik, 11(2), 307–315.

Anggraini, M. (2016). Pengaruh Konsentrasi Carboxy Methyl Cellulose (CMC)


dan Lama Penyimpanan pada Suhu Dingin terhadap Stabilitas dan
Karakteristik Minuman Probiotik Sari Buah Nanas. Fakultas Pertanian
Universitas Lampung, Bandar Lampung.

Annisa, L. (2017). Formulasi dan Uji Stabilitas Fisika-Kimia Sediaan Gel Etil p-
Metoksisinamat dari Rimpang Kencur (Kaempferia galanga Linn.) [B.S.
thesis]. FKIK UIN Jakarta.

Ariane, I. (2010). Pengaruh ekstrak lidah buaya (aloe vera) terhadap


pertumbuhan pseudomonas aeruginosa pada pasien osteomielitis Bangsal
Cempaka Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Invitro.
Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Arikumalasari, J., Dewantara, I. G., & Wijayanti, N. (2013). Optimasi HPMC


Sebagai Gelling Agent Dalam Formula Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis
(Garcinia mangostana L.). Jurnal Farmasi Udayana. Bali: Universitas
Udayana.

Auliyah, K., Eva, A. F. Z., & Aslan, S. (2019). Perbandingan Penyemprotan


Chlorhexidine 0, 2% Dan Alkohol 70% Terhadap Perubahan Dimensi
Bahan Cetak Alginat. Jurnal Sinnun maxillofacial, 1(1). Makassar:
Universitas Muslim Indonesia.

Billi, J. (2016). Uji Aktivitas Ekstrak Kulit Buah Semangka (Citrullus Vulgaris)
Sebagai Diuretik Dan Pengukuran Kadar Natrium Dan Kalium Dalam
Urin Secara Aas (Atomic Absorption Spectrophotometry) [Phd Thesis].
Universitas Setia Budi Surakarta.

Chandra, A., Inggrid, H. M., & Verawati, V. (2013). Pengaruh pH dan Jenis
Pelarut Pada Perolehan dan Karakterisasi Pati dari Biji Alpukat.
Research Report-Engineering Science, 2. Bandung: Universitas Katolik
Parahyangan.
43

Darsono, F. L. (2019). Formulasi Sediaan Krim Pelembab Ekstrak Air Buah


Semangka (Citrullus lanatus). Jurnal Farmasi Sains dan Terapan, 6(1), 38–
45. Surabaya: Univeersitas Katolik Widya Mandala Surabaya.

Erhirhie, E. O., & Ekene, N. E. (2014). Medicinal values on Citrullus lanatus


(watermelon): Pharmacological review. International Journal of Research
in Pharmaceutical and Biomedical Sciences, 4(4), 1305–1312.

Febiati, F. (2016). Uji Efektivitas Sediaan Gel Getah Jarak Cina (Jatropha
multifida Linn.) untuk Pengobatan Luka Bakar Pada Tikus (Rattus
norvegicus) Jantan Galur Sprague Dawley. [B.S. thesis]. FKIK UIN
Jakarta.

Galeri, T. I., Astuti, D. S., & Barlian, A. A. (2016). Pengaruh Jenis Basis Cmc Na
Terhadap Kualitas Fisik Gel Ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera L.). Jurnal
Ilmiah Farmasi, 4(1). Tegal: DIII Farmasi Politeknik Harapan Bersama.

Husnani, H., & Al Muazham, M. F. (2017). Optimasi Parameter Fisik Viskositas,


Daya Sebar dan Daya Lekat Pada Basis Natrium CMC dan Carbopol 940
Pada Gel Madu Dengan Metode Simplex Lattice Design. Jurnal Ilmu
Farmasi dan Farmasi Klinik, 14(1), 11–18. Pontianak: Akademi Farmasi
Yarsi Pontianak.

Indrawati, T., & Zissakina, F. (2011). Formulasi Gel Pengelupas Sel Kulit Mati
yang Mengandung Sari Buah Nanas (Ananas comosus L) antara 17
sampai 78%. 9, 6. Jakarta: Universitas Pancasila.

Januwardani, N. F. (2011). Formulasi Sediaan Gel Ekstrak Lidah Buaya (Aloe


Vera (L.) Webb) Dengan Gelling Agent Karbopol 934 Dan Uji Efek
Penyembuhan Luka Bakar [PhD Thesis]. Univerversitas Muhammadiyah
Surakarta.

Kauliyah, S. (2016). Ekstraksi Serta Kakakterisasi Sifat Fisika Kimia Gelatin


Dari Sisik dan Tulang Ikan Kakap Merah Dalam Penggunaannya Sebagai
Bahan Dasar Pembuatan Gel [PhD Thesis]. UIN Alauddin Makassar.

Khairany, N., Idiawati, N., & Wibowo, M. A. (2015). Analisis Sifat Fisik dan
Kimia Gel Ekstrak Etanol Daun Talas (Colocasia esculenta (L.) Schott).
Jurnal Kimia Khatulistiwa, 4(2). Kalimantan Barat: Universitas
Tanjungpura.

Lestari, P. M., & Sutyasningsih, F. M. (2015). Carbomer 980 Dalam Masker Gel
Peel–Off Sari Buah Nanas (Ananas Comosus L. Merr). Farmasains.
Jakarta Timur: Universitas Muhammadiyah Prof. Dr Hamka.

Malinda, D., Paramita, V., & Supriyo, E. (2019). Analisis Optimasi Kadar Tss
Dari Filtrat Buah Nanas (Ananas Comosus (L.) Merr) Menggunakan
44

Sistem Evaporator Vacuum. Jurnal Inovasi Teknik Kimia, 4(1). Semarang:


Universitas Diponegoro.

Martha, S. D. (2018). Optimasi pengaruh Propilen glikol dan Etanol sebagai


Peningkat Penetrasi pada Sediaan Gel. Jember: Universitas Jember.

Masri, M. (2013). Isolai dan Pengukuran Aktivitas Enzim Bromelin dari Ekstrak
Kasar Bonggol Nanas (Ananas Comosus) pada Variasi Suhu dan Ph.
Biosel: Biology Science and Education, 2(1), 70–79. Makasar: UIN
Makasar.

Mursyid, A. M. (2017). Evaluasi Stabilitas Fisik Dan Profil Difusi Sediaan Gel
(Minyak Zaitun). Jurnal Fitofarmaka Indonesia, 4(1), 205–211. Makassar:
Universitas Muslim Indonesia.

Novitasari, D. A. (2014). Formulasi Sediaan Gel Antiseptik Tangan Minyak Atsiri


Daun Kemangi (Ocimum Basilicum L.) Dengan Basis Karbopol Dan
Evaluasi Aktivitas Antibakteri Terhadap Staphylococcus Aureus [PhD
Thesis]. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Nurjanah, S. (2018). Aktivitas Dan Stabilitas Granul Enzim Bromelain Kasar


Mahkota Buah Nanas (Ananas Comosus (L.) Merr) [PhD Thesis].
Bandung: Universitas Al-Ghifari.

Oktavia, N. D. (2015). Penggunaan Pestisida Dan Kandungan Residu Pada


Tanah Dan Buah Semangka (Citrullus Vulgaris, Schard)(Studi Di
Kelompok Tani Subur Jaya Desa Mojosari Kecamatan Puger Kabupaten
Jember). Jember: Universitas Jember.

Rathod, H. J., & Mehta, D. P. (2015). A Review on Pharmaceutical Gel.


International Journal of Pharmaceutical Sciences, 1(1), 33–47.

Rismawati, L. H., Damayanti, I., & Imanudin, I. (2018). Perbandingan Pengaruh


Pemberian Jus Semangka dan Minuman Isotonik terhadap Status Hidrasi
Atlet Futsal. Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan, 3(1), 67–75. Jawa Barat:
Universitas Pendidikan Indonesia.

Roddu, A. K., & Zainuddin, Z. (2016). Uji Efektivitas Anti Bakteri Sediaan Obat
Kumur Dengan Kombinasi Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper Crocatum
Ruiz) Dan Akar Wangi (Andropogon Zizanoides Urban) Pada
Streptococcuss Mutans. Majalah Farmasi Nasional, 13(2), 55–67.
Makassar: Universitas Indonesia Timur.

Saraung, V. (2018). Pengaruh Variasi Babis Karbopol Dan Hpmc Pada


Formulasi Gel Ekstrak Etanol Daun Tapak Kuda (Ipomoea Pes-Caprae
(L.) R. Br. Dan Uji Aktivitas Antibakteri Terhadap Staphylococcus Aureus.
Pharmacon, 7(3). Sulawesi Utara: Universitas Sam Ratulangi Manado.
45

Sayuti, N. A. (2015). Formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel ekstrak daun
ketepeng cina (Cassia alata l.). Indonesian Pharmaceutical Journal, 5(2),
74–82. Surakarta: Poltekkes Kemenkes Surakarta.

Setiomulyo, L. N. (2011). Efek Carbopol 940 Sebagai Thickening Agent Dan


Propilenglikol Sebagai Humectant Terhadap Sifat Fisis Dan Stabilitas
Sediaan Shampoo Ekstrak Kering Teh Hijau (Camellia Sinensis L.):
Aplikasi Desain Faktorial. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Sidi, N. C., Widowati, E., & Nursiwi, A. (2014). Pengaruh Penambahan


Karagenan pada Karakteristik Fisikokimia dan Sensoris Fruit Leather
Nanas (Ananas Comosus L. Merr.) dan Wortel (Daucus Carota). Jurnal
Aplikasi Teknologi Pangan, 3(4). Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Sidiq, H. B. H. F., & Apriliyanti, I. P. (2018). Evaluasi Sifat Fisik Dan Uji Iritasi
Gel Ekstrak Kulit Buah Pisang (Musa Acuminata Colla). JCPS (Journal of
Current Pharmaceutical Sciences), 2(1), 131–135. Bandung: Universitas
Islam Bandung.

Suharsanti, R., & Ariyani, L. W. (2018). Karakteristik Fisik Dan Indeks Iritasi
Pada Sediaan Shooting Gel Kombinasi Lidah Buaya dan Buah Anggur.
Media Farmasi Indonesia, 13(1). Semarang: Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi
Semarang.

Tambunan, A. R. (2016). Karakteristik probiotik berbagai jenis bakteri asam


laktat (BAL) pada minuman fermentasi laktat sari buah nanas. Bandar
Lampung: Universitas Lampung.

Tambunan, S., & Sulaiman, T. N. S. (2019). Gel Formulation of Lemongrass


Essential Oil with HPMC and Carbopol Bases. Majalah Farmaseutik,
14(2), 87. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Wahyu. (2019). Uji Efektifitas Enzim Bromelin Ekstrak Buah Nanas (Ananas
comosus L. Merr) Berbasis Sediaan Gel terhadap Degradasi Dentin
menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM). Jember: Universitas
Jember.

Wati, H., & Ratnaningrum, E. R. (2017). Studi Inovasi Obat Bisul Dalam Bentuk
Sediaan Gel Dari Ekstrak Daun Ubi Jalar Merah (Ipomoea Batatas L).
Java Health Jounal, 4(1), 1–1. Kediri: Universitas Kadiri.
46

Lampiran 1. Perhitungan Bahan Soothing Gel

Formula 1

(Konsentrasi zat aktif 90% dan konsentrasi basis 10%)

1. Zat aktif
90 %
Sari Buah Semangka Merah = =45 g
2
90 %
Sari Buah Nanas = =45 g
2
2. Zat tambahan
1,5
Karbopol (0,5%-2%) = x 100 %=15 %
10

15 %
= x 10=1,5 g
100

2
Propilen glikol (10%-20%) = x 100 %=20 %
10

20 %
= x 10=2 g
100

1,5
Gliserin (2%-15%) = x 100 %=15 %
10
15 %
= x 10=1,5 g
100

0,2
TEA (2%-4%) = x 100 %=2 %
10

2%
= x 10=0,2 g
100

0,01
Na. metabisulfit (0,01%-0,1%) = x 100 %=0,1 %
10

0,1 %
= x 10=0,01 g
100

0,1
Alkohol = x 100 %=1 %
10
47

1%
= x 10=0,1 g
100

Formula 2
(Konsentrasi zat aktif 90% dan konsentrasi basis 15%)

1. Zat aktif
85 %
Sari Buah Semangka Merah ¿ =42,5 g
2
85 %
Sari Buah Nanas = =42,5 g
2
2. Zat tambahan
1,8
Karbopol (0,5%-2%) = x 100 %=12 %
15

12%
= x 15=1,8 g
100

3
Propilen glikol (10%-20%) = x 100 %=20 %
15

20 %
= x 15=3 g
100

2,25
Gliserin (2%-15%) = x 100 %=15 %
15

15 %
= x 15=2,25 g
100

0,3
TEA (2%-4%) = x 100 %=2 %
15

2%
= x 15=0,3 g
100

0,015
Na. metabisulfit (0,01%-0,1%) = x 100 %=0,1%
15

0,1 %
= x 15=0,015 g
100
48

0,15
Alkohol = x 100 %=1 %
15

1%
= x 15=0,15 g
100

Formula 3
(Konsentrasi zat aktif 80% dan konsentrasi basis 20%)

1. Zat aktif
80 %
Sari Buah Semangka Merah = =40 g
2
80 %
Sari Buah Nanas = =40 g
2
2. Zat tambahan
10
Karbopol (0,5%-2%) = x 100 %=10 %
20

10 %
= x 20=2 g
100

4
Propilen glikol (10%-20%) = x 100 %=20 %
20

20 %
= x 20=4 g
100

3
Gliserin (2%-15%) = x 100 %=15 %
20

15 %
= x 20=3 g
100

0,4
TEA (2%-4%) = x 100 %=2 %
20

2%
= x 20=0,4 g
100
49

0,02
Na. metabisufit (0,01%-0,1%) = x 100 %=0,1 %
20

0,1 %
= x 20=0,01 g
100

0,2
Alkohol = x 100 %=1 %
20

1%
= x 20=0,2 g
100

Lampiran 2. Dokumentasi Pembuatan Soothing Gel

Buah dicuci dan dipotong

Didaptkan sari hasil pemisahan buah


dari ampasnnya
50

Penimbangan bahan

Sediaan soothing gel


51

Lampiran 3. Dokumentasi Pengujian Mutu Fisik Soothing Gel

Pengujian pH Pengujian Daya Lekat

Pengujian Daya Sebar


52

Lampiran 4. Data SPSS Pengujian Daya Lekat dan Daya Sebar

1. Hasil Analisis Daya Lekat

Descriptives
Detik
95% Confidence Interval
for Mean
Std. Std. Lower Upper
N Mean Deviation Error Bound Bound Minimum Maximum
FI 3 1.7833 .02082 .01202 1.7316 1.8350 1.76 1.80
FII 3 2.5200 .03000 .01732 2.4455 2.5945 2.49 2.55
FIII 3 3.5200 .03606 .02082 3.4304 3.6096 3.48 3.55
Total 9 2.6078 .75531 .25177 2.0272 3.1884 1.76 3.55

Test of Homogeneity of Variances

Detik

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.466 2 6 .648

ANOVA

Detik

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 4.559 2 2.279 2.597E3 .000

Within Groups .005 6 .001

Total 4.564 8
53

2. Hasil Analisis Daya Sebar

Descriptives

Diameter

95% Confidence Interval


for Mean

Std. Std. Lower Upper


N Mean Deviation Error Bound Bound Minimum Maximum

125g 3 4.3667 .15275 .08819 3.9872 4.7461 4.20 4.50

225g 3 4.7667 .47258 .27285 3.5927 5.9406 4.40 5.30

325g 3 5.2000 .55678 .32146 3.8169 6.5831 4.70 5.80

Total 9 4.7778 .51908 .17303 4.3788 5.1768 4.20 5.80

Test of Homogeneity of Variances

Diameter

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2.007 2 6 .215

ANOVA

Diameter

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 1.042 2 .521 2.808 .138

Within Groups 1.113 6 .186

Total 2.156 8
54

Lampiran 5. Formula Standar Soothing Gel Kombinasi Buah Lidah Buaya

dan Buah Rambutan

Bahan FI(g) FII (g)


Bahanaktif 85% 90%
LB* 42,5 45
BR** 42,5 45
Basis 15% 10%
Karbopol 0.75 0.5
HPMC 1.5 1
Propilenglikol 2.25 1.5
Gliserin 1.5 1
TEA 0.15 0.1
Nipagin 0.0375 0.025
Alkohol 0.15 0.1
Essens Qs Qs
Aquadest ad 15 ad 10
Total (g) 100 100
Total (%) 100% 100%

Anda mungkin juga menyukai