Amini, Fatma Nadia. 2013. Pemanfaatan Kotoran Sapi menjadi Pupuk Organik.
Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan. Volume 2 No. 3, September 2013 Halaman
193-197. ISSN: 2089-3086.
Ardiansyah, R., I. S. Banuwa, dan M. Utomo. 2015. Pengaruh sistem olah tanah dan
residu pemupukan nitrogen jangka panjang terhadap struktur tanah, bobot isi,
ruang pori total, dan kekerasan tanah pada pertanaman kacang hijau (Vignia
radiata L.). Jurnal Agrotek Tropika. (3): 283-289.
Arsyad, S., 2012. Konservasi Tanah dan Air. Bogor: IPB Press.
Awaluddin, M. 2017. Studi Permeabilitas Aspal Buton sebagai Bahan Lapis Kedap.
Departemen Teknik Sipil. Fakultas Teknik, Universitas Hassanuddin.
Makassar.
Dazzi, C and G. L. Papa. 2015. Anthropogenic Soils: General Aspects and Features.
Ecocycles, 1(1): 3-8.
Ebnesajjad, S., dan Ebnesajjad, C., (2013), Surface Treatment of Materials for
Adhesive Bonding, William Andrew.
Giancoli, Douglas. 2014. Fisika Prinsip dan Aplikasi Jilid 1 Edisi Ketujuh. Jakarta:
Erlangga.
Gomes, D.J.C., de Souza, N.C., dan Silva, J.R., (2013), "Using a monocular optical
microscope to assemble a wetting contact angle analyser", Measurement 46,
3623–3627.
Hanafiah, Kemas Ali. 2010. Dasar-dasar Ilmu Tanah. PT Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Hanafiah, K. A. 2014. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Haridjaja, O. 2013. Perbedaan Nilai Kadar Air Kapasitas Lapang Berdasarkan Metode
Alhricks, Drainase Bebas, dan Pressure Plate Pada Berbagai Tekstur Tanah
dan Hubungannya Dengan Pertumbuhan Bunga.
Haryono, P., dan Catur Puspawati. 2018. Penyehatan Tanah. Bahan Ajar Kesehatan
Lingkungan, Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan, Badan
Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan.
Juliyanto, Eko., Janatur Rofingah., Arba Finda Sejati., dan Fatih Nuzulil Hakim.
2016. Menentukan Tegangan Permukaan Zat Cair. Program Studi Pendidikan
Fisika Universitas Sains AlQuran. Jurnal Kajian Pendidikan Sains.
Kalin, M., dan Polajnar, M., (2014), "The wetting of steel, DLC coatings, ceramics
and polymers with oils and water: The importance and correlations of surface
energy, surface tension, contact angle and spreading", Appl. Surf. Sci, 293,
97–108.
Kartasapoetra, A.G. dan Sutedjo, M.M. 2010. Teknologi Konservasi Tanah dan Air.
Rineka Cipta: Jakarta.
Kusuma CA, Wicaksono KS, Prasetya B. 2016. Perbaikan sifat fisik dan kimia tanah
lempung berpasir melalui aplikasi bakteri lactobacillus fermentum. Jurnal
Tanah dan Sumberdaya Lahan. 3(2): 401-410.
Mali, M.S dan Shukla J.P,. 2014. Estimation Of Soil Moisture By Remote Sensing
and Field Methods: A Review. International Journal of Remote Sensing and
Geoseience Vol 3.
Prasetya, B., Prijono, S. dan Widjiawati, Y. 2012. Vegetasi pohon hutan memperbaiki
kualitas tanah Andisol-Ngabab. Indonesian Green Technology Journal 1: 1-6.
Pujawan, Made., Afandi., Hery Novpriansyah., dan Karden E.S. Manik. 2016.
Kemantapan Agregat Tanah pada Lahan Produksi Rendah dan Tinggi di PT
Great Giant Pineapple. Jurnal Agrotek Tropika. Vol 4 (1) : 111-115.
Purkait, B. 2010. The Use of Grain Size Distribution Patterns to Elucidate Aeolian
Processes on a Transverse Dune of Thar Desert, India. Earth Surface Processes
Landforms. 35 : 525-530.
Ritawati, Sri, N, Dewi F, dan Fitriani. 2015. Changes in Soil Moisture Content and
Yield of Several Peanut Varieties Arachis hypogaea L. were Given Drip
Irrigation in Dry Land. Sultan Ageng Tirtayasa University: Banten.
Sari, Rina Puspita., Endriani2., dan Zurhalena. 2018. Studi Agregasi Tanah pada
Lahan Usaha Tani Kedelai akibat Pemberian Beberapa Varian Trichokompos
di Lahan Kering. Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Jambi.
Situmorang, R., dan Juliana, L., (2017), Analisis Kualitas Air Sumur Bor
Berdasarkan Parameter Fisika Dan Parameter Kimia Di Desa Bagan Deli
Kecamatan Medan Belawan, Jurnal Einstein, 5 (1): 17 –23.
Xu, B., Liu, D., Xu, G., Zhang, X., dan Bi, L., (2013), "A measurement method for
contact angle based on Hough Transformation", Measurement 46, 1109– 1114.
Yuan, Y., dan Lee, T.R., (2013), "Contact Angle and Wetting Properties", dalam
Surface Science Techniques, Bracco, G., Holst, B. (Eds.), Springer Series in
Surface Sciences, Springer Berlin Heidelberg, pp. 3–34.
Yulnafatmawita, A, RA Naldo, dan A Rasyidin. 2012. Analisis sifat fisika Ultisol tiga
tahun setelah pemberian bahan organik segar di daerah tropis basah Sambar. J.
Solum. 9 (2): 91-97.
Zaffar, M., Gao, L.S. 2015. . Pore Size Distribution of Clayey Soils and Its
Correlation with Soil Organic Matter. Pedhospere (25) 240-249.
Zhou, W. H., K. V. Yuen dan F. Tan. 2014. Estimation Of Soil Water Characteristic
Curve And Relative Permeability For Granular Soils With Different Initial Dry
Densities. Engineering Geology. 179: 1-9.
Zulkarnain M., Prasetya B., Soemarno. 2013. Pengaruh Kompos, Pupuk Kandang,
dan Custom-Bio Terhadap Sifat Tanah, Pertumbuhan dan Hasil Tebu
(Saccharum Officinarum L.) Pada Entisol Di Kebun Ngrangkah-Pawon,
Kediri. Indonesian Green Technology Journal, 2 (1)
LAMPIRAN
LAMPIRAN PERHITUNGAN HUBUNGAN VOLUME DAN MASSA
TANAH
Tanah Latosol
Diketahui :
1. Berat ring sample (a) = 65,75 gram 1. Berat jenis (ρs)
2. Diameter dalam = 4,8 cm Ms
ρs= = 2,65
Vs
3. Tinggi ring sample = 5,12 cm
4. Berat ring dan tanah :
2. Berat volume (ρB)
- Sebelum dioven (b) = 219,9
Ms 102,03
gram ρB= = = 1,10
Vt 92,60
- Setelah dioven (c) = 167,78
g/cm3
gram
5. Ring sample dan cawan = 70,14
3. Total berat volume (ρt)
gram
Mt 154,15
6. Massa jenis tanah = 2,65 g/cm3 ρt= = = 1,66
Vt 92,60
7. Massa jenis air = 1 g/cm3 g/cm3
8. Ms = c-a = 167,78-65,75 = 102,03
gram 4. Volume jenis (Vb)
2 γ cos α
h=
ρ gr
2 γ cos α
r=
ρgh
2 x 22,32 x cos 0
r=
0,78937 x 10 x 38
44,64
r=
299,9606
r =0,148819
r =0,149
2 γ cos α
h=
ρ gr
h ρ gr
cos α=
2γ
36,5 x 0,9982 x 10 x 0,149
cos α=
2 x 72,75
54,287107
cos α=
145,5
cos α=0,3731072646048
α =68,093
2 γ cos α
h=
ρ gr
h ρ gr
cos α=
2γ
5,3 x 0,9982 x 10 x 0,217
cos α=
2 x 72,75
11,4802982
cos α=
145,5
cos α=0,0789023931271
α =85,475
2 γ cos α
h=
ρ gr
h ρ gr
cos α=
2γ
32,5 x 0,9982 x 10 x 0,223
cos α=
2 x 72,75
72,34454
cos α=
145,5
cos α=0,4972133676975
α =60,184
A. Latosol
1. Pengayaan kering dengan tanah : 400 gr
a. Agihan Ukuran Agregat dari pengayakan Kering (AUAK)
- Agregat yang tertinggal di atas rata ayakan 4,76 mm yang mempunyai
8.00+4,76
ukuran rata – rata =6,4 mm=83 g
2
- Agregat yang tertinggal di atas mata ayakan 2,83 mm yang mempunyai
4,76+2,83
ukuran rata – rata =3,8 mm=102 g
2
- Agregat yang tertinggal di atas mata ayakan 2,00 mm yang mempunyai
2,83+2,00
ukuran rata – rata =2,4 mm=44 g
2
- Agregat yang lolos mata ayakan 2,00 mm yang mempunyai ukuran rata –
2+ 0
rata =1,0 mm=167 g
2
Agihan agregat-agregat dalam persen berat adalah :
83
- Yang berukuran 6,4 mm = x 100 %=20,75 %
400
102
- Yang berukuran 3,8 mm = x 100 %=25,5 %
400
44
- Yang berukuran 2,4 mm x 100 %=11%
400
167
- Yang berukuran 1,0 mm x 100 %=41,75 %
400
b. Rata-rata berat diameter (RBD)
Untuk mencari RBD, menggunakan agregat-agregat yang mempunyai ukuran
rata-rata 6,4 mm, 3,8 mm, 2,4 mm yaitu :
Yang berukuran 6,4 mm = 83 gram
Yang berukuran 3,8 mm = 102 gram
Yang berukuran 2,4 mm = 44 gram
Jumlah = 229 gram
Perbandingan % berat :
83 102 44
x 100 % : x 100 % : x 100 % = 36,2% : 44,5% : 19,2%
229 229 229
RBD
36,2 x 6,4+ 44,5 x 3,8+19,2 x 2,4 231,68+169,10+ 46,08
=
100 100
446,86
¿ = 4,4686 g.mm
100
8.00+4,76
diameter =6,4 mm
2
- Agregat yang tertinggal diatas mata ayakan 2,83 mm mempunyai rata-rata
4,76+2,83
diameter =3,8 mm
2
- gregat yang tertinggal diatas mata ayakan 2,00 mm mempunyai rata-rata
2,83+2,00
diameter =2,4 mm
2
- Agregat yang tertinggal diatas mata ayakan 1,00 mm mempunyai ratarata
2,00+1,00
diameter =1,5 mm
2
- Agregat yang tertinggal diatas mata ayakan 0,50 mm mempunyai ratarata
1,00+0,50
diameter =0,75 mm
2
- Agregat yang tertinggal diatas mata ayakan 0,30 mm mempunyai rata-rata
0,50+0,30
diameter =0,40 mm
2
- Agregat yang lolos mata saringan 0,30 mm mempunyai rata-rata diameter
0,30+0
=0,15 mm
2
Berat masing-masing agregat :
Yang berukuran rata-rata 6,40 mm sebesar = 1,42 gram
Yang berukuran rata-rata 3,80 mm sebesar = 13,84 gram
Yang berukuran rata-rata 2,40 mm sebesar = 9,92 gram
Yang berukuran rata-rata 1,50 mm sebesar = 21,83 gram
Yang berukuran rata-rata 0,75 mm sebesar = 9,1 gram
Yang berukuran rata-rata 0,40 mm sebesar = 8,52 gram
Jumlah = 64,63 gram
Yang berukuran rata-rata 0,15 mm = 100 g – 64,63 g = 35,37 g, maka AUAB
hasil pengayakan basah dalam % yaitu 1,42%, 13,84%, 9,92%, 21,83%, 9,1%,
8,52%, dan 35,37%
b. RBD basah
1,42 x 6,4+13,84 x 3,8+ 9,92 x 2,4+21,83 x 1,5+ 9,1 x 0,75+8,52 x 0,40+35,37 x 015
=
100
9,088+52,592+23,808+32,745+6,825+3,408+ 9,694
=¿
100
138,16
=1,3816 g . mm
100
c. Kemantapan agregat (Aggregate Stability)
1
Kemantapan agregat= x 100 %
RBD kering−R BD basah
1
¿ x 100 %
4,4686−1,3816
1
= x 100 %
3,087
= 0,3239 x 100 %
= 32,39%
1. Tanah Latosol
a. Tanah terusik
- A = πr2 = 3,14 x 1,78 x 1,78 = 3,14 x 3,1684 = 9,948776
Q1+Q 2 24+23 47
- Q= = = = 23,5
2 2 2
∆H QL
- Q = Ks. A. , Ks =
L Ax∆H
23,5 x 6
- Ks = = 2,3620 = 2,36 cm3/jam
9,948776 x 6
2. Tanah Vertisol
a. Tanah terusik
- A = πr2 = 3,14 x 1,78 x 1,78 = 3,14 x 3,1684 = 9,948776
Q1+Q 2 22,5+21,5 44
- Q= = = = 22
2 2 2
∆H QL
- Q = Ks. A. , Ks =
L Ax∆H
22 x 6 22 x 6
- Ks = = = 2,2113 = 2,21 cm3/jam
9,948776 x 6 9,948776 x 6
3. Tanah Mediteran
a. Tanah terusik
- A = πr2 = 3,14 x 1,755 x 1,755 = 3,14 x 3,080025 = 9,6712785
Q1+Q 2 12+15,5 27,5
- Q= = = = 13,75
2 2 2
∆H QL
- Q = Ks. A. , Ks =
L Ax∆H
13,75 x 6
- Ks = = 1,4271=1,43 cm3/jam
9,6712785 x 6
1. Tanah Latosol
Suhu kalibrasi dan hidrometer 68ºF
BTKM : 50 gr
BTKA : 71,64 gr
Jadi,
2. Tanah Vertisol
Suhu kalibrasi dan hidrometer 68ºF
BTKM : 50 gr
BTKA : 71,64 gr
Jadi,
3. Tanah Mediteran
Suhu kalibrasi dan hidrometer 68ºF
BTKM : 50 gr
BTKA : 71,64 gr
Jadi,
3. Tanah Mediteran
a. Metode Gantung
b−c 9,56−9,48 0,08
KL = x 100 %= x 100 % = x 100 % = 21,05%
c−a 9,48−9,10 0,38
b. BBW
b−c 41,5−38,42 3,08
KL = x 100 %= x 100 % = x 100 % = 10,48%
c−a 38,42−9,04 29,38