Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Disusun Oleh :
Nama : Reinhard Felix Gunawan
NIM : 22913
Kelas : SPKS G
Kelompok :2
Acara : 1a dan 1b
Co.Ass : Oscar Gemilang

FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2022
A. ACARA I A : Kadar Lengas Contoh Tanah Kering Angin
B. TANGGAL : 03 Maret 2022
C. TUJUAN : Menentukan kadar lengas contoh tanah secara gravimetri.
D. METODE : Gravimetri
E. ALAT DAN BAHAN
1. Alat : Botol timbangan, timbangan analitis, oven, eksikator, gelas arloji.
2. Bahan : Contoh tanah (latosol, dll) kering angin 0,5 mm dan 2 mm,
Gumpalan
F. CARA KERJA
1. Timbang botol kosong bertutup (a gram).
2. Masukkan contoh tanah diameter 0,5mm ke dalam botol timbang sekitar
+½ - ¾ tinggi botol timbang,
3. Timbang kembali botol timbang berisi tanah dengan tutupnya (b gram).
4. Masukkan botol timbang berisi tanah ke dalam oven dengan tutup terbuka,
tutup dan botol timbang diberi label yang sama agar tidak tertukar dengan
yang lain.
5. Oven contoh tanah tersebut dengan suhu 105 – 110 oC selama minimal 24
jam atau sampai berat tanah dalam botol timbang konstan.
6. Keluarkan botol timbang dari oven, tutup rapat-rapat dan dimasukkan
dalam eksisator untuk didinginkan (+15 menit).
7. Timbang botol timbang + tanah beserta tutupnya setelah dingin (c gram).
8. Diulangi langkah 1-7 untuk contoh tanah diameter 2 mm dan gumpalan.
G. HASIL PENGAMATAN
1. Data Pengamatan
Data Acara 1a
Botol
Botol isi tanah Setelah dioven
Diameter tanah kosong
(b) gram (c) gram
(a) gam

Vertisol 0,5 mm 52,91 65,80 gr 58,81

Vertisol 2 mm 32,29 38,30 37,29

Vertisol Gumpalan 52,91 58,88 57,44

b−c
2. Rumus : Kadar Lengas = x 100%
c−a
3. Perhitungan :
65,80−58,81
KL 0,5 mm A = x 100%
58,81−52,91
= 118,4 %
38.30−37,29
KL 2 mm A = x 100%
37,29−32,29
= 20,2%
58.88−57,44
KL Gumpal A = x 100%
57,44−52,91
= 31,7%
A. ACARA IB : Kadar Lengas Maksimum
B. TANGGAL : 03 Maret 2022
C. TUJUAN : Untuk mengetahui kadar lengas maksimum tanah
D. METODE : Gravimetri
E. ALAT DAN BAHAN
1. Alat :
 Piring tembaga kecil yang berlubang
 Spatel
 Kuas saring
 Gelas arloji
 Timbangan alalitis
 Oven
 Eksikator
 Petridish
 Mortir porselin
 Cawan porselin
 Sprayer
2. Bahan : Contoh Tanah kering udara berdiameter 2 mm, Kertas saring
F. CARA KERJA
1. Ambil contoh tanah kering udara berdimeter 2 mm secukupnya, kemudian
tumbuk secara memutar dengan mortar porselin. Saring tanah tersebut
dengan saringan 0,5 mm. Sisa tanah ditumbuk lagi sampai tidak ada
agregat tanah yang tertinggal, apabila masih ada agregat tanah yang telah
disaring secara merata.
2. Ambil piring tembaga berlubang dan alasi dengan kertas saring. Basahi
kertas saring dalam piring tembaga sampai jenuh (dengan botol semprot)
dan timbang dengan dialasi gelas arloji (missal a gram)
3. Tuangkan contoh tanah dalam piring tembaga sampai 1/3 tinggi tembaga.
Piring tembaga di ketuk-ketuk, tambahkan contoh tanah lagi sampai 2/3
tinggi piring tembaga, dikctuk-ketukan lagi hingga rata. Tambahkan lagi
contoh tanah ke dalam piring tembaga hingga penuh, ketuk-ketuk lagi,
hingga permukaannya rata. Ratakan permukaan tanah dengan spatel tanpa
ditekan.
4. Rendam dalam petridish yang diisi air setinggi 1/2 tinggi piring tembaga
selama 12 — 16 jam (semalam)
5. Setelah perendaman, ratakan permukaan tanah yang mengem-bang dengan
spatcl tanpa ditekan, kemudian timbang piring tembaga tanah jenuh air ini
dengan diberi alas gelas arloji (misal b gram).
6. Masukkan ke dalam oven tanah jenuh air dalam piring tembaga selama
minimal 24 jam pada suhu 105° - 110° C. Setelah kering mutlak tercapai,
keluarkan piring tembaga dari oven dan maşukan ke dalam eksikator
hingga dingin.
7. Setelah dingin timbang piring tembaga + tanah kering dengan gelas arloji
yang sama (misal c gram).
8. Tanah dibuang, piring tembaga dan kertas saring yang menjadi alasnya
dibersihkan dengan kuas dan kemudian dilinıbang dengan gelas arloji yang
sama (misal d gram).
G. HASIL PENGAMATAN
1. Data Pengamatan
 Berat piring tembaga + kertas saring (a) = 51,04 gram
 Berat tanah jrnuh (b) = 75,89 gram
 Berat setelah di oven (c) = 59,60 gram
 Berat piring tembaga + kertas saring kering (d) =47,21 gram

2. Rumus
(b−a)−(c−d)
Kadar Lengas Maksimum = x 100%
c−d

3. Perhitungan
(75,89−51,04)−(59,60−47,21)
K. L. M. Tanah Vertisol = x 100 %
59,60−47,21
= 100,5 %
H. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini diamati kadar lengas suatu jenis tanah. Kadar
lengas itu sendiri adalah kandungan uap air yang terdapat pada pori tanah.
Dalam praktek keseharian antara pengertian lengas tanah adalah air dalam
bentuk campuran antara gas dan cair. Faktor-faktor kandungan lengas dalam
tanah dipengaruhi oleh analisis iklim, kandungan bahan organik, dan bahan
penutup tanah (organik maupun anorganik).
Kadar lengas tanah merupakan kandungan air (moisture)
yang terdapat dalam tanah. yang terikat oleh berbagai gaya ikat matriks
osmosis dan kapiler. Kadar masing-masing jenis berbeda beda tergantung dari
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dalam bidang keteknikan pertanian
mempelajari kadar lengas tanah menjadi suatu hal yang penting karena
berhubungan dengan pertumbuhan tanaman sebab air yang digunakan
tumbuhan untuk menjalankan berbagai proses biologi. Lengas tanah sangat
berperan penting dalam menjaga kelembapan tanah karena lengas tanah
mengisi pori-pori tanah pada suhu kamar menjadi dua pertiga bagian dan
menjadi satu pertiga bagian jika suhu meningkat
Kadar lengas tanah sering disebut sebagai kandungan uap air yang ter
dapat dalam pori tanah. Satuan untuk menyatakan kadar lengas dapat berupa
persen berat/persen volume. Kadar lengas tanah menentukan beberapa banyak
air yang dapat diserap oleh tumbuhan (Hardjowigeno,1993). AAK(1993)
memberi batasan yang menyatakan kandungan air dalam tanah.

Kadar lengas maksimum tanah menyatakan banyaknya lengas yang


mampu diikat dalam jumlah yang maksimal sehingga seluruh pori tanah baik
mikro maupun makro terisi air dan tanah dikatakan dalam keadaan jenuh.
Dari hasil pengamatan dan praktikum diperoleh kadar lengas maksimal
sebesar 44, 24 %. Tanah regosol merupakan tanah yang terdiri atas pecahan –
pecahan batuan maupun kuarsa yang merupakan mineral paling banyak dalam
fraksi ini. Karena teksturnya pasiran, tanah ini mempunyai permeabilitas dan
infiltrasi yang cepat tetapi memiliki daya menahan air yang rendah sehingga
kapasitas air yang dapat diikat tanah tersebut sangat rendah.
A. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum Dasar Ilmu Tanah pada Acara 1A dan 1B
yang berjudul “Kadar lengas maksimum” dapat ditarik beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
1. Kadar lengas tanah merupakan kandungan air (moisture)
yang terdapat dalam tanah
2. Kadar lengas tanah adalah air terdapat dalam tanah yang terkait oleh
berbagai kakas, yaitu kakas ikat matrik,osmosis dan kapiler.
3. Kadar lengas tanah adalah kandungan uap air yang terdapat dalam pori-
pori makro.
4. Faktor yang mempengaruhi kadar lengas tanah yaitu iklim, kandungan
bahan organik, fraksi lempung tanah, topografi, dan adanya bahan
penutup tanah (organik maupun anorganik).
DAFTAR PUSTAKA
Arivani Potter (2011)  KADAR LENGAS TANAH.
https://arivanipotter.wordpress.com/2011/05/11/acara-1-kadar-lengas-
tanah/. Diakses pada tanggal 02 maret 2022, pukul 13:00.
Erna Safitri (2015). Penetapan kadar lengas tanah.
https://www.academia.edu/23387140/LAPORAN_PRAKTIKUM_DA
SAR_DASAR_ILMU_TANAH_PENETAPAN_KADAR_LENGAS_
TANAH. Diakses pada tanggal 02 maret 2022, pukul 09:25 wib.

Muhammad Syamsudin (2012) kadar lengas maksium.


https://7shirahato.blogspot.com/2013/12/laporan-ilmu-tanah.html.
Diakses pada tanggal 02 maret 2022, pukul 11:00 wib.

Anda mungkin juga menyukai