Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU TANAH HUTAN

ACARA V

TEKSTUR TANAH

Oleh :

Nama : Tetra Adi Pamungkas

NIM : 18/427270/KT/08782

Co-Ass : Rani Nirwana

Shift : Rabu, 15.30 WIB

LABORATORIUM FISIOLOGI DAN TANAH HUTAN

DEPARTEMEN SILVIKUKTUR

FAKULTAS KEHUTANAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2018
ACARA V

TEKSTUR TANAH

I. TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Agar mahasiswa dapat membandingkan masing-masing metode penentuan kelas
tekstur tanah.
2. Agar mahasiswa dapat menjelaskan keuntungan dan kerugian masing- masing
metode.
3. Agar mahasiswa dapat membandingkan kelas tekstur 4 contoh tanah.
4. Agar mahasiswa dapat menjelaskan faktor- faktor penyebab perbedaan kadar
fraksi tanah dan kelas tekstur tanah.
5. Agar mahasiswa dapat menjelaskan pengaruh kelas tekstur tanah terhadap sifat-
sifat tanah yang lain.

II. DASAR TEORI


Untuk mendapatkan gambaran yang lebih obyektif mengenai tekstur tanah, para
ahli tanah menggolongkan partikel atas beberapa golongan besarnya yang disebut
fraksi tanah. Ada dua sistem klasifikasi tanah yang terkenal yaitu : sistem yang
dikemukakan oleh ATTERBERG atau dikenal dengan nama sistem Internasional
(International Society of Soil Science) dan system USDA (United States Department
of Agriculture) (Hakim, 2006).
Penggolongan terpenting adalah :
 Fraksi pasir (sand) : diameter antara 2 mm-0,05 mm.
 Fraksi debu (silt) : diameter antara 0,05 mm-0,002 mm.
 Fraksi lempung atau liat (clay) : diameter < 0,002 mm.
 Dan butir-butir tanah atau batuan yang berdiameter di atas 2 mm disebut
gravel tidak termasuk fraksi tanah (Hardjowigeno, 2010).
Zarrah lempung atau debu mempunyai ciri berukuran halus, atau disebut
mempunyai luang permukaan. Sejumlah berat tertentu lempung kolodian memiliki
luas permukaan 10.000 kali lebih besar daripada pasir pada berat yang sama. Jerapan
(adsorpsi) air, hara, gas serta gaya tarik-menarik sesama zarrah ialah gejala atau
fenomena permukaan, maka permukaan jenis lempung yang sangat tinggi itu
mempunyai arti penting (Darmawijaya, 2010).

Tanah terdiri dari butir-butir yang berbeda dalam ukuran dan bentuk, sehingga
diperlukan istilah-istilah khusus yang memberikan ide tentang sifat teksturnya dan
akan memberikan petunjuk tentang sifat fisiknya. Untuk ini digunakan nama kelas
seperti pasir, debu, liat dan lempung. Nama kelas dan klasifikasinya ini, merupakan
hasil riset bertahun-tahun dan lambat laun digunakan sebagai patokan. Tiga golongan
pokok tanah yang kini umum dikenal adalah pasir, liat dan lempung (Nugroho, 2006).

Tekstur tanah adalah perbandingan relatif (%) fraksi-fraksi pasir, debu, dan liat
(lempung). Tekstur tanah penting kita ketahui, oleh karena komposisi ketiga fraksi
butir-butir tanah tersebut akan menentukan sifat-sifat fisika, fisika-kimia dan kimia
tanah. Sebagai contoh besarnya lapangan pertukaran dari ion-ion di dalam tanah amat
ditentukan oleh tekstur tanah. Jika beberapa contoh tanah ditetapkan dan dianalisis,
maka hasilnya selalu memperlihatkan bahwa tanah itu mengandung partikel-pertikel
yang beraneka ragam ukurannya, ada yang berukuran koloid, sangat halus, kasar dan
sangat kasar (Munir, 2006).

Tekstur adalah kehalusan atau kekasaran bahan tanah pada perabaan berkenaan
dengan perbandingan berat antar fraksi tanah. Dalam fraksi agihan besar zarah, bahan
tanah halus dipisah menjadi tiga fraksi utama yaitu pasir, debu, dan lempung. Pasir,
debu, dan lempung adalah partikel-partikel tanah yang dapat digolongkan berdasarkan
ukuran, bentuk, kerapatan, dan komposisi kimia (Hanafiah, 2005).

Tanah-tanah yang bertekstur pasir, karena butiran-butirannya berukuran lebih


besar, maka setiap satuan berat (misalnya setiap gram) mempunyai luas permukaan
yang lebih kecil sehingga sulit menyerap (menahan) air dan unsur hara. Tanah-tanah
bertekstur liat, karena lebih halus maka setiap satuan berat mempunyai luas
permukaan yang lebih besar sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan
unsur hara tinggi. Tanah bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia daripada
tanah bertekstur kasar (Poerwowidodo, 2001).

III. ALAT DAN BAHAN


Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1. Tabel tekstur dan segitiga kelas tekstur USDA.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1. Contoh tanah Regosol, Mediteran, Grumusol, dan Rendzina.
2. Aquades

IV. CARA KERJA


1. Penetapan agak detail kelas tekstur dengan metode perabaan dan gejala
konsistensi.
a. Sebongkah contoh tanah kering diambil, diraba, dan dirasakan sambil
diusap- usapkan di antara ibu jari dan jari telunjuk.
b. Langkah a diulangi dengan tanah pada kondisi lembab dan basah (dapat
dengan diberi air secukupnya). Fraksi dan gejala-gejalanya dicatat.

Macam Fraksi Gejala


-Pasir -Di jari terasa keras, tajam dan kasar.
-Debu -Pada waktu kering terasa seperti talk/bedak.
-Lempung -Waktu kering menepung.
-Waktu basah melekat di jari dan liat.

c. Penetapan kelas tekstur agak detail berdasarkan gejala konsistensi dan rasa
perabaan adalah sebagai berikut:
Kelas tekstur Penciri
tanah
Pasir Galir dan berwujud butir tunggal yang segera
dapat dikenali atau dipisahkan. Perepihan massa
tanah dalam keadaan kering menyebabkan
pisahan pasir ini mudah runtuh dan jika direpih
dalam keadaan lembab merangsang terbentuknya
paduan lemah yang bila dikenai sentuhan ringan
akan tercerai berai.
Geluh pasiran Massa tanah banyak mengandung pisahan pasir
tetapi kandungan lempunganya masih cukup
untuk memberi sensasi kelekatan. Butir tunggul
pisahan pasir cepat dikenali dan dipisahkan
dengan cepat. Perepihan dalam keadaan lembab
akan merangsang terbentuknya paduan tanpa
menunjukkan keretakan kecuali jika dikenai
tekanan.
Geluh Massa tanah mengandung campuran pisahan
pasir, debu dan lempung dengan mutu yang
berbeda, memberi rasa agak kasar, cukup halus
dan agak plastis. Perepihan dlam keadaan kering
akan merangsang terbentuknya paduan cukup
mantap dan jika diuli tidak menyebabkan
kehancuran.
Geluh debuan Massa tanah mengandung pisahan pasir bermutu
halus dalam jumlah cukup dan sejumlah kecil
pisahan lempung berukuran medium. Jika kering
tampak menggumpal dan gumpalan ini mudah
remuk. Remukan terasa gembur dan lembut
seperti tepung. Jika basah akan segera melumpur
dan mengalir. Jika kering atau lembab dapat
membentuk paduan yang dapat diuli leluasa
tanpa menyebabkan remuk tetapi peremasan
dalam keadaan basah memungkinkan
pembentukan pita- pita tanah tidak terputus.
Geluh Massa tanah kering akan keras jika hancur
lempungan membentuk bongkah atau gumpal. Pengulian
dalam keadaan lembab menghasilkan pita tanah
mudah hancur dan dalam keadaan basah akn
plastis membentuk paduan mantap yang jika
ditekan cenderung membentuk padat.
Lempung Massa tanah kering membentuk bongkah atau
gumpal sangat keras. Pengulian dalam keadaan
lembab akan membentuk pita tanah lentur dan
panjang dan jika basah agak plastis dan lekat.

2. Penetapan detail kelas tekstur dengan metode gejala konsistensi dan rasa
peradaban.
a. Segenggam tanah diambil dan dikerjakan menurut bagan alir.
b. Setelah kelas tekstur masing- masing tersidik, perincian tanah selanjutnya
yang memerlukan angka kadar lempung menggunakan harga tengah kadar
lempung kelas tekstur bersangkutan menurut diagram segitiga tekstur
USDA (dengan cara ini tekstur terpilahkan menurut kedua belas tekstur
USDA).
Tekstur Kadar lempung
Lempung 70% dapat dipilahkan:
Lempung lumrah 50% dan
Lempung padat 80%
Lempung pasiran, lempung 45%
debuan
Geluh lempungan, Geluh 35%
lempung debuan
Geluh lempung pasiran 25%
Geluh 20%
Geluh debuan 15%
Geluh pasiran 10%
Pasir geluhan, pasir, debu 5%

Anda mungkin juga menyukai