Anda di halaman 1dari 7

CIRI KIMIAWI TANAH

A. Tujuan
1. Mampu mengetahui metode selidik cepat kualitatif terhadap 6 macam
tanah yang tersedia.
2. Mampu menguji tanah dengan metode selidik cepat kualitatif di
laboratorium.
3. Mampu membandingkan sifat-sifat utama tanah dari 6 contoh tanah.
4. Mampu memperkirakan proses-proses pedogenesa yang mungkin terjadi
dari sifat-sifat tanah yang diuji.

B. Dasar Teori
Tanaman memerlukan unsur hara essensial untuk pertumbuhannya. Unsur
hara essensial adalah unsur hara yang sangat diperlukan oleh tanaman dan sangat
penting keberadaannya agar tanaman dapat tumbuh dengan normal. Unsur hara
essensial dibagi menjadi 2, yaitu unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur hara
makro dibutuhkan dalam jumlah banyak oleh tanaman, antara lain karbon (C),
hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), fosfat (P), kalium (K), kalsium (Ca),
magnesium (Mg), dan sulfur (S). Unsur hara mikro lebih sedikit dibutuhkan oleh
tanaman, antara lain besi (Fe), mangan (Mn), seng (Zn), tembaga (Cu), boron (B),
molibden (Mo), kobalt (Co), dan klor (Cl).Tanaman menyerap unsur hara melalui
akar dan daun. Unsur C dan O diperoleh dari udara sebagai CO 2 melalui stomata daun
dalam proses fotosintesis. Unsur H diambil dari dalam tanah (H2O) oleh akar tanaman
dan sedikit air diserap melalui daun. Penelitian dengan radioaktif menunjukkan
bahwa hanya unsur H dari air yang digunakan tanaman, sedangkan oksigen dalam air
tersebut dibebaskan sebagai gas ( Donahue, Miller, Shickluna, 1997 ).
Menrut Donahue et al (1997) aliran massa merupakan mekanisme
penyaluran unsur hara yang paling utama untuk kebanyakan unsur hara seperti N
(98,8%), Ca (71,4%), S (95%), Mo (95,2). Untuk unsur-unsur hara P dan K
penyediaan unsur hara melalui intersepsi akar yang terpenting adalah unsur Ca yang
mencapai 28% sedang untuk unsur-unsur lainnya hanya berkisar dari 1,2 – 5,0 %.
Besarnya proses difusi unsur P dan K disebabkan karena kedua unsur tersebut
tersedia dari suatu bentuk mineral didalam tanah yang kelarutannya rendah.

C. Alat dan Bahan


1. Larutan H2O2 10 %
2. Larutan HCL 2N atau 10 %
3. Larutan K3Fe(CN)6 0,5 %
4. Larutan KCNS 10 %
5. Larutan a a dipiridil
6. Larutan NaOH 40 %
7. Larutan H2O2 3 %
8. Soil Munsell Colour Chart
9. Kertas HVS/kertas saring

D. Cara Kerja
a. Penentuan Bahan Organik
Sebongkah tanah diambil kira-kira 5 gram. Kemudian tanah tersebut dihaluskan
dan disaring. Tanah tersebut kemudian diratakan pada kertas saring dan ditetesi
dengan kamikala H2O2 10 %. Selanjutnya diamati pembuihan yang terjadi dan dicatat
perbandingan banyaknya buih antar sampel.

b. Penentuan Kapur (CaCO3)


Sebongkah tanah diambil kira-kira 5 gram. Kemudian tanah tersebut dihaluskan
dan disaring. Tanah tersebut kemudian diratakan pada kertas saring dan ditetesi
dengan kamikala HCL 2N atau 10 %. Selanjutnya diamati percikan dan suara desis
yang terjadi dan dicatat perbandingan banyaknya percik dan kerasnya desis antara
sapel contoh tanah satu dengan yang lain. Yang memercik banyak dan bersuara desis
keras diberi tanda ( + ) lebih banyak, dan yang tidak bereaksi diberi tanda ( - ).
c. Penentuan Ferro dan Ferri
Sebongkah tanah diambil kira-kira 5 gram. Kemudian tanah tersebut
dihaluskan dan disaring. Tanah tersebut kemudian diratakan pada kertas saring dan
ditetesi dengan kemikalia HCL 2N kemudian dengan K3Fe(CN)6 0,5 % untuk menguji
Ferro ( Fe2+ ) dan dengan KCNS 10 % untuk pengujian Ferri ( Fe3+ ).
Kemudian diamati, warna pengujian ferro adalah biru, dan warna pngujian
ferri adalah merah.

d. Pengamatan Gleisasi
Sebongkah tanah diambil kira-kira 5 gram. Kemudian tanah tersebut
dihaluskan dan disaring. Tanah tersebut kemudian diratakan pada kertas saring dan
ditetesi dengan kemikalia HCL 2N atau 10 % kemudian dengan alfa-alfa dipiridil.
Lalu diamati waran merah yang terjadi di sebalik kertas yang berisi tanah teruji.
Kemudian dicatat perbandingan intensitas warna merah antara sampel contoh
tanah yang satu dengan yang lain. Yang kuat diberi tanda ( + ), dan yang tidak
bereaksi diberi tanda ( - ).

e. Pengamatan Si
Sebongkah tanah diambil kira-kira 5 gram. Kemudian tanah tersebut
dihaluskan dan disaring. Tanah tersebut kemudian diratakan pada kertas saring dan
ditetesi dengan kemikalia NaOH 40 %. Kemudian diamati percikan yang terjadi dan
dicatat perbandingan banyaknya percik antara sampel contoh tanah yang satu dengan
yang lain. . Yang kuat diberi tanda ( + ), dan yang tidak bereaksi diberi tanda ( - ).

f. Pengamatan Mn
Sebongkah tanah diambil kira-kira 5 gram. Kemudian tanah tersebut dihaluskan
dan disaring. Tanah tersebut kemudian diratakan pada kertas saring dan ditetesi
dengan kemikalia H2O2 3 %. Kemudian diamati percikan yang terjadi dan dicatat
perbandingan banyaknya percik antara sampel contoh tanah yang satu dengan yang
lain. . Yang kuat diberi tanda ( + ), dan yang tidak bereaksi diberi tanda ( - ).
g. Penentuan Warna Tanah
Sebongkah tanah lembab diambil dan dibandingkan dengan warna tanah pada Soil
Munsell Chart. Dicatat sebutan dan nilai warna kuantitasnya. Apabila ada bercak
tanah maka dicari warna matrik dahulu baru warna bercaknya.

E. Hasil Pengamatan
Jenis Penentuan BO Penentuan Kapur Penentuan Ferro/Ferri
Tanah
Buih Desis Percikan Desis Ferro Ferri
Regosol --- - ++ -- R3 O3
Grumusol +++ - +++ + O3
Rendzina --- - ++ + R1 O3
Latosol +++ - --- ++ R1 O1
Mediteran ++ - ++ -- O2 O1

Jenis Gleisasi Penentuan Si Penentuan Mn Penentuan warna tanah


tanah Percikan Desis
Regosol -- -- - Very dark gray 2,5 Y 3/6
Grumusol - + - Very dark grayish brown 2,5 Y 3/2
Rendzina + - ++ Dark brown 7,5 YR 3/2
Latosol + + ++ Very dusky red 5 YR 2,5/2
Mediteran ++ - + ++ Dark redish brown 5 YR 3/R

F. Pembahasan
Pada praktikum kali ini tentang ciri kimiawi tanah dilakukan dengan cara
atau metode selidik cepat kualitatif pada kelima jenis tanah yang kami ujikan. Metode
selidik cepat kualitif digunakan untuk menentukan :
1. Kadar bahan organik pada setiap jenis tanah yang diujikan
2. Kadar kapur (CaCO3) dalam setiap jenis tanah yang diujikan.
3. Kadar Ferro dan Ferri dalam setiap jenis tanah yang diujikan.
4. Gleisasi pada setiap jenis tanah yang diujikan.
5. Kadar Si dalam setiap jenis tanah yang diujikan.
6. Kadar Mn dalam setiap jenis tanah yang diujikan.
7. Warna tanah dan nilainya pada setiap jenis tanah yang diujikan.
Dari yang telah kita lakukan pada percobaan diatas, kita dapat mengetahui
keuntungan dan kerugian dari metode selidik cepat dan kualitaif ini. Menurut kami
keuntungan dari metode selidik cepat kualitatif adalah tentu saja dari cepatnya kami
atau praktikan mendapatkan data yang cukup pada saat praktikum di laboratorium.
Kerugian dari metode selidik cepat kualitatif ini, praktikan tidak mengetahui bahwa
jenis tanah ini pada lapisan mana, karena tanah itu mempunyai ciri-ciri yang berbeda
pada tiap horison yang berbeda.
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat kita bandingkan apa yang
praktikan dapat setelah percobaan dengan sifat atau ciri dari tanah tersebut :
1. Regosol
Pada tanah ini bahan organik yang ditemukan sangat sedikit dan hampir
tidak ada. Kandungan kapur yang ada pada tanah ini cukup tinggi. Pada hasil uji
Ferro menunjukkan bahwa tanah ini mempunyai suasana anoksik mutlak. Begitu juga
pada uji Ferri, tanah ini mempunyai suasana oksik mutlak. Seteleh dilakukan uji
gleisasi hasilnya menunjukkan bahwa tidak ditemukan adanya perubahan warna,
sehingga pada tanah ini tidak terjadi reduksi besi karena keadaan anaerob (tergenang
air). Baik kadar Mn maupun Si tidak ditemukan di tanah ini. Pada pengamatan
gleisasi menunjukkan adanya reduksi besi.
2. Grumusol
Tanah ini mempunyai kandungan liat tinggi ( lebih dari 30% ) di seluruh
horisonnya, dan mempunyai sifat mengembang dan mengkerut. Kalau kering tanah
mengkerut sehingga pecah-pecah dan keras, kalau basah mengembang dan lengket.
Tanah ini mempunyai kadar BO cukup tinggi namun karena sifatnya yang
mengembang dan mengkerut BO-nya terjadi pembalikan, jadi tanah ini agak susah
untuk diolah. Selain BO, ia juga mempunyai kadar kapur tidak terlalu banyak serta Si,
Mn dan Ferro yang suasana anoksik kuat serta Ferri dengan suasana oksik mutlak.

3. Rendzina
Tanah ini tidak mempunyai bahan organik yang tinggi. Kandungan kapur
pada tanah ini cukup tinggi. Setelah dilakukan uji Ferro, menunjukkan bahwa pada
tanah ini terjadi proses reduksi atau mempunyai suasana anoksik sedang. Hal ini
ditunjukkan oleh timbulnya warna merah nyata disertai biru. Sedangkan pada uji Ferri
menunjukkan bahwa tanah ini mempunyai suasana oksidatif (oksik) mutlak. Pada
tanah ini hanya terdapat kadar Mn.
4. Latosol
Tanah ini mineralnya mudah lapuk tinggal sedikit. Kandungan liat tinggi
tetapi tidak aktif sehingga kapasitas tukar kation rendah. Mangandung banyak oksida
Fe atau oksida Al. Tanah ini mempunyai kadar Ferro dengan suasana anoksik sedang
dan begitu pula dengan Ferri dengan suasana oksik sedang. Selain itu, tanah latosol
mempumyai kadar BO yang cukup serta kadar Mn yang sama dan tidak sedikit
kandungan kapur dan Si.
5. Mediteran
Ciri dari tanah ini dimana terdapat penimbunan liat di horison bawah atau
argilik atau mempumyai tingkat kejenuhan basa yang tinggi yaitu lebih dari 35%
bahkan ada yang sampai lebih dari 50%. Praktikan mendapatkan data hasil
pengamatan bahwa tanah ini mempunyai kadar BO yang tinggi, kadar kapur yang
tinggi karena bahan induk mediteran itu kapur serta kadar Mn tinggi pula juga ferro
dengan suasana oksik kuat dan Ferri dengan suasana oksik sedang.
Setelah mengetahui ciri dan sifat dari kelima tanah yang telah
dipercobakan, dapat kita ketahui apa pengaruh masing-masing ciri atau sifat tanah
tersebut bagi pertumbuhan tanaman. Pada jenis tanah grumusol, latosol dan
mediteran dapat diolah atau dimanfaatkan untuk pertumbuhan tanaman. Namun pada
tanah grumusol, walaupun mempunyai kandungan bahan organik yang cukup tinggi,
tanah ini sulit diolah karena sangat terpengaruh oleh drainase. Tanah ini bila terlalu
basah dapat mengembang serta menjadi sangat liat dan bila kering akan mengkerut
serta pecah-pecah. Pada tanah yang lain, pada percobaan kadang sulit ditentukan
cirinya karena untuk pengamatan tentang timbulnya buih, desis, percikan dan warna
hasil oksidasi maupun reduksi, masing-masing praktikan mempunyai pandangan
sendiri-sendiri (relatif) yang menyulitkan dalam mengambil keputusan mengenai
hasil pengamatan. Dan tanahnya sendiri masing-masing memiliki ciri yang mirip.
Namun setelah menganalisis dari berbagai sumber, ketepatan uji tanah secara
kualitatif ini diperkirakan sekitar 50-60%.

G. Kesimpulan

1. Ketepatan uji tanah secara kualitatif masih jauh dari akurat karena
kekurangtelitian dari praktikan, diperkirakan sekitar 57-70%.
2. Keuntungan metode selidik cepat kualitatif adalah waktu mendapatkan
data relatif cepat.
3. Kerugian metode selidik cepat kualitatif adalah kekurangakuratan data yan
didapat terhadap horison tanah mana yang kita gunakan.

H. Daftar Pustaka

Hardjowigeno, Dr. Ir.Sarwono.1987.Ilmu Tanah. Bogor :


Mediatamasaranaperkasa.

Bale, Anwar. Ilmu Tanah I. (t. th.). Fakultas Kehutanan UGM Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai