Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM

EKOLOGI HUTAN
ACARA I
PENENTUAN LUAS KUADRAT TUNGGAL MINIMUM DENGAN
SPECIES AREA CURVE

Disusun oleh :
Nama : Ravisha Fitriani
NIM :18/424095/KT/08670
Shift : Senin, pukul 15.30 WIB
Co Ass : Annisa Ghinda

LABORATORIUM EKOLOGI HUTAN


DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2018
ACARA I

PENENTUAN LUAS KUADRAT TUNGGAL MINIMUM DENGAN


SPECIES AREA CURVE

I. TUJUAN

Tujuan dari praktikum ini adalah:


1. Membuat SAC suatu komunitas pohon hutan dan menentukan luas kuadrat tunggal
minimum

II. TINJAUAN PUSTAKA

Salah satu faktor yang berpengaruh dalam kompetisi pertumbuhan tanaman


yaitu intensitas cahaya matahari. Peningkatan intensitas cahaya meningkatkan proses
fotosintesis pada tanaman, karena cahaya matahari merupakan sumber energi bagi
fotosintesis. Apabila dihubungkan dengan pertumbuhan diameter dan tinggi, terdapat
kecenderungan bahwa untuk tingkat pohon dan tiang, pada kondisi tanpa naungan
memiliki tinggi dan diameter yang lebih dibandingkan dengan tingkat naungan
sedang atau ringan. Namun, kondisi demikian tidak dijumpai pada tingkat sapihan
dan semai. (Widiastuti et al., 2004 dalam Zulkarnain dkk, 2015).
Struktur dan komposisi vegetasi dikatakan berbeda pada suatu kawasan hutan
karena pengaruh oleh perubahan vegetasi yang terjadi secara terus-menerus akibat
adanya jenis-jenis yang slebih spesifik yang hilang atau mati serta adanya jenis baru
yang muncul, sehingga populasi yang lama akan digantikan dengan populasi yang
baru (Andewi et al., 2015).
Luas minimum atau kurva spesies area merupakan langkah awal yang
digunakan untuk menganalisis suatu vegetasi yang menggunakan petak contoh
(kuadrat). Luas minimum digunakan untuk memperoleh luasan petak contoh
(sampling area) yang dianggap representatif dengan suatu tipe vegetasi pada suatu
habitat tertentu yang sedang dipelajari. Luas petak contoh mempunyai hubungan erat
dengan keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut. Makin tinggi
keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut, maka makin luas petak
contoh yang digunakan. Bentuk luas minimum dapat berbentuk bujursangkar, empat
persegi panjang dan dapat pula berbentuk lingkaran. Luas petak contoh minimum
yang mewakili vegetasi hasil luas minimum, akan dijadikan patokan dalam analisis
vegetasi dengan metode kuadrat. (Sugianto, 1994).
Salah satu metode untuk menentukan luas minimal suatu daerah yaitu dengan
Species Area Curve (SAC). Metode ini dapat digunakan untuk mengetahui minimal
jumlah petak contoh. Sejumlah sampel dikatakan representive bila di dalamnya
terdapat semua atau sebagian besar jenis tanaman pembentuk komunitas atau
vegetasi tersebut (Odum, 2001).
Metode kuadrat pada umumnya dilakukan jika hanya vegetasi tingkat pohon
saja yang menjadi bahan penelitian. Metode ini mudah dan lebih cepat digunakan
untuk mengetahuikomposisi, dominansi pohon dan menaksir volumenya.
Keragaman spesies dapat diambil untuk menanadai jumlah spesies dalam suatu
daerah tertentu atau sebagai jumlah spesiesdiantara jumlah total individu dari seluruh
spesies yang ada. Hubungan ini dapaat dinyatakan secara numerik sebagai indeks
keragaman atau indeks nilai penting. (Rahardjanto, 2001).
Perbedaan struktur dan komposisi vegetasi pada suatu kawasan hutan
disebabkan oleh perubahan vegetasi yang terjadi secara terus-menerus akibat adanya
jenis-jenis tertentu yang hilang atau mati serta adapula jenis-jenis baru yang muncul,
sehingga populasi yang lama akan digantikan dengan populasi yang baru (Bibiana
dkk., 2015 dalam Erwin dkk., 2017).

III. ALAT DAN BAHAN


 Alat yang digunakan adalah:
- Tali
- Roll meter
- Pita meter
- Kompas
- Kertas untuk mencatat data
- Alat tulis

 Bahan yang digunakan adalah:


- Tumbuhan species pohon berdiameter >= 10 cm (keliling >= 31, 4 cm)
- Kertas milimeter

IV. LANGKAH KERJA


Membuat petak ukur pada Membuat petak ukur
lokasi yang dipilih dan bersarang dengan ukuran Catat setiap jenis pohon
bidik dengan kompas untuk 5x5m, 5x10m, 10x10m, dengan diameter ≥10 cm
menentukan arah petak 10x20m, 20x20m, dan dalam setiap petak ukur
ukur 20x40m

Mengolah data menjadi Menentukan titik dan garis Menentukan luas tunggal
grafik m minimum

Adapun langkah kerjanya sebagai berikut:


1. Menentukan lokasi pengambilan data dan membuat petak ukur pada lokasi yang
dipilih dengan membidik kompas untuk menentukan arah petak ukur.
2. Membuat petak ukur bersarang dengan ukuran 5x5 m, 5x10 m, 10x10 m, 10x20
m, 20x20 m, dan 20x40 m.
3. Mencatat setiap jenis pohon dengan diameter ≥10 cm yang dijumpai dalam setiap
petak ukur.
4. Mengolah data yang diperoleh menjadi grafik dengan sumbu x menunjukkan luas
petak ukur dan sumbu y menunjukkan jumlah jenis.
5. Menentukan titik dan garis m, dengan x adalah 10% luas kuadrat maksimum dan
y adalah 10% jumlah spesies.
6. Menentukan luas tunggal minimum dengan membuat garis n yang sejajar garis m
dan menyinggung kurva SAC. Dari titik singgung ini dibuat garis proyeksi ke
sumbu x. Perpotongan garis proyeksi (n) dengan sumbu x menunjukkan luas
kuadrat minimum yang dicari.
DAFTAR PUSTAKA

Andewi., Bibiana Ating. 2015. Struktur dan Komposisi Vegetasi di Areal Petak
Ukur Permanen (PUP) PT. Kawedar Wood Industry Kabupaten Kapuas
Hulu. Jurnal Hutan Lestari. Vol 3 (I) : 150-159.
Erwin, Alif Bintoro, dan Rusita. 2017. Keragaman Vegetasi di Blok Pemanfaatan
Hutan Pendidikan Konservasi Terpadu (Hpkt) Tahura Wan Abdul Rachman,
Provinsi Lampung. Jurnal Sylva Lestari Vol 5 (3) : 8.
Odum, Eugene P. 2001. Dasar-dasar Ekologi. UGM University Press.
Yogyakarta.
Rahardjanto, A. 2001. Ekologi Tumbuhan. UMM Press. Malang.
Sugianto,A.1994. Ekologi Kuanttatif. Penerbit Usaha Nasional. Surabaya.
Zulkarnain, Iin., S.Kasim., & H. Hamid. 2015. Analisis Vegetasi dan Visualisasi
Struktur Vegetasi Hutan Kota Baruga, Kota Kendari. Jurnal Hutan Tropis.
Volume 3 No. 2 pp 99-109.

Anda mungkin juga menyukai