Anda di halaman 1dari 5

Laporan Penyapihan Semai Teknik Silvikultur

Raja Pangidoan Plaurint

11517036

Kelompok 2

1. Tujuan

1.1 Menentukan Rata –rata Tinggi, Diameter, dan Jumlah Daun pada bibit yang akan
disapih pada kondisi awal dan kondisi dua minggu selanjutnya

1.2 Menentukan nilai Varians, Keragaman, dan Standar deviasi pada bibit yang akan
disapih dengan parameter Tinggi, Diameter dan Jumlah daun pada kondisi awal dan
kondisi dua minggu selanjutnya

1.3 Menentukan Kondisi awal sapihan

2. Pembahasan

Sengon merupakan pohon yang termasuk anggota famili Fabaceae dan merupakan salah
satu jenis pohon yang pertumbuhannya sangat cepat. Pertumbuhannya selama 25 tahun dapat
mencapai tinggi 45 m dengan diameter batang mencapai 100 cm. Pada umur 6 tahun sengon
sudah dapat menghasilkan kayu bulat sebanyak 372 m3/ha. Pohon sengon berbatang lurus,
tidak berbanir, kulit berwarna kelabu keputih-putihan, licin, tidak mengelupas dan memiliki
batang bebas cabang mencapai 20 m (Atmosuseno 1998).
Umumnya pembibitan mahoni dilakukan dengan penyemaian benih pada media semai,
kemudian dilanjutkan dengan penyapihan semai ke media pertumbuhan pada umur 14 hari
sampai dengan 1 bulan (Sekarsari, 1985)
Benih sengon dipatahkan dormansinya dengan cara merendam benih dalam air panas
selama 5 menit, kemudian direndam dalam air dingin selama 24 jam. Benih yang sudah
dipatahkan dormansinya, kemudian ditanam dalam bak kecambah yang telah berisi media.
Jarak satu benih dengan yang lainnya kurang lebih 0,5 cm. Penyiraman dilakukan 3 kali sehari.
Dua minggu setelah tanam, bibit sengon siap disapih
Persiapan media tanam penyapihan, media tanam yang digunakan ialah tanah, pasir,
kompos, dan arang sekam. Media yang digunakan terdiri atas 3 komposisi yang berbeda yaitu
tanah, kompos, dan arang sekam dengan perbandingan 60:30:10. Komposisi ini sesuai dengan
kriteria media tanam yang baik yaitu ringan, kepadatan rendah, kemampuan menahan air yang
baik, dan mengandung nutrisi. Media yang telah disiapkan kemudian dimasukkan ke dalam
polybag ukuran 10 x 15cm lalu disiram hingga lembab.
Penyapihan dimulai dengan membuat lubang di tengah sedalam 2-3 cm tergantung
panjang akar semai sengon. Sengon yang disapih sebanyak 20 semai, lalu sengon diukur tinggi,
diameter batang, jumlah daun segar yang akan dilakukan pengukuran selama 3 minggu atau
diukur sekali seminggu. Untuk pengukuran pada minggu pertama, kedua dan ketiga dapat
dilihat pada Tabel A.

Pada kondisi awal atau minggu pertama diperoleh tinggi rata – rata dari bibit sengon
sebesar 4.5 cm, diameter rata – rata sebesar 0.465 mm dan rata – rata jumlah daun sebanyak
3.75 (dengan jumlah daun yang mendominasi adalah 4 daun pada setiap bibitnya). Dilakukan
juga pengukuran pada minggu kedua, semai kembali diukur tinggi, diameter dan jumlah daun
segarnya. Hasil pengukuran yang didapat yaitu nilai rata – rata tinggi 4.18 cm, rata – rata
diameter 0.465 mm dan rata – rata jumlah daun sebesar 3.85, namun semai yang disapih
berkurang dari 20 menjadi 10. Minggu ketiga dilakukan kembali pengukuran semai yang di
sapih dan didapat nilai pengukuran rata-rata tinggi sebesar 4.3 cm, rata – rata diameter 0.115
mm dan rata – rata jumlah daun sebesar 3.6, namun semai yang disapih berkurang lagi menjadi
5.
Pada minggu pertama penyapihan tinggi dari semai berbeda-beda, hal tersebut
dikarenakan adanya factor internal dan eksternal yang terjadi pada saat masih menjadi benih.
Faktor internal yang dimaksud yaitu hormon dan gen, sedangkan faktor eskternal yaitu
kandungan air dan unsur hara (Edris, 1998).
Pada minggu kedua penyapihan tinggi rata-rata semai, jumlah daun segar dan jumlah
semai menurun. Hal ini terjadi karena kurangnya jumlah air yang ada untuk pertumbuhan dan
perkembangan semai. Hal ini sesuai dengan literatur, menurut Marisa (1990) penghambatan
pertumbuhan pada tanaman terjadi karena kurangnya unsur hara dan air yang dibutuhkan oleh
tanaman sehingga tanaman menjadi kerdil, layu, bahkan mati.
Pada minggu ketiga penyapihan tinggi rata-rata semai , diameter batang, jumlah daun
segar, dan jumlah semai menurun. Hal ini terjadi karena intensitas penyiraman yang tidak
teratur dan jumlah air yang dibutuhkan semai semakin besar sehingga membuat pertumbuhan
dari semai menjadi terhambat. Kematian dari semai juga dapat dipengaruhi oleh suhu
lingkungan yang tinggi dan menyebabkan penguapan air pada media tanam semakin cepat.
Untuk mengetahui nilai rata-rata varians, standar deviasi, dan koefisien keragaman
menggunakan pendekatan statistika. Nilai rata-rata varians, standar deviasi, dan koefisien
keragaman dapat dilihat di tabel A. Menurut Walpole (2015) perhitungan varians dapat
dihitung dengan formula sebagai berikut

nilai varians dihitung dengan cara menjumlahkan seluruh angka pada parameter yang diukur
lalu membaginya dengan jumlah ulangan (individu).Lalu standar deviasi dihitung dengan
mengakarkan nilai varians yang sudah didapat, dan koefisien keragaman dihitung dengan cara
membagi nilai standar deviasi dengan rata – rata, , untuk menentukan kondisi awal pada
sapihan yaitu dengan cara melihat nilai koefisien keragaman, apabila nilai tersebut kurang dari
4 maka dinyatakan bahwa kondisi sapihan yaitu seragam, pada tanaman kelompok dua, didapat
nilai koefisien keragaman pada kondisi awal yaitu, untuk parameter tinggi diperoleh nilai
0.143, untuk parameter diameter diperoleh nilai 0.319 dan untuk parameter jumlah daun
diperoleh nilai 0.209, yang semuanya terdapat dibawah angka 4 sehingga kondisi sapihan awal
adalah seragam.
3. Kesimpulan
1. Pengukuran yang diperoleh oleh kelompok dua yaitu, tinggi rata-rata pada minggu kesatu
adalah 4.515 cm, minggu ke dua 4.18cm dan minggu ke tiga 4.3cm, untuk diameter rata-rata
, minggu satu = 0.823 mm, minggu kedua = 0.465 mm dan minggu ke tiga = 0.115 mm,
sedangkan untuk jumlah daun segar rata-rata, minggu satu = 3.75, minggu kedua = 3.85 dan
minggu ke tiga = 3.6.
2. Perhitungan yang diperoleh oleh kelompok dua yaitu, nilai varians tinggi pada minggu satu =
0.418, minggu dua = 1,54 dan minggu tiga = 0.325, untuk nilai varians diameter minggu satu
= 0.069, minggu dua = 0.05 dan minggu tiga = 0.000625, untuk niai varians jumlah daun segar
minggu pertama = 0.618, minggu kedua = 0.142 dan minggu ke tiga = 2.3, Nilai standar deviasi
tinggi di minggu satu = 0.646, minggu dua = 1.24 dan minggu tiga = 0.57, untuk nilai standar
deviasi diameter pada minggu satu = 0.263, minggu dua = 0.242 dan minggu tiga = 0.025,
untuk nilai standar deviasi jumlah daun segar pada minggu satu = 0.786, minggu dua = 0.377
dan minggu tiga = 1.51, Nilai koefisien keragaman pada tinggi di minggu pertama = 0.14
minggu dua = 0,29 dan minggu tiga = 0.13, nilai koefisien keragaman pada diameter di minggu
kesatu = 0.319 minggu kedua = 0.52 dan minggu ketiga = 0.217, nilai keragaman koefisien
keragaman pada jumlah daun di minggu kesatu = 0.209 minggu kedua = 0.09 dan minggu
ketiga = 0.421.
3. Kondisi awal bibit yang akan disapih yaitu dalam keadaan seragam.
4. Daftar Pustaka

Atmosuseno BS. 1998. Budidaya, Kegunaan, dan Prospek Sengon. Jakarta:


Edris, I. 1998. “Teknik persemaian”. Yayasan Pembinaan Fakultas Kehutanan. Universitas
Gajah Mada. Yogyakarta
Marisa, H. 1990. “Pengaruh Ekstrak Daun Pinus (Pinus merkusii Jungh. et de Vriese) terhadap
Perkecambahan dan Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Kedelai (Glycine max (L.)
Merr”. Tesis. Pasca Sarjana. Biologi ITB. Bandung.
Penerbar Swadaya.
Sekarsari, R. 1985. Pengamatan Pertumbuhan Tinggi Bibit Siap Tanam di Lokasi Pesemaian
Benakat. Balai Teknologi Reboisasi (BTR) Palembang.
Walpole. Ronald E. 2015. Pengantar Statistika Edisi Ketiga. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Lampiran
Tabel A. Data dan perhitungan penyapihan sengon selama tiga minggu
(Sumber : Kelompok 2)
Ulanga Tinggi (cm) Diameter (mm) Jumlah Daun
n TM 1 TM 2 TM 3 DM 1 DM 2 DM 3 JM 1 JM 2 JM3
1 5.5 0.9 1
2 4 4 4 0.95 0.1 0.14 4 3 4
3 4.5 0.9 4
4 5.1 0.7 3
5 5 0.8 4
6 4 4 3.5 0.96 0.43 0.075 4 4 5
7 5.5 5.6 0.6 0.56 4 4
8 3.5 0.97 4
9 5 0.45 5
10 4 4.3 4.5 0.7 0.83 0.12 3 4 1
11 5 5.3 5 0.4 0.08 0.13 4 4 4
12 4.5 1 1.4 4
13 5 0.6 3
14 4 4.4 4.5 0.6 0.6 0.11 4 4 4
15 4 4.6 0.85 0.6 4
16 3.5 1.4 4
17 4.2 4.6 1 0.44 4 4
18 4 0.6 4
19 5.5 4 0.83 0.55 4
20 4.5 0.85 4
Rata- 0.4655 3.8571
rata 4.515 4.18 4.3 0.823 56 0.115 3.75 43 3.6
0.4181 0.0692 0.0586 0.0006 0.6184 0.1428
Varians 84 1.544 0.325 01 53 25 21 57 2.3
0.6466 1.2425 0.5700 0.2630 0.2421 0.7863 0.3779 1.5165
Stdev 72 78 88 61 83 0.025 98 64 75
0.1432 0.2972 0.1325 0.3196 0.5202 0.2173 0.2097 0.0979 0.4212
CV 27 67 79 37 03 91 06 91 71

Anda mungkin juga menyukai