Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM

PERLINDUNGAN HUTAN
“Di Susun Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan
Mata Kuliah Perlindungan Hutan”

Oleh:

KELOMPOK 3

JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2018
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kerusakan Hutan


Kelompok : 3 (tiga)
Kelas : KHT B
Jurusan : Kehutanan
Fakultas : Kehutanan
Universitas : Tadulako

Palu, 23 Desember 2018

Menyetujui :

Dosen Penanggung Jawab Asisten Penanggung Jawab

Dr. Ir. Sri Ningsih Mallombasang, MP Reinaldi, S.Hut


NIP. 19630809 198803 2 001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena berkat
rahmat, kesehatan dan kesempatan yang diberikan kepada saya, sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kerusakan Hutan” tepat pada waktunya.
Ucapan terimakasih saya sampaikan kepada berbagai pihak yang telah
membantu saya dalam perangkuman makalah ini, yang kami tidak dapat sebutkan
namanya satu persatu semoga Allah membalas kebaikan anda dengan ganjaran
pahala yang setimpa.
Saya sadar akan kekurangan dari makalah ini, baik materi yang dipaparkan
maupun kosa kata yang digunakan, maklum saya juga masih menuntut ilmu dan
masih haus akan ilmu pengetahuan, oleh karena itu kritik dan saran dari berbagai
pihak yang bersifat membangun sangat dibutuhkan guna penyempurnaan
penyusunan makalah-makalah berikutnya. Akhir kata selamat membaca dan
semoga dapat menambah wawasan anda sekalian.

Palu, 25Desember 2018

Kelompok 3

iii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ....................................................................................... I

HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................II

KATA PENGANTAR .....................................................................................III

DAFTAR ISI ....................................................................................................IV

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ……………………………………………………….1

1.2 Tujuan dan Kegunaan ……………………………………………….2

II. TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………………….3

III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu danTempat …………………………………………………10

3.2 Bahan dan Alat ……………………………………………………..10

3.3 Langkah Kerja …………………………………………………… ..10

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil …………………………………………………………….......12

4.11 Penyakit .................................................................................12

4.1.2 Hama ....................................................................................13

4.2Pembahasan ………………………………………………………….13

4.2.1 Johar (Senna siamea).........................................................13

4.2.2 Lamtoro (Leucaena leucochepala)....................................14

V. KESIMPULAN DAN SARAN

iv
5.1Kesimpulan ………………………………………………………….17

5.2Saran …………………………………………………………………17

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hutan mempunyai kedudukan dan peranan yang sangat penting dalam

pembangunan bangsa dan negara. Karena hutan itu dapat memberikan manfaat

yang sebesar-besarnya bagi kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Hutan juga

merupakan kekayaan milik bangsa dan negara yang tidak ternilai, sehingga hak-

hak negara atas hutan dan hasilnya perlu dijaga dan dipertahankan, serta

dilindungi agar hutan dapat berfungsi dengan baik. Secara konstitusi di amanatkan

agar sumberdaya alam di pergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat

(Pasal 33 Ayat 3 UUD 1945). Untuk itu, hutan harus di kelola dan di pelihara

secara berkesinambungan bagi kesejahteraan masyarakat, baik untuk generasi

sekarang maupun yang akan datang (Haeruman, J.S.H. 1994).

Keberadaan hutan, dalam hal ini daya dukung hutan terhadap segala aspek

kehidupan manusia, satwa dan tumbuhan sangat ditentukan pada tinggi rendahnya

kesadaran manusia akan arti penting hutan di dalam pemanfaatan dan pengelolaan

hutan. Hutan menjadi media hubungan timbal balik antara manusia dan makhluk

hidup lainnya dengan faktor-faktor alam yang terdiri dari proses ekologi dan

merupakan suatu kesatuan siklus yang dapat mendukung kehidupan

(Reksohadiprojo, 2000).

Ilmu Perlindungan Hutan dapat dipelajari secara terpisah dari bagian

silvikultur lainnya, dengan demikian ilmu ini akan tetap terasa pentingnya dan

tidak pernah akan dilupakan. Sasaran umum daripada perlindungan hutan adalah

1
menanamkan kesadaran kepada setiap petugas kehutanan akan pentingnya

hubungan ilmu perlindungan hutan dengan cabang lain dari ilmu silviculture pada

khususnya serta cabang-cabang ilmu kehutanan pada umumnya yang dalam

hubungan ini kita kenal baik sebagai “forest management” (Suratmo, F.

Gunarwan. 1976).

1.2 Tujuan dan Kegunaan

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui jenis hama dan

penyakit pada tumbuhan serta dampak kerusakan yang di timbulkan oleh hama

dan penyakit tersebut.

Adapun kegunaannya agar mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis

serangan hama dan penyakit pada tumbuhan dan dapat digunakan sebagai

informasi kepada mahasiswa khususnya di Fakultas Kehutanan Universitas

Tadulako.

2
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penyakit

Penyakit tanaman dapat diartikan gangguan terhadap tanaman yang di

sebabkan oleh patogen dan non patogen yang menyebabkan terganggunya proses

pertumbuhan pada bagian-bagian tertentu dari tanaman yang tidak dapat berjalan

sesuai fungsinya dengan normal dan dengan baik sehingga menghambat

pertumbuhan pada tanaman. penyebaran penyakit pathogen dapat melalui jamur,

bakteri, riketsia. Niklopasma, spiroplasma dan hama yang membawa virus

(Suratmo, F. Gunarwan. 1976).

Contoh penyakit pada patogen (biotik) :

1. Penyakit di sebabkan jamur

a) Penyakit rebah kecambah adalah penyakit busuk pada leher tanaman

yang baru tumbuh akibat serangan jamur Phytium atau Rhizoctonia

solani.

b) Penyakit embun tepung adalah penyakit yang menyerang biji yang

sedang tumbuh yang disebabkan oleh jamur Perosnospora parasitica.

c) Penyakit ruas dan batang padi disebabkan oleh jamur Pryculana

oryzae.

d) Penyakit bulai pada tanaman jagung disebabkan oleh jamur

Sclerospora maydis

2. Penyakit di sebabkan virus

3
a) Penyakit TMV (Tobacco mosaic virus) bercak-bercak pada daun

tembakau.

3. Penyakit di sebabkan bakteri

a) Penyakit CPVD (Citrus vein phoem degeneration) yang menyerang

jaringan pembuluh tapis pada tanaman jeruk yang disebabkan oleh

BLO (Bacterium like organisme).

Contoh penyakit dari not pathogen (abiotik) melalui bahan kimia, faktor alam

ataupun kondis tanaman itu sendiri:

1. Suktuasinya ph tanah perubahan ph tanah dapat meyebabkan pertumbuhan

menjadi masalah, dapat terjadi gejala keracunan dan bahkan tanaman

keurangan mineral. Ph tinggi dan rendah sangat tidak menguntungkan bagi

pertumbuhan tanaman. Apabila ph tanagh tidak di perbaiki bisa

menyebabkan kematian pada tanaman.

2. Kelebihan zat kimia pemberian zat kimia pada saat pemupukan dan

pemberian pestisida secara berlebihan dapat mempengaruhi pertumbuhan

pada tanaman gejala biasa terlihat menguningya warna daun akibat

keracunan zat kimia

3. Fluktuasinya suhu, cahaya dan kelembapan perpindahan suhu , cahaya dan

kelembapan secara drastis bisa mempengaruhi pertumbuhan tanaman

contoh di saat keekringan yang panjang. Suhu ,enjadi panas sehingga

mengalami kematian

4. Kurangnya unsur pelengkap kebutuhan tanaman bukan hanya N,P, dan

K,melaingkan tanaman juga mebutuhkan unsur seperti besi, boron,

4
tembaga dan sen dalam jumlah sedikit namun di perlukan. Jika unsur itu

tidak dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.

Ciri-ciri tanaman terjankit penyakit adalah sebagai berikut:

1. Layu

Tanaman yang layu karena sakit berbeda dengan yang kekurangan air.

2. Rontok

Bila kerontokan tejadi pada daun, ranting, batang, buah dan bunga secara

bersamaan dapat di pastikan tanaman tersebut menderita sakit.

Penyebabnya terjadi karena parasit, non parasit atau serangan hama.

3. Perubahan Warna

Misalnya dau mejadi warna kuning, redup atau hijau pucat dalam jumlah

banyak itu menandakan bahwa tanaman itu menderita sakit.

4. Daun berlubang

Biasanya berawal dari bentuk bercak berbentuk lingkaran kemudian

mengering dan terbentuk lubang.

5. Kerdil

Terjadi pada daun, batang, dan buah.

6. Daun mengeriting

7. Busuk pada daun, batang, dan buah.

2.2 Hama

Hama adalah organisme yang di anggap merugikan yang tidak diinginkan

dalam kegiatan sehari-hari manusia. Hama adalah organisme perusak tanaman

5
pada akar, batang, daun atau bagian tanam lainnya sehingga tanaman tidak dapat

tumbuh dengan sempurna atau mati (Semith, 1983).

Serangga dikatakan hama apabila serangga tersebut mengurangi kualitas

dan kuantitas bahan makanan, pakan ternak, tanaman serat, hasil pertanian atau

panen, pengolahan dalam peggunaannya serta dapat bertindak sebagai faktor

penyakit pada tanaman, binatang dan manusia, dapat merusak tanaman hias,

bunga serta merusak bahan bangunan dan milik pribadi lainnya (Semith, 1983).

Dalam pengendalian hama terpadu bahwa hama bukan hanya pada

serangga tetapi bisa pada vertebrata, tungau, virus, bakteri, gulma dan organisme

penggangu tanamn lainnya (Semith, 1983)..

Hama adalah semua organisme atau agen biotik yang merusak tanaman

dengan cara yang bertentangan dengan kepentingan manusia. Dalam arti yang luas

bahwa hama adalah makhluk hidup yang mengurangi kualitas dan kuantitas

beberapa sumberdaya manusia yang berupa tanaman atau binatang yang

dipelihara yang hasil dan seratnya dapat di ambil untuk kepentingan manusia

(Semith, 1983).

Ciri-ciri hama :

1. Hama dapat dilihar oleh mata telanjang

2. Umumnya berasal dari golongan hewan ( tikus,serangga, ulat dll)

3. Hama cenderung merusak bagian tanam tertentu sehingga tanama dapat

menjadi mati atau tetap hidup tetapi tidak banyak memberikan hasil

4. Organisme hama biasanya lebih muda di atasi karna hama tampak oleh

mata dan dapat dilihat secara lansung

6
Macam-macam hama :

1. Tikus (Rattus Norvegicus)

2. Wereng cokelat (nilaparvata lugengs pengau)

3. Waling sangit (Leptocoritsa acuta)

4. Ulat kupu-kupu ulat buah

5. Semut-semutan (serangga)

2.3 Cara mengatasi

Penanggulangan yang di lakukan dalam mengatasi penyakit yang

menyerang tumbuhan secara kimiawi adalah menggunakan obat-obat kimia

pembasmi hama atau penyakit yang sering di sebut dengan pestisida (insektisida

dan fungisida) (Suratmo, F. Gunarwan. 1976).

Adapun cara sederhana yaang dapat kita lakukan dalam megatasi penyakit

yang menyerang pada tumbuhan atau tanaman adalah:

1. Usahakan tumbuahan dalam kondisi prima atau sehat dengan cara

tercukupi segala kebutuhan zat haranya.

2. Jangan membiarkan tumbuhan terlalu rimbun, pangkaslah sehingga seluru

bagian tumbuhan mendapatkan sinar matahari yang cukup.

3. Jangan biarkan tumbuhan terserang kutu,tungau, atau hewan lain yang

sering membawa bakteri dan jamur.

4. Penggunaan pestisida sebagai alternatif terakhir untuk pengobatan hama

dan penyakit pada tumbuhan.

Ada 3 cara pengendalian hama yang menyerang pada tumbuhan adalah

sebagai berikut:

7
1. Pengendalain hama dengan kimia

Pengendalian hama secara kimia yaitu pemberantasan hama dan penyakit

menggunakan obat-obatan kimia. Obat-obatan yang digunakan disebut pestisida.

Penggunaan pestisida harus disesuaikan dengan jenis, dosis, dan waktu yang tepat

agar tidak merusak lingkungan (Suratmo, F. Gunarwan. 1976).

Jenis-jenis pestisida yang beredar di masyarakat umumnya adalah sebagai berikut:

1) Insektisida jenis pestisida untuk memberantas hama serangga.

2) Rodentisida jenis pestisida untuk memberantas hama pengerat.

3) Herbisida jenis pestisida untuk memberantas hama gulma.

4) Fungisida jenis pestisida untuk memberantas hama jamur.

5) Nematisida jenis pestisida untuk memberantas hama cacing.

6) Larvasida jenis pestisida untuk memberantas hama larva atau ulat.

7) Bakterisida jenis pestisida untuk memberantas hama bakteri.

2. Pengendalian secara mekanik

Pengendalian secara mekanik yaitu pemberantasan secara dengan alat-alat

atau pemberantasan dengan tangan langsung.

Jenis-jenis pemberantasan hama secara mekanik adalah sebagai berikut:

1) Pemberantasan babi hutan dengan perangkap.

2) Pemberantasan lalat buah dengan perangkap lalat.

3) Pemberantasan ulat langsung diambil dengan tangan.

4) Pemberantasan serangga dengan menggunakan jaring serangga.

3. Pengendalian hama secara biologis

8
Pengendalian hama secara bilogis adalah yaitu pemberantasan hama atau

penyakit dengan mendatagkan musuh alaminya.

Cara pemberantasan hama secara biologis:

1) Pemberantasan tikus dengan kucing atau burung hantu.

2) Pemberantasan kutu loncat dengan semut rang-rang.

3) Pemberantasan ulat pada tanaman pisang dengan burung gagak.

4) Pemberantasan wereng dengan laba-laba.

5) Pemberantasan kutu daun dengan tengau.

6) Pemberantasan ulat kupu artona pada tanaman kelapa dengan lebah

penyengat.

9
III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Perlindungan Hutan dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 23

Desember 2018, pukul 10.00 WITA sampai dengan selesai. Bertempat di kawasan

Taman Hutan Raya Kapopo Desa Ngatabaru, Kabupaten Sigi, Kecamatan

Biromaru, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.

3.2 Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan pada praktikum adalah :

1. Toples untuk menangkap jenis hama yang didapatkan pada saat

pengamatan.

2. Buku tulis untuk mencatat data yang ada dilapangan.

3. Meteran roll untuk mengukur jarak plot.

4. Buku gambar untuk menggambar jenis tegakan sesuai dengan plot.

5. Alat tulis untuk mencatat dan menggambar jenis tegakan

Bahan yang digunakan pada praktikum adalah :

1. Tali rafia sebagai penghubung antara patok satu dengaan patok yang

lain.

2. Tally sheet sebagai media untuk mencatat data jenis tegakan.

3.3 Cara Kerja

Adapun langkah kerja nya yaitu pertama-tama kita menyiapkan alat dan

bahan, lalu mengamati gejala serangan hama dan penyakit pada jenis tegakan

pohon yang ada di dalam plot. Setelah itu mencatat kerusakan yang terjadi pada

10
tumbuhan dalam plot dan langkah terakhir yaitu mengambil gambar hama dan

penyakit tersebut menggunakan kamera HP.

11
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL

Adapun hasil pengamatan dari praktikum Perlindungan hutan mengenai

hama dan penyakit adalah :

4.1.1Penyakit

Bagian
Gejala
Jenis tumbuhan yang Dokumentasi
serangan
terserang

Johar ( Senna Batang Batang

siamea) mengalami

luka dan

rawan

terkena oleh

jamur

4.1.2 Hama

12
Bagian

Jenis yang Gejala


Dokumentasi
tumbuhan terseran serangan

Lamtoro Daun Daun

(Leucaena
mengeriting
leucochepala
,
)
mengering,

dan rontok

4.2 Pembahasan

4.2.1 Johar (Senna siamea)

Pada hasil pengamatan yang dilakukan terdapat satu pohon yaitu pohon

johar yang terserang oleh penyakit di mana faktor yang mempengaruhi adalah

faktor abiotik (iklim, suhu, dll), fakktor biotik (makhluk hidup seperti serangga

dan mikroorganisme). Faktor biotik adalah jasad-jasad renik yang ada di sekitar

pohon yang menimbulkan adanya jamur yang melakat pada batang pohon dan

bagian-bagian pohon yang lainnya. Pada faktor lingkungan abiotik seperti suhu,

kadar air tanah, kelembapan udara, dan zat-zat kimia dalam tanah. Suatu faktor

abiotik tersebut menyebabkan tumbuhan mengalami tekanan sengga penyakit

yang timbulkan semakin berat dari yang sebelumnya.

13
Bagian yang terserang oleh penyakit adalah pada batang, dan gejala

serangan yang terjadi adalah menimbulkan luka pada bagian batang dan rawan

terkena oleh jamur.

Johar atau juar adalah nama jenis pohon penghasil kayu keras yang

termasuk suku Fabaceae (Leguminoceae, polong-polongan) phon yang sering di

tanam sebagai peneduh tepi jalan ini di kenal pula dengan nama-nama yang mirip

seperti juar (Btw., Jw., Sd.), atau johor ( Mly ).

Klasifikasi ilmiah

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliothyta

Kelas : Magliopsida

Subkelas : Rosidae

Ordo : Fabales

Family : Fabaceae

Subfamili : Caesalpinioideae

Genus : Senna

Spesies : S. Seamea

4.2.2 Lamtoro (Leucaena leucochepala)

Pada pengamatan yang di lakukan pohon lamtoro adalah pohon yang

terserang oleh hama. Hama yang menyerang pohon lamtoro adalah kutu loncat, di

mana bagian yang terserang oleh hama tersebut adalah pada daun dan gejala

serangan yang di timbulkan pada pohon lamtoro adalah kerusakan pada daun dan

menghambat prtumbuhan daun. Kutu-kutu loncat menghisap cairan pada pucuk

14
daun lamtoro sehingga menyebabkan pucuk-pucuknya mengeriting dan apabila

pohon dicoba di goyangkan daun-daunnya akan rontok. Hama ini berukuran 1-2

mm di mana hama ini menyerang bagian pucuk pohon semua jenis lamtoro.

Mereka bergerombol menghisap daun yang masih muda akibatnya pucuk-pucuk

menjadi kering dan mengeriting sehingga lama-kelamaan pohon tidak mampu

membentuk daun muda dan mengering.

Lamtoro, petai cina atau petai selong adalah tanaman perdu dari suku

polong-polongan yang kerap di gunakan dalam penghijauan lahan atau

pencegahan erosi. Tanaman ini berasal dari daerah amerika beriklim tropis dan

sudah ratusan tahun yang lalu di perkenalkan ke jawa untuk kepentingan pertanian

dan kehutanan. Kemudian, tanaman ini meyebar ke pulau pulau lain di indonesia.

Tanaman ini di malaysia dinama petai belakang berikut ini adalah rincian

klasifikasi dan morfologi Lamtoro :

Kingdom : Plantae

Sub Kingdom : Viridiplantae

Infra Kingdo : Streptophyta

Super Divisi : Embryophyta

Divisi : Tracheophyta

Sub Divisi : Spermatophytina

Class : Magnoliopsida

Super Ordo : Rosanae

Ordo : Faballes

Family : Fabaceae

15
Genus : Leucaena Bentha

Species : Leucaena leucochepala (lam)

Lamtoro mudah beraadaptasi dan segera saja tanama ini menjadi liar di

berbagai daerah tropis di asia dan afrika termasuk pula di indonesia tanaman atau

pohon tinggi sampai 2-10 m, bercabang banyak dan kuat dengan kulit batang abu-

abu dan 10 enticels yang jelas. Daun bersirip dua dengan 3-10 pasang sirip,

berfariasi dalam panjang sampai 35 cm, denga glandula besar ( sampai 5 mm)

pada dasar petiole, helai daun 11-22 pasang atau sirip, 8-16 mm x 1-2 mm akut.

Bunga sangat banyak dengan diameter kepala 2-5 cm, stamen (10 per bunga) dan

pistil sepanjang 10 mm. Buah polong 14-26 cm x 1,5 – 2 cm, coklat pada saat tua.

Jumlah biji 15-30 per buah polong berwarna coklat. (Suprayitno, dkk., 1995)

16
V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Pada hasil pengamatan yang di lakukan pada Pohon Johar (Senna seamea)

bagian yang terserang oleh penyakit adalah batang, dan gejala serangan

yang terjadi menimbulkan luka pada bagian batang dan rawan terkena oleh

jamur.

2. Pengamatan yang dilakukan pada Pohon Lamtoro (Leucaena

laucochepala) adalah pohon yang terserang oleh hama. Hama yang

menyerang pohon lamtoro tersebut adalah kutu loncat, dimana bagian yang

terserang pada pohon lamtoro yaitu pada daun, gejala yang ditimbulakan

adalah kerusakan pada daun dan menghambat pertumbuhan pada daun.

5.2 Saran

Saran pratikan untuk praktikum perlindungan hutan agar bisa bekerja sama

antara asisten dan praktikan, terutama dalam membimbing praktekkan agar

praktiakan dapat dengan benar dan bersungguh-sungguh dalam melaksanakan

praktikum, seabaiknya asisten dosen memberikan atau menambah wawasan lagi

agar praktikan mendapat ilmu yang baru.

17
DAFTAR PUSTAKA

Haeruman, J.S.H. 1994. Manfaat Hutan Dalam Pelestarian Keanekaragaman


Hayati Dalam Pembangunan Berkelanjutan, Fak. Kehutanan, IPB Bogor.

Reksohadiprojo, 2000. Kajian Identifikasi Potensi dan Permaslahan hutan


Kemasyarakatan Di Desa Soakonora Kabupaten Halmahera Barat Propinsi
Maluku Utara. Dalam Skripsi Ridwan Din, Universitas Nuku.

Suratmo, F. Gunarwan. 1976. Ilmu Perlindungan Hutan. Lembaga Kerja Sama


Fakultas Kehutanan IPB.

18
LAMPIRAN

19
1. FOTO KELOMPOK 3

Adapun nama-namanya yaitu :


 AL KHAIDIR ALI L13117034
 ADIL MUHAMMAD L13117151
 AHMAD FIRDAUS L13117173
 ADHY SATRIA L13117029
 MUHAMAD JUNAIDI L13117171
 CANDRI SANGLISE L13117039
 MIKSON L13117044
 TIKA SANTIKA PASANDE L13117047
 RESTI MAULID DIANI L13117292
 NABILA OCTASYA L13117045
 WINDY SEFTIANA L13117048

20
2.FOTO POHON YANG TERKENA PENYAKIT DAN HAMA

a. Penyakit

b. Hama

21

Anda mungkin juga menyukai