Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PENELITIAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP

“LINGKUNGAN PELEYANAN UMUM”

KELOMPOK 1
SYAHRUL RAMADAN A 241 17 105
MUH. HENDRI A 241 17 033
ADISTY ANGGRAENI P. B. GOBEL A 241 17 051
LILI KURNIATI A 241 17 006
AFRA FATINAH A 241 17 117
MOH. RIZKI WAHYUDI A 241 17 111

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2018
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami selaku tim penyusun diberi kekuatan dan kemampuan
dalam menyelesaikan makalah yang bertema “ Model pembelajaran Terpisah
(Fragmentasi)”
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pembelajaran Terpadu. Semoga amal baik yang telah diberikan oleh semua pihak
mendapatkan imbalan pahala dari Allah SWT. Kami berharap semoga apa yang
ditulis dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.
Makalah ini masih sangatlah jauh dari sempurna, oleh karena itu diharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian agar makalah ini lebih baik
lagi.
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Definisi lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia serta

mempengaruhi kehidupan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung.

Lingkungan dibedakan menjadi dua; lingkungan biotik dan lingkungan abiotik. Lingkungan

biotik adalah lingkungan yang hidup, misalnya tanah, pepohonan, dan para tetangga.

Sementara lingkungan abiotik mencakup benda-benda tidak hidup seperti rumah, gedung,

dan tiang listrik. Pengertian lingkungan hidup adalah sebuah kesatuang ruang dengan segala

benda dan makhluk hidup di dalamnya termasuk manusia dan perilakunya yang

mempengaruhi keberlangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia dan makhluk

hidup yang lainnya. Lingkungan hidup mencakup ekosistem, perilaku sosial, budaya, dan

juga udara yang ada.

Pelayanan publik dapat diartikan sebagai kegiatan pelayanan yang dilakukan

dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar sesuai dengan hak-hak dasar setiap warga

negara dan penduduk atas suatu barang, jasa dan atas pelayanan administrasi yang

disediakan oleh penyelenggara pelayanan yang terkait dengan kepentingan publik.

Pelayanan publik merupakan tanggung jawab pemerintah baik pusat maupun daerah,

permasalahan umum pelayanan publik antara lain terkait dengan penerapan prinsip-

prinsip good governance yang masih lemah seperti masih terbatasnya partisipasi

masyarakat, transparansi dan akuntabilitas baik dalam proses perencanaan,

pelakasanaan atau penyelenggaraan pelayanan maupun evaluasi. Pelayanan publik

dapat diartikan sebagai pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau


masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan
pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Sebagaimana telah dikemukakan terdahulu

bahwa pemerintahan pada hakekatnya adalah untuk melayani masyarakat serta

menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap anggota masyarakat

mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya demi mencapai tujuan bersama

(Rasyid, 1998). Karenanya birokrasi publik berkewajiban dan bertanggung jawab

untuk memberikan layanan baik dan profesional.

Pelayanan publik (public services) oleh birokrasi publik tadi adalah

merupakan salah satu perwujudan dari fungsi aparatur negara sebagai abdi

masyarakat di samping sebagai abdi negara. Pelayanan publik (public services) oleh

birokrasi publik dimaksudkan untuk mensejahterakan masyarakat (warga negara) dari

suatu negara kesejahteraan (welfare state). Pelayanan umum oleh Lembaga

Administrasi Negara (1998) diartikan sebagai segala bentuk kegiatan pelayanan

umum yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di Pusat, di Daerah dan di

lingkungan Badan Usaha Milik Negara/Daerah dalam bentuk barang dan atau jasa

baik dalam rangka upaya kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan

ketentuan peraturan perundang-undangan.


Sementara itu, kondisi masyarakat saat ini telah terjadi suatu perkembangan

yang sangat dinamis, tingkat kehidupan masyarakat yang semakin baik, merupakan

indikasi dari empowering yang dialami oleh masyarakat (Thoha dalam Widodo,

2001). Hal ini berarti masyarakat semakin sadar akan apa yang menjadi hak dan

kewajibannya sebagai warga negara dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara. Masyarakat semakin berani untuk mengajukan tuntutan, keinginan dan

aspirasinya kepada pemerintah. Masyarakat semakin kritis dan semakin berani untuk
melakukan kontrol terhadap apa yang dilakukan oleh pemerintahnya. Dalam kondisi
masyarakat yang semakin kritis dalam berpikir, maka menjadi sebuah tantangan bagi

birokrasi publik untuk dapat memberikan layanan publik yang lebih profesional,

efektif, sederhana, transparan, terbuka, tepat waktu, responsif dan adaptif serta

sekaligus dapat membangun kualitas manusia dalam arti meningkatkan kapasitas

individu dan masyarakat untuk secara aktif menentukan masa depannya sendiri

(Effendi dalam Widodo, 2001). Arah pembangunan kualitas manusia tadi adalah

memberdayakan kapasitas manusia dalam arti menciptakan kondisi yang

memungkinkan setiap anggota masyarakat mengembangkan kemampuan dan

krativitasnya untuk mengatur dan menentukan masa depannya sendiri.

1.2 Rumusan masalah


1. Bagaimana kondisi lingkungan fisik, budaya, dan sisial di dinas
kependudukan dan catatan sipil?
2. Bagaimana pencemaran yang terjadi pada lingkungan di dinas kependudukan
dan catatan sipil?
3. Bagaimna dampak pencemaran yang terjadi dilingkungan dinas
kependudukan dan catatan sipil?
4. Bagaimna upaya untuk mencegah pencemaran lingkungan yang terjadi
dilingkungan dinas kependudukan dan catatn sipil?
1.3 Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui kondidsi lingkungan fisik, budaya, dan sosial yang ada
dilingkungan dinas pendidikan dan catatan sipil.
2. Umtuk mengetahui pencemaran yang terjadi pada lingkungan di dinas
kependudukan dan catatan sipil.
3. Untuk mengetahui dampak pencemaran yang terjadi pada lingkungan di dinas
kependudukan dan catatan sipil.
4. Untuk mengetahui upaya yang akan dilakukan pada lingkungan di dinas
kependudukan dan catatan sipil.
1.4 Manfaat penelitian

Adapun manfaat penelitian yang kami lakukan terhadap pengkajian


lingkungan hidup dalam bidang playanan umum adalah untuk mengetahui kondisi
lingkungan hiidup yang ada di dinas kependudukan dan catatan sipil yang berapa
dikota palu. Selain itu untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya
pencemaran lingkungan dan upaya untuk menjaga lingkungan.

1.5 Waktu dan tempat penelitian

Penelitian yang kami lakukan dalam tugas akhir mata kuiah kajian lingkungan
hidup bertempat disalah satu kantor pelayanan umum yang ada disulawesi tengah
tepatnya di dinas kependudukan dan catatan sipil. Kami memilih kantor tersebut
karena memang lingkungan disana harus dikaji dengan baik setelah pasca bencana.

Waktu penelitian yang kami lakukan pada minggu 23 Desember 2018.


Dimana pada proses penelitian yang kami lakukan adalah dihari libur kerja guna
dapat memudahkan kami dalam prosese penelitian dan megkaji upaya-upaya yang
harus dilakukan untuk menjaga lingkungan tersebut.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Tujuan nasional sebagaimana ditegaskan dalam pembukaan Undang-Undang


Dasar 1945 yaitu melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut
melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial, diwujudkan melalui pelaksanaan penyelenggaraan negara yang
berkedaulatan rakyat dan demokratis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan
bangsa. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam segala aspek kehidupan oleh
penyelenggara negara yaitu lembaga tertinggi dan lembaga tinggi negara bersama-
sama segenap rakyat Indonesia di seluruh wilayah Negara Republik Indonesia.

Pembangunan pada dasarnya merupakan upaya yang dilakukan oleh masyarakat


untuk memperbaiki keterbelakangan dan ketertinggalan dalam semua bidang
kehidupan menuju suatu keadaan yang lebih baik dari pada keadaan sebelumnya.
Tujuan pembangunan nasional bangsa Indonesia yaitu mewujudkan masyarakat yang
adil dan makmur baik material maupun spiritual. Pencapaian tujuan nasional di atas
dilakukan dengan rangkaian upaya pembangunan berkesinambungan meliputi seluruh
kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang dilaksanakan bersama oleh
masyarakat dan pemerintah menuju terwujudkan masyarakat adil dan
makmur. Masyarakat adalah pelaku utama pembangunan dan pemerintah
berkewajiban untuk mengarahkan, membimbing serta menciptakan suasana yang
menunjang.
Keberhasilan pembangunan nasional tidak lepas dari peran dan fungsi
organisasi pemerintah yang mengemban tugas-tugas pemerintah karena keberhasilan
organisasi pemerintah dalam mencapai tujuan sangat mendukung tercapainya tujuan
pembangunan nasional. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25
Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik pada Bab I, Pasal 1 ayat 1 ditegaskan bahwa :
Penyelenggara pelayanan publik yang selanjutnya disebut Penyelenggara
adalah setiap institusi penyelenggara negara, korporasi, lembaga independen yang
dibentuk berdasarkan undang-undang untuk kegiatan pelayanan publik, dan badan
hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik.
Dalam rangka pencapaian tujuan nasional dan tujuan pembangunan nasional
tersebut diperlukan peran serta Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai unsur aparatur
negara, abdi negara dan abdi masyarakat yang tugasnya adalah untuk melaksanakan
pemerintahan dan tugas pembangunan. Dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun
1999 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-
Pokok Kepegawaian, pada Bab II, Pasal 3 ayat 1 ditegaskan bahwa :
Pegawai Negeri berkedudukan sebagai unsur aparatur negara yang bertugas
untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur, adil, dan
merata dalam penyelenggaraan tugas negara, pemerintahan, dan pembangunan.
Dengan demikian output dari pelaksanaan tugas adalah berupa jasa pelayanan
kepada masyarakat sehingga pelayanan dikatakan efektif apabila aparat berhasil
dalam melaksanakan tugasnya. Dengan kata lain keberhasilan tugas pemerintah
dalam pembangunan nasional banyak tergantung pada kerja dan kemampuan pegawai
negeri. Dari penjelasan tersebut kita dapat melihat bahwa kedudukan dan peranan
pegawai negeri sangat penting dan menentukan keberhasilan pembangunan nasional.
Tugas pemerintah tidak hanya mengatur saja, akan tetapi juga memberikan
pelayanan kepada masyarakat. Fungsi pelayanan selama ini belum mendapat
perhatian dari para aparat birokrasi kita sebab fungsi mengaturnya lebih dominan
dibandingkan porsi pelayanannya. Birokrasi pemerintah menempati posisi yang
penting dalam pelaksanaan pembangunan karena merupakan salah satu instrumen
penting yang akan menopang dan memperlancar usaha-usaha pembangunan.
Berhasilnya pembangunan ini memerlukan sistem dan aparatur pelaksana yang
mampu tanggap dan kreatif serta pengelolaan yang sesuai dengan prinsip-prinsip
manajemen modern dalam sikap perilaku dan kemampuan teknisnya termasuk di
dalamnya adalah memberikan pelayanan yang efektif kepada masyarakat. Karena
pelayanan yang efektif akan memperlancar jalannya proses pembangunan.
Birokrasi publik, pada dasarnya dihadirkan untuk memberikan pelayanan
kepada masyarakat. Meskipun birokrasi publik memiliki ciri-ciri yang berbeda
dengan organisasi bisnis, tetapi dalam menjalankan misi, tujuan dan programnya
menganut prinsip-prinsip efisiensi, efektivitas, dan menempatkan masyarakat
sebagai stakeholder yang harus dilayani secara optimal. Layanan publik, merupakan
hak masyarakat yang pada dasarnya mengan-dung prinsip: kesederhanaan, kejelasan,
kepastian waktu, akurasi, keamanan, tanggung-jawab, kelengkapan sarana, dan
prasarana, kemudahan akses, kedisiplinan, kesopanan keramahan, dan kenyamanan.
Untuk meningkatkan kualitas dan menjamin penyediaan pelayanan publik
sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan dan korporasi yang baik serta untuk
memberi perlindungan bagi setiap warga negara dan penduduk dari penyalahgunaan
wewenang di dalam penyelenggaraan pelayanan publik, dengan Persetujuan Bersama
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dan Presiden Republik Indonesia,
maka pada tanggal 18 Juli 2009 Indonesia mensahkan Undang-Undang No 25 tahun
2009 tentang Pelayanan Publik.
Menurut UU tersebut, Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundangundangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa,
dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan
publik.
Ruang lingkup pelayanan publik menurut Undang-Undang Pelayanan Publik
meliputi pelayanan barang publik dan jasa publik serta pelayanan administratif yang
diatur dalam peraturan perundang-undangan. Dalam ruang lingkup tersebut, termasuk
pendidikan, pengajaran, pekerjaan dan usaha, tempat tinggal, komunikasi dan
informasi, lingkungan hidup, kesehatan, jaminan sosial, energi, perbankan,
perhubungan, sumber daya alam, pariwisata, dan sektor strategis lainnya. (Pasal 5
UU No 25 Tahun 2009)
Dalam melaksanakan pelayanan publik pemerintah membentuk Organisasi
Penyelenggara. Penyelenggara adalah setiap institusi penyelenggara negara,
korporasi, lembaga independen yang dibentuk berdasarkan undangundang untuk
kegiatan pelayanan publik, dan badan hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk
kegiatan pelayanan publik. Penyelenggara dan seluruh bagian organisasi
penyelenggara bertanggung jawab atas ketidakmampuan, pelanggaran, dan
kegagalan penyelenggaraan pelayanan.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Kondisi lingkungan fisik, budaya, dan sisial di dinas kependudukan dan catatan
sipil
Kondisi fisik bangunannya
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipwdia.org/PelayananPublik/OmbudsmanRepublikIndonesia/Wikipedia
bahasaIndonesia, ensiklopediabebas.html
http://id.wikipwdia.org/PelayananPublik/PelayananpublikWikipediabahasaIndones
ia,ensiklopediabebas.html
http://id.wikipwdia.org/PelayananPublik/UndangUndangPelayananPublikWikipedi
abahasaIndonesia,ensiklopediabebas.html
http://www.freewebs.com/PelayananPublik/EFEKTIVITASPELAYANANPUBLIK.html
http://www.kompasiana.com/channel/peristiwa/PelayananPublik/PelayananPubli
kMenurutUUNo25Tahun2009.html
Indihono, Dwiyanto. (2006). Reformasi “ Birokrasi Amplop” Mungkinkah ?.
Yogyakarta. Penerbit Gaya Media

Anda mungkin juga menyukai