Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari-hari termodinamika merupakan salah satu cabang ilmu fisika
yang memusatkan pada energi terutama energi panas dan transformasinya. Hukum termdinamika
1 menyatakan energi adalah kekal yaitu tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnakan. Energi
mungkin saja bisa berubah, perubahan bentuk energi hanya dapat berlangsung dalam satu arah.
Proses yang tidak dapat dibalik arahnya dinamakan proses irreversibel sedangkan proses yang
dapat dibalik arahnya disebut proses reversibel.
Dalam analisis termodinamika, perlu adanya suatu konsep yang disebut reversible (reaksi
termodinamika reversible) dan reaksi irreversibel. Walaupun di alam tidak mungkin ada proses yang
reversible, tetapi secara teoritis dan praktis artinya cukup penting. Proses termodinamik yang
berlanggsung secara alami seluruhnya disebut proses ireversibel (irreversibel process). Proses tersebut
berlangsung secara spontan pada satu arah tetapi tidak pada arah sebaliknya. Proses yang tidak
dapat dibalik arahnya dinamakan proses irreversibel . Contohnya kalor berpindah dari benda bersuhu
tinggi ke benda bersuhu rendah. Reversible adalah sebuah proses yang bisa "dibalik" dengan cara
sangat kecil perubahan dalam beberapa properti dari sistem tanpa produksi entropi (yaitu disipasi
energi). Karena terhadap perubahan sangat kecil, sistem dalam kesetimbangan termodinamika
sepanjang seluruh proses. Karena itu akan mengambil jumlah tak terbatas waktu untuk proses
reversibel untuk menyelesaikan, proses reversibel sempurna tidak mungkin. Namun, jika sistem
mengalami perubahan merespon lebih cepat daripada perubahan diterapkan, deviasi dari
reversibilitas mungkin dapat diabaikan. Dalam siklus reversibel, sistem dan sekitarnya akan persis
sama setelah setiap siklus.
Definisi alternatif dari proses reversibel adalah proses yang, setelah itu telah terjadi, dapat
dibalik dan tidak menyebabkan perubahan baik dalam sistem atau sekitarnya. Secara
termodinamika, proses "berlangsung" akan mengacu pada transisi dari awal negara ke keadaan
akhir. Dalam proses ireversibel hingga perubahan yang dibuat, sehngga sistem ini tidak pada
kesetimbangan selama proses berlangsung. Pada titik yang sama dalam siklus ireversibel, sistem
akan berada dalam keadaan yang sama, tetapi lingkungan yang berubah secara permanen setelah
setiap siklus.
Dalam termodinamika, perubahan sistem dan semua disekitarnya tidak dapat tepat untuk
dikembalikan pada keadaan awal oleh perubahan yang sangat kecil dalam beberapa sistem tanpa
mengeluarkan energi. Sebuah sistem yang mengalami peroses irreversible mungkin masih mampu
kembali pada keadaan awal, namun mustahil bila terjadi pemulihan lingkungan pada kondisi awal.
Sebuah proses irreversible meningkatkan entropi alam semesta. Namun, karena entropi
adalah fungsi keadaan maka, perubahan entropi dari suatu sistem adalah sama. Apakah proses ini
reversibel atau irreversible? Hukum kedua termodinamika dapat digunakan untuk menentukan
apakah suatu proses yang reversible atau tidak.
Untuk mengetahui lebih lengkap mengenai proses reversibel dan irreversibel akan
dijabarkan lebih lengkap dalam makalah ini.

1.2.

RUMUSAN MASALAH
1.
2.
3.
4.

1.3.

Bagaimana sejarah proses reversibel dan irreversibel ?


Bagimana perbedaan proses reversibel dan irreversibel ?
Bagaimana kriteria dari proses reversibel dan irreversibel ?
Bagaimana contoh dari proses reversibel dan irreversibel ?

TUJUAN
Adapun tujuan pembuatan dari makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui sejarah dari proses reversibel dan irreversibel
2. Untuk mengetahui perbedaan dari proses reversibel dan irreversibel
3. Untuk mengetahui kriteria dari proses reversibel dan irreversibel
4. Untuk mengetahui contoh dari proses reversibel dan irreversibel

BAB II
ISI
2.1.

Siklus Dalam Termodinamika


Dengan menganggap sejumlah tertentu gas terkandung dalam sebuah silinder
yang disusun dengan piston dan thermometer.Dengan menggerakan piston dan
memanaskan atau mendinginkan silinder, tekanan P, volume V, dan suhu T dapat diubah.
Keadaan termodinamika gas ditentukan dengan memberikan nilai dari variablevariabel
termodinamika P,V dan T. Jika variable-variabel dihubungkan oleh persamaan :
PV=nRT
Dimana n adalah jumlah mol gas dan R=8,314 J/K adalah tetapan gas . Persamaan ini
menunjukan bahwa jika dua variable diketahui, variable ketiga dapat ditentukan. Hal ini
berarti hanya dua variable yang diperlukan untuk menentukan keadaan. Bahkan jika gas
tidak ideal, hanya dua variable yang diperlukan, karena terdapat persamaan keadaan yang
berhubungan dengan variable-variabel ini. Siklus termodinamika terdiri dari urutan
operasi/proses termodinamika, yang berlangsung dengan urutan tertentu, dan kondisi awal
diulangi pada akhir proses. Jika operasi atau proses dilukiskan pada diagram p-v, akan
membentuk lintasan tertutup.
Karena daerah dibawah setiap kurva merupakan kerja yang dilakukan, sehingga kerja
netto dalam satu siklus diberikan oleh daerah yang ditutupi oleh lintasan, seperti
ditunjukkan oleh gambar 1.

Gambar 1. Sebuah siklus termodinamika.

Klasifikasi Siklus Termodinamika


Siklus termodinamika, secara umum, bisa diklasifikasikan kedalam dua tipe:
1. Siklus reversibel,
2. Siklus irreversibel.
Siklus Reversibel
Sebuah proses, dimana perubahan dalam arah sebaliknya, akan membalik proses seutuhnya, dikenal
dengan proses reversibel. Sebagai contoh, jika selama proses termodinamika dari keadaan 1 ke 2,
kerja yang dilakukan oleh gas adalah W1-2, dan kalor yang diserap adalah Q1-2. Sekarang jika kerla
dilakukan pada gas sebesar W1-2 dan mengeluarkan kalor sebesar Q1-2, kita akan membawa sistem
kembali dari keadaan 2 ke 1, proses disebut reversibel. Pada proses reversibel, seharusnya tidak ada
kerugian panas karena gesekan, radiasi atau konduksi, dsb. Siklus akan reversibel jika semua proses
3

yang membentuk siklus adalah reversibel. Maka pada siklus reversibel, kondisi awal dicapai kembali
pada akhir siklus.
Siklus Irreversibel
Sebagaimana telah disebut di atas bahwa jika perubahan dalam arah sebaliknya, akan membalik
proses seutuhnya disebut sebagai proses reversibel. Tetapi jika perubahan tidak membalik proses,
maka disebut proses ireversibel. Pada proses ireversibel, terjadi kerugian panas karena gesekan,
radiasi atau konduksi. Dalam keadaan di lapangan, sebagian besar proses adalah ireversibel.
Penyebab utma ireversibel adalah : (1) gesekan mekanik dan fluida, (2) ekspansi tak tertahan,
(3)perpindahan panas dengan perbedaan temperatur tertentu. Lebih jauh, gesekan akan merubah
kerja mekanik menjadi panas. Panas ini tidak bisa dirubah kembali dalam jumlah yang sama ke
dalam kerja mekanik. Sehingga jika ada gesekan di dalam proses maka proses adalah ireversibel.
Sebuah siklus adalah ireversibel jika ada proses
ireversibel pada proses-proses pada siklus tersebut. Maka pada siklus ireversibel, kondisi awal tidak
didapati pada akhir siklus.
2.2.

Sejarah Munculnya Proses Reversibel


Pada mulanya suatu reaksi reversibel ini muncul yaitu dari beberapa fakta yang diperoleh
dari beberapa eksperimen. Perubahan-perubahan yang terjadi secara spontan dan dengan
sendirinya dalam sistem dinamakan proses-proses alami. Contohnya ialah pencampuran dua gas,
melelehnya es menjadi air. Perubahan seperti itu tidak pernah dapat dibalik secara keseluruhan
sebab dari pengalaman diketahui bahwa sistem hanya dapat dikembalikan pada keadaan awal
dengan memindahkan sejumlah kalor .Dalam hal ini proses alami dikatakan irreversibel. Tetapi
terdapat beberapa jenis perubahan lain yang menyangkut sepasang keadaan tertentu yang lain,
misalnya A dan B daurnya A ke B ke A tanpa meninggalkan lebih dari perubahan yang dapat
diabaikan pada benda lain. Perubahan tersebut dinamakan reversibel. Reversibel didefinisikan
sebagai proses yang dapat dibalik tanpa meninggalkan lebih dari perubahan kecil yang dapat
diabaikan pada sistem lain manapun. Daurnya A menjadi B menyangkut penyerapan kalor q akan
mungkin untuk melaksanakan perubahan kebalikan B menjadi A dengan membuang jumlah kalor
yang sama. Contohnya: air menguap menjadi gas dan akan mengembun menjadi air kembali.
Keseimbangan termal merupakan proses yang dialami oleh sebuah benda dalam
pengambilan kalor yang menyebabkan perubahan keadaan tertentu, dengan demikian perubahan
suatu entropi mempunyai nilai tertentu. Keseimbangan mekanik, bila suatu cairan pada tekanan
tertentu mengembang pada tekanan luar maka kerja yang akan dilakukan oleh cairan yang
berjumlah banyak. Kedua jumlah kerja diatas akan memiliki jumlah kerja yang sama dengan
demikian proses-proses memenuhi definisi reversibilitas.
Contoh reversibel, misalnya setelah hidrogen dan oksigen selesai bergabung secara spontan,
air dapat dipisahkan lagi menjadi gas-gas, tetapi hanya dengan meninggalkan perubahan perubahan pada benda-benda lain seperti aki listrik dan waduk kalor. Hal diatas dapat dikatakan juga
sebagai reaksi reversibel. Dengan contoh tersebut dapat diketahui bahwa proses reversibel adalah
proses-proses gaya yang dilakukan oleh sistem yang bersangkutan hanya berselisih kecil tidak
terhingga dari gaya luar yang bekerja pada sistem. Untuk kekhususan yang lengkap bagi sebuah
proses,diperlukan keadaan pertama dan keadaan akhir dari seluruh benda yang dipengaruhi
2.2.1. Pengertian Reversibel
Proses reversibel adalah proses termodinamik yang dapat berlanggsung secara bolak-balik.
Sebuah sistem yang mengalami idealisasi proses reversibel selalu mendekati keadaan
kesetimbangan termodinamika antara sistem itu sendiri dan lingkungannya. Proses
reversibel merupakan proses seperti-kesetimbangan (quasi equilibrium process). Proses

yang dapat dibalik arahnya dinamakan proses reversibel. Proses reversibel adalah murni dan
bersifat hipotesis.

Berbagai proses yang diidealisasikan sebagai proses reversibel adalah :


Tidak ada gesekan internal atau mekanis
Tidak adanya gesekan antara zat atau molekul yang terjadi dalam siklus
reversibel, membuat proses reversibel menjadi terus berlangsung.

Perbedaan suhu dan tekanan antara zat kerja dan lingkungan harus infinitesimal
Perbedaan suhu dan tekanan yang terjadi disini adalah berbanding lurus,
dimana ketika seuhu pada awal tinggi maka tekanan juga tinggi dan apabila
suhu rendah ketika proses selanjutnya maka teakanan juga rendah. Jika suhu
awa dan suhu akhir sama maka proses reversibel tidak akan terjadi.

Pemampatan atau pemuain yang terbatas


Apabila dalam proses siklus terjadi pemampatan, maka proses reversibelk
tidak akan mampu terus berlangsung. Hal ini di karenakan proses yang
berlangsung akan tertahan dengan adanya pemampatan. Namun jika
pemampatan tidak ada, maka siklus reversibel dapat terjadi

Reaksi kimia yang terbatas


Reaksi kimia yang terbatas akan membuat suatu reaksi kimia mengalami
proses kebalikannya , hal ini juga serung dinamakan dengan proses
kesetimbangan. Jika di kaitkan dengan proses reversibel, suatu reaksi dapat
terjadi bolak-balik.

Pencampuran dua sampel zat yang sama pada keadaan yang sama
Adanya campuran zat, yang dimana masing-masing dari zat tersebut,
mempunyai karakteristik yang sama, maka proses reversibel dapat
berlangsung hal ini dapat terjadi karena tidak adanya ketidaksinkronisasian
antara masing-masing zat.

Contoh proses isotermal reversibel ialah perubahan fase pada tekanan tetap. Arus panas
yang masuk kedalam sistem per satuan massa atau per mol sama dengan panas transformasi
1, sehingga perubahan entropi jenisnya menjadi :

Jika dalam suatu proses terdapat arus panas antara sistem dengan lingkungannya secara
reversibel, maka pada hakekatnya suhu sistem dan suhu lingkungan adalah sama. Besar arus
panas ini yang masuk kedalam sistem atau yang masuk kedalam lingkungan disetiap titik
adalah sama, tetapi harus diberi tanda yang berlawanan. Karena itu perubahan entropi
lingkungan sama besar tapi berlawanan tanda dengan perubahan entropi sistem dan
jumlahnya menjadi nol. Sebab sistem bersama dengan lingkungannya membentuk dunia,
maka boleh dikatakn bahwa entropi dunia adalah tetap. Hendaknya diingat bahwa
pernyataan ini berlaku untuk proses reversibel saja

2.2.2. Ilustrasi Proses Reversibel


Selama proses ekspansi piston bergerak sejauh x dan volume gas yang terkurung
dalam pistn meningkat dari v1 ke v2. Terjadi dua gaya yang bekerja pada piston yaitu gaya
tekan gas, sama dengan tekanan dikali luas dari piston, dan gaya luar pada batang(shaft) dan
kepala(head) piston

2.2.3. Ilustrasi Proses Reversibel


Selama proses ekspansi piston bergerak sejauh x dan volume gas yang terkurung
dalam pistn meningkat dari v1 ke v2. Terjadi dua gaya yang bekerja pada piston yaitu gaya
tekan gas, sama dengan tekanan dikali luas dari piston, dan gaya luar pada batang(shaft) dan
kepala(head) piston

Jika gaya tekan gas sama dengan gaya F, maka tidak terjadi apa-apa. Jika F lebih
besar daripada gaya dari gas, maka gas akan terkompresi, begitujuga jika F kurang dari gaya
dari gas, maka gas akan ekspansi.

2.3.

Sejarah Penemuan Proses Irreversibel


Usaha untuk menemukan kriteria termodinamika oleh Barthelot bagi reaksi kimia
yang spontan (1879 menghasilkan kesimpulan yang salah, bahwa reaksi yang melepaskan kalor
adalah spontan. Menurut hukum kedua termodinamika proses akan spontan apabila berlangsung
dalam sistem terisolasi yang menaikkan entropi dalam sistem.

Para fisikawan Jerman Rudolf Clausius (1850 an) adalah orang pertama yang mengukur secara
matematis penemuan irreversibilitas di alam melalui pengenalan tentang konsep entropi.
Beliau menyatakan pada Formulir modifikasi dari teorema Fundamental II dalam Teori
Panaskan bahwa suatu sistem tidak mungkin mentransfer panas dari tubuh yang lebih dingin ke
tubuh yang lebih panas. Contohnya : Secangkir Kopi panas yang diletakkan pada suhu kamar.
Penjelasan lain dari sistem irreversible dipresentasikan oleh ahli matematika prancis Henri
Poincare (1890) ia menerbitkan dinamika non linier yang disebut teori Chaos. Bahwa menerapkan
teori Chaos dengan hukum Kedua Termodinamika, paradoks irreversibilitas dapat dijelaskan
dalam kesalahan yang terkait dengan skala microstates untuk macrostates dan derajat kebebasan
yang digunakan ketika melakukan eksperimen.
Irreversible merupakan proses- proses yang dapat berlangsung secara alami dan akan
berlangsung secara searah.Proses tak reversible sering disebut proses alami karena merupakan
proses nyata yang berlangsung secara spontan di alam tanpa harus ada usaha dari luar sistem
untuk melangsungkannya. Sesuai namanya proses alami selalu berlangsung satu arah, yaitu
keadaan tak setimbang menuju ke keadaan seimbang, dan proses akan berhenti dengan
sendirinya bila keadaan setimbang telah tercapai. Proses pada arah sebaliknya yaitu dari keadaan
setimbang menuju ke keadaan setimbang, tidak pernah berlangsung secara spontan dan hanya
dapat terjadi melalui usaha atau interperensi dari luar sistem.
Beberapa contoh proses irreversibel ( dalam fisika ) :
Perpindahan panas melalui perbedaan suhu
Beberapa contoh proses irreversibel ( dalam kimia ) pada saat suatu reaksi menjadi
spontan :
pembentukan NaCl
NaOH(aq) + HCl(aq)

NaCl(aq) + H2O (l)


Reaksi antara batau pualam dan asam klorida
CaCO3(s) + HCl (aq)
CaCl2(aq) +CO2(g) + H2O(l)

Pembakaran
Pada saat terjadi proses pembakaran terjadi, suatu wujud benda yang berupa padat
akan menalami proses penghancuran struktur dari wujud tersebut. Sehingga wujud tersebut
tidak dapat kembali ke bentuk awal. Itu artinya zat tersebut mengalami proses ireversibel.
Gesekan
Jika adanya seuatu gesekan pada permukaan benda, maka akan membuat benda
menjadi kehilangan sebagian strukturnya, kehilangan struktur ini membuat benda itu tidak dapat
kembali ke bentuk semula.

Listrik mengalir melalui resistensi.


Jika sutu listrik mengalir dari suatu tempat ke tempat yang lain, dengan adanya
suatu resistensi menuju tempat lain dan tidak kembali ke asal. Maka litrik tersebut akan
mengalami proses ireversibel.

Kriteria proses irreversibel :


A. Benda diambil sekaligus, yang berakibat ekspansi cepat
Jika suatu kumpul benda diambil secara keseluruhan, maka ekspansi yang terjadi akan cepat
dan membuat terjadinya proses ireversibel
B. Tekanan bersifat tetap sebesar Tekanan luar (Pex), sedangkan reversibel tekanan mengalami
perubahan.
Apabila suatu siklus terjadi, dalam siklus tersebut tekanan dalam dan tekanan luar dan
tekanan reversibel pun berubah sama seperti tekanan yang ada diluar, maka proses
tersebut akan menjadi reversibel
C. Usaha yang terjadi pada tekanan juga bersifat tetap.
Jika dalam suatu siklus tekanan yang ada dalam siklus dan luar adalah sama, maka
usahapun akan terjadi tetap apabila tidk terjadi perubahan tekanan. Jika usaha tetap maka
tidak akan terjadi proses reversibel. Karena untik mengalami proses dari akhir kembali ke
awal dibutuhkan usaha yang besar.
D. Perubahan energi dalam kriteria proses irreversibel menjadi lebih kecil daripada 0
Apabila terjadi perubahan energi, dimana perubahan energi yang terjadi. Membuat energi
yang di hasilkan adalah tetap atau semakin kecil, maka membuat usaha tersebut tidak
dapat membuat proses awal.
E. Kalor dan energi Gibbs pada proses irreversibel lebih kecil daripada 0. Hal itu mempengaruhi
perubahan entalpi yang terjadi dan mengakibatkan nilainya lebih kecil daripada 0 (nol).
Apabila suatu reaksi yang terjadi dalam suatu reaksi pembentukan atau penguraian,
membuat entalphi yang dihasilkan lebih kecil dari nol atau lebih kecil dari entalphi sebelum
reaksi. Maka proses yang terjadi pada reaksi itu bersifat ireversibel.
2.4.

Perbedaan proses Reversibel dan Irreversibel :


1. Proses Irreversibel (Proses Tak Terbalikkan)
Proses irreversible terjadi jika perubahan besaran ekstensif sistem berlangsung secara spontan.
Selama berlangsungnya proses ini sistem berada dalam keadaan tak setimbang. Untuk proses
irreversible kerja sistem hanya dapat dinyatakan sebagai harga negatif dari kerja lingkungan
terhadap sistem:

Dengan Yeks menyatakan besaran intensif lingkungan (eksternal) yang pada umumnya konstan.

.Contoh:
1.
Kerja
pada
proses
perubahan
volume
yang
irreversible.
Gambar di samping ini menunjukkan perubahan volume gas secara spontan apabila stoper dilepas.
Kerja pada proses spontan ini dinyatakan dengan:

2.
KERJA
PADA
PROSES
PEMULAAN
BEBAS
(EKSPANSI
Gambar di bawah ini menunjukkan perubahan volume gas karena mengisi ruang vakum.

BEBAS)

Setelah kran dibuka, maka gas dari ruang A akan mengalir ke ruang B yang mula-mula vakum,
sehingga volume gas bertambah dari V = VAmenjadi V = VA + VB. Karena Peks = 0, maka perubahan
volume gas tersebut dikatan sebagai pemuaian bebas dan prosesnya berlangsung secara spontan.
Pada pemuaian bebea besarnya kerja. W = 0, karena Peks = 0.

Apabila kita menekan pengisap tersebut dengan sangat cepat sampai kembali lagi ke
kesetimbangan dengan reservoir, selama proses ini gas bergolak dan tekanan serta
temperaturnya tidak dapat didefinisikan secara tepat sehingga grafik proses ini tidak
9

dapat digambarkan sebagai sebuah garis kontinu dalam diagram P-V karena tidak diketahui
berapa nilai tekanan atau temperatur yang akan diasosiasikan dengan volume yang
diberikan. Proses inilah yang dinamakan proses irreversibel.
2.

Proses Reversibel (Proses Terbalikkan)

1. proses kerja
Mengubah usaha menjadi kalor dapat dilakukan secara terusmenerus.Tetapi mengubah
kalor menjadi usaha tidak semudah itu karena menyangkut terbatasnya ruang tempat gas. Untuk
dapat mengubah kalor menjadi usaha secara terus-menerus, haruslah diupayakan agar gas yang
telah melakukan usaha itu dikembalikan ke keadaan semula. Proses seperti ini disebut proses
keliling atau siklus atau daur. Perhatikan contoh siklus sembarang dalam diagram p-V seperti
diperlihatkan pada Gambar 4.7. Rangkaian prosesnya dapat dijelaskan sebagai berikut:

Gambar 9.19 Contoh proses keliling (siklus) dalam diagram p-V


Proses pertama (a b)
Pada proses a b, gas memuai secara adiabatik. Usaha yang dilakukan oleh gas adalah luas bidang
abV2V1, harganya positif (+ Wab).
Proses kedua (b c) Pada proses b c, gas dimampatkan secara isotermal. Usaha yang dilakukan
oleh gas sama dengan luas bcV2V1, harganya negatif (-Wbc).
Proses ketiga (c a) Proses c a adalah proses isokhorik. Pada proses ini gas tidak melakukan usaha
luar karena volume tetap (Wca = 0). Proses c a dilakukan hanya untuk mengembalikan keadaan gas
ke keadaan semula, agar bisa lagi melakukan proses pertama dan seterusnya.
Usaha luar total (

) dalam satu siklus a b c a dapat dinyatakan:

= Wab - Wbc
atau = luas daerah abca
Dalam penerapannya, suatu proses keliling (siklus) dilakukan di dalam sebuah mesin kalor. Misanya :
Mesin otto, siklusnya disebut siklus Otto
Mesin Diesel, siklusnya disebut siklus Diesel
Mesin Uap, siklusnya disebut siklus Rankine
Gambar 9.28 memperlihatkan siklus mesin-mesin tersebut.

10

Gambar 9.20 Proses keliling (siklus) mesin


2. Sekitar tahun 1824 seorang insinyur dan ahli fisika bernama Sardi Carnot, telah berhasil
menciptakan suatu landasan teori tentang siklus dalam suatu mesin, yang kemudian disebut mesin
carnot dan siklusnya disebut siklus carnot. Mesin carnot merupakan mesin kalor ideal yang bekerja
secara siklus dan dapat dibalik (reversible) di antara dua suhu. Mesin carnot dibayangkan sebagai
mesin yang terdiri atas sebuah silinder gas ideal dan ditutup dengan penghisap (piston) yang dapat
bergerak bolak-balik dalam silinder. Perhatikan gerakan piston pada setiap proses dari satu bidang
siklus (Gambar 9.21).

Gambar 9.21 Siklus Carnot dan gerak piston di dalam silinder.


Siklus carnot secara lengkap ditunjukkan oleh gambar 9.29. Prosesprosesnya yaitu sebagai berikut:
Proses a ke b, gas mengalami pemuaian isotermal, menyerap kalor dari reservoar suhu tinggi T1
dan melakukan usaha.

11

Proses b ke c, gas mengalami pemuaian adiabatik dan melakukan usaha.


Proses c ke d, gas mengalami pemampatan isotermal, membuang kalor Q2 ke reservoar suhu
rendah T2, usaha dilakukan pada gas.
Proes d ke a (kembali ke kedudukan awal), gas mengalami pemampatan adiabatik dan usaha
dilakukan pada gas.

Gambar
9.22
Diagram
PV
untuk
proses
isothermal
dan
adiabatis.
Karena dalam satu siklus, gas kembali ke keadaan semula, maka tidak ada perubahan energi dalam (
= 0). Oleh karena itu, usaha yang dilakukan gas (

) dalam satu siklus adalah:

Dengan :
Q1 = kalor yang diserap dari reservoir suhu tinggi T1
Q2 = kalor yang dibuang ke reservoar suhu rendah T2
= usaha dalam satu siklus
Menurut Gambar 9.22, usaha total satu siklus sama dengan luas abcd (bidang yang diranster).
Contoh
Sebuah mesin menyerap kalor dari reservoar suhu tinggi sebesar 11000 joule. Bila mesin melakukan
usaha sebesar 4000 joule,
hitunglah:
a. kalor yang dikeluarkan mesin ke reserfoar suhu rendah!
b. Efisiensi mesin!

12

Contoh
Sebuah mesin Carnot mempunyai efisiensi 30% ketika reserfoar suhu tinggi 800 K. Agar efisiensi
mesin naik menjadi 50%, harus dibuat suhu berapa reserfoar suhu tinggi?

2.5. Proses Reversibel dan ireversibel pada siklus carnot


Proses melingkar adalah suatu proses pada suatu system setelah mengalami beberapa
perubahan keadaan, akhirnya kembali pada keadaan semula.

13

Pada proses melingkar, system berubah kemudian kembali ke keadaan semula. Energy
dalam proses melingkar tidak berubah.
Sebuah proses reversible adalah sebuah proses yang berlangsung sedemikian sehingga pada
akhir proses, system dan keliling local ( local surroundings) dapat dikembalikan ke keadaan mulamula, tanpa meninggalkan suatu perubahan pada sisa universum (rest of universe). Universum disini
digunakan dalam arti teknis, yaitu sempit sekali tanpa suatu pengertian kosmos.
Universum disini artinya tidak lain adalah bagian yang berhingga dari dunia yang terdiri dari
system dan kelilingnya yang dapat mengadakan interaksi dengan system itu. Sebuah proses yang
tidak memenuhi syarat-syarat diatas disebut irreversible.
Sebagai konsekuensi hukum kedua Termodinamika yang memperlihatkan arah perubahan
alami distribusi energy dan memperkenalkan prinsip peningkatan entropi, maka semua proses alam
adalah irreversible.
Pengubahan usaha menjadi energy dalam sebuah system kalor berlangsung dengan disertai
gejala-gejala seperti gesekan viskositas, inelastisitas, tahanan listrikndan listeresisi magnetic. Efekefek ini disebut efek-efek disipatif dan usaha itu dikatakan terdissipasi.
Proses-proses yang disertai dissipasi usaha menjadi energy dalam dikatakan menunjukkan
irreversible mekanik luar. Irreversibilitas lainnya ialah irreversibilitas mekanik dalam, irreversibilitas
termik, irreversibilitas kimia.
Kalau berbagai macam proses alam diselidiki dengan teliti maka ternyata bahwa semuanya
disertai salah satu dari dua sifat berikut.
Tidak dipenuhinya syarat-syarat untuk kesetimbangan termodinamika, yaitu tidak adanya
kesetimbangan mekanik, termik dan kimia
2.
Adanya efek disipatif, seperti geseran, viskositas, anelastisitas, tahanan listrik dan listeresis
magnetic.
Maka dapat ditarik kesimpulan, bahwa sebuah proses akan reversible kalau
1.

Proses itu berlangsung quasi-statik


Proses itu tidak disertai efek-efek desipatif.
Karena tidak mungkin bentuk memenuhi kedua syarat itu dengan sempurna maka jelaslah
bahwa sebuah proses reversible adalah sesuatu yang hayal atau ideal.
1.
2.

14

Proses reversible sangat berguna dalam perhitungan teori dalam hal ini, pengandaian proses
reversible dalam termodinamika serupa dengan pengandaian yang seringkali dijumpai dalam
mekanika, misalnya pengandaian kawat yang tidak bermassa, katrol tanpa geseran dan titik massa.

MESIN KALOR CARNOT


Ketika system dalam suatu mesin menjalani sebagian daurnya, sejumlah kalor diserap
dari reservoir panas, pada bagian lain dari daur itu kalor yang jumlahnya lebih sedikit dibuang
ke reservoir yang lebih dingin. Jadi boleh dikatakan bahwa mesin bekerja diantara sepasang
reservoir ini. Menurut kenyataannya sejumlah kalor selalu dibuang ke reservoir yang lebih
dingin, sehingga efisiensi mesin tidak akan pernah mencapai 100%.

A.

Ada 3 hal yang penting mengenai mesin.


Berapa daya guna maksimum yang dapat dicapai oleh suatu mesin yang bekerja antara
kedua reservoir itu.
2. Bagaimana karakteristik mesin.
3. Apa pengaruh sifat zat kerja.
Untuk menjawab pertnyaan ini Nicelai Leonard Sadi Carnot (1824) seorang insinyur
ulung bangsa perancis memikirkan sebuah siklis ideal yang sekarang terkenal dengan siklus
Carnot. Siklus carnot terdiri atas dua proses isothermal reversible dan dua proses adiabatic
reversible.
1.

Siklus Carnot terdiri dari 4 proses sebagai berikut:


Proses adiabatic reversible dalam arah sedemikian sehingga suhu naik sampai suhu T1dari
reservoir panas.
2. Zat kerja tetap berhubungan dengan reservoir dengan suhu T1 dan menjalani proses
isotermik reversible dalam arah dan waktu sedemikian sehingga jumlah kalor Q1 diserap dari
reservoir tersebut, (Penyerapan kalor terjadi pada suhu konstan yaitu suhu dari reservoir
panas).
3. Proses adiabatic reversible dalam arah berlawanan dengan proses pertama sehingga suhu
turun sampai suhu T2 dari reservoir dingin.
4. Zat kerja tetap berhubungan dengan reservoir pada T2 dan mengalami proses isothermik
reversible dalam arah belawanan dengan proses kedua sampai zat kerja mencapai keadaan
mula-mula. Selama proses ini kalor Q2 diberikan kepada reservoir dingin (Pengeluaran kalor
terjadi pada suhu konstan yaitu suhu dari reservoir dingin)
Suatu mesin yang menjalani siklus carnot disebut mesin carnot. Sedangkan mesin
kalor carnot adalah suatu mesin yang mengubah energy kalor menjadi energy mekanik.
Karena keempat proses dari siklus tersebut reversible maka siklus carnot adalah siklus
reversible.
1.

Q2= Kalor masuk


W= Usaha yang dihasilkan
Q1= Kalor yang keluar atau energy kalor yang tidak terpakai atau terbuang
Q2 dari reservoir panas, Q1 dari reservoir dingin.
Usaha W=Q2-Q1

15

Efisiensi mesin kalor :

Mesin Kalor Carnot

Usaha 1-2 ( Ekspansi isothermik)

Usaha 2-3 ( Ekspansi adiabatic)

Usaha 3-4 ( Kompresi isothermik)


16

Usaha 4-1 (Kompresi adiabatic)

Usaha Total

Kita amati pada proses adiabatic


2

17

Efisiensi diatas merupakan Effisiensi Mesin Carnot Termik.


Effisiensi mesin secara umum dapat dituliskan sebagai:
=Q2-Q1Q2
=WQ2
Dari persamaan diatas dapat disimpulkan bahwa:
Mesin biasa hanya berlaku persamaan
=Q2-Q1Q
Sedang mesin Carnot dapat berlaku
=Q2-Q1Q1 dan =T2-T1T2
Dari persamaan
Q2-Q1Q2=T2-T1T2
T2-T1Q2=Q2-Q1T2
T2Q2-T1Q2=Q2T2-Q1T2
T1Q2=T2Q1
Q1T1=Q2T2
QT=C

18

B.

REFRIGERATOR CARNOT ( Mesin Pendingin Carnot)


Mengingat mesin Carnot merupakan mesin kalor reversible, maka mesin tersebut dapat
dibalik. Mesin tersebut merupakan mesin pendingin atau refrigerator Carnot.
Pada refrigerator Carnot berlaku
T2'>T1,
W=Q2-Q1
W= kalor yang masuk / diperlukan
Q1= kalor yang dihisap

Perbandingan antara kalor Q1 yang dapat dihisap dengan usaha yang digunakan W merupakan
koefisien performance C.
c=T1'T2'-T1'
c=Q1'W'=Q1'Q2'-Q1'
Theorema Carnot berbunyi : Tak ada sebuah mesin yang bekerja antara dua reservoir
tertentu dapat lebih effisien daripada mesin Carnot yang bekerja antara kedua reservoir
Bukti:
Misalkan sebuah mesin Carnot (R) dan suatu mesin lain (I) bekerja diantara dua reservoir yang
samadan diatur demikian sehingga keduanya melakukan usaha yang sama yaitu W.
Mesin Carnot R
1.
2.
3.
4.

Menghisap kalor reservoir panas.


Melakukan usaha W.
Mengeluarkan kalor Q1-W kepada reservoir dingin
Daya Guna R=WQ1

Mesin Lain I
Menghisap kalor Q, dari reservoir panas.
Melakukan usaha W
Mengeluarkan kalor Q1'-W kepada reservoir dingin
Daya guna 1=WQ'
Misalkan bahwa daya guna mesin I lebih besar dari R
1.
2.
3.
4.

I>R
WQ,>WQ1
Q1>Q'

19

Misalkan sekarang bahwamesin I menjalankan mesin Carnot R yang bekerja sebagai mesin
pendingin. Pada peristiwa ini secara simbolikditunjukkan sebagai gambar

Karena seluruh usaha adalah untuk kepentingan bersama maka mesin kalor dan mesin
pendingin ini dapat digabungkan sehingga keseluruhannya merupakan alat yang bekerja
sendiri.
Kalor bersih yang diserap dari reservoir dingin adalah:
Q1-W-Q1-W=Q1-Q1'
Harga ini adalah positif. Kalor bersih yang dikeluarkan kepada reservoir panas juga =Q1-Q1'
Jadi kesimpulannya alat yang bekerja sendiri ini memudahkan kalor sebesar Q1-Q1, dari
reservoir dingin ke reservoir panas. Hal ini bertentangan dengan hukum II Termodinamika
(Azas Clausius).
Hal ini berarti bahwa pengandaian I>R salah. Maka seharusnya adalah:
IR

Dari Theorema Carnot dapat ditarik kesimpulan bahwa:


Semua mesin Carnot yang bekerja antara dua reservoir yang tertentu daya gunanya sama.
Bukti:
Misalkan ada mesin Carnot R1 dan R2 yang bekerja diantara dua reservoir yang sama. Apabila
R1 menjalankan R2 yang bekerja sebagai mesin pendingin maka theorema Carnot haruslah :
R1R2
Apabila R2 menjalankan R1 yang bekerja sebagai mesin pendingin maka menurut theorema
Carnot haruslah:
R2R1
Jadi dengan begitu jelaslah bahwa
20

R1=R2
Karena dalam pembahasan tadi tidak terdapat syarat-syarat khusus untuk sifat zat kerja maka,
daya guna siklus Carnot tidak dipengaruhi oleh zat kerja.
Daya Guna Siklus Carnot
Karena Carnot tidak tergantung dari zat kerja maka untuk mudahnya perhitungan kita pakai
gas sempurna sebagai gas kerja.

Skema suatu proses siklis


a

Proses kompressi adiabatic reversible.


Persamaan : Vax-IT2=Vbx-IT1
Atau T1T2=VaVbx-I

Proses ekspansi isothermik reversible.


Contoh soal

Buktikan bahwa kurva adiabatic gas ideal lebih tegak daripada kurva isotermik!
Penyelesaian soal C.3.
Pada proses isotermik PV=C
21

Pada proses adiabatic PV=CI


P=CV=CV-I
dPdV=-CV-2=-CV2=-PV
P=C'VC'V-
dPdV=-C'V--I=-C'V+1
=-PV
Karena =CpCV selalu > 1 maka kurva adiabatic gas ideal lebih tegak dari pada kurva isotermik
gas ideal.

2.6. Aplikasi Proses Reversibel dan Irreversibel dalam Termodinamika


2.6.1 Aplikasi Proses ireversibel pada pompa kalor dan AC
Mesin refrigerasi dan pompa kalor adalah mesin yang bekerja menyerap kalor dari lingkungan
bersuhu rendah kemudian dipindahkan kelingkungan bersuhu tinggi . Pada gambar 23.1 adalah cara
kerja mesin tersebut

22

Refrigerator atau mesin pendingin bekerja dengan menyerap kalor pada suhu rendah ( di dalam
ruangan) kemudian dibuang ke suhu yang lebih tinggi ( di luar ruangan). Pompa kalor bekerja dengan
menyerap kalor pada suhu rendah ( di luar ruangan) kemudian dibuang ke suhu yang lebih tinggi ( di
dalam ruangan). Jadi perbedaan dari kedua sistem tersebut adalah pemanfaatan kalornya. Untuk
refrigerator, kalor harus dibuang kelingkungan, tetapi untuk pompa kalor, kalor harus diambil
dari lingkungan untuk pemanasan.
2.6.2 Aplikasi proses reversibel pada Mesin Pendingin
Mesin Pendingin (Refrigerator)
Mesin pendingin, sama seperti mesin kalor, adalah sebuah alat siklus. Fluida kerjanya
disebut dengan refrigerant. Siklus refrigerasi yang paling banyak digunakan adalah daur refrigerasi
kompresi-uap yang melibatkan empat komponen : kompresor, kondensor, katup ekspansi dan
evaporator.

23

Gambar 2.1 Siklus Refrigerasi


Refrigerant memasuki kompresor sebagai sebuah uap dan dikompres ke tekanan kondensor.
Refrigerant meninggalkan kompresor pada temperatur yang relatif tinggi dan kemudian didinginkan
dan mengalami kondensasi dikondensor yang membuang panasnya ke lingkungan. Refrigerant
kemudian memasuki tabung kapilar dimana tekanan refrigerant turun drastis karena efek throttling.
Refrigerant bertemperatur rendah kemudian memasuki evaporator, dimana disini refrigerant
menyerap panas dari ruang refrigerasi dan kemudian refrigerant kembali memasuki kompresor.
Sebuah kulkas ideal mempunyai koefisien performansi 5,0. Jika suhu ruang di luar kulkas adalah
27oC, berapa suhu paling rendah di dalam kulkas yang dapat diperoleh?

2.7. Apakah yang dimaksud dengan entropi ?


Entropi adalah ukuran banyaknya energi atau kalor yang tidak dapat diubah menjadi
usaha. Besarnya entropi suatu sistem yang mengalami proses reversibel sama dengan kalor yang
diserap sistem dan lingkungannya dibagi suhu mutlak sistem tersebut (T). Entropi adalah fungsi
keadaan, nilainya pada suatu keadaan setimbang dapat dinyatakan dalam variabel-variabel yang
menentukan keadaan sistem. Asas kenaikan entropi dapat dinyatakan bahwa entropi selalu naik

24

pada tiap proses ireversibel. Karena itu dapat dikatakan bahwa entropi dari suatu sistem terisolasi
sempurna selalu naik tiap proses ireversibel.
Dalam proses adiabatik, dQ = 0, dan dalam proses adaibatik ireversibel dQr = 0. Oleh karena
itu dalam proses adibatik reversibel, ds = 0 atau ini berarti bahwa entropi S tetap. Proses demikian
ini disebut pula sebagai proses insentropik. Jadi:
dQr = 0 dan dS = 0
Dalam proses isotermal reversibel, suhu T tetap, sehingga perubahan entropi
Untuk melaksanakan proses semacam ini maka sistem dihubungkan dengan sebuah
reservoir yang suhunya berbeda. Jika arus panas mengalir masuk kedalam sistem, maka Qr positif
dan entropi sistem naik. Jika arus panas keluar dari sistem Qr negatif dan entropi sistem turun.
Contoh proses isotermal reversibel ialah perubahan fase pada tekanan tetap. Arus panas
yang masuk kedalam sistem per satuan massa atau per mol sama dengan panas transformasi 1,
sehingga perubahan entropi jenisnya.
Jika dalam suatu proses terdapat arus panas antara sistem dengan lingkungannya secara
reversibel, maka pada hakekatnya suhu sistem dan suhu lingkungan adalah sama. Besar arus panas
ini yang masuk kedalam sistem atau yang masuk kedalam lingkungan disetiap titik adalah sama,
tetapi harus diberi tanda yang berlawanan. Karena itu perubahan entropi lingkungan sama besar
tapi berlawanan tanda dengan perubahan entropi sistem dan jumlahnya menjadi nol. Sebab sistem
bersama dengan lingkungannya membentuk dunia, maka boleh dikatakn bahwa entropi dunia
adalah tetap. Hendaknya diingat bahwa pernyataan ini berlaku untuk proses reversibel saja.
Keadaan akhir proses irreversibel itu dapat dicapai dengan ekspansi reversibel. Dalam
ekspansi semacam ini usaha luar haus dilakukan. Karena tenaga dakhil sistem tetap, maka harus ada
arus panas yang mengalir kedalam sistem yang sama besarnya dengan usaha luar tersebut. Entropi
dalam gas dal proses reversibel ini naik dan kenaikan ini sama dengan kenaikan dalam proses
sebenarnya yang irreversibel, yaitu ekspansi bebas.
2.7. Bagaimanakah Asas Kenaikkan Entropi?
Hukum keseimbangan / kenaikan entropi menyatakan bahwa Panas tidak bisa mengalir dari
material yang dingin ke yang lebih panas secara spontan. Entropi adalah tingkat keacakan energi.
Jika satu ujung material panas, dan ujung satunya dingin, dikatakan tidak acak, karena ada
konsentrasi energi. Dikatakan entropinya rendah. Setelah rata menjadi hangat, dikatakan entropinya
naik.
Dalam pembahasan proses-proses ireversibel dalam pasal terdahulu, didapatkan bahwa
entropi dunia (unuiverse) selalu naik. Hal ini juga benar untuk semua proses ireversibel yang sudah
dapat dianalisa. Kesimpulan ini dikenal sebagai asas kenaikan entropi dan dianggap sebagai bagian
dari hukum kedua termodinamika. Asas ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
Entropi dunia selalu naik pada setiap proses ireversibel
Jika semua sistem yang berinteraksi di dalam suatu proses di lingkungi dengan bidang
adiabatik yang tegar, maka semua itu membentuk sistem yang terisolasi sempurna dan membentuk
dunianya sendiri. Karena itu dapat dikatakan bahwa entropi dari suatu sistem yang terisolasi
sempurna selalu naik dalam proes ireversibel yang terjdai dalam sistem itu. Sementara itu entropi
tetap tidak berubah dalam sistem yang terisolasi jika sistem itu mengalami proses reversibel.
2.8 Contoh Soal Entropi
1.

Misal diambil contoh soal:


25

Mula-mula sebuah wadah berisi 0,3m3 gas nitrogen (anggap sebagai gas ideal) bertekanan 10 kPa
dan suhu 250C dimampatkan sampai tekanan jadi dua kalinya dan volumenya menjadi 0,2m 3.
Tentukan perubahan entropi jenisnya!
Diketahui:
Keadaan awal : V1 = 0,3 m3, p1= 10 kPa= 104 Pa, T1= 250C = 298 K
Keadaan akhir : V2 = 0,2 m3, p2 = 20 kPa = 2 x 104 Pa
cp = 1,0416 KJ/kg
cv = 0,7448 KJ/kg
R= 296,93 joule/kgm-mol K
Ditanya: Perubahan entropi jenisnya (s2 - s1)?
Penyelesaian:
Untuk menghitung perubahan entropi, pertama-tama harus dihitung suhu pada keadaan akhir:

Perubahan entropi dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:

2.

Diketahui:

Ditanya: penjelasan rumus diatas?


Penyelesaian:
Proses ireversibel (dQr = 0) dan proses reversibel (dS = 0) yang berarti bahwa entropi
S tetap. Jadi:
26

dQr = 0 dan dS = 0
Dalam proses isotermal reversibel, suhu T tetap, sehingga perubahan entropi:

Atau bisa ditulis:

3. Entropi adalah ukuran banyaknya energi atau kalor yang tidak dapat diubah menjadi usaha.
Jelaskan mengapa energi atau kalor tidak bisa diubah menjadi usaha?
Jawab:
Karena ini sesuai dengan hukum ke 2 termodinamika yaitu hukum kekekalan energi. Bahwa energi
itu kekal, tidak semua energi atau kalor bisa diubah menjadi usaha 100%. Jika semua itu terjadi,
maka akan melanggar hukum kekekalan energi. sehingga sisa dari energi yang tidak menjadi usaha
itulah yang diubah menjadi energi lain yang disebut entropi. Jadi, energi atau kalor tidak bisa diubah
menjadi usaha sebab energi itu kekal.

27

Anda mungkin juga menyukai