PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari-hari termodinamika merupakan salah satu cabang ilmu fisika
yang memusatkan pada energi terutama energi panas dan transformasinya. Hukum termdinamika
1 menyatakan energi adalah kekal yaitu tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnakan. Energi
mungkin saja bisa berubah, perubahan bentuk energi hanya dapat berlangsung dalam satu arah.
Proses yang tidak dapat dibalik arahnya dinamakan proses irreversibel sedangkan proses yang
dapat dibalik arahnya disebut proses reversibel.
Dalam analisis termodinamika, perlu adanya suatu konsep yang disebut reversible (reaksi
termodinamika reversible) dan reaksi irreversibel. Walaupun di alam tidak mungkin ada proses yang
reversible, tetapi secara teoritis dan praktis artinya cukup penting. Proses termodinamik yang
berlanggsung secara alami seluruhnya disebut proses ireversibel (irreversibel process). Proses tersebut
berlangsung secara spontan pada satu arah tetapi tidak pada arah sebaliknya. Proses yang tidak
dapat dibalik arahnya dinamakan proses irreversibel . Contohnya kalor berpindah dari benda bersuhu
tinggi ke benda bersuhu rendah. Reversible adalah sebuah proses yang bisa "dibalik" dengan cara
sangat kecil perubahan dalam beberapa properti dari sistem tanpa produksi entropi (yaitu disipasi
energi). Karena terhadap perubahan sangat kecil, sistem dalam kesetimbangan termodinamika
sepanjang seluruh proses. Karena itu akan mengambil jumlah tak terbatas waktu untuk proses
reversibel untuk menyelesaikan, proses reversibel sempurna tidak mungkin. Namun, jika sistem
mengalami perubahan merespon lebih cepat daripada perubahan diterapkan, deviasi dari
reversibilitas mungkin dapat diabaikan. Dalam siklus reversibel, sistem dan sekitarnya akan persis
sama setelah setiap siklus.
Definisi alternatif dari proses reversibel adalah proses yang, setelah itu telah terjadi, dapat
dibalik dan tidak menyebabkan perubahan baik dalam sistem atau sekitarnya. Secara
termodinamika, proses "berlangsung" akan mengacu pada transisi dari awal negara ke keadaan
akhir. Dalam proses ireversibel hingga perubahan yang dibuat, sehngga sistem ini tidak pada
kesetimbangan selama proses berlangsung. Pada titik yang sama dalam siklus ireversibel, sistem
akan berada dalam keadaan yang sama, tetapi lingkungan yang berubah secara permanen setelah
setiap siklus.
Dalam termodinamika, perubahan sistem dan semua disekitarnya tidak dapat tepat untuk
dikembalikan pada keadaan awal oleh perubahan yang sangat kecil dalam beberapa sistem tanpa
mengeluarkan energi. Sebuah sistem yang mengalami peroses irreversible mungkin masih mampu
kembali pada keadaan awal, namun mustahil bila terjadi pemulihan lingkungan pada kondisi awal.
Sebuah proses irreversible meningkatkan entropi alam semesta. Namun, karena entropi
adalah fungsi keadaan maka, perubahan entropi dari suatu sistem adalah sama. Apakah proses ini
reversibel atau irreversible? Hukum kedua termodinamika dapat digunakan untuk menentukan
apakah suatu proses yang reversible atau tidak.
Untuk mengetahui lebih lengkap mengenai proses reversibel dan irreversibel akan
dijabarkan lebih lengkap dalam makalah ini.
1.2.
RUMUSAN MASALAH
1.
2.
3.
4.
1.3.
TUJUAN
Adapun tujuan pembuatan dari makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui sejarah dari proses reversibel dan irreversibel
2. Untuk mengetahui perbedaan dari proses reversibel dan irreversibel
3. Untuk mengetahui kriteria dari proses reversibel dan irreversibel
4. Untuk mengetahui contoh dari proses reversibel dan irreversibel
BAB II
ISI
2.1.
yang membentuk siklus adalah reversibel. Maka pada siklus reversibel, kondisi awal dicapai kembali
pada akhir siklus.
Siklus Irreversibel
Sebagaimana telah disebut di atas bahwa jika perubahan dalam arah sebaliknya, akan membalik
proses seutuhnya disebut sebagai proses reversibel. Tetapi jika perubahan tidak membalik proses,
maka disebut proses ireversibel. Pada proses ireversibel, terjadi kerugian panas karena gesekan,
radiasi atau konduksi. Dalam keadaan di lapangan, sebagian besar proses adalah ireversibel.
Penyebab utma ireversibel adalah : (1) gesekan mekanik dan fluida, (2) ekspansi tak tertahan,
(3)perpindahan panas dengan perbedaan temperatur tertentu. Lebih jauh, gesekan akan merubah
kerja mekanik menjadi panas. Panas ini tidak bisa dirubah kembali dalam jumlah yang sama ke
dalam kerja mekanik. Sehingga jika ada gesekan di dalam proses maka proses adalah ireversibel.
Sebuah siklus adalah ireversibel jika ada proses
ireversibel pada proses-proses pada siklus tersebut. Maka pada siklus ireversibel, kondisi awal tidak
didapati pada akhir siklus.
2.2.
yang dapat dibalik arahnya dinamakan proses reversibel. Proses reversibel adalah murni dan
bersifat hipotesis.
Perbedaan suhu dan tekanan antara zat kerja dan lingkungan harus infinitesimal
Perbedaan suhu dan tekanan yang terjadi disini adalah berbanding lurus,
dimana ketika seuhu pada awal tinggi maka tekanan juga tinggi dan apabila
suhu rendah ketika proses selanjutnya maka teakanan juga rendah. Jika suhu
awa dan suhu akhir sama maka proses reversibel tidak akan terjadi.
Pencampuran dua sampel zat yang sama pada keadaan yang sama
Adanya campuran zat, yang dimana masing-masing dari zat tersebut,
mempunyai karakteristik yang sama, maka proses reversibel dapat
berlangsung hal ini dapat terjadi karena tidak adanya ketidaksinkronisasian
antara masing-masing zat.
Contoh proses isotermal reversibel ialah perubahan fase pada tekanan tetap. Arus panas
yang masuk kedalam sistem per satuan massa atau per mol sama dengan panas transformasi
1, sehingga perubahan entropi jenisnya menjadi :
Jika dalam suatu proses terdapat arus panas antara sistem dengan lingkungannya secara
reversibel, maka pada hakekatnya suhu sistem dan suhu lingkungan adalah sama. Besar arus
panas ini yang masuk kedalam sistem atau yang masuk kedalam lingkungan disetiap titik
adalah sama, tetapi harus diberi tanda yang berlawanan. Karena itu perubahan entropi
lingkungan sama besar tapi berlawanan tanda dengan perubahan entropi sistem dan
jumlahnya menjadi nol. Sebab sistem bersama dengan lingkungannya membentuk dunia,
maka boleh dikatakn bahwa entropi dunia adalah tetap. Hendaknya diingat bahwa
pernyataan ini berlaku untuk proses reversibel saja
Jika gaya tekan gas sama dengan gaya F, maka tidak terjadi apa-apa. Jika F lebih
besar daripada gaya dari gas, maka gas akan terkompresi, begitujuga jika F kurang dari gaya
dari gas, maka gas akan ekspansi.
2.3.
Para fisikawan Jerman Rudolf Clausius (1850 an) adalah orang pertama yang mengukur secara
matematis penemuan irreversibilitas di alam melalui pengenalan tentang konsep entropi.
Beliau menyatakan pada Formulir modifikasi dari teorema Fundamental II dalam Teori
Panaskan bahwa suatu sistem tidak mungkin mentransfer panas dari tubuh yang lebih dingin ke
tubuh yang lebih panas. Contohnya : Secangkir Kopi panas yang diletakkan pada suhu kamar.
Penjelasan lain dari sistem irreversible dipresentasikan oleh ahli matematika prancis Henri
Poincare (1890) ia menerbitkan dinamika non linier yang disebut teori Chaos. Bahwa menerapkan
teori Chaos dengan hukum Kedua Termodinamika, paradoks irreversibilitas dapat dijelaskan
dalam kesalahan yang terkait dengan skala microstates untuk macrostates dan derajat kebebasan
yang digunakan ketika melakukan eksperimen.
Irreversible merupakan proses- proses yang dapat berlangsung secara alami dan akan
berlangsung secara searah.Proses tak reversible sering disebut proses alami karena merupakan
proses nyata yang berlangsung secara spontan di alam tanpa harus ada usaha dari luar sistem
untuk melangsungkannya. Sesuai namanya proses alami selalu berlangsung satu arah, yaitu
keadaan tak setimbang menuju ke keadaan seimbang, dan proses akan berhenti dengan
sendirinya bila keadaan setimbang telah tercapai. Proses pada arah sebaliknya yaitu dari keadaan
setimbang menuju ke keadaan setimbang, tidak pernah berlangsung secara spontan dan hanya
dapat terjadi melalui usaha atau interperensi dari luar sistem.
Beberapa contoh proses irreversibel ( dalam fisika ) :
Perpindahan panas melalui perbedaan suhu
Beberapa contoh proses irreversibel ( dalam kimia ) pada saat suatu reaksi menjadi
spontan :
pembentukan NaCl
NaOH(aq) + HCl(aq)
Pembakaran
Pada saat terjadi proses pembakaran terjadi, suatu wujud benda yang berupa padat
akan menalami proses penghancuran struktur dari wujud tersebut. Sehingga wujud tersebut
tidak dapat kembali ke bentuk awal. Itu artinya zat tersebut mengalami proses ireversibel.
Gesekan
Jika adanya seuatu gesekan pada permukaan benda, maka akan membuat benda
menjadi kehilangan sebagian strukturnya, kehilangan struktur ini membuat benda itu tidak dapat
kembali ke bentuk semula.
Dengan Yeks menyatakan besaran intensif lingkungan (eksternal) yang pada umumnya konstan.
.Contoh:
1.
Kerja
pada
proses
perubahan
volume
yang
irreversible.
Gambar di samping ini menunjukkan perubahan volume gas secara spontan apabila stoper dilepas.
Kerja pada proses spontan ini dinyatakan dengan:
2.
KERJA
PADA
PROSES
PEMULAAN
BEBAS
(EKSPANSI
Gambar di bawah ini menunjukkan perubahan volume gas karena mengisi ruang vakum.
BEBAS)
Setelah kran dibuka, maka gas dari ruang A akan mengalir ke ruang B yang mula-mula vakum,
sehingga volume gas bertambah dari V = VAmenjadi V = VA + VB. Karena Peks = 0, maka perubahan
volume gas tersebut dikatan sebagai pemuaian bebas dan prosesnya berlangsung secara spontan.
Pada pemuaian bebea besarnya kerja. W = 0, karena Peks = 0.
Apabila kita menekan pengisap tersebut dengan sangat cepat sampai kembali lagi ke
kesetimbangan dengan reservoir, selama proses ini gas bergolak dan tekanan serta
temperaturnya tidak dapat didefinisikan secara tepat sehingga grafik proses ini tidak
9
dapat digambarkan sebagai sebuah garis kontinu dalam diagram P-V karena tidak diketahui
berapa nilai tekanan atau temperatur yang akan diasosiasikan dengan volume yang
diberikan. Proses inilah yang dinamakan proses irreversibel.
2.
1. proses kerja
Mengubah usaha menjadi kalor dapat dilakukan secara terusmenerus.Tetapi mengubah
kalor menjadi usaha tidak semudah itu karena menyangkut terbatasnya ruang tempat gas. Untuk
dapat mengubah kalor menjadi usaha secara terus-menerus, haruslah diupayakan agar gas yang
telah melakukan usaha itu dikembalikan ke keadaan semula. Proses seperti ini disebut proses
keliling atau siklus atau daur. Perhatikan contoh siklus sembarang dalam diagram p-V seperti
diperlihatkan pada Gambar 4.7. Rangkaian prosesnya dapat dijelaskan sebagai berikut:
= Wab - Wbc
atau = luas daerah abca
Dalam penerapannya, suatu proses keliling (siklus) dilakukan di dalam sebuah mesin kalor. Misanya :
Mesin otto, siklusnya disebut siklus Otto
Mesin Diesel, siklusnya disebut siklus Diesel
Mesin Uap, siklusnya disebut siklus Rankine
Gambar 9.28 memperlihatkan siklus mesin-mesin tersebut.
10
11
Gambar
9.22
Diagram
PV
untuk
proses
isothermal
dan
adiabatis.
Karena dalam satu siklus, gas kembali ke keadaan semula, maka tidak ada perubahan energi dalam (
= 0). Oleh karena itu, usaha yang dilakukan gas (
Dengan :
Q1 = kalor yang diserap dari reservoir suhu tinggi T1
Q2 = kalor yang dibuang ke reservoar suhu rendah T2
= usaha dalam satu siklus
Menurut Gambar 9.22, usaha total satu siklus sama dengan luas abcd (bidang yang diranster).
Contoh
Sebuah mesin menyerap kalor dari reservoar suhu tinggi sebesar 11000 joule. Bila mesin melakukan
usaha sebesar 4000 joule,
hitunglah:
a. kalor yang dikeluarkan mesin ke reserfoar suhu rendah!
b. Efisiensi mesin!
12
Contoh
Sebuah mesin Carnot mempunyai efisiensi 30% ketika reserfoar suhu tinggi 800 K. Agar efisiensi
mesin naik menjadi 50%, harus dibuat suhu berapa reserfoar suhu tinggi?
13
Pada proses melingkar, system berubah kemudian kembali ke keadaan semula. Energy
dalam proses melingkar tidak berubah.
Sebuah proses reversible adalah sebuah proses yang berlangsung sedemikian sehingga pada
akhir proses, system dan keliling local ( local surroundings) dapat dikembalikan ke keadaan mulamula, tanpa meninggalkan suatu perubahan pada sisa universum (rest of universe). Universum disini
digunakan dalam arti teknis, yaitu sempit sekali tanpa suatu pengertian kosmos.
Universum disini artinya tidak lain adalah bagian yang berhingga dari dunia yang terdiri dari
system dan kelilingnya yang dapat mengadakan interaksi dengan system itu. Sebuah proses yang
tidak memenuhi syarat-syarat diatas disebut irreversible.
Sebagai konsekuensi hukum kedua Termodinamika yang memperlihatkan arah perubahan
alami distribusi energy dan memperkenalkan prinsip peningkatan entropi, maka semua proses alam
adalah irreversible.
Pengubahan usaha menjadi energy dalam sebuah system kalor berlangsung dengan disertai
gejala-gejala seperti gesekan viskositas, inelastisitas, tahanan listrikndan listeresisi magnetic. Efekefek ini disebut efek-efek disipatif dan usaha itu dikatakan terdissipasi.
Proses-proses yang disertai dissipasi usaha menjadi energy dalam dikatakan menunjukkan
irreversible mekanik luar. Irreversibilitas lainnya ialah irreversibilitas mekanik dalam, irreversibilitas
termik, irreversibilitas kimia.
Kalau berbagai macam proses alam diselidiki dengan teliti maka ternyata bahwa semuanya
disertai salah satu dari dua sifat berikut.
Tidak dipenuhinya syarat-syarat untuk kesetimbangan termodinamika, yaitu tidak adanya
kesetimbangan mekanik, termik dan kimia
2.
Adanya efek disipatif, seperti geseran, viskositas, anelastisitas, tahanan listrik dan listeresis
magnetic.
Maka dapat ditarik kesimpulan, bahwa sebuah proses akan reversible kalau
1.
14
Proses reversible sangat berguna dalam perhitungan teori dalam hal ini, pengandaian proses
reversible dalam termodinamika serupa dengan pengandaian yang seringkali dijumpai dalam
mekanika, misalnya pengandaian kawat yang tidak bermassa, katrol tanpa geseran dan titik massa.
A.
15
Usaha Total
17
18
B.
Perbandingan antara kalor Q1 yang dapat dihisap dengan usaha yang digunakan W merupakan
koefisien performance C.
c=T1'T2'-T1'
c=Q1'W'=Q1'Q2'-Q1'
Theorema Carnot berbunyi : Tak ada sebuah mesin yang bekerja antara dua reservoir
tertentu dapat lebih effisien daripada mesin Carnot yang bekerja antara kedua reservoir
Bukti:
Misalkan sebuah mesin Carnot (R) dan suatu mesin lain (I) bekerja diantara dua reservoir yang
samadan diatur demikian sehingga keduanya melakukan usaha yang sama yaitu W.
Mesin Carnot R
1.
2.
3.
4.
Mesin Lain I
Menghisap kalor Q, dari reservoir panas.
Melakukan usaha W
Mengeluarkan kalor Q1'-W kepada reservoir dingin
Daya guna 1=WQ'
Misalkan bahwa daya guna mesin I lebih besar dari R
1.
2.
3.
4.
I>R
WQ,>WQ1
Q1>Q'
19
Misalkan sekarang bahwamesin I menjalankan mesin Carnot R yang bekerja sebagai mesin
pendingin. Pada peristiwa ini secara simbolikditunjukkan sebagai gambar
Karena seluruh usaha adalah untuk kepentingan bersama maka mesin kalor dan mesin
pendingin ini dapat digabungkan sehingga keseluruhannya merupakan alat yang bekerja
sendiri.
Kalor bersih yang diserap dari reservoir dingin adalah:
Q1-W-Q1-W=Q1-Q1'
Harga ini adalah positif. Kalor bersih yang dikeluarkan kepada reservoir panas juga =Q1-Q1'
Jadi kesimpulannya alat yang bekerja sendiri ini memudahkan kalor sebesar Q1-Q1, dari
reservoir dingin ke reservoir panas. Hal ini bertentangan dengan hukum II Termodinamika
(Azas Clausius).
Hal ini berarti bahwa pengandaian I>R salah. Maka seharusnya adalah:
IR
R1=R2
Karena dalam pembahasan tadi tidak terdapat syarat-syarat khusus untuk sifat zat kerja maka,
daya guna siklus Carnot tidak dipengaruhi oleh zat kerja.
Daya Guna Siklus Carnot
Karena Carnot tidak tergantung dari zat kerja maka untuk mudahnya perhitungan kita pakai
gas sempurna sebagai gas kerja.
Buktikan bahwa kurva adiabatic gas ideal lebih tegak daripada kurva isotermik!
Penyelesaian soal C.3.
Pada proses isotermik PV=C
21
22
Refrigerator atau mesin pendingin bekerja dengan menyerap kalor pada suhu rendah ( di dalam
ruangan) kemudian dibuang ke suhu yang lebih tinggi ( di luar ruangan). Pompa kalor bekerja dengan
menyerap kalor pada suhu rendah ( di luar ruangan) kemudian dibuang ke suhu yang lebih tinggi ( di
dalam ruangan). Jadi perbedaan dari kedua sistem tersebut adalah pemanfaatan kalornya. Untuk
refrigerator, kalor harus dibuang kelingkungan, tetapi untuk pompa kalor, kalor harus diambil
dari lingkungan untuk pemanasan.
2.6.2 Aplikasi proses reversibel pada Mesin Pendingin
Mesin Pendingin (Refrigerator)
Mesin pendingin, sama seperti mesin kalor, adalah sebuah alat siklus. Fluida kerjanya
disebut dengan refrigerant. Siklus refrigerasi yang paling banyak digunakan adalah daur refrigerasi
kompresi-uap yang melibatkan empat komponen : kompresor, kondensor, katup ekspansi dan
evaporator.
23
24
pada tiap proses ireversibel. Karena itu dapat dikatakan bahwa entropi dari suatu sistem terisolasi
sempurna selalu naik tiap proses ireversibel.
Dalam proses adiabatik, dQ = 0, dan dalam proses adaibatik ireversibel dQr = 0. Oleh karena
itu dalam proses adibatik reversibel, ds = 0 atau ini berarti bahwa entropi S tetap. Proses demikian
ini disebut pula sebagai proses insentropik. Jadi:
dQr = 0 dan dS = 0
Dalam proses isotermal reversibel, suhu T tetap, sehingga perubahan entropi
Untuk melaksanakan proses semacam ini maka sistem dihubungkan dengan sebuah
reservoir yang suhunya berbeda. Jika arus panas mengalir masuk kedalam sistem, maka Qr positif
dan entropi sistem naik. Jika arus panas keluar dari sistem Qr negatif dan entropi sistem turun.
Contoh proses isotermal reversibel ialah perubahan fase pada tekanan tetap. Arus panas
yang masuk kedalam sistem per satuan massa atau per mol sama dengan panas transformasi 1,
sehingga perubahan entropi jenisnya.
Jika dalam suatu proses terdapat arus panas antara sistem dengan lingkungannya secara
reversibel, maka pada hakekatnya suhu sistem dan suhu lingkungan adalah sama. Besar arus panas
ini yang masuk kedalam sistem atau yang masuk kedalam lingkungan disetiap titik adalah sama,
tetapi harus diberi tanda yang berlawanan. Karena itu perubahan entropi lingkungan sama besar
tapi berlawanan tanda dengan perubahan entropi sistem dan jumlahnya menjadi nol. Sebab sistem
bersama dengan lingkungannya membentuk dunia, maka boleh dikatakn bahwa entropi dunia
adalah tetap. Hendaknya diingat bahwa pernyataan ini berlaku untuk proses reversibel saja.
Keadaan akhir proses irreversibel itu dapat dicapai dengan ekspansi reversibel. Dalam
ekspansi semacam ini usaha luar haus dilakukan. Karena tenaga dakhil sistem tetap, maka harus ada
arus panas yang mengalir kedalam sistem yang sama besarnya dengan usaha luar tersebut. Entropi
dalam gas dal proses reversibel ini naik dan kenaikan ini sama dengan kenaikan dalam proses
sebenarnya yang irreversibel, yaitu ekspansi bebas.
2.7. Bagaimanakah Asas Kenaikkan Entropi?
Hukum keseimbangan / kenaikan entropi menyatakan bahwa Panas tidak bisa mengalir dari
material yang dingin ke yang lebih panas secara spontan. Entropi adalah tingkat keacakan energi.
Jika satu ujung material panas, dan ujung satunya dingin, dikatakan tidak acak, karena ada
konsentrasi energi. Dikatakan entropinya rendah. Setelah rata menjadi hangat, dikatakan entropinya
naik.
Dalam pembahasan proses-proses ireversibel dalam pasal terdahulu, didapatkan bahwa
entropi dunia (unuiverse) selalu naik. Hal ini juga benar untuk semua proses ireversibel yang sudah
dapat dianalisa. Kesimpulan ini dikenal sebagai asas kenaikan entropi dan dianggap sebagai bagian
dari hukum kedua termodinamika. Asas ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
Entropi dunia selalu naik pada setiap proses ireversibel
Jika semua sistem yang berinteraksi di dalam suatu proses di lingkungi dengan bidang
adiabatik yang tegar, maka semua itu membentuk sistem yang terisolasi sempurna dan membentuk
dunianya sendiri. Karena itu dapat dikatakan bahwa entropi dari suatu sistem yang terisolasi
sempurna selalu naik dalam proes ireversibel yang terjdai dalam sistem itu. Sementara itu entropi
tetap tidak berubah dalam sistem yang terisolasi jika sistem itu mengalami proses reversibel.
2.8 Contoh Soal Entropi
1.
Mula-mula sebuah wadah berisi 0,3m3 gas nitrogen (anggap sebagai gas ideal) bertekanan 10 kPa
dan suhu 250C dimampatkan sampai tekanan jadi dua kalinya dan volumenya menjadi 0,2m 3.
Tentukan perubahan entropi jenisnya!
Diketahui:
Keadaan awal : V1 = 0,3 m3, p1= 10 kPa= 104 Pa, T1= 250C = 298 K
Keadaan akhir : V2 = 0,2 m3, p2 = 20 kPa = 2 x 104 Pa
cp = 1,0416 KJ/kg
cv = 0,7448 KJ/kg
R= 296,93 joule/kgm-mol K
Ditanya: Perubahan entropi jenisnya (s2 - s1)?
Penyelesaian:
Untuk menghitung perubahan entropi, pertama-tama harus dihitung suhu pada keadaan akhir:
2.
Diketahui:
dQr = 0 dan dS = 0
Dalam proses isotermal reversibel, suhu T tetap, sehingga perubahan entropi:
3. Entropi adalah ukuran banyaknya energi atau kalor yang tidak dapat diubah menjadi usaha.
Jelaskan mengapa energi atau kalor tidak bisa diubah menjadi usaha?
Jawab:
Karena ini sesuai dengan hukum ke 2 termodinamika yaitu hukum kekekalan energi. Bahwa energi
itu kekal, tidak semua energi atau kalor bisa diubah menjadi usaha 100%. Jika semua itu terjadi,
maka akan melanggar hukum kekekalan energi. sehingga sisa dari energi yang tidak menjadi usaha
itulah yang diubah menjadi energi lain yang disebut entropi. Jadi, energi atau kalor tidak bisa diubah
menjadi usaha sebab energi itu kekal.
27