1 | Page
Kecepatan gerakan uap air dalam kayu tergantung pada kelembaban relatif daru udara
sekitar, kecuraman moisture gradient dan suhu kayu. Semakin rendah kelembaban relatif
udara sekitar, aliran uap air dalam kapiler menjadi lebih cepat. Kelembaban yang rendah juga
mempercepat difusi dengan menurungkan kadar air pada permukaan, sehingga mempercuram
moisture gradient. Semakin tinggi suhu kayu, uap air akan lebih cepat bergerak dari bagian
dalam yang basah ke bagian luar yang kering. Jika kelembaban relatif terlalu rendah pada
tahap awal pengeringan dapat terjadi penyusutan yang berlebihan, yang menyebabkan retak
permukaan dan retak ujung. Jika suhu terlalu tinggi, dapat terjadi lengkung, honeycomb dan
penurunan kekuatan.
Selama proses pengeringan, sirkulasi udara perlu diatur. Sirkulasi udara yang terlalu
lambat menyebabkan waktu yang dibutuhkan permukaan kayu untuk mencapai titik
keseimbangan kadar air menjadi lebih lama, selain itu memberikan kesempatan untuk
tumbuhnya jamur.
Karena ekstraktif kimia kayu teras menghalangi saluran, umumnya moisture bergerak
lebih bebas dalam kayu gubal dibandingkan dalam kayu teras, yang berarti kayu gubal lebih
cepat mengering. Namun kayu teras pada kebanyakan jenis kayu, mengandung kadar air lebih
rendah dibandingkan dengan kayu gubal sehingga pada akhirnya akan mencapai
keseimbangan kadar air dengan kecpatan yang sama.
Tahap pengeringan kayu meliputi tahap proses evaporasi konstan, tahap transisi dan
tahap eksponental. Tahap proses evaporasi konstan adalah proses avaporasi air bebas sel kayu
yang tidak berpengaruh ada dimensi kayu. Tahap transisi adalah proses pengeluaran air
terikat dari dinding sel, yang berakibat pada perubahan dimensi kayu. Tahap eksponental
adalah tahap penyesuaian akhir kayu terhadap lingkungannya.
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengeringan Kayu
Faktor yang memperngaruhi pengeringan kayu adalah panas, RH (kelembaban
relatif), dan sirkulasi udara.
1. Panas, meruapakan energi yang diperlukan oleh molekul air untuk melepaskan diri dari
ikatan antara molekul pada air bebas dalam rongga sel atau melepaskan diri dari ikatan
dengan tangan hidroksil pada air terikat. Pada suhu tinggi, udara cenderung menghisap
kelembaban atau uap air dibandingkan dengan udara bersuhu rendah. Panas termal udara
2 | Page
sangat berpengaruh terhadap nilai kelembaban udara tidak akan berubah walaupun
dipanaskan atau didinginkan.
2. Kelembaban relatif (air humidity), menentukan kapasitas pengeringan udara. Udara yang
lebih kering (kelembaban relatif lebih rendah) memiliki kapasitas pengeringan yang lebih
tinggi dan dapat menahan uap air lebih banyak. Kapasitas pengeringan yang lebih tinggi,
karena peningkatan temperatur menyebabkan turunnya kelembaban relatif.
3. Sirkulasi udara (air velocity) berfungsi sebagai pengantar panas ke kayu yang digunakan
untuk menguapkan air dari dalam kayu dan memindahkan uap air dari permukaan kayu
ke udara sekitar. Sirkulasi udara yang baik akan mempercepat perambatan gelombang
panas pada udara sehingga mempercepat pengeringan.
D. Metode Pengeringan Kayu
Metode pengeringan kayu yang biasa digunakan, antara lain:
1. Pengeringan Udara (alami)
a. Pemilihan tempat, kriteria dalam memilih tempat untuk pengeringan udara adalah
ukuran luas, permukaan datar, terbuka (aerasi baik), kering, bersih dari
sampah/limbah kayu, tidak ditumbuhi rumput-rumputan atau vegetasi yang lain.
b. Penumpukan, yang harus diperhatikan dalam penumpukan pada pengeringan adalah
pola penumpukan, dimensi penumpukan, pondasi, stiker, atap, perlindungan akhir dan
tingkat
pengeringan.
Pola
penumpukan
dimaksudkan
lorong-lorong
yang
dengan
maksud
untuk
mengefisiensikan
waktu
pengeringan
dan
4 | Page
5 | Page
Gaya tekan pada permukaan biasanya terjadi dekat pada retak permukaan sehingga
mudah terlihat selama tahap awal pengeringan, menimbulkan kesan bahwa kayu tersebut
sudah tidak dapat dipergunakan. Jika gaya tarik pada lapisan dalam lebih besar dari gaya
tarik pada arah tegak lurus serat maka akan terjadi internal rupture, namun tidak dapat
terlihat pada permukaan.
Ketika proses pengeringan selesai, papan masih dalam keadaan tegangan yang belum
konstan, lapisan luar mengalami gaya tekan dan lapisan dalam mengalami gaya tarik.
Kondisi ini biasanya berakhir dengan terjadinya kekerasan. Pada beberapa kasus tidak
menimbulkan masalah, kecuali jika pada papan terjadi ketidakseimbangan tegangan
antara tebal dan lebar, yang dapat menyebabkan penyimpangan. Dengan kondisi
pengeringan kilang yang terkendali, kondisi stress ini dapat dihilangkan.
Pada tahap akhir pengeringan, panas diberikan pada waktu singkat dengan kondisi
kelembaban relatif yang tinggi akan mendrong terbentuknya gaya tekan pada lapisan luar.
Jika gaya tekan akhir ini sama dengan gaya tarik awal, semua tengangan dapat
dihilangkan dan akhirnya kayu gergajian bebas dari tegangan. Perlakuan ini disebut
dengan conditioning. Namun jika waktu conditioning terlalu lama, stress dapat kembali
dan kayu gergajian secara permanen akan berada pada kondisi reverse-case-hardened
yang tidak diinginkan.
Jenis cacat karena penyusutan, adalah sebagai berikut :
a. Retak ujung dan permukaan (end and surface checks)
Hal ini terjadi karena pada saat permukaan kayu mengering, bagian luar kayu
mulai menyusut, tetapi bagian dalam kayu masih basah. Akibatnya terjadi tegangan
dan retak pada permukaan dan ujung kayu.
Cara pencegahannya adalah dengan mengoleskan oli, resin, urea atau
polyetilen gikol (PEG) pada ujung kayu. Pada tahap awal pengeringan digunakan
temperatur rendah, kemudian dinaikkan secara perlahan.
b. Case hardening
Case hardening disebabkan oleh tingginya kadar air dalam kayu sebelum
mulai dikeringkan dan sangat cepatnya proses pengeringan. Proses evaporasi dalam
inti kayu terhambat karena sel permukaan kayu yang kering menghalangi keluarnya
air dari sel bagian dalam kayu ke permukaan. Permukaan kayu akan mengeras dan
kedap.
c. Retak dalam (honey combing)
6 | Page
Jadwal pengeringan tiap kayu akan berbeda, tergantung jenis, ketebalan, kualitas dan
penggunaan akhir kayu gergajian. Terdapat dua maca jadwal pengeringan, yaitu penjadwalan
berdasarkan kadar air dan penjadwalan berdasarkan waktu pengeringan, kebanyakan kayu
daun lebar menggunakan jadwal pengeringan berdasarkan penaturan kadar air. Sedangkan
jadwal pengeringan kayu daun jarum, umumnya berdasarkan waktu pengeringan.
8 | Page