Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

INVENTARISASI SUMBERDAYA HUTAN


ACARA III
PENGUKURAN VOLUME DIAMETER PER-SEKSI

Nama :Baiq Maya Lispiani


Nim :C1L018079
Kelompok : 3 (Tiga)

JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2020
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik. Shalawat serta
salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti. Tidak
lupa penulis juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dalam pengumpulan data dalam laporan ini.
Penulisan laporan ini merupakan bentuk dari pemenuhan tugas mata
kuliah Inventarisasi Sumber Daya Hutan yang berjudul “Pengukuran Volume
Diameter Per-Seksi”. Adapun harapan penulis semoga laporan ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca untuk ke depannya
dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi laporan agar menjadi lebih baik
lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, penulis yakin
masih banyak kekurangan dalam laporan ini. Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan saran dan masukan yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan laporan ini.

Mataram, 12 Maret 2020

Baiq Maya Lispiani


C1L018079
iii

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan ini dibuat oleh :


Nama : Baiq Maya Lispiani
NIM : CIL018079
Kelompok : 2 ( Dua)
Fakultas : Pertanian
Jurusan : Kehutanan
Judul : Pengukuran Volume Diameter Per-Seksi

Laporan ini dibuat sebagai syarat lulus mata kuliah Inventarisasi Sumber
Daya Hayati.

Mataram, 12 Maret 2020

Menyetujui,

Koordinator Asisten Asisten

Bagus Karyo Widhiasto Resty Luana Sari


NIM. CIL015021 NIM. C1L017083
iv

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN ..........................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
DAFTAR TABEL..............................................................................................iv
1. PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Tujuan..........................................................................................................1
1.3 Manfaat .......................................................................................................2
II. TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3
III. METODELOGI PRAKTIKUM................................................................5
3.1 Waktu Dan Tempat. ....................................................................................5
3.2 Alat Dan Bahan............................................................................................5
3.3 Prosedur Kerja..............................................................................................5
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................7
4.1 Hasil.............................................................................................................6
4.2 Analisis.........................................................................................................6
4.3 Pembahasan..................................................................................................8
V. PENUTUP.....................................................................................................11
5.1 Kesimpulan.................................................................................................11
5.2 Saran.............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................12
LAMPIRAN.......................................................................................................14
v

DAFTAR TABEL

Halaman
4.1.1 Hasil Pengukuran Diameter per seksi…………………………… 6
4.1.1 Hasil Analsis Data Excel………………………………………... 6
1

LATAR BELAKANG

1.1 Latar Belakang

Ilmu inventarisasi hutan adalah salah satu cabang ilmu kehutanan yang
membahas tentang metode penaksiran potensi hutan. Metode penaksiran adalah
cara pengukuran sebagian atau seluruh elemen dari suatu obyek yang menjadi
sasaran pengamatan untuk mengetahui sifat dari obyek yang bersangkutan.
Inventarisasi hutan dapat didefinisikan sebagai suatu cabang ilmu kehutanan yang
membahas tentang cara pengukuran sebagian atau seluruh elemen-elemen dari
suatu lahan hutan untuk mengetahui sifat-sifat dan/atau nilai kekayaan yang ada di
atas lahan hutan yang bersangkutan.
Inventarisasi hutan adalah suatu kegiatan pengumpulan dan penyusunan
data ataupun fakta mengenai sumber daya hutan untuk rencana pengelolaannya.
Tujuannya adalah untuk mendapatkan data yang akan diolah menjadi informasi
yang dipergunakan sebagai bahan perencanaan dan perumusan kebijaksanaan
strategi jangka panjang, jangka menengah, dan operasional jangka pendek sesuai
dengan tingkatan dan kedalaman inventarisasi yang dilaksanakan. Ruang lingkup
inventarisasi hutan meliputi survei mengenai status dan keadaan fisik hutan, flora
dan fauna, sumberdaya manusia serta kondisi sosial masyarakat di dalam, dan
sekitar hutan.
Pengukuran merupakan hal yang paling penting dilakukan, karena dapat
mengetahui atau menduga potensi suatu tegakan ataupun suatu komunitas
tertentu. Dalam memperoleh data pengukuran, jenis dan cara penggunaan alat
merupakan faktor penentu utama yang mempengaruhi keotentikan data yang
diperoleh. Semakin bagus alat yang dipergunakan maka semakin baik pula hasil
pengukuran yang akan didapat .
Pendugaan suatu komunitas salah satunya dilakukan dengan
melakukan pengukuran pada tinggi pohon dan diameter dari komunitas yang
akan diketahui tersebut. Tinggi pohon merupakan dimensi pohon yang sangat
2

penting dalam pendugaan potensi pohon dan tegakan. Data tinggi bukan
hanya diperlukan untuk menghitung nilai luas bidang dasar suatu tegakan
melainkan juga dapat digunakan untuk menentukan volume pohon dan
tegakan, berguna dalam pengaturan penebangan dengan batas tinggi tertentu
serta dapat digunakan untuk mengetahui struktur suatu tegakan hutan. Pengukuran
tinggi pohon dengan menggunakan beberapa alat yang berbeda akan
menghasilkan data yang berbeda pula. Sedangkan diameter merupakan dimensi
pohon yang sangat penting dalam pendugaan potensi pohon dan tegakan. Data
diameter bukan hanya diperlukan untuk menghitung nilai luas bidang dasar suatu
tegakan melainkan juga dapat digunakan untuk menentukan volume pohon dan
tegakan, berguna dalam pengaturan penebangan dengan batas diameter tertentu
serta dapat digunakan untuk mengetahui struktur suatu tegakan hutan. Pengukuran
diameter pohon dengan menggunakan beberapa alat yang berbeda akan
menghasilkan data yang berbeda pula. Dengan demikian, perbedaan relatif dari
keakuratan data yang diperoleh diantara alat yang berbeda akan terlihat. Sehingga
dapat diketahui pula kelebihan dan kelemahan suatu alat tertentu.
Maka dari hala-hal tersebut yang dijelaskan pengkuran terhadap diameter
perseksi serta volume pohon sangatlah penting untuk mengetahui kondisi suatu
tegakan dalam Kawasan hutan. Hal inilah yang kemudian mendasasri
dilakukannya praktikum inventarisasi hutan terkait dengan pengukuran diameter
perseksi dan volume pohon untuk menunjang kemampuan mahasiswa kehutanan
dalam pelasakanaan kegiatan di lapangan nantinya.

1.2 Tujuan Praktikum


Praktikum inventarisasi hutan ini dilakukan dengan tujuan yaitu untuk
mengetahui cara-cara pengukuran Volume pohon dengan metode pengukuran
diameter per seksi.
3

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Volume tegakan

Bentuk batang berkaitan erat dengan perubahan diameter batang karena


perubahan tinggi pengukuran. Karena perbedaan diameter pada berbagai macam
ketinggian itu, maka secara umum ada tiga macam pendekatan bentuk batang.
Pertama adalah pada pangkal batang didekati dengan bentuk neloid. Segmen
batang bagian tengah didekati dengan paraboloid. Bagian ujung pohon dapat
didekati dengan bentuk kerucut (konoid) bisa juga dengan paraboloid, tergantung
apakah perubahan diameter menuju ujung konstan atau tidak (melengkung).
Volume batang adalah besaran tiga dimensi dari suatu benda yang besarnya
dinyatakan dalam satuan kubik, yang didapat dari perkalian satuan dasar panjang.
Taper curve adalah tingkat perubahan ukuran diameter batang mulai dari pangkal
batang hingga tinggi batang atau panjang batang. Persamaan taper disusun
berdasarkan hubungan antara diameter sepanjang batang dengan ketinggian
batang yang bersangkutan dari permukaan tanah (Sadono dkk., 2009).

2.2 Persamaan dalam perhitungan volume pohon

Perhitungan angka bentuk batang (f) untuk volume batang di bawah


pangkal tajuk berdasarkan persamaan f = Vp/Vsil di mana Vsil adalah volume
silinder batang pada d1.30 yang sama dengan d1.30 pohon model. Adapun
persamaan volume silinder yang digunakan yaitu: Vsil = ¼" π" (D/100)2 Tpkt,
dimana D: diameter setinggi dada dan Tpkt: tinggi pangkal tajuk
(Siswanto dan Imanuddin, 2008).

Volume pohon berdiri, diduga dengan menggunakan persamaan berikut:


V= Vp bebas cabang + Vak percabangan = 0,7854.D2.t.AB + ƩV seksi cabang
dimana:
4

V = volume potensial tinggi total (m3); D = diameter setinggi dada (cm);

t = tinggi bebas cabang (m); AB = angka bentuk (m); dan 0.7854 = konstanta
(0,25. p). Volume sortimen, dihitung dengan rumus berikut: "Vl = " "0,25π"
["D1+D2" /"2" ]"p" /"10000" dimana : = volume (m3); D1 = diamater pangkal
(cm); D2 = diameter ujung (cm); dan p = panjang atau tinggi limbah (m) (Hidayat
dan Hendalastuti, 2004).

2.3 Volume batang

Keadaan tegakan menurut tempat tumbuh dan lingkungannya


menyebabkan bentuk batang pohon bervariasi dari suatu kondisi tempat tumbuh
dengan kondisi tempat tumbuh yang berbeda. Sehubungan dengan itu, cara
penaksiran volume pohon secara seragam dengan menggunakan perangkat
penduga volume pohon yang menggunakan satu macam angka bentuk batang
sebaiknya dihindarkan karena hal tersebut merupakan sumber kesalahan hasil
taksiran. Angka bentuk batang (f) dihitung sebagai perbandingan antara isi kayu
melalui perhitungan volume per seksi dengan isi silinder yang mempunyai dbh
dan tinggi pohon yang sama (Susila, 2012).
5

III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan waktu Praktikum

Praktikum ini dilakasanakan pada hari Sabtu, 07 Maret 2020. Pada pukul
09.00-11.00 WITA, bertempat di halaman Fakultas Teknologi Pangan,
Universitas Mataram.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat
6

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah :

1. Phi Band
2. Pita ukur
3. 3 jenis pohon yang sama (Mahoni)

3.2.2 Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu lingkungan Universita


Mataram.

3.3 Prosedur Praktikum

Prosedur atau langkah-langkah yang dilakukan dalam praktikum ini adalah


sebagai berikut :

1. Ukurlah diameter pohon dimulai dari pangkal pohon (20 cm dari tanah)
dengan panjang setiap seksi tertentu (0,5 m).
2. Perlu diingat bahwa semakin pendek panjang seksi, maka pendugaan pohon
semakin teliti. Panjangnya seksi ditentukan pula oleh bentuk batang pohon,
apabila terdapat ba- gian pohon yang abnormal, usahakan seksi pohon dibuat
sebelum dan sesudah bentuk abnormal tadi.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


7

4.1 Hasil praktikum

Hasil praktikum yang telah dilakukan terdapat pada table berikut ini

Table 4.1.1 Hasil Praktikum

tabel 1.1 pengukura tinggi

Haga Meter Sunto Clinometer panjang Bata


Hypso- Jarak Jarak
No Nama Spesies TBC TB TA TBC Neiloid
meter pengukur TB TA Tinggi (m) pengukuran Tinggi (m)
(M) (%) (%) (m) (m)
an (m) (m)

Table 4.1.2 Hasil Perhitungan Volume Pohon

tabel 1.1 pengukura tinggi

Haga Meter Sunto Clinometer panjang Batang


Hypso-
4.2 Analisi Data
No Nama Spesies
a. met er ke-1
Mahoni
V1 = (1/4 Πd12 + 1/4 Πd22). Panjang seksi
2
= (1/4. (3,14)(65)2 +1/4 .(3,14)(61)2). (0,5)

= 3316,625+2920,985. (0,5)
2
= 1559,4025 cm3
= 0,001559 m3
8

V2 = (1/4 Πd22 + 1/4 Πd32). Panjang seksi


2
= (1/4. (3,14)(61)2 +1/4 .(3,14)(62)2). (0,5)
2

= 2920,985 + 3017,54. (0,5)

2
= 1484,6312 cm3
= 0,001484 m3

Vt = V1+v2
= 0,003043 m3
b. mahoni 2
V1 = (1/4 Πd12 + 1/4 Πd22). Panjang seksi
2
= ¼ x 3.14( (82.8 )^2 + ¼ x 3.14 (70.06)^2) (0.5)
2
= 3.654,19 Cm3
= 0,003654 m3

V2 = (1/4 Πd22 + 1/4 Πd32). Panjang seksi


2
= ¼ x 3.14( (70.06 )^2 + ¼ x 3.14 (66.88)^2) (0.5)
2
= 2,804.36 cm3
= 0,002804

V3 = (1/4 Πd32 + 1/4 Πd42). Panjang seksi


2
V3 = ¼ x 3.14( (66.88 )^2 + ¼ x 3.14 (65.29)^2(0.5)
2
9

= 2592,198 cm3
= 0,002592

V4 = (1/4 Πd42 + 1/4 Πd52). Panjang seksi


2
V4 = ¼ x 3.14 (65.29)^2 + ¼ 3.14 (63,7)^2(0.5)
2
= 2469,465 cm3
= 0,00246 m3

V5 = (1/4 Πd52 + 1/4 Πd62). Panjang seksi


2
V5 = ¼ x 3.14 (63.7)^2 + ¼ 3.14 (62.1)^2(0.5)
2
= 2349,464 cm3
= 0,002349 m3

V6 = (1/4 Πd62 + 1/4 Πd72). Panjang seksi


2
V6 = ¼ x 3.14 (62.1)^2 + ¼ 3.14 (62.42)^2(0.5)
2
= 2278,281 cm3
= 0,002278 m3

Vt = v1+v2+v3+v4+v5+v6
= 0,016137 m3
c. Mahoni 3

V1 = (1/4 Πd62 + 1/4 Πd72). Panjang seksi


2
V1 = ¼ x 3.14 (62.1)^2 + ¼ 3.14 (62.42)^2(0.5)
2
= 2278,281 cm3
10

= 0,002278 m3

4.2 Pembahasan

Diameter per seksi adalah suatu kegiatan pengukuran terhadap tegakan


batang pohon yang dibagi menjadi beberapa bagian sepanjang sumbu aksis pohon
tersebut, adapun jumlah pembagian seksi pengukuran diameternya tidak dapat
ditentukan berapa, karena hal ini tergantung kepada ketinggian pohon yang kita
ukur, jadi jumlah seksi pada pengukuran antara pohon yang satu dan pohon yang
lain tentu berbeda jumlah seksinya. Semakin tinggi pohon maka jumlah seksi
pengukuran diameter yang diperoleh akan semakin banyak.

Pada pengukuran volume diameter per seksi suatu tegakan pohon


dilakukan terlebih dahulu dengan melakukan pengukuran terhadap diameter
batang pohon perseksi. Dimana ukuran diameter pengukuran perseksi pada
batang suatu tegakan pohon yaitu setiap 50 cm atau 0,5 m sampai batas tinggi
TBC pohon tersebut. Kemudian dari hasil diametr perseksi ini nantinya akan
dilakukakn perhiutngan untuk mendapatkan hasil volume diameter perseksi dari
tiap-tiap seksi yang diukur.

Dari praktikum yang telah dilakukan terkait pengukuran diameter


perseksi batang pohon yang dilakukan untuk mencari volume suatu tegakan pohon
didaptkan hasil pengukuran yaitu untuk pohon satu didapat tiga seksi pohon
dengan seksi satu nilainya 65, untuk seksi duanya yaitu 62 cm dan untuk seksi
tiganya yaitu 61 cm. sedangkan untuk pohon dua didapatkan sebanyak tujuh seksi
pengukuran yaitu seksi satu dengan diameter 82.8, seksi dua 70.06, seksi tiga
66.88, seksi empat yaitu 65.29 cm, seksi lima seksi 63.7, seksi enam 62.1, dan
seksi 7 yaitu 62.42 cm.

Untuk pohon tiga didapaktkan sepuluh seksi pengukuran diameter pohon, dengan
diameter seksi satu yaitu 52 cm, seksi ua 50 cm, seksi tiga yaitu 48 cm, seks
empat 47 cm, seksi lima 45 cm, seksi enam yaittu 48 cm, seksi tujuh yaitu 42 cm,
seksi delapan yaitu 41 cm, seksi Sembilan 40 cm dan seksi sepuluh yaitu 10 seksi.
11

Dan dari hasil-hasil pengukuran diameter per seksi tersebut setelah


dilakukan perhitungn didapatkan hasil volume perseksinya yaitu pada pohon satu
didapatkan volume total perseksinya adalah 0,003043 m3, dan untuk pohon 2
didapatkan volume total dari 7 seksi yang didapatkan yaitu 0,016137 m3. Dari
hasil volume yang didapatkan dapat diketahui bahwa semkin tinggi dan banyk
seksi hasil pengukuran yang didapatkan maka volumenya tentu akan lebih besar.
Dalam pengukuran dan perhitungan kemungkinan-kemungkinan untuk terjadinya
error sangatlah besar, seperti saat melakukan pengukuran terhadapa diameternya,
perbedaan hasil pengukuran antara pengamat yang satu dan pengamat yang lain
bias saja berbeda karena disebabkan karena masing-masing orang memiliki
kecermataan dan ketelitian dalam mengukur berbeda-beda pula, untuk itu error
dari hassil pengukuran tidak hanya disebabkan karena factor dari ketelitian alat
ukur saja, namun disebabkan pula oleh factor dari pengamat atau pengukur.
Kondisi pohon yang diukur juga memungkinkan terjadinya kesalahan dalam
pengukuran, misalnya ketiak mengukur pohon dengan diameter yang besar, bias
saja pengukur akan mengalami kesulitan dan memungkinkan juga menyebabkan
error dari hasil pengukuran yang didapat. Oleh karena itu hasil dari pengukuran
yang kami lakukan belum tentu benar-benar akurat dan tanpa error.
12

V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari praktikum dan analisis terhadapa hasil praktikum yang telah


dilakukan dapat disimpulkan bahwa dari tiga pohon sample yang dilakukan
13

pengukuran diameter dan perhitungan volume perseksi didaptkan volume total


perseksinya adalah 0,003043 m3 untuk pohon satu dengan dua seksi hasil
pngukuran diameter dan volumenya masing-masing , dan untuk pohon 2
didapatkan volume total dari 7 seksi yang didapatkan yaitu 0,016137 m3. Dan
untuk pohon tiga didaptkan 10 seksi pengukuran. Makin tinggi suatu pohon maka
seksi pengukuran yang didaptkan semaikin banyak dan volume total
perseksinyapun akan semakin besar.

5.2 Saran

Saran terkait dengan praktikum ini yaitu :


1. Pada saat melakukan kegiatan praktikum supaya praktikan benar-benar teliti
dan tidak main-main dalam melakukan pengukuran agara hasil yang didaptkan
tidak keliru
2. Praktikan supaya memperhatikan apa yang dijelaskan oleh asisten dengan
sebaik mungkin agar pengukuran yang dilakukan tidak salah
3. Terkait dengan peralatan yang ada supaya ditambah agar waktu pelaksaan
praktikum dapat dilakukan dengan cepat.
14

DAFTAR PUSTAKA

Firdaus, A. 2010. Diameter Pohon Terbesar Di Lampung. Diakse dari


https://docs.google.com/file/ [7 April 2016] [20.00 WIB].

Hidayat dan Hendalastuti. 2004. Kajian Efisiensi Pemanenan Kayu Mangium


(Acacia mangium): Studi Kasus Di Hutan Tanaman Di Pulau Laut,
Kalimantan Selatan

Kurniawan, R. 2015. Mengenal Alat Ukur Diameter dan Tinggi Pohon. Diakses
dari https://www.scribd.com/ [7 April 2016] [20.30 WIB].

Latifah, S. 2003. Peranan Metode Analisis Kuantitatif Dalam Pengelolaan Hutan


di Indonesia. Jurusan Manajemen Hutan. Program Ilmu Kehutanan.
Universitas Sumatera Utara

Putranto, B. 2011. Penduga Model Hubungan Tinggi dan Diameter Pohon Jenis
Jambu-Jambu (Kjellbergiodendron sp.) pada Hutan Alam di Kab
Mamuju Sulawesi Barat. Diakses dari https://core.ac.uk/download/files
[7 April 2016] [10.00 WIB].
15

Sadono, R., Mhd. Dimas T., Askar. 2009. Model Lengkung Bentuk Batang
(Taper Curve) Pohon Jati (Tectona grandis). Fakultas Kehutanan.
Universitas Gadjah Mada.

Siswanto, B. E., dan Rinaldi I, .2008. Persamaan Regresi Penaksiran Volume


Pohon Sonokeling (Dalbergia latifolia Roxb) Di Kediri, Jawa Timur.
Pusat Litbang Hutan Tanaman. Bogor.

Susila, I. W. W. 2012. Model Dugaan Volume Dan Riap Tegakan Jati (Tectona
grandis L.F) Di Nusa Penida, Klungkung Bali. Balai Penelitian
Kehutanan Mataram.
16
17

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai