Anda di halaman 1dari 15

1

LAPORAN PRAKTIKUM
INVENTASISASI SUMBER DAYA HUTAN
ACARA II
PENGUKURAN TINGGI DAN DIAMETER POHON

Oleh

Nama : Arya Bayu Pradana


Nim : C1L018008
Kelompok : 7 ( Tujuh)

JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2020
HALAMAN PENGESAHAN
2

Nama : Arya Bayu Pradana


NIM : C1L018008
Prodi : Kehutanan
Kelompok : 7 (Tujuh)
Judul : Pengukuran tinggi dan Diameter pohon
Laporaninidisusun dan di sahkansebagai salah satu syarat lulus dalam mata kuliah
Inventatisasi Sumber Daya Hutan

Mataram, 12 Marat 2020

Menyetujui,

KoordinatorAssisten, Asissten,

Bagus Karyo Widhiasto Baiq Anggi

NIM :C1L016021 NIM :C1L0170

KATA PENGANTAR
3

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat melaksanakan
kegiatan praktikum dan menyelesaikan laporan praktikum ini dengan baik dan
sesuai harapan. Laporan yang berjudul “Pengukuran Tinggi dan Diameter
Pohon” ini dimaksudkan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan wawasan
bagi mahasiswa.

Dengan selesainya laporan praktikum ini, maka penulis tidak lupa


mengucapkan banyak terima kasih kepada orang tua penulis yang telah
mendo’akan kelancara n kuliah penulis. Penulis juga menyampaikan terima kasih
kepada para dosen dan koordinator asistent serta semua pihak yang terlibat dalam
penyusunan laporan praktikum ISDH.

Penulis menyadari bahwa dalam laporan praktikum ini masih terdapat banyak
sekali kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritikan dan
saran dari pembaca yang sekiranya membangun sehingga dapat membuat laporan
praktikum ini lebih baik lagi. Semoga laporan praktikum“Pengukuran Tinggi dan
Diameter Pohon’’ ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan juga bagi saya selaku
penulis.

Mataram, 12 Maret 2020

Penulis,
4

DAFTAR ISI

Halaman
HalamanJudul...................................................................................i
HalamanPengesahan.......................................................................ii
Kata Pengantar...............................................................................iii
Daftar Isi.........................................................................................iv
Daftar Tabel....................................................................................vi
Daftar Gambar...............................................................................vii
I. Pendahuluan................................................................................1
1.1 LatarBelakang......................................................................................1
1.2 TujuanPraktikum..................................................................................2
1.3 ManfaatPraktikum................................................................................2
II. TinjauanPustaka..........................................................................3
2.1 Hutan......................................................................................................3
2.2 KawasanKonservasi...............................................................................4
2.3 Taman WisataAlam................................................................................4
2.4 KonservasiSumberDayaAlamHayati......................................................5
III. MetodologiPraktikum................................................................6
3.1 Waktu dan Tempat.................................................................................6
3.2 Alat dan Bahan.......................................................................................6
3.3 MetodePengambilan Data......................................................................6
3.4 Analisi Data............................................................................................8
V. Hasil Dan Pembahasan.......................................................12
5.1 Hasil.........................................................................................................12
VI. Penutup...................................................................................16
6.1 Kesimpulan...............................................................................................16
6.2 Saran..........................................................................................................16
Daftar Pustaka...............................................................................16
Lampiran.......................................................................................17
5

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Inventarisasi hutan merupakan sebuah proses atau ilmu untuk
mendapatkan informasi mengenai kualitas dan kuantitas suatu sumberdaya hutan
seperti pohon. Pengukuran dilakukan terhadap tinggi dan diameter pohon untuk
mengetahui potensi pohon dan tegakan hutan.
Istilah inventarisasi hutan diterjemah-kan dari bahasa Inggris “Forest
Inventory” dan dari bahasa Belanda “Bosch Inventarisatie” yang diterjemahkan
menjadi Inventarisasi Hutan. Inventarisasi hutan merupakan suatu kegiatan
mengumpulkan data dan informasi tentang sumberdaya hutan, potensi kekayaan
hutan serta lingkungannya secara lengkap yang mencakup survei mengenai status
dan keadaaan fisik hutan, flora dan fauna, sumberdaya manusia serta kondisi
sosial ekonomi masyarakat sekitar hutan.

Hutan adalah suatu ekosistem yang dicirikan dengan penutupan


pepohonan yang cukup rapat dan luas yang berisi bebrapa jenis pohon, semak,
paku-pakuan, rumput, jamur dan lain sebagainya. Untuk mengetahui kualitas,
umur, tinggi, diameter dan lain-lain dari suatu pohon, maka dapat dilakukan suatu
pengukuran. Pengukuran dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung

Inventarisasi hutan merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting


dalam perencanaan hutan. Hasil inventarisasi hutan sangat diperlukan dalam
kegiatan pengukuhan hutan, penatagunaan hutan, pembentukan wilayah
pengelolaan serta dalam rangka penyusunan rencana kehutanan. Dalam
bidang kehutanan dan pengelolaan kayu pengukuran tinggi dan diameter
kayu merupakan hal yang sangat perlu dilakukan, karena dapat diketahui dan
diduga potensi suatu tegakan ataupun suatu komunitas pohon tertentu. Dalam
memperoleh data pengukuran, jenis dan cara penggunaan alat merupakan
faktor penentu utama yang mempengaruhi keakuratan data-data yang
diperoleh. Semakin bagus alat yang dipergunakan maka kemungkinan
6

semakin baik pula hasil pengukuran yang akan kita didapatkan. Begitu pula
dengan kemampuan para pengamat dalam mengukur, semakin baik dalam
penggunaan suatu alat maka semakin baik juga data yang diperoleh.

Pendugaan suatu komunitas pohon dilakukan dengan melakukan


pengukuran pada tinggi pohon dan diameternya dari komunitas pohon yang akan
diukur tersebut. Diamaeter adalah garis lurus yang melalui titik pusat lingkaran
digunakan untuk menentukan luas bidang dasar. Tinggi pohon merupakan salah
satu karakteristik pohon yang mempunyaiarti penting dalam penafsiran hasil
hutan. Tinggi pohon adalah jarak tegak antara puncak pohon terhadap permukaan
tanah. Pengukuran tinggi pohon dapatdilakukan pada ketinggian tertentu dari
batang.

Tinggi pohon dan diameter merupakan dimensi pohon yang sangat penting
dalam pendugaan potensi pohon dan tegakan. Data tinggi dan diameter bukan
hanya diperlukan untuk menghitung nilai luas bidang dasar suatu tegakan
melainkan juga dapat digunakan untuk menentukan volume pohon dan tegakan,
berguna dalam pengaturan penebangan, perkiraan hasil pengolahan kayu dan
dapat digunakan untuk mengetahui struktur suatu tegakan hutan.

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuan praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui cara-cara pengukukan diameter pohon dengan


menggunakan pita ukur dan phiband.
2. Untuk mengetahui cara cara pengukuran tinggi pohon dengan menggunakan
Hagameter,Rollmeter dan Suunto-Clinometer .
7

II. TINJAUAN PUSTAKA

Suatu individu pohon memiliki beberapa parameter yang dapat diukur


antara lain umur, diameter, luas bidang dasar, tinggi total, tinggi kayu
pertukangan, volume total, volume kayu pertukangan, bentuk bidang,
ketebalan batang dan riap (Van Laar & Acka, 2007).
Diameter pohon adalah panjang garis lurus yang melalui pusat
penampang melintang pohon dan menghubungkan pohon dan
menghubungkan dua titik yang terdapat pada garis lingkaran luar pohon
(Handayani, 2003).
Diameter pohon merupakan salah satu parameter pohon yang mudah
diukur. Dengan pengukuran diameter kita dapat mengetahui potensi tegakan
suatu komunitas hutan. Besarnya diameter pohon dipengaruhi kualitas tempat
tumbuh dan usia dari pohon tersebut. Semakin subur tempat tumbuh maka
pertumbuhan pohon akan semakin baik, hal ini ditunjukkan dengan besarnya
ukuran diameter tersebut. Demikian pula pengaruh usia pohon dengan ukuran
diameter pohon, semakin tua umur pohon maka diameternya akan lebih besar
(Fina, 2013).
Pengukuran tinggi sama halnya dengan pengukuran diameter adalah
pengukuran tak langsung yang dilakukan dengan alat-alat optik.
Konsekuensinya adalah waktu yang diperlukan lebih banyak. Pada waktu
memilih metode penaksiran volume dalam inventore hutan harus dicek
dengan hati-hati (Van Laar & Acka, 2007).
Selain pengukuran keliling dan diameter, tinggi pohon juga
merupakan variabel dari parameter pohon yang mempunyai arti yang tak
kalah pentingnya dalam melakukan pengukuran dan penaksiran potensi
tegakan hutan dan hasil hutan.  Tinggi pohon merupakan parameter lain yang
mempunyai arti penting dalam penaksiran hasil hutan.  Bersama diameter,
tinggi pohon diperlukan untuk menaksir volume dan riap.  Secara khusus
8

tinggi pohon dapat dihubungkan dengan umur hutan tanaman untuk


menentukan kelas kesuburan tanah (Simon H., 2007).
Prinsip pengukuran tinggi, instrumen yang digunakan untuk
pengukuran tinggi pohon yang paling sering dipilih adalah hypsometer.
Banyak tipe pengukuran alat tinggi dan instrumen yang telah dikembangkan,
tetapi hanya sedikit yang telah memperoleh penerimaan yang luas dan
praktisi rimbawan. Prinsip dasar trigonometris kebanyakan sering dijelmakan
didalam hypsometer dan kompas klino, pengukuran menggunakan haga
hypsometer dan kompas klino lebih tinggi, teliti dan lebih cermat tetapi
pengukuran lebih memerlukan banyak waktu dan kadang-kadang
memerlukan jarak yang jauh antara pengamat dan pohon (Rahlan, 2004).
Dalam inventarisasi hutan biasanya dikenal beberapa macam tinggi
yaitu tinggi total, tinggi batang bebas cabang, tinggi batang komersil dan
tinggi tunggak.  Tinggi batang bebas cabang yaitu tinggi pohon dari pangkal
batang di permukaan tanah sampai cabang pertama, sedangkan tinggi total
yaitu tinggi dari pangkal pohon di permukaan tanah sampai puncak pohon
(Simon H., 2007).
Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kesalahan-kesalahan
dalam pengukuran, antara lain kesalahan dalam melihat puncak pohon, pohon
yang diukur tingginya dalam keadaan tidak tegak, jarak antara pengukur dan
pohon tidak diatas ataupun jarak ukur tidak tepat (Suwardi, 2002).
9

III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 7 Maret 2020. Bertempat di


Perpustakaan Universitas Mataram.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat
Alat yang diperlukan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. ATK
2. Hagameter
3. Roll meter
4. Phiband
5. Sunto tandem
3.2.2 Bahan

Bahan yang menjadi objek dalam praktikum ini adalah 3 contoh sampel
pohon.

3.3 Prosedur Kerja

Prosedur kerja praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Pengukuran diameter
a. Disiapkan alat dan bahan (pita ukur dan Phiband)
b. Didengarkan penjelasan dari Asisten Praktikum.
c. Ditentukan titik pengukuran diameter setinggi dada yaitu 1,3 m dari
permukaan tanah.
d. Dilakukan pengukuran dengan melilitkan pita ukur dan Phiband pada
posisi DBH tersebut.
e. Di konversikan hasil pengukuran dengan pita ukur ke dalam diameter
dengan menggunakan rumus:
10

Diameter = Keliling/ π

2. Pengukuran tinggi
a. Diukur jarak horizontal dari dasar pohon keposisi pengukur.
b. Dibidik pada titik puncak pohon, bebas cabang, pangkal pohon.
c. Dibaca skala pada persen
d. Dicatat hasil yang didapatkan dari hasil pengukuran.
e. Dilakuakn analisis data menggunkan perhitungan rumus dan dicatat
dalam tally sheet.
f. Digabungkan kedua hasil pengukuran (puncak dan dasar pohon) untuk
menentukan tinggi total.
g. Dirapihkan alat-alat yang telah digunakan dalam praktikum.
11

IV. HASIL DAN PEMBAHSAN

4.1 Hasil

Hasil yang diperoleh dari praktikum ini adalah :


Phi Diameter
Pita Ukur   Band
    Batang
 
Nama Diameter Diamete
No
Spesies Keliling Diamete Pangkal Dbh r Ujung Da Db Dc Dd
(cm) r (cm) (cm)
(cm) (cm)
Swietenia
1 mahagon
i
Swietenia
2 mahagon
i
Swietenia
3 mahagon
i

4.3 Pembahasan

Praktikum ini dilaksanakan di Halaman Perpustakaan Universitas


Mataram, yang memiliki beberapa tegakan pohon untuk dijadikan pohon sampel
pengukuran. Praktikum ini merupakan simulasi sebelum melakukan pengukuran
tinggi dan diameter pohon yang langsung di lapangan sehingga saat praktikum di
lapangan akan lebih mudah. Pada praktikum ini diambil 3 tegakan pohon yaitu
pohon Mahoni (Switenia mahagoni) . Hal ini bertujuan agar hasil yang diperoleh
memiliki tingkat kebenaran atau keakuratan yang tinggi.

Pengukuran diameter pohon pada praktikum ini dilakukan menggunakan


2 alat yaitu pita ukur dan phi band. Dalam melakukan pengukuran diameter pohon
dengan menggunakan pita ukur, dilakukan pengukuran keliling batang pohon
pada ketinggian setinggidada DBH (Diameter at Breast Height) yaitu pada
ketinggian 1,3 m dari permukaan tanah dan apabila pohon memiliki banir maka
pengukuran dilakukan pada ketinggian 1,3 m diatas banir, kemudian diameter
dapat diketahui setelah dilakukan perhitungan dengan rumus keliling lingkaranD
= k/π. Pengukuran diameter menggunakan Phi band dapat mengetahui secara
langsung diameter pohon yang diukur karena pada phi band ini dilengkapi dengan
12

pembacaanskala diameter sehingga tidak perlu melakukan perhitungan dengan


menggunakan rumus keliling lingkaran. Hasil pengukuran diameter menggunakan
kedua alat ini tidak berbeda jauh, namun agar lebih mudah dan untuk
mendapatkan hasil yang akurat lebih baik menggunakan phi band. Pada praktikum
ini diperoleh nilai diameter dari 3 pohon Mahoni (switenia mahagoni) yaitu 0,414
cm, 0,3439 cm dan 0,3505 cm..

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keakuratan dari suatu


pengukuran diantaranya adalah kondisi lingkungan sekitar pengamatan, kondisi
alat, tingkat ketelitian dan akurasi alat serta orang yang melakukan perhitungan.
13

V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Pengukuran diameter pohon pada praktikum ini dilakukan menggunakan 2


alat yaitu pita ukur dan phi band. Dalam melakukan pengukuran diameter
pohon dengan menggunakan pita ukur, dilakukan pengukuran keliling
batang pohon pada ketinggian setinggi dada DBH (Diameter at Breast
Height) yaitu pada ketinggian 1,3 m dari permukaan tanah dan apabila
pohon memiliki banir maka pengukuran dilakukan pada ketinggian 1,3 m
diatas banir, kemudian diameter dapat diketahui setelah dilakukan
perhitungan dengan rumus keliling lingkaran D = k/π. Pengukuran
diameter menggunakan Phi band dapat mengetahui secara langsung
diameter pohon yang diukur karena pada phi band ini dilengkapi dengan
pembacaan skala diameter.
2. Pada pengukuran tinggi pohon, digunakan 3 alat yang berbeda, yaitu
Clinometer, Hypsometer dan Haga Meter. Semua alat yang digunakan ini
memiliki cara kerja yang berbeda-beda. Pengukuran tinggi pohon dengan
menggunakan Clinometer dilakukan dengan membidik pada bagian
pangkal pohon, bebas cabang dan ujung pohon. Alat ini memiliki 2 skala
pengukuran, yaitu skala dalam drajat (o) yang terletak di sebelah kiri dan
skala dalam persen (%) yang terletak di sebelah kanan. Pengukuran tinggi
pohon menggunakan hypsometer hampir sama dengan clinometer yaitu
dilakukan dengan cara membidik pangkal pohon, bebas cabang pohon dan
ujung pohon. Pada alat ini dilengkapi dengan beberapa mode pengukuran
yaitu pengukuran sudut (atc), tinggi (hgt) dan jarak (horz). Jika ingin
memilih skala pengukuran tersebut maka harus menekan tombol mode
pada alat, kemudian dalam menentukan hasilnya dengan menekan tombol
power. Setelah dilakukan bidikan pada bagian pohon, maka hasil bidikan
dapat dilihat pada layar yang terdapat pada alat tersebut. Pengukuran
14

tinggi pohon dengan menggunakan alat Hagameter hampir sama dengan


hypsometer, yaitu dengan membidik bagian pangkal, bebas cabang dan
ujung pohon. Namun alat ini bergantung pada jarak pengukuran. Ada
beberapa pilihan jarak pengukuran pada alat ini yaitu pada jarak 15 meter,
20 meter, 25 meter dan 30 meter dari pohon yang akan diukur sampai
ujung dari pohon tersebut dapat terlihat.

5.2 Saran

Saran yang diberikan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Diharapkan agar peralatan yang digunakan lebih lengkap agar


mempermudah jalannya praktikum
2. Diharapkan agar praktikan lebih teliti dalam melakukan pengamatan agar
hasil yang diperoleh lebih akurat.
15

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z. 2014. Ketelitian Pengukuran Tinggi Pohon Dengan Menggunakan


Hagameter. Politeknik Pertanian Negeri Samarinda : Samarinda
Malamassam, D. 2009. Modul Pembelajaran Inventarisasi Hutan. Universitas
Hasanuddin.
Masturin. (2013). Buku Teks Bahan Ajar Siswa Inventarisasi Hutan Produksi.

Simon, H. (2007). Metode Inventore Hutan. Yogyakarta: Pustaka Pelayar.

Yoza, D. (2017). Inventarisasi Jenis-Jenis Pohon di Hutan Wisata Dumai.


Fakultas Pertanian Universitas Riau : Riau.

Anda mungkin juga menyukai