1. Nurakmal ( 231070054 )
2. Nabil AN ( 231070004 )
3. Andi Baswan Darwis ( 231070014 )
4. Aulia Nasdatiningrum ( 231070012 )
KELAS B
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan YME dan dengan rahmat dan
karunianya, makalah Fisika ini yang berjudul Besaran dan Pengukuran Panjang Dalam
Teknik Sipil dapat di buat sebagai tugas kami. Sebagai bahan pembelajaran kami, dengan
harapan dapat di terima dan di pahami secara bersama.
Dalam batas-batas tertentu makalah ini memuat tentang besaran, satuan, pengukuran
dan sayarat-syarat angka penting. Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas mata pelajaran
Fisika. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Akhirnya dengan kerendahan hati kami meminta maaf jika terdapat kesalahan dalam
penulisan atau penguraian makalah kami dengan harapan dapat di terima oleh Bapak
Muhammad Irsyam, ST., M.SI, IPM selaku dosen pengampu dan dapat di jadikan sebagai
acuan dalam proses pembelajaran kami.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
BAB I........................................................................................................................1
PENDAHULUAN....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................2
1.3 Batasan Masalah..............................................................................................................2
1.4 Tujuan Pembuatan Makalah........................................................................................2
1.5 Manfaat Pembuatan Makalah.....................................................................................2
1.6 Sistematika Penulisan....................................................................................................2
BAB II.......................................................................................................................3
LANDASAN TEORI...............................................................................................3
2.1 Pengertian Besaran....................................................................................3
2.3 Pengertian Satuan......................................................................................4
BAB III.....................................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................5
3.1 Konsep Besaran.........................................................................................5
3.2 Keterkaitan Besaran Panjang Pada Kontruksi Teknik Sipil......................5
3.3 Teknik Pengukuran Dalam Infrastruktur Teknik Sipil..............................6
3.4 Angka Penting Pada Pengukuran Suatu Kontruksi.................................13
BAB IV...................................................................................................................16
PENUTUP..............................................................................................................16
4.1 Kesimpulan..............................................................................................16
4.2 Saran........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
2.1 Besaran
Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan
angka, misalnya panjang, luas, volume, dan kecepatan. Sementara itu, warna,
rasa, bukan termasuk besaran karena tidak dapat diukur dan dinyatakan
dengan angka. Besaran dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu besaran
pokok, dan besaran turunan.
a). Besaran Turunan
Besaran Turunan adalah besaran yang satuannya diturunkan dari
satuan besaran pokok. Diturunkan artinya dijabarkan atau diperoleh dari
penggabungan dengan cara perkalian atau pembagian. Volume misalnya,
berasal dari satu besaran pokok, yaitu panjang, sedangkan kecepatan berasal
dari dua besaran pokok, yaitu panjang dan waktu.
2.2 Satuan
Satuan adalah sebagai pembanding dalam suatu pengukuran besaran.
Setiap besaran mempunyai satuan masing-masing, tidak mungkin dalam 2
besaran yang berbeda mempunyai satuan yang sama. Apa bila ada dua besaran
berbeda kemudian mempunyai satuan sama maka besaran itu pada hakekatnya
adalah sama. Sebagai contoh Gaya (F) mempunyai satuan Newton dan
Berat(w) mempunyai satuan Newton. Besaran ini kelihatannya berbeda tetapi
sesungguhnya besaran ini sama yaitu besaran turunan gaya.
Sistem Satuan Internasional (nama aslinya dalam bahasa Perancis:
Système International d'Unités atau SI) adalah bentuk modern dari sistem
metrik dan saat ini menjadi sistem pengukuran yang paling umum digunakan.
Sistem ini terdiri dari sebuah sistem satuan pengukuran yang koheren terdiri
dari 7 satuan dasar. Sistem ini mendefinisikan 22 satuan, dan lebih banyak lagi
satuan turunan. Sistem ini juga memunculkan satu set terdiri dari 20 prefiks
pada nama dan simbol satuan yang dapat digunakan untuk perkalian dan
pembagian satuan.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Persiapan Alat:
-Pastikan mistar dalam kondisi baik, tidak patah atau bengkok.
-Jika mungkin, gunakan mistar dengan skala yang mudah dibaca dan
akurat.
B. Penentuan Titik Awal:
-Tentukan titik awal pengukuran. Misalnya, jika mengukur panjang suatu
objek, letakkan salah satu ujung objek di titik awal mistar.
C. Pengukuran:
-Tempatkan ujung lain dari objek atau benda yang diukur pada titik akhir
mistar.
-Baca skala yang menunjukkan panjang objek atau benda tersebut di
mistar. Misalnya, jika ujung objek berada di tanda 5 cm pada mistar, maka
panjang objek tersebut adalah 5 cm.
D. Ketelitian:
-Lakukan pengukuran beberapa kali untuk memastikan konsistensi hasil.
-Jangan lupa untuk mengalikan hasil pengukuran dengan faktor koreksi
jika terdapat kesalahan paralaks (kesalahan yang disebabkan oleh sudut
pandang mata yang tidak tepat saat membaca skala).
2. Meteran lipat (pita pengukur)
Jangka sorong adalah alat ukur presisi yang digunakan untuk mengukur
dimensi suatu objek dengan akurasi yang tinggi. Dalam konteks teknik sipil
atau bidang lainnya, penggunaan jangka sorong seringkali diperlukan untuk
mendapatkan pengukuran yang lebih detail dan akurat. Berikut ini adalah
cara pengukuran menggunakan jangka sorong:
A. Pemahaman Komponen Jangka Sorong:
-Rahang Tetap: Bagian jangka sorong yang tetap.
-Rahang Geser: Bagian yang dapat digerakkan untuk menyesuaikan
ukuran objek yang akan diukur.
-Skala Utama: Bagian yang menunjukkan satuan ukuran utama
(misalnya, cm).
-Skala Nonius: Skala tambahan yang memungkinkan pembacaan yang
lebih presisi dari skala utama.
B. Persiapan Alat:
-Pastikan jangka sorong dalam kondisi bersih dan bebas dari debu atau
kotoran yang dapat mengganggu akurasi pengukuran.
-Lakukan kalibrasi jangka sorong jika diperlukan untuk memastikan
akurasi pengukuran.
C. Proses Pengukuran:
-Letakkan objek yang akan diukur di antara rahang tetap dan rahang
geser jangka sorong.
-Geser rahang geser dengan hati-hati hingga rapat dengan objek yang
akan diukur tanpa memberikan tekanan berlebihan.
-Baca skala utama yang menunjukkan ukuran objek tersebut.
-Untuk mendapatkan pengukuran yang lebih presisi, lihat posisi mana
pada skala nonius yang paling sesuai dengan skala utama. Ambil
pembacaan dari skala nonius ini dan tambahkan ke pembacaan skala
utama. Hasilnya adalah ukuran objek dengan presisi lebih tinggi.
4. Mikrometer Sekrup
4.1 Kesimpulan
1. Besaran panjang merupakan besaran pokok yang memiliki standar satuan
internasional (SI) yaitu meter. Besaran panjang biasanya digunakan sebagai
alat untuk membandingkan besaran dimensi suatu benda atau jarak antara
titik satu ke titik yang lain. Sehingga apabila kita menerapkan operasi satuan
panjang maka akan membuat kita bisa memprediksikan secara detail dan
memudahkan ukuran panjang baik dalam bentuk benda maupun ukuran jarak
dari sebuah letak.
2. Dalam dunia teknik sipil, pembangunan jalan merupakan salah satu aspek
yang memerlukan keakuratan dan ketelitian dalam pengukuran. Besaran
panjang menjadi salah satu komponen penting dalam proses tersebut seperti
besaran panjang dalam pengukuran jalan dalam konteks teknik sipil.
Pentingnya Pengukuran Panjang dalam Pembangunan Jalan yang dimana
jalan merupakan infrastruktur yang menghubungkan antar daerah dan
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi serta mobilitas masyarakat. Oleh
karena itu, ketepatan pengukuran panjang jalan sangat penting untuk
memastikan keselamatan, efisiensi, dan kualitas konstruksi.
3. Mengukur panjang dengan tepat adalah langkah awal yang esensial
sebelum melangkah ke tahap desain, pembangunan, atau renovasi suatu
proyek infrastruktur. Pengukuran besaran panjang bisa dilakukan dengan
menggunakan mistar, jangka sorong, atau mikrometer sekrup.
4.2 Saran
Semoga setelah membaca makalah ini pembaca lebih memahami lagi
apa itu besaran, satuan, pengukuran serta hubungannya dengan teknik sipil.
Dan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kritik dan saran
sangat diperlukan dan senang hati diterima.
DAFTAR PUSTAKA