Anda di halaman 1dari 19

VERNIER CALIPER

(JANGKA SORONG)

MAKALAH
Untuk memenuhi tugas Praktek Pengukuran Otomotif yang dibina oleh Bapak Windra
Irdianto

Oleh :
Febiano De Oliviera 170513624080
Fendi Handika Setiawan 170513624070

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
S1 PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF
Oktober 2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat
dan karunia-NYA sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini membahas tentang penggunaan vernier caliper.
Makalah ini disususun dan dibuat berdasarkan materi-materi yang sudah ada. Materi-
materi bertujuan agar menambah pengetahuan dan wawasan pembaca dalam memahami
konsep tentang penggunaan vernier caliper pada semua jenis . Selain itu,dengan mempelajari
makalah ini pembaca juga dapat mengetahui komponen, fungsi, cara penggunaan, cara
pembacaan, dan cara perawatan
Dalam menyusun makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan, akan
tetapi dengan bantuan dari beberapa pihak, tantangan itu dapat diatasi. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya.Kritik konstrutif dari
pembaca sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.Akhir kata, semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Malang, 3 Oktober 2018

Kelompok 1

2
Daftar Isi

COVER ..................................................................................................................................1
KATA PENGANTAN ...........................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................4
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................5
1.3 Tujuan Pembelajaran .......................................................................................................5
1.4 Manfaat ............................................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................7
2.1 Pengertian Jangka Sorong ................................................................................................7
2.2 Komponen dan Fungsi .....................................................................................................7
2.3 Macam-Macam Jangka Sorong........................................................................................8
2.4 Prinsip Kerja Jangka Sorong ............................................................................................8
2.5 Kalibrasi Jangka Sorong ..................................................................................................9
2.6 Prosedur Pengukuran Jangka Sorong...............................................................................10
2.7 Cara Pembacaan Hasil Pengukuran Jangka Sorong.........................................................11
BAB III PENUTUP ...............................................................................................................17
3.1 Rangkuman ......................................................................................................................17
3.2 Daftar Isi ..........................................................................................................................18

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Untuk mengukur panjang suatu benda, kita dapat menggunakan berbagai macam alat ukur
panjang, diantaranya mistar, rolmeter, jangka sorong, dan mikrometer skrup. Masing-masing
alat ukur panjang tersebut memiliki ketelitian yang berbeda. Semakin teliti suatu alat maka
pengukuran tersebut akan mendekati ukuran yang sebenarnya.

Dalam mengukur panjang suatu benda, selain memperhatikan ketelitian alat ukurnya, juga
memperhatikan jenis dan macam benda yang akan diukur. Jika benda yang akan diukur
memiliki bentuk yang sangat besar, maka pengukuran tidak mementingkan ketelitian yang
besar. Contohnya untuk mengukur meja, mengukur suatu ruangan, mengukur suatu bahan
tekstil, maka alat ukur yang digunakan adalah penggaris ataupun rol meter. Namun jika
benda yang diukur menuntut ketelitian yang tinggi, terutama dalam suatu percobaan fisika
maka alat ukur yang digunakanpun merupakan alat ukur dengan ketelitian yang tinggi yang
memiliki skala terkecil yang sangat kecil. Contoh untuk mengukur diametr bola, diameter
balok, , mengukur diameter luar tabung, diameter dalam tabung, mengukur kedalaman, bisa
menggunakan mikrometer sekrup dan untuk dua kemampuan terakhir bisa secara spesifik
dilakukan oleh alat ukur jangka sorong.

Jangka sorong memiliki skala terkecil, yaitu 0,1 mm yang artinya nilai antara dua gores
yang berdekatan adalah 0,1 mm. Sehingga dapat dikatakan bahwa jangka sorong dapat
mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian hingga 0,1 mm. Pelaporan hasil pengukuran
tersebut dinyatakan sebagai x = xx, dengan x adalah nilai pendekatan terhadap nilai
kebenaran x0 sedangkan x adalah ketidakpastian mutlaknya. Dalam pengukuran tunggal,
pengganti x0 adalah nilai hasil pengukuran itu sendiri, sedangkan ketidakpastian mutlaknya, x
= skala terkecil instrumen. Selain memiliki skala terkecil 0,1 mm, jangka sorong memiliki
bentuk yang unik yang terdiri dari rahang untuk mengukur diameter luar suatu benda (rahang
tetap dan rahang geser bawah), rahang untuk mengukur diameter dalam suatu benda (rahang
tetap dan rahang geser atas). lidah pengukur kedalaman, skala utama(dalam cm), skala
utama(dalam inci), skala nonius (dalam mm), skala nonius (dalam inci), dan kunci peluncur.

4
Makalah ini akan membahas mengenai alat ukur panjang yaitu jangka sorong secara
detail meliputi jenis jangka sorong, fungsi jangkasorong, prinsip kerja jangka sorong,
pembacaan kalibrasi, prosedur penggunaannya, dan cara pembacaan hasil pengukuran.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang digunakan pada makalah alat ukur panjang jangka sorong ini
adalah sebagai berikut :

1. Apa itu jangka sorong ?

2. Bagaimana bentuk jangka sorong dan bagian-bagiannya?

3. Apa saja jenis jangka sorong?

4. Bagaimana prinsip kerja jangka sorong?

5. Bagaimana kalibrasi jangka sorong?

6. Bagaimana prosedur pengukuran jangka sorong?

7. Bagaimana cara pembacaan hasil pengukuran jangka sorong?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan pembuatan makalah alat ukur panjang jangka sorong ini adalah sebagai
berikut :

1. Mengetahui bentuk jangka sorong beserta bagian-bagiannya.

2. Mengetahui jenis-jenis jangka sorong jangka sorong.

3. Mengetahui prinsip kerja jangka sorong.

4. Mengetahui cara mengalibrasi jangka sorong dan cara pembacaan kalibrasi

jangka sorong.

5. Mengetahui prosedur pengukuran jangka sorong.

5
6. Mengetahui cara pembacaan hasil pengukuran jangka sorong.

1.4 Manfaat

Manfaat pembuatan makalah alat ukur panjang jangka sorong ini adalah memberikan
pengetahuan kepada mahasiswa mengenai alat ukur panjang jangka sorong, baik dari bentuk
dan fungsi bagian-bagiannya, macam-macam jenis jangka sorong, prinsip kerja, kalibrasi,
prosedur pengukurannya, hingga pembacaan hasil pengukurannya.

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Jangka Sorong

Jangka sorong (vernier caliper) adalah suatu alat ukur panjang yang dapat digunakan
untuk mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian hingga 0,1 mm. Jangka sorong
digunakan pula untuk mengukur panjang benda maksimum 20 cm. keuntungan penggunaan
jangka sorong adalah dapat digunakan untuk mengukur diameter sebuah kelereng, diameter
dalam sebuah tabung atau cincin, maupun kedalam sebuah tabung.

2.2 Komponen dan Fungsi

Secara umum, jangka sorong terdiri atas 2 bagian yaitu rahang tetap dan rahang geser.
Jangka sorong juga terdiri atas 2 bagian yaitu skala utama yang terdapat pada rahang tetap
dan skala nonius (vernier) yang terdapat pada rahang geser. Bentuk jangka sorong serta
bagian-bagiannya ditunjukkan pada gambar berikut ini

Bagian-bagian Jangka Sorong

1. Rahang dalam

Terdiri dari rahang geser dan rahang tetap. Rahang dalam memiliki fungsi untuk mengukur
dimensi luar atau sisi bagian luar sebuah benda misal tebal, lebar sebuah benda kerja.

2. Rahang luar

Terdiri dari rahang geser dan rahang tetap. Rahang luar memiliki fungsi untuk mengukur
diameter dalam atau sisi bagian dalam sebuah benda misalnya diamater hasil pengeboran.

3. Depth probe atau pengukur kedalaman

Seperti namanya bagian ini mempunyai fungsi untuk mengukur kedalaman sebuah benda.

7
4. Skala Utama (dalam cm)

Skala utama dalam bentuk satuan cm memiliki fungsi untuk menyatakan ukuran utama dalam
bentuk centimeter (cm).

5. Skala utama (dalam inchi)

Skala utama dalam bentuk satuan inchi memiliki fungsi untuk menyatakan ukuran utama
dalam bentuk inchi.

6. Skala nonius (dalam mm)

Skala nonius dalam bentuk milimeter berfungsi sebagai skala pengukuran fraksi dalam
bentuk mm.

7. Skala Nonius (dalam inchi)

Skala nonius dalam bentuk inchi berfungsi sebagai skala pengukuran fraksi dalam bentuk
inchi..

8. Pengunci

Mempunyai fungsi untuk menahan bagian-bagian yang bergerak saat berlangsungnya proses
pengukuran misal rahang dan Depth probe.

2.3 Macam-Macam Jangka Sorong

Adapun jenis-jenis jangka sorong yang dapat digunakan untuk mengukur panjang adalah
seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

8
1. Jangka sorong manual dengan ketelitian 0,1mm = 0,01 cm

2. Jangka sorong analog dengan ketelitian 0,05 mm = 0,005 cm

3. Jangka sorong digital dengan ketelitian 0.01 mm = 0,001 cm

4. Jangka sorong manual dengan keteltian 1/128 Inch dan 1/1000 inch

2.4 Prinsip Kerja Jangka Sorong

Jangka sorong terdiri dari dua skala yaitu skala utama dengan skala terkecil dalam milimeter
(1mm = 0,1 cm) dan skala nonius. Sepuluh skala utama memiliki panjang 1 cm, jadi jarak 2
skala utama yang saling berdekatan adalah 0,1 cm. Sedangkan sepuluh skala nonius memiliki
panjang 0,9 cm, jadi jarak 2 skala nonius yang saling berdekatan adalah 0,09 cm. Jadi beda
satu skala utama dengan satu skala nonius adalah 0,1 cm – 0,09 cm = 0,01 cm atau 0,1 mm.
Sehingga skala terkecil dari jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm.

Ketelitian dari jangka sorong adalah setengah dari skala terkecil. Jadi x = ½ x 0,01 cm =
0,005 cm. Dengan ketelitian jangka sorong adalah : ketelitian 0,005 cm, maka jangka sorong
dapat dipergunakan untuk mengukur diameter sebuah kelereng atau cincin dengan lebih teliti
(akurat). Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa jangka sorong dapat dipergunakan
untuk mengukur diameter luar sebuah kelereng, diameter dalam sebuah tabung atau cincin
maupun untuk mengukur kedalaman sebuah tabung.

Prinsip utama menggunakan jangka sorong adalah apabila kunci yang terdapat pada jangka
sorong dilonggarkan, maka papan skala nonius dapat digerakkan sesuai keperluan. Dalam
kegiatan pengukuran objek yang hendak diukur panjangnya atau diameternya maka objek
akan dijepit diantara 2 penjepit (rahang) yang ada pada jangka sorong. Panjang objek dapat
ditentukan secara langsung dengan membaca skala utama sampai sepersepuluh cm (0,1cm)
kemudian menambahkan dengan hasil pembacaan pada skala nonius sampai seperseribu cm
(0,001cm).

9
2.5 Kalibrasi Jangka Sorong

Jangka sorong dikalibrasi dengan cara mendorong rahang geser hingga menyentuh rahang
tetap. Apabila rahang geser berada pada posisi yang tepat di angka nol, yaitu angka nol pada
skala utama dengan angka nol pada skala nonius saling berhimpit pada satu garis lurus, maka
jangka sorong tersebut sudah terkalibrasi dan siap digunakan.

Hal-hal yang menyebabkan kegagalan kalibrasi dan pengukuran menggunakan jangka sorong
adalah:

1. Kesalahan umum (orang yang melakukan penggukuran),

2. Kesalahan sistematis (kerusakan alat, lingkungan),

3. Kesalahan acak (tidak diketahui pengyebabnya).

Faktor terjadinya kerusakan alat adalah ketidakstabilan suhu ruang penyimpanan, sehingga
memungkinkan jangka sorong untuk memuai atau menyusut, terbentur dan/atau tergores.

2.6 Prosedur Pengukuran Jangka Sorong

1) Mengukur diameter luar suatu benda

a. Membuka rahang jangka sorong dengan cara mengendorkan sekrup pengunci, menggeser
rahang geser jangka sorong ke kanan sehingga benda yang diukur dapat masuk diantara
kedua rahang (antara rahang geser dan rahang tetap).

b. Letakkan benda yang akan diukur diantara kedua rahang.

c. Menggeser rahang geser ke kiri sedemikian sehingga benda yang diukur terjepit oleh kedua
rahang sekaligus mengunci sekrup pengunci.

d. Membaca dan mencatat hasil pengukuran.

2) Mengukur diameter dalam suatu benda

a. Memutar pengunci ke kiri / mengendorkan sekrup pengunci.

b. Menggeser rahang geser jangka sorong sedikit kekanan.

10
c. Meletakkan benda/cincin/tabung yang akan diukur sedemikian sehingga kedua rahang
(atas) jangka sorong masuk ke dalam benda/cincin tersebut.

d. Menggeser rahang geser kekanan sedemikian sehingga kedua rahang jangka sorong
menyentuh kedua dinding dalam benda/cincin/tabung yang diukur dan mengunci sekrup
pengunci

e.Membaca dan mencatat hasil pengukuran

3) Mengukur kedalaman suatu benda/tabung

a.Meletakkan tabung yang akan diukur dalam posisi berdiri tegak

b.Memutar jangka (posisi tegak) kemudian meletakkan ujung jangka sorong ke permukaan
tabung yang akan diukur dalamnya.

c.Menggeser rahang geser kebawah sehingga ujung batang pada jangka sorong menyentuh
dasar tabung.

d. Mengunci sekrup pengunci

e.Membaca dan mencatat hasil pengukuran

2.7 Cara Pembacaan Hasil Pengukuran Jangka Sorong

Pembacaan Jangka Sorong Metrik Ketelitian 0,01 mm

Dalam membaca hasil pengukuran jangka sorong, kita akan melihat dua jenis skala, yaitu
skala utama dan skala nonius (vernier). Skala utama terdiri dari deretan angka 0, 1, 2, 3, 4, 5
cm, dan seterusnya yang berada pada bagian tetap. Ada juga skala utama dalam satuan inci
pada bagian atasnya, sama seperti penggaris mistar. Kemudian pada bagian yang bisa digeser
adalah skala nonius untuk menunjukkan satuan 0,1 mm.

11
Untuk lebih memahami cara membaca hasil pengukuran jangka sorong, perhatikan contoh
gambar di bawah ini:

Nah, pada gambar di atas ini diumpamakan sebuah benda kecil (merah) yang akan diukur
ketebalannya. Kita akan membaca dan mengetahui ketebalan bola merah ini. Untuk membaca
dan mengetahui ukuran benda merah tersebut, pertama kita lihat dulu angka yang tertera pada
skala utama (main scale). Lihatlah bagian garis dari skala utama yang terdekat dengan angka
0 pada skala vernier. Ternyata bagian skala utama yang terdekat dengan angka 0 (nol) pada
skala vernier adalah 1,1 cm atau 1 cm lebih 1 mm atau 11 mm. Setelah itu, langkah
selanjutnya adalah kita lihat dua garis skala pada skala utama dan skala vernier yang sejajar
atau paling lurus atau paling berhimpitan. Ternyata dua garis skala yang sejajar lurus tersebut
terletak di antara angka 6 dan 7, atau artinya 0,65 mm.

Nah, untuk mengetahui ukuran ketebalan benda merah yang kita ukur tersebut, caranya
dengan menjumlahkan kedua angka yang sudah kita peroleh pada skala utama (11 mm) dan
skala vernier (0,65 mm)

11 mm + 0,65 mm = 11,65 mm

Untuk contoh ke dua, lihat gambar berikut ini:

Pada gambar di atas menunjukkan bahwa skala utama pada Jangka Sorong yang dekat
dengan angka 0 terlihat di angka 4,7 cm atau 47 mm. Kemudian garis skala nonius (vernier)

12
yang sejajar lurus dengan garis skala di atasnya adalah terletak di garis skala 4, yang artinya
0,4 mm. Sehingga ukuran benda dari pengukuran dengan jangka sorong tersebut adalah:

47 mm + 0,4 mm = 47,4 mm atau 4,74 cm

Pembacaan Jangka Sorong Metrik Ketelitian 0,05

Misalkan pada pengukuran dimensi suatu benda, didapat hasil pengukurannya seperti gambar
di bawah ini.

Cara membaca,

▪ Nilai pada skala utama di sebelah kiri garis 0 pada skala vernier adalah 3 mm (panah
merah).

▪ Garis pada skala vernier yang tepat segaris lurus dengan salah satu garis pada skala utama
adalah garis ke 8 (panah biru). Dengan demikian nilai pembacaan pada skala vernier adalah,
8 x 0,05 = 0,40 mm.

▪ Nilai pembacaan jangka sorong, 3 + 0,40 = 3,40 mm.

Misalkan tebal suatu benda diukur dengan jangka sorong dan hasil pengukurannya seperti
pada gambar di bawah ini.

▪ Nilai pada skala utama sebelum garis 0 dari skala vernier adalah 1,4 cm atau 14 mm (panah
merah).

13
▪ Garis pada skala vernier yang tepat segaris dengan salah satu garis pada skala utama adalah
garis ke 5 (panah biru), Maka nilai pembacaan pada skala vernier adalah, 5 x 0,05 = 0,25
mm.

▪ Nilai pembacaan jangka sorong, 14 mm + 0,25 mm = 14,25 mm.

Cara Pembacaan Hasil Pengukuran Jangka Sorong

Cara Menghitung Jangka Sorong dengan Ketelitian 1/128 Inch

Hasil pengukuran suatu benda kerja dengan menggunakan jangka sorong ketelitian 1/128
inch bisa disimak dibawah ini :

1 inch = 16 bagian skala utama, maka : 1 Skala Utama = 1/16 Inch dan 1 Skala utama dibagi
8 skala Nonius, Maka : 1/16 : 8 = 1/128

a. Posisi skala utama (bawah), sebelum titik nol skala nonius : pada strip ke-7, Maka :

1/16 x 7 = 7/16.

b.Posisi skala nonius (atas) pada strip ke-7, Maka : 1/128 x 7 = 7/128. Jadi hasil pengukuran
benda kerja adalah : 7/16 + 7/128 = 56/128 + 7/128 = 63/128 inch.

1 inch = 16 bagian skala utama, maka : 1 Skala Utama = 1/16 Inch dan 1 Skala utama dibagi
8 skala Nonius, Maka : 1/16 : 8 = 1/128

a. Posisi skala utama (bawah), sebelum titik nol skala nonius : pada strip ke-21, Maka : 21/16
inch.

14
b. Posisi skala nonius (atas) pada strip ke-4, Maka : 1/128 x 4 = 4/128. Jadi hasil pengukuran
benda kerja adalah : 21/16 +4/128 = 168/128 +4 /128 = 172/128 = 1 11/32 inch.

1 inch = 16 bagian skala utama, maka : 1 Skala Utama = 1/16 Inch dan 1 Skala utama dibagi
8 skala Nonius, Maka : 1/16 : 8 = 1/128

a. Posisi skala utama (bawah), sebelum titik nol skala nonius : pada strip ke-9, Maka : 9/16
inch.

b. Posisi skala nonius (atas) pada strip ke-6, Maka : 1/128 x 6 = 6/128. Jadi hasil pengukuran
benda kerja adalah : 9/16 +6/128 = 72/128 +6 /128 = 78/128 =39/64 inch.

Pembacaan hasil pengukuran jangka sorong 1/1000 inch

Hasil pengukuran suatu benda kerja dengan menggunakan jangka sorong ketelitian 1/1000
inch adalah sebagai berikut :

1 inch = 40 bagian skala utama, maka : 1 Skala Utama = 1/40 Inch dan 1 Skala utama dibagi
25 skala Nonius, Maka : 1/40 : 25 = 1/1000

a. Posisi skala utama (bawah), sebelum titik nol skala nonius : pada strip ke-12, Maka
: 1/40 x 12 = 12/40.

b. Posisi skala nonius (atas) pada strip ke-8, Maka : 1/1000 x 8 = 8/1000. Jadi hasil
pengukuran benda kerja adalah : 12/40 + 8/1000 = 300/1000 + 8/1000 = 308/1000 inch =
0,308 inch.

15
1 inch = 40 bagian skala utama, maka : 1 Skala Utama = 1/40 Inch dan 1 Skala utama dibagi
25 skala Nonius, Maka : 1/40 : 25 = 1/1000

a. Posisi skala utama (bawah), sebelum titik nol skala nonius : pada strip ke-45, Maka
: 1/40 x 45 = 45/40.

b. Posisi skala nonius (atas) pada strip ke-18, Maka : 1/1000 x 18 = 18/1000. Jadi hasil
pengukuran benda kerja adalah : 45/40 + 18/1000 = 1125/1000 + 18/1000 = 1143/1000 inch
= 1,143 inch.

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

• Jangka sorong (vernier caliper) adalah suatu alat ukur panjang yang dapat digunakan untuk
mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian hingga 0,1 mm. Keunggulan penggunaan
jangka sorong adalah dapat digunakan untuk mengukur diameter luar, diameter dalam,
maupun kedalam benda.

• Secara umum, jangka sorong terdiri atas rahang tetap dan rahang geser, rahang bawah untuk
mengukur diameter luar suatu benda, rahang atas untuk mengukur diameter dalam suatu
benda, lidah pengukur kedalaman, skala utama(dalam cm dan inci), skala nonius (dalam dan
inci), kunci peluncur.

• Jenis-jenis jangka sorong yang dapat digunakan untuk mengukur panjang adalah Jangka
sorong manual dengan ketelitian 0,1mm = 0,01 cm, Jangka sorong analog dengan ketelitian
0,05 mm = 0,005 cm, dan Jangka sorong digital dengan ketelitian 0.01 mm = 0,001 cm.

• Prinsip Kerja Jangka Sorong terdiri dari prinsip ketika melakukan suatu pengukuran, yaitu
apabila kunci peluncur telah dikendurkan, maka skala nonius dapat digeser ke depan atau
belakang sesuai dengan keperluan pengukuran. Dan prinsip ketika membaca hasil
pengukuran, yaitu hasil pengukuran tergantung besarnya ketelitian yang dimiliki jangka
sorong, karena ketelitian setiap jengka sorong berbeda-beda berdasarkan skala nonius yang
dimilikinya.

• Jangka sorong dikalibrasi dengan cara mendorong rahang geser hingga menyentuh rahang
tetap. Apabila rahang geser berada pada posisi yang tepat di angka nol, yaitu angka nol pada
skala utama dengan angka nol pada skala nonius saling berhimpit pada satu garis lurus, maka
jangka sorong tersebut sudah terkalibrasi dan siap digunakan.

• Hal-hal yanng menyebabkan kegagalan kalibrasi dan pengukuran menggunakan jangka


sorong adalah kesalahan umum (orang yang melakukan penggukuran), kesalahan sistematis
(kerusakan alat, lingkungan), kesalahan acak (tidak diketahui pengyebabnya).

• Faktor terjadinya kerusakan alat adalah ketidakstabilan suhu ruang penyimpanan,


sehingga memungkinkan jangka sorong untuk memuai atau menyusut, terbentur dan/atau
tergores.

17
• Cara Pembacaan Hasil Pengukuran Jangka Sorong

Hasil = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x skala terkecil jangka sorong) = Skala
Utama + (skala nonius yang berimpit x 0,01 cm)

DAFTAR PUSTAKA

_____.____. Isuzu Training Manual . PT Pantja Motor

_____.____. New step 1 . PT Toyota motor.

18
_____.2005. Tune up Sepeda Motor. Yogyakarta:Fakultas Teknik UNY.

Wawan. 2013. Pemeliharan Sasis Sepeda Motor 1. Jakarta : Kemendikbud

https://www.academia.edu/19919976/Makalah_Jangka_Sorong

https://www.kopi-ireng.com/2015/12/bagian-bagian-jangka-sorong-dan.html

19

Anda mungkin juga menyukai