Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH PENGUKURAN TEKNIK

ALAT UKUR

Dosen pengampu : Dwi Irawan, S.T,M.T

DISUSUN OLEH :
Nama : Muhamad Riduan
NPM : 17520044

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

METRO

2019

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi
petunjuk dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “ALAT UKUR”
makalah ini kami buat sebagai kewajiban untuk memenuhi tugas mata kuliah pengukuran teknik.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa susunan dan materi yang terkandung di dalam makalah
ini belumlah sempurna. Untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun selalu penulis harapkan
dengan senang hati dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini.

Insya Allah, makalah ini dapat membawa pemahaman dan pengetahuan bagi kita semua.

Metro, 1 juli 2019

Muhamad Riduan

ii
DAFTAR ISI

JUDUL MAKALAH ........................................................................................................................i

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................................1

1.1.Latar Belakang..........................................................................................................1

1.2.Rumusan Masalah....................................................................................................1

1.3.Tujuan Makalah .......................................................................................................1

BAB 2 PEMBAHASAN...................................................................................................................2

2.1 Alat ukur panjang .....................................................................................................2

2.2 Alat ukur massa........................................................................................................7

2.3 Alat ukur waktu ........................................................................................................11

2.4 Alat ukur luas ...........................................................................................................11

2.5 Alat ukur suhu ..........................................................................................................12

2.6 Alat ukur kecepatan .................................................................................................12

2.7 Alat ukur kelembaman .............................................................................................13

2.8 Alat ukur tekanan udara ..........................................................................................13

2.9 Alat ukur cahaya ......................................................................................................14

2.10 Alat ukur kepadatan...............................................................................................14

2.11 Alat ukur kerataan .................................................................................................15

2.12 Alat ukur elektronika..............................................................................................18

BAB 3 KESIMPULAN ....................................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Guna menentukan nilai dari suatu besaran, besaran pokok atau besaran turunan kita tidak

boleh langsung asal menyebut atau memperkirakan. Pengukuran dengan cara seperti itu

jelas tidak valid. Untuk menentukan nilai dari suatu besaran dengan akurat diperlukan alat

ukur yang sesuai dengan jenis besarannya. Misalnya kita punya penggaris, tentu saja fungsi

alat ukur ini untuk mengukur panjang dan bukan untuk mengukur massa ataupun berat.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa saja macam-macam alat ukur?

2. Bagaimana kegunaan dari alat ukur tersebut?

1.3. Tujuan Makalah

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui macam-macam alat ukur.

2. Untuk mengetahui kegunaan beberapa alat ukur.

1
BAB 2

PEMBAHSAN

ALAT UKUR.
 Klasifikasi alat ukur
1. Alat ukur mekanik,

Yaitu alat ukur yang dalam penggunaanya menggunakan tangan/ secara mekanik.

ex: mistar, jangka sorong

2. Alat ukur elektrik,


Yaitu alat ukur yang dalam penggunaanya menggunakan daya listrik baterai.

ex: multitester

3. Alat ukur pneumatic,


Yaitu alat ukur yang dalam penggunaanya menggunakan tenaga angin / tekanan angin.
ex: radiator cap tester

2.1 Alat Ukur Panjang


Alat-alat ukur panjang meliputi mistar,rol meter, jangka sorong, dan mikrometer skrup. Berikut
masing-masing alat ukur tersebut & penjelasannya.

1. Jangka sorong

2
Jangka sorong analog memiliki ketelitian sampai seperseratus milimeter (0,01 mm). Bagian -
bagian jangka sorong terdiri atas:

1.Rahang dalam
Rahang dalam digunakan untuk mengukur sisi luar dari suatu benda. Terdiri atas rahang
tetap dan rahang geser.

2. Rahang luar

Rahang luar digunakan untuk mengukur sisi dalam dari suatu benda. Terdiri atas rahang
tetap dan rahang geser.
3. Depth probe

Depth probe digunakan untuk mengukur kedalaman dari suatu benda.

4. Skala Utama (dalam cm)

Pada skala utama, angka 0 - 17 menunjukan skala dalam cm sedangkan garis - garis yang
lebih pendeknya dalam mm. Sepuluh skala utama memiliki panjang 1 cm sehingga dua
sekala utama yang berdekatan berukuran 0,1 cm atau sama dengan 1 mm.

5. Skala utama (dalam inchi)

Pada skala utama, angka 0 - 6 menunjukan skala dalam inchi sedangkan garis - garis yang
lebih pendeknya dalam fraksi.

3
6. Skala nonius (dalam 1/10 mm)

Pada jangka sorong di atas, untuk setiap garis skala menunjukan 1/10 mm. Tetapi ada
juga yang memiliki skala 1/20, dll. Sepuluh skala nonius memiliki panjang 9 mm,
sehingga jarak dua skala nonius yang saling berdekatan adalah 0,9 mm. Dengan
demikian, perbedaan satu skala utama dan satu skala nonius adalah 1 mm - 0,9 mm = 0, 1
mm atau 0,01 cm. Dengan melihat skala terkecil dari jangka sorong ini, maka ketelitian
dari jangka sorong adalah setengah dari skala terkecil jangka sorong tersebut, yaitu: atau
0,005 cm
7. Skala Nonius (untuk inchi)

Menunjukan skala pengukuran fraksi dari inchi

8. Pengunci

Digunakan untuk menahan bagian - bagian yang bergerak ketika pengukuran seperti
rahang atau Depth probe

JANGKA SORONG adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai seperseratus milimeter.
Terdiri dari dua bagian, bagian diam dan bagian bergerak. Pembacaan hasil pengukuran sangat
bergantung pada keahlian dan ketelitian pengguna maupun alat.
Sebagian keluaran terbaru sudah dilengkapi dengan bacaan digital. Pada versi analog, umumnya
tingkat ketelitian adalah 0.05mm untuk jangka sorang dibawah 30cm dan 0.01 untuk yang diatas
30cm.
Dan jangka sorong merupakan suatu alat pengukuran yang cepat dan relatif teliti untuk
mengukur diameter dalam, luar dan dalam suatu tabung, yang memiliki bentuk seperti gambar 1
di bawah ini.

Kegunaan jangka sorong adalah:


- untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit;
- untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang (pada pipa,
maupun lainnya) dengan cara diulur.

4
- untuk mengukur kedalamanan celah/lubang pada suatu benda dengan cara
"menancapkan/menusukkan" bagian pengukur. Bagian pengukur tidak terlihat pada
gambar karena berada di sisi pemegang.

Adapun penggunaan jangka sorong tersebut, adalah sebagai berikut :


~ Mengukur Diameter Luar Benda
Cara mengukur diameter, lebar atau ketebalan benda utarlah pengunci ke kiri, buka
rahang, masukkan benda ke rahang bawah jangka sorong, geser rahang agar rahang
tepat pada benda, putar pengunci ke kanan.
~ Mengukur Diameter Dalam Benda
Cara mengukur diameter bagian dalam sebuah pipa atau tabung : Putarlah pengunci
ke kiri, masukkan rahang atas ke dalam benda , geser agar rahang tepat pada benda,
putar pengunci ke kanan.
~ Mengukur Kedalaman Benda
Cara mengukur kedalaman benda : Putarlah pengunci ke kiri, buka rahang sorong
hingga ujung lancip menyentuh dasar tabung, putar pengunci ke kanan.

Cara pembacaan skala jangka sorong yaitu :

Mula-mula perhatikan skala nonius yang berimpit dengan salah satu skala utama.
Hitunglah berapa skala hingga ke angka nol. Pada gambar, skala nonius yang
berimpit dengan skala utama adalah 4 skala. Artinya angka tersebut 0,4 mm.

Selanjutnya perhatikan skala utama. Pada skala utama, setelah angka nol mundur ke
belakang menunjukkan angka 4.7 cm. Sehingga diameter yang diukur sama dengan
4,7 cm + 0,4 mm = 4,74 cm.

Alat dan Bahan :


1.Jangka Sorong 1 buah
2.Spidol 1 buah

5
a. Contoh pengukuran:
1. Lihatlah posisi angka nol pada skala nonius terhadap skala utama.
2. Carilah garis skala nonius yang berimpit dengan skala utama.
3. Ukurlah panjang spidol dengan mengunakan jangka sorong.
4. Lalu, ukur juga diameter lubang spidol.
5. Kemudian, kedalam lubang spidol.
6. Dan, hitung pula diameter batang.
7. Ulangi percobaan tersebut sebanyak 5 kali untuk memperoleh ketelitian

b. Hasil Pengamatan :
Kemudian lakukan perhitungan kesalahan dengan rumus :Lebar rata-rata - Lebar
Dasar
Maka hasil pengukuran adalah :
Lebar dasar = 14,875
Diameter lubang = 1,25
Kedalaman Lubang = 1,525
Diameter Batang = 1,5797

Kesimpulan
Hasil pengukuran tidak secara langsung menampilkan angka ketidakpastiannua ,
ketika didefinisikan dengan benar, kesalahan/ketidakpastian hanya berkenaan dengan
pengukuran yaitu, untuk memperkirakan suatu nilak eksak dalam pengukuran, tidak
mungkin pasti, karena akan adanya penyimpangan.
Akan tetapi, pengukuran dapat mendekati nilai, dan hasil tersebut dapat diperoleh dari
tingkat ketepatan suatu alat, seperti jangka sorong yang dipergunakan adalah 0,05
mm.

6
2.2 ALAT UKUR MASSA
Hanya ada satu jenis alat ukur massa, yaitu neraca. Meski begitu, sebenarnya neraca
jenisnya bermacam-macam. Berikut penjelasannya.
1. NERACA
Neraca, atau yang lebih dikenal dengan sebutan timbangan adalah alat yang digunakan
untuk mengukur massa suatu benda. Ada beberapa jenis neraca, yaitu
Jenis-jenis alat ukur massa

1. Neraca gantung neraca ini digunakan untuk mengukur massa jika kalianpernah melihat
maka kalian melihatnya di toko- toko beras, atau pupuk.
2. Neraca analog neraca adalah jenis neraca yang digunakan untuk mengukur massa tepung
sebelum measak roti atau juga bisa untuk mengukur massa di toko buah.
3. Neraca digital ini dapat kalain lihat di toko-toko buah atau kadang juga di temukan di
laboratorium karena hasil pengukuran yang digunakan lebih tepat dibandingkan dengan
alat ukur massa yang lain selain itu dengan alat ukur ini di dapatkan pengukuran lebih
teliti. dantentunya cara penggunaanya lebih mudah karena dapat terlihat langsung di
dalam neraca. walau kelebihannya alat ukurini lebih mahal di banding dengan yang
lainnya
4. Neraca sama lengan Neraca ini sering kalianlihat di toko emas, karena bisanya
digunakan untuk menimbang emas.
5. Neraca Ahaus (Neraca tiga lengan dan Neraca empat lengan) seperti foto di atas
Neraca ini biasanya terdapat di laboratorium untuk praktek-praktek IPA.

7
1. Neraca Tiga Lengan,
yaitu neraca yang juga biasanya terdapat di laboratorium, bentuknya seperti pada gambar di
samping. Cara pemakaian neraca ini yaitu dengan cara menggeser ketiga penunjuk ke sisi
paling kiri (skalanya menjadi nol), kemudian letakkan benda yang akan diukur pada bagian
kiri yang terdapat tempat untuk benda yang akan diukur, lalu geser ketiga penunjuk ke kanan
hingga muncul keseimbangan, dan hasil pengukuran dapat diketahui.

Pengukuran massa dengan Neraca Tiga lengan


Untuk menambah pengetahuan kalian, kalia ini saya akan membahsa bagimna cara mengukur
massa menggunakan neraca ahaus yaitu neraca tiga lengan, karena sering sekali soal pengukuran
ini keluar pada neraca tiga lengan atau empat lengan. Pengukurannya lain dengan neraca- neraca
yang ada dipasar, atau lihat di sekitar rumah kita. di sini saya akan menjelaskan cara penggunaan
neraca tiga lengan. Sebelumnya kita sudah mengenal bagian-

►Bagian - bagian Neraca Tiga lengan

1. Knop atau pemutar kalibrasi


2. Pemberat atau anting yang diletakkan di masing-masing lenganyang bisa di geser ke
kanan dan kekiri
3. Tempat beban temapt untuk memasang beban atau benda yang ingin di ukur
4. Titik nol garis kesetimbangan., titik ini untuk mengkalibrasi sebelum digunakan dan
untuk keseimbangan ketika pengukuran sudah di lakukan
5. Lengan neraca yang terdiri dari tiga lengan . Untuk neraca 3 lengan yang ada di
laboratorium saya seperti foto di atas terdiri dari tiga lengan dengan skala maksimal
berbeda.

8
► Langkah-langkah pengukuran massa dengan neraca tiga lengan adalah sebagi beriku
ini :

1. Setiap lengan jangan lupa berada pada skala 0


2. Kalibrasi terlebih dahulu, dengan cara memutar skrup knop pemutar kalibrasi di bagian
belakang, sampai seimbang atau jarum penunjuk menunjukkan anka titik nol, hal ini
dilakukan agar pengukrannya lebih tepat.
3. Meletakakn benda yang diukur massanya
4. Menggeser skalanya mulai dari lengan yang besar dan jangan sampai melebihi titik nol ,
baru skala yang kecil sampai menunjukkan keseimbangan di titik nol ( dua garis sejajar)
5. Membaca hasil pengukuran dengan menjumlahkan setipa skala mulai dari yang besar
hingga yang kecil agar lebih mudah seperti contoh di bawah ini

skala tengah 300 gram


skala belakang 80 gram
skala depan 2,5 gram
______________________ +

Hasil pengukuran 382,5 gram

2. Neraca Pasar,
yaitu neraca yang biasa digunakan di pasar-pasar tradisional, bentuknya seperti pada gambar
di samping. Cara pemakaian neraca ini yaitu dengan meletakkan benda yang akan ditimbang
di bagian yang berbentuk mirip baskom, lalu di bagian sebelahnya yang datar diletakkan

9
bandul neraca yang hampir seimbang dengan bobot benda, selanjutnya lengan neraca akan
bergerak dan hasil pengukuran dapat diketahui.

3. Neraca Dua Lengan,


yaitu neraca yang biasanya terdapat di laboratorium, bentuknya seperti pada gambar di
samping. Cara pemakaian neraca ini hampir sama dengan cara pemakaian neraca pasar,
bedanya bandul neraca yang terdapat pada neraca pasar dapat digantikan dengan barang lain.

4. Neraca Kamar Mandi,


adalah neraca yang biasa digunakan untuk mengukur berat badan, bentuknya seperti pada
gambar di samping. Neraca ini biasanya terdapat di klinik, rumah sakit, rumah, atau mungkin
di tempat-tempat lain yang memiliki neraca ini. Cara pemakaian neraca ini yaitu dengan cara
kita naik ke atas neraca ini, selanjutnya jarum yang terdapat di neraca akan menunjukkan
berapa hasil pengukuran berat badan kita

5. Neraca Elektronik
Cara kerja : benda yang akan di ukur massanya di letakkan di atas timbangan dan nilainya
langsung dibaca pada tampilan digital.

10
2.3 Alat Ukur Waktu

1. Stopwatch

Cara Kerja: Tombol Start, Stop dan reset yang dipergunakan untuk memulai, menghentikan
maupun mengulang pengukuran waktu.
Skala dalam detik, skala ini disusun melingkar dibagian pinggir dengan jarak antar skala 0,2
detik.
Jarum panjang, yang berfungsi sebagai penunjuk hasil pengukuran dalam detik.
Skala dalam menit, skala ini disusun melingkar dengan jarak antar skala 1 menit.
Jarum pendek, yang berfungsi sebagai penunjuk waktu dalam menit.

2.4 ALAT UKUR LUAS

1. Planimeter

Cara Kerja : alat ini bekerja pada daerah/peta yang berbentuk area atau poligon tertutup.
Perhitungan luas di mulai dengan menentukan titik awal, kemudian menggerakkan alat tersebut
searah pada dengan jarum pada batas poligon sampai kembali ke titik awal, dan setelah itu
dilakukan pembacaan.

11
2.5 ALAT UKUR SUHU

1. termometer
Cara kerja : Termometer bekerja berdasarkan perubahan kuantitas fisik, ketika temperaturnya
berubah.
Jadi bisa berdasarkan pemuaian (termometer air raksa),perubahan resistivitas,perubahan
kuantitas listrik (termokpel), radiasi bahan ( termometer temperatur tinggi),

2. Termometer maksimum minimum


Cara Kerja : Termometer ini memiliki dua skala yaitu skala maksimum pada pipa kanan dan
skala minimum paa pipa kiri. Suhu akan di baca sesuai dengan ketinggian setiap kolom raksa.
Pada setiap permukaan raksa terdapat penunjuk baja kecil yang dilengkapi dengan pegas ringan
sebagai penahan.

2.6 ALAT UKUR KECEPATAN

1. Speedometer
Cara kerja : perangkat pengukur kecepatan yang dihubungkan langsung dengan roda depan
ataupun transmisi dengan menggunakan suatu kabel yang ikut berputar saat kendaraan bergerak,
gerakan berputar ini kemudian diubah untuk menggerakkan jaruk kecepatan.

12
2.7 ALAT UKUR KELEMBAMAN

1. Hygrometer

Cara Kerja : alat ini ditempatkan di dalam bekas (container) penyimpanan barang yang
memerlukan tahap kelembapan yang terjaga seperti dry box penyimpanan kamera. Kelembaban
yang rendah akan mencegah pertumbuhan jamur yang menjadi musuh pada peralatan tersebut.

2.8 ALAT UKUR TEKANAN UDARA

1. Barometer

Cara Kerja : Barometer umum digunakan dalam peramalan cuaca, dimana tekanan udara yang
tinggi menandakan cuaca yang "bersahabat", sedangkan tekanan udara rendah menandakan
kemungkinan badai

13
2.9 ALAT UKUR CAHAYA

1. Photometer

Cara Kerja: mendeteksi cahaya dengan photoresisto, photodiodes, atau photomultipliers. Untuk
menganalisis cahaya, photometer dapat mengukur cahaya setelah melewati penyaring atau
melalui monokromator di tetapkan untuk penentuan.

2.10 ALAT UKUR KEPADATAN

1. Pycnometer

Cara Kerja : gunakan Pycnometer bersih, kering, dan timbangan bobotnya (W). Masukkan
sampek cairan ke dalam pycnometer. Atur suhu pycnometer yang telah di isi samel hingga 17⁰C-
19⁰C. Tutup perlahan agar tidak terjadi gelembung. Buang kelebihan zat ujii melalui bagian sisi
tabung dan bersihkan bagian permulaannya. Lalu timbangan, lakukan pengukuran yang sama
terhadap air. (W2)

14
2.11 ALAT UKUR KERATAAN

Alat ukur dalam dunia teknik sangat banyak. Ada alat ukur pneumatik, mekanik , hidrolik
maupun yang elektrik. Termasuk dalam dunia otomotif, banyak juga alat ukur yang sering
digunakan. Dalam hal ini kita akan membahas DIAL GAUGE.

DIAL GAUGE atau ada yang menyebutnya dial indicator adalah alat ukur yang dipergunakan
untuk memeriksa penyimpangan yang sangat kecil dari bidang datar, bidang silinder atau
permukaan bulat dan kesejajaran. Konstruksi sebuah alat dial indikator seperti terlihat pada
gambar di atas, terdiri atas jam ukur (dial gauge) yang di lengkapi dengan alat penopang seperti
blok alas magnet, batang penyangga, penjepit, dan baut penjepit.

CARA PEMBACAAN DAN PENGGUNAAN ALAT:


Saat akan digunakan dial indikator tidak dapat digunakan sendiri, tapi memerlukan kelengkapan
seperti di atas yang harus diatur sedemikian rupa pada saat pengukuran. Posisi dial gauge harus
tegak lurus terhadap benda kerja yang akan diukur.

Pada dial indikator terdapat 2 skala. Yang pertama skala yang besar (terdiri dari 100 strip) dan
skala yang lebih kecil. Pada skala yang besar tiap stripnya bernilai 0,01 mm. Jadi ketika jarum

15
panjang berputar 1 kali penuh maka menunjukkan pengukuran tersebut sejauh 1 mm. Sedangkan
skala yang kecil merupakan penghitung putaran dari jarum panjang pada skala yang besar.

Sebagai contoh, jika jarum panjang pada skala besar bergerak sejauh 6 strip dan jarum pendek
bergerak pada skala 3 maka artinya hasil pengukurannya adalah3,06 mm. Pengukuran ini
diperoleh dari :
skala pada jarum panjang dibaca : 6 x 0,01 mm = 0,06 mm
skala pada jarum pendek dibaca : 3 x 1 mm = 3 mm
maka hasil pengukurannya adalah 0,06 mm + 3 mm = 3,06 mm.

Skala dan ring dial indikator dapat berputar ke angka 0 agar lurus dengan penunjuk. Penghitung
putaran ukur jam berfungsi menghitung jumlah putaran penunjuk. Yang perlu diperhatikan
dalam menggunakan dial indicator adalah keadaan permukaan benda yang akan diukur harus
bersih, posisi spindel dial (ujung peraba) tegak lurus pada permukaan komponen yang diperiksa,
dan metode pengukuran yang digunakan.
Metode Pengukuran
1. Letakkan V-block di atas plat datar dan letakkan poros di atas block.
2. Sentuhkan spindel dial gauge pada permukaan poros. Aturlah tinggi dial gauge lock
sedemikian rupa sehingga menyentuh permukaan poros.
3. Putarlah poros perlahan-lahan dan temukan point pada permukaan pembacaan paling kecil.
Putarlah outer ring sampai penunjukkan pada "0".
4. Putarlah poros perlahan-lahan. Bacalah jumlah gerakan pointer.

Adapun metode pengukuran yang digunakan dial indikator adalah sebagai berikut:
(a) benda kerja yang dipindahkan, dial indikator tetap pada posisi diam.

16
(b) Dial indikator yang dipindahkan, benda kerja tetap pada posisi diam.
(c) Benda kerja diputar, dial indikator tetap pada posisi diam.

1. Pupitas (Dial test Indikator)

Pupitas disebut juga jam ukur tes atau dial test indicator yang berfungsi untuk
mengetahui kerataan permukaan benda kerja dan mengukur daerah toleransi suatu produk.
Perbedaan dengan dial indicator yaitu terletak pada sensornya. Sensor pada pupitas berupa
lengan dengan ujung berbentuk bola dan gerakkannya seperti busur, mempunyai kapasitas
pengukuran yang lebih kecil yaitu antara 0,2 s/d 0,8 mm.

Pupitas sendiri terdiri atas beberapa bagian-bagian yaitu :

· Sensor yang berbentuk lengan

· Blok gerak

· Blok diam

· Piring ukur

· Rangka terbuat dari metal atau plastic

Pemakaian pupitas yaitu dengan cara pupitas dipasang pada dudukan pemindah (transfer
stand) dengan tiang dan lengan yang dapat diatur dengan baut penyetel atau pengaturan secara
feksibel.

Macam – macam pupitas dapat dilihat dari konstruksi piring pengukur, pupitas terdiri
atas:

1.Pupitas dengan konstruksi piring ukur sumbunya sejajar dengan sumbu rangka.

2. Pupitas dengan konstruksi piring ukur sumbunya tegak lurus dengan rangkanya.

17
Penggunaan dari pupitas antara lain sebagai berikut :

1. Mengukur permukaan (kerataan) secara bertingkat.

2. Mengukur celah (permukaan luar) pada poros kerah (colar)

3. Mengukur kerataan permukaan dari lubang bertingkat.

4. Mengukur lubang alur da kesejajaran sumbunya.

5. Mengukur kesejajaran permukaan, baik permukaan luuar maupun dalam.

6. Mengukur kerataan bidang horizontal maupun bidang miring.

2.12 Alat Ukur Elektronika

Alat ukur elektronik (listrik) merupakan perkakas/alat yang digunakan untuk mengukur
besaran-besaran listrik seperti hambatan listrik (R), kuat arus listrik (I), beda potensial listrik (V),
daya listrik (P), dan lainnya. Terdapat dua jenis alat ukur yaitu alat ukur analog dan alat ukur
digital.

Berikut adalah macam-macam alat ukur listrik :

 Amper-meter
 Voltmeter
 Ohm-meter
 Multimeter Analog/Digital
 Oscilloscope
 Generator fungsi
 Digital Signal Analyzer
 Spectrum meter

18
1. Ampermeter
Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik baik
untuk listrik DC maupun AC yang ada dalam rangkaian tertutup. Amperemeter
biasanya dipasang berderet dengan elemen listrik. Cara menggunakannya adalah
dengan menyisipkan amperemeter secara langsung ke rangkaian. -

2. Voltmeter
Voltmeter adalah alat/perkakas untuk mengukur besar tegangan listrik dalam
suatu rangkaian listrik. Voltmeter disusun secara paralel terhadap letak komponen
yang diukur dalam rangkaian. Alat ini terdiri dari tiga buah lempengan tembaga
yang terpasang pada sebuah bakelite yang dirangkai dalam sebuah tabung kaca
atau plastik. Lempengan luar berperan sebagai anode sedangkan yang di tengah
sebagai katode. Umumnya tabung tersebut berukuran 15 x 10cm (tinggi x
diameter).

19
3. Ohm-meter
Ohm-meter adalah alat untuk mengukur hambatan listrik, yaitu daya untuk
menahan mengalirnya arus listrik dalam suatu konduktor. Besarnya satuan
hambatan yang diukur oleh alat ini dinyatakan dalam ohm. Alat ohm-meter ini
menggunakan galvanometer untuk mengukur besarnya arus listrik yang lewat
pada suatu hambatan listrik (R), yang kemudian dikalibrasikan ke satuan ohm.

4. Multitester Analog/Digital
Multimeter adalah alat untuk mngukur listrik yang sering dikenal sebagai VOAM
(VolT, Ohm, Ampere meter) yang dapat mengukur tegangan (voltmeter),
hambatan (ohm-meter), maupun arus (amper-meter). Ada dua kategori
multimeter: multimeter digital atau DMM (digital multi-meter)(untuk yang baru
dan lebih akurat hasil pengukurannya), dan multimeter analog. Masing-masing
kategori dapat mengukur listrik AC, maupun listrik DC.

20
5. Oscilloscope
Oscilloscope/osiloskop adalah alat ukur elektronika yang berfungsi
memproyeksikan bentuk sinyal listrik agar dapat dilihat dan dipelajari. Osiloskop
dilengkapi dengan tabung sinar katode. Peranti pemancar elektron
memproyeksikan sorotan elektron ke layar tabung sinar katode. Sorotan elektron
membekas pada layar. Suatu rangkaian khusus dalam osiloskop menyebabkan
sorotan bergerak berulang-ulang dari kiri ke kanan. Pengulangan ini
menyebabkan bentuk sinyal kontinyu sehingga dapat dipelajari.

21
6. Generator fungsi
Generator fungsi adalah alat ukur yang digunakan sebagai sumber pemicu yang
diperlukan, merupakan bagian dari peralatan (software) uji coba elektronik yang
digunakan untuk menciptakan gelombang listrik. Gelombang ini bisa berulang-
ulang atau satu kali.

Generator fungsi analog umumnya menghasilkan gelombang segitiga sebagai


dasar dari semua outputnya. Segitiga ini dihasilkan oleh kapasitor yang dimuat
dan dilepas secara berulang-ulang dari sumber arus konstan.
Tipe lain dari generator fungsi adalah sub-sistem yang menyediakan output
sebanding terhadap beberapa input. Contohnya, output berbentuk kesebandingan
dengan akar kuadrat dari input. Alat seperti itu digunakan dalam sistem
pengendali umpan dan komputer analog.

22
BAB 3

KESIMPULAN

Saat ini alat ukur mengalami banyak perubahan. Alat ukur jaman sekarang lebih banyak
jenisnya, lebih canggih, dan juga kebanyakan tidak memakai cara manual lagi dalam
penggunaannya. Terutama dipabrik-pabrik besar. Dalam hal mengukur barang produksi, pabrik
tersebut tidak menggunakan alat ukur manual yang masih menggunakan tenaga manusia, namun
menggunakan sistem komputer. Manusia hanya tinggal mengatur dan mensetingnya melalui
komputer tanpa perlu bersusah payah, apalagi pabrik yang memproduksi mesin berskala besar.

Banyak juga kelebihan alat ukur otomatis daripada alat ukur manual. Terutama dalam hal
kespesifikan ukurannya. Namun semua alat ukur mempunyai kegunaan yang sama, yaitu sebagai
alat pengukur bahan. Maka dari itu alat ukur akan berfungsi maksimal apabila kita menggunakan
pada tempatnya, seperti contoh jangka bengkok digunakan untuk mengukur tebal, lebar, panjang
dan garis tengah benda bulat secara kasar.Di samping itu cara penggunaan dan perawatan alat
ukur juga bisa berpengaruh pada nilai guna dari alat ukur presisi atau tidaknya dan ketepatan
pengukuran.Maka dari itu hal tersebut juga harus di perhatikan guna mempertahankan nilai guna
dan kepresisian alat ukur.

23
DAFTAR PUSTAKA

goest, Pratikum Metrologi, diakses dari : http://www.scribd.com/agoest_adi/d/33990247-Bab-2


Praktikum-Metrologi, tanggal 16 April 2012.

I, alat ukur linier pada SMK, diakses dari :


http://teknologi.kompasiana.com/terapan/2011/04/13/alat-ukur-linear-pada-smk-jurusan-
teknik-mesin/, tanggal 16 April 2012.
http://www.artikelbagus.com/2012/04/macam-macam-alat-

ukur.html#sthash.4IExRaAK.dpuf

http://www.artikelbagus.com/2012/04/macam-macam-alat-
ukur.html#sthash.9jerMGzt.dpuf
http://dien-elcom.blogspot.com/2012/09/macam-alat-ukur-elektronik-dan-
fungsinya.html#sthash.kh5GKjHI.dpuf
http://htmlimg4.scribdassets.com/7smna265ts1q5rwi/images/5-0282c0c856.png

24

Anda mungkin juga menyukai