MATA KULIAH
Praktikum Fisika Dasar
ASISTEN LABORATORIUM
Restina Tiolenta Sihombing
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 5:
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat,
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami telah menyelesaikan makalah ini sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan.
Makalah yang berjudul “ALAT-ALAT FISIKA” kami perbuat untuk memenuhi
tugas kelompok dari asisten laboratorium dan dosen pengampu pada mata kuliah Fisika
Dasar di Universitas Negeri Medan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Mukti Hamjah Harahap, S.Si.,
M.Si. Dan Bapak Rajo Hasim Lubis, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pengampu dan kakak
asisten laboratorium Fisika yaitu Restina Tiolenta Sihombing yang telah membantu kami
secara moral maupun materi. Tugas kuliah yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang kami tekuni. Semoga makalah Fisika
Dasar ini dapat menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk
perkembangan dan peningkatan ilmu tentang Fisika.
Kami menyadari masih banyak kesalahan yang terdapat dalam makalah ini, baik
dari segi Bahasa dan penulisannya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.
Kelompok 5
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
3. Apa kegunaan dari alat-alat ukur tersebut?
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Alat Ukur Fisika
Dalam fisika dan teknik, pengukuran merupakan aktivitas yang membandingkan
kuantitas fisik dari objek dan kejadian dunia-nyata. Pengukuran dibedakan menjadi dua,
yaitu pengukuran secara langsung dan secara tidak langsung : Pengukuran
langsung yaitu membandingkan nilai besaran yang diukur dengan besaran standart yang
diterima sebagai satuan, sedangkan pengukuran tidak langsung adalah untuk mengukur
suatu besaran dengan cara mengukur besaran lain. Alat ukur adalah alat yang digunakan
untuk mengukur benda atau kejadian tersebut. Seluruh alat pengukur dapat terkena
kesalahan peralatan yang bervariasi.
3
Jangka sorong ini memiliki 2 skala, yaitu skala utama yang terdapat pada rahang
tetap dan skala nonius atau vernieryang terdapat pada rahang geser. Tingkat ketelitian
jangka sorong ini adalah 0,1 mm.
2) Jangka Sorong Analog (Dial Caliper)
Jangka sorong ini umumnya sama dengan jangka sorong manual, hanya saja untuk
skala nonius atau vernierberbentuk Analog atau jarum jam sehingga lebih mudah dalam
membaca skala nonius. Tingkat ketelitian jangka sorong ini adalah 0,05 mm.
3) Jangka Sorong Digital (Digital Caliper)
Sama halnya dengan jangka sorong analog, jangka sorong digital ini memiliki
bentuk yang sama dengan jangka sorong manual, hanya saja untuk skla noniusnya
berbentuk layar digital dimana hasil pengukuran langsung terbaca pada layar tersebut
sehingga penggunaanya jauh lebih mudah dari 2 jenis jangka sorong di atas. Tingkat
ketelitian jangka sorong ini mencapai 0,01 mm.
4
Jangka sorong ini memiliki bentuk rahang yang lebih panjang dari rahang jangka
sorong manual. Fungsi dari jangka sorong ini adalah untuk mengukur diameter dalam
suatu tabung yang bentuknya berlekuk-lekuk, seperti toples dan botol.
2) Jangka Sorong Ketinggian (Height Vernier Caliper)
Jangka Sorong ini digunakan untuk mengukur ketinggian suatu benda secara lebih
akurat dan detail.
3) Jangka Sorong Pipa (Tube Thickness Calipper)
Jangka sorong ini biasanya digunakan untuk mengukur ketebalan pipa atau tabung
yang berdiameter kecil.
4) Jangka Sorong Jarak Pusat (Centerline Caliper)
5
Jangka Sorong ini digunakan untuk mengukur jarak antara satu lubang dengan
lubang lainnya atau jarak antara lubang dengan tepi suatu permukaan benda.
5) Jangka Sorong Gigi Gear (Gear Tooth Vernier Calipers)
6
(2) Rahang Luar
Rahang luar terdiri atas 2 rahang, yaitu rahang geser dan rahang tetap. Rahang
luar berfungsi untuk mengukur diameter dalam suatu benda
(3) Depth probe atau pengukur kedalaman
Bagian ini berfungsi untuk mengukur kedalaman suatu benda
(4) Skala utama (dalam cm)
Skala utama dalam bentuk satuan cm memiliki fungsi untuk menyatakan hasil
pengukuran utama dalam bentuk centimeter(cm).
(5) Skala utama (dalam inchi)
Skala utama dalam bentuk satuan cm memiliki fungsi untuk menyatakan hasil
pengukuran utama dalam bentuk inchi.
(6) Skala nonius (dalam mm)
Skala nonius dalam bentuk satuan mm memiliki fungsi sebagai skala pengukuran
fraksi dalam bentuk milimeter (mm).
(7) Skala nonius (dalam inchi)
Skala nonius dalam bentuk satuan inchi memiliki fungsi sebagai skala pengukuran
fraksi dalam bentuk inchi.
(8) Pengunci
Mempunyai fungsi untuk menahan bagian-bagian yang bergerak saat
berlangsungnya proses pengukuran misal rahang dan Depth probe.
2.2.3 Mistar
Mistar digunakan untuk mengukur panjang. Penggaris termasuk jenis mistar
yang dikenal banyak orang. Pada penggaris terdapat garis-garis skala ukuran dalam cm
dan mm. Mistar memiliki pengukuran terkecil yaitu 1 mm. Hasil ketidakpastian
pengukuran mistar sebesar 0,5 mm atau 0,05 cm.
7
Ketika mengukur panjang dengan menggunakan mistar, posisi mata hendaknya berada
pada tempat yang tepat, yaitu terletak pada garis yang tegak lurus mistar.
Mikrometer Sekrup atau dalam bahasa asing disebut micrometer screw gauge
adalah alat yang digunakan untuk mengukur besaran panjang yang terdiri atas
poros tetap yang berperan sebagai skala utama dan poros putar yang berperan
sebagaiskala nonius. Tingkat ketelitian mikrometer sekrup ini mencapi 0,01 mm dan
mampu mengukur ketebalan atau diameter benda yang sangat kecil dengan presisi
dengan batas maksimal panjang benda 25 mm.
Kegunaan Mikrometer Sekrup
Kegunaan mikrometer sekrup ada empat, yaitu:
a) Untuk mengukur ketebalan suatu benda yang sangat tipis seperti lempeng
baja, aluminium bahkan kertas
b) Untuk mengukur diameter luar suatu benda yang sangat kecil seperti diameter
bantalan peluru, kabel, kawat dan sebagainya.
c) Untuk mengukur garis tengah lubang pada suatu benda yang cukup kecil.
d) Untuk mengukur kedalaman suatu lubang yang cukup kecil seperti lubang pada
pipa dan sebagainya
Mikrometer jenis ini, skalanya terdiri atas skala utama dan skala nonius. Sesuai namanya
peembacaan hasil pengukuran masih manual melalui serangkaian perhitungan dari hasil
skala utama dan nonius.
8
2. Mikrometer Sekrup Digital
Skala mikrometer digital berbentuk layar digital dimana hasil pengukuran dengan
mikrometer ini langsung terbaca oleh layar tanpa harus melalui
proses perhitungan.
Mikrometer luar adalah jenis mikrometer yang digunakan untuk mengukur diameter luar
suatu benda.
2. Mikrometer Dalam
Mikrometer dalam adalah jenis mikrometer yang digunakan untuk mengukur diameter
suatu lubang.
3. Mikrometer Kedalaman
9
Mikrometer dalam adalah jenis mikrometer yang digunakan untuk mengukur
kedalaman suatu lubang
10
Merupakan batang logam tempat terletaknya skala utama (dalam satuan mm)
f. Thimble
Merupakan batang logam yang dapat diputar, berukuran lebih besar dari sleeve
dan merupakan tempat terletaknya skala nonius atau skala putar (dalam satuan mm)
g. Ratchet
Berfungsi untuk mengencangkan poros gerak jika sudah menyentuh benda
dengan cara diputar searah jarum jam sampai terdengar suatu bunyi ketukan logam (tik).
Untuk memastika ujung poros gerak telah menempel sempurna dengan benda maka
ratchet dapat diputar sebanyak 2-3 putaran.
Pada skala utama, jarak antara 2 skala terkecil adalah 0,5 mm. Jumlah angka pada skala
nonius (skala putar) adalah 50 (mulai dari 1- 50 atau kelipatan 50). Karena setiap satu kali
putaran penuh skala nonius itu, skala utama bergeser 0,5 mm, maka nilai 1 skala nonius
adalah 0,5 mm/50 = 0,01 mm. Hal ini berarti jarak antara 2 skala terkecil nonius adalah
0,01 mm.Untuk mengetahui nilai ketelitian atau ketidakpastian mikrometer sekrup, dapat
menggunakan persamaan sebagai berikut:
11
bawah ini:
Skala Utama
Pada skala utama, lihat skala yang tepat berhimpit dengan skala nonius, jika tidak ada,
gunakan skala utama yang berada tepat disebelah kiri skala nonius.
Skala Nonius
Pada skala nonius lihat skala nonius yang tepat berhimpit dengan garis pembagi skala
(garis horizontal) skala utama.
Skala Terkecil
Nilai skala terkecil adalah 0,01 mm.
Pada contoh pengukuran menggunakan mikrometer diatas, hasil pengukurannya adalah:
Skala Utama = 11,5 mm Skala Nonius = 13
Skala Terkecil = 0,01 mm
Hasil Pengukuran = Skala Utama + (Skala Nonius x Skala Terkecil)
= 11,5 mm + (13 x 0,01 mm)
= 11,5 mm + 0,13 mm
= 11,63 mm
2.2.4 Spherometer
Spherometer merupakan suatu alat atau instrument yang digunakan
untuk mengukur panjang yang sangat kecil. Spherometer dibuat pada tahun 1810 oleh
seorang ahli optik berkebangsaan Prancis, Robert Aglae Cauchoix, dan pertama kali
diperkenalkan oleh Nicolas Fortin. Awalnya, spherometer terutama digunakan oleh ahli
kacamata untuk mengukur lengkungan permukaan suatu lensa.
12
Kegunaan
Spherometer merupakan salah satu alat ukur panjang yang digunakan untuk
mengukur jari-jari (radius) dari permukaan suatu lensa. Selain itu, spherometer juga
digunakan untuk mengukur ketebalan suatu lempengan atau plat tipis.
Bagian-bagian Spherometer
Secara umum spherometer terdiri dari:
)
a),Meja berkaki tiga (biasanya terbuat dari logam). Jika dihubungkan dengan garis, maka
ketiga kaki tersebut membentuk segitiga sama sisi.
b) Sekrup yang terletak pada lubang ditengah-tengah meja kecil berkaki tiga.
c) Pangkal sekrup
d) Pemutar sekrup
e) Piringan spherometer yang memiliki 100 skala, berbentuk lingkaran, dan melekat pada
sekrup. Satu putaran piringan menyebabkannya naik atau turun 1 mm.
f) Skala utama (dalam mm) berupa batang yang letaknya sejajar dengan sekrup. Skala ini
sebagai indeks untuk membaca skala pada piringan spherometer dan juga untuk menandai
banyaknya putaran penuh sekrup.
Pada spherometer yang baru, skala utama dimulai dari 0,5 mm dengan
skala terkecil 0,005 mm. Namun, pada spherometer yang lama skala terkecilnya adalah
0,001 mm.
Ketelitian
Spherometer memiliki tingkat ketelitian yang lebih tinggi daripada mistar, jangka sorong,
dan mikrometer. Ketelitian spherometer yaitu 0,01 mm.
Prinsip Kerja
Prinsip kerja spherometer hampir sama dengan prinsip kerja mikrometer. Spherometer
memiliki dua jenis skala, yaitu skala utama dan skala pada piringan spherometer (skala
geser). Pembacaan hasil ukur pada sperometer, yaitu dengan melihat skala yang saling
13
berhimpit (skala utama berhimpit dengan skala pada piringan spherometer). Untuk
pegukuran jari-jari (radius) permukaan suatu lensa, digunakan persamaan: Sebelum
menggunakan spherometer untuk mengukur jari-jari (radius) permukaan suatu lensa dan
ketebalan suatu lempengan atau pelat tipis, pastikan spherometer dalam keaadan layak
pakai, dan sudah terkalibrasi supaya pengukuran yang dilakukan akurat.
2.2.5 Neraca
Neraca merupakan alat ukur dasar yang digunakan untuk mengukur massa dan
berat suatu benda.
1. Neraca Ohauss Pengukur Massa Benda
Massa adalah banyaknya zat yang terkandung di dalam suatu benda. Satuan SI-
14
nya adalah kilogram (kg). Sedangkan berat adalah besarnya gaya yang dialmi benda
akibat gaya tarik bumi pada benda tersebut. Satuan SI-nya Newton (N). Untuk mengukur
massa benda dapat digunakan Neraca Ohauss.
Jenis-jenis Ohauss
1) Neraca Ohauss 2610
15
Fungsi
Untuk mengukur massa benda atau logam dalam praktek laboratorium.
Kapasitas beban yang ditimbang dengan menggunakan neraca ini
adalah 2610 gram batas ketelitian nya yaitu 0,1 gram.
Neraca ohauss 311 gram biasa juga disebut neraca 4 lengan karena jenis neraca ini hanya
memiliki 4 lengan. Neraca ohauss 311 gram digunakan untuk mengukur massa
suatubenda dengan batas kapasitas beban yang dapat diukur adalah 311gram.
16
pengotor pada piring neraca, atau bisa saja penimbangan kita menjadi tidak akurat karena
ada penambahan massa pengotor pada piring neraca. Gunakan kuas untuk membersihkan
nya atau pun alat lain yang bisa digunakan untuk membersihkannya.
b) Menyeimbangkan/melakukan kalibrasi neraca Ohauss yaitu dengan cara memutar
sekup yang berada di atas piring neraca. Putar kearah luar ataupun kearah dalam sampai
pointer yang berbentuk seperti moncong bebek tepat berada di tengah atau berada di nol.
Sebelum menyeimbangkan pastikan anak timbang pada keempat lengan berada di titik
nol
c) Meletakkan benda yang akan diukur massanya.
d) Menggeser skalanya dimulai dari yang skala besar baru gunakan skala yang kecil dari
ke empat lengan neraca sampai pointer tepat berada ditengah atau pada titik nol.
e) Jika dua garis sejajar sudah seimbang maka baru memulai membaca hasil
pengukurannya dengan menjumlahkan semua penunjukan skala dari ke empat lengan
tersebut
17
Adapun hasil pengukuran (xo) dari gambar diatas adalah:
Penunjukan lengan 1 : 100 gram
Penunjukan lengan 2 : 50 gram
Penunjukan lengan 3 : 2 gram
Penunjukan lengan 4 : 0,200 gram Jadi massa benda tersebut adalah:
Massa = xo ± ketidakpastian
= 152,200 gram ± 0,005 gram
Sehingga massa benda tersebut berkisar antara 152,195 gram sampai 152, 205 gram.
Neraca ohauss 310 gram biasa juga disebut neraca 2 lengan karena jenis neraca ini hanya
memiliki 2 lengan dan juga memiliki skala putar dan skala nonius yang tidak bergerak.
Neraca ohauss 310 untuk mengukur massa suatu dengan batas kapasitas beban yang dapat
diukur adalah 310 gram.
Ini berfungsi untuk menentukan massa yang ditimbang, sehingga akan didapatkan angka
ke 2 dibelakang koma. Cara menggunakannya yaitu
18
dengan cara memutarnya ke arah
kanan sampai moncong bebek penentu keseimbangan pas berada di 0 atau ditengah.
b)Piring Neraca
19
a. Skala dalam Neraca Pegas
Neraca pegas mempunyai dua baris skala, yaitu skalaN (newton) dan g (gram).
Untuk menimbang beban (benda),atur terlebih dahulu skala 0 (nol) dengan cara
memutarsekrup pengatur skala. Setelah itu gantungkan benda pada pengait neraca.
Selanjutnya, baca hasil pengukuran.Kelebihan menimbang beban dengan neraca pegas
yaitudalam sekali menimbang benda dapat diketahui massa dan berat benda sekaligus.
Gambar 4. 38Neraca Pegas (http://belajaragamaislamyulina.blog spot.co.id/)
b. Bagian-bagian Neraca Pegas
- Gantungan :sebagai tempat untukmemegang dinamometer tersebut agar tidak
mengganggu proses pengukuran
- Penunjuk skala: bagian yang berfungsi untuk menunjukkan skala (hasil pengukuran)
- Pegas : bagian dari dinamometer (neraca pegas) yang sangat vital.
- Skala : harga yang tertera dalam dinamometer (neraca pegas) yang menunjukkan hasil
pengukuran
- Pengait : sebagai tempat dimana benda diletakkan.
20
voltmeter. Pada posisi A, alat berfungsi sebagai amperemeter dengan batas ukur 100 µA,
100 mA, 1A, 5A, (DC). Pada posisi V (DC) alat berfungsi sebagai Voltmeter dengan
batas ukur 50 V, 10 V, 1V, 100 mV. Skala ganda, dengan skala bawah -10 sampai 100
dan skala atas -5 sampai 50.
Catatan:
- Batas ukur adalah nilai yang ditunjukkan jarum ketika menunjuk skala tertinggi
- Batas pengukuran tertinggi
2.2.7 Thermometer
21
Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur Suhu. Apa suhu rendah
atau tinggi. Termometer memiliki berbagai macam dan bentuk, termometer zat padat
contohnya memiliki berbagai jenis termometer dan fungsi serta cara kerja masing-
masing.
Jenis dan fungsi termometer zat padat serta cara kerjanya sebagai berikut.
a) Termometer Bimetal
22
Termometer Hambatan Berfungsi Untuk mengukur suhu yang tinggi tidak mungkin
menggunakan termometer zat cair. Termometer logam adalah termometer yang paling
tepat digunakan dalam industri untuk mengukur suhu di atas 1000°C. Salah satu
termometer yang dibuat berdasarkan perubahan hambatannya adalah temometer
hambatan platina.
c) Termometer Hambatan Platina
Hambatan listrik pada seutas kawat logam akan bertambah jika
dipanaskan. Sifat termometnik ini dimanfaatkan untuk mengukur suhu pada termometer
hambatan. Cara kerja termometer ini adalah dengan menyentuhkan kawat
penghantar ke sasaran, misalnya lelehan besi yang panas pada pengolahan besi atau baja.
Panas tersebut direspons oleh hambatan (R), kemudian energi listnik yang bersangkutan
diubah menjadi energi gerak yang bisa menunjukkan angka tertentu pada skala suhu.
d) Termokopel
23
Termometer ini adalah alat untuk mengukur suhu. Penggunaan air raksa sebagai bahan
utama thermometer karena koefisien muai air raksa terbilang konstan sehingga perubahan
volume akibat kenaikan atau penurunan suhu.
2.2.8 Stopwatch
Stopwatch adalah alat yang digunakan untuk mengukur lamanya waktu yang
diperlukan dalam kegiatan. Stopwatch secara khas dirancang untuk memulai dengan
menekan tombol diatas dan berhenti sehingga suatu waktu detik ditampilkan sebagai
waktu yang berlalu. Kemudian dengan menekan tombol diatas yang kedua kali kemudian
memasang lagi stopwatch pada nol.
Jenis-jenis Stopwatch
a) Stopwatch Analog
24
sebagainya.
b) Stopwatch Digital
2.2.9 Voltmeter AC
Fungsi :Untuk mengetahui besarnya tegangan pada rangkaian listrik AC
(Voltmeter AC disusun secara parallel).
Cara Kerja :
a) Pasang Voltmeter AC pada rangkaian listrik secara paralel yang memiliki
potensial berbeda.
b) Sesuaikan pemasang kutub-kutub Voltmeter AC, kutub positif dipasangkan
dengan potensial tinggi dan kutub negatif dipasangkan dengan potensial rendah.
c) Lakukan pengukuran dengan melihat angka yang ditunjukkan pada Voltmeter
AC.
d) Untuk hasilnya, kita dapat menghitung besarnya tegangan arus listrik dengan
mengalikan angka yang ditunjuk dan angka skala maksimum.
2.2.10 Wattmeter
Fungsi : Untuk mengetahui besarnya daya pada rangkaian listrik AC, kita dapat
menggunakan Wattmeter yang terbuat dari perpaduan antara amperemeter AC dan
voltmeter AC.
Cara Kerja
a) Hubungkan kabel Input (POWER SOURCE) ke terminal WATT & 10 A.
b) Hubungkan kabel Output (LOAD) ke terminal COM & V. 3) Geser tombol ke
posisi ON untuk menghidupkan Wattmeter digital.
25
c) Tekan tombol PILIHAN untuk mengukur daya yang diinginkan. Pilihan Watt 1
untuk daya 2.000 Watt dan Watt 2 untuk daya 6.000 hingga X10 Watt.
d) Pilih WATT ZERO ADJUST di pengaturan untuk membuat tampilan layar
berangka nol.
e) Hubungkan kabel Input ke setop kontak agar LOAD bekerja.
f) Jika menggunakan Watt 1, tampilan layar Wattmeter adalah hasil ukur daya pada
LOAD. Jika menggunakan Watt 2, tampilan layar Wattmeter adalah hasil ukur
daya yang sudah dikalikan 10. (x10) Jika sudah selesai digunakan, matikan
Wattmeter dengan menggeser tombol ke posisi OFF.
2.2.11 Ohmmeter
Ohmmeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur hambatan listrik di
rangkaian tertutup atau daya untuk menahan mengalirnya arus listrik di sebuah
konduktor. Ohmmeter juga dapat diartikan sebagai alat untuk mengukur resistansi.
Fungsi : Untuk mengukur daya listrik dan mengukur resistensi rangkaian listrik. Selain
itu, Ohmmeter juga dapat digunakan untuk mengetes apakah kabel, saklar, dan sekering
terputus atau tidak.
Cara Kerja :
a) Putuskan hubungan semua daya yang terhubung ke rangkaian yang ingin diuji.
b) Masukkan 2 probe ke dalam lubang meteran masing-masing.
c) Atur meteran agar berada di posisi angka nol.
d) Pilih perangkat atau rangkaian yang ingin diuji.
e) Sentuhkan 1 probe ke salah satu ujung rangkaian dan 1 probe ke ujung lainnya,
kemudian catat hasilnya.
f) Matikan Ohmmeter jika sudah selesai digunakan.
26
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Alat ukur adalah alat yang digunakan untuk mengukur benda atau kejadian
tersebut. Seluruh alat pengukur dapat terkena kesalahan peralatan yang bervariasi.
Pengukuran dibedakan menjadi dua, yaitu pengukuran secara langsung dan secara tidak
langsung : Pengukuran langsung yaitu membandingkan nilai besaran yang diukur dengan
besaran standart yang diterima sebagai satuan, sedangkan pengukuran tidak
langsung adalah untuk mengukur suatu besaran dengan cara mengukur besaran lain.
Ada banyak Jenis-jenis Alat Ukur Fisika seperti beberapa yang di bahas dala
makalah ini ada Jangka Sorong, Mistar, Micrometer Sekrup, Spherometer, Neraca, Basic
Meter, Thermometer, Stopwatch, Voltmeter AC, Wattmeter dan Ohmmeter.
Kegunaan dari alat-alat ukur fisika juga bervariasi ada alat ukur panjamg, berat,
waktu, suhu dan lain sebagainya.
3.2 Saran
Pendidikan fisika merupakan satu mata pelajaran yang tergolong rumit, yang pada
dasarnya teori-teori yang di pelajari tidak akan berkembang tanpa adanya praktikum.
Dalam ilmu pendidikan teori atau studi dengan praktek adalah dua halyang tidak bisa
dipisahkan, dengan praktek teori-teori yang dipelajari akan terasalebih terealisasikan.
Namun yang lebih menunjang untuk melakukan praktek adalah sarana dan psarana, alat
dan bahan yang digunakan dalam praktikum, semua hal itu merupakaninfrastruktur untuk
menuju kesuksesan dalam studi maupun praktikum mata kuliahfisika
27
DAFTAR PUSTAKA
Maryani, Ika. Jumadi. 2019. Pengantar konsep dan aplikasi fisika. Yogyakarta : k -
media.
Riskawati,. Nurlina dan Rahman K. 2019. Alat Ukur dan Pengukuran. Makassar: LPP
UNISMUH MAKASSAR.
Bidyawati, Yudhistira Dwi. 2006. Asas-asas Fisika. Jakarta : PT ghalia Indonesia
Mikrajuddin . 2006 . IPA Fisika 1. Jakarta : Erlangga
Lutfi, Mikrajuddin, saktiyono. 2006 .IPA terpadu SMP MTS jilid 1 A . Jakarta : Erlangga
Yaz, M. Ali. 2007. Fisika 1. Bogor : Yudhistira Ghalia Indonesia.
28