Anda di halaman 1dari 31

ALAT-ALAT UKUR FISIKA

MATA KULIAH
Praktikum Fisika Dasar

ASISTEN LABORATORIUM
Restina Tiolenta Sihombing

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 5:

Khairunisa Hasibuan (4221121032)


Maya Sari Panjaitan (4222321004)
Nadya Christy Berutu (4223121018)
Ratna Anggi HS (4223121038)
Syalomita Sihite (4223121046)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MARET 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat,
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami telah menyelesaikan makalah ini sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan.
Makalah yang berjudul “ALAT-ALAT FISIKA” kami perbuat untuk memenuhi
tugas kelompok dari asisten laboratorium dan dosen pengampu pada mata kuliah Fisika
Dasar di Universitas Negeri Medan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Mukti Hamjah Harahap, S.Si.,
M.Si. Dan Bapak Rajo Hasim Lubis, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pengampu dan kakak
asisten laboratorium Fisika yaitu Restina Tiolenta Sihombing yang telah membantu kami
secara moral maupun materi. Tugas kuliah yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang kami tekuni. Semoga makalah Fisika
Dasar ini dapat menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk
perkembangan dan peningkatan ilmu tentang Fisika.
Kami menyadari masih banyak kesalahan yang terdapat dalam makalah ini, baik
dari segi Bahasa dan penulisannya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.

Medan, 10 Maret 2023

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................i


DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Masalah .......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................3
2.1 Alat Ukur Fisika ......................................................................................................... 3
2.2 Jenis-jenis Alat Ukur Fisika ....................................................................................... 3
BAB III PENUTUP .......................................................................................................27
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................... 27
3.2 Saran ......................................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................28

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang berlandaskan eksperimen, dimana
eksperimen itu sendiri terbagi dalam beberapa tahapan, di antaranya pengamatan,
pengukuran,menganalisis, dan membuat laporan hasil eksperimen. Dalam melakukan
eksperimen diperlukan pengukuran dan alat yang digunakan di dalam pengukuran yang
disebut alat ukur. Banyak sekali alat ukur yang sudah diciptakan manusia baik yang
tradisional maupunyang sudah menjadi produk teknologi modern. Salah satu contohnya
adalah alat ukur besaranmassa seperti neraca, mikrometer, jangkasorong, stopwatch dan
masih banyak lagi.
Sebelum memakai alat-alat ukur didalam suatu eksperimen, hal pertama yang
harus dipahami dalam suatu praktikum adalah mengetahui alat dan fungsi dari komponen-
komponen yang terdapat pada neraca, mikrometer,avometer, jangkasorong, dan alat ukur
lain tersebut agar diperoleh data yang benar. Selain itu,untuk memperoleh data yang benar
dan akurat di dalam suatu eksperimen diperlukan juga pengukuran dan penulisan hasil
pengukuran dalam satuan yang benar serta keselamatan kerjadalam pengukuran menjadi
poin yang patut diperhitungkan sehingga berbagai peristiwa kecelakaan yang terjadi di
dalam melakukan eksperimen tidak perlu terjadi.
Oleh sebab itu, Pengetahuan alat merupakan salah satu faktor yang penting
untukmendukung kegiatan praktikum. Praktikan akan terampil dalam praktikum apabila
mere kamemiliki keterampilan melakukan pengukuran sesuai prosedur, membaca hasil
ukur,menuliskan hasil pengukuran sesuai aturan yang berlaku, dan dapat melakukan
kalibrasi alatukur serta yang paling dasar praktikan mempunyai pengetahuan mengenai
alat-alat praktikumyang meliputi nama alat, fungsi alat, komponen-komponen, dan
prinsip kerja.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun beberapa rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini antara lain :
1. Apa yang dimaksud dengan alat ukur?
2. Apa saja jenis-jenis alat ukur?

1
3. Apa kegunaan dari alat-alat ukur tersebut?

1.3 Tujuan Masalah


Adapun tujuan dari makalah ini yaitu:
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan alat ukur.
2. Mengetahui jenis-jenis alat ukur.
3. Mengetahui kegunaan dari setiap alat ukur.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Alat Ukur Fisika
Dalam fisika dan teknik, pengukuran merupakan aktivitas yang membandingkan
kuantitas fisik dari objek dan kejadian dunia-nyata. Pengukuran dibedakan menjadi dua,
yaitu pengukuran secara langsung dan secara tidak langsung : Pengukuran
langsung yaitu membandingkan nilai besaran yang diukur dengan besaran standart yang
diterima sebagai satuan, sedangkan pengukuran tidak langsung adalah untuk mengukur
suatu besaran dengan cara mengukur besaran lain. Alat ukur adalah alat yang digunakan
untuk mengukur benda atau kejadian tersebut. Seluruh alat pengukur dapat terkena
kesalahan peralatan yang bervariasi.

2.2 Jenis-jenia Alat Ukur Fisika


2.2.1 Jangka Sorong
Jangka Sorong atau dalam bahasa asing disebut vernier caliper adalah alat yang
digunakan untuk mengukur besaran panjangyang terdiri atas rahang tetap yang memiliki
skala utama dan rahang geser yang memiliki skala nonius. Alat ini memiliki tingkat
ketelitian sampai dengan 0,01 mm dan dapat mengukur panjang benda sampai 20 cm.
1. Kegunaan Jangka Sorong
Jangka sorong memiliki beberapa kegunaan sebagai berikut:
a) Untuk mengukur ketebalan suatu benda yang berukuran kecil atau tipis,
seperti seng, plat aluminium dan sebagainya.
b) Untuk mengukur diameter luar suatu benda yang berbentuk bulat atau
lingkaran, seperti kelereng, uang koin dan sebagainya.
c) Untuk mengukur diameter dalam suatu benda yang berbentuk lingkaran
berongga, seperti cincin, gelang dan sebagainya.
d) Untuk mengukur kedalaman suatu benda yang berbentuk tabung, seperti
botol, gelas dan sebaginya.

2. Jenis-jenis Jangka Sorong


Jangka Sorong Berdasarkan Skalanya
1) Jangka Sorong Manual (Vernier Caliper) G

3
Jangka sorong ini memiliki 2 skala, yaitu skala utama yang terdapat pada rahang
tetap dan skala nonius atau vernieryang terdapat pada rahang geser. Tingkat ketelitian
jangka sorong ini adalah 0,1 mm.
2) Jangka Sorong Analog (Dial Caliper)

Jangka sorong ini umumnya sama dengan jangka sorong manual, hanya saja untuk
skala nonius atau vernierberbentuk Analog atau jarum jam sehingga lebih mudah dalam
membaca skala nonius. Tingkat ketelitian jangka sorong ini adalah 0,05 mm.
3) Jangka Sorong Digital (Digital Caliper)

Sama halnya dengan jangka sorong analog, jangka sorong digital ini memiliki
bentuk yang sama dengan jangka sorong manual, hanya saja untuk skla noniusnya
berbentuk layar digital dimana hasil pengukuran langsung terbaca pada layar tersebut
sehingga penggunaanya jauh lebih mudah dari 2 jenis jangka sorong di atas. Tingkat
ketelitian jangka sorong ini mencapai 0,01 mm.

Jangka Sorong Berdasarkan Fungsinya


1) Jangka Sorong Alur Dalam (Inside Grove caliper)

4
Jangka sorong ini memiliki bentuk rahang yang lebih panjang dari rahang jangka
sorong manual. Fungsi dari jangka sorong ini adalah untuk mengukur diameter dalam
suatu tabung yang bentuknya berlekuk-lekuk, seperti toples dan botol.
2) Jangka Sorong Ketinggian (Height Vernier Caliper)

Jangka Sorong ini digunakan untuk mengukur ketinggian suatu benda secara lebih
akurat dan detail.
3) Jangka Sorong Pipa (Tube Thickness Calipper)

Jangka sorong ini biasanya digunakan untuk mengukur ketebalan pipa atau tabung
yang berdiameter kecil.
4) Jangka Sorong Jarak Pusat (Centerline Caliper)

5
Jangka Sorong ini digunakan untuk mengukur jarak antara satu lubang dengan
lubang lainnya atau jarak antara lubang dengan tepi suatu permukaan benda.
5) Jangka Sorong Gigi Gear (Gear Tooth Vernier Calipers)

Digunakan untuk mengukur ketebalan gigi-gigi pada gear yang umumnya


ditemukan pada alat-alat kendaraan atau pada spare part mesin.
6) Jangka Sorong Cakram (Disc brake vernier calipers)

Digunakan untuk mengukur ketebalan suatu lempengan cakram logam.

Bentuk dan Bagian-bagian Jangka Sorong


Secara umum, jangka sorong terdiri atas 2 bagian yaitu rahang tetap dan rahang
geser. Jangka sorong juga terdiri atas 2 bagian yaitu skala utama yang terdapat pada
rahang tetap dan skala nonius (vernier) yang terdapat pada rahang geser. Bentuk jangka
sorong serta bagian-bagiannya ditunjukkan pada gambar berikut ini.

(1) Rahang Dalam


Rahang dalam terdiri atas 2 rahang, yaitu rahang geser dan rahang tetap. Rahang
dalam berfungsi untuk mengukur diameter luar atau ketebalan suatu benda.

6
(2) Rahang Luar
Rahang luar terdiri atas 2 rahang, yaitu rahang geser dan rahang tetap. Rahang
luar berfungsi untuk mengukur diameter dalam suatu benda
(3) Depth probe atau pengukur kedalaman
Bagian ini berfungsi untuk mengukur kedalaman suatu benda
(4) Skala utama (dalam cm)
Skala utama dalam bentuk satuan cm memiliki fungsi untuk menyatakan hasil
pengukuran utama dalam bentuk centimeter(cm).
(5) Skala utama (dalam inchi)
Skala utama dalam bentuk satuan cm memiliki fungsi untuk menyatakan hasil
pengukuran utama dalam bentuk inchi.
(6) Skala nonius (dalam mm)
Skala nonius dalam bentuk satuan mm memiliki fungsi sebagai skala pengukuran
fraksi dalam bentuk milimeter (mm).
(7) Skala nonius (dalam inchi)
Skala nonius dalam bentuk satuan inchi memiliki fungsi sebagai skala pengukuran
fraksi dalam bentuk inchi.
(8) Pengunci
Mempunyai fungsi untuk menahan bagian-bagian yang bergerak saat
berlangsungnya proses pengukuran misal rahang dan Depth probe.

2.2.3 Mistar
Mistar digunakan untuk mengukur panjang. Penggaris termasuk jenis mistar
yang dikenal banyak orang. Pada penggaris terdapat garis-garis skala ukuran dalam cm
dan mm. Mistar memiliki pengukuran terkecil yaitu 1 mm. Hasil ketidakpastian
pengukuran mistar sebesar 0,5 mm atau 0,05 cm.

7
Ketika mengukur panjang dengan menggunakan mistar, posisi mata hendaknya berada
pada tempat yang tepat, yaitu terletak pada garis yang tegak lurus mistar.

2.2.3 Micrometer Sekrup

Mikrometer Sekrup atau dalam bahasa asing disebut micrometer screw gauge
adalah alat yang digunakan untuk mengukur besaran panjang yang terdiri atas
poros tetap yang berperan sebagai skala utama dan poros putar yang berperan
sebagaiskala nonius. Tingkat ketelitian mikrometer sekrup ini mencapi 0,01 mm dan
mampu mengukur ketebalan atau diameter benda yang sangat kecil dengan presisi
dengan batas maksimal panjang benda 25 mm.
Kegunaan Mikrometer Sekrup
Kegunaan mikrometer sekrup ada empat, yaitu:
a) Untuk mengukur ketebalan suatu benda yang sangat tipis seperti lempeng
baja, aluminium bahkan kertas
b) Untuk mengukur diameter luar suatu benda yang sangat kecil seperti diameter
bantalan peluru, kabel, kawat dan sebagainya.
c) Untuk mengukur garis tengah lubang pada suatu benda yang cukup kecil.
d) Untuk mengukur kedalaman suatu lubang yang cukup kecil seperti lubang pada
pipa dan sebagainya

Jenis-jenis Mikrometer Sekrup


Micrometer Sekrup Berdasarkan Skalanya
1. Mikrometer Sekrup Manual

Mikrometer jenis ini, skalanya terdiri atas skala utama dan skala nonius. Sesuai namanya
peembacaan hasil pengukuran masih manual melalui serangkaian perhitungan dari hasil
skala utama dan nonius.

8
2. Mikrometer Sekrup Digital

Skala mikrometer digital berbentuk layar digital dimana hasil pengukuran dengan
mikrometer ini langsung terbaca oleh layar tanpa harus melalui
proses perhitungan.

Micrometer Sekrup Berdasarkan Fungsinya


1. Mikrometer Luar

Mikrometer luar adalah jenis mikrometer yang digunakan untuk mengukur diameter luar
suatu benda.
2. Mikrometer Dalam

Mikrometer dalam adalah jenis mikrometer yang digunakan untuk mengukur diameter
suatu lubang.

3. Mikrometer Kedalaman

9
Mikrometer dalam adalah jenis mikrometer yang digunakan untuk mengukur
kedalaman suatu lubang

Bentuk dan Bagian-bagian Mikrometer Sekrup


Berikut ini gambar bagian-bagian mikrometer sekrup

Fungsi bagian-bagian mikrometer sekrup adalah sebagai berikut:


a. Frame (bingkai)
Frame ini menyerupai bentuk huruf C atau U. frame ini terbuat dari bahan logam
tahan panas dengan desain yang cukup tebal dan kuat bertujuan untuk meminimalisir
terjadinya pemuaian panjang yang bisa mengganggu proses pengukuran.Selain itu, frame
ini juga dilapisi dengan lapisan plastik guna menghindari terjadinya transfer panas dari
tangan pengukur terhadap logam saat pengukuran
b. Anvil (poros tetap)
Poros tetap berfungsi sebagai penahan saat sebuah benda akan diukur.
c. Spindle (poros gerak)
Poros gerak merupakan sebuah silinder logam yang dapat digerakkan maju-
mundur, menjau atau mendekati poros tetap.
d. Lock Nut (pengunci)
Pengunci berfungsi untuk menahan poros gerak agar tidak bergerak saat proses
pengukuran suatu benda.
e. Sleeve

10
Merupakan batang logam tempat terletaknya skala utama (dalam satuan mm)
f. Thimble
Merupakan batang logam yang dapat diputar, berukuran lebih besar dari sleeve
dan merupakan tempat terletaknya skala nonius atau skala putar (dalam satuan mm)
g. Ratchet
Berfungsi untuk mengencangkan poros gerak jika sudah menyentuh benda
dengan cara diputar searah jarum jam sampai terdengar suatu bunyi ketukan logam (tik).
Untuk memastika ujung poros gerak telah menempel sempurna dengan benda maka
ratchet dapat diputar sebanyak 2-3 putaran.

Cara Menentukan Tingkat Ketelitian Mikrometer Sekrup


Untuk menentukan nilai ketelitian mikrometer sekrup, pertama kita harus
mengetahui nilai skala terkecil dari mikrometer sekrup itu sendiri. Untuk mengetahui nilai
skala terkecil mikrometer sekrup perhatikan gambar berikut ini:

Pada skala utama, jarak antara 2 skala terkecil adalah 0,5 mm. Jumlah angka pada skala
nonius (skala putar) adalah 50 (mulai dari 1- 50 atau kelipatan 50). Karena setiap satu kali
putaran penuh skala nonius itu, skala utama bergeser 0,5 mm, maka nilai 1 skala nonius
adalah 0,5 mm/50 = 0,01 mm. Hal ini berarti jarak antara 2 skala terkecil nonius adalah
0,01 mm.Untuk mengetahui nilai ketelitian atau ketidakpastian mikrometer sekrup, dapat
menggunakan persamaan sebagai berikut:

Ketelitian atau ketidakpastian = ½ × skala terkecil

Berdasarkan rumus tersebut maka tingkat ketelitian mikrometer


tersebut adalah ½ x 0,01 mm = 0,005 mm.

Cara Pembacaan Hasil Pengukuran Mikrometer Sekrup


Untuk membaca skala hasil pengukuran mikrometer sekrup perhatikan contoh gambar di

11
bawah ini:

Rumus Hasil pengukuran menggunakan mikrometer sekrup adalah sebagai berikut:

Hasil pengukuran = Skala Utama + (Skala Nonius × Skala Terkecil)

Skala Utama
Pada skala utama, lihat skala yang tepat berhimpit dengan skala nonius, jika tidak ada,
gunakan skala utama yang berada tepat disebelah kiri skala nonius.
Skala Nonius
Pada skala nonius lihat skala nonius yang tepat berhimpit dengan garis pembagi skala
(garis horizontal) skala utama.
Skala Terkecil
Nilai skala terkecil adalah 0,01 mm.
Pada contoh pengukuran menggunakan mikrometer diatas, hasil pengukurannya adalah:
Skala Utama = 11,5 mm Skala Nonius = 13
Skala Terkecil = 0,01 mm
Hasil Pengukuran = Skala Utama + (Skala Nonius x Skala Terkecil)
= 11,5 mm + (13 x 0,01 mm)
= 11,5 mm + 0,13 mm
= 11,63 mm

2.2.4 Spherometer
Spherometer merupakan suatu alat atau instrument yang digunakan
untuk mengukur panjang yang sangat kecil. Spherometer dibuat pada tahun 1810 oleh
seorang ahli optik berkebangsaan Prancis, Robert Aglae Cauchoix, dan pertama kali
diperkenalkan oleh Nicolas Fortin. Awalnya, spherometer terutama digunakan oleh ahli
kacamata untuk mengukur lengkungan permukaan suatu lensa.

12
Kegunaan
Spherometer merupakan salah satu alat ukur panjang yang digunakan untuk
mengukur jari-jari (radius) dari permukaan suatu lensa. Selain itu, spherometer juga
digunakan untuk mengukur ketebalan suatu lempengan atau plat tipis.

Bagian-bagian Spherometer
Secara umum spherometer terdiri dari:

)
a),Meja berkaki tiga (biasanya terbuat dari logam). Jika dihubungkan dengan garis, maka
ketiga kaki tersebut membentuk segitiga sama sisi.
b) Sekrup yang terletak pada lubang ditengah-tengah meja kecil berkaki tiga.
c) Pangkal sekrup
d) Pemutar sekrup
e) Piringan spherometer yang memiliki 100 skala, berbentuk lingkaran, dan melekat pada
sekrup. Satu putaran piringan menyebabkannya naik atau turun 1 mm.
f) Skala utama (dalam mm) berupa batang yang letaknya sejajar dengan sekrup. Skala ini
sebagai indeks untuk membaca skala pada piringan spherometer dan juga untuk menandai
banyaknya putaran penuh sekrup.
Pada spherometer yang baru, skala utama dimulai dari 0,5 mm dengan
skala terkecil 0,005 mm. Namun, pada spherometer yang lama skala terkecilnya adalah
0,001 mm.
Ketelitian
Spherometer memiliki tingkat ketelitian yang lebih tinggi daripada mistar, jangka sorong,
dan mikrometer. Ketelitian spherometer yaitu 0,01 mm.
Prinsip Kerja
Prinsip kerja spherometer hampir sama dengan prinsip kerja mikrometer. Spherometer
memiliki dua jenis skala, yaitu skala utama dan skala pada piringan spherometer (skala
geser). Pembacaan hasil ukur pada sperometer, yaitu dengan melihat skala yang saling

13
berhimpit (skala utama berhimpit dengan skala pada piringan spherometer). Untuk
pegukuran jari-jari (radius) permukaan suatu lensa, digunakan persamaan: Sebelum
menggunakan spherometer untuk mengukur jari-jari (radius) permukaan suatu lensa dan
ketebalan suatu lempengan atau pelat tipis, pastikan spherometer dalam keaadan layak
pakai, dan sudah terkalibrasi supaya pengukuran yang dilakukan akurat.

Beberapa Bentuk Lain Spherometer


a) Mikro Spherometer
Lensa yang sangat kecil tidak dapat diukur dengan tepat jika menggunakan
spherometer biasa. Untuk itu, digunakan mikro spherometer yang dapat mengukur lensa
yang sangat kecil. Jari-jari (radius) permukaan lensa mungkin bisa sekecil 2 mm. Sebagai
informasi, Gardner dan BK Johnson memodifikasi sebuah mikroskop standar agar dapat
mengukur jari- jari (radius) permukaan lensa yang sangat kecil ke presisi tinggi.
b) Spherometer Dan Chaffee
Spherometer ini terdiri dari dua bar logam yang bergabung di suatu akhir untuk satu
poros yang sangat singkat dari pergerakan yang diukur pada kebalikan bagian akhir. Pusat
ball adalah tetap untuk satu bar, dua kaki ball ke yang lain, semua dalam satu baris.
Karena pusat ball terletak di sepertiga jarak ke mikrometer, perpindahan sepertiga sebagai
pengukuran pada mikrometer.
Ada tambahan baut ditempatkan di dekat sumbu baut. Pergerakan terhadap lensa
10 kali dari pergerakan linear mikrometer, sehingga kepekaannya besar. Keberhasilan
dari akurasi pengukuran bergantung pada rasa sentuhan ketika kontak dibuat, bersama
lengan dan mikrometer yang diputar sampai pelat akhir. Lensa ditempatkan 90 deg dari
bar dan 45 deg, dari horizontal. Konfigurasi ini memastikan bahwa lensa dan spherometer
ditempatkan dengan gravitasi. Kelebihan desain ini adalah murah. Kekurangan ialah
membutuhkan waktu lebih banyak untuk menghitung kepekaan faktor amplifikasi.

2.2.5 Neraca
Neraca merupakan alat ukur dasar yang digunakan untuk mengukur massa dan
berat suatu benda.
1. Neraca Ohauss Pengukur Massa Benda
Massa adalah banyaknya zat yang terkandung di dalam suatu benda. Satuan SI-

14
nya adalah kilogram (kg). Sedangkan berat adalah besarnya gaya yang dialmi benda
akibat gaya tarik bumi pada benda tersebut. Satuan SI-nya Newton (N). Untuk mengukur
massa benda dapat digunakan Neraca Ohauss.

Pengertian dan Fungsi Neraca Ohauss


Neraca Ohauss adalah alat ukur massa benda dengan ketelitian 0,01 gram. Neraca
Ohauss berguna untuk mengukur massa benda atau logam dalam praktek laboratorium.
Prinsip kerja neraca ohauss adalah sekedar membandingkan massa benda yang akan
diukur dengan anak timbangan. Anak timbangan neraca Ohaus berada pada neraca itu
sendiri. Kemampuan pengukuran neraca ini dapat diubah dengan menggeser posisi anak
timbangan sepanjang lengan. Anak timbangan dapat digeser menjauh atau mendekati
poros neraca. Massa benda dapat diketahui dari penjumlahan masing-masing posisi anak
timbangan sepanjang lengan setelah neraca dalam keadaan setimbang.

Bagian-bagian Neraca Ohauss


1) Tempat beban yang digunakan untuk menempatkan benda yang akan diukur
2) Tombol kalibrasi yang digunakan untuk mengkalibrasi neraca ketika neraca tidak dapat
digunakan untuk mengukur.
3) Lengan Neraca untuk 2 lengan berarti terdapat dua lengan, Lengan neraca untuk neraca
3 lengan berarti terdapat tiga lengan dan untuk neraca ohauss 4 lengan terdapat empat
lengan.
4) Pemberat (anting) yang diletakkan pada masing-masing lengan yang dapat digeser-
geser dan sebagai penunjuk hasil pengukuran. Titik 0 atau garis kesetimbangan, yang
digunakan untuk menentukan titik kesetimbangan.

Jenis-jenis Ohauss
1) Neraca Ohauss 2610

15
Fungsi
Untuk mengukur massa benda atau logam dalam praktek laboratorium.
Kapasitas beban yang ditimbang dengan menggunakan neraca ini
adalah 2610 gram batas ketelitian nya yaitu 0,1 gram.

Bagian-bagian neraca ohauss 2610


a) Tempat beban: yang digunakan untuk menempatkan benda yang akan diukur
b) Tombol kalinrasi: yang digunakan untuk mengkalibrasi neraca ketika neraca tidak
dapat digunakan untuk mengukur
c) Lengan neraca 3
d) Anting: yang diletakkan pada masing-masing lengan yang dapat digeser-geser dan
sebagai penunjuk hasil pengukuran
e) Titik nol atau garis kesetimbangan: yang digunakan untuk menentukan titik
kesetimbangan.

2) Neraca Ohauss 311

Neraca ohauss 311 gram biasa juga disebut neraca 4 lengan karena jenis neraca ini hanya
memiliki 4 lengan. Neraca ohauss 311 gram digunakan untuk mengukur massa
suatubenda dengan batas kapasitas beban yang dapat diukur adalah 311gram.

Cara menggunakan Neraca Ohauss 311 gram yaitu:


a) Membersihkan neraca ohauss. Dalam membersihkan neraca ohaus, yang
terpenting adalah membersihkan piring neraca ohaus, karena disinilah kita menaruh zat
atau benda yang akan ditimbang, bisa saja zat yang kita timbang terkontaminasi oleh

16
pengotor pada piring neraca, atau bisa saja penimbangan kita menjadi tidak akurat karena
ada penambahan massa pengotor pada piring neraca. Gunakan kuas untuk membersihkan
nya atau pun alat lain yang bisa digunakan untuk membersihkannya.
b) Menyeimbangkan/melakukan kalibrasi neraca Ohauss yaitu dengan cara memutar
sekup yang berada di atas piring neraca. Putar kearah luar ataupun kearah dalam sampai
pointer yang berbentuk seperti moncong bebek tepat berada di tengah atau berada di nol.
Sebelum menyeimbangkan pastikan anak timbang pada keempat lengan berada di titik
nol
c) Meletakkan benda yang akan diukur massanya.
d) Menggeser skalanya dimulai dari yang skala besar baru gunakan skala yang kecil dari
ke empat lengan neraca sampai pointer tepat berada ditengah atau pada titik nol.
e) Jika dua garis sejajar sudah seimbang maka baru memulai membaca hasil
pengukurannya dengan menjumlahkan semua penunjukan skala dari ke empat lengan
tersebut

Cara membaca hasil pengukuran pada neraca Ohauss 311 gram


Untuk membaca hasil pengukuran menggunakan Neraca Ohauss 311 gram dapat
dilakukan dengan langkah sebagai berikut:
a) Bacalah skala yang ditunjukkan oleh anting (pemberat) pada keempat lengan neraca.
b) Hasil Pengukuran (xo) = Penjumlahan dari masing-masing Lengan. Misalnya pada
neraca Ohauss 4 lengan berarti hasilnya = Lengan 1
+ Lengan 2 + Lengan 3 + Lengan 4
c) Seperti halnya pada alat ukur panjang, hasil pengukuran
menggunakan neraca dapat di laporkan sebagai :
Massa M = xo ± ketidakpastian Misalkan

17
Adapun hasil pengukuran (xo) dari gambar diatas adalah:
Penunjukan lengan 1 : 100 gram
Penunjukan lengan 2 : 50 gram
Penunjukan lengan 3 : 2 gram
Penunjukan lengan 4 : 0,200 gram Jadi massa benda tersebut adalah:
Massa = xo ± ketidakpastian
= 152,200 gram ± 0,005 gram
Sehingga massa benda tersebut berkisar antara 152,195 gram sampai 152, 205 gram.

3) Neraca Ohauss 310

Neraca ohauss 310 gram biasa juga disebut neraca 2 lengan karena jenis neraca ini hanya
memiliki 2 lengan dan juga memiliki skala putar dan skala nonius yang tidak bergerak.
Neraca ohauss 310 untuk mengukur massa suatu dengan batas kapasitas beban yang dapat
diukur adalah 310 gram.

Bagian - Bagian Neraca Ohaus


a) Pemutar skala 2 desimal

Ini berfungsi untuk menentukan massa yang ditimbang, sehingga akan didapatkan angka
ke 2 dibelakang koma. Cara menggunakannya yaitu

18
dengan cara memutarnya ke arah

kanan sampai moncong bebek penentu keseimbangan pas berada di 0 atau ditengah.
b)Piring Neraca

Merupakan tempat untuk menyimpan benda / zat yang akan ditimbang.


c) Penyangga Neraca
Berfungsi untuk menyangga neraca ohauss agar tetap berdiri tegak
d) Pointer ( Yang sepertin moncong bebek)
Berfungsi untuk menentukan apakah neraca sudah seimbang atau belum Carannya
dengan memutar sekrup penyeimbang hingga pointer tepat di tengah / di titik 0, seperti
gambar diatas.
e) Sekrup untuk Penyeimbang
Berfungsi untuk menyeimbangkan neraca dengan cara memutar- mutarkannya sampai
pointer tepat di tengah/ di titik nol.
f) Skala
Skala berfungsi untuk menentukan massa yang ditimbang. Cara memakai skala yaitu
dengan cara menggeser anak timbang ke kanan sampai pointer yang seperti moncong
bebek tepat berada di tengah.

2. Neraca Pegas Pengukur Berat Benda


Neraca pegas (dinamometer) adalah timbangan sederhana yang menggunakan pegas
sebagai alat untuk menentukan massa benda yang diukurnya neraca pegas mengukur
ketegangan pegas, yang sebenarnya adalah tekanannya.

19
a. Skala dalam Neraca Pegas
Neraca pegas mempunyai dua baris skala, yaitu skalaN (newton) dan g (gram).
Untuk menimbang beban (benda),atur terlebih dahulu skala 0 (nol) dengan cara
memutarsekrup pengatur skala. Setelah itu gantungkan benda pada pengait neraca.
Selanjutnya, baca hasil pengukuran.Kelebihan menimbang beban dengan neraca pegas
yaitudalam sekali menimbang benda dapat diketahui massa dan berat benda sekaligus.
Gambar 4. 38Neraca Pegas (http://belajaragamaislamyulina.blog spot.co.id/)
b. Bagian-bagian Neraca Pegas
- Gantungan :sebagai tempat untukmemegang dinamometer tersebut agar tidak
mengganggu proses pengukuran
- Penunjuk skala: bagian yang berfungsi untuk menunjukkan skala (hasil pengukuran)
- Pegas : bagian dari dinamometer (neraca pegas) yang sangat vital.
- Skala : harga yang tertera dalam dinamometer (neraca pegas) yang menunjukkan hasil
pengukuran
- Pengait : sebagai tempat dimana benda diletakkan.

2.2.6 Basic Meter


Basic meter merupakan alat ukur listrik yang memuat komponen tegangan dan
kuat arus listrik atau bisa dikatakan gabungan dari Voltmeter dan Amperemeter
Dilengkapi dengan tutup geser untuk mengubah fungsi sebagai amperemeter atau

20
voltmeter. Pada posisi A, alat berfungsi sebagai amperemeter dengan batas ukur 100 µA,
100 mA, 1A, 5A, (DC). Pada posisi V (DC) alat berfungsi sebagai Voltmeter dengan
batas ukur 50 V, 10 V, 1V, 100 mV. Skala ganda, dengan skala bawah -10 sampai 100
dan skala atas -5 sampai 50.

Fungsi Basic Meter


Basic meter dapat digunakan untuk mengukur kuat arus dan tegangan dalam suatu
rangkaian listrik, juga digunakan sebagai alat ukur arus dan tegangan DC dengan shunt
dan pengganda terpasang pada alat. Bagaimana cara membaca hasil pengukuran dengan
menggunakan amperemeter atau Voltmeter? Sebelum kita membahas mengenai
bagaimana cara membaca hasil pengukuran arus listrik dan tegangan, perlu diketahui dulu
bagian-bagian dari alat tersebut. Bagian-bagian amperemeter/voltmeter terdiri dari batas
ukur, terminal positip skala dan terminal negatip seperti terlihat pada gambar.

Bagian-bagian Basic Meter

Catatan:
- Batas ukur adalah nilai yang ditunjukkan jarum ketika menunjuk skala tertinggi
- Batas pengukuran tertinggi

2.2.7 Thermometer

21
Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur Suhu. Apa suhu rendah
atau tinggi. Termometer memiliki berbagai macam dan bentuk, termometer zat padat
contohnya memiliki berbagai jenis termometer dan fungsi serta cara kerja masing-
masing.

Jenis dan fungsi termometer zat padat serta cara kerjanya sebagai berikut.
a) Termometer Bimetal

Termometer bimetal yang menggunakan Logam sebagai bahan. Termometer


Bimetal berfungsi untuk menunjukkan adanya perubahan suhu dengan prinsip
logam akan memuai jika dipanaskan dan menyusut jika didinginkan. Cara Kerjanya atau
Prinsip kerjanya, keping bimetal dibentuk spiral dan tipis. Ujung spiral bimetal ditahan
atau tidak bergerak dan ujung lainnya menempel ke gir penunjuk. Semakin besar suhu,
keping bimetal semakin melengkung dan menyebabkan jarum penunjuk bergerak ke
kanan ke arah angka yang lebih besar. Jika suhu turun, jarum penunjuk bergerak ke kin
ke arah angka yang lebih kecil. Skala yang dibuat biasa berbentuk lingkaran.
b) Termometer Hambatan

22
Termometer Hambatan Berfungsi Untuk mengukur suhu yang tinggi tidak mungkin
menggunakan termometer zat cair. Termometer logam adalah termometer yang paling
tepat digunakan dalam industri untuk mengukur suhu di atas 1000°C. Salah satu
termometer yang dibuat berdasarkan perubahan hambatannya adalah temometer
hambatan platina.
c) Termometer Hambatan Platina
Hambatan listrik pada seutas kawat logam akan bertambah jika
dipanaskan. Sifat termometnik ini dimanfaatkan untuk mengukur suhu pada termometer
hambatan. Cara kerja termometer ini adalah dengan menyentuhkan kawat
penghantar ke sasaran, misalnya lelehan besi yang panas pada pengolahan besi atau baja.
Panas tersebut direspons oleh hambatan (R), kemudian energi listnik yang bersangkutan
diubah menjadi energi gerak yang bisa menunjukkan angka tertentu pada skala suhu.
d) Termokopel

Perbedaan pemuaian antara dua logam yang kedua ujungnya disentuhkan


dimanfaatkan pada termokopel. Pada prinsipnya, pemuaian yang berbeda antara dua
logam yang kedua ujungnya disentuhkan akan menghasilkan gaya gerak listnik (ggl).
Besar ggl ini yang dimanfaatkan oleh termokopel untuk menunjukkan suhu. Termometer
Termokopel berfungsi Membentuk rangkaian tertutup dan kecepatan dan keseimbangan
suhu.
e) Termometer Air Raksa

23
Termometer ini adalah alat untuk mengukur suhu. Penggunaan air raksa sebagai bahan
utama thermometer karena koefisien muai air raksa terbilang konstan sehingga perubahan
volume akibat kenaikan atau penurunan suhu.

2.2.8 Stopwatch
Stopwatch adalah alat yang digunakan untuk mengukur lamanya waktu yang
diperlukan dalam kegiatan. Stopwatch secara khas dirancang untuk memulai dengan
menekan tombol diatas dan berhenti sehingga suatu waktu detik ditampilkan sebagai
waktu yang berlalu. Kemudian dengan menekan tombol diatas yang kedua kali kemudian
memasang lagi stopwatch pada nol.

Jenis-jenis Stopwatch
a) Stopwatch Analog

Stopwatch analog berfungsi sebagai alat untuk mengukur lamanya waktu


yang diperlukan dalam suatu kegiatan. Misalnya, stopwatch dapat digunakan untuk
mengukur lamanya waktu yang dibutuhkan oleh seorang pelari untuk dapat mencapai
jarak 50 km. Selain itu,dalam ilmu kimia stopwatch juga dapat digunakan untuk
mengukur lamanya waktu yang dibutuhkan oleh suatu larutan agar dapat mengalami
perubahan suhu. Dalam praktikum fisika, stopwatch sering digunakan. Misalnya pada
praktikum pengukuran dasar, viskosimeter aliran fluida, pesawat atwood, dan lain

24
sebagainya.
b) Stopwatch Digital

Stopwatch digital merupakan jenis stopwatch yang menggunakan layar/monitor sebagai


penunjuk hasil pengukuran. Waktu hasil pengukuran dapat kita baca hingga satuan detik.

2.2.9 Voltmeter AC
Fungsi :Untuk mengetahui besarnya tegangan pada rangkaian listrik AC
(Voltmeter AC disusun secara parallel).
Cara Kerja :
a) Pasang Voltmeter AC pada rangkaian listrik secara paralel yang memiliki
potensial berbeda.
b) Sesuaikan pemasang kutub-kutub Voltmeter AC, kutub positif dipasangkan
dengan potensial tinggi dan kutub negatif dipasangkan dengan potensial rendah.
c) Lakukan pengukuran dengan melihat angka yang ditunjukkan pada Voltmeter
AC.
d) Untuk hasilnya, kita dapat menghitung besarnya tegangan arus listrik dengan
mengalikan angka yang ditunjuk dan angka skala maksimum.

2.2.10 Wattmeter
Fungsi : Untuk mengetahui besarnya daya pada rangkaian listrik AC, kita dapat
menggunakan Wattmeter yang terbuat dari perpaduan antara amperemeter AC dan
voltmeter AC.
Cara Kerja
a) Hubungkan kabel Input (POWER SOURCE) ke terminal WATT & 10 A.
b) Hubungkan kabel Output (LOAD) ke terminal COM & V. 3) Geser tombol ke
posisi ON untuk menghidupkan Wattmeter digital.

25
c) Tekan tombol PILIHAN untuk mengukur daya yang diinginkan. Pilihan Watt 1
untuk daya 2.000 Watt dan Watt 2 untuk daya 6.000 hingga X10 Watt.
d) Pilih WATT ZERO ADJUST di pengaturan untuk membuat tampilan layar
berangka nol.
e) Hubungkan kabel Input ke setop kontak agar LOAD bekerja.
f) Jika menggunakan Watt 1, tampilan layar Wattmeter adalah hasil ukur daya pada
LOAD. Jika menggunakan Watt 2, tampilan layar Wattmeter adalah hasil ukur
daya yang sudah dikalikan 10. (x10) Jika sudah selesai digunakan, matikan
Wattmeter dengan menggeser tombol ke posisi OFF.

2.2.11 Ohmmeter
Ohmmeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur hambatan listrik di
rangkaian tertutup atau daya untuk menahan mengalirnya arus listrik di sebuah
konduktor. Ohmmeter juga dapat diartikan sebagai alat untuk mengukur resistansi.
Fungsi : Untuk mengukur daya listrik dan mengukur resistensi rangkaian listrik. Selain
itu, Ohmmeter juga dapat digunakan untuk mengetes apakah kabel, saklar, dan sekering
terputus atau tidak.

Cara Kerja :
a) Putuskan hubungan semua daya yang terhubung ke rangkaian yang ingin diuji.
b) Masukkan 2 probe ke dalam lubang meteran masing-masing.
c) Atur meteran agar berada di posisi angka nol.
d) Pilih perangkat atau rangkaian yang ingin diuji.
e) Sentuhkan 1 probe ke salah satu ujung rangkaian dan 1 probe ke ujung lainnya,
kemudian catat hasilnya.
f) Matikan Ohmmeter jika sudah selesai digunakan.

26
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Alat ukur adalah alat yang digunakan untuk mengukur benda atau kejadian
tersebut. Seluruh alat pengukur dapat terkena kesalahan peralatan yang bervariasi.
Pengukuran dibedakan menjadi dua, yaitu pengukuran secara langsung dan secara tidak
langsung : Pengukuran langsung yaitu membandingkan nilai besaran yang diukur dengan
besaran standart yang diterima sebagai satuan, sedangkan pengukuran tidak
langsung adalah untuk mengukur suatu besaran dengan cara mengukur besaran lain.
Ada banyak Jenis-jenis Alat Ukur Fisika seperti beberapa yang di bahas dala
makalah ini ada Jangka Sorong, Mistar, Micrometer Sekrup, Spherometer, Neraca, Basic
Meter, Thermometer, Stopwatch, Voltmeter AC, Wattmeter dan Ohmmeter.
Kegunaan dari alat-alat ukur fisika juga bervariasi ada alat ukur panjamg, berat,
waktu, suhu dan lain sebagainya.

3.2 Saran
Pendidikan fisika merupakan satu mata pelajaran yang tergolong rumit, yang pada
dasarnya teori-teori yang di pelajari tidak akan berkembang tanpa adanya praktikum.
Dalam ilmu pendidikan teori atau studi dengan praktek adalah dua halyang tidak bisa
dipisahkan, dengan praktek teori-teori yang dipelajari akan terasalebih terealisasikan.
Namun yang lebih menunjang untuk melakukan praktek adalah sarana dan psarana, alat
dan bahan yang digunakan dalam praktikum, semua hal itu merupakaninfrastruktur untuk
menuju kesuksesan dalam studi maupun praktikum mata kuliahfisika

27
DAFTAR PUSTAKA

Maryani, Ika. Jumadi. 2019. Pengantar konsep dan aplikasi fisika. Yogyakarta : k -
media.

Putri,Nugrahani dan Nadi Suprapto.2019. Buku Panduan Praktikum FISIKA DASAR 1.


Surabaya: CV. JAUHAROH DARUSALAM

Riskawati,. Nurlina dan Rahman K. 2019. Alat Ukur dan Pengukuran. Makassar: LPP
UNISMUH MAKASSAR.
Bidyawati, Yudhistira Dwi. 2006. Asas-asas Fisika. Jakarta : PT ghalia Indonesia
Mikrajuddin . 2006 . IPA Fisika 1. Jakarta : Erlangga
Lutfi, Mikrajuddin, saktiyono. 2006 .IPA terpadu SMP MTS jilid 1 A . Jakarta : Erlangga
Yaz, M. Ali. 2007. Fisika 1. Bogor : Yudhistira Ghalia Indonesia.

28

Anda mungkin juga menyukai