Anda di halaman 1dari 26

DAMPAK PENGARUH GETARAN DAN GELOMBANG DALAM

TEKNIK FISIKA DAN PENERAPANNYA DALAM BIDANG TEKNIK


ELEKTRO

KELOMPOK 1 : Basuni pratama


19030014
Emil Juliansah
19030040
Deny Setiawan
1903006
Petrus Aritonang
19030019
Joko Prasetyo
19030002
Ristanto Ryan Dwi Fahroza
19030011

Makul : Fisika 1
Dosen : M. Irsyam S.T.SI

UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN


FAKULTAS TEKNIK 2019/2020

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah...................................................................................... 2
1.4 Tujuan Pembuatan Makalah .................................................................... 2
1.5 Manfaat Pembuatan Makalah .................................................................. 2
1.6 Sistematika Penulisan .............................................................................. 3

BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................... 4


2.1 Analisis getaran pada generator .............................................................. 4
2.1.2 Onjek analisis ....................................................................................... 4
2.1.3 Pengumpulan data ................................................................................ 5

2.2 Menganalisis gelombang pada generator ................................................. 6

BAB III PEMBAHASAN ........................................................................... 9


3.1 Pengujian getaran tanpa beban pada generator ......................................... 9
3.2 Pengujian getaran dengan beban 300W pada generator ............................ 11
3.3 Pengujian gelombang pada generator sinkron kondisi beban seimbang dan tak
seimbang ....................................................................................................... 13
3.4 Pengolahan data harmonik arus beban dan faktor daya ............................ 14
3.4.1 Percobaan Generator Sinkron Kondisi Beban Seimbang Dan Tak Seimbang 15

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 22

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

A. Getaran

Getaran adalah gerakan bolak - balik dari sebuah benda yang melewati titik seimbang. Saat
benda bergerak dan berada di posisi terjauh dari titik seimbang maka benda memiliki nilai
simpangan terbesar, Simpangan terbesar atau terjauh dari sebuah benda dari titik seimbang ini lah
yang disebut sebagai Amplitudo.Sedangkan banyaknya getaran yang terjadi dalam tiap detik
disebutlah sebagai frekuensi

Getaran dalam gerakan melingkar yang terjadi pada mesin putar memang tidak bisa
dihindari, tetapi dengan pengujian besar getaran yang terjadi, akan dapat diketahui getaran
tersebut menyebabkan kerusakan atau tidak. Disamping itu kelonggaran bantalan juga dapat
disebabkan oleh kelelahan siklis dari komponen tersebut, yaitu kelelahan material akibat tegangan
geser yang bekerja secara siklis. Selain kesalahan mekanis pada generator terdapat beberapa kasus
yang bisa menyebabkan gerakan putar pada generator menjadi tidak seimbang dan kacau.
Penyebabnya antara lain adalah tingginya arus yang mengalir maupun gangguan elektrik lainnya,
yang bisa menyebabkan kekacauan pada sistem. Apabila kesalahan ini dibiarkan dalam jangka
waktu yang lama, akan menyebabkan hilang daya, bergesernya orbit putar sehingga menyebabkan
putaran mesin lebih berat. Secara awam getaran bisa dilihat dan dirasakan, akan tetapi untuk
mendeteksi besaran getaran yang terjadi, diperlukan analisis numerik dari beberapa parameter
yang diambil.

B. Gelombang
Pada dasarnya bentuk gelombang tegangan dan arus yang ditransmisikan dan
didistribusikan dari sebuah sumber sistem kelistrikan ke beban berupa gelombang sinusoidal
murni. Akan tetapi, pada proses transmisi dan distribusi ini seringkali terjadi berbagai macam
kondisi dan gangguan yang menyebabkan bentuk gelombang sinusoidal ini menjadi terdistorsi
(mengalami harmonik), salah satunya adalah ketidakseimbangan kondisi
beban.Ketidakseimbangan kondisi beban pada suatu sistem kelistrikan contohnya sistem tiga fasa
empat kawat ( four - wire three - phase system ) dapat menyebabkan munculnya harmonik.
Harmonik yang muncul ini adalah harmonik urutan positif, negatif, dan urutan nol. Harmonik-
harmonik inilah yang menyebabkan terdistorsinya gelombang arus atau tegangan tersebut.
Harmonik sendiri adalah deretan gelombang arus atau tegangan yang frekuensinya merupakan
kelipatan bilangan bulat dari frekuensi dasar arus atau tegangan itu sendiri. Harmonik merupakan
penyebab utama gelombang arus atau tegangan mengalami kecacatan atau distorsi. Munculnya
harmonik pada gelombang fundamental dari tegangan atau arus tersebut akan mempengaruhi
kualitas daya sistem yaitu dapat menurunkanfaktor daya dan kinerja dari peralatan-peralatan
listrik yang terpasang pada sistem, terutama sumber penghasil energi listrik itu sendiri yaitu
generator.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH

a. getaran
 Apa itu getaran pada generator?
 Apa saja penyebab terjadinya getaran pada mesin penggerak generator?

b. gelombang
 Apa itu gelombang pada generator?
 Dampak yang disebabkan oleh harmonika pada rangkaian kelistrikan?
1.3 BATASAN MASALAH

a. getaran
 Dampak yang disebabkan oleh getaran
 Berapakah standart getaran pada generator
b. Gelombang
 Pengolahan data harmonik arus beban dan faktor daya
 Percobaan yang akan dilakukan adalah pada generator sinkron kondisi beban
seimbang dan tak seimbang

1.4 TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH


 Tujuan penulisan makalah ini adalah untk mengetahui dampak dari
gelombang dan getaran pada generator.

1.5 MANFAAT PEMBUATAN MAKALAH


 Manfaat pembuatan makalah ini adalah agar pembaca mengetahui penyebab getaran
yang berasal dari generator

2
1.6 SISTEMATIKA PENULISAN

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini kelompok (dua) menjelaskan latar belakang masalah . Di samping itu ,bab
ini juga memuat rumusan masalah yang bertujuan agar pembahasan dalam makalah
ini tidak meluas dari garis yang telah ditetapkan. Selanjutnya , tujuan penelitian yang
menjelaskan tentang hal-hal yang disampaikan untuk menjawab permasalahan yang
telah ditentukan, terakhir adalah sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan tentang penjabaran permasalahan yang dikaji, yaitu


mengemukakan penjelasan berbagai sumber kepustakaan yang menjadi rujukan serta
relevan dengan permasalahan yang akan dibahas yaitu “Dampak pengaruh getaran dan
gelombang dalam teknik fisika dan penerapannya dalam bidang teknik elektro.”

BAB III PEMBAHASAN

Hal yang dibahas disini adalah tentan ‘’Dampak pengaruh getaran dan gelombang
dalam teknik fisika dan penerapannya dalam bidang teknik elektro’’.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan merupakan uraian singkat hasil penelitian, dan atas dasarkesimpulan


itu kemudian diajukan saran sebagai sumbangan pemikiran peneliti bagi pemecahan
maasalah.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Analisis getaran pada generator

Hasil pada pengujian akan dibandingkan dengan standar yang ada yaitu pada standar IEC
34-14 dan DIN EN 60034-14. Standar ini dipakai karena merupakan acuan internasional batas
nilai getaran pada mesin putar elektrik. Pada standar IEC 34-14 dijelaskan tentang besaran nilai
getaran yang diijinkan untuk pengujian mesin tanpa suspensi, pegas maupun tanpa landasan yang
bersifat elastis. Pada standar ini maksimum ketinggian poros mesin putar yang akan diukur adalah
630 mm, sedangkan pada generator adalah 151 mm, sehingga generator yang diuji termasuk dalam
kriteria Tabel 1 dibawah ini. Pada IEC 34-14 ada tiga level pengujian, yaitu: Normal (N) untuk
mesin putar secara umum, Reduced (R) untuk mesin putar yang perlu ketelitian seperti mesin bor
maupun mesin milling dan yang terakhir Special (S) untuk mesin putar yang memerlukan
ketelitian yang tinggi, misalnya mesin gerinda dan mesin balance. Dalam hal ini generator yang
diuji masuk ke dalam level normal .

Tabel 1.
Maksimum kecepatan getaran yang di ijinkan berdasarkan IEC 34-14
Maximum r.m.s Values of Vibration Velocity (mm/s)
Rated Speed Machine Measure in a State of Free Suspension
Grade
(rpm)
56≤H<132 132≤H<225 225≤H<400 400≤H<630
600≤n≤1800 1.8 1.8 2.8 2.8
N
1800<n≤3600 1.8 2.8 4.5 4.5
600≤n≤1800 0.71 1.12 1.8
R -
1800<n≤3600 1.12 1.8 2.8
600≤n≤1800 0.48 0.71 1.12
S -
1800<n≤3600 0.71 1.12 1.8

2.1.1 Objek analisis


Generator yang akan analisis adalah generator magnet permanen 1KW. Secara garis besar,
generator memiliki 2 komponen utama, yaitu stator dan rotor. Stator yang dibuat terdiri dari
beberapa coil atau kumparan dari kawat tembaga yang dilapisi oleh bahan isolator, sedangkan rotor
terdiri dari poros pemutar. Dimensi dan parameter utama yang digunakan pada generator disajikan
dalam Tabel ke-2 di bawah ini.

Parameter Nilai
Tegangan fasa nominal 169,7 Volt
Frekuensi nominal 50 Hz
Putaran nominal 333 rpm
Jumlah fasa 3 fasa
Kisar lilitan penuh 1
Kerapatan arus 5 A/mm2

4
Parameter Nilai
Kerapatan fluks 1 Tesla
PermeAbilitas relatif magnet 1,1
Jumlah koil /kutub f asa 1
Lebar celah udara 1 mm
Jumlah alur stator 54 alur
Radius dalam stator 0,0738 m
Radius luar stator 0,17 m
Diameter luar stator 0,340 m
Panjang efektif stator 0,103 m
Lebar yoke stator 0,0412 m
Lebar bukaan alur stator 0,00288 m
Lebar gigi atas stator 0,00571 m
Lebar gigi stator 0,0045 m
Lebar alur stator 0,0112 m
Kedalaman alur stator 0,0226 m
Luas alur stator 111,93 m

2.1.2 Pengumpulan data


1) Persiapan Alat
Pada proses pengumpulan data, ada beberapa alat yang perlu disiapkan, antara lain adalah
fluke, stroboskop, dan juga vibratiometer. Terlebih dahulu sebelum dilakukan pengambilan
data, semua komponen dirakit dengan baik, seperti misalnya pemasangan pulley pada motor
penggerak diatur kelurusan dan kekencangannya sehingga tidak terjadi kerugian yang tidak
perlu. Selanjutnya semua benda uji dan alat uji akan tersusun seperti yang terlihat pada
Gambar 1 dibawah ini.

5
2) Pengukuran respon getaran
Dalam hal ini respon getaran akan diukur dengan vibratiometer pada tiga titik sumbu pada
permukaan luar generator, seperti yang terlihat pada Gambar 2. Titik yang diambil data adalah
arah horizontal, vertikal, dan axial. Pengumpulan data getaran berisikan variasi arah
pengukuran pada saat tanpa beban maupun dengan pembebanan. Dimana data keluaran yang
akan dicatat adalah kecepatan dan percepatan getaran, data yang diambil adalah rata-rata nilai
dari beberapa kali percobaan.

Vibration
meter

Data Hasil
Pengukurann

2.2 Menganalisis gelombang pada generator

(a) (b)
Gambar 1. (a) Hasil gelombang non sinusoidal yang terbentuk akibat penjumlahan dari
gelombang fundamental dan gelombang harmonik (b) penjumlahan gelombang fundamental
dan gelombang harmonik ke-3, 5, 7, 9 dan 13. (Roger C. Dugan, 2004)

Gambar 1(a) di atas, menunjukkan hasil gelombang yang terbentuksebagai akibat dari
andanya komponen harmonik yang ikut menginterferensi gelombang fundamental dari
tegangan atau arus tersebut sehingga menyebabkan bentuknya tidak murni sinusoidal lagi,
sedangkan Gambar 1(b) menunjukkan proses penjumlahan dari gelombang fundamental-nya
(60 Hz) dengan gelombang-gelombang harmonik ke-3, 5, 7, 9 dan 13 yang muncul pada sistem
tersebut.

6
Menurut Fortesque, suatu sistem yang tidak seimbang yang terdiri dari n fasor yang
terhubung, dapat diuraikan menjadi n buah sistem dengan fasor seimbang yang dinamakan
komponen-komponen simetris dari fasor aslinya. Satu kesatuan dari n fasor tak seimbang ini,
dipandang sebagai komponen yang terdiri dari n komponen fasor seimbang, contohnya pada
sistem tiga fasa, yaitu : (Firdaus, 1998)
a. Komponen Urutan Positif
Komponen yang terdiri dari tiga fasa yang sama besarnya, dan terpisah satu sama lainnya
dalam fasa sebesar 120o, dengan urutan fasa yang sama seperti fasor aslinya (abc).
b. Komponen Urutan Negatif
Komponen yang terdiri dari tiga fasa yang sama besarnya, dan terpisah satu sama lainnya
dalam fasa sebesar 120o, dengan urutan fasa yang berlawanan dengan fasor aslinya (cba).
c. Komponen Urutan Nol
Komponen yang terdiri dari tiga fasa yang sama besarnya, tetapi tidak memiliki perbedaan
sudut fasa.

(a) (b) (c)


Gambar 2. Komponen fasor seimbang dari fasor tegangan tiga fasa tak seimbang
(a) urutan positif (b) urutan negatif (c) urutan nol. (Sudirham, 2012)

Gambar 2(a) di atasmenunjukkan tentang komponen fasor seimbang dari fasor tegangan
tiga fasa tak seimbang urutan postitif, sedangkan Gambar 2(b) menunjukkan tentang komponen
fasor seimbang dari fasor tegangan tiga fasa tak seimbang urutannegatif dan Gambar 2(c)
menunjukkan tentang komponen fasor seimbang dari fasor tegangan tiga fasa tak seimbang
urutannol. Dapat dilihat bahwa baik komponen urutan positif maupun negatif, masing-masing
memiliki selisih sudut fasa sebesar 120o, artinya kemunculan tegangan berselisih 120 o secara
berurutan. Sedangkan komponen urutan nol tidak memiliki selisih sudut fasa, yang berarti
gelombang tegangan di ketiga fasa muncul dan memiliki besar yang bervariasi secara
bersamaan

7
Tabel urutan (sequence) masing-masing komponen harmonik untuk setiap ordenya. (Glen, 1998)
Frekuensi
Orde (n) Urutan
[Hz]
1 (Fundamental) 50 +
2 100 -
3 150 0
4 200 +
5 250 -
6 300 0
7 350 +

Tabel di atas menunjukkan tentang urutan komponen harmonik tegangan atau arus yang
muncul pada ketidakseimbangan kondisi suatu sistem kelistrikan. Dapat dilihat bahwa urutan
tersebut terus berulang untuk setiap komponen harmonik sampai harmonik orde ke-n.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ketidakseimbangan kondisi beban khususnya


pada sistem tiga fasa empat kawat (four-wire three-phase system) dapat menyebabkan
munculnya harmonik. Oleh karena itu, untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh
ketidakseimbangan kondisi beban tersebut terhadap faktor daya dan harmonik, khususnya
harmonik arus, maka dilakukanlah analisis melalui pengujian generator sinkron tiga fasa dalam
kondisi beban seimbang dan tak seimbang. Dengan melakukan pengujian tersebut, penulis
berharap dapat menganalisis dan memperoleh dampak yang ditimbulkan dari
ketidakseimbangan kondisi beban terhadap harmonik arus dan faktor daya generator,
memperoleh besar tingkat kandungan harmonik arusnya dan memperoleh besar perubahan
faktor daya yang terjadi pada setiap perubahan bebannya.

8
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengujian getaran tanpa beban pada generator


Pengukuran pertama dilakukan kondisi generator tanpa dibebani. Hasil pengukuran getaran pada
generator saat tanpa beban dapat di lihat pada tabel di bawah ini.

ω Kecepatan (mm/s) Percepatan (mm/s2)


(rpm) x y z x y z
100 0,6 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
200 0,3 0,2 0,5 0,2 0,5 0,3
300 0,3 0,2 0,2 0,5 0,4 0,2
400 0,7 0,7 0,6 1,2 1,1 1,6
500 2 1,2 2,5 1,1 0,9 1,6
600 2,9 2,2 3,5 0,5 0,4 0,7

Nilai frekuensi getaran pada sistem adalah 717,067 Hz, sehingga hal ini menunjukkan
standar DIN EN 60034-14, dapat dipakai dalam sistem ini.

Sumbu x

100 200 300 400 500 600

Seperti yang terlihat pada Gambar di atas, pada pengamatan respon getaran
untuk pengukuran kecepatan diketahui bahwa titik tertinggi terdapat pada
pengukuran arah sumbu z, dengan kecepatan putar 600 rpm (axial), yaitu sebesar
3,5 mm/s. Sedangkan titik paling rendah terdapat pada sumbu y dan sumbu z
yaitu sebesar 0,2 mm/s. Harga respon pada Tabel 5 untuk pengukuran percepatan
(mm/s2), memiliki karakteristik seperti ditunjukkan oleh kurva pada Gambar 5
dibawah ini.

Sumbu x

0 100 200 300 400 500 600

9
Seperti yang terlihat pada Gambar sebelumnya, pada pengamatan respon getaran untuk
pengukuran percepatan diketahui titik tertinggi terjadi pada sumbu z pada kecepatan 400 rpm dan
500 rpm yaitu sebesar 1,6 mm/s2. Sedangkan titik paling rendah sebesar 0,2 mm/s2. Dengan
melihat bahwa besar amplitudo adalah
A= θ
Sinωt

Maka untuk arah axial, vertikal, maupun horizontal didapat nilai Amplitudo Torsional dan
Jarak seperti ditunjukkan pada Tabel dibawah.
Amplitudo Torsional (mm) Jarak (mm)
ω (rpm)
Ax Ay Az θx θy θz
-2 -2
100 0,6 0,5 0,5 4,7 x 10 4,8 x 10 4,7 x 10-2
200 0,3 0,2 0,5 9,5 x 10-3 2,4 x 10-2 1,4 x 10-2
300 0,3 0,2 0,2 1,5 x 10-2 1,3 x 10-2 6,3 x 10-3
400 0,7 0,7 0,6 2,8 x 10-2 2,6 x 10-2 3,8 x 10-2
500 2 1,2 2,5 2,1 x 10-2 1,7 x 10-2 3,0 x 10-2
600 2,9 2,2 3,5 7,9 x 10-3 6,3 x 10-3 1,1 x 10-3

Dari hasil pengukuran di dapat nilai tertinggi jarak respon getaran tanpa beban sebesar 4,8 x
10-2 mm yaitu pada arah sumbu y. Gambar dibawah ini adalah karakteristik kurva hasil
pengukuran jarak respon getaran tanpa beban.

0,05

0,04

0,03

0,02

0,01 Sumbu z

0 100 200 300 400 500 600

Seperti yang terlihat pada Gambar 6, pada pengamatan respon jarak getaran nilai yang diperoleh
bervariasi, hanya saja setelah melewati kecepatan 400 rpm terdapat kecenderungan bahwa nilai
jarak getaran (mm) menurun.

10
3.2 Pengujian getaran dengan beban 300W pada generator

Pengukuran kedua dilakukan pada kondisi dimana generator diberi beban sebesar 300 W.
Pembebanan dilakukan berdasarkan kapasitas maksimum pembebanan yang mampu dilakukan
di Laboratorium Elektronika Daya Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik - LIPI yaitu
300 W. Hasil pengukuran getaran pada generator saat diberi beban sebesar 300 W dapat dilihat
pada Tabel berikut ini.

ω Kecepatan (mm/s) Percepatan (mm/s2)


(rpm) x y z x y z
100 0,4 0,4 0,6 0,6 0,6 0,7
200 0,3 0,8 0,4 1,4 1,3 1,1
300 0,8 0,5 0,6 0,1 0,3 0,4
400 0,9 0,9 0,4 2,8 2,1 1,3
500 0,8 0,3 0,5 1,1 0,9 0,4
600 0,9 0,4 0,5 1,3 0,9 0,4

Harga respon pada Tabel 7 diatas merupakan hasil yang didapat dari pengukuran secara langsung
kecepatan, dengan karakteristik sebagai berikut.

0.8

0.6

0.4

0 100 200 300 400 500 600

Pada pengamatan pada Gambar 7 ukuran kecepatan akan diketahui titik paling tinggi terdapat
pada pengukuran arah sumbu x pada putaran 400 rpm dan 600 rpm yaitu sebesar 0,9 mm/s. Sedangkan
titik paling rendah terjadi pada sumbu x pada kecepatan putar 200 rpm yaitu sebesar 0,3 mm/s.

11
Sedangkan harga respon pada Tabel 7 untuk pengukuran percepatan, mempunyai karakteristik
seperti ditunjukkan pada kurva pada Gambar 8 dibawah ini.

Sumbu y

0 100 200 300 400 500 600

Seperti yang terlihat pada Gambar 8, pada pengamatan respon getaran untuk pengukuran
percepatan diketahui mempunyai titik paling tinggi terjadi pada sumbu x pada putaran 400 rpm yaitu
sebesar 2,8 mm/s2. Sedangkan titik paling rendah terjadi pada sumbu x pada kecepatan putar 300 rpm yaitu
sebesar 0,1 mm/s2.

Bila amplitudo untuk jarak, kecepatan dan percepatan dianggap sama, maka



& = &
Sin t  Cost  2Sin t

Sehingga

& Sin t

& Cost

Maka untuk arah axial, vertikal, maupun horizontal didapat nilai Amplitudo Torsional dan Jarak
seperti Tabel 8 dibawah ini.

ω Amplitudo Torsional (mm) Jarak


(rpm) (mm)
Ax Ay Az θx θy θz
-2 -2
100 0,4 0,4 0,6 5,7 x 10 5,8 x 10 6,69
x 10-
2

-2 -2
200 0,3 0,8 0,4 6,66 x 10 6,2 x 10 5,2 x
10-2
300 0,8 0,5 0,6 3,2 x 10-3 9,5 x 10-3 1,3 x
10-2
400 0,9 0,9 0,4 6,66 x 10-2 5 x 10-2 3,1 x
10-2
500 0,8 0,3 0,5 2,1 x 10-2 1,7 x 10-2 3,8 x
10-3
600 0,9 0,4 0,4 2,1 x 10-2 1,4 x 10-2 3,2 x
10-3

12
Seperti yang ditunjukkan pada Tabel 8, hasil pengukuran menunjukkan bahwa nilai tertinggi dan
nilai terendah jarak respon getaran dengan beban 300 W terdapat pada sumbu z. Nilai tertinggi sebesar
6,69 x 10-2 mm yang terletak pada arah sumbu z, dengan kecepatan putar 100 rpm. Sedangkan titik paling
rendah juga terdapat pada sumbu z pada kecepatan 600 rpm yaitu sebesar 3,2 x 10-3 mm.

Harga respon getaran dengan beban 300 W yang ditunjukkan pada Tabel 8 memiliki karakteristik
seperti ditunjukkan oleh kurva pada Gambar 9 dibawah ini.

0.0

0.05
sumbu x
0,04

0,03

0,02

0,01

100 200 300 400 500 600

Seperti yang terlihat pada gambar 9, hasil pengamatan menunjukkan bahwa jarak respon getaran
mempunyai nilai yang bervariasi. Hanya saja setelah kecepatan putar generator mencapai 400 rpm terjadi
kecenderungan nilai jarak respon getaran menurun.

3.3 Pengujian gelombang pada generator sinkron kondisi beban beimbang dan
tak seimbang

Gambar
4.

Rangkaian percobaan generator sinkron


(a) kondisi beban seimbang (b) kondisi tak seimbang

13
Gambar 4(a) di atas menunjukkan tentang rangkaian pengukuran harmonik arus beban dan
faktor daya pada kondisi beban seimbang, sedangkan Gambar 4(b) menunjukkan tentang
rangkaian pengukuran harmonik arus beban dan faktor daya pada saat kondisi beban tak
seimbang. Jika dilihat secara sekilas, kedua rangkaian pengukuran harmonik arus beban seperti
yang ditunjukkan pada kedua Gambar 4(a) dan 4(b) di atas sama-sama memiliki rangkaian yang
sama, akan tetapi kedua rangkaian tersebut memiliki perbedaan, yaitu dalam hal pengukuran
arus, tegangan dan faktor dayanya dengan menggunakan alat ukur digital Clamp On Power
Hitester Hioki3286-20 . Seperti yang dijelaskan pada manual bookClamp On Power HitesterHioki
3286-20 mengenai penggunaan alat ukur tersebut dengan benar, disarankan pada kondisi
seimbang, ketiga keluaran kabel (R, S, T) dari alat ukur dapat langsung dihubungkan ke tiga titik
fasa sistem yang ingin diukur, sedangkan untuk kasus kondisi tak seimbang, disarankan kedua
keluaran kabel fasa (S dan T) dari alat ukur dihubungkan ke titik fasa netral sistem dan fasa R-
nya dihubungkan ke titik fasa yang ingin diukur.

3.4 Pengolahan data harmonik arus beban dan faktor daya


Dalam menganalisis kandungan harmonik arus atau tegangan pada suatu sistem
kelistrikan, ada dua kriteria yang umumnya digunakan, yaitu batas harmonik untuk arus (THDI)
dan batas harmonik untuk tegangan (THDV). Adapun standar harmonik yang digunakan pada
penelitian ini adalah standar dari IEEE 519-1992.
Untuk mencari batas harmonik arus dan tegangan tersebut, kita dapat menggunakan
persamaan berikut : (De La Rosa, 2006)

Selain itu, adanya harmonik arus pada sebuah sistem kelistrikandapatmenyebabkan nilai
rms total dari arus tersebut menjadi meningkat, sehingga menyebabkanmenurunannya faktor
daya (power factor) dari sistem tersebut. Hal ini dapat dilihat dari hubungannya antara arus total
rms dengan distortion power factorpada persamaan berikut ini : (Skvarenina, 2004)

Pf har = )

14
3.4.1 Percobaan Generator Sinkron Kondisi Beban Seimbang Dan Tak Seimbang
Pengambilan data sinyal harmonik arus dibatasi sampai dengan orde ke-20.
Pengukuran arus dan tegangan keluaran serta faktor daya generator diukur dengan
menggunakan alat ukur digital Clamp On Power Hitester Hioki 3286-20. Sedangkan
pengambilan data sinyal keluaran generator sinkron dengan menggunakan Osiloskop
Tektronix TDS 1012B.

Pengambilan data menggunakan osiloskop Tektronix TDS 1012B dibantu dengan


memasang resistor shunt sebesar 5,6 Ohm;10 Watt untuk keamanan osiloskop pada saat
proses pengambilan data.

Pengambilan data harmonik arus beban menggunakan osiloskop Tektronix TDS 1012B
dilakukan pada sisi netral antara generator dan beban.

Kecepatan putar dan tegangan generator dijaga konstan pada nilai nominalnya.

Tabel 2. Data pembebanan generator, (a)kondisi beban seimbang (b)kondisi beban tak
seimbang

(a) (b)

Tabel 2(a) di atas menunjukkan tentang hasil pengukuran data pembebanan generator pada
saat kondisi beban seimbang lampu pijar, dengan daya nominal 75 Watt, 150 Watt, 300 Watt,
600 Watt dan 900 Watt. Sedangkan Tabel 2(b) menunjukkan tentang hasil pengukuran data
pembebanan generator pada saat kondisi beban tak seimbang lampu pijar, dengan daya nominal
75 Watt, 150 Watt, 300 Watt, 600 Watt dan 900 Watt. Seperti yang terlihat, pembagian beban
untuk kondisi beban seimbang, masing-masing dari ke-tiga fasa memiliki nilai beban yang sama
besar, sedangkan pembagian beban untuk kondisi beban tak seimbang, masing-masing fasanya
memiliki nilai beban yang berbeda-beda.

15
Tabel 3. Data THD arus terhadap perubahan beban pada kondisi seimbang dan tak seimbang

Beban [Watt] THDi [%]


Seimbang Tak Seimbang
75 0.185 0.858
150 0.512 0.845
300 1.562 2.323
600 4.635 5.377
900 7.352 8.433

Tabel 3 di atas menunjukkan ringkasan hasil pengukuran besar THD arus yang terjadi
terhadap setiap perubahan bebannya pada saat kondisi beban seimbang dan kondisi beban tak
seimbang. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pembagian beban untuk kondisi beban
seimbang, masing-masing dari ke-tiga fasa memiliki nilai beban yang sama besar, sedangkan
pembagian beban untuk kondisi beban tak seimbang, masing-masing fasanya memiliki nilai
beban yang berbeda-beda.

Gambar 5. Grafik THDi terhadap perubahan beban pada kondisi


seimbang dan tak seimbang

Seperti yang terlihat pada grafik perbandingan kandungan harmonik arus (THDi) antara
kondisi beban seimbang dan tak seimbang pada Gambar 5 di atas, dapat dilihat bahwa kondisi
beban yang tak seimbang pada sebuah sistem kelistrikan yang disuplai oleh generator sinkron
tiga fasa cenderung memiliki kandungan harmonik arus (THDi) yang lebih tinggi jika
dibandingkan dengan sistem dengan kondisi beban yang seimbang. Hal ini dikarenakan,
16
ketidakseimbangan kondisi beban pada suatu sistem tiga-fasa empat-kawat (four-wire three
phase system), dapat menyebabkan munculnya harmonik arus kelipatan ke-tiga (Triplen
Current Harmonics), yaitu harmonik arus yang merupakan sumber harmonik utama dalam
sistem tersebut. Harmonik arus kelipatan ke-tiga ini merupakan harmonik urutan nol (Zero
sequence Harmonics).
Tabel 4. Data faktor daya terhadap perubahan beban pada kondisi beban seimbang dan tak seimbang

Beban [Watt] Pf har


Seimbang Tak Seimbang
75 0.98 0.75
150 0.89 0.76
300 0.54 0.40
600 0.21 0.18
900 0.13 0.11
Catatan : har = harmonik

Tabel 4 di atas menunjukkan tentang ringkasan hasil pengukuran faktor daya yang terjadi
terhadap setiap perubahan bebannya pada saat kondisi beban seimbang dan kondisi beban tak
seimbang. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pembagian beban untuk kondisi beban
seimbang, masing-masing dari ke-tiga fasa memiliki nilai beban yang sama besar, sedangkan
pembagian beban untuk kondisi beban tak seimbang, masing-masing fasanya memiliki nilai
beban yang berbeda-beda.

17
Gambar 6. Grafik faktor daya terhadap perubahan beban pada kondisi
seimbang dan tak seimbang

Seperti yang terlihat pada grafikfaktor daya antara kondisi beban seimbang dan tak
seimbang pada Gambar 6 di atas, dapat dilihat bahwa faktor dayadari generator sinkron tiga
fasa pada saat kondisi beban tak seimbang cenderung memiliki faktor daya yang lebih rendah
jika dibandingkan pada sistem dengan kondisi seimbang. Pada saat kondisi seimbang,faktor
dayanya berada pada kisaran (0.13-0.98), sedangkan pada kondisi tak seimbang, faktor dayanya
menjadi turun pada kisaran (0.11-0.75). Hal ini dikarenakan adanya kandungan harmonik arus
pada sistem tersebut. Adanya harmonik arus pada sebuah sistem kelistrikan dapat menyebabkan
nilai total arus rms (Irms total) pada sistem tersebut menjadi naik. Kenaikan arus total rms inilah
yang menyebabkan menurunnya faktor daya tersebut, hal ini dapat dilihat dari hubungannya
antara arus total rms dengan Distortion Power Factor (Pf har) seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya.

Tabel 5. Data pengukuran THD arus danfaktor dayaterhadap perubahan beban pada kondisi beban
seimbang dan tak seimbang

Kondisi Tak
Beban Kondisi Seimbang
[Watt] Seimbang
THD [%] Pf har THD [%] Pf har
75 0.185 0.98 0.858 0.75
150 0.512 0.89 0.845 0.76
300 1.562 0.54 2.323 0.40
600 4.635 0.21 5.377 0.18
900 7.352 0.13 8.433 0.11
Catatan : har = harmonik

Tabel 5 di atas menunjukkan tentang ringkasan hasil pengukuran THD arus dan faktor
daya yang terjadi terhadap setiap perubahan bebannya pada saat kondisi beban seimbang dan
kondisi beban tak seimbang. seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pembagian beban untuk
kondisi beban seimbang, masing-masing dari ke-tiga fasa memiliki nilai beban yang sama
besar, sedangkan pembagian beban untuk kondisi beban tak seimbang, masing- masing fasanya
memiliki nilai beban yang berbeda-beda.
18
(a) (b)

Gambar 7. Grafik perbandingan THD arus dan faktor daya terhadap perubahan beban,
(a) kondisi beban seimbang (b)kondisi beban tak seimbang

Gambar 7(a) di atas menunjukkan tentang grafik perbandingan THD arus dan faktor daya
terhadap perubahan beban pada saat kondisi beban seimbang, sedangkan Gambar 7(b)
menunjukkan tentang grafik perbandingan THD arus dan faktor daya terhadap perubahan beban
pada saat kondisi beban tak seimbang.Seperti yang terlihat pada kedua Gambar 7(a) dan 7(b) di
atas, dapat dilihat bahwa nilai faktor daya dari setiap perubahan bebanakan semakin menurun
seiring dengan meningkatnya THD arus. Peningkatan tingkat kandungan harmonik arus ini
menandakan bahwa adanya peningkatan pada arus total rms-nya.Kenaikan arus total rms inilah
yang menyebabkan menurunnya faktor daya tersebut, hal ini dapat dilihat dari hubungannya
antara arus total rms dengan distortion power fator(Pf har)seperti yangtelah dijelaskan
sebelumnya.

19
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 KESIMPULAN
A. Getaran pada generator
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Hasil pengukuran respon kecepatan getaran secara langsung untuk generator tanpa beban
nilai tertinggi pada arah sumbu z yaitu sebesar 3,5 mm/s, sedangkan untuk pengukuran
percepatan tertinggi pada arah sumbu z yaitu sebesar 1,6 mm/s2.
2. Hasil pengukuran kecepatan respon getaran secara langsung untuk generator dengan
beban 300 W, nilai tertinggi pada arah sumbu x yaitu sebesar 0,9 mm/s, sedangkan untuk
pengukuran percepatan tertinggi pada arah sumbu x yaitu sebesar 2,8 mm/s2.
3. Hasil perhitungan jarak untuk generator tanpa beban nilai tertinggi dengan nilai 4,8 x
10-2 mm pada arah sumbu y , sedangkan pengukuran untuk generator dengan
pembebanan 300 W adalah dengan nilai 6,69 x 10 -2 mm pada arah sumbu z.
4. Berdasarkan Tabel IEC 34-14 dan DIN EN 60034-14 pada putaran 600 rpm, kecepatan
getaran yang diijinkan adalah 1,8 mm/s, sehingga hasil pengujian getaran pada generator
tanpa beban, nilai kecepatan paling besar adalah 3,5 mm/s, menunjukkan bahwa dalam
kondisi tanpa pembebanan generator tersebut belum memenuhi kualifikasi yang tertera
pada standar IEC 34-14.

B. Gelombang

Berdasarkan hasil pengujian dan analisis ketidakseimbangan kondisi beban terhadap


harmonik arus dan faktor daya generator sinkron tiga fasa, dapat disimpulkan
diantaranya:
1. Generator sinkron tiga fasa yang dibebani dengan beban lampu pijar pada kondisi tak
seimbang cenderung mengalami harmonik arus yang lebih tinggi jika dibandingkan
pada saat generator dibebani beban lampu pijar pada kondisi seimbang. Hal ini
dikarenakan, ketidakseimbangan kondisi beban pada suatu sistem tiga-fasa empat-
kawat (four-wire three phase system), dapat menyebabkan munculnya harmonik arus
kelipatan ke-tiga (Triplen Current Harmonics), yaitu harmonik arus yang merupakan
sumber harmonik utama dalam sistem tersebut. Harmonik arus kelipatan ke-tiga ini
merupakan harmonik urutan nol (Zero sequence Harmonics).
2. Orde harmonik arus yang paling dominan muncul adalah orde ganjil, khususnya orde
ke3. Dengan kata lain, orde ke-3 merupakan orde yang paling berpengaruh dalam
kecacatan yang terjadi pada gelombang arus keluaran generator tersebut.
3. Adanya harmonik arus pada sebuah sistem kelistrikan dengan kondisi beban yang tak
seimbang dapat mempengaruhi faktor dayanya. Hal ini dikarenakan adanya kandungan
harmonik arus pada sistem tersebut. Adanya harmonik arus pada sebuah sistem
kelistrikan dapat menyebabkan nilai total arus rms (Irms total) pada sistem tersebut
menjadi naik. Kenaikan arus total rms inilah yang menyebabkan menurunnya faktor
daya tersebut. Hal ini dapat dilihat, pada kondisi seimbang, faktor dayanya berada pada
kisaran (0.13-0.98), sedangkan pada kondisi tak seimbang, faktor dayanya menjadi
turun pada kisaran (0.11-0.75).

20
4. Kandungan harmonik arus yang terjadi pada saat kondisi beban seimbang berada pada
kisaran (0.2-7.3%), sedangkan pada kondisi beban tak seimbang berada pada kisaran
(0.8-8.4%). Walaupun demikian, harmonik arus yang terjadi masih di bawah batasan
nilai standar seperti yang ditetapkan pada standarisasi IEEE-159 yaitu 15%.

4.2 SARAN
Penulis menyarankan untuk melakukan riset lanjutan yang lebih terfokus untuk meneliti
tentang variabel yang menyebabkan besarnya nilai kecepatan getaran pada generator tanpa
pembebanan melebihi standart yang ditentukan, misalnya kelonggaran komponen ataupun
keausan komponen generator.

21
DAFTAR PUSTAKA

Roger C. Dugan, Mark F, Mc. Granaghan, H. Wayne Beaty., (2004). Electrical Power System Quality ,
USA: Mc. Graw-Hill. Turchan., (2002). Studi Efek Harmonisa t erhadap Kualitas Daya Li strik d i PT.
Easterntex , Surabaya: Petra University. Firdaus, Hendra., (1998). Studi Tentang Sistem Rele Proteksi
Pada Transformator Daya Tiga Fasa, Bandung: ITENAS.

Sudirham, Sudaryatno., (2012). Analisis Sistem Tenaga , Bandung: Darpublic. Glen, A. Mazur., (1998).
Power Measurement and Troubleshooting , USA: Fluke Corporation. De La Rosa, Francisco C., (2006).
Harmonics and Power Systems , New York: Taylor & Francis. Skvarenina, Timothy L. and William E,
DeWitt., (2004). Electrical Power and Controls , New Jersey: Prentice Hall.

[1] Prakash, S., Puri, V, 2006, “Foundation for Vibrating Machines”, the Journal of Structural
Engineering, SERC, Madras, India April-May.

[2] Smeisme, A., Saklawi, R., and Yassine, w., 2008, “A Predictive Maintenance Tool: Vibration
Analysis to Determine the Condition of Electric Machines”, ARISER Vol. 4 No. 3 (2008) 103-117,
Electrical and Computer Department, American University of Beirut, LEBANON, 23 June 2008.

[3] Jayaswal, P, Wadhwani, A., and. Mulchandani, B., 2008, “Machine Fault Signature Analysis”,
Hindawi Publishing Corporation International Journal of Rotating Machinery Volume 2008, 21 January.

[4] Oliquino, R., Islam, S., and Eren, H., 2002, “Effects of Types of Faults on Generator Vibration
Signatures”, School of Electrical and Computer Engineering Curtin
University of Technology, Western Australia. [Online].
Available: www.itee.uq.edu.au/~aupec/aupec03/.../00 8%20Oliquino%20paper.pdf.

[5] Setimi, A., 2010, “ Electric Motor Vibration”, Australia. [Online]. Available:
http://www.weg.com.br.

[6] Energy-efficient motors according to IEC/DIN High efficiency motors according to EPAct. - for
low voltage with squirrel- cage rotor, 1999, [Online]. Available:
www.mahykhoory.com/pdf/W21R_E.PDF.

[7] Irasari, Pudji dan Hidayati, D, Nurafni, , 2006, “Analisis Prototipe Generator Kecepatan Rendah
Untuk Pembangkit Listrik Skala Kecil”, Majalah Teknologi Indonesia Volume 29, Nomor 1 2006: pp 47-
51.

[8] C.B. Williams, A. Pavic, R.S. Crouch,

R.C. Woods. “Feasibility study of vibration-electric generator for bridge vibration sensors”,
IMAC-XVI Proceedings, Sheffield, United Kingdom, 1997.

[9] Hariyotejo, P., Helian, J., Pramono, G., Ridwan, A., 2008, “Pengembangan Generator Mini
Dengan Menggunakan Magnet Permanen”, Departemen Teknik Mesin, Program Pasca Sarjana,
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia. [Online]. Available:
images.sudarjanto.multiply.com

/.../pengembangan-generator-mini-dengan- menggunakan-magnet-permane1.pdf.

22
SESI TANYA JAWAB
1. NAMA : M.Diki Fadilah
NPM : 19030018
KELOMPOK : II
PERTANYAAN : Jelaskan penyebab getaran pada mesin putar
JAWAB :
Penyebab terjadinya getaran pada mesin putar terjadi di karnakan Kuat atau lemahnya
pergerakan benda tersebut dipengaruhi oleh jumlah energi yang diberikan. Semakin
besar energi yang diberikan maka semakin kuat pula getaran yang terjadi.

2. NAMA :Komaruddin
NPM : 19033013
KELOMPOK : III
PERTANYAAN : Bagaimana cara mencegah vibrasi pada generator dan
standart vibrasi pada umumnya
JAWAB :
Cara mencegahh vibrasi pada generator dengan memasang alat vibrometer
Pada generator tersebut.
Standart vibrasi pada umum nya dengan Standard yang ada adalah level (tingkat)
getaran yang diperbolehkan terjadi pada suatu mesin. Untuk batas getaran
yang diperbolehkan diklasifikasikan berdasarkan daya mesin dan
batas level yang distandarkan berdasarkan jenis mesin tersebut.

3. NAMA : Feri Andika Hutasoit


NPM : 19030003
KELOMPOK :V
PERTANYAAN : Apakah perbedaan gelombang mekanik dengan gelombang
elektro magnetic dan berikan msing masing contohnya
JAWAB :
Perbedaan antara gelombang mekanik dengan gelombang elektromagnetik
adalah gelombang mekanik memerlukan medium rambat, sementara gelombang.
Contoh gelombang mekanik adalah gelombang di permukaan air, yang memerlukan
air sebagai medium rambat gelombang. Contoh lain adalah
gelombang bunyi yang memerlukan medium seperti udara agar
bisa kita dengar.
Contoh gelombang elektromagnetik adalah tidak memerlukan medium. Misalnya
adalah gelombang cahaya dan gelombang raido. Cahaya tetap
dapat merambat meski di ruang hampa, seperti antara matahari
dan bumi.

23
4. NAMA : Varhan Abdul Rahim
NPM : 19030028
KELOMPOK : VI
PERTANYAAN : Gambarkan contoh dari gelombang transversal dan
longitudinal dan jelaskan perbedannya
JAWAB :
Gelombang Transversal adalah gelombang yang arah getarnya tegak lurus dengan
arah rambatannya. Bentuk Getarannya berupa lembah dan bukit (dapat dilihat pada
gambar di bawah).

Berdasarkan gambar di atas dapat saya jelaskan bahwa :


Arah rambat gelombang di atas adalah ke kiri dan ke kanan, sedangkan arah getarnya
adalah ke atas dan ke bawah. Jadi itulah yang dimaksud arah rambat tegak lurus
dengan arah getarnya.

Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah rambatnya sejajar dengan arah
getarannya. Bentuk getarannya berupa rapatan dan renggangan (Dapat dilihat pada
gambar di bawah).

Berdasarkan gambar kita ketahui bahwa :


Arah rambat gelombangnya ke kiri dan ke kanan, dan arah getarnya ke kiri dan ke
kanan pula. Oleh karena itu gelombang ini adalah gelombang longitudinal yang arah
getar dan arah rambatnya sejajar.

24

Anda mungkin juga menyukai