Disusun Oleh :
Tri Wira (1321009)
Anthony (1321018)
Fadillah (1421028)
Firman Meldhom (1421010)
Tugas Akhir ini diajukan untuk syarat
kelulusan Mata Kuliah Robotika
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, serta karunia-Nya kepada kami sehingga kelompok kami dapat
menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini. Laporan Tugas Akhir ini berjudul
PEMANAS AIR MENGGUNAKAN CONTROLLER MISUMI BERBASIS
PID) yang disusun untuk melengkapi salah satu syarat kelulusan Mata Kuliah
Robotika.
Dalam pembuatan Tugas Akhir ini kami mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Oleh karena, itu pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah banyak membantu proses penyelesaian Laporan Tugas
Akhir ini. Kami menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan, hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman dari
kelompok kami.
Untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik dari pembaca. Semoga laporan ini
dapat bemanfaat bagi semua pihak.
Batam, Januari 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Hala
man
HALAMAN JUDUL .......................................................................................i
KATA PENGANTAR ......................................................................................ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................1
1.2 Tujuan ......................................................................................................2
1.3 Pembatasan Masalah ...............................................................................2
1.4 Metode .....................................................................................................2
1.5 Sistematika Penulisan ..............................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................... 4
2.1 Kontrol ON/OFF ..................................................................................... 4
2.2 Proporsional Integral Derivatif (PID) ...................................................... 5
2.2.1 Kontrol Proporsional ....................................................................... 7
2.2.2 Kontrol Integral ............................................................................... 8
2.2.3 Kontrol Derivatif .................................................................................. 8
2.2.4 Tuning PID ........................................................................................... 10
2.2.6.1 Trial and Error .............................................................................. 10
2.2.6.2 Pedoman Umum Mendesain PID Controller ................................ 10
2.3 Controller Misumi MTCTS 13D ......................................................... 11
2.4 Solid State Relay (SSR) .......................................................................... 11
2.5 Thermocouple .......................................................................................... 13
2.5.1 Prinsip Kerja Termokopel (Thermocouple)...................................... 14
2.6 Heater ...................................................................................................... 15
BAB III CARA KERJA RANGKAIAN .......................................................... 16
3.1 Cara Kerja Rangkaian Secara Keseluruhan ............................................. 16
3.2 Diagram Blok .......................................................................................... 16
BAB IV PEMBUATAN BENDA KERJA ....................................................... 18
4.1 Pembuatan Perangkat Keras .................................................................... 18
3
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Ilustrasi Kontrol ON/OFF
.................................................................................................................................
5
Gambar 2.2 Ilustrasi Kontrol ON/OFF dengan Histerisis .....................................5
Gambar 2.4 Diagram Blok PID Controller
.................................................................................................................................
6
Gambar 2.5 Respon Sistem .....................................................................................6
Gambar 2.6 Diagram Blok Control Proportional ..................................................7
Gambar 2.7 Diagram Blok Control Integral ..........................................................8
Gambar 2.8 Diagram Blok Control Derivative........................................................8
Gambar 2.9 Kurva waktu hubungan kontroler input-output diferential
.................................................................................................................................
9
Gambar 2.10 Solid State Relay.............................................................................13
Gambar 2.11 Prinsip Kerja Thermocouple............................................................14
Gambar 2.12 Thermocouple..................................................................................15
Gambar 2.13 Heater...............................................................................................15
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tanggapan sistem kontrol PID terhadap perubahan parameter ....... 6
Tabel 2.2 Spesifikasi Controller Misumi MTCTS 13 D ..................................11
Tabel 5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Seiring pesatnya kemajuan teknologi elektronika, mikrokontroler,
MISUMI
BERBASIS
PID),
sistem
kontrol
PID
Perumusan Masalah
Berdasarkan
latar
belakang
diatas
maka
dapat
dirumuskan
Tujuan
Tujuan dari pembuatan Tugas Akhir ini antara lain :
Teknik
Elektro
Fakultas
Internasional Batam.
Teknologi
Industri
Universitas
Studi Literatur
Studi ini dilaksanakan dengan cara mempelajari dan mengumpulkan
literatur yang ada untuk memperoleh data yang berhubungan dengan
aplikasi kontrol temperatur air, kontrol ON/OFF, PID, sensor temperatur,
pemanas air yang berhubungan dengan modul tersebut.
1.4.2
Metode Laboratorium
a) Perancangan
Proses perancangan terdiri dari desain alat, software, perakitan alat-alat
yang akan digunakan.
b) Pengujian
Metode ini dilakukan untuk mendapatkan data pengujian sesuai set poin
(suhu) yang ditentukan.
.
: PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisi tentang latar belakang pembuatan Tugas
Akhir, tujuan Tugas Akhir, batasan masalah yang dikerjakan,
metodologi penulisan dan sistematika penulisan Laporan Tugas
Akhir.
yang
dijadikan
landasan
dan
rujukan
dalam
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Kontrol ON/OFF
Sistem kontrol ini mempunyai dua posisi yang tetap yaitu ON atau OFF .
e(t) >0
dan
e(t) <0
Dari Gambar 2.1 dapat terlihat bahwa jika output lebih besar dari set point,
actuator akan OFF . Output akan turun dengan sendirinya sehingga menyentuh
set point lagi. Pada saat itu, sinyal kontrol akan kembali ON (actuator ON) dan
mengembalikan output kepada set point. Demikian seterusnya sinyal kontrol
dan actuator akan ON-OFF terus menerus.
menyebabkan
banyak (boros). Dengan sedikit mengatasi hal ini maka dibuat suatu band pada
set point sehingga mengurangi frekuensi ON-OFF dari kontroler. Ilustrasi
kontroler ON-OFF dengan histerisis dapat terlihat pada Gambar 2.2.
Metoda umum untuk mendapatkan nilai awal kontrol PID adalah untuk
merancang sistem kontrol PID, dengan cara mencoba (trial and error). Hal ini
disebabkan karena parameter Kp, Ki dan Kd tidak independent. Untuk
mendapatkan aksi kontrol yang baik diperlukan langkah mencoba kombinasi
antara P, I dan D sampai ditemukan nilai Kp, Ki dan Kd seperti yang diiginkan.
Skema Diagram Blok PID dapat terlihat pada gambar 2.4.
2.2.1
Kontrol Proporsional
Kontrol Proporsional merupakan sebuah penguat input sehingga hasil
pada output tidak semakin menjadi kecil pada sebuah sistem. Output
Proporsional adalah hasil perkalian antara konstanta proporsional dengan nilai
error nya. Perubahan yang terjadi pada sinyal input akan menyebabkan sistem
secara langsung mengubah output sebesar konstanta pengalinya. Pada gambar
2.6 merupakan diagram blok Kontrol Proporsional.
U ( t ) =Kpe (t) ........................................................................(2.1)
2.2.2
Kontrol Integral
Kontrol Integral memiliki karakteristik mengurangi waktu naik,
U ( t ) =Ki e ( t ) dt
................................................................. (2.2)
Kontrol Derivatif
Kontrol Derivatif memberi pengaruh terhadap besarnya sinyal kontrol
de(t )
......................................................................(2.3)
dt
[3]
Tuning PID
Tuning PID yang digunakan adalah metoda trial and error. Berikut
adalah penjelasan mengenai metoda trial and error. Pada MISUMI MTCTS
13D memiliki auto turning.
2.2.4.1
ditingkatkan.
Tambahkan P-Control untuk menambah waktu naik.
Tambahkan D-Control untuk menambah overshoot.
Tambahkan I-Control untuk menghilangkan kesalahan keadaan tunak.
Seimbangkan setiap Kp, Ki, Kd sampai didapatkan keseluruhan respon
yang diinginkan.[2]
outomatis.
Sehingga
dalam
meragkai
peralatan
kita
hanya
2.4
11
Pada solid-state relay tidak terdapat bagian yang bergerak seperti halnya
pada relay. Relay mempunyai sebuah bagian yang bergerak yang disebut
kontaktor dan bagian ini tidak ada pada solid-state relay. Sehingga tidak
mungkin terjadi no contact karena kontaktor tertutup debu bahkan karat. Tidak
terdapat bounce, karena tidak terdapat kontaktor yang bergerak paka pada
solid-state relay tidak terjadi peristiwa bounce yaitu peristiwa terjadinya
pantulan kontaktor pada saat terjadi perpindahan keadaan. Dengan kata lain
dengan tidak adanya bounce maka tidak terjadi percikan bunga api pada saat
kontaktor berubah keadaan. Proses perpindahan dari kondisi off ke kondisi on
atau sebaliknya sangat cepat hanya membutuhkan waktu sekitar 10us sehingga
solid-state relay dapat dengan mudah dioperasikan bersama-sama dengan zerocrossing detektor.
Dengan kata lain opersi kerja solid-state relay dapat disinkronkan dengan
kondisi zero crossing detektor. Solid-State relay kebal terhadap getaran dan
goncangan. Tidak seperti relay mekanik biasa yang kontaktornya dapat dengan
mudah berubah bila terkena goncangan/getaran yang cukup kuat pada body relay
tersebut. Tidak menghasilkan suara klik, seperti relay pada saat kontaktor
berubah keadaan. Kontaktor output pada solid-state relay secara otomatis latch
sehingga energi yang digunakan untuk aktivasi solid-state relay lebih sedikit jika
dibandingkan dengan energi yang digunakan untuk aktivasi sebuah relay.
Kondisi ON sebuah solid-state relay akan di-latc sampai solid-state relay
mendapatkan tegangan sangat rendah, yaitu mendekati nol volt. Solid-State relay
sangat sensitif sehingga dapat dioperasikan langsung dengan menggunakan level
tegangan CMOS bahkan level tegangan TTL. Rangakain kontrolnya menjadi
sangat sederhana karena tidak memerlukan level konverter. Masih terdapat
couple kapasitansi antara input dan output tetapi sangat kecil sehingga arus
bocor antara input output sangat kecil. Kondisi diperlukan pada peralatan
medical yang memerlukan isolasi yang sangat baik. Kekurangan Solid State
Relay (SSR) Resistansi Tegangan transien. Tegangan yang diatur/dikontrol oleh
solid-state relay benar-benar tidak bersih. Dengan kata lain tidak murni
tegangannya berupa sinyal sinus dengan tegangan peak to peak 380 vpp tetapi
terdapat spike-spike yang dihasilkan oleh induksi motor atau peralatan listrik
12
lainnya. Spike ini level tegangannya bervariasi jika terlalu besar maka dapat
merusakkan solid-state relay tersebut.
Selain itu sumber-sumber spike yang lain adalah sambaran petir, imbas
dari selenoid valve dan lain sebagainya. Tegangan drop. Karena solid-state relay
dibangun dari bahan silikon maka terdapat tegangan jatuh antara tegangan input
dan tegangan output. Tegangan jatuh tersebut kira-kira sebesar 1 volt. Tegangan
jatuh ini menyebabkan adanya dissipasi daya yang besarnya tergantung dari
besarnya arus yang lewat pada solid-state relay ini. Arus bocor-Leakage
current. Pada saat solid-state relay ini dalam keadaan off atau keadaan open
maka dalam kondisi yang idel seharusnya tidak ada arus yang mengalir
Thermocouple
Termokopel (Thermocouple) adalah jenis sensor suhu yang digunakan
untuk mendeteksi atau mengukur suhu melalui dua jenis logam konduktor
berbeda yang digabung pada ujungnya sehingga menimbulkan efek Thermoelectric. Dimana sebuah logam konduktor yang diberi perbedaan panas secara
gradient akan menghasilkan tegangan listrik. Perbedaan Tegangan listrik
diantara dua persimpangan (junction) ini dinamakan dengan Efek Seeback.
13
Termokopel merupakan salah satu jenis sensor suhu yang paling populer dan
sering digunakan dalam berbagai rangkaian ataupun peralatan listrik dan
Elektronika yang berkaitan dengan Suhu (Temperature). Beberapa kelebihan
Termokopel yang membuatnya menjadi populer adalah responnya yang cepat
terhadap perubahaan suhu dan juga rentang suhu operasionalnya yang luas
yaitu berkisar diantara -200C hingga 2000C. Selain respon yang cepat dan
rentang suhu yang luas, Termokopel juga tahan terhadap goncangan/getaran
dan mudah digunakan.
2.5.1 Prinsip Kerja Termokopel (Thermocouple)
Prinsip kerja Termokopel cukup mudah dan sederhana. Pada dasarnya Termokopel
hanya terdiri dari dua kawat logam konduktor yang berbeda jenis dan
digabungkan ujungnya.
Heater
Heater adalah sistem atau mesin yang dirancang untuk menaikkan suhu udara
(yang digunakan untuk pemanasan tergantung pada sifat udara pada waktu
tertentu). Water heater bekerja dengan cara mengeluarkan panas. Energi panas
yang dipakai berasal dari hasil pemanasan heater. Secara garis besar, peralatan
ini terbuat dari metal (metal housing) yang dilapisi refractory pada bagian
dalamnya sebagai isolasi panas sehingga panas tidak terbuang keluar. Material
yang dipanaskan/charge bisa berbentuk padat, cair atau gas. Dalam rangkaian
tugas akhir ini heater digunakan untuk menaikkan suhu air dalam bak sesuai
dengan suhu yang telah di set.
15
BAB III
CARA KERJA RANGKAIAN
Pembahasan cara kerja rangkaian secara lengkap dibagi menjadi dua
bagian.
Bagian
pertama
menjelaskan
tentang
cara
kerja
rangkaian
mengetahui kondisi suhu pada air dan heater sebagai pemanas dan dilengkapi
dengan seperangkat sistem kontrol. Pada control pemanas menggunakan
system ON/OFF.
Pertama Set point diatur terlebih dahulu untuk menentukan temperatur
yang diinginkan. Kemudian sensor suhu memberikan inputan melalui
pengkondisian sinyal pada controller misumi berupa tegangan analog.
Kemudian controller menjalankan heater melalui Solid State Relay. Pada
heater, nyala pemanas disesuaikan dengan temperatur yang diinginkan. Jika
16
nilai suhu yang diinginkan (set point) tinggi dari suhu aktual, maka heater
akan bekerja penuh. Jika nilai suhu yang diinginkan (set point) lebih rendah
atau sama dengan suhu aktual maka controller akan mematikan heater.
3.2
Diagram Blok
Prinsip kerja dari alat ini dapat dilihat dari diagram blok seperti
220 Volt AC
Thermocouple
Controller
Heater
Set Point
2.
Thermocouple : Sensor ini akan mendeteksi air dalam bak yang kemudian
akan dikirimkan ke rangkaian Controller.
3.
Controller MISUMI
sebagai control dan pembaca suhu di bak air lalu diproses dan hasil
pembacaan dibandingkan dengan nilai set poin yang mana akan dilakukan
keluaran yaitu dinaikan atau tidak suhu air dengan cara mengontrol
ON/OFF heater.
4.
5.
Set point : dmerupakan inputan yang dinginkan oleh pengguna atau sushu
yang diinginkan.
17
BAB IV
PEMBUATAN BENDA KERJA
Hasil rancangan yang telah dibuat direalisasikan dalam bentuk benda kerja
yang siap untuk dioperasikan. Pembuatan benda kerja dilakukan melalui
beberapa tahap, yaitu :
a. Pembuatan perangkat keras : tahap ini mencakup semua proses pembuatan
perangkat keras untuk merealisasikan hasil rancangan yang telah dibuat
menjadi benda kerja yang siap dioperasikan.
b. Perakitan dan pengesetan : adalah bagian akhir dari pembuatan benda
kerja yang mencakup penataan alat pada kotak dan pengesetan seluruh
rangkaian.
4.1
dengan heater dan thermocouple. Tahapan kedua untuk bagian mekanik yaitu
membuat ukuran box air dengan mengunakan akrilik, dengan ukuran 22 cm x 9
cm x 12 cm. lalu menyatukan bagian mekanik dengan elektronik tersebut.
4.2
penyusunan tata letak rangkaian, agar dalam pengetesan tidak terjadi kesalahan
dan membahayakan pengujian.serta posisi letak heater dan thermocouple harus
disesuaikan agar pembacaan suhu tidak mengalami error dalam pembacaan
apabila heater bersentuhan dengan thermocouple.
4.3
4.3.1
Daftar Alat
a. Pensil
b. Penggaris
c. Pematik
d. Obeng
e. Mesin Bor
f. Mata bor
g. Pisau potong
h. Tang potong
i. Tang penekuk
4.3.2
Daftar Bahan
19
Perlengkapan
Perlengkapan yang dibutuhkan untuk mengoperasikan alat ini adalah
sebagai berikut :
1. Controller
2. Kabel Power
3. Thermocouple
20
4. Heater
5. Bak air pengujian
5.3
mengoperasikan alat ini yaitu untu mengeset set poin atau suhu yang
dinginkan.
Hal-hal yang perlu dilakukan dalam mengoperasikan alat ini adalah sebagai
berikut :
1. Periksa semua bagian benda kerja, termasuk pada kabel-kabel penghubung
tiap-tiap blok rangkaian, serta kabel penghubung ke power, periksa pula
pada bagian mekaniknya.
2. Hubungkan kabel power dengan tegangan 220 VAC.
3. Tekan tombol power pada ujung colokan rangkaian ke posisi ON, maka
tegangan 220 VAC menyuplai ke controller.
4. Tentukan Set point atau suhu yang diinginkan. Lalu tunggu beberapa saat
sampai suhu yang diinginkan tercapai.
5.4
Hasil Percobaan
Dalam beberapa percobaan yang dilakukan didapatkan beberapa hasil
data pengukuran
Data Program Set Point 300C dan 350C dari Suhu awal 280C (Set point 300C
dan 350C ON/OFF)
Tabel 5. Data Program ON/OFF Set Point 300C dan 350C
waktu(mnt
)
0-2
0-4
sp(0C)
30
35
act (0C)
36
40
21
Error (0C)
-6
-5
5.5
SPESIFIKASI ALAT
1. Nama Alat
3. Daya Heater
: 150 Watt
22
5.6
BAB VI
5.7
PENUTUP
5.8
6.1 Kesimpulan
5.9
heater
dengan
daya
yang
lebih
besar
agar
dapat
5.26
24
5.27
DAFTAR PUSTAKA
5.28
1. Ali, Muhammad. Tanpa Tahun. Pembelajaran Perancangan Sistem Kontrol
Pid dengan Software Matlab. Yogyakarta: Jurnal Universitas Negeri
Yogyakarta.
2. Agista, Fitria Santi dkk, 2010 Menggunakan-Sensor-Suhu-Steel-HeadThermistor-dengan-Arduino-Uno. Jakarta: Universitas Islam Negeri Jakarta
3. Raditya, Dimas Enrico dkk. 2012. Pengendalian Suhu pada Budidaya Sawi
Dalam Green House.Semarang:Politeknik Negeri Semarang.
4. Sitorus, L.Kristanto Adynata. 2009. Perancangan Pemanas Air Kolam
Otomatis Berbasis Atmega 8535. Medan:Universitas Sumatera Utara
5. Elektro Kontrol pada 6/27/2011 06:07:00 PM (13 Januari 2016)
6. www.scribd.com/ 116748689 BAB II Teori Dasar (12 Januari 2016)
7.
8.
9.
10.
25