Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

SISTEM KENDALI PROSES


PERCOBAAN 1

OLEH :

NAMA : ZAIDAN NAUFAL


NIM : 2211201016
PROGRAM STUDI : S1 SEMESTER 7 (TKI A)
WAKTU PRAKTIKUM : SABTU, 09 DESEMBER 2023,
PUKUL 09.00-10.30 WIB.

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2023
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada saat ini, perkembangan teknologi semakin pesat dan memiliki dampak yang
signifikan dalam berbagai sektor kehidupan, termasuk dalam pengembangan sistem
kontrol dan monitoring. Salah satu aspek penting yang terus diperbaharui dan
dioptimalkan adalah perancangan skematik rangkaian pengendali suhu
termoelektrik dan ketinggian air. Rangkaian ini memiliki peranan krusial dalam
berbagai aplikasi, seperti sistem pendingin, peralatan laboratorium, atau bahkan
aplikasi industri yang memerlukan kontrol suhu dan ketinggian air yang akurat.

Pengendali suhu termoelektrik adalah teknologi yang berbasis pada efek


termoelektrik, di mana perubahan suhu dapat menghasilkan potensial listrik.
Dengan menggabungkan teknologi ini dengan pengendalian ketinggian air, sebuah
sistem dapat diciptakan untuk memonitor dan mengatur suhu serta level air secara
efisien. Hal ini memiliki implikasi positif dalam efisiensi energi dan kenyamanan
lingkungan, terutama dalam konteks penggunaan sumber daya dan sistem
otomatisasi. Skematik rangkaian ini diawali dengan pemilihan sensor suhu yang
akurat dan sensor ketinggian air yang responsif. Sensor ini berfungsi sebagai input
yang mendeteksi perubahan kondisi lingkungan. Selanjutnya, data dari sensor
tersebut akan diolah oleh sebuah mikrokontroler yang canggih. Mikrokontroler
bertugas untuk menghitung dan menganalisis informasi dari sensor, serta
mengambil keputusan untuk mengatur perangkat pengendali termoelektrik dan
pompa air. Integrasi perangkat pengendali termoelektrik menjadi komponen
penting dalam skematik. Perangkat ini mengonversi energi listrik menjadi
perubahan suhu, memungkinkan kontrol suhu yang presisi. Sebagai tambahan,
pengaturan ketinggian air dilakukan melalui penggunaan pompa air yang diatur
oleh sistem mikrokontroler. Semua komponen ini saling berinteraksi dalam satu
rangkaian terpadu. Perancangan skematik pengendali suhu termoelektrik dan
ketinggian air memiliki potensi besar untuk meningkatkan kehandalan, efisiensi,
dan keberlanjutan sistem. Dengan fokus pada presisi kontrol dan efisiensi energi,
sistem ini dapat diintegrasikan dengan berbagai aplikasi untuk mencapai performa
yang optimal dan mendukung upaya menuju teknologi yang lebih berkelanjutan.

1.2 Tujuan
Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa diharapkan :

1. Dapat melakukan perancangan skematik rangkaian Pengendali Suhu


Thermoelektrik dan Ketinggian Air menggunakan software Proteus.
2. Dapat melakukan perancangan sketch program Pengendali Suhu
Thermoelektrik dan Ketinggian Air menggunakan software Arduino IDE.
3. Dapat membuat blok diagram sistem dari rangkaian Pengendali Suhu
Thermoelektrik dan Ketinggian Air.
4. Dapat membuat flowchart dari rangkaian Pengendali Suhu Thermoelektrik
dan Ketinggian Air.
BAB II TEORI PENUNJANG

2.1 Teori Dasar


A. Arduino Nano
Arduino Nano adalah salah satu papan pengembangan mikrokontroler yang
berukuran kecil, lengkap dan mendukung penggunaan breadboard. Arduino Nano
diciptakan dengan basis mikrokontroler ATmega328 (untuk Arduino Nano versi
3.x) atau ATmega 168 (untuk Arduino versi 2.x). Arduino Nano kurang lebih
memiliki fungsi yang sama dengan Arduino Duemilanove, tetapi dalam paket yang
berbeda. Arduino Nano tidak menyertakan port DC berjenis Barrel Jack, dan
dihubungkan ke komputer menggunakan port USB Mini-B. Pada Tabel 2.2
dijelaskan fungsi dari masing-masing pin pada Arduino nano.

Gambar 2.1 Arduino Nano

Arduino Nano mempunyai peta pin dan spesifikasi yang setiap pin-nya mempunyai
fungsi yang berbeda-beda seperti gambar 2.2 dan tabel 2.1 seperti dibawah ini :
Gambar 2.2 Peta Pin Arduino Nano

Tabel 2.1 Spesifikasi Arduino Nano


Chip Mikrokontroller ATMega328
Tegangan Operasi 5V
Tegangan Input 7V – 12V
Digital I/O pin 14 buah, 6 diantaranya menyediakan PWM
Analog Input pin 6 buah
Arus DC per pin I/O 40 mA
Memori Flash 32KB, 0.5 KB telah digunakan untuk bootloader
SRAM 2 KB
EEPROM 1 KB
Clock Speed 16 Mhz
Dimensi 45 mm x 18 mm
Berat 5g

B. Arduino IDE

Arduino adalah platform open-source yang populer untuk membuat prototipe


elektronik dan aplikasi IoT. Arduino dapat diprogram menggunakan bahasa
pemrograman khusus yang disebut dengan Arduino IDE (Integrated Development
Environment).

Arduino IDE adalah software yang digunakan untuk membuat sketch pemrogaman
atau dengan kata lain arduino IDE sebagai media untuk pemrogaman pada board
yang ingin diprogram. Arduino IDE ini berguna untuk mengedit, membuat, meng-
upload ke board yang ditentukan, dan meng-coding program tertentu. Arduino IDE
dibuat dari bahasa pemrogaman JAVA, yang dilengkapi dengan library
C/C++(wiring), yang membuat operasi input/output lebih mudah.

Gambar 2.3 Arduino IDE

C. Proteus Design Suite (PDS)

Software Proteus 8 Professional merupakan salah satu software elektronik yang


digunakan untuk membantu para designer dalam merancang dan mensimulasikan
suatu rangkaian elektronik. Software ini memiliki dua fungsi sekaligus dalam satu
paket, yaitu sebagai software untuk menggambar skematik dan digunakan sebagai
merancang gambar Printed Circuit Board (PCB).

Software Proteus 8 Profesional mempunyai banyak library dengan beberapa


komponen komponen-komponen pasif, Analog, Trasistor, SCR, FET, jenis
button/tombol, jenis saklar/relay, IC digital, IC penguat, IC programmable
(mikrokontroller) dan IC memory. Selain didukung dengan kelengkapan
komponen, juga didukung dengan kelengkapan alat ukur seperti Voltmeter, Ampere
meter, Oscilloscope, Signal Analyzers, serta pembangkit Frekuensi.
Gambar 2.4 Tampilan Proteus 8 Schematic Capture

D. Sensor Suhu DS18B20

Sensor suhu DS18B20 adalah sensor yang dapat membaca perubahan temperatur
linkungan lalu mengkonversikan temperatur tersebut menjadi sebuah tengangan
listrik. Sensor ini memiliki keluaran digital. Sensor DS18B20 ini memiliki tingkat
akurasi yang cukup tinggi yaitu 0,5 yang mampu membaca suhu dengan rentang
antara -55 sampai 125 ℃.

Sensor DS18B20 memilki 3 pin yang terdiri dari Vs, Ground dan Data
Input/Output. Kaki Vs merupakan kaki tegangan sumber. Tegangan sumber untuk
sensor suhu DS18B20 adalah 3V sampai 5.5V. Umumnya Vs diberikan tegangan
+5V sesuai dengan tegangan kerja dari mikrokontroler. Kemudian kaki ground
disambungkan dengan ground rangkaian.

Gambar 2.5 Sensor DS18B20


Berikut ini merupakan spesifikasi dari sensor DS18B20 :

1. Dapat digunakan dengan power 3.0V sampai 5.5V.


2. Tingkat keakurasian 0.5˚C dari -10˚C sampai +85˚C.
3. Jarak temperature : -55˚C sampai 125˚C.
4. Kabel merah = VCC.
5. Kabel hitam = GND.
6. Kabel kuning = Data.

E. Sensor Ultrasonik HC-SR04

Sensor ultrasonik merupakan sensor yang menggunakan gelombang ultrasonik.


Gelombang ultrasonik yaitu gelombang yang umum digunakan untuk mendeteksi
keberadaan suatu benda dengan memperkirakan jarak antara sensor dan benda
tersebut. Sensor ini berfungsi untuk mengubah besaran fisis (bunyi) menjadi
besaran listrik begitu pula sebaliknya. Gelombang ultrasonik memiliki frekuensi
sebesar 20.000 Hz. Bunyi tersebut tidak dapat didengar oleh telinga manusia. Bunyi
tersebut dapat didengar oleh hewan tertentu seperti anjing, kelelawar dan kucing.

Bunyi gelombang ultrasonik dapat merambat melalui zat cair, padat dan gas. Benda
cair merupakan media merambat yang paling baik untuk sensor ultrasonik jika
dibandingkan dengan benda padat dan gas.

Gambar 2.6 Sensor Ultrasonik HC-SR04

Sensor ultrasonik HC-SR04 ini bisa digunakan untuk mengukur jarak benda dari
2cm – 400cm dengan akurasi 3mm. Sensor ultrasonic ini memiliki 4 pin yaitu :

1. Pin VCC sebagai pin masukan tegangan.


2. Pin GND sebagai pin grounding.
3. Pin Trigger untuk trigger keluaran sinyal.
4. Pin Echo untuk menangkap sinyal pantul dari benda.

2.2 Teori Tambahan


2.2.1 Pengertian Mikrokontroler
Mikrokontroler adalah sebuah komputer kecil yang dikemas dalam bentuk chip
berupa IC (Integrated Circuit) dan dirancang untuk melakukan tugas atau operasi
tertentu seperti menerima sinyal input, mengolahnya, kemudian memberikan sinyal
output sesuai dengan program yang telah diisikan ke mikrokontroler tersebut. Pada
umumnya, sinyal input mikrokontroler berasal dari sensor yang merupakan
informasi dari lingkungan sedangkan sinyal output ditujukan kepada aktuator yang
dapat melakukan suatu tindakan ke lingkungan. Dengan demikian maka secara
sederhana mikrokontroler dapat diasumsikan ibarat sebuah otak yang terdapat pada
suatu perangkat dan memiliki kemampuan berinteraksi dengan lingkungan.

Pada dasarnya, pengendali mikro yang dalam bahasa Inggris disebut dengan
Microcontroller ini terdiri dari satu atau lebih inti prosesor (CPU), memory (RAM
dan ROM), serta perangkat INPUT dan OUTPUT (I/O) yang dapat diprogram.
Walaupun mirip dengan komputer namun kecepatan pengolahan data pada
mikrokontroler lebih rendah jika dibandingkan dengan komputer atau PC.
Kecepatan pengolahan data mikrokontroler umumnya berkisar antara 1 – 16 MHz
yang tentu lebih rendah dibandingkan komputer atau PC saat ini yang telah
mencapai kecepatan hingga orde GHz. Begitu juga dengan kapasitas memory
(RAM dan ROM) yang hanya berkisar pada orde Kbytes.

Meskipun kecepatan pengolahan data dan kapasitas memori yang dimiliki jauh
lebih kecil jika dibandingkan dengan komputer atau PC, namun kemampuan
mikrokontroler sudah cukup untuk dapat digunakan pada banyak aplikasi terutama
karena bentuk ukuran mikrokontroler yang lebih sederhana. Mikrokontroler sering
digunakan pada aplikasi sistem dan perangkat yang tidak terlalu kompleks dan tidak
memerlukan komputasi tinggi. Beberapa contoh mikrokontroler seperti
mikrokontroler avr, mikrkontroler arduino, mikrokontroler atmega328 dan masih
banyak yang lainnya.

2.2.2 Kelebihan Arduino Nano


1. Ukuran fisik yang kecil: Arduino Nano sangat kecil dan ringan, sehingga sangat
cocok untuk proyek-proyek mobile atau yang memerlukan ukuran fisik yang
kecil.

2. Jumlah pin yang cukup: Arduino Nano memiliki 14 pin digital dan 8 pin analog,
sehingga cukup untuk proyek-proyek yang memerlukan jumlah pin yang
moderat.

3. Prosesor yang cepat: Arduino Nano menggunakan prosesor AVR ATmega328P


yang memiliki kecepatan 16 MHz, sehingga cukup cepat untuk proyek-proyek
yang memerlukan kecepatan prosesor yang moderat.

4. Dukungan untuk library: Arduino Nano memiliki dukungan untuk banyak


library yang dapat digunakan untuk menyederhanakan pemrograman dan
menambahkan fitur tambahan.

2.2.3 Kekurangan Arduino Nano


1. Kapasitas memori yang terbatas: Arduino Nano hanya memiliki 32 KB memori
yang dapat digunakan untuk menyimpan program, sehingga tidak cocok untuk
proyek-proyek yang memerlukan kapasitas memori yang lebih besar.

2. Harga yang lebih tinggi: Arduino Nano lebih mahal dibandingkan dengan seri
lain dari Arduino, sehingga mungkin tidak cocok untuk proyek-proyek dengan
anggaran yang terbatas.

3. Jumlah pin yang terbatas: Arduino Nano hanya memiliki 14 pin digital dan 8
pin analog, sehingga tidak cocok untuk proyek-proyek yang memerlukan
jumlah pin yang lebih banyak.

2.3 Prinsip Kerja Sensor Suhu DS18B20


Prinsip kerja sensor suhu Waterproof DS18B20 mirip dengan sensor suhu lainnya.
Resolusi sensor berkisar dari 9-bit hingga 12-bit. Namun 12-bit digunakan sebagai
resolusi default untuk menyalakan sensor ini. Ini mengukur suhu, serta konversi
Analog-ke-Digital (A-ke-D), yang dapat dilakukan dengan perintah convert-T.
Nilai suhu keluaran dapat disimpan dalam register 2 byte di sensor, dan setelah itu,
sensor ini kembali ke keadaan tidak aktif.
Sensor Suhu DS18B20 memiliki tiga kabel/pin (kabel Vcc, ground, dan data) untuk
pengoperasian. Namun pada mode parasit, hanya ground dan jalur data yang
digunakan untuk mengoperasikan sensor, tegangan input sensor disuplai melalui
jalur data.

Gambar 2.7 Keterangan kaki-kaki IC DS18B20

2.3.1 Aplikasi Sensor DS18B20


Aplikasi DS18B20 antara lain sebagai berikut.
• Sensor ini banyak digunakan untuk menghitung suhu dalam lingkungan
kaku yang mencakup tambang, larutan kimia, tanah, dll.
• Sensor ini digunakan untuk mengukur suhu cairan.
• Kita dapat menggunakannya dalam sistem kontrol termostat.
• Dapat digunakan di industri sebagai alat pengukur suhu.
• Sensor ini digunakan sebagai termometer.
• Ini dapat digunakan pada perangkat yang sensitif terhadap panas.
• Ini digunakan dalam sistem HVAC.
• Aplikasi di mana suhu harus diukur di beberapa titik.
2.4 Kelebihan dan Kekurangan Sensor Ultrasonik HC-SR04
1. Kelebihan sensor ultrasonik
• Tingkat sensitifitasnya baik
• Tak dipengaruhi oleh warna dan tranparansi
• Mengonsumsi arus data rendah

2. Kekurangan sensor ultrasonik


• Jarak jangkau pendeteksiannya terbatas dan hanya satu arah
• Refresh rate lambat
• Kurang bagus dalam mengukur jarak benda yang permukannya tidak rata
2.4.1 Datasheet Sensor Ultrasonik HC-SR04

Gambar 2.8 Penjelasan Kaki Sensor Ultrasonic HC-SR 04


• Pin Trig (Trigger), trigpin Arduino berfungsi untuk memicu pemancaran
gelombang ultrasonik. Gelombang akan terpancarkan saat pin ini diberikan
logika HIGH.

• Pin Echo, berfungsi untuk mendeteksi pantulan gelombang ultrasonik


apakah sudah diterima atau belum. Pin Echo bernilai HIGH jika gelombang
pantulan belum diterima dan bernilai LOW jika pantulan sudah diterima.
• Pin VCC, berfungsi untuk mengoneksikan sensor ke power supply 5 volt
Arduino. Jadi kamu bisa langsung mengoneksikan pin VCC ke pin 5V di
Arduino.

• Pin GND, berfungsi untuk mengoneksikan sensor ke power supply ground.


Sama dengan pin VCC, kamu juga bisa langsung menghubungkan pin GND
ini ke pin GND Arduino.

2.4.2 Komponen Sensor Ultrasonik HC-SR04


1. Piezoelektrik
Fungsi dari komponen ini adalah mengubah energi listrik menjadi energi mekanik
yang menghasilkan gelombang ultrasonik maupun sebaliknya.

2. Transmitter
Yaitu komponen yang berfungsi untuk memancarkan gelombang ultrasonik yang
dihasilkan oleh piezoelektrik ke objek yang ingin diukur jaraknya

3. Receiver
Berfungsi untuk menerima pantulan gelombang ultrasonik dari objek yang ingin
diukur jaraknya
BAB III PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


1. Personal komputer atau laptop.
2. Perangkat lunak Proteus 8.
3. Perangkat lunak Arduino IDE.

3.2 Langkah Kerja


1. Di klik dua kali ikon seperti pada Gambar 4.1 untuk membuka perangkat software
Proteus Design Suite 8 Profesional.

Gambar 3.1 Logo Software Proteus 8

2. Untuk dilakukan simulasi rangkaian elektronik, klik NEW PROJECT seperti


pada Gambar 3.2 lalu klik NEXT sampai tampil jendela kerja seperti pada
Gambar 3.3.

Gambar 3.2 Tampilan Awal Proteus 8


Gambar 3.3 Tampilan Jendela Kerja Baru
3. Di pilih komponen yang diperlukan dengan cara klik Pick Devices dengan ikon P lalu
isikan kolom Keywords dengan SIMULINO NANO/ARDUINO NANO lalu klik
dua kali komponen yang ditemukan.

Gambar 3.4 Tampilan pencarian komponen

4. Diulangi Langkah di atas dengan mengisi kolom Keywords dengan SIMULINO


NANO/ARDUINO NANO untuk mencari komponen MIKROKONTROLER,
BUTTON untuk mencari komponen PUSH BUTTON, POT-HG untuk mencari
komponen KONTROL JARAK¸ DS18B20 untuk mencari komponen SENSOR
SUHU, ULTRASONIK untuk mencari komponen SENSOR JARAK, LED-RED
dan LED-BLUE untuk mencari komponen LED, RES untuk mencari komponen
RESISTOR, LM016L untuk mencari komponen DISPLAY LCD, PCF8574 untuk
mencari komponen MODUL I2C, LRLY1COILSPDT untuk mencari komponen
RELAY, BATTERY (ACTIVE) untuk mencari komponen BATTERY.
5. Untuk Ditemukan terminal Label Input dan Label Output, klik pada TERMINAL
MODE lalu klik INPUT untuk Label Input dan OUTPUT untuk Label Output seperti
Gambar 3.5.

Gambar 4.5 Terminal Mode

6. Untuk ditemukan terminal VCC dan GND, lalu klik pada TERMINAL MODE lalu
klik POWER untuk VCC dan GROUND untuk GND seperti pada Gambar 3.5
7. Dibuat rangkaian skematik Pengendali Suhu Thermoelektrik dan Ketinggian Air
seperti pada Gambar 4.6 pada simulator Schematic capture (ISIS).

Gambar 3.6 Skematik Rangkaian Pengendali Suhu Thermoelektrik dan


Ketinggian Air.
8. Di klik dua kali ikon seperti pada Gambar 3.7 untuk membuka perangkat lunak
Arduino IDE.

Gambar 3.7 Ikon Arduino IDE

9. Dilakukan konfigurasi pada Arduino IDE dengan cara klik FILE lalu klik
PREFERENCES. Maka muncul tampilan seperti pada Gambar 3.8, centang pada
bagian compilation dan upload lalu klik oke.

Gambar 3.8 Konfigurasi Arduino IDE

10. Diketik sketch Pengendali Suhu Thermoelektrik pada Arduino IDE.


Gambar 3.9 Sketch Program Pengendalian Suhu
Thermoelektrik.
Gambar 3.10 Sketch Program Ketinggian Air
11. Untuk program lanjutan ada LMS.
12. Di klik verify (lihat pada Gambar 2.3) lalu klik save.
13. Pada bagian debug, file di copy dengan format .hex dengan cara menyorot dari

dalam tanda kutip (“………..hex”) seperti pada Gambar 3.12.

Gambar 3.11 Tampilan Jendela Debug

Gambar 3.12 Lokasi file program dengan format hex


14. Dibuka kembali aplikasi proteus yang sudah ada rangkaian LCD dan ARDUINO IDE
biarkan tetap berjalan (jangan di-close), lalu klik dua kali pada SIMULINO
UNO/ARDUINO
UNO. Pada kolom PROGRAM FILE isi dengan file .hex dengan cara paste pada
Gambar 3.13 lalu klik OK.

Gambar 3.13 Pengisian Program pada Simulasi Proteus

15. Di klik RUN seperti pada Gambar 3.14 untuk menjalankan simulasi.

Gambar 3.15 Ikon Run pada Simulasi Proteus

Anda mungkin juga menyukai