Anda di halaman 1dari 9

AUTOMATIC FAN DENGAN SENSOR SUHU LM35

Erickson Natanael Lumban Tobing1, Khairina Syafitri 2, Nurul Syafira Hatta 3,


Rizki Ramadhani Baudan 4
Jurusan S1 Ilmu Komputer
Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Dewasa ini, seiring dengan berkembangnya teknologi, membuat semua manusia
membutuhkan pasokan energi listrik yang banyak , terutama banyak pemakaian di gedung,
pabrik, industri, dan masyarakat. Dimana pemakaian ini menimbulkan efek negatif yaitu
pemborosan energi listrik. Maka dari itu, hal ini dapat dicegah dengan melakukan
penghematan energi listrik dan memanfaatkan alat-alat serta memaksimalkan energi yang
ada. Indonesia merupakan negara berkembang yang penduduknya banyak bergerak di bidang
pertanian dan industri kecil. Sebagai contoh perkembangan teknologi piranti-piranti digital
seperti mikrokontroler yang banyak membawa dampak pada kemudahan dan efektivitas
kerja. Sebagai contoh rancang bangun sistem kontrol suhu ruang akan sangat bermanfaat
pada proses kegiatan bekerja yang dimana kita ketahui dengan cuaca yang berubah ubah
karena pemanasan global yang terjadi pada bumi. Studi ini mengajukan perancangan simulasi
sistem kontrol suhu dan beserta implementasinya berupa prototype sistem kontrol suhu
ruangan menggunakan mikrokontroller ATMEGA32. Sistem kontrol suhu ini dilengkapi
dengan kemampuan untuk mengontrol suhu ruangan yang dapat ditampilkan di LCD.
Penelitian ini menghasilkan prototype sistem kontrol suhu yang dilengkapi dengan fitur
penampil suhu dengan LCD. Apabila suhu tertampil diluar batas maksimum maka pendingin
ruangan akan hidup dan pendingin ruangan akan mati jika suhu berada dibawah batas
minimum. Sistem ini bekerja dengan menggunakan beberapa perangkat diantaranya:
ATMEGA32, Sensor Suhu, Kipas, dan Penampil Suhu (LCD).
Kata kunci: ATMEGA32, sistem kontrol suhu, simulasi kontrol suhu proteus, LCD.

ABSTRACT
At this time, along with the development of the technology, make all human needed
additional electrical energy. Especially a lot of use of in the building , the mill, the industry
and society. Where the use of this raises a negative effect is waste electrical energy. Then , it
can be prevented by doing austerity electrical energy to take advantage of the tools and
energy. Indonesia is a developing country with population is much engage in agriculture and
small industry. As an example of technological developments of digital Is microcontroller
that bring the impact on the easiness and effectiveness of work. For example too, design of
temperature control system simulation that very useful in the process of work that where we
know the weather today turns changed due to the global warming. This study filed of

simulation control system temperature and implementation in the form of prototype control
system of the room temperature using microcontroller ATMEGA32. The temperature control
system is equipped with the ability to control the room temperature displayed on LCD. This
study produce prototype control system that temperature with LCD. When the temperature is
displayed outside the boundaries maximum then will turn cooling of the room and
refrigerating off if the temperature under the limit of a minimum. The system works by using
multiple devices including : ATMEGA32, Temperature sensor, Fan, and Displayed
temperature (LCD).
Key : ATMEGA32, temperature control, simulation temperature control in proteus , LCD.

1. PENDAHULUAN
Dengan berkembangnya ilmu dan Teknologi pada masa ini membuat kebutuhan energi listrik
semakin banyak. Terutama pada gedung, industri, pabrik dan yang paling banyak
pemakaiannya yaitu masyarakat itu sendiri. Dimana keadaan ini akan berdampak pada sektor
gedung perkantoran yang kebanyakan menggunakan energi listrik dari PLN. Masalah ini
harus ditanggapi segera. Salah satu caranya paling mudah adalah dengan memanfaatkan
energi secara maksimal.
Penghematan energi adalah pemanfaatan energi secara efisien dan rasional tanpa
mengurangi penggunaaan energi yang memang benar-benar diperlukan. Namun pada
kenyataannya program penghematan energi tersebut masih menemui beberapa kendala.
Salah satu masalah yang ada yaitu Gedung-gedung yang memiliki jumlah ruangan yang
banyak, sering kali pendingin suhu ruangan tetap menyala padahal sudah di luar jam kerja,
bahkan kadang-kadang sampai pagi dan tidak dimatikan. Hal ini disebabkan oleh kelalaian
pengguna ruangan dan juga petugas yang harus mengecek peralatan pendingin suhu ruangan
pada setiap ruangan.
Kondisi seperti ini akan menyebabkan pemborosan energi listrik apabila terjadi
berulang-ulang. Oleh karena itu perlu adanya sistem kontrol suhu ruangan pada gedung yang
lebih praktis dan efisien. Sistem kontrol tersebut di setting secara otomatis dengan
menggunakan sensor suhu yang akan membaca suhu ruangan dan dipadukan dengan
teknologi microcontroller.
Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui cara kerja LM35 serta bagaimana
cara menerapkannya dalam suatu sistem pendingin ruangan otomastis. Manfaat dari
penelitian ini jika sistem pendingin ruangan ini dapat bekerja secara otomatis dan menghemat
daya karena pendingin ruangan tidak bekerja terus menerus dan memudahkan manusia tanpa
harus diatur lagi atau menggunakan remote .
Menggunakan pemrograman Bahasa Assembly yaitu untuk mengembangkan sebuah
sistem pengukur temperatur menggunakan mikrokontroler ATMega32 yang hasil datanya
ditampilkan pada display LCD dan menggunakan ala tambahan kipas untuk outputnya yaitu
dalam keadaan hidup atau mati dan Sensor suhu LM35 memiliki fungsi untuk mengubah
besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan. LM35 memiliki keakuratan

tinggi dan kemudahan perancangan jika dibandingkan dengan sensor suhu yang lain, LM35
juga mempunyai keluaran impedansi yang rendah dan linieritas yang tinggi sehingga dapat
dengan mudah dihubungkan dengan rangkaian kendali khusus serta tidak memerlukan
penyetelan lanjutan.
2. METODE PENELITIAN
2.1 Langkah-langkah Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dipaparkan pada


diagram alir di gambar 1.
Mulai

Tinjauan Pustaka

Analisa Kebutuhan

Spesifikasi

Perancangan Awal

Prototipe
Pembuatan Alat

Tidak

Apakah
Verifikasi
terpenuhi

Ya
Pengujian

Analisa

Selesai

Gambar 1. Diagram Alir Langkah-Langkah Penelitian

Tinjauan pustaka dilakukan untuk mencari referensi yang sesuai dan


berhubungan dengan topik penelitian yang dilakukan. Adapun referensi-referensi
yang dirujuk dalam penelitian ini berkaitan dengan kajian sistem kontrol pada
microcontroller beserta metode-metodenya. Analisa kebutuhan dilakukan untuk
mencari kebutuhan yang diperlukan dalam penelitian ini, apa-apa saja yang
dibutuhkan dalam penelitian ini.
Spesifikasi yaitu untuk lebih menyempitkan ruang ligkup kebutuhan pada saat
penelitian dan lebih detail mengenai kebutuhan penelitian yang lebih spesifik.
Perancangan awal yaitu rancangan yang dibuat oleh peneliti tentan sistem yang akan
dibuat. Lalu Prototipe Pembuatan Alat yaitu membuat rancangan dalam bentuk nyata
dengan alat-alat yang dibutuhkan dalam membuat sistem. Lalu di cek apakah
verifikasi terpenuhi ? Jika terpenuhi maka ke tahap pengujian , jika tidak ia kembali
ke tahap spesifikasi lagi. Lalu jika sudah di tahap pengujian, yaitu tahap untuk melihat
apakah sistem yang dibuat berfungsi dengan baik sesuai tujuan untuk menghasilkan
sistem yan lebih baik secara keseluruhan. Lalu setelah diuji, dilakukan analisa
terhadap pengujian yang dilakukan tadi , bagaimana hasil dari keseluruhan sistem ,
kekurangan dan kelebihan dari sistem .
2.2 Alat dan Bahan

Sistem yang dikembangkan membutuhkan beberapa perangkat keras, Perangkat keras


ini berperan utama dalam perancangan sistem, Adapun perangkat keras yang
digunakan dalam perancangan sistem ini adalah sebagai berikut :
1) ATMEGA 32
2) Sensor Suhu LM35
3) FAN
4) LCD LM016L
Sedangkan perangkat lunak yang digunakan dalam merancang dan membangun
sistem terdiri dari :
1) Proteus 8 Profesional merupakan aplikasi yang digunakan untuk simulasi
perancangan sistem pengontrol suhu.
2) CV AVR merupakan aplikasi untuk compile dan upload program kedalam
mikrokontroller .
2.3 Alur Kerja Sistem

Sensor suhu LM35 membaca suhu lalu dibaca mikrokontroller dan diatur .
Dengan ciri sensor tersebut yang mempunyai 3 kaki, ada ke power, output, ground.
Arus yang masuk 5 V ke LM35 . LM35 ini berfungsi sebaggai resistor variable yang
bergantung terhadap suhu disekelilingnya. Ketika suhu semakin tinggi maka nilai
hambatan LM35 berkurang, sehingga arus yang dikeluarkan semakin tinggi, begitu

juga sebaliknya arus yang dikeluarkan tadi ada di kaki ouput yang nantinya akan
dibaca oleh mikrokontroller.
Mikrokontroller ATMEGA memiliki sistem ADC (analog to digital converter)
sehingga arus yang masuk bisa dibaca dalam bentuk digital. Setelah bisa dibaca baru
dikalibrasi / nilainya di normalisasi agar sesuai dengan derajat celcius , dengan dikali
500 dan dibagi 1023. Nilai Normalisasi tadilah yang dijadikan parameter untuk
penentuan kapan pendingin ruangan terus hidu
C ke atas.
3. HASIL dan PEMBAHASAN
3.1 Simulasi

Untuk simulasi dan validasi digunakan software proteus profesional 8 yang memang
secara khusus software tersebut dibuat untuk simulasi rangkaian elektronik. Adapun
hasil dari simulasi tersebut sebagaimana terdapat pada gambar 2. dibawah ini:

Gambar 2.1 Rangkain Pengontrol Suhu Ruangan jika kurang dari 30 C

Gambar 2.2 Rangkaian Pengontrol Suhu Ruangan jika lebih dari 30 C


Sensor suhu LM35 mempunya 3 kaki , yaitu ke power , output, dan ground. sensor
tersebut menjadi masukan dari mikrokontroller ardu. Sedangkan keluaran ATMEGA
32 berupa LCD 16 x 2 serta kipas, LCD dihubungkan ke pin digital 7, digital 6, digital
5, digital 4. Sensor suhu membaca data analog secara real time berupa data suhu
ruangan kemudian data tersebut masuk ke pin A0 dari mikrokontroller ATMEGA32,
data tersebut oleh ATMEGA32 diubah menjadi data digital untuk dapat diolah dan
dihasilkan keluaran berupa kipas yang menyala untuk mendinginkan ruangan serta
tampilan data suhu secara realtime menggunakan LCD. Untuk suhu kamar yang
nyaman disetting 30 C. jika suhu ruang yang dibaca sensor melebihi 30 C maka
secara otomatis kipas akan menyala dan mendinginkan ruangan dan jika suhu
dibawah 30 C maka kipas secara otomatis akan mati. Hal ini dilakukan untuk
menghemat energi listrik yang dipakai diruangan tersebut. Dari gambar 2.1, bahwa
rangkaian tersebut telah sesuai dengan yang diharapkan, tertampil bahwa suhu 27 C
dan kipas tidak menyala dan otomatis mati . jika suhu diatas 30 C maka nantinya
kipas secara otomatis akan hidup dan dapat mendinginkan ruangan. Rangkaian
tersebut telah disimulasikan secara berulang-ulang dan hasilnya tetap stabil. Ini yang
menjadi dasar untuk validasi sistem. Rangkaian tersebut telah disimpulkan bahwa
rangkaian tersebut telah tervalidasi dan siap untuk dibuat rangkaian hardware
elektroniknya.

3.2 Pengujian Kontrol Suhu

Setelah rangkaian di simulasi dan di validasi maka langkah selanjutnya adalah


perancangan rangkaian hardware serta pengujian sistem. Adapun hasil dari
perancangan rangkaian hardware sistem kontrol suhu adalah sebagai berikut :

Gambar 3. Perancangan Rangkaian Hardware


Sistem kontrol suhu tersebut berfungsi untuk mendapatkan data suhu ruangan
secara otomatis melalui sensor suhu LM35 kemudian ditampilkan di LCD serta untuk
mengontrol suhu ruangan secara otomatis dengan kipas. Jika suhu ruangan melebihi
ambang batas maka kipas akan hidup sampai suhu mencapai ambang batas, setelah
suhu kurang dari ambang batas maka secara otomatis kipas akan mati.
Pengujian dilakukan dengan membandingkan suhu termometer dengan suhu
hasil pembacaan sensor suhu, dilakukan tiga kali pengujian sensor suhu pada suhu 27
C sampai dengan suhu 36 C , hasil yang didapatkan kemudian dirata-rata. Hasil rata
rata sensor suhu kemudian dibandingkan dengan suhu termometer, dicari selisihnya.
Selisih tersebut menunjukkan nilai error yang terjadi pada pengukuran.Nilai error
tersebut dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
(1)
Hasil pengukuran sensor suhu dapat dilihat pada tabel 1:

Tabel 1. Hasil Pengukuran Suhu Ruangan


Suhu
Termometer
(celcius)
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36

Suhu sensor pada pengujian (celcius)


I
27.4
28
29.5
30.7
31.1
32
33.3
34.8
35.6
36.5

II
27.4
28.3
29.2
31
31.1
32.4
33.6
34.8
35.6
37
Rata-rata

III
27.1
28.4
29.2
30.8
31.3
32
33.4
34.67
35.8
36.8

Rata-rata

Selisih

Error

27.3
28.2333333
29.3
30.8333333
31.1666667
32.1333333
33.4333333
34.7566667
35.6666667
36.7666667

0.3
0.23333333
0.3
0.83333333
0.16666667
0.13333333
0.43333333
0.75666667
0.66666667
0.76666667
4.59

1.11111111
0.83333333
1.03448276
2.77777778
0.53763441
0.41666667
1.31313131
2.2254902
1.9047619
2.12962963
14.2840191

Hasil pengujian yang ditampilkan pada tabel 1 diatas menunjukkan hasil pengukuran
yang cukup baik. Pengukuran suhu yang didapatkan menunjukkan error rata-rata
sebesar 14,29 %.. Perbedaan pengukuran ini terjadi karena proses pembulatan hasil
pada sensor dan proses kalibrasi yang dilakukan masih kurang baik, sehingga perlu
dilakukan kalibrasi yang lebih baik lagi. Hasil pengukuran kemudian dibuat grafik
sebagai berikut :
Gambar 4. Grafik Perbandingan Suhu

Grafik perbandingan suhu


40
35
30
25
20
15
10
5
0
T SS T SS T SS T SS T SS T SS T SS T SS T SS T SS
1

Dengan Keterangan :
= Suhu Termometer (T ) C
= Sensor Suhu (SS) C

10

4. KESIMPULAN
Dari penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa kesimpulan antara lain adalah
sebagai berikut :
a. Penelitian menghasilkan Sistem Kontrol Suhu Ruangan yang dapat digunakan
untuk mengontrol suhu ruangan secara otomatis menggunakan sensor suhu.
b. Sensor suhu LM35 merupakan sensor suhu yang baik dan layak digunakan untuk
monitoring suhu ruangan.
c. Microcontroller ATMEGA 32 merupakan mikrokontroller open source dapat
digunakan untuk mengolah data analog dari sensor.
d. Perancangan Dan Implementasi Pengontrol Suhu Ruangan Berbasis
Mikrokontroller ATMEGA32 dengan sensor suhu LM35 layak digunakan dan
diaplikasikan sebagai sistem pengontrol suhu ruangan.
Berdasarkan hasil perancangan dan pengujian alat, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut: Alat sudah dapat berfungsi untuk mengukur suhu dengan tampilan
digital.
5. DAFTAR PUSTAKA
[1] Blocher Richard, Dipl.Phys, Dasar Elektronika, Andi, Yogyakarta, 2003.
[2] Denny Rachmawati, (2009). Rancang Bangun Sistem Kontrol Suhu Ruangan
Berbasis Mikrokontroller AT89S51. Semarang
[3] Masruchin, dkk (2010). Sistem Kendali Suhu Ruang Berbasis Mikrokontroller
AT89S51. Seminar Nasional VI SDM Teknologi Nuklir. ISSN 1978-0176.
Yogyakarta.
[4] Dias Prihatmoko, (2016). Perancangan Dan Implementasi Pengontrol Suhu
Ruangan Berbasis Mikrokontroller Arduino Uno. Jurnal SIMETRIS Volume 7 No 1.
ISSN 2252-4983.
[5] Ambar T.U, dkk (2011). Implementasi Mikrokontroller Sebagai Pengukur Suhu
Delapan Ruangan. Program studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai