Governor
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Manfaat
Mahasiswa dapat mengetahui sistem kerja dari suatu governor pada suatu
mekanisme komponen mesin, sehingga dapat mengembangkan fungsi dari
governor tersebut untuk tujuan lain.
Kelompok 25
54
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2
Governor
Governor adalah suatu alat yang dapat mengatur suatu kondisi yang selalu
berubah-ubah akibat adanya daya yang bervariasi agar penggerak mula dapat
beroperasi pada kecepatan yang relatif konstan. Gambar governor ditunjukkan
oleh gambar 3.2.2 :
Kelompok 25
55
2.1.3
sifat mempertahankan
F 0
2. Hukum II Newton
Definisi dari hukum II Newton adalah percepatan yang timbul pada
sebuah benda karena pengaruh gaya yang bekerja pada benda,
besarnya berbanding lurus dengan gaya yang mempengaruhi benda
dan berbanding terbalik dengan massa benda. Rumus Hukum Newton
II adalah :
F ma
3. Hukum III Newton
Definis dari hukum III Newton adalah jika suatu benda mengerjakan
gaya pada benda kedua maka benda kedua tersebut akan juga gaya
Kelompok 25
56
pada benda pertama, yang besar gayanya = gaya yang diterima tetapi
arahnya berlawanan. Perlu diperhatikan bahwa kedua gaya tersebut
harus bekerja pada dua benda yang berlainan. Rumus Hukum Newton
III adalah :
f aksi f reaksi
2.1.4
Fsentripetal
v2
m
r
Keterangan :
Fsentripetal = Gaya Sentripetal (Newton)
m
2. Gaya Sentrifugal
Kelompok 25
57
2.1.5
Jenis-jenis governor
Secara umum governor dapat diklasifikasikan atas 2, yaitu berdasarkan
strukurnya dan cara kerjanya.
1. Governor berdasarkan strukturnya dibedakan atas :
a. Mechanical Governor
Kelompok 25
58
Model RSV
Governor sentrifugal model RSV adalah suatu governor yang
dapat meregulasi putaran mesin (putaran idle sampai putaran
maksimum). Huruf V (Verstell) berarti penyetel. Pada governor
sentrifugal jenis RSV hanya terdapat satu pegas tarik sebagai
pengatur yang terpasang diluar bobot sentrifugal. Governor
sentrifugal model RSV ditunjukkan oleh gambar 3.2.5 :
Kelompok 25
59
ii.
Model RQV
Model ini biasanya di pasang pada pompa injeksi pada mesinmesin yang besar. Governor ini dilengkapi dengan speed up
gear untuk mendapatkan pengontrolan yang lebih akurat.
Governor sentrifugal model RQV ditunjukkan pada gambar
3.2.6 :
b. Pneumatic Governor
Governor jenis ini bekerja menurut perbedaan tekanan antara
tekanan vakum pada intake manifold dan atmosfer yang dideteksi
oleh sebuah diafragma. Pneumatic Governor ditunjukkan oleh
gambar 3.2.7 :
Kelompok 25
60
= m . asg
v2
Fsg
=m
Gambar 3.2.8 Gaya sentrifugal yang menjauhi benda
R 2
=m
=m
2R
2
2n
dapat
Prinsip kerja governor dengan pemanfaatan gaya sentrifugal
60
=m
R
digambarkan :
Kelompok 25
61
v
at
asp
F sg
r
F sp
Dimana:
V
= Kecepatan linear
= w. R
At
= Percepatan tangesial
= V2 /R
asp
= Percepatan Sentripetal
= V2 /R
Fsp
= Gaya sentripetal
Fsf
= Gaya sentrifugal
m.v 2
r
m . ( w.r ) 2
m.r. 2
r
62
Fsg
m . r ( 2n) 2
60
Dimana:
Fsg
= Putaran (rpm)
b. Governor Inersia
Governor inersia ini bekerja berdasarkan
Kelompok 25
63
Massa flyball yang juga menentukan kestabilan kenaikan lenganlengan pada governor yang sesuai dengan putaran poros yang
diberikan. Putaran yang diberikan governor dengan memakai motor
penggerak yang mana kecepatan diatur dengan menggunakan slide
regulator. Dengan penggunaan slide regulator ini akan memudahkan
tercapainya kondisi stabil kenaikan lengan-lengan governor.
Setelah putaran yang diberikan sesuai dengan yang diharapkan,
lengan-lengan governor akan mengangkat posisi sleeve dari posisi
awal sampai kenaikan maksimum. Jadi output yang diharapkan dari
sistem kerja governor ini adalah berapa ketinggian sleeve (h) agar
mencapai kondisi stabil.
Kondisi stabil pada governor adalah pada saat posisi sleeve berada
dalam keadaan setimbang karena terjadinya keseimbangan gayagaya yang bekerja pada governor, hal ini berkaitan dengan kestabilan
gaya angkat pada katup aliran.
Pemakaian governor dilapangan mempunyai peranan yang sangat
penting dalam mengatur aliran masuk bahan bakar pada motor
diesel, yang mana berfungsi untuk bergerak membuka aliran, begitu
juga sebaliknya jika flyball berputar turun maka katup akan bergerak
menutup aliran bahan bakar.
Dalam percobaan ini yang dibahas hanya pengatur sentrifugal. Pada
dasarnya governor dinyatakan dalam keadaan setimbang bila gaya
sentrifugal dan berat komponen utama adalah seimbang. Disamping
kestabilan mutlak, suatu sistem pengatur harus mempunyai
kestabilan relatif yang layak. Jadi kecepatan responnya harus tinggi
dan juga mempunyai kemampuan untuk meredam yang layak. Suatu
sistem pengatur juga harus mampu memperkecil kesalahan sampai
nol atau sampai pada suatu nilai yang dapat ditoleransi.
2.1.6
Kelompok 25
64
60
Dimana:
Kelompok 25
65
flyball
sleeve
Arah aliran
2.1.7
R2
III
90-
W4
W2
W3
R2
R1
Kelompok 25
Fsg3
W1
II
R1
Fsg1
66
Fsg2
R 1l 3 Fsg3 sin 90
1
1
l 3 W3 sin l 3 0
2
2
R 1l 3 Fsg3 sin 90
1
1
l 3 W3 sin l 3 0
2
2
sin 90 cos
Dimana
R1
Maka
1
1
Fsg3 cos W3 sin 0
2
2
W3 cos
Fsg3
W3 sin
W3
R2
R2
R2 sin
Fs
R1 sin (90-)
W4
90-
R1
R1 cos (90-)
Kelompok 25
67
R1
(1)
R 2 R1
sin
W4
cos 2 cos
(2)
R4
R3
x
90-
R1
Fsg3
W3
R2
(3)
Substitusi R2 pada persamaan (2) ke persamaan (3)
R 4 R 1 tg
W4
W3 cos Fsg3 sin
2 cos
Kelompok 25
68
(4)
R3
1
1
W3 sin Fsg3 cos
2
2
(5)
Fsg1
W1
R3
R4
Fsg2
W2
R3 cos
R4 sin
R3
R3 sin
M
W1
R4
R4 cos
2
sin W2 2 sin R3 1 sin sin R4 1 sin cos
2
Fsg1
2
cos Fsg 2 2 cos R3 1 cos cos R4 1 cos sin 0
2
Kelompok 25
69
W1
2 sin
2
cos Fsg 2 2 cos R3 1 cos cos R4 1 cos sin 0
2
Fsg1
W1
l 2 sin
2
cos Fsg 2 2 cos 0
2
Fsg1
l
W1
l 2 sin
Maka
1
W4
1
R4
R4
1
1
W4
Fsg3 sin W3 sin tg
W3 cos Fsg3 sin
2
2
2 cos
1
1
W4
R 4 Fsg3 sin W3 sin tg
W3 cos
2
2
2 cos
1
W1
l 2 sin
W4
1
1
l 1 Fsg3 sin
W3 sin tg W3 cos sin
2 cos 2
2
Kelompok 25
70
Fsg1
Fsg2 0
2
l 2 cos
l
l
W1
l 2 sin
l1
l W sin l 1
Fsg3 sin sin 1 4
W3 sin tg sin
2
2
cos
2
Fsg1
Fsg2 0
2
l
W1
l 2 sin
l1
l
l
W3 sin tg sin 1 Fsg3 cos sin 1 Fsg3 sin sin
2
2
2
sin
Fsg1
l1
2 W4 cos l 2 cos 2 Fsg2 0
dimana :
Fsg1
W1 2
R1
g
R 1 sin
Fsg 2
W2 2
R2
g
R 2 sin
Fsg 3
W3 2
R3
g
R 3 sin 2 a
maka :
Kelompok 25
71
2
a
2
3
a
2
Fsg 3
Fsg1
1
sin
W
W4
2 sin 1 W2 1 W2 sin cos
2
cos
2
2
1
W3 sin tg sin 0
2
sehingga :
W3 2 1
W
sin
W
R 1 2 2 R 2 2 cos 1 W4
2 cos 1 W2
2g
2
cos
2
2g
maka :
W3
W1 R 1 W2
R 2 1cos
2
g
2
g
2g
1
sin
W
W4
1sin 1 W2 1 W3 sin sin
2
cos
2
2
1 W3 cos sin
Kelompok 25
1
W3 sin tg sin
2
72
1
sin
W1
1
2 W4 cos 1sin 2 W2 2 W3 sin sin
1
1 W3 cos sin W3 sin tg sin
2
W3
W
WR
W
R 3 1 cos sin 3 R 3 1 sin sin 1 1 2 R 2 1cos
2
g
2
g
2g
1 14cm
W1 1.5N
2 30cm
W2 2 N
3 14cm
W3 0.8N
a 2.5cm
W4 8.4 N
a
l2
l1
R1
y
R2
l3
fsg2
fsg3
w2
arc sin
f sg1
Kelompok 25
1
sin
3
W1 2
R1
g
fsg1
R3
h y 1 cos 3 cos
R 1 sin
73
2
a
2
f sg2
W2 2
R2
g
R 2 sin
f sg3
W3 2
R3
g
R 3 sin 2 a
1
sin
W4
2
cos
B 2 sin
1
W3 sin sin
2
D 1 W3 cos sin
1
W3 sin tg sin
2
3
a
2
W1
W2
2
W3
R 3 1 cos sin -
g
2
W3
R 3 1 sin sin
g
2
W R W
H 1 1 2 R2 1 cos
g
g 2
ABCDE
FGH
2n
60
Kelompok 25
ABCDE
FGH
60 A B C D E
2
FG H
74
2n
60
2.1.8
Parameter Governor
Berikut parameter dari governor :
60
DEF
6
2
A B C
n=
Dengan :
h2
. g sin Sin ( + )
l2
(W2 . R 22 .
B =
h2
g cos B cos ( )
l2
W2 . R 2 .
C =
Wfg .
D =
W1
l1 sin ( )
2
E = g sin +
1
W2 W3 tan sin cos 1 W2 W5
2
2
F = g cos ( + ) (
1
2
W2 sin b)
Keterangan :
2.1.9
Wfg
W1
W2
W3
: Putaran (rpm)
Aplikasi
Beberapa aplikasi governor adalah :
1. Pneumatic Hydraulic Speed Control
Kelompok 25
75
Kelompok 25
76
Kelompok 25
77
Sirkuit mesin lokomotif disel sebagai banyak yang diketik beda sirkuit
mulai dari ukuran dan pabrikan mesin lokomotif diesel. Biasanya, mereka
dapat dimulai oleh kapal motor udara, kapal motor elektris, kapal motor
hidrolis, dan secara manual. Sirkuit start dapat buku sederhana start
pushbutton, atau komplek auto-start sirkuit. Tetapi hampir semua kasus
peristiwa mengikuti harus terjadi untuk mesin mulai untuk start. Tanda
start mengirim untuk motor mulai beroperasi elektris atau motor hidrolis,
akan melibatkan engine roda gaya. Motor akan mulai memutar engkol
mesin. Mesin akan kemudian mempercepat ke kecepatan normal. Ketika
motor starter gear tambahan oleh motor berlari itu akan melepaskan roda
gaya. Sebab relay mesin lokomotif disel panas di tekanan untuk
menyalakan bahan bakar, mesin dingin dapat panas cukup mengambil dari
gas yang jatuh udara dimampatkan di bawah panas pengapian bahan bakar.
3. Electro Hydraulic Speed Control
Setting kecepatan dengan electro-hydraulic governor dengan langkahlangkah kombinasi energizing dari empat solenoid "A" , "B", "C" dan "D"
ke kecepatan mesin pertambahan, musim semi batas kecepatan harus
dimampatkan atau tekanan dikurangi ke kecepatan berkurang. Kedudukan
piston sesuai dengan batas kecepatan harus dirubah ke kondisi-kondisi
tertentu. Dari batas kecepatan tertentu yang diawasi oleh solenoid, klep,
pilot kontrol kecepatan, dan ring berputar.
Kelompok 25
78
Ketika kombinasi beda "B" atau "C" solenoid memberi tenaga, piring
bersegitiga turun dipaksa pada jarak tertentu tergantung saat solenoid
memberi tenaga. Ini sebabkan klep pilot kontrol kecepatan untuk turun.
Pelabuhan mengatur di ring berputar, tekanan bawah governor
mengijinkan kekuatan turun ke piston sampai batas kecepatan minimum.
Sebagai bagian yang mengatur batas kecepatan maka hubungan klep pilot
kontrol kecepatan harus diatur lagi.
Mesin bisa bergerak, karena mendapatkan dari luar. Daya ini bisa
dihasilkan oleh berbagai macam sumber, antara lain : motor bakar dan
listrik. Daya yang dihasilkan ini harus dikontrol agar tetap konstan, dengan
cara mengatur laju aliran bahan bakar yang masuk ke dalam silinder
mesin.
Kecepatan governor di stel sesuai dengan kecepatan yang diinginkan dan
tidak terdapat tekanan minyak yang masuk kedalam sisi silinder. Jika
kecepatan sebenarnya turun dibawah harga yang diinginkan, maka gaya
sentrifugal governor dan kecepatan akan mengecil sehingga katup
pengontrol bergerak kebawah mencapai bahan bakar yang lebih banyak
hingga kecepatan tadi menjadi besar sampai diperolehnya harga yang
diinginkan.
Sebaliknya, jika kecepatan melebihi nilai yang diinginkan maka gaya
sentrifugal dari governor memiliki kecepatan yang besar sehingga katup
pengontrol akan bergerak keatas. Hal ini akan memperkecil catu bahan
bakar, sehingga kecepatan mesin akan mengecil sampai dicapai nilai yang
diinginkan.
Kelompok 25
79
2.2
sebagai berikut:
1. Slide regulator
Slide regulator ini digunakan untuk memvariasikan voltase yang
akan berpengaruh terhadap kecepatan putaran poros (n). Semakin besar
voltase yang diberikan slide regulator maka putaran poros (n) akan
semakin besar.
Kelompok 25
80
BAB III
METODOLOGI
3.1
Skema Alat
1
5
3
Prosedur Percobaan
1. Hubungkan rangkaian motor dengan slide regulator.
2. Atur tegangan slide regulator sampai motor bergerak.
3. Amati kecepatan putaran motor dengan tachometer.
4. Sleeve ditempatkan pada skala 1 sampai 17. Pada tiap-tiap skala
kecepatan putar dicatat.
3.3
Asumsi-asumsi
1. Kondisi peralatan dalam keadaan ideal.
Kelompok 25
81
BAB IV
PENGOLAHAN DATA
4.1 Tabel Data
Tabel 3.1 Perhitungan Governor
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Tinggi Slope
(cm)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Putaran
(rpm)
352
375
418
426
435
461
471
484
514
532
541
546
566
593
622
632
646
Bukaan Katup
(cm)
1.25
2.5
3.75
5
6.25
7.5
8.75
10
11.25
12.5
13.75
15
16.25
17.5
18.75
20
21.25
(Syamsul Akmal)
Kelompok 25
82
4.1.2
Perhitungan
Diketahui:
L1 = 0.14 m
W1 = 0.3 N
L2 = 0,30 m
W2 =0,257 N
L3 = 0.16 m
W3 = 0.2 N
g =9.81 m/s2
W4 = 0.4 N
R1 = 0,13 m
R2 = 0,08 m
R3 = 0,25 m
1. Perhitungan Bukaan Katup
Diketahui :
y=
L
X
K
Dimana :
K = 8 ; L = 10
y = bukaan katup
K
x = tinggi sleeve
Kelompok 25
83
L
X
K
10
= 0,1m
8
= 0,125 m
Y=
0.008
0.14
= 55.15
L1
0.14
sin 10 = sin -1
sin 55.15 = 45.8950
0.16
L3
10 = arcSin
R 110 = sin 10 .
L2
+a
2
0,3
= 0.143 m
L3
+a
2
0,16
= sin 55.15
+ 0.02
2
= 0.077 m
R 210 = sin 10 .
R 310 = sin 10 .L 2 + a
= sin (55.15) (0.3) + 0.02
= 0.266 m
Kelompok 25
84
f sg1 =
10
W1
.10 2 .R110
g
2
0.3 2.532
0.143
9.81 60
= 13.55 N
=
f sg210 =
W2
.10 2 .R 210
g
2
0.257 2.532
0.077
9.81 60
= 6.25 N
=
f sg3 =
10
W3
.10 2 .R 310
g
2
0.2 2.532
=
0.266
9.81 60
= 16.8144 N
4. Perhitungan n (rpm)
A
L1 W1
sin 10+
2 cos 10
0,14
0,3
sin 45,895 0, 02
2 cos 45,895
= -3,95 x 10-2
W1
+ W 2
2
-L 2 sin 10
0,3
+ 0, 257
2
-0,3sin (55,15)
=
= - 1 x 10-1
Kelompok 25
85
L1
2
=-
W3 sin 10 sin ( + )
0,14
.(0,2).Sin(45,895).Sin (45,895+ 55.15)
2
=-
= - 8,26 x 10-3
D
= - L1 w3 cos 4 . sin (4 + 4)
32, 77 0
= - 0,14 .(0,2)Cos
. Sin (
= -1.9 x 10-2
=-
L1
2
0,14
.(0,2).Sin (45,895) tan (45,895)Sin (45,895+ 55,15)
2
= -1,02 x 10-2
W3
g
F
=-
L1
2
R3
0,2
0,14
.(0,266).
.Cos (45,895).Sin (45,8950 -55,15)
9,81
2
=
5
= -4.25 x 10
W3
g
G
R3
L1
2
0, 2
0,14
.(0, 266).
.sin(45,895).sin(45,895 55,15)
9,81
2
=
= - 2.68 x 10-4
Kelompok 25
=-(
w1 R1
g 2
w2
g
R2 ) cos 10 L1
86
.
+
. 0,077 Cos (55.15). 0,14
2
9,81
9,81
-
=
= - 3.37 x 10-4
60
2
A BC D E
F GH
= 157,986 rpm
4.4 Grafik
Kelompok 25
87
10
12
14
16
18
16
18
10
5
0
0
10
Kelompok 25
86
12
14
10
15
Kelompok 25
87
20
25
Kelompok 25
88
BAB V
PENUTUP
Kelompok 25
89
5.1
Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan
5.2
Saran
Untuk praktikum selanjutnya, kami menyarankan agar praktikan lebih
Kelompok 25
90