Anda di halaman 1dari 39

Laporan Akhir FDM Bidang Konstruksi

Governor

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam suatu mesin yang tersusun dari beberapa komponen yang tersusun
secara kompleks, diperlukan suatu alat yang berfungsi untuk mengatur kerja dari
masing- masing komponen tersebut. Sebagai seorang sarjana teknik mesin, sangat
perlu kiranya dibekali dengan ilmu dan keterampilan tentang komponenkomponen yang terdapat dalam suatu mesin.
Daya yang dihasilkan oleh suatu mesin tidak selalu konstan, sedangkan
penggerak mula sering kali harus beroperasi pada kecepatan konstan. Untuk itu
dibutuhkan suatu alat yang disebut dengan pengatur (governor). Jadi nantinya
diharapkan seorang engineer paham dengan baik tentang karakteristik dari
governor, sehingga dapat ditentukan kondisi kerja yang sesuai.

1.2 Tujuan Percobaan


1. Untuk mengetahui karakteristik dari pengatur dengan membuat grafik
yang menyatakan hubungan antara kecepatan poros dengan posisi sleeve
untuk berbagai berat flyball.
2. Untuk menentukan daerah dimana governor stabil dan tidak stabil.

1.3 Manfaat
Mahasiswa dapat mengetahui sistem kerja dari suatu governor pada suatu
mekanisme komponen mesin, sehingga dapat mengembangkan fungsi dari
governor tersebut untuk tujuan lain.

Kelompok 25
54

Laporan Akhir Praktikum FDM Bidang Konstruksi


Governor

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Dasar


2.1.1 Sejarah Governor
James Watt merancang governor pertamanya pada tahun 1788 berdasarkan
saran dari rekan bisnisnya yaitu Matthew Boulton. Governor tersebut
mempunyai bandul dan berbentuk kerucut atau biasa disebut governor
sentrifugal, inovasi dari James Watt untuk governornya tersebut adalah
digunakan untuk mesin uap cipataannya. Namun James Watt tidak pernah
mengklaim bahwa governor tersebut menjadi penemuannya sendiri. Sebenarnya
governor sentrifugal telah digunakan sejak abad ke-17. Oleh karena itu, adanya
kesalahpahaman bahwa James Watt merupakan orang yang pertama menemukan
governor. Governor sentrifugal hasil rancangan James Watt dan Matthew
Boulton ditunjukkan oleh gambar 3.2.1 :

Gambar 3.2.1 Governor Sentrifugal James Watt & Matthew Boulton

2.1.2

Governor
Governor adalah suatu alat yang dapat mengatur suatu kondisi yang selalu

berubah-ubah akibat adanya daya yang bervariasi agar penggerak mula dapat
beroperasi pada kecepatan yang relatif konstan. Gambar governor ditunjukkan
oleh gambar 3.2.2 :

Kelompok 25

55

Laporan Akhir Praktikum FDM Bidang Konstruksi


Governor

Gambar 3.2.2 Governor

2.1.3

Hukum I, II, III Newton


1. Hukum I Newton
Definisi dari Hukum I Newton adalah setiap benda yang akan tetap
bergerak lurus beraturan atau tetap dalam keadaan diam jika tidak ada
resultan. Hukum I Newton disebut juga Hukum Kelembaman
(Inersia).

Sifat lembam benda adalah

sifat mempertahankan

keadaanya, yaitu keadaan tetap diam atau keadaan tetap bergerak


beraturan. Rumus Hukum Newton I adalah :

F 0
2. Hukum II Newton
Definisi dari hukum II Newton adalah percepatan yang timbul pada
sebuah benda karena pengaruh gaya yang bekerja pada benda,
besarnya berbanding lurus dengan gaya yang mempengaruhi benda
dan berbanding terbalik dengan massa benda. Rumus Hukum Newton
II adalah :

F ma
3. Hukum III Newton
Definis dari hukum III Newton adalah jika suatu benda mengerjakan
gaya pada benda kedua maka benda kedua tersebut akan juga gaya
Kelompok 25

56

Laporan Akhir Praktikum FDM Bidang Konstruksi


Governor

pada benda pertama, yang besar gayanya = gaya yang diterima tetapi
arahnya berlawanan. Perlu diperhatikan bahwa kedua gaya tersebut
harus bekerja pada dua benda yang berlainan. Rumus Hukum Newton
III adalah :

f aksi f reaksi
2.1.4

Gaya Sentripetal & Gaya Sentrifugal


1. Gaya Sentripetal
Gaya sentripetal adalah gaya yang membuat benda untuk bergerak
melingkar. Cara untuk mengetahui gaya sentripetal dapat melalui cara
mengayunkan beban yang diikatkan pada sebuah tali sehingga yang
bertindak menjadi gaya sentripetal adalah tegangan yang bekerja pada
tali tersebut. Demonstrasi tersebut ditunjukkan oleh gambar 3.2.3 :

Gambar 3.2.3 Gaya Sentripetal

Maka rumus gaya sentripetal adalah :

Fsentripetal

v2
m
r

Keterangan :
Fsentripetal = Gaya Sentripetal (Newton)
m

= massa benda (kg)

= kecepatan linier benda (m/s)

= jarak benda terhadap pusat putar/jari-jari (meter)

2. Gaya Sentrifugal

Kelompok 25

57

Laporan Akhir Praktikum FDM Bidang Konstruksi


Governor

Gaya Sentrifugal adalah merupakan efek semu yang ditimbulkan ketika


sebuah benda melakukan gerak melingkar. Berdasarkan namanya, gaya
sentrifugal didefinisikan sebagai gaya yang arahnya menjauhi pusat
kelengkungan/ pusat putar. Dalam kasus gerak melingkar beraturan,
gaya sentrifugal didefiniskan sebagai negatif dari hasil kali massa benda
dengan percepatan sentripetalnya. Sepintas hal ini menunjukkan bahwa
gaya sentrifugal adalah lawan dari gaya sentripetal. Memang, jika
ditinjau dari besar dan arahnya kesimpulan ini adalah benar. Namun
jika dilihat secara hakekatnya keduanya sangat berbeda. Gaya
sentripetal sebagaimana telah dibicarakan adalah gaya nyata dan gaya
sentrifugal adalah gaya semu. Keberadaan gaya sentripetal tidak
tergantung dari kerangka acuan yang digunakan, artinya dalam
kerangka acuan apapun gaya sentripetal akan tetap muncul. Sebaliknya,
gaya sentrifugal hanya akan ada pada kerangka acuan noninersial
(tepatnya kerangka berputar). Namun jika berada pada kerangka acuan
inersial, gaya sentrifugal tersebut akan hilang. Gaya sentrifugal
ditunjukkan oleh gambar 3.2.3 :

Gambar 3.2.3 Gaya Sentrifugal

2.1.5

Jenis-jenis governor
Secara umum governor dapat diklasifikasikan atas 2, yaitu berdasarkan
strukurnya dan cara kerjanya.
1. Governor berdasarkan strukturnya dibedakan atas :
a. Mechanical Governor

Kelompok 25

58

Laporan Akhir Praktikum FDM Bidang Konstruksi


Governor

Governor ini adalah jenis sentrifugal, keseimbangan dijaga oleh


gaya sentrifugal dari flyball dan tegangan spring. Mechanical
Governor ditunjukkan oleh gambar 3.2.4 :

Gambar 3.2.4 Mechanical Governor

Governor mekanikal ini dibedakan lagi menjadi 2 tipe yaitu, model


RSV dan model RQV.
i.

Model RSV
Governor sentrifugal model RSV adalah suatu governor yang
dapat meregulasi putaran mesin (putaran idle sampai putaran
maksimum). Huruf V (Verstell) berarti penyetel. Pada governor
sentrifugal jenis RSV hanya terdapat satu pegas tarik sebagai
pengatur yang terpasang diluar bobot sentrifugal. Governor
sentrifugal model RSV ditunjukkan oleh gambar 3.2.5 :

Gambar 3.2.5 Governor Sentrifugal model RSV

Kelompok 25

59

Laporan Akhir Praktikum FDM Bidang Konstruksi


Governor

ii.

Model RQV
Model ini biasanya di pasang pada pompa injeksi pada mesinmesin yang besar. Governor ini dilengkapi dengan speed up
gear untuk mendapatkan pengontrolan yang lebih akurat.
Governor sentrifugal model RQV ditunjukkan pada gambar
3.2.6 :

Gambar 3.2.6 Governor sentrifugal model RQV

b. Pneumatic Governor
Governor jenis ini bekerja menurut perbedaan tekanan antara
tekanan vakum pada intake manifold dan atmosfer yang dideteksi
oleh sebuah diafragma. Pneumatic Governor ditunjukkan oleh
gambar 3.2.7 :

Kelompok 25

60

Laporan Akhir Praktikum FDM Bidang Konstruksi


Governor

Gambar 3.2.7 Pneumatic Governor

2. Governor berdasarkan cara kerjanya, dibedakan atas :


a. Governor Sentrifugal
Governor jenis ini bekerja berdasarkan gaya sentrifugal, yakni
suatu gaya yang dialami oleh benda yang bergerak secara rotasi
yang arah gayanya selalu menjauhi pusat dari perputaran.
Fsg

= m . asg

v2

Fsg

=m
Gambar 3.2.8 Gaya sentrifugal yang menjauhi benda

R 2

=m

=m

2R
2

2n

dapat
Prinsip kerja governor dengan pemanfaatan gaya sentrifugal
60
=m
R
digambarkan :

Kelompok 25

61

Laporan Akhir Praktikum FDM Bidang Konstruksi


Governor

v
at
asp
F sg
r

F sp

Gambar 3.2.9 Gaya Sentrifugal Pada Governor

Dimana:
V

= Kecepatan linear

= w. R

At

= Percepatan tangesial

= V2 /R

asp

= Percepatan Sentripetal

= V2 /R

Fsp

= Gaya sentripetal

Fsf

= Gaya sentrifugal

Arah gaya sentripetal selalu menuju pusat putar. Sedangkan gaya


sentrifugal besarnya sama dengan gaya sentripetal tetapi arahnya
selalu melawan arah dari gaya sentripetal. Besarnya gaya
sentripetal dapat ditentukan dengan persamaan:
Fsg

m.v 2
r

Karena kecepatan linear V = w.R, Maka persamaan diatas dapat


dituliskan:
Fsg

m . ( w.r ) 2
m.r. 2
r

Jika harga = 2 n /60, persamaan dapat disederhanakan lagi:


Kelompok 25

62

Laporan Akhir Praktikum FDM Bidang Konstruksi


Governor

Fsg

m . r ( 2n) 2
60

Dimana:
Fsg

= Gaya sentrifugal (N)

= Massa flyball (Kg)

= Jari-jari / jarak flyball keporos utama (m)

= Putaran (rpm)

b. Governor Inersia
Governor inersia ini bekerja berdasarkan

momen inersia yang

timbul akibat terjadinya perputaran sudut, atau dapat juga dianggap


sebagai penjumlahan hasil kali massa setiap partikel dalam suatu
benda tegar dengan kuadrat jarak dari sumbu. Karena dipandang
lebih rumit, governor jenis ini tidak banyak digunakan walaupun
reaksi yang dihasilkannya lebih cepat.

Gambar 3.2.10 Governor Inersia

Pada Governor, elemen yang sangat berpengaruh yang dijadikan


input dalam sistem pengukuran kecepatan adalah:
a. Putaran (n) dari poros yang akan menggerakan lengan-lengan
governor beserta flyball.
b. Variasi massa flyball yang akan menentukan berapa besarnya
kecepatan yang akan diberikan untuk menggerakan poros.

Kelompok 25

63

Laporan Akhir Praktikum FDM Bidang Konstruksi


Governor

Massa flyball yang juga menentukan kestabilan kenaikan lenganlengan pada governor yang sesuai dengan putaran poros yang
diberikan. Putaran yang diberikan governor dengan memakai motor
penggerak yang mana kecepatan diatur dengan menggunakan slide
regulator. Dengan penggunaan slide regulator ini akan memudahkan
tercapainya kondisi stabil kenaikan lengan-lengan governor.
Setelah putaran yang diberikan sesuai dengan yang diharapkan,
lengan-lengan governor akan mengangkat posisi sleeve dari posisi
awal sampai kenaikan maksimum. Jadi output yang diharapkan dari
sistem kerja governor ini adalah berapa ketinggian sleeve (h) agar
mencapai kondisi stabil.
Kondisi stabil pada governor adalah pada saat posisi sleeve berada
dalam keadaan setimbang karena terjadinya keseimbangan gayagaya yang bekerja pada governor, hal ini berkaitan dengan kestabilan
gaya angkat pada katup aliran.
Pemakaian governor dilapangan mempunyai peranan yang sangat
penting dalam mengatur aliran masuk bahan bakar pada motor
diesel, yang mana berfungsi untuk bergerak membuka aliran, begitu
juga sebaliknya jika flyball berputar turun maka katup akan bergerak
menutup aliran bahan bakar.
Dalam percobaan ini yang dibahas hanya pengatur sentrifugal. Pada
dasarnya governor dinyatakan dalam keadaan setimbang bila gaya
sentrifugal dan berat komponen utama adalah seimbang. Disamping
kestabilan mutlak, suatu sistem pengatur harus mempunyai
kestabilan relatif yang layak. Jadi kecepatan responnya harus tinggi
dan juga mempunyai kemampuan untuk meredam yang layak. Suatu
sistem pengatur juga harus mampu memperkecil kesalahan sampai
nol atau sampai pada suatu nilai yang dapat ditoleransi.
2.1.6

Prinsip kerja governor sentrifugal


Governor bekerja dengan memanfaatkan gaya sentrifugal yang dihasilkan
oleh putaran flyball. Putaran flyball sebanding dengan putaran poros utama

Kelompok 25

64

Laporan Akhir Praktikum FDM Bidang Konstruksi


Governor

yang memiliki putaran sudut (). Kecepatan sudut akan bervariasi


menurut putaran poros (n). Besarnya percepatan sudut dapat ditentukan
dengan menggunakan persamaan :
2n

60
Dimana:

= kecepatan sudut (rad/sec)


n
= putaran poros (rpm)
Pada governor, elemen yang sangat berpengaruh yang dijadikan input
dalam sistem pengaturan kecepatan adalah putaran (n) dari poros yang
akan menggerakkan lengan-lengan governor beserta flyball, dan variasi
massa flyball yang akan menentukan berapa besarnya kecepatan yang akan
diberikan untuk menggerakkan poros. Massa flyball juga menentukan
kestabilan kenaikan lengan-lengan pada governor yang sesuai dengan
putaran poros yang diberikan.
Putaran yang diberikan governor dengan memakai motor penggerak yang
mana kecepatan diatur dengan menggunakan slide regulator. Dengan
menggunakan slide regulator akan memudahkan tercapainya kondisi stabil
kenaikan lengan-lengan governor.
Setelah putaran yang diberikan sesuai dengan yang diharapkan, lenganlengan governor akan mengangkat posisi sleeve dari posisi awal sampai
kenaikan maksimum. Jadi output yang diharapkan dari sistem kerja
governor ini adalah berapa ketinggian sleeve (h) agar mencapai stabil.
Kondisi stabil pada governor adalah pada saat posisi sleeve berada dalam
keadaan seimbang karena terjadinya keseimbangan gaya-gaya yang
bekerja pada governor, hal ini juga akan berhubungan dengan kestabilan
gaya angkat pada katup aliran.
Pemakaian governor di lapangan mempunyai peranan yang sangat penting
dalam mengatuir aliran masuk bahan bakar pada motor diesel, yang mana
berfungsi untuk bergerak membuka aliran, begitu juga sebaliknya jika
flyball berputar turun maka katup akan bergerak menutup aliran bahan
bakar.

Kelompok 25

65

Laporan Akhir Praktikum FDM Bidang Konstruksi


Governor

flyball
sleeve

Arah aliran

Gambar 3.2.11 Skema Kerja Governor

2.1.7

Turunan rumus governor sentrifugal

R2

III

90-
W4

W2

W3

R2

R1

Tinjauan pada batang II :

Kelompok 25

Fsg3

W1

II

R1

Fsg1

66

Fsg2

Laporan Akhir Praktikum FDM Bidang Konstruksi


Governor

R 1l 3 Fsg3 sin 90

1
1
l 3 W3 sin l 3 0
2
2

R 1l 3 Fsg3 sin 90

1
1
l 3 W3 sin l 3 0
2
2

sin 90 cos
Dimana
R1

Maka

1
1
Fsg3 cos W3 sin 0
2
2

Fsg3 cos (90-)


(90-)

W3 cos

Fsg3

W3 sin
W3

Fsg3 sin (90-)


Tinjau pada batang III :

R2

R2

R2 sin

Fs
R1 sin (90-)
W4

90-

R1

R1 cos (90-)

2R 2 cos 2R1 cos 90 W4 0

Kelompok 25

67

R1

(1)

Laporan Akhir Praktikum FDM Bidang Konstruksi


Governor

2R 2 cos 2R1 sin W4

R 2 R1

sin
W4

cos 2 cos

(2)
R4

R3
x

90-
R1

Fsg3

W3

R2

Pada batang II anggap pada titik B terdapat R3 dan R4

R 4 Fsg3 cos 90 R 2 W3 cos 0


R 4 R 2 W3 cos Fsg3 sin

(3)
Substitusi R2 pada persamaan (2) ke persamaan (3)
R 4 R 1 tg

W4
W3 cos Fsg3 sin
2 cos

R 3 R1 W3 sin Fsg3 sin 90 0

Kelompok 25

68

(4)

Laporan Akhir Praktikum FDM Bidang Konstruksi


Governor

R 3 W3 sin Fsg3 cos R 1

Masukkan nilai R1 dari persamaan (1) ke persamaan diatas


1
1
R 3 W3 sin Fsg3 cos Fsg3 cos W3 sin
2
2

R3

1
1
W3 sin Fsg3 cos
2
2

(5)

Maka pada batang I :


A

Fsg1

W1

R3

R4

Fsg2

W2
R3 cos

R4 sin

R3
R3 sin

M
W1

R4

R4 cos

2
sin W2 2 sin R3 1 sin sin R4 1 sin cos
2

Fsg1

2
cos Fsg 2 2 cos R3 1 cos cos R4 1 cos sin 0
2

Kelompok 25

69

Laporan Akhir Praktikum FDM Bidang Konstruksi


Governor

W1

W2 R3 1 sin sin R4 1 sin cos


2

2 sin

2
cos Fsg 2 2 cos R3 1 cos cos R4 1 cos sin 0
2

Fsg1

W1

W2 R 3l 1 sin sin cos cos R 4 l 1 cos sin sin cos


2

l 2 sin

2
cos Fsg 2 2 cos 0
2

Fsg1

l
W1

W2 R 3l 1 sin R 4 l 1 sin 2 Fsg1 cos l 2 Fsg 2 cos 0


2
2

l 2 sin

Maka
1
W4
1

Fsg3 cos W3 sin tg


W3 cos Fsg3 sin
2
2 cos
2

R4

R4

1
1
W4
Fsg3 sin W3 sin tg
W3 cos Fsg3 sin
2
2
2 cos

1
1
W4
R 4 Fsg3 sin W3 sin tg
W3 cos
2
2
2 cos
1
W1

W2 l 1 W3 sin Fsg3 cos sin


2
2

l 2 sin

W4
1
1

l 1 Fsg3 sin
W3 sin tg W3 cos sin
2 cos 2
2

Kelompok 25

70

Laporan Akhir Praktikum FDM Bidang Konstruksi


Governor

Fsg1

Fsg2 0
2

l 2 cos

l
l
W1

W2 1 W3 sin sin 1 Fsg3 cos sin


2
2
2

l 2 sin

l1
l W sin l 1
Fsg3 sin sin 1 4
W3 sin tg sin
2
2
cos
2

Fsg1

Fsg2 0
2

l 1W2 cos sin l 2 cos

l
W1

W2 1 W3 sin sin l 1W3 cos sin


2
2

l 2 sin

l1
l
l
W3 sin tg sin 1 Fsg3 cos sin 1 Fsg3 sin sin
2
2
2

sin
Fsg1

l1
2 W4 cos l 2 cos 2 Fsg2 0

dimana :
Fsg1

W1 2
R1
g

R 1 sin

Fsg 2

W2 2
R2
g

R 2 sin

Fsg 3

W3 2
R3
g

R 3 sin 2 a

maka :

Kelompok 25

71

2
a
2

3
a
2

Laporan Akhir Praktikum FDM Bidang Konstruksi


Governor

Fsg 3

Fsg1

cos sin Fsg 3 1 sin sin


Fsg 2 2 cos
2
2
2

1
sin
W

W4
2 sin 1 W2 1 W2 sin cos
2
cos
2
2

1W3 cos sin

1
W3 sin tg sin 0
2

sehingga :

W3 2 1
W

R 3 cos sin 3 2 R 3 1 cos sin


g
2
g
2
W1 2
W

sin
W

R 1 2 2 R 2 2 cos 1 W4
2 cos 1 W2
2g
2
cos
2

2g

W3 sin sin 1 W3 cos sin 1 W3 sin tg sin 0


2
2

maka :
W3

W1 R 1 W2

R 3 1 cos sin 3 R 3 1 sin sin

R 2 1cos
2
g
2
g
2g

1
sin
W

W4
1sin 1 W2 1 W3 sin sin
2
cos
2
2

1 W3 cos sin

Kelompok 25

1
W3 sin tg sin
2

72

Laporan Akhir Praktikum FDM Bidang Konstruksi


Governor

1
sin
W1
1
2 W4 cos 1sin 2 W2 2 W3 sin sin

1
1 W3 cos sin W3 sin tg sin

2
W3

W
WR

W
R 3 1 cos sin 3 R 3 1 sin sin 1 1 2 R 2 1cos

2
g
2
g
2g

1 14cm

W1 1.5N

2 30cm

W2 2 N

3 14cm

W3 0.8N

a 2.5cm

W4 8.4 N

a
l2

l1

R1
y

R2

l3

fsg2
fsg3

w2

arc sin

f sg1

Kelompok 25

1
sin
3

W1 2
R1
g

fsg1

R3

h y 1 cos 3 cos

R 1 sin

73

2
a
2

Laporan Akhir Praktikum FDM Bidang Konstruksi


Governor

f sg2

W2 2
R2
g

R 2 sin

f sg3

W3 2
R3
g

R 3 sin 2 a

1
sin
W4
2
cos

B 2 sin

1
W3 sin sin
2

D 1 W3 cos sin

1
W3 sin tg sin
2

3
a
2

W1

W2
2

W3

R 3 1 cos sin -
g
2

W3

R 3 1 sin sin
g
2
W R W

H 1 1 2 R2 1 cos
g
g 2

ABCDE
FGH
2n

60

Kelompok 25

ABCDE
FGH

60 A B C D E
2
FG H

74

2n
60

Laporan Akhir Praktikum FDM Bidang Konstruksi


Governor

2.1.8

Parameter Governor
Berikut parameter dari governor :

60
DEF
6
2
A B C

n=
Dengan :

A = (Wfg . RoRi + Wi.ri.hi) Cos ( + )

h2
. g sin Sin ( + )
l2

(W2 . R 22 .

B =

h2
g cos B cos ( )
l2

W2 . R 2 .
C =

Wfg .
D =

W1
l1 sin ( )
2

E = g sin +

1
W2 W3 tan sin cos 1 W2 W5
2
2

F = g cos ( + ) (

1
2

W2 sin b)

Keterangan :

2.1.9

: percepatan grafitasi (m/s2)

Wfg

: Berat Fly Ball (Kg)

W1

: Berat Lengan (Kg)

W2

: Berat Batang Penghubung (Kg)

W3

: Berat Sleeve (Kg)

: Putaran (rpm)

Aplikasi
Beberapa aplikasi governor adalah :
1. Pneumatic Hydraulic Speed Control

Kelompok 25

75

Laporan Akhir Praktikum FDM Bidang Konstruksi


Governor

Gambar 3.2.12 Pneumatic-Hydraulic Speed Control

Pada sistem di atas, governor mengontrol beberapa keadaan, yaitu :


a. Oil Supply
Pada sistem penyuplaian minyak terdiri dari tempat penyimpanan
minyak, pompa roda gigi, dan aki. Minyak melumasi bagian yang
bergerak dan mendukung beberapa parts untuk beroperasi. Kerja untuk
penyuplaian minyak ini dilakukan oleh governor.
b. Speed Control Coulumn
Berfungsi dalam pengubahan kecepatan mesin dengan adanya perubahan
katup penghambat atau menjaga kecepatan mesin agar tetap konstan jika
terjadi perubahan beban.
c. Power Piston
Berfungsi mengatur besarnya injeksi yang diberikan ke piston pada
berbagai jenis bukaan katup.
d. Compesanting Mechnism
Merupakan mekanisme yang terjadi pada saat penggantian kecepatan,
dimana terjadi perubahan posisi piston dan klep.
e. Fuel Control
Governor berfungsi sebagai pengontrol besar bukaan katup minyak yang
di supply ke mesin.
2. Diesel Engine

Kelompok 25

76

Laporan Akhir Praktikum FDM Bidang Konstruksi


Governor

Gambar 3.2.13 Diesel Engine

Dengan mesin beroperasi, minyak dari sistem pemberian minyak mesin


disediakan untuk persneling pompa yang terlihat pada gambar diatas.
Kenaikan persneling pompa tekanan minyak untuk nilai ditentukan oleh
klep.
Tekanan minyak diatur pada kedua piston penyangga dan tegangan di dua
bidang penyangga sama. Tekanan minyak yang sama pada sisi klep pilot
terus menyampaikan minyak ke klep lain . Demikian untuk sistim hidrolis
di keseimbangan, dan konstan tetap kecepatan mesin. Ketika pertambahan
beban mesin, kecepatan mesin menurun. Penurunan di kecepatan mesin
akan dirasakan oleh box governor. Karena penurunan tadi box governor
menurunkan pengisap klep pilot. Gerakan naik servo-motor pada piston
akan terus dipancarkan dan pengangkat stasiun untuk rak bahan bakar
akan meningkatkan jumlah bahan bakar yang disuplai ke dalam mesin.
Gerakan naik piston dimampatkan oleh penyangga bagian atas dan
membebas tekanan di penyangga bagian bawah.

Kelompok 25

77

Laporan Akhir Praktikum FDM Bidang Konstruksi


Governor

Sirkuit mesin lokomotif disel sebagai banyak yang diketik beda sirkuit
mulai dari ukuran dan pabrikan mesin lokomotif diesel. Biasanya, mereka
dapat dimulai oleh kapal motor udara, kapal motor elektris, kapal motor
hidrolis, dan secara manual. Sirkuit start dapat buku sederhana start
pushbutton, atau komplek auto-start sirkuit. Tetapi hampir semua kasus
peristiwa mengikuti harus terjadi untuk mesin mulai untuk start. Tanda
start mengirim untuk motor mulai beroperasi elektris atau motor hidrolis,
akan melibatkan engine roda gaya. Motor akan mulai memutar engkol
mesin. Mesin akan kemudian mempercepat ke kecepatan normal. Ketika
motor starter gear tambahan oleh motor berlari itu akan melepaskan roda
gaya. Sebab relay mesin lokomotif disel panas di tekanan untuk
menyalakan bahan bakar, mesin dingin dapat panas cukup mengambil dari
gas yang jatuh udara dimampatkan di bawah panas pengapian bahan bakar.
3. Electro Hydraulic Speed Control
Setting kecepatan dengan electro-hydraulic governor dengan langkahlangkah kombinasi energizing dari empat solenoid "A" , "B", "C" dan "D"
ke kecepatan mesin pertambahan, musim semi batas kecepatan harus
dimampatkan atau tekanan dikurangi ke kecepatan berkurang. Kedudukan
piston sesuai dengan batas kecepatan harus dirubah ke kondisi-kondisi
tertentu. Dari batas kecepatan tertentu yang diawasi oleh solenoid, klep,
pilot kontrol kecepatan, dan ring berputar.

Kelompok 25

78

Laporan Akhir Praktikum FDM Bidang Konstruksi


Governor
Gambar 3.2.14 Electro Hydraulic Speed Control

Ketika kombinasi beda "B" atau "C" solenoid memberi tenaga, piring
bersegitiga turun dipaksa pada jarak tertentu tergantung saat solenoid
memberi tenaga. Ini sebabkan klep pilot kontrol kecepatan untuk turun.
Pelabuhan mengatur di ring berputar, tekanan bawah governor
mengijinkan kekuatan turun ke piston sampai batas kecepatan minimum.
Sebagai bagian yang mengatur batas kecepatan maka hubungan klep pilot
kontrol kecepatan harus diatur lagi.
Mesin bisa bergerak, karena mendapatkan dari luar. Daya ini bisa
dihasilkan oleh berbagai macam sumber, antara lain : motor bakar dan
listrik. Daya yang dihasilkan ini harus dikontrol agar tetap konstan, dengan
cara mengatur laju aliran bahan bakar yang masuk ke dalam silinder
mesin.
Kecepatan governor di stel sesuai dengan kecepatan yang diinginkan dan
tidak terdapat tekanan minyak yang masuk kedalam sisi silinder. Jika
kecepatan sebenarnya turun dibawah harga yang diinginkan, maka gaya
sentrifugal governor dan kecepatan akan mengecil sehingga katup
pengontrol bergerak kebawah mencapai bahan bakar yang lebih banyak
hingga kecepatan tadi menjadi besar sampai diperolehnya harga yang
diinginkan.
Sebaliknya, jika kecepatan melebihi nilai yang diinginkan maka gaya
sentrifugal dari governor memiliki kecepatan yang besar sehingga katup
pengontrol akan bergerak keatas. Hal ini akan memperkecil catu bahan
bakar, sehingga kecepatan mesin akan mengecil sampai dicapai nilai yang
diinginkan.

Kelompok 25

79

Laporan Akhir Praktikum FDM Bidang Konstruksi


Governor

2.2

TEORI DASAR ALAT UJI


Alat uji yang digunakan dalam pelaksanaan praktikum governor ini adalah

sebagai berikut:
1. Slide regulator
Slide regulator ini digunakan untuk memvariasikan voltase yang
akan berpengaruh terhadap kecepatan putaran poros (n). Semakin besar
voltase yang diberikan slide regulator maka putaran poros (n) akan
semakin besar.

Gambar 3.2.15 Slide Regulator


2. Tachometer
Tachometer merupakan alat ukur kecepatan putaran poros yang
mana dalam praktikum ini kami menggunakan tachometer yang
menggunakan sensor cahaya.

Gambar 3.2.16 Tachometer

Kelompok 25

80

Laporan Akhir Praktikum FDM Bidang Konstruksi


Governor

BAB III
METODOLOGI

3.1

Skema Alat
1

5
3

Gambar 3.3.1 Skema Percobaan Governor


Keterangan :
1. Motor
2. Fly Ball
3. Sleve
4. Landasan
5. Slide regulator
3.2

Prosedur Percobaan
1. Hubungkan rangkaian motor dengan slide regulator.
2. Atur tegangan slide regulator sampai motor bergerak.
3. Amati kecepatan putaran motor dengan tachometer.
4. Sleeve ditempatkan pada skala 1 sampai 17. Pada tiap-tiap skala
kecepatan putar dicatat.

3.3

Asumsi-asumsi
1. Kondisi peralatan dalam keadaan ideal.

Kelompok 25

81

Laporan Akhir Praktikum FDM Bidang Konstruksi


Governor

2. Pengaturan slide regulator dianggap konstan.

BAB IV
PENGOLAHAN DATA
4.1 Tabel Data
Tabel 3.1 Perhitungan Governor
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Tinggi Slope
(cm)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Putaran
(rpm)
352
375
418
426
435
461
471
484
514
532
541
546
566
593
622
632
646

Bukaan Katup
(cm)
1.25
2.5
3.75
5
6.25
7.5
8.75
10
11.25
12.5
13.75
15
16.25
17.5
18.75
20
21.25

Padang, Desember 2011

(Syamsul Akmal)

Kelompok 25

82

Laporan Akhir Praktikum FDM Bidang Konstruksi


Governor

4.1.2

Perhitungan
Diketahui:
L1 = 0.14 m

W1 = 0.3 N

L2 = 0,30 m

W2 =0,257 N

L3 = 0.16 m

W3 = 0.2 N

g =9.81 m/s2

W4 = 0.4 N
R1 = 0,13 m
R2 = 0,08 m
R3 = 0,25 m
1. Perhitungan Bukaan Katup
Diketahui :
y=

L
X
K

Dimana :

K = 8 ; L = 10
y = bukaan katup
K

x = tinggi sleeve

Pada perhitungan ini digunakan contoh perhitungan data ke- 10 :


Untuk X = 0,1 m

Kelompok 25

83

Laporan Akhir Praktikum FDM Bidang Konstruksi


Governor

L
X
K
10
= 0,1m
8
= 0,125 m

Y=

2. Perhitungan Kecepatan Putaran Teoritis


Pada perhitungan ini digunakan contoh perhitungan data ke- 10 :
10 = arc Cos

0.008
0.14

= 55.15

L1

0.14

sin 10 = sin -1
sin 55.15 = 45.8950
0.16

L3

10 = arcSin

R 110 = sin 10 .

L2
+a
2

0,3

= sin (55.15) + 0.02


2

= 0.143 m
L3
+a
2
0,16

= sin 55.15
+ 0.02
2

= 0.077 m

R 210 = sin 10 .

R 310 = sin 10 .L 2 + a
= sin (55.15) (0.3) + 0.02
= 0.266 m

3. Perhitungan Gaya Sentrifugal


Pada perhitungan ini digunakan contoh perhitungan data ke-10 :

Kelompok 25

84

Laporan Akhir Praktikum FDM Bidang Konstruksi


Governor

f sg1 =
10

W1
.10 2 .R110
g
2

0.3 2.532

0.143
9.81 60
= 13.55 N
=

f sg210 =

W2
.10 2 .R 210
g
2

0.257 2.532

0.077
9.81 60
= 6.25 N
=

f sg3 =
10

W3
.10 2 .R 310
g
2

0.2 2.532
=

0.266
9.81 60
= 16.8144 N

4. Perhitungan n (rpm)
A

L1 W1

sin 10+
2 cos 10

0,14
0,3

sin 45,895 0, 02
2 cos 45,895

= -3,95 x 10-2
W1

+ W 2
2

-L 2 sin 10

0,3

+ 0, 257
2

-0,3sin (55,15)

=
= - 1 x 10-1

Kelompok 25

85

Laporan Akhir Praktikum FDM Bidang Konstruksi


Governor

L1
2

=-

W3 sin 10 sin ( + )

0,14
.(0,2).Sin(45,895).Sin (45,895+ 55.15)
2

=-

= - 8,26 x 10-3
D

= - L1 w3 cos 4 . sin (4 + 4)

32, 770 38, 43

32, 77 0
= - 0,14 .(0,2)Cos

. Sin (

= -1.9 x 10-2

=-

L1
2

(w3 .sin 10 .tan 10 .sin (10 + 10))

0,14
.(0,2).Sin (45,895) tan (45,895)Sin (45,895+ 55,15)
2

= -1,02 x 10-2
W3
g
F

=-

L1
2

R3

cos 10 sin (10 10)

0,2
0,14
.(0,266).
.Cos (45,895).Sin (45,8950 -55,15)
9,81
2

=
5

= -4.25 x 10
W3
g
G

R3

L1
2

sin 10 sin (10 + 10)

0, 2
0,14
.(0, 266).
.sin(45,895).sin(45,895 55,15)
9,81
2

=
= - 2.68 x 10-4

Kelompok 25

=-(

w1 R1
g 2

w2
g

R2 ) cos 10 L1

86

Laporan Akhir Praktikum FDM Bidang Konstruksi


Governor

0,3 0,143 0,257

.
+
. 0,077 Cos (55.15). 0,14
2
9,81
9,81

-
=

= - 3.37 x 10-4

60
2

A BC D E
F GH

60 (-3,9510-2 ) + (-110 -2 ) + (-8,2610 -3 ) + (-1,910-2 ) + (-1.0210-2 )


n =
2
(-4.2510-5 ) + (-2,6810 -4 ) + (-3.3710 -4 )
n

= 157,986 rpm

4.3 Tabel Hasil Perhitungan


Tabel 3.2 Tabel Hasil Perhitungan Governor

4.4 Grafik

Kelompok 25

87

Laporan Akhir Praktikum FDM Bidang Konstruksi


Governor

Grafik Posisi Sleeve Vs n (rpm)


800
600
n (rpm) 400
200
0
0

10

12

14

16

18

16

18

Posisi Sleeve (cm)

Grafik Posisi Sleeve Vs y (bukaan katup)


25
20
15
y (cm)

10
5
0
0

10

Posisi Sleeve (cm)

Kelompok 25

86

12

14

Laporan Akhir Praktikum FDM Bidang Konstruksi


Governor

Grafik y (bukaan katup) Vs n (rpm)


800
600
n (rpm) 400
200
0
0

10

15

Posisi Sleeve (cm)

Kelompok 25

87

20

25

Laporan Akhir Praktikum FDM Bidang Konstruksi


Governor

4.3 Analisa dan Pembahasan


Pada percobaan governor ini, dengan menggunakan L1, L2, L3, serta W1, W2,
W3 dan W4 yang bernilai sama setiap kenaikan sleeve, didapatkan putaran yang
semakin besar pula. Dari percobaan diperoleh nilai kecepatan poros semakin lama
seiring dengan peningkatan posisi sleeve maka dapat dianalisa bahwa
perbandingan antara kecepatan poros dan kenaikan posisi sleeve linier. Semakin
meningkat kecepatan poros dan posisi poros juga meningkat. Hal tersebut jug
aterjadi pada bukaan katup (y) dimana nilai bukaan katup meningkat seiring
dengan peningkatan kecepatan putaran poros pada governor. Untuk gaya
sentrifugal yang terjadi pada praktikum kali ini, untuk fsg 1 adalah 13.55 N, untuk
fsg2 adalah 6.25 N dan fsg3 adalah 16.8144 N. Dari data hasil perhitungan tersebut
dapat dilihat bahwa gaya sentrifugal keduanya menurun, hal ini dapat terjadi
karena ketidakketelitian saat pengambilan data sehingga diperoleh data yang tidak
sesuai dengan teori.
Dari perhitungan yang dilakukan, didapatkan beberapa grafik yang
memberikan hubungan yang menggambarkan karakteristik dari governor ini,
diantaranya :

Grafik Tinggi Sleeve Vs Bukaan Katup.


Dari grafik secara garis besar, hubungan antara tinggi sleeve dengan
bukaan katup adalah berbanding lurus. Semakin tinggi posisi sleeve, maka
bukaan katup pun akan semakin tinggi (besar). Hal ini telah sesuai dengan
teori, yaitu dari persamaan untuk mendapatkan besarnya bukaan katup, y=
L/K (x). Dari persamaan ini terlihat bahwa nilai y (bukaan katup) dengan
x (posisi sleeve) hubungannya memang berbanding lurus.

Grafik Putaran Poros Vs Bukaan.


Dari grafik ini, didaptkan bahwa hubungan putaran poros dengan bukaan
katup adalah berbanding lurus, dengan kata lain, semakin tinggi putaran,
maka semakin tinggi (besar) pula bukaan katup. Hal ini telah sesuai
dengan teori yang menyatakan semakin besar putaran, maka bukaan katup
pun akan semakin besar. Pada data ke-5, terjadi sedikit penyimpangan,

Kelompok 25

88

Laporan Akhir Praktikum FDM Bidang Konstruksi


Governor

kemungkinan disebabkan karena kesalahan dalam mengukur dan


penggunakan Tachometer.

Grafik Putaran Poros Vs Tinggi Sleeve.


Dari grafik terlihat hubungan yang berbanding lurus pula antara kenaikan
sleeve dengan putaran poros, dimana semakin tinggi putaran poros, maka
kenaikan sleeve juga akan semakin besar. Hal ini juga sesuai dengan teori
yang ada yaitu karena besarnya putaran, maka gaya sentrifugal pun akan
semakin kuat, dan sleeve pun akan semakin naik.Karena jarak kenaikan
antara sleeve-engsel, engselkatup jaraknya yaitu 1:1,25, menyebabkan
grafik pengujian yang menggambarkan hubungan putaran Vs bukaan
katup dan kenaikan sleeve Vs bukaan katup hubungannya menjadi tidak
linier. Dilihat dari grafik, pada awal kenaikan sleeve dan bukaan katup
jarak naiknya berdsarkan jauh, setelah beberapa lama, putaran pun
semakin stabil pada setiap kenaikan sleeve.

BAB V
PENUTUP
Kelompok 25

89

Laporan Akhir Praktikum FDM Bidang Konstruksi


Governor

5.1

Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan

dan melakukan pengolahan data, dan

kemudian melakukan pembahasan, maka kami dapat menyimpulkan :


1. Bukaan katup meningkat seiring dengan peningkatan kecepatan putaran
(rpm)
2. Kecepatan putaran berbanding lurus dengan kenaikan sleeve dan bukaan
katup.

5.2

Saran
Untuk praktikum selanjutnya, kami menyarankan agar praktikan lebih

hati-hati dalam menggunakan peralatan percobaan, terutama dalam hal


menggunakan dan melihat kecepatan putaran poros yang menggunakan
tachometer,

sehingga data yang didapatkan bisa lebih akurat dan tujuan

praktikum yang hendak dicapai dapat dicapai dengan sempurna.

Kelompok 25

90

Anda mungkin juga menyukai