Anda di halaman 1dari 14

[Type the document title] [Year]

PROSES DASAR PLTU Paiton Unit 7 dan 8


Prinsip kerja PLTU Paiton unit 7 dan 8 secara umum adalah pembakaran batubara
pada boiler untuk memanaskan air dan mengubah air tersebut menjadi uap yang sangat
panas yang digunakan untuk menggerakkan turbin dan menghasilkan tenaga listrik dari
kumparan medan magnet di generator. Sistem Pengaturan yang digunakan pada power
plant ini menggunakan sistem pengaturan Loop tertutup, dimana air yang digunakan untuk
beberapa proses merupakan putaran air yang sama, hanya perlu ditambahkan jika memang
level yang ada kurang dari set pointnya. Bentuknya saja yang berubah, pada level tertentu
berwujud air, tetapi pada level yang lain berwujud uap.

Gambar 2.2. Diagram Alir PLTU Paiton Unit 7 dan 8

Proses berawal dari air yang dipompa ke kondenser, kemudian dari kondenser
dipompa ke Polisher untuk diproses agar korosi dan pengendapan hilang , setelah itu
dipompa ke Feed Water Heater 1, 2, 3 dan 4 untuk dipanaskan dan kemudian dialirkan ke
Daerator untuk menghilangkan gas gas O2 dan CO2 kemudian dipompa lagi menuju ke
Feed Water Heater 6, 7, 8 yang selanjutnya akan diteruskan di Economizer untuk dinaikan
temperaturnya dan selanjutnya menuju ke Steam Drum untuk dipisahkan antara uap dan air
, setelah itu SuperHeated Steam yang ada akan melalui First Super Heater, Secondary Super
Heater dan membentuk Super Heated Steam yang akan digunakan untuk memutar HP
turbine sehingga tekanan dan temperaturnya akan turun sehingga SH steamnya perlu
[Type the document title] [Year]

pemanasan ulang yang terjadi di Re Heater, dari Re Heater ini SH Steam akan dikembalikan
untuk Memutar IP dan LP Turbin. Didalam turbin ini akan terjadi konversi energi thermal
dari Steam menjadi energi mekanis berotasi yang menyebabkan rotor turbin berputar.
Perputaran Rotor ini yang akan menggerakkan Generator dan akhirnya oleh generator
energi mekanis akan diubah menjadi energi listrik.

1. COAL HANDLING

Batubara merupakan bahan bakar utama PLTU Paiton Unit 7 dan 8. Batubara yang
digunakan berupa batubara adaro, arutmin, kideco dengan kandungan ash sebesar 1,5%,
batubara itu diambil dari tambang batubara di Kalimantan selatan dan akan terus disuply
selama pengoperasian. Pengiriman batubara ke plant dilakukan dengan menggunakan dua
buah kapal laut yang berkapasitas sekitar 43.000 ton, yang kemudian akan ditampung di
Coal Pile dengan kapasitas 670.000 ton untuk selanjutnya digunakan sebagai bahan bakar.
Sebelum digunakan sebagai bahan bakar, batubara akan melalui beberapa proses yaitu
Stacking, Reclaiming dan Processing. Tetapi Coal Handling hanya akan melaksanakan proses
stacking dan Reclaming, sedangkan untuk Processing termasuk didalam pengoperasian
boiler dan akan dijelaskan pada pembahasan selanjutnya. Stacking merupakan
proses penumpukana batubara dari kapal laut. Sedangkan Processing merupakan sistem
penanganan batubara dari Silo hingga siap digunakan di Boiler.

Stacking

Stacking adalah proses pemindahan batubara dari kapal ke Coal Pile. Beberapa istilah
dalam Stacking antara lain
a. Jetty
Jetty merupakan dermaga atau tempat merapat kapal laut pengangkut batubara di
PLTU Paiton Unit 7 dan 8. Kedalaman dermaga ini adalah 18 m dari dasar laut, sehingga
memungkinkan kapal-kapal besar merapat. Pada Unit 7 dan ini ada dua Jetty yaitu jetty A
dan Jetty B . Tiap Jetty mempunyai empat buah Doc Mobil Hopper yang fungsinya untuk
memindahkan batubara dari kapal ke Belt Conveyor. Doc Mobil Hopper dapat diubah-ubah
posissinya sesuai dengan posisi kapal, hal ini dikontrol oleh operator di Coal Unloading
Control building (CUCB).
b. Belt Conveyor
Belt Conveyor berbentuk semacam sabuk besar yang terbuat dari karet yang bergerak
melewati Head Pulley dan Tail Pulley, keduanya berfungsi untuk menggerakkan Belt
Conveyor, serta Tansioning Pulley yang berfungsi sebagai peregang Belt conveyor. Untuk
menyangga Belt Conveyor beserta bobot batubara yang diangkut dipasang Idler pada jarak
tertentu diantara Head Pulley dan Tail Pulley. Idler adalah bantalan berputar yang dilewati
oleh Belt Conveyor. Batubara yang diangkut oleh Conveyor dituangkan dari sebuah bak
peluncur (Chute) diujung Tail Pulley kemudian bergerak menuju ke arah Head Pulley.
Biasanya , muatan batubara akan jatuh ke dalam bak peluncur lainnya yang terletak
dibawah Head Pulley untuk diteruskan ke conveyor lainnya atau masuk ke bak penyimpan.
Disetiap belokan antar Conveyor satu denagn yang lain dihubungkan dengan Transfer
[Type the document title] [Year]

House, selain itu pada belt Conveyor ditambahkan juga beberapa aksesori yang bertujuan
untuk meningkatkan fleksibilitasnya, antara lain:

1. Pengambil Sampel

Dilakukan secara otomatis, jika terdeteksi adanya metal pada batubara


pengambil sampel langsung berhenti.

2. Metal Detector

Merupakan alat untuk mendeteksi adanya logam-logam didalam batu bara yang
tercampur pada proses pengiriman.

3. Magnetic Separator

Untuk memisahkan logam-logam yang terkandung dalam batubara pada proses


pengiriman.

4. Belt Scale

Untuk mengetahui jumlah tonnase berat batubara yang diangkut oleh Belt
Conveyor.

5. Dust Supasion

Berfungsi untuk:

- Air Polution kontroller

- Menyemprot ait pada batubara

- Menghemat batubara agar tidak menjadi debu

- Menghalangi terjadinya percikan api akibat debu panas dari batubara.

c. Reclaiming

Reclaming adalah proses pengambilan batubara dari Coal Pile dan menyalurkan ke Silo.
Beberapa istilah dalam reclaiming antara lain:

d. Coal Pile

Terdapat empat daerah Coal Pile, berturut-turut dari utara ke selatan yaitu:

1. Inactive

- Area : 57562 m2
[Type the document title] [Year]

- Height : 17 m

- Perimeter Length : 1176 m

- Length of the toe : 21 m

- Usable Volume : 768638 m3

- Bedding Coal volume : 28781 m3

- Total capacty in tonnage adalah

(768638 + 28781) x 0.83 = 66185t tonnes

-
Maximum working capacity in tonnage adalah 768638 x 0.83 = 637969t

2. Aktif A

- Area : 10260 m2

- Height : 9m

- Perimeter Length : 616 m

- Length of the toe : 12 m

- Usable Volume : 59076 m3

- Bedding Coal volume : 5130 m3

- Total capacty in tonnage adalah

(59076 + 5130) x 0.83 = 53290t tonnes

-
Maximum working capacity in tonnage adalah

59076 x 0.83 = 49033 t

3. Aktif B

- Area : 10184 m2

- Height :9m

- Perimeter Length : 612 m

- Length of the toe : 12 m

- Usable Volume : 58608 m3


[Type the document title] [Year]

- Bedding Coal volume : 5092 m3

- Total capacty in tonnage adalah

( 58068 + 5092 ) x 0.83 = 52871t tons

-
Maximum working capacity in tonnage adalah

58608 x 0.83 = 48644t

4. Aktif C

- Area : 10184 m2
- Height :9m

- Perimeter Length : 612 m

- Length of the toe : 12 m

- Usable Volume : 58608 m3

- Bedding Coal volume : 5092 m3

- Total capacty in tonnage adalah

( 58068 + 5092 ) x 0.83 = 52871t tons

-
Maximum working capacity in tonnage adalah

58608 x 0.83 = 48644t

5. Aktif D

- Area : 6992m2

- Height :9m

- Perimeter Length : 480 m

- Length of the toe : 12 m

- Usable Volume : 37008 m3

- Bedding Coal volume : 3496 m3

- Total capacty in tonnage adalah

(37008 + 5092 ) x 0.83 = 40504 t tons


[Type the document title] [Year]

- Maximum working capacity in tonnage adalah

37008 x 0.83 = 30716t

6. Summary:

- Total tonnage of bedding coal : 39395 tonnes

- Total Volume of all 4 aktif stockpiles : 177037 tonnes

- Total Volume of inaktif stockpiles : 637969 tonnes

- Theoreticaal maximum total : 854401 tonnes

Di Coal Pile, proses penimbunan dan pengambilan batubara dilakukan dengan alat
yang disebut Stacker/Reklaimer. Alat ini merupakan sebuah konveyor yang kompleks dan
terpasang pada sebuah struktur yang dapat bergerak. Didalam proses penimbunan, stacker
menyalurkan batubara melalui sebuah lengan yang dapat diatur agar selalu diam ditempat,
sehingga batubara yang tumpah melalui lengan itu akan membentuk timbunan yang tinggi ,
apabila lengan bergerak maju mundur maka timbunan yang akan dihasilkan menjadi
timbunan yang rapi dan memanjang. Pada saat pengambilan, Reclaiming Bucket pada
stacker akan berputar dan mengeruk batubara yang selanjutnya dituang ke Belt Conveyor
untuk dibawa ke instalasi. Seperti halnya proses penimbunan, Reclaiming Bucket ini dapat
juga diatur aagar tetap diam ditempat atau maju mundur untuk mengeruk batubara.

e. Coal Silo

Terdapat enam buah Coal Silo yaitu A, B, C, D, E dan F. Pengisian Silo dilakukan
dengan menggunakan Belt conveyor yang dihubungkan dengan Tripper, pengopersiannya
dilakukan oleh operator di Coal handling Control Building (CHCB). Silo merupakan bunker
tempat menampung batubara di instalasi yang kemudian digunakan sebagai bahan bakar di
boiler. Volume sebuah silo sebesar 600 ton, pengisian ulang dilakukan setiap volume silo
kurang dari 30 40%. Dari silo batubara dimasukkan ke Pulverizer dengan menggunakan
Coal Feeder, batubara dari Pulverizer ini yang akan digunakan untuk pembakaran di boiler.

2. BOILER

Dalam power plant, energi secara terus menerus diubah dari satu bentuk ke bentuk
lain untuk menghasilkan listrik. Komponen yang mengawali perubahan dan pengaliran
energi disebut boiler. Definisi boiler sendiri sebagai suatu komponen pada power plant
adalah suatu bejana tertutup yang secara efisien mampu mengubah air menjadi steam
dengan bantuan panas dari proses pembakaran batubara. Jika dioperasikan dengan benar,
[Type the document title] [Year]

boiler secara efisien dapat mengubah air dalam volume yang besar menjadi steam yang
sangat panas dalam volume yang lebih besar lagi.

Jenis boiler yang digunakan pada unit 7 dan 8 adalah Drum Type Boiler, yang
memungkinkan terjadinya sirkulasi sebagian air dalam boiler secara terus menerus.
Pengoperasian Drum Type Boiler yang efisien dan aman sangat tergantung pada
sirkulasi air yang konstan di beberapa komponen steam circuit, diantaranya Economizer,
Steam Drum dan Boiler Water Circulaating Pump.

a. Economizer

Economizer berfungsi untuk meningkatkan temperatur air ( pemanasan awal)


sebelum masuk ke boiler untuk selanjutnya dialirkan ke steam drum, komponen ini berada
dalam boiler yang terdiri dari rangkaian pipa-pipa (tubes) yang menerima air dari inlet.

Sumber panas yang diperlukan oleh alat tersebut berasal dari gas buang dalam
boiler. Air mengalir dalam pipapipa, sementara diluar mengalir gas panas yang berasal dari
hasil pembakaran boiler. Selanjutnya steam panas tersebut dimanfaatkan untuk
memanaskan air sehingga temperaturnya meningkat.

Penggunaan Economizer untuk pemanasan awal sangatlah penting, karena:

1. Hal tersebut dapat meningkatkan efisiensi boiler secara keseluruhan, karena panas yang
ada pada steam bisa dimanfaatkan untuk melakukan usaha.

2. Dengan memanaskan air sebelum air diubah menjadi steam di Boiler, berarti
mempermudah kerja Boiler, hanya sedikit saja panas yang perlu ditambahkan.

3. Pemanasan air hanya akan mengurangi Thermal Shock pada Boiler.

b. Steam Drum

Berfungsi untuk menyimpan air dalam volume yang besar dan untuk memisahkan uap
dari air setelah proses pemanasan yang terjadi dalam Boiler. Secara umunm, ada empat
jenis pipa sambungan dasar yang berhubungan dengan Steam Drum, yaitu:

1. Feed Water Pipe

Berfungsi mengalirkan air dari Economizer ke Distribution Pipe yang panjangnya sama
persis dengan Steam Drum. Distribute Pipe berfungsi mengalirkan air dari Economizer
secara merata keseluruh bagian Steam Drum.

2. Downcomer atau Pipa turun


[Type the document title] [Year]

Ditempatkan disepanjang bagian dasar Steam Drum dengan jarak yang sama antara
yang satu dengan yang lainnya. Pipa-pipa ini mengalirkan air dari Steam Drum menuju
Boiler Circulating Pump. Boiler Water Circulating Pump (BWCP) digunakan untuk
memompa air dari Downcomer dan mensirkulasikannya menuju Waterwall yang
kemudian air tersebut dipanaskan oleh pembakaran di Boiler dan dikirim kembali ke
Steam Drum.

3. Waterwall Pipe

Terletak dikedua sisi Steam Drum dan merupakan pipa-pipa kecil yang berderet vertikal
dalam Boiler, setiap pipa disambung satu sama lain agar membentuk selubung yang
kontinu dalam Boiler. Konstruksi seperti ini disebut konstruksi membran. Waterwall
bertugas menerima dan mengalirkan air dari Boiler Circulating Pump kemudian
dipanaskan dalam Boiler dan dialirkan ke Steam Drum

4. Steam Outlet Pipe

Merupakan sambungan terakhir, diletakkan dibagian atas Steam Drum untuk


memungkinkan Saturated Steam keluar dari Steam Drum menuju Superheater.

Dalam Steam Drum, Saturated Steam akan dipisahkan dan diteruskan untuk
pemanasan lebih lanjut di Superheater, sedangkan airnya tetap berada dalam Steam drum
dan dialirkan ke Down Comer, dari sini proses akan dimulai lagi.

Selain pipa tersebut, juga terdapat Blowdown Pipa yang letaknya dibagian bawah
Steam Drum, tepat dibawah permukaan air. Saat air berubah menjadi uap, kotoran-kotoran
air akan tetap tinggal di air dalam Steam Drum. Jika konsentrasi kotoran tersebut menjadi
tinggi, kemurnian steam yang keluar dari Steam Drum akan terpengaruh dan akan terbawa
ke Super Heater ataupun ke Turbin. Pipa Blowdown akan menghilangkan sebagian kotoran
air Boiler dari permukaan Steam Drum, dan mengalirkannya sehingga dapat mengurangi
konsentrasi kotoran dalam air Boiler, dan pada akhirnya dapat menjaga Super Heater dan
Turbin tetap bersih.

3. HEATER

a. Superheater

Superheater merupakan kumpulan pipa Boiler yang terletak dijalan aliran gas panas
hasil pembakaran. Panas dari gas ini dipindahkan ke Saturated Steam yang ada dalam pipa
Superheater, sehingga berubah menjadi Super Heated Steam.

Superheater ini ada dua bagian, yaitu Primary Superheater dan Secondary
Superheater. Primary Superheater merupakan pemanas pertama yang dilewati oleh Saturate
Steam setelah keluar dari Steam drum, setelah itu baru melewati Secondary Superheater
[Type the document title] [Year]

dan menjadi Super Heated Steam. SH Steam akan dialirkan untuk memutar High Presure
Turbin, dan kemudian tekanan dan temperaturnya akan turun.

b. Re-Heater

Setelah tekanan dan temperatur SH Steam turun maka SH Steam tersebut akan
dikembalikan ke Boiler untuk pemanasan ulang. Pemanasan ulang ini berlangsung di bagian
Boiler yang disebut Re-Heater yang merupakan kumpulan pipa Boiler yang diberi panas dari
gas pembakaran seperti Superheater. Jadi Re-Heater berfungsi untuk menaikkan temperatur
SH Steam tanpa mempengaruhi tekanannya. Di bagian Re Heater, SH Steam akan
dikembalikan untuk memutar Intermediate Presure Turbine(IP) dan Low Presure Turbine
(LP).

Air Pre-Heater

Air Pre-Heater adalah instrument yang sistem kerjanya berputar dengan putaran
rendah dan berfungsi untuk memanasi udara pembakaran sebelum dikirim ke Furnace.
Pemanas Udara pembakaran tersebut diambil dari gas buang hasil pembakaran dari Furnace
yang dialirkan melalui Air Pre-Heater sebelum dibuang ke Chimney.

4. FEED WATER HEATER

Terdapat 8 Feed Water Heater, yaitu:

a. Feed Water heater 1

Terletak dibagian bawah Condensor, fungsinya untuk memanaskan air yang keluar dari
Condensor. Panas yang digunakan berasal dari extration LP Turbine.

b. Feed Water Heater 2, 3, dan 4

Fungsinya untuk memanaskan air sebelum air memasuki Daerator. Panas yang
digunakan berasal dari extration LP Turbine.

c. Feed Water Heater 5

Terletak diatas Daerator. Panas yang digunakan berasal dari extration IP Turbine.

d. Feed Wter Heater 6 A-B, 7 A-B dan 8 A-B

Fungsinya untuk memanaskan air yang akan masuk ke Economizer, untuk FW Heater 6
A-B dan 7 A-B panas yang digunakan berasal dari extration IP Turbine sedangkan untuk
FW Heater 8 A-B panas yang digunakan berasal dari extration HP Turbine.
[Type the document title] [Year]

5. FURNACE

Ada empat syarat pembakaran yaitu bahan bakar, oksigen, panas dan reaksi kimia.
Akan tetapi untuk pembakan di Boiler perlu adanya syarat tambahan agar pembakaran di
dalam Boiler bekerja dengan efisien yaitu turbulensi dan waktu. Waktu yang cukup harus
diupayakan agar campuran yang mudah terbakar dapat terbakar seluruhnya. Aliran bahan
bakar dalam Boiler harus cukup lambat untuk memberikan cukup waktu untuk pembakaran
sempurna, kalau tidak bahan yang mudah terbakar akan terkumpul dalam ketel atau
cerobong dan menimbulkan bahaya ledakan. Bahaya ledakan dicegah dengan perancangan
Boiler yang tepat, Boiler harus cukup besar untuk memperlambat aliran udara, sehingga
sebelum meninggalkan Boiler bahan bakar dapat terbakar dengan sempurna.

a. ID Fan, FD Fan dan PA Fan

Udara pembakaran ada dua macam, yaitu Primary Air (udara primer) dan Secondary
Air (udara sekunder). Udara primer dipasok oleh Primary Air Fan (PA Fan) yang
dihembuskan menuju ke alat penggiling batubara (Pulverizer) kemudian bersama-sama
dengan serbuk batubara dialirkan ke Furnace untuk dibakar (reaksi kimia). Bercampurnya
batubara dan udara dibantu oleh Dumper tetap yaitu pengatur pengaduk udara sehingga
menimbulkan turbulensi yang memungkinkan terjadinya pembakaran yang efisien.
Turbulensi mengacu pada gerakan udara didalam Furnace, gerakan ini perlu karena dapat
menyempurnakan pencampuran udara dan bahan bakar.

Udara primer tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan turbulensi untuk melakukan
pencampuran bahan bakar secara sempurna atau memenuhi kebutuhan akan oksigen untuk
pembakaran sempurna. Untuk itulah diperlukan pasokan dari udara sekunder yang
dihasilkan oleh FD Fan bersama ID Fan. Boiler yang bekerja dengan tekanan yang negatif
atau dibawah tekanan atmosfir selalu dilengkapi dengan Force Draft Fan (FD Fan) dan
Induced Draft Fan (ID Fan). Boiler ini disebut dengan Balanced-Draft yaitu Furnace dengan
kipas tarikan seimbang.

b. Pulverizer

Bongkahan bongkahan batubara yang seperti batu harus dihancurkan menjadi


butiran-butiran halus agar batubara mudah tercampur dengan udara. Pulverizer adalah alat
untuk menggiling batubara sehingga menjadi halus dan kemudian bersama dengan udara
primer akan dialirkan ke Furnace. Fungsi lain dari Pulverizer adalah untuk mengeringkan
batubara sehingga mudah dihaluskan dan dibakar, dan untuk mengklasifikasikan atau
menyaring batubara untuk memastikan bahwa batubara yang masuk ke dalam Boiler benar-
benar halus. Batubara yang tidak tergiling akan keluar melalui sebuah lubang dan
ditampung di Pyrites Hopper dan kemudian dibuang.

Dalam penggunaan Pulverizer yang perlu diperhatikan adalah temperatur dari udara
primer, temperatur yang terlalu tinggi dapat menyalakan batubara dari dalam Pulverizer dan
menyebabkan ledakan. Jika temperatur terlalu rendah, batubara tidak bisa kering benar
dan sulit dihaluskan. Temperatur idealnya kira-kira 650C.
[Type the document title] [Year]

Pulverizer dilengkapi dengan Feeder (alat pengisi batubara) yang letaknya diatas
Pulverizer, berfungsi untuk menyuplai sejumlah batubara sesuai dengan kebutuhaan. Feeder
ini mendapat suplai batubar dari penampung batubara yang disebut Silo (Coal Bunker).

c. Ignitor

Panas yang diperlukan untuk pembakaran disediakan oleh Ignitor. Begitu


pembakaran dimulai, bahan bakar yang terbakar akan memasok panas yang cukup untuk
menyalakan bahan bakar baru yang memasuki Boiler dan Ignitor dapat dimatikan.

6. TURBINE

Konversi energi terjadi pada Turbine Blades, Turbin mempunyai susunan Blade
bergerak berselang seling dengan Blade tetap. Steam akan masuk ke Turbin dan dialirkan
langsung ke Turbin Blades, Blades bergerak dan bekerja untuk mengubah energi thermal
dalam Steam menjadi energi mekanis berotasi, yang menyebabakan rotor Turbin berputar,
perputaran rotor ini akan menggerakkkan Generator dan akhirnya energi mekanik menjadi
energi listrik.

Hubungan peralatan serta prinsip kerja dari Turbin ditunjukkan pada gambar. Bagian
bagian dari Turbin:

a. Nozel

Berfungsi untuk merubah energi (pipa pancar) potensial menjadi energi kinetik dari
steam.

b. Blades

Berfungsi untuk merubah tenaga kecepatn menjadi tenaga putar.

c. Disck (roda turbin)

Berfungsi untuk meneruskan tenaga putar turbin kepada pesawat yang digerakkan.
Tenaga yang dihasilkan adalah tenaga makanis steam.
[Type the document title] [Year]

Gambar 2.6. Prinsip Kerja dari Turbin

Jadi prinsip kerja Turbin adalah tenaga potensial steam diubah menjadi tanaga kinetis pada
Nozel dan tenaga kinetis ini diubah menjadi tenaga putar pada Blade, dengan melalui Disck
tenaga putar diubah menjadi tenaga mekanis pada poros.

7. CONDENSER

Setelah LP Turbin diputar steam kemudian steam akan mengalir menuju Condenser
untuk didinginkan dan berubah menjadi air. Condenser ada dua A dan B yang letaknya
dibawah LP Turbin A dan B. Proses yang terjadi steam bersentuhan langsung dengan pipa
yang didalamnya dialiri pendingin berupa air laut . Kondensasi ini mengubah steam menjadi
air yang kemudian ditampung di Condensaate Hot Well. Air laut selain berfungsi sebagai
media heat transfer juga berfungsi untuk mendinginkan kondenser juga
mendinginkan Closed Cooling System (air pendingin). Closed Cooling System ini
mendinginkan berbagai peralatan yang membutuhkan pendinginan seperti Air Compressor,
Pump dan Generator Stator Cooling dan juga penting untuk mendinginkan oli untuk
pelumasan Turbin. Proses pertukaran panas antar Close Cooling dengan air laut terjadi pada
alat yang disebut Heat Exchanger.

Karena adanya Blowdown pada Steam Drum, maka untuk mengembalikan volume air
ke volume semula, pada Condenser terdapat Make-Up Water untuk menambah volume air.
Make Up water diambil dari Make Up Demineralizing RO. Condenser bekerja dalam kondisi
vakum, hal ini dikarenakan proses kondensasi yang terjadi yaitu perubahan steam ke air
[Type the document title] [Year]

menyebabkan berkurangnya volume. Untuk menjaga agar kondensor dalam keadaan


vakum, maka gas-gas yang dilepas dari steam (ketika steam berubah menjadi air) dipompa
keluar oleh vakum pump. Alasan lain keadaan vakum adalah efisiensi, steam yang diambil
dari turbin adalah Enthalpi Steam (selisih steam masuk dan keluar) sehingga tekanan
diminimalkan agar energi yang dimanfaatkan semakin besar karena Enthalpinya juga besar.

8. POLISHER

Dari Condensate Hot Well, condensate water akan dipompa oleh condensate pump
menuju Polisher. Condesate pumpnya ada tiga, dua aktif dan satu stand by dengan kapasitas
tiap pompa sebesar 50%. Di polisher terdapat reksin kation dan anion, resin ini berfungsi
sebagai:

1. Resin kation : mengikat ion negatif penyebab korosi .

2. Resin anion : mengikat ion positif penyebab kerak atau scale.

Ion- ion tersebuit diikat oleh resin dalam Polisher untuk memurnikan air yang masuk ke
Boiler. Parameter ion-ion itu dapat diukur dengan melihat nilai conductyvity-nya (normalnya
0.2 ). Jika nilai conductivity tinggi, bisa berarti dua hal:

1. Terdapat kebocoran air laut di dalam Polisher , terdeteksi dengan Leak Detector.

2. Resin telah jenuh dan harus diregenerasi. Regenerasi resin dapat menggunakan :

- Resin Kation : menggunakan asam kuat ( H2SO4)

- Resin anion : menggunakan basa (NaOH)

Dari Polisher, air dipanaskan di Feed water Heater 2,3 dan 4 dengan sebelumnya diinjeksi
ammonia untuk meningkatkan pH (pH ideal = 9 - 9.5) agar sodium dari air hilang karena
sodium akan mengakibatkan kerusakan pada material Boiler . Setelah itu baru ke Feed
Water Heater 5 di Daerator.

9. DAERATOR

Berfungsi untuk menyerap atau menghilangkan gas gas yang terkandung pada air
pengisi Boiler, terutama gas O2, karena gas ini akan menimbulkan korosi. Gas gas lain
yang cukup berbahya adalah karbon dioksida (CO2). Gas O2 dan CO2 akan bereaksi dengan
meterial Boiler dan menimbulkan korosi yang sangat merugikan.

Prinsip kerjanya air yang masih mengandung O 2 dan CO2 disemprotkan ke Steam
Daerator, sehingga gas-gas tersebut diserap secara thermis dan dikeluarkan melalui valve
pelepas udara/gas. Selain itu Daerator juga dapat menaikkan temperatur air pengisi Boiler
[Type the document title] [Year]

(sampai 162 0C). Penempatan posisi Daerator yang tinggi memungkinkan pemberian
suction heat yang cukup untuk Feed Water Pump. Dari Daerator air akan dipompa dengan
tiga feed water pump, dua pompa yang tenaganya dari extraction IP Turbin disebut Turbine
Driven Pump dan satu pompa yang digerakkan oleh motor disebut Motor Driven Pump,
dimana kapasitas tiap pompa 100% menuju Feed Water Heater 6, 7 ,8 A-B dan akan menuju
ke Economizer terus ke Steam Drum.

10. GENERATOR

Generator adalah alat untuk membangkitkan listrik, generator sendiri terdiri dari
stator dan rotor. Rotor dihubungkan dengan shaft turbin sehingga berputar bersam-sama.
Stator bars di dalam sebuah generator membawa arus hubungan output pembangkit. Arus
Direct Current (DC) dialirkan melalui Brush Gear yang langsung bersentuhan dengan slip
ring yang dipasang jadi satu dengan rotor sehingga akan timbul medan magnet (flux). Jika
rotor berputar , medan magnet tersebut memotong kumparan di stator sehingga pada
ujung-ujung kumparan stator timbul tegangan listrik. Untuk penyediaan arus listrik
Generator diambilkan arus DC dari luar . Setelah sesaat generator timbul tegangan,
sehingga melalui exitasi transformer arus AC akan disearahkan oleh rectifier dan arus DC
akan kembali ke Generator, proses ini disebut dengan Self Excitation. Dalam sistem tenaga,
disamping Generator menyuplai listrik ke jaringan extra tinggi 500 KV, juga dipakai untuk
pemakaian sendiri dimana tegangan output Generator diturunkan melalui transformer
sesuai dengan kebutuhan. Untuk kebutuhan saat start diambilkan dari 150 KV line. Untuk
sistem tegangan ekstra tinggi tenaga listrik yang dihasilkan oleh Power Plant disuply ke
jaringan sebesar 500 KV dan selanjutnya oleh beberapa transformer tegangannya
diturunkan sesuai dengan kebutuhan.

Anda mungkin juga menyukai