KELOMPOK 2 :
HAFIZ RAMADHANI
IKHSAN JANUARDI
RAMLI ALI SAFRUDIN
YULLI HANDOKO
Program Studi Teknik Mesin S1
Fakultas Teknik
Universitas Riau
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Poros Kopling
Bahasan Utama
Spline
Plat gesek
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Kopling
Kopling
Kopling adalah alat yang digunakan untuk
menyambung dua poros di dalam perangkat
mobil yaitu poros penggerak dan poros
pemindah daya atau dari putaran engine
(mesin) ke transmisi.
2.2 Skema Sistem Kopling
2.3 Cara Kerja Kopling
2.4 Komponen Dari Kopling
• Plat Kopling
Bagian • Unit Plat Penekan
Kopling • Mekanisme Penggerak
• Rumah Kopling
1. Plat Kopling
Kopliing berbentuk bulat dan tipis dari plat baja berkualitas tinggi. Kedua sisi plat kopling
dilapisi dengan bahan yang memiliki koefisien gesek tinggi, bahan gesek disatukan dengan plat
kopling menggunakan keeling (rivet).
2. Unit Plat Penekan
Satu kesatuan dengan plat penekan, dilengkapi dengan sejumlah pegas spiral atau pegas diafragma, tutup
dan tuas penekan. Jumlah pegas (kekuatan tekan) disesuaikan dengan besar daya yang harus dipindahkan.
3. Mekanisme Penggerak
Mekanisme dilengkapi bantalan bola, bantalan bola diikat pada bantalan luncur
bergerak maju/mundur pada sambungan. Bantalan bola dilengkapi dengan
permukaan tekan akan mendorong tuas tekan
4. Rumah Kopling
Rumah kopling terbuat dari besi tuang atau aluminium. Rumah kopling menutupi
seluruh unit kopling dan mekanisme penggerak. Rumah kopling umumnya mempunyai
daerah terbuka yang berfungsi sebagai saluran sirkulasi udara.
2.5 Permasalahan pada Kopling
Ciri-ciri :
a. Bau gosong saat ditanjakan
b. Suara mesin mendengung , mobil berjalan pelan bahkan tidak
berjalan sama sekali.
c. Mobil dengan kopling hidrolik, pedal kopling terasa lebih tinggi
saat dilepas tetapi mobil terasa berat.
d. Perpindahan percepatan terasa keras, susah pindah gigi.
2. Cluth Cover
3. Realese Bearing
• Faktor usia
• pemakaian
2.6 Teori Dasar Persamaan yang Digunakan
1. Perencanaan Poros
• Daya yang direncanakan (Pd)
Poros kopling
– gear box
Tabel 2. Baja karbon untuk konstruksi mesin dan baja batang difinis
dingin untuk poros (Sularso, 1986)
S30C Penormalan 48
Baja karbon
S35C 52
• Diameter Poros ( ds ) konstruksi
S40C 55
mesin (JIS G
S45C 58
4501)
S50C 62
S55C 66
S35C-D - 53
Batang baja
Ditarik dingin,
yang difinis S45C-D - 60
digerinda, dll
dingin
S55C-D - 72
2. Perencanaan Spline
• Diameter Spline
• Jari-jari rata-rata
1 Lebih dari 6 -
2x2 2 2 6.2 1.2 0.5
1.4 8
0.16- 0.08- Lebih dari 8-
3x3 3 3 Jun-36 1.8 1.8 0.9
0.25 0.16 10
Lebih dari 10
4x4 4 4 Aug-45 2.5 2.3 1.2
-12
Lebih dari 12 -
5x5 5 5 Oct-56 3 1.7
17
2.6
6x6 6 6 14-70 3.5 2.2 Lebih dari 17 -
0.25- 0.16- 22
0.40 0.25 Lebih dari 20 -
7x7 7 7 7.2 16-80 4 3 3.5 3
25
Lebih dari 22 -
8x7 8 7 18-90 4 3.3 2.4
30
Lebih dari 30-
10 x 8 10 8 22-110 5 3.3 2.4
38
Lebih dari 38 -
12 x 8 12 8 28x140 5 3.3 2.4
44
Lbih dari 44 -
14 x 9 14 9 36x160 5.5 3.8 2.9
0.40- 0.25- 50
0.60 40 - 0.40 Lebih dari 50 -
15 - 10 15 10 10.2 5 5 5.5 5
180 55
45 - Lebih dari 50 -
16 x 10 16 10 6 4.3 3.4
180 58
50 - Lebih dari 58 -
18 x 11 18 11 7 4.4 3.4
200 65
Lanjutan...
56 - Lebih dari
20 x 12 20 12 7.5 4.9 3.9
220 65 - 75
63 - 9 5.4 4.4 Lebih dari
22 x 14 22 14 250 75 - 85
Penyelesaian :
y ,m 7000kg / cm2
y ,m 7000kg / cm2
y ,all 1166,6kg / cm2
sf 6
y ,all 1166, 6kg / cm2
sh,all 686, 27kg / cm2
sf 1, 7
• Besar gaya tekan pada permukaan bidang gesek ( f ) Tabel 4. Harga koefisien gesek ( ) dan tekanan rata-rata ( Pa ) (Sularso,1986)
Bahan permukaan
• Momen Gesekan Pa ( kg/mm2 )
kontak Kering Dilumasi
Besi cor dan besi cor 0,10 - 0,20 0,08 - 0,12 0,09 - 0,17
• Kerja penghubung ( E )
Tabel 3. Batas keausan kopling (Sularso, 1986)
Batas keausan
2 2 2,5 2,5 3 3 3,5 3,5
permukaan ( mm )
Mulai
Mulai
Faktor koreksi
pendukung
Diameter poros (ds)
Selesai
• Daya rencana (Pd)
• Momen puntir rencana T Y
< a
(T)
3.2 Diagram Alir Perencanaan Pasak Spline
Mulai
Y
0,2< b/ ds<0,35
3.3 Diagram Alir Perencanaan Kopling
Mulai
• Laju keausan
permukaan bidang
GD2 gesek (w)
Faktor keamanan plat
gesek (f)
BAB IV
PEMBAHASAN
Data Pengukuran
Diameter Luar
= 25,68 mm
Dimensi Spline
Diameter
p (jarak Dalam =
bagi lingkar 23,10 mm
) Panjang=
= 3.03 mm 21,71 mm
n = 23
Data Pengukuran
Diameter
Dalam =
150,16 mm
Lebar bidang
gesek = 37,83
mm
Asumsi-asumsi
Spline involut 30 ̊
Data Referensi
Perencanaan Poros
Kopling
P = 136 PS
nM = 5600 rpm
Inspeksi/pemeriksaan
Studi Kasus
Perencanaan Spline
Pemeriksaan
tegangan yang akan
terjadi
Studi Kasus
Perencanaan Spline
m=1,5
N=16
τa=7,69 kg/mm2
F=826,36 kg
t
p
d D
• Bahan
BAIK
digunakan
Studi Kasus
Perencanaan plat
gesek
Perhitungan umur
plat gesek
Tabel 3.2
Grafik 3.7
Grafik 3.8
Asumsi
BAIK
Perhitungan umur
plat gesek
Tebal Bidang
gesek
ANALISA
Jumlah
penghubungan
kopling
Penyebab keausan
Bahan dari
Gaya Tekan
permukaan gesek
Putaran
poros
transmisi
Kerugian Daya
output motor Torsi pada
poros transmisi
KESIMPULAN
1. Komponen Dimensi Ukuran Data sebenarnya
Poros Diameter poros (Dsh) 22,2 mm 23,10 mm
Diamter spline (Ds) 24 25,68 mm
Jarak antar pitch (p) 4,71 mm 3,03 mm
Spline
Tebal gigi spline (t) 2,6 mm -
Panjang spline 27,31 mm 21,71 mm
Plat Kopling Diameter luar (D2) 234,1 mm 225,82 mm
Diameter dalam (D1) 152,2 mm 150,16 mm
Luas bidang gesek (Ag) 248,5 cm2 -
Tebal plat gesek (a) 14,6 mm -
Umur kopling 402 hari -
2. Penyebab keausan pada kopling yaitu Gaya penekanan, dan banyaknya jumlah
penghubungan per satuan waktu
Saran