Anda di halaman 1dari 49

PERANCANGAN ULANG KOPLING MOBIL TOYOTA NEW KIJANG

INOVA TH 2011 BENSIN DENGAN JENIS KOPLING PLAT TUNGGAL


TIPE KERING

KELOMPOK 2 :
HAFIZ RAMADHANI
IKHSAN JANUARDI
RAMLI ALI SAFRUDIN
YULLI HANDOKO
Program Studi Teknik Mesin S1
Fakultas Teknik
Universitas Riau
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kemacetan dijalan menanjak Menimbulkan kerusakan pada sistem kopling


1.2 Tujuan

• Merancang ulang sistem kopling mobil innova


• Melakukan analisa terhadap hasil perancangan
1.3 Manfaat

Mampu merancang ulang Dapat membandingkan


kopling melalui hasil perhitungan yang
perhitungan-perhitungan diperoleh dengan produk
komponen-komponen yang ada dipasaran
kopling
1.4 Batasan Masalah

Poros Kopling

Bahasan Utama
Spline

Plat gesek
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Kopling

Kopling
Kopling adalah alat yang digunakan untuk
menyambung dua poros di dalam perangkat
mobil yaitu poros penggerak dan poros
pemindah daya atau dari putaran engine
(mesin) ke transmisi.
2.2 Skema Sistem Kopling
2.3 Cara Kerja Kopling
2.4 Komponen Dari Kopling

• Plat Kopling
Bagian • Unit Plat Penekan
Kopling • Mekanisme Penggerak
• Rumah Kopling
1. Plat Kopling

Kopliing berbentuk bulat dan tipis dari plat baja berkualitas tinggi. Kedua sisi plat kopling
dilapisi dengan bahan yang memiliki koefisien gesek tinggi, bahan gesek disatukan dengan plat
kopling menggunakan keeling (rivet).
2. Unit Plat Penekan

Satu kesatuan dengan plat penekan, dilengkapi dengan sejumlah pegas spiral atau pegas diafragma, tutup
dan tuas penekan. Jumlah pegas (kekuatan tekan) disesuaikan dengan besar daya yang harus dipindahkan.
3. Mekanisme Penggerak

Mekanisme dilengkapi bantalan bola, bantalan bola diikat pada bantalan luncur
bergerak maju/mundur pada sambungan. Bantalan bola dilengkapi dengan
permukaan tekan akan mendorong tuas tekan
4. Rumah Kopling

Rumah kopling terbuat dari besi tuang atau aluminium. Rumah kopling menutupi
seluruh unit kopling dan mekanisme penggerak. Rumah kopling umumnya mempunyai
daerah terbuka yang berfungsi sebagai saluran sirkulasi udara.
2.5 Permasalahan pada Kopling

1. Keausan pada plat kopling

Ciri-ciri :
a. Bau gosong saat ditanjakan
b. Suara mesin mendengung , mobil berjalan pelan bahkan tidak
berjalan sama sekali.
c. Mobil dengan kopling hidrolik, pedal kopling terasa lebih tinggi
saat dilepas tetapi mobil terasa berat.
d. Perpindahan percepatan terasa keras, susah pindah gigi.
2. Cluth Cover

Masalah pada cluth


cover/matahari
biasanya disebabkan permukaan
yang sudah tidak rata dan tipis.

3. Realese Bearing

• Faktor usia
• pemakaian
2.6 Teori Dasar Persamaan yang Digunakan
1. Perencanaan Poros
• Daya yang direncanakan (Pd)

Poros kopling
– gear box

• Momen puntir atau momen rencana


Tabel 1. Faktor-faktor koreksi daya yang akan ditransmisikan, fc (Sularso, 1986)

Daya yang akan ditransmisikan fc

Daya rata-rata yang diperlukan 1,2 - 2,0

Daya maksimum yang diperlukan 0,8 - 2,0

Daya normal 1,0 - 1,5


• Tegangan puntir ( a )

Tabel 2. Baja karbon untuk konstruksi mesin dan baja batang difinis
dingin untuk poros (Sularso, 1986)

Standar dan Kekuatan tarik


Lambang Perlakuan panas Keterangan
macam bahan (kg/mm2)

S30C Penormalan 48
Baja karbon
S35C  52
• Diameter Poros ( ds ) konstruksi
S40C  55
mesin (JIS G
S45C  58
4501)
S50C  62
S55C  66

S35C-D - 53
Batang baja
Ditarik dingin,
yang difinis S45C-D - 60
digerinda, dll
dingin
S55C-D - 72
2. Perencanaan Spline

• Tegangan-tegangan yang diijinkan

• Diameter Spline
• Jari-jari rata-rata

• Lebar Spline • Kedalaman Alur Spline


Tabel 3. Ukuran pasak dan alur pasak (Sularso,1986)

Ukuran Ukuran Ukuran Stdr h C l Ukuran Ukuran standar t2 r1 dan Referensi


nom. stdr b, b1 P.prismatis, P. standar t1 Pasak Pasak Pasak tirus r2 Diameter
Pasak dan b2 pasak luncur t prismatis luncur poros yang
i dapat dipakai
rus

1 Lebih dari 6 -
2x2 2 2 6.2 1.2 0.5
1.4 8
0.16- 0.08- Lebih dari 8-
3x3 3 3 Jun-36 1.8 1.8 0.9
0.25 0.16 10
Lebih dari 10
4x4 4 4 Aug-45 2.5 2.3 1.2
-12
Lebih dari 12 -
5x5 5 5 Oct-56 3 1.7
17
2.6
6x6 6 6 14-70 3.5 2.2 Lebih dari 17 -
0.25- 0.16- 22
0.40 0.25 Lebih dari 20 -
7x7 7 7 7.2 16-80 4 3 3.5 3
25
Lebih dari 22 -
8x7 8 7 18-90 4 3.3 2.4
30
Lebih dari 30-
10 x 8 10 8 22-110 5 3.3 2.4
38
Lebih dari 38 -
12 x 8 12 8 28x140 5 3.3 2.4
44
Lbih dari 44 -
14 x 9 14 9 36x160 5.5 3.8 2.9
0.40- 0.25- 50
0.60 40 - 0.40 Lebih dari 50 -
15 - 10 15 10 10.2 5 5 5.5 5
180 55
45 - Lebih dari 50 -
16 x 10 16 10 6 4.3 3.4
180 58
50 - Lebih dari 58 -
18 x 11 18 11 7 4.4 3.4
200 65
Lanjutan...

Ukuran Ukuran Ukuran Stdr h C l Ukuran Ukuran standar t2 r1 dan


nom. stdr b, b1 P.prismatis, P. standar t1 r2
Pasak Pasak Pasak tirus Diameter
Pasak dan b2 pasak t prismatis luncur poros yang
luncur i dapat dipakai
rus

56 - Lebih dari
20 x 12 20 12 7.5 4.9 3.9
220 65 - 75
63 - 9 5.4 4.4 Lebih dari
22 x 14 22 14 250 75 - 85

24 x 16 24 16 16.2 70 - 8 8 8.5 8 Lebih dari


0.60 280 80 - 80
0.40-

25 x 14 25 14 70 - 9 5.4 4.4 0.60 Lebih dari
0.80
280 85 - 85

28 x 16 28 16 80 - 10 6.4 5.4 Lebih dari


320 95 - 110

32 x 18 32 18 90 - 11 7.4 6.4 Lebih dari


360 110 - 130
2. Sebuah spline dari bahan St 70 digunakan untuk
menghubungkan poros denagan cakra yang mengakibatkan
poros berputar bersama-sama dengan cakra. Apabila
diameter dari poros tersebut 4 cm dan safety factor
untuk tegangan tarik 6 dan safety factor 1.7 , lakukan
step perencanaan spline hingga spline dapat digunakan
sebagaimana fungsinya sesuai standart.

Penyelesaian :

 y ,m  7000kg / cm2
 y ,m 7000kg / cm2
 y ,all    1166,6kg / cm2
sf 6
 y ,all 1166, 6kg / cm2
 sh,all    686, 27kg / cm2
sf 1, 7

Lebar splines (b)


Pemilihan Jumlah Splines
Direncanakan jumlah splines sebanyak 10 buah. Ds 5cm
b   1, 25cm
Perhitungan Diameter splines (Dsp) 4 4
d s 4cm
Dsp    5cm
0,8 0,8 Tinggi Splines (h)

Jari-Jari rata-rata splines (rave) Dsp 5cm


h   0.625cm
d s  Dsp 4cm  5cm 8 8
rave    2, 25cm
4 4
3. Perencanaan Kopling

A. Perencaan Plat Gesek

• Momen puntir yang diteruskan ( T ) Friction Surface

• Besar gaya tekan pada permukaan bidang gesek ( f ) Tabel 4. Harga koefisien gesek (  ) dan tekanan rata-rata ( Pa ) (Sularso,1986)


Bahan permukaan
• Momen Gesekan Pa ( kg/mm2 )
kontak Kering Dilumasi

Besi cor dan besi cor 0,10 - 0,20 0,08 - 0,12 0,09 - 0,17

Besi cor dan


• Luas plat gesek ( A ) 0,10 - 0,20 0,10 - 0,20 0,05 - 0,08
perunggu

Besi cor dan asbes 0,35 - 0,65 - 0,007 - 0,07


• Jari-jari rata-rata ( rm )
Besi cor dan serat 0,05 - 0,10 0,05 - 0,10 0,005 - 0,03

Besi cor dan kayu - 0,10 - 0,35 0,02 - 0,03


3
B. Perhitungan Umur Kopling

• Momen puntir yang dihitung dari daya


penggerak mula ( T )

Nomor Kopling 1.2 2.5 5 10 20 40 70 100

Momen gesek statis


1.2 2.5 5 10 20 40 70 100
(kg.m)
• Kecepatan relatif ( nr )
GD2 sisi rotor (kg.m2) 0.013 0.0034 0.0089 0.0221 0.0882 0.2192 0.4124 1.1257
GD2 sisi stator (kg.m2) 0.0022 0.0052 0.015 0.0322 0.1004 0.2315 0.5036 1.0852
Diameter lubang dH7 15 20 25 30 40 50 60 70
• Momen percepatan yang diperlukan
untuk mencapai waktu perhubungan Alur pasak bE9 x to+0.1 5x2 5x2 7x3 7x3 10 x 3.5 15 x 5 15 x 5 18 x 6
yang direncanakan (Ta)
A 90 110 140 175 220 260 315 380
B - - - - 144 150 180 205
C 25 35 42 50 70 85 100 120
L 60 75 90 115 132 157 168 192
U 50 60.3 69 85 95.3 109 123 138
S 0.3 0.3 0.3 0.4 0.5 0.7 0.7 0.2
Berat (Kg) 1.5 2.4 4.5 9 16 25 38.5 56
• Kapasitas momen gesek dinamis ( Tdo ) Tabel 5. Laju keausan permukaan plat gesek (Sularso, 1986)

Bahan permukaan w [ cm3/(kg.m)]

Paduan tembaga sinter (3-6) x 10-7

Paduan sinter besi (4-8) x 10-7

Setengah logam (5-10) x 10-7


• Momen beban saat start (Tl1)
Damar cetak (6-12) x 10-7

• Umur plat gesek dalam jumlah penghubungan ( Nml )

• Kerja penghubung ( E )
Tabel 3. Batas keausan kopling (Sularso, 1986)

Nomor kopling/rem 1,2 2,5 5 10 20 40 70 100

Batas keausan
2 2 2,5 2,5 3 3 3,5 3,5
permukaan ( mm )

Volume total pada


7,4 10,8 22,5 33,5 63,5 91 150 210
batas keausan ( cm3)

• Umur plat dalam hari (Nmd )


BAB III
METODOLOGI PERANCANGAN
Diagram Alir Perancangan Kopling
Mobil Innova

Mulai

Diameter poros Perencanaan


Pemilihan judul (ds)
perancangan
plat gesek Laporan Akhir
Perencanaan
Kopling Mobil
Perencanaan Umur plat gesek Innova
Pasak Spline
Studi literatur
• Lebar pasak (b)
• Tinggi pasak (h) Pembuatan
• Daya maksimum P, • Tegangan geser yang Laporan
• Putaran maksimum diizinkan (ka)
• Diameter splines (Dsp)
• Jari-jari rata-rata splines Selesai
(rave)
Perencanaan
poros
3.1 Diagram Alir Perencanaan Poros Kopling

Mulai

• Tegangan geser yang


terjadi ()
• Tegangan puntir yang
• Daya maksimum P, terjadi (p)
• Putaran maksimum

Faktor koreksi
pendukung
Diameter poros (ds)

Selesai
• Daya rencana (Pd)
• Momen puntir rencana T Y
 < a
(T)
3.2 Diagram Alir Perencanaan Pasak Spline

Mulai

• Diameter poros (ds)


• Kekuatan tarik baja
• Faktor keamanan
tegangan

• Lebar pasak (b)


• Tinggi pasak (h)
• Tegangan geser yang diizinkan
(ka)
• Diameter splines (Dsp)
• Jari-jari rata-rata splines (rave)
T
Selesai

Y
0,2< b/ ds<0,35
3.3 Diagram Alir Perencanaan Kopling

Mulai

• Momen yang diperlukan untuk mencapai


• Tekanan rata-rata yang • waktu penghubungan yang direncanakan (Ta)
diizinkan (Pa)
• Kapasitas momen gesek dinamis (Tdo)
• Momen punter yang diteruskan • Kerja penghubungan (E)
• Dimensi plat
(T)
• Waktu penghubungan sesungguhnya (tae)
gesek
• Umur plat gesek

• Gaya tekanan pada bidang gesek (F)


• Jari-jari rata-rata (rm)
• Momen gesek (Mg) • Volume keausan Selesai
yang diizinkan dari
• Luas plat gesek (A)
plat gesek (L3)

• Laju keausan
permukaan bidang
GD2 gesek (w)
Faktor keamanan plat
gesek (f)
BAB IV
PEMBAHASAN
Data Pengukuran

Diameter Luar
= 25,68 mm

Dimensi Spline

Diameter
p (jarak Dalam =
bagi lingkar 23,10 mm
) Panjang=
= 3.03 mm 21,71 mm

n = 23
Data Pengukuran

Diameter
Dalam =
150,16 mm

Dimensi Plat Kopling

Lebar bidang
gesek = 37,83
mm
Asumsi-asumsi

Poros dengan Beban Puntir murni

Putaran poros motor = putaran poros kopling


“Sebuah kopling tak tetap adalah suatu elemen mesin yang menghubungkan poros yang
digerakkan dan poros penggerak, dengan putaran yang sama dalam meneruskan
daya”. Sularso:57

Spline involut 30 ̊
Data Referensi

Spesifikasi Mobil Toyota


Innova

Sumber : http://www.astra-toyota.com/2011/03/spesifikasi-toyota-new -kijang-innova.html?m=1


Studi Kasus

Perencanaan Poros
Kopling

P = 136 PS
nM = 5600 rpm

Diameter Poros Kopling


=
22,2 mm

Inspeksi/pemeriksaan
Studi Kasus

Perencanaan Spline

Pemeriksaan
tegangan yang akan
terjadi
Studi Kasus

Perencanaan Spline

m=1,5
N=16
τa=7,69 kg/mm2
F=826,36 kg
t
p

d D

• Bahan
BAIK
digunakan
Studi Kasus
Perencanaan plat
gesek
Perhitungan umur
plat gesek

Menggunakan kopling nomor 40


(Sularso,2004 :68-71)

Tabel 3.2

Grafik 3.7
Grafik 3.8

Asumsi

BAIK
Perhitungan umur
plat gesek

Volume total batas keausan


(Sularso, 2004: 72)
Tabel 3.4

Laju keausan permukaan plat gesek


(Sularso, 2004: 72)
Tabel 3.5
(Bahan Setengah Logam)
Umur Kopling

Nmd = 402 hari


a = tebal plat gesek (cm)
Lp= lama pemakaian plat gesek, direncanakan 5000 jam
Pg= daya hilang akibat gesekan (hp)
Ag= luas bidang gesek dari plat gesek, yaitu
Wk= kerja yang menyebabkan kerusakan, bahan asbes dengan
besi cor harganya berkisar antara 5 – 8 hp.jam/cm3, dalam
perencanaan ini diambil 8 hp.jam/cm3.

Tebal Bidang
gesek
ANALISA

Jumlah
penghubungan
kopling
Penyebab keausan

Bahan dari
Gaya Tekan
permukaan gesek

Putaran
poros
transmisi

Kerugian Daya
output motor Torsi pada
poros transmisi
KESIMPULAN
1. Komponen Dimensi Ukuran Data sebenarnya
Poros Diameter poros (Dsh) 22,2 mm 23,10 mm
Diamter spline (Ds) 24 25,68 mm
Jarak antar pitch (p) 4,71 mm 3,03 mm
Spline
Tebal gigi spline (t) 2,6 mm -
Panjang spline 27,31 mm 21,71 mm
Plat Kopling Diameter luar (D2) 234,1 mm 225,82 mm
Diameter dalam (D1) 152,2 mm 150,16 mm
Luas bidang gesek (Ag) 248,5 cm2 -
Tebal plat gesek (a) 14,6 mm -
Umur kopling 402 hari -
2. Penyebab keausan pada kopling yaitu Gaya penekanan, dan banyaknya jumlah
penghubungan per satuan waktu
Saran

1. Sebelum melakukan perancangan, data yang dibutuhkan harus


dilengkapi terlebih dahulu
2. Hati-hati dalam penggunaan asumsi

Anda mungkin juga menyukai