Anda di halaman 1dari 107

Pegas (Spring)

Pokok Bahasan :
Fungsi Pegas

Klasifikasi dan Material Pegas

Perhitungan Kekuatan Pegas


A. Fungsi Pegas
Pegas adalah elemen mesin flexibel
yang digunakan untuk memberikan
gaya, torsi, dan juga untuk
menyimpan atau melepaskan energi.
Energi disimpan pada benda padat
dalam bentuk twist, stretch, atau
kompresi.
Energi di-recover dari sifat
elastis material yang telah
terdistorsi.
Pegas haruslah memiliki kemampuan
untuk mengalami defleksi elastis
yang besar.
Beban yang bekerja pada pegas
dapat berbentuk gaya tarik, gaya
tekan, atau torsi (twist force).
contoh spesifik aplikasi pegas
adalah
1. Untuk menyimpan dan mengembalikan
energi potensial, seperti
misalnya pada ‘gun recoil
mechanism
2. Untuk memberikan gaya dengan
nilai tertentu, seperti misalnya
pada relief valve
3. Untuk meredam getaran dan beban
kejut, seperti pada auto mobil
4. Untuk indikator/kontrol beban,
contohnya pada timbangan
5. Untuk mengembalikan komponen
pada posisi semula, contonya
pada ‘brake pedal’
Fungsi pegas adalah
1. Pelunak tumbukan atau kejutan,
seperti pada kendaraan.
2. Penyimpan tenaga atau energi,
seperti pada jam atau senapan.
3. Pengukur, seperti pada
timbangan atau neraca.
4. Penahan/ Pemberi gaya, seperti
pada katup-katup
Klasifikasi Pegas

Pegas diklasifikasikan berdasarkan


jenis fungsi dan beban yang bekerja
yaitu pegas tarik, pegas tekan,
pegas torsi, dan pegas penyimpan
energi.
Klasifikasi yang lebih umum adalah
berdasarkan bentuk fisiknya adalah:
1. Wire form spring (helical
compression, helical tension,
helical torsion, custom form)
2. Spring washers (curved, wave,
finger, belleville)
3. Flat spring (cantilever, simply
supported beam)
4. Flat wound spring (motor spring,
volute, constant force spring)
Pegas ‘helical compression’ dapat
memiliki bentuk yang sangat
bervariasi.
Bentuk yang standar memiliki
diameter coil, pitch, dan spring
rate yang konstan.
Picth dapat dibuat bervariasi
sehingga spring rate-nya juga
bervariasi.
Gambar 1 Wire form spring: Helical
compression spring
Penampang kawat umumnya bulat,
tetapi juga ada yang berpenampang
segi empat.
Pegas konis biasanya memiliki
spring rate yang non-linear,
meningkat jika defleksi bertambah
besar.
Hal ini disebabkan bagian diameter
coil yang kecil memiliki tahanan
yang lebih besar terhadap defleksi,
dan coil yang lebih besar akan
terdefleksi lebih dulu.

Kelebihan pegas konis adalah dalam


hal tinggi pegas, dimana tingginya
dapat dibuat hanya sebesar diameter
kawat.
Bentuk barrel dan hourglass
terutama digunakan untuk mengubah
frekuensi pribadi pegas standar.
Pegas helix tarik perlu memiliki
pengait (hook) pada setiap ujungnya
sebagai tempat untuk pemasangan
beban. Bagian hook akan mengalami
tegangan yang relatif lebih besar
dibandingkan bagian coil, sehingga
kegagalan umumnya terjadi pada
bagian ini
Gambar 2. Helical extension spring
Kegagalan pada bagian hook ini
sangat berbahaya karena segala
sesuatu yang ditahan pegas akan
terlepas.
Salah satu metoda untuk mengatasi
kegagalan hook adalah dengan
menggunakan pegas tekan untuk
menahan beban tarik
Gambar 3. Drawbar spring
Pegas wire form juga dapat untuk
memberikan/menahan beban torsi
seperti pada gambar 4. Pegas tipe
ini banyak digunakan pada mekanisme
‘garage door counter balance’,
alat penangkap tikus, dan lain-
lain.
Gambar 4. Torsion spring
Spring washer dapat memiliki
bentuk yang sangat bervariasi,
tetapi yang banyak digunakan dari
tipe ini adalah:
a. Belleville d. Finger
b. Wave e. Curved
c. Slotted
Gambar 5. Tipe spring waser
Spring washer hanya mampu
menyediakan beban tekan aksial.
Pegas jenis ini memiliki defleksi
yang relatif kecil, dan mampu
memberikan beban yang ringan.
Volute spring, mampu memberikan
beban tekan tetapi ada gesekan dan
histerisis yang cukup signifikan.

Gambar 6. Volute spring


Beam spring dapat memiliki bentuk
yang bevariasi, dengan menggunakan
prinsip kantilever atau simply
supported. Spring rate dapat
dikontrol dari bentuk dan panjang
beam. Pegas beam mampu memberikan
atau menahan beban yang relatif
besar, tetapi dengan defleksi yang
terbatas.
Gambar 7. Beam spring
Power spring sering juga disebut
pegas motor atau clock spring.
Fungsi utamanya adalah menyimpan
energi dan menyediakan twist.
Contoh aplikasinya adalah pada
windup clock, mainan anak-anak.
Tipe yang kedua disebut dengan
constant force spring.
Kelebihan pegas ini adalah
defleksinya atau stroke yang
sangat besar dengan gaya tarik
yang hampir konstan.

Gambar 8. Power spring


Material Pegas

Material pegas yang ideal adalah


material yang memiliki kekuatan
ultimate yang tinggi, kekuatan
yield yang tinggi, dan modulus
elastisitas atau modulus geser yang
rendah untuk menyediakan kemampuan
penyimpanan energi yang maksimum.
Parameter loss coefficient, Δv yang
menyatakan fraksi energi yang
didisipasikan pada siklus stress-
strain juga merupakan faktor
penting dalam pemilihan material.
Material pegas yang baik haruslah
memiliki sifat loss coefficient
yang rendah, kekuatan fatigue
tinggi, ductility tinggi, ketahanan
tinggi serta harus tahan creep.
Nilai loss coefficient suatu
material dapat dihitung dengan
persamaan :
Gambar 9. Kurva stress-strain
untuk satu siklus
Untuk pegas yang mendapat beban
dinamik, kekuatan fatigue adalah
pertimbangan utama dalam pemilihan
material.
Kekuatan ultimate dan yield yang
tinggi dapat dipenuhi oleh baja
karbon rendah sampai baja karbon
tinggi, baja paduan, stainless
steel, sehingga material jenis ini
banyak digunakan untuk pegas.
Untuk beban yang ringan, paduan
copper, seperti berylium copper
serta paduan nikel adalah material
yang umum digunakan.
Tabel 1. Sifat-sifat mekanik material pegas
Kekuatan ultimate material pegas
bervariasi secara signifikan
terhadap ukuran diameter kawat.
Dalam hal ini material yang
memiliki penampang sangat kecil
akan memiliki kekuatan ikatan antar
atom yang sangat tinggi.
Sehingga kekuatan kawat baja yang
halus akan memiliki kekuatan
ultimate yang tinggi.
Gambar 10. Kekuatan ultimate kawat material
pegas vs diameter kawat
Grafik sifat material pada gambar
10 dapat didekati dengan persamaan
eksponensial
Perhitungan Kekuatan Pegas

A. Perhitungan Pegas helik (tekan/ tarik)

Gambar 11. Pegas Tekan


a. Panjang Rapat (Solid length of the spring)

Ls = n’ d
Dimana : n’ = jumlah koil
lilitan
d = diameter kawat
b. Panjang Bebas (Free length of the spring)

LF= n’d + δmak + (n– 1) x 1 mm


Dalam kasus ini, jarak antara dua kumparan
yang berdekatan diambil 1 mm
c.Indek pegas (C)
Didefinisikan sebagai rasio perbandingan
antara diameter pegas dengan diameter kawat,
persamaan matematikanya adalah :

Indek pegas (C) =

D = diameter lilitan / pegas


k
=

d. Spring rate (k)

Didefinisikan sebagai sebagai beban yang


diperlukan per unit defleksi pegas, persamaan
matematikanya adalah :

k =
Dimana : W = Beban
δ= Defleksi dari pegas
e. Pitch (p)
Didefinisikan sebagai jarak aksial
antara kumparan yang berdekatan pada
daerah yang tidak terkompresi, persamaan
matematikanya adalah :

Pitch (p) =

Atau dapat dicari dengan cara :


Pitch of The Coil (p) =
f. Tegangan pada pegas helik :

D = Mean diameter of spring coil


d = Diameter of the spring wire
n = Number of active coil
G = Modulus of rigidity for the
spring material
W = Axial load on the spring
T = Maximum shear stress induced
in the wire
C = Spring index = D/d
P = Pitch of the coils
δ= Deflection of the spring, as
a result of an axial load W
Bila tarikan atau kompresi bekerja pada
pegas ulir, besarnya momen puntir T (kg.mm)
adalah tetap untuk seluruh penampang kawat
yang bekerja. Untuk diameter lilitan rata-
rata (diukur pada sumbu kawat) D (mm),
berdasarkan kesetimbangan momen besar momen
puntir tersebut adalah:

T = W.
Jika diameter kawat adalah d(mm), maka
besarnya momen puntir kawat yang berkorelasi
dengan tegangan geser akibat torsi τ1 (kg/mm2)
adalah:

Torsi = 1 x x d3

Sehingga:
Sedangkan tegangan geser langsung akibat
beban W adalah :
Sehingga, tegangan geser maksimum yang
terjadi di permukaan dalam lilitan pegas
ulir adalah :

Ks = shear stress factor =


Tegangan hanya mempertimbangkan pembebanan
langsung

Tegangan dengan mempertimbangkan efek


lengkungan dan pembebanan
D = Diameter pegas rata-rata
d = Diameter of the spring C = Spring index = D/d
wire Τ= Tegangan geser
n = Jumlah lilitan aktif K = Faktor Wah’l
G = Modulus kekakuan
W = Beban aksial
Contoh Permasalahan

1. Sebuah kumparan pegas kompresi yang terbuat


dari baja paduan adalah memiliki
spesifikasi sebagai berikut:
diameter koil = 50 mm; diameter kawat = 5
mm; Jumlah koil aktif = 20. Jika spring
dikenakan ke beban aksial dari 500 N;
hitung tegangan geser maksimum (abaikan
pengaruh kelengkungan).
Penyelesaian:
Dik: D = 50 mm; d = 5 mm; n = 20; W = 500
N
Jawab:
Shear stress factor,
adalah:

Sehingga, tegangan geser maksimum (mengabaikan


pengaruh kelengkungan kawat), adalah:
2. Sebuah pegas helik terbuat dari kawat
dengan diameter 6 mm dan memiliki
diameter luar dari 75 mm. Jika tegangan
geser diperbolehkan 350 MPa dan modulus
kekakuan 84 kN/mm2, tentukan beban
aksial dan defleksi per koil pegas.
Dik:
d= 6 mm; D0= 75 mm; τ= 350 Mpa = 350
N/mm2; G= 84 kN/ mm2 = 84x103 N/mm2.

Penyelesaian:
Dapat dicari diameter pegas
d = 6 mm, D = D0 – d = 75 – 6 = 69
mm
a. Mengabaikan efek lengkungan:

Tegangan geser maksimum pada kawat adalah:


Kita ketahui persamaan defleksi adalah:

Sehingga besarnya defleksi perkoil pegas adalah :


b. Mempertimbangkan efek lengkungan
Kita ketahui besarnya Wahl’s stress factor
adalah:

Tegangan geser maksimum pada kawat adalah


:
Kita ketahui persamaan defleksi adalah
:

Sehingga besarnya defleksi per koil pegas


adalah:
3. Rancanglah pegas yang digunakan untuk
mengukur beban 0 sampai 1000 N, dimana
defleksi pegas 80 mm. Pegas akan
dimasukkan ke dalam casing berukuran
diameter 25 mm. Perkiraan jumlah koil
adalah 30. Modulus kekakuan adalah 85
kN/mm2. Hitunglah juga tegangan geser
maksimum.
Penyelesaian:
Diketahui:
W = 1000 N; δ = 80 mm; n = 30; G = 85 kN/mm2
= 85 x 103 N/mm2.

Agar pegas dapat masuk kedalam casing, maka


diameter pegas < diameter casing. Kita
ketahui persamaan defleksi adalah:
Jika diasumsikan jika besarnya d = 4 mm,
maka:
C3 = 28,3d = 28,3 x 4 = 113,2 atau C =
4,84
D = C.d = 4,84 x 4 = 19,36 mm

Untuk mencari diameter luar pegas, dicari


melalui persamaan :
Sehingga
,
D0 = D + d = 19,36 + 4 = 23,36 mm

Besarnya D0 lebih kecil daripada diameter


casing, sehingga asumsi diameter coil
sebesar 4 mm telah benar.
Selanjutnya besarnya tegangan geser maksimum
adalah : Wahl’s stress factor,

Sehingga, tegangan geser


maksimum
B. Perhitungan Pegas Torsi Helik

Gambar 12. Pegas torsi helik


Tegangan lentur dapat dicari dengan persamaan :

Dimana : M = momen lentur = W


x y
d = diameter kawat

K = Faktor Wahl =

Sudut defleksi :
Keterangan: L = panjang
kawat
n = jumlah
lilitan
Defleksi :

Jika pegas berbentuk kotak , dimana lebar = b


dan tebal = t, maka :
Dimana Wahl’s stress factor,
Dalam kasus pegas terbuat dari kawat persegi
dengan tiap sisi sama dengan b, kemudian
mengganti t = b, persamaan diatas menjadi :
Contoh permasalahan :
1. Sebuah pegas torsi helik memiliki diameter
60 mm terbuat dari kawat berdiameter 6 mm.
Jika torsi sebesar 6 Nm diterapkan pada
pegas, tentukan tegangan lentur dan sudut
defleksi (derajat) dari pegas. Jika
diketahui indeks pegas adalah 10 dan
modulus elastisitas untuk material pegas
adalah 200 kN/mm2. Jumlah koil efektif
sebesar 5,5.
Penyelesaian:

Diketahui:
D = 60 mm; d = 6 mm; M = 6 Nm = 6000 Nmm; C=
10; E= 200 kN/mm2 = 200 x 103 kN/mm2 ; n = 5,5.

Jawab :
Wahl’s stress factor,
Tegangan lentur :

Sudut defleksi (dalam derajat)


C. Perhitungan Pegas Plat Spiral

Gambar 13. Pegas Plat Spiral


Analisis Pegas Plat Spiral

W = Beban tarik ujung pegas


y = Jarak pusat gravitasi ke titik A
l = Panjang plat pegas
b = Lebar plat
t = Tebal plat

I = Momen inersia =

Z = modulus permukaan =
Ketika ujung pegas A ditarik oleh gaya W,
maka momen lentur pada pegas :

M = W
x y
Momen lentur terbesar terjadi pada pegas di B
yang berada pada jarak maksimum dari beban
tarik W.
Tegangan lentur maksimum pada material pegas :

Dengan asumsi bahwa kedua ujung pegas dijepit,


sudut defleksi (dalam radian) dari pegas
adalah :
Sehingga defleksinya adalah :

Energi yang tersimpan dalam pegas :


Contoh
permasalahan

Sebuah pegas terbuat dari plat dengan lebar 6 mm


dan tebal 0,25 mm. Panjang plat adalah 2,5 meter.
Dengan asumsi tegangan maksimum 800 MPa terjadi
pada titik momen lentur terbesar. Jika E = 200
kN/mm2, hitunglah momen lentur, jumlah putaran
pegas, dan energi regangan yang tersimpan pada
pegas.
Penyelesaian
:
Diketahui:
b= 6 mm; t= 0,25 mm; l= 2,5 m = 2500 mm; σb=
800 MP =800 N/mm2 ; E= 200 kN/mm2
= 200 x 103 N/mm2.
Jawab
:
Momen lentur pada pegas :
Jika M = Momen lentur pada pegas, dan kita
ketahui bahwa tegangan lentur maksimum pada
material pegas (σb) :
Jumlah putaran pegas :
Kita tahu bahwa sudut defleksi
pegas,
Karena satu putaran pegas sama dengan 2π
radian, maka jumlah putaran untuk pegas
adalah = 40/2π = 6,36 putaran

Energi regangan yang


tersimpan pada pegas
adalah
= ½ M θ = ½ x 25 x 40
= 500 Nmm

Gambar 14. Pegas pelat spiral


Pegas Daun
Pegas ini biasanya dibuat dari plat baja yang
memiliki ketebalan 3-6 mm. susunan pegas daun
terdiri atas 3-10 lembar plat yang diikat
menjadi satu menggunakan baut atau klem pada
bagian tengahnya.
Pada ujung plat terpanjang dibentuk mata
pegas untuk pemasangannya. Sementara itu
bagian belakang dari plat baja paling atas
dihubungkan dengan kerangka menggunakan
ayunan yang dapat bergerak bebas saat panjang
pegas berubah-ubah karena pengaruh perubahan
beban.
Gambar 15. Pegas Daun
Pemasangan pegas daun : yaitu pegas daun
dipasang diatas poros roda belakang dan
pegas daun dipasang dibawah poros roda
belakang. Kebanyakan pegas daun dipasang
tepat ditengah-tengah panjang pegas tersebut
sehingga bagian depan dan belakang sama
panjang. Tetapi ada juga pemasangan pegas
daun yang tidak tepat ditengah, yaitu bagian
depan lebih pendek dari bagian belakang.
A. Analisis Pegas Daun
Pada kasus plat tunggal, salah satu
ujungnya dijepit dan ujung lainnya diberikan
beban W seperti pada Gambar dibawah. Plat ini
dapat digunakan sebagai pegas datar.

Keterangan:
t = Tebal pelat,
b = Lebar pelat, dan
L = Panjang pelat
atau jarak dari beban
W ke ujung kantilever.

Gambar 16. Pegas daun plat tunggal


Momen lentur maksimum pada titik A, adalah:

M = W. L
Modulus permukaan :

Tegangan lentur pegas :


Defleksi maksimum untuk kantilever dengan
beban terkonsentrasi pada ujung bebas adalah :
Jika pegas bukan tipe kantilever tetapi
seperti balok tumpuan sederhana (untuk
konstruksi dimana pegas ditumpu pada kedua
ujungnya), dengan panjang 2L dan beban di
tengah 2W, maka :

Gambar 17. Pegas Daun Dua Tumpuan


Maka :
Momen bending maksimum di tengah :

M = W x L
Modulus permukaan:

Z = b t2 / 6
Tegangan bending maksimum:
Defleksi maksimum balok sederhana berada
ditengah, yaitu :

Dari atas kita melihat bahwa pegas seperti


pegas mobil dengan panjang 2L di pusat dan
diberikan beban 2W, dapat diperlakukan
sebagai kantilever ganda.
Ada dua kondisi susunan pegas, yaitu:
a. susunan pegas triangular menyamping/mendatar
b. susunan pegas triangular yang lebarnya
seragam dimana ditempatkan satu di bawah
yang lain (susunan menurun / vertikal),

Gambar 18. Susunan Pegas


Maka persamaan pegas triangular:

Tegangan lentur pegas :

Defleksi maksimum
Untuk defleksi yang sama, tegangan pada pegas
susunan penuh (rata) lebih besar 50% dari
pegas sususan triangular dengan asumsi bahwa
setiap unsur pegas adalah elastis. Jika F dan
G digunakan untuk menunjukkan perbandingan
pegas daun susunan penuh dan pegas daun
susunan triangular, maka :
Pengembangan dari persamaan di atas diperoleh
tegangan lentur maksimum :
Keterangan:

W = beban total = WG + WF
WG = beban yang dikenakan pada susunan bertingkat
WF = beban yang dikenakan pada susunan rata
nF = jumlah plat yang tersusun rata
nG = jumlah plat yang tersusun betingkat
B. Konstruksi susunan pegas daun pada mobil

Pegas daun yang umum digunakan dalam mobil


adalah bentuk semielips.

Daun disatukan dengan menggunakan band atau


baut.
Band dapat memberikan efek yang kaku dan
memperkuat.
Gambar 19. Kontruksi Pegas Daun
Cara menyamakan tegangan pada plat bertingkat
dengan cara sebagai berikut :

1. Ketebalan plat pegas pada susunan penuh


dibuat lebih tipis dari susunan bertingkat.
2. Radius kelengkungan pegas pada susunan
penuh dibuat lebih besar dari susunan
bertingkat, kemudian disatukan.
Gambar 20. Menyamakan Tegangan
Defleksi total susunan daun bertingkat akan
melebihi defleksi total susunan daun rata.

Dimana C adalah selisih.


Karena tegangan dibuat sama, maka :
Persamaan diatas jika dimasukan dalam
persamaan (1) diperoleh :

Beban Wb yang dipakai untuk merapatkan pegas


daun :
Tegangan akhir dari pegas daun :

Panjang Pegas Daun


Panjang efektif =
2L
= 2L1 –
l
Panjang tidak efektif = jarak antar U pengikat = l
Panjang busur pegas = 2L1
n = jumlah total pegas
t = tebal pegas daun
Contoh permasalahan
Sebuah pegas truk memiliki 12 daun, dua di
antaranya adalah daun yang tersusun rata.
Panjang busur pegas 1,05 m dan panjang tidak
efektifnya 85 mm. Beban pusat 5,4 kN dengan
tegangan yang diizinkan 280 MPa. Tentukan
ketebalan dan lebar pegas daun serta defleksi
pegas. Perbandingan tebal total dan lebar
pegas adalah 3.
Penyelesaian:
Diketahui:
n = 12; nF = 2; 2L1 = 1.05 m = 1050 mm; l = 85
mm; 2W = 5,4 kN = 5400 N atau W = 2700 N; σF
= 280 Mpa = 280 N/mm2
Panjang efektif: 2L = 2L1 – 1 1050 - 85 = 965 mm
L = 492,5 mm
2W = 5,4 KN = 5400 N
W = 2700 N
Karena mengingat bahwa rasio dari total
kedalaman pegas (n × t) dan lebar pegas (b)
adalah 3, maka:

Dengan asumsi bahwa daun awalnya tidak


memiliki tegangan, sehingga tegangan maksimum
atau tegangan lentur untuk panjang penuh daun
(σF) adalah:
Dan tebal plat diambil 10 mm dan lebarnya
b = 4x10 = 40 mm, maka:
Defleksi pegas :

Anda mungkin juga menyukai