Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dengan berkembangnya segala bentuk industri yang mempergunakan dan


menghasilkan mesin di Indonesia, maka makin banyak diperlukan tenaga terampil yang
mampu mengatasi masalah perbaikan dan perencanaan mesin.Seperti kopling yang ada di
kendaran roda empat, peranti pada motor memiliki fungsi yang sama yaitu untuk memutus
dan meneruskan arustenaga dari mesin ke transmisi.Praktisnya pengoperasian kopling bebek
adalah sistem sentrifugal.Satu prinsip kerja benda yang diadopsi dari ilmu fisika.Namun
justru dalam keadaan yang demikian itu akhir-akhir ini dirasakan adanya kelemahan dalam
pengetahuan dasar mesin pada para teknisi yang berkecimpung dalam bidang permesinan.
Kelemahan ini diantaranya diakibatkan oleh kurangnya sarana pendidikan, baik yang formil
maupun non-formil, bagi para tenaga teknisi di Indonesia. Salah satu sarana yang penting
adalah buku. Maka penulis berharap dapat memberikan sumbangan dalam rangka
memperkokoh pengetahuan dasar dalam elemen mesin bagi para teknisi dan tenaga
profesional lainnya.

Seluruh kendaraan dituntut bisa dioperasikan atau dijalankan pada berbagai kondisi
jalan. Namun demikian, mesin yang berfungsi sebagai penggerak utama pada suatu
kendaraan tidak bisa melakukan dengan baik apa yang menjadi kebutuhan atau tuntutan
kondisi jalan tersebut. Misalnya, pada saat jalan mendaki, kendaraan membutuhkan
momen punter (torsi) yang besar, namun kecepatan atau laju kendaraan yang dibutuhkan
rendah.

Pada saat ini walaupun putaran mesin tinggi karena katup trotel atau katup
gas dibuka penuh namun putaran mesintersebut harus dirubah menjadi kecepatan atau
laju yang rendah. Sedangkan pada saat sepeda motor berjalan pada jalan yang rata, kecepatan
diperlukan tapi tidak diperlukan torsi yang besar. Komponen kopling sentrifugal dirancang
untuk pemakaian dalam jangka waktu lama. Dari pendahuluan diatas, sesuai dengan yang
akan dibahas yakni tentang kopling sentrifugal, maka sebagai kesimpulan awal bahwa
sistem kopling sentrifugal masuk pada bagian system pemindah tenaga. Oleh karena

1
itu pada pembahasan kali ini kami akan membahas secara terperinci yang erat kaitannya
dengan sistem kopling sentrifugal.

1.2 Tujuan dan Manfaat Penulisan


a) Tujuan dari makalah ini adalah
1. Menjelaskan tentang kopling sentrifugal dan komponen komponen utama
kopling sentrifugal
2. Menjelaskan syarat-syarat yang harus di miliki oleh kopling sentrifugal
3. Menjelaskan cara kerja kopling sentrifugal
4. Menjelaskan cara perawatan kopling setrifugal
b) Manfaat dari makalah ini adalah :
1) Pembaca dapat memahami tentang pengertian dan komponen-komponen
kopling sentrifugal.
2) Pembaca lebih memahami lagi tentang cara kerja dan cara perawatan kopling
sentrifugal.

1.3 Perumusan Masalah

Masalah yang akan di bahas dalam makalah ini adalah:

1. Apa yang di maksud dengan kopling sentrifugal?


2. Bagaimana jenis dan komponen-komponen utama kopling sentrifugal itu sendiri?
3. Bagaimana cara pemeriksaan dan perawatanterhadap kopling sentrifugal?

1.4 Metode Pembahasan

Pada tugas perencanaan ini pembahasan akan dilakukan dengan menggunakan


literatur yang memuat data-data serta rumus-rumus yang berkaitan dengan masalah yang
diambil, serta dilengkapi data-data dari studi lapangan.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kopling Sentrifugal

Kopling sentrifugal adalah kopling yang menggunakan gaya sentrifugal untuk


menghubungkan dua poros segaris, dengan poros pemutar ditempatkan di dalam poros yang
diputar. Input dari kopling dihubungkan dengan poros engkol mesin, sedangkan output-nya
bisa menggerakan poros, rantai atau sabuk.
Ketika putaran mesin naik lebih tinggi maka lengan berpemberat di dalam kopling
akan mengayun ke arah luar dan menekan kopling untuk berhubungan. Jenis paling umum
mempunyai bantalan gesek atau sepatu yang terpasang melingkar untuk menghubungkan
poros tengah dengan bagian dalam dari rumah kopling. Di poros tengah terdapat
beberapa pegas yang terhubung dengan bantalan gesek. Ketika poros tengah berputar cukup
cepat maka pegas ini akan merenggang dan membuat bantalan gesek bersentuhan dengan
permukaan gesek yang terhubung dengan bagian yang akan diputar.
Cara kerja sentrifugal dalam kopling primer diterapkan pada kanvas kopling. Itu
sebabnya kopling primer sering disebut juga sebagai kopling sentrifugal. Komponen ini akan
bekerja saat putaran mesin mencapai 1.400 rpm. Secara sederhana bagian utama dari kopling
primer pada kopling ganda adalah clutch shoe atau sepatu kopling dan clutch drum atau
rumah kopling. Sepatu kopling berputar mengikuti kerja poros engkol, sedangkan rumah
kopling merupakan peranti yang berhubungan dengan kopling sekunder.

Mekanisme kerja kopling primer adalah saat putaran mesin lambat, kanvas belum
mengembang, masih tertahan oleh pegas. Rumah kopling yang berhubungan dengan kopling
sekunder pun belum bergerak. Begitu digas dan putaran mesin bertambah tinggi, gaya
sentrifugal pada kopling primer pun bekerja. Kanvas akan mengembang mendekati rumah
kopling. Akhirnya, kedua komponen ini akan merapat dan saling mengunci. Arus tenaga
yang berasal dari poros engkol akan disalurkan ke kopling sekunder. Cara kerja kopling
sekunder ini sama dengan model konvensional.Letak kopling sekunder berada pada poros
gigi utama. Antara koplingprimer dengan kopling sekunder dihubungkan melalui drive gear.
Karena proses kerjanya yang berdasarkan putaran mesin atau rpm itu, kopling ganda juga
disebut sebagai kopling otomatis. Semuanya sudah diatur secara langsung oleh kopling

3
primer. Pada sepeda motor bebek tipe terbaru, terutama yang memakai mesin berkapasitas
125 cc, dilengkapi dengan teknologi EPBS (Extra Primary Brake System). Dengan teknologi
ini putaran kopling bisa diperlambat terlebih dahulu sebelum perpindahan gigi, sehingga
pergeseran gigi jadi lebih lembut. Komponen kopling sentrifugal dirancang untuk pemakaian
dalam jangka waktu lama. Bila pemilik kendaraan merawat sepeda motornya secara telaten
sesuai buku manual, komponen kopling sentrifugal bisa tahanhingga lebih dari 10 tahun.

Gambar 2.1 Kopling Sentrifugal

2.2 Perbandingan Kopling Manual dan Sentrifugal

Kopling sentrifugal alias otomatis pada awalnya diterapkan di motor bebek. yang
diperuntukan bagi pengendara wanita dengan tujuan agar lebih mudah dalam
pengoprasiannya. Lalu seiring dengan jalannya waktu pada saat ini motor bebek tidak hanya
digunakan oleh kaum wanita saja, banyak kaum pria yang menggunakan motor bebek.
Dengan maksud untuk mendapatkan akselerasi yang lebih reponsif, banyak kaum pria yang
memodifikasi motor bebek yang pada awalnya menggunakan kopling sentrifugal (otomatis)
mengganti menjadi kopling manual, tidak sedikit bengkel dan speed-shop yang gencar
menawarkan perangkat kopling tangan. Bisa terdiri bak mesin kanan, stut pendorong, kopling
jedek dan hendelnya.
Melihat tren seperti ini pabrikanpun meliriknya, kemudian mereka memproduksi
motor bebek dengan menggunakan kopling manual, dengan embel-embel tunggangan anak
muda. Silsilah bebek sesungguhnya dilupakan. Setelah dipasarkan para konsumen yang
kurang begitu pahamdengan perbedaan antara kopling sentrifugal dengan kopling

4
manualmenjadi bingung. Agar pabrikan lancar mejual hasil produksinya di pasaran maka
dengan promosi yang tidaksesuai dengan kenyataan mereka mengatakan bahwa kopling
manual adalah perangkat modern dan lebih canggih. Sehingga pabrikan dapat menjual motor
bebek dengan kopling manual lebih tinggi harganya dari motor bebek yang menggunakan
kopling sentrifugal. Padahal, itu sama saja pengurangan teknologi dan menyebabkan kerugian
di pihak konsumen. Pada kenyataannya :
Memang kopling manual lebih responsif di akselerasi tetapi pada pemakaian di jalan
macet lebih akurat pakai kopling sentrifugal tidak direpotkan tarik ulur hendel
kopling.
Bagi yang jam terbangnya tinggi, kopling sentrifugal tak gampang capek. Karena
tidak perlu menarik hendel kopling jika mengharuskan melalui rute macet.
Umur kampas kopling sentrifugal lebih hemat. Karena pada rpm 1.300 yang bekerja
hanya kopling sentrifugal. Maka biaya perawatan lebih murah.
Kalau untuk road race memang diperlukan kopling manual demi keamanan
menstabilkan akselerasi meletupnya rpm. Tetapi di arena balap berbeda dengan
dengan pemakaian sehari-hari.

Setelah mengetahui perbandingan ini maka sesuaikan kebutuhan dan karakter jiwa anda
dalam mengendarai sepeda motor, kalau ingin motor yang responsif silakan pilih motor yang
menggunakan kopling manual, tetapi bila ingin nyaman pilih motor yang
menggunakankopling sentrifugal.

Gambar 2.2 Cara kerja kopling sentrifugal

5
2.3 Aplikasi Kopling Sentrifugal

Kopling sentrifugal biasanya diaplikasikan pada sepeda motor matic. Pada kasus ini kami
menggunakan sepeda motor Honda Scoopy.
Berikut adalah sistem kerjanya:

Saat Putaran Mesin Stasioner


Pada putaran stasioner, gaya sentrifugal yang terjadi pada sepatu gesek dari unit
kopling sentrifugal belum mampu mengalahkan tegangan pegas sentrifugal. Sepatu gesek
tidak mampu memutarkan rumah kopling, sehingga kopling sentrifugal belum bekerja.
Tenaga putaran mesin yang sudah diteruskan oleh transmisi berhenti pada unit kopling
sentrifugal sehingga sampai keroda dan sepeda motor tidak berjalan.

Saat Putaran Mesin Dinaikkan / Sepeda Motor Mulai Berjalan


Saat putaran mesin bertambah kurang lebih 3000 rpm, gaya sentrifugal yang terjadi
pada sepatu gesek sudah cukup besar. Sepatu gesek akan terlempar keluar dan menggesek
rumah kopling. Pada keadaan ini kopling sentrifugal mulai meneruskan tenaga putaran mesin
keroda belakang sehingga sepeda motor mulai berjalan. Sedangkan gaya sentrifugal yang
diterima roller pemberat pada drive puli belum cukup untuk mengalahkan tegangan pegas
pada driven puli. Hal ini menyebabkan driven puli menyempit (menghasilkan diameter yang
besar). Karena panjang sabuk tetap, maka drive puli akan menyesuaikan untuk berada pada
posisi melebar, (diameter kecil). Rasio transmisi besar sehingga menghasilkan perbandingan
putaran yang ringan dan torsi besar.

Saat Mesin Kecepatan Menengah


Pada saat putaran mesin naik hingga kecepatan menengah, gaya sentrifugal yang
diterima roller pemberat pada drive puli cukup besar, sehingga roller terlempar keluar,
menekan puli geser pada bagian drive puli untuk bergerak kearah menyempit dan mendorong
sabuk kebagian diameter drive puli yang lebih besar. Panjang sabuk tetap sehingga sabuk
pada bagian driven puli ke posisi yang lebih lebar (diameter mengecil). Keadaan ini membuat
rasio transmisi mengecil sehingga laju kecepatan sepeda motor bertambah.

6
Saat Putaran Mesin Kecepatan Tinggi
Jika mesin mencapai putaran tinggi, maka gaya sentrifugal yang diterima roller
pemberat pada drive puli semakin kuat sehingga roller terlempar kesisi terluar, semakin kuat
menekan puli geser pada bagian drive puli untuk bergerak kearah menyempit dan mendorong
sabuk ke bagian diameter drive puli yang paling besar. Tarikan sabuk pada bagian driven puli
akan semakin besar, menekan pegas driven puli untuk menggeser drive puli ke posisi yang
paling lebar (diameter terkecil). Keadaan ini membuat rasio transmisi semakin kecil sehingga
laju kecepatan sepeda motor semakin tinggi.

Saat Sepeda Motor Membawa Beban Berat, Berakselerasi atau Jalanan Menanjak

Gambar 2.3 Sistem puli pada kopling sentrifugal

Pada saat sepeda motor membawa beban berat, berakselerasi dengan cepat atau saat
berjalan menanjak, dibutuhkan torsi yang besar agar sepeda motor dapat terus melaju.
Kondisi yang sering ditemui pada keadaan ini adalah sepeda motor sedang melaju dengan
kecepatan rendah, padahal saat ini dibutuhkan torsi yang besar. Biasanya pengendara akan
berusaha meningkatkan torsi yang dihasilkan mesin dengan cara membuka katup lebar-lebar
agar putaran mesin naik dan menghasilkan torsi yang besar. Pada CVT(Continuous Variable
Transmission) yang bekerja secara otomatis berdasarkan penngaturan putaran mesin, hal ini
akan menjadi kendala. Secara normal, saat putaran mesin dinaikkan, maka rasio transmisi
akan menurun sehingga hal ini justru akan merepotkan karena torsi yang dihasilkan justru
berkurang. Oleh karena itu, untuk mengatasi kesulitan tersebut, CVT dilengkapi dengan suatu
perangkat yang disebut sebagai kickdown mechanisme. Konstruksi dari kickdown

7
mechanism terletak pada bagian driven puli, terdiri atas alur yang dibuat pada pulli geser dan
nok / torque cam yang ditanamkan pada puli tetap.
Pada saat roda belakang memperoleh tahanan jalan yang besar (diakibatkan karena
sepeda motor sedang membawa beban berat, berakselerasi dengan cepat, atau saat menempuh
jalan mendaki) akan terjadi tarikan yang kuat oleh sabuk pada bagian driven puli. Hal ini
terjadi sebagai akibat perlawanan antara tahanan jalan dan tegangan sabuk saat putaran mesin
dinaikkan. Alur pada puli geser tersebut memaksa puli bergeser kearah penyempitan driven
puli. Dengan demikian diameter driven puli akan tetap membesar, dan drive puli akan tetap
pada diameter kecil meskipun gaya sentrifugal yang diterima roller pemberat sangat tinggi
pada putaran mesin dinaikkan. Dengan demikian pada kondisi posisi CVT akan dipaksa pada
rasio terbesar, agar memperoleh perbandingan putaran yang ringan dan torsi yang besar.

2.4 Formula
Dalam merancang kopling sentrifugal , diperlukan untuk menentukan berat sepatu,
ukuransepatu dan beban pada spring / pegas . Prosedur berikut dapat dilakukan untuk
mendesain sebuah
kopling sentrifugal .

1. Massa Sepatu Kopling

Gambar 2.4 Sepatu Kopling

Dimana :
m = massa setiap sepatu
n = jumlah sepatu

8
r = jarak dari pusat gravitasi sepatu ke spider
R = radius dalam puli
N = kecepatan puli dalam r.p.m
= kecepatan sudut puli dalam rad / s
= 2 N / 60 rad/s,
1 = Kecepatan sudut dimana terdapat sambungan
= kefisien gesek antara sepatu dan rumah kopling

Kita tahu bahwa gaya sentrifugal yang bekerja pada setiap sepatu memiliki kecepatan,
Pc = m.2.r

Karena kecepatan di mana sambungan berada pada umunya adalah 3 / 4 kecepatan yang
terjadi , oleh karena itu gaya dari dalam setiap sepatu yang diberikan oleh pegas ditunjukan

3 2 9
= m (1 )2 r = m(4 ) r = 16 m 2 r

Gaya radial luar bersih ( yaitu gaya sentrifugal ) yang ditekan oleh sepatu terhadap rim
pada kecepatan yang terjadi
9 7
= - = m 2 r - 16 m 2 r = 16 m 2 r

dan gaya gesekan yang bekerja tangensial pada setiap sepatu,


F = ( - )

Torsi gesek yang bekerja pada masing-masing sepatu


= F R = ( - ) R

dan total torsi gesekan yang ditransmisikan,


T = ( - ) R n = n . F . R

Dari persamaan- persamaan tersebut, kita dapat menentukan massa sepatu kopling.

9
2. Ukuran Sepatu Kopling
Dimana, l = panjang sepatu kontak
b = lebar sepatu
R = radius kontak sepatu. Hal ini sama dengan jari-jari dalam tepi puli
= sudut sepatu dihitung dari pusat spider dalam radian
p = Intensitas tekanan yang di berikan pada sepatu . Untuk memastikan pemakaian
wajar , dapat diambil sebagai 0,1 N / mm2 .
Kita tahu bahwa,

= atau I = . R = 3 R ...(Asumsi = 60 = / 3 rad)

Daerah kontak sepatu


=l.b

dan gaya dengan yang ditekan sepatu terhadap RIM


=A.b=l.b.p

Karena kekuatan yang ditekan sepatu terhadap rim pada kecepatan yang terjadi adalah ( Pc
Ps) ,oleh karena itu
l . b . p = -

Dari persamaan-persamaan ini , lebar sepatu bisa ditentukan.

3. Beban pada spring / pegas


Beban pada spring didapat dari,
9
= 16 m 2 r

10
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Perancangan Kopling Sentrifugal


Data data yang didapat dari hasil survei di lapangan :
1. Diameter kopling = 10,7 cm
2. Diameter poros = 1,52 cm
3. Jumlah sepatu kopling = 3 buah
4. Panjang kontak sepatu kopling = 5,8 cm
5. Lebar sepatu kopling = 2 cm
6. Titik berat kopling = 5 cm
7. Radius dalam pulley = 6 cm
8. Material sepatu kopling = asbes
9. Daya maksimum = 6,27 kW / 8000 rpm ( Honda Scoopy)
10. Torsi maksimum = 8,68 Nm / 6500 rpm ( Honda Scoopy)
Berdasarkan hasil survey tersebut, kopling sentrifugal pada sepeda motor Honda
Scoppy dapat menghantarkan daya maksimum sebesar 6,27 kW / 8000 rpm dengan
bantuan Kickdown Mechanism. Jumlah sepatu kopling ada 3 buah serta memiliki radius
dalam puli sebesar 6 cm. Sepatu kopling ini mulai melakukan kontak dengar rumah
kopling ketika sudah mencapai 3/4 dari kecepatan putarnya. Material sepatu kopling
adalah asbes yang bergesekan dengan besicor, sehingga memiliki koefisien gesek 0,4.

Dari data-data di atas, penulis mencoba untuk merancang kopling yang akan
digunakan untuk menghantarkan daya 15 Kw pada putaran 900 rpm.Bagian bagian yang
akan penulis rancang adalah massa sepatu kopling, ukuran sepatu dan beban pada pegas
sepatu kopling.

11
1) Massa Sepatu Kopling
Anggap m = massa sepatu kopling
Tentukan kecepatan sudut,
2 2 900 5652
= = = =94.2 rad/s
60 60 60

Karena kecepatan pada saat mulai terjadi kontak adalah 3/4 kecepatan sebenarnya, maka
kecepatan pada saat mulai terjadi kontak adalah
3 3
1 = = 94,2 = 70,65 rad/s
4 4

Dari data survei, didapat bahwa pusat gravitasi sepatu kopling terdapat pada titik yang
berjarak 5 cm dari pusat kopling.
r = 5 cm = 0,05 m

lalu, kita dapatkan gaya sentrifugal yang bekerja pada setiap sepatu kopling,

= m 2 r = m ( 94,22 ) 0,05
= 443,682 m N

Dan gaya yang masuk ke dalam sepatu kopling yang diakibatkan pegas, yaitu gaya
sentrifugal yang terjadi karena kecepatan pada saat penyatuan , 1

= m 1 2 r = m ( 70,652 ) 0,05 = 249,57 m N

Maka, bias kita dapatkan torsi yang ditransmisikan ,


60 15 103 60 900000
T= = = = 159,23 Nm
2 2 3,14 900 5652

Maka di dapatlah massa sepatu kopling,


T = ( ) R n

12
159,23 = 0,4 ( 443,682 249,57 ) 0,06 3
159,23 = 13,98 m
m = 11,38 kg

2) Ukuran Sepatu Kopling


Anggap : l = panjang sepatu kopling yang mengalami kontak dalam mm
b = lebar sepatu dalam mm

Busur sepatu kopling yang mengalami kontak memiliki sudut = 600 atau 3 radian

Terhadap pusat kopling, sehingga



l= .R= 60 = 62,8 mm
3
luasbidangkontaksepatu
A = l . b = 62,8b 2

Intenitas tekanan yang diberikan terhadap sepatu kopling adalah1 N/ 2 , maka besar
tekanan yang dilakukan sepatu aterhdap rim adalah
= A . P = 62,8 b 1 = 62,8 b N . ( i )

Kita jugatahubahwagaya yang diberikansepatuterhadap rim adalah

= = 443,682 249,57 = 194,112 m


= 194,112 11,38 = 2208,99 N ..( ii )

Dari persamaan( i ) dan ( ii ) didapat


2208,99
b= = 35,175 mm
62,8
Bebanpadapegasadalah
9
= m 2 r
16
9
= 11,38 ( 94.2 2 ) 0,05
16
= 2840,1 N

13
BAB IV

HASIL SIMULASI

Simulation of Sepatu Kopling

Date: 19 Nopember 2014


Designer: Solidworks

Study name: Study 2

Analysis type: Static

14
15
Model Information

Model name: Sepatu Kopling


Current Configuration: Default
Solid Bodies
Document Name and Document Path/Date
Treated As Volumetric Properties
Reference Modified
Combine2[1] Mass:0.00249662 kg E:\PERANCANGAN
Volume:1.11455e-006 KOPLING
m^3 PULO\pulo\Part3.SL
Solid Body
Density:2240.02 kg/m^3 DPRT
Weight:0.0244669 N Nov 19 13:18:17
2014
Cut-Extrude33 Mass:0.148129 kg E:\PERANCANGAN
Volume:1.8991e-005 KOPLING
m^3 PULO\pulo\boomm
Solid Body
Density:7800 kg/m^3 2.SLDPRT
Weight:1.45167 N Nov 19 13:18:17
2014

16
Study Properties
Study name Study 2
Analysis type Static
Mesh type Solid Mesh
Thermal Effect: On
Thermal option Include temperature loads
Zero strain temperature 298 Kelvin
Include fluid pressure effects from Off
SolidWorks Flow Simulation
Solver type FFEPlus
Inplane Effect: Off
Soft Spring: Off
Inertial Relief: Off
Incompatible bonding options Automatic
Large displacement Off
Compute free body forces On
Friction Off
Use Adaptive Method: Off
Result folder SolidWorks document
(E:\PERANCANGAN KOPLING
PULO\pulo)

Units
Unit system: SI (MKS)
Length/Displacement mm
Temperature Kelvin
Angular velocity Rad/sec
Pressure/Stress N/m^2

17
Material Properties
Model Reference Properties Components
Name: C (Graphite) SolidBody
Model type: Linear Elastic 1(Combine2[1])(Part3-
Isotropic 1)
Default failure Unknown
criterion:
Yield strength: 1.20594e+008
N/m^2
Tensile strength: 1.00826e+008
N/m^2
Elastic modulus: 2.1e+011 N/m^2
Poisson's ratio: 0.28
Mass density: 2240 kg/m^3
Thermal expansion 1.3e-005 /Kelvin
coefficient:
Curve Data:N/A
Name: Cast Carbon Steel SolidBody 1(Cut-
Model type: Linear Elastic Extrude33)(boomm 2-
Isotropic 1)
Default failure Unknown
criterion:
Yield strength: 2.48168e+008
N/m^2
Tensile strength: 4.82549e+008
N/m^2
Elastic modulus: 2e+011 N/m^2
Poisson's ratio: 0.32
Mass density: 7800 kg/m^3
Shear modulus: 7.6e+010 N/m^2
Thermal expansion 1.2e-005 /Kelvin
coefficient:
Curve Data:N/A

18
Loads and Fixtures
Fixture name Fixture Image Fixture Details
Entities: 1 face(s)
Type: Fixed Geometry

Fixed-1

Resultant Forces
Components X Y Z Resultant
Reaction force(N) 0.000987038 219.747 79.2584 233.604
Reaction Moment(N-
0 0 0 0
m)

Load name Load Image Load Details


Entities: 1 face(s)
Type: Apply normal force
Value: 249.57 N

Force-1

19
Mesh Information

Mesh Information - Details

Total Nodes Solid


12750Mesh
Total Elements 7952
Maximum Aspect Ratio 11.213
% of elements with Aspect Ratio < 3 99
% of elements with Aspect Ratio > 10 0.0126
% of distorted elements(Jacobian) 0
Time to complete mesh(hh;mm;ss): 00:00:04
Computer name: ASUS-PC

Mesh type
Mesher Used: Standard mesh
Automatic Transition: Off
Include Mesh Auto Loops: Off
Jacobian points 4 Points
Element Size 2.72016 mm
Tolerance 0.136008 mm
Mesh Quality High
Remesh failed parts with incompatible mesh Off

20
Study Results

Name Type Min Max


Stress1 VON: von Mises Stress 2413.05 N/m^2 1.42625e+007 N/m^2
Node: 9289 Node: 10918

Sepatu Kopling-Study 2-Stress-Stress1

Name Type Min Max


Displacement1 URES: Resultant 0 mm 0.00908519 mm
Displacement Node: 1440 Node: 1511

21
Sepatu Kopling-Study 2-Displacement-Displacement1

Name Type Min Max


Strain1 ESTRN: Equivalent Strain 1.42434e-008 5.33718e-005
Element: 3474 Element: 5105

Sepatu Kopling-Study 2-Strain-Strain1

Resultant Forces
Reaction Forces
Selection set Units Sum X Sum Y Sum Z Resultant
Entire Model N 0.000987038 219.747 79.2584 233.604

Reaction Moments
Selection set Units Sum X Sum Y Sum Z Resultant
Entire Model N-m 0 0 0 0

22
Contact Information

Contact Contact Image Contact Properties


Type: Bonded
Components: 1
component(s)
Options: Compatible
Global Contact mesh

23
BAB V

KESIMPULAN dan SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya mengenai


perancangankopling sentrifugal, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Kopling sentrifugal termasuk dalam jenis kopling tidak tetap yang bekerja
menggunakan gaya sentrifugal untuk menghubungkan dua poros segaris, dengan
poros pemutar ditempatkan di dalam poros yang diputar.
2. Parameter yang dapat mempengaruhi kualitas darikopling sentrifugal antara lain
adalah massa sepatu kopling, dimensi sepatu kopling, kemampuan pegas pada
kopling serta material yang digunakan.
3. Setelah dilakukan perancangan kopling sentrifugal untukmenghantarkandaya 15 Kw
padaputaran 900 rpm, diperoleh massa sepatu kopling sebesar 11,38 kg,
panjangsepatukopling yang mengalamikontakadalah 62,8 mm, lebar sepatu kopling
adalah 35,175 mm serta beban pegas sebesar 2840,1 N

5.2 Saran
Dari rancangan mengenai kopling sentrifugal yang telah dilakukan, terlihat bahwa
untuk dapat menghantarkan daya yang lebih besar kita juga harus memanipulasi sepatu
kopling dengan meningkatkan massanya, memperbesar dimensinya serta mengubah
material kampas kopling dengan material yang lenih unggul.

24
DAFTAR PUSTAKA

R.S. Khurmi, J.K. Gupta. A textbook of Machine DesignI. New Delhi Eurasia Publishing
House (Pvt). Ltd. 2005

Purna Irawan, Agustinus. 2009. Diktat Elemen Mesin. Universitas Tarumanegara.

http://www.astra-honda.com/produk/kendaraan/scoopy-fi/. Diakses tanggal 17nopember 2014.

Cara kerja CVT pada transmisi sepeda motor matic.http://otojava.blogspot.sg/2014/01/cara-kerja-


cvt-pada-sepeda-motor-matic.html. Diakses tanggal 19 april 2016.

Kopling sentrifugal. http://id.wikipedia.org/wiki/Kopling_sentrifugal. Diakses tanggal 19 april


2016.

Komponen-komponen kopling sentrifugal dan fungsinya .


http://motorarea.blogspot.sg/2013/09/fungsi-kopling-dan-komponennya.html. Diakses
tanggal 19 april 2016.

25
LAMPIRAN GAMBAR

26
27

Anda mungkin juga menyukai