Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-NYA serta kesehatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan “Tugas
Rancangan Mesin”
Berdasarkan kurikulum pada perguruan tinggi Institut Tekhnologi Medan (ITM), dimana
setiap mahasiswa/I Fakultas Tekhnologi Industri khususnya Jurusan Tekhnik Mesin, wajib
menyelesaikan tugas rancangan roda gigi. Dalam kesempatan ini penulis membuat rancangan
roda gigi “Mobil Honda Jazz” dengan data sebagai berikut:
Daya : 88 KW
Putaran : 6600 rpm
Dalam rancangan ini penulis menyajikan perhitungan untuk memperoleh ukuran-ukuran
dan bahan yang akan digunakan pada roda gigi “Mobil Honda Jazz”.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini dan masih
jauh dari yang diharapkan. Untuk itu penulis dengan lapang dada menerima kritik dan saran dari
pembaca yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan laporan ini.
Pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1.Kedua orang tua penulis, atas semua nasihat dan pengorbanan moril dan material serta do’anya
kepada penulis sehingga terselesaikannya tugas ini.
2.Ibu ir Nurdiana,MT,Selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin,Institut Teknologi Medan.
3.Bapak Iswandi,ST.MT,Selaku Sekertaris Jurusan Teknik Mesin,Institut Teknologi Medan
4.Bapak Mulyadi,ST.MT,Selaku Kordinator Tugas Rancangan Mesin,Institut Teknologi Medan
5.Bapak Tony Siagian ST.MT Selaku Dosen Pembimbing penulis Dalam Menyusun Tugas
Rancangan Mesin
6.Kepada teman-teman mahasiwa yang membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas
Rancangan Mesin ini.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis dan sebagai bahan pertimbangan untuk tugas
lainnya. Akhir kata penulis ucapkan Terima Kasih.
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Tujuan tugas rancangan roda gigi ini adalah:
1. Agar mahasiswa memahami hal – hal utama yang harus diperhatikan terutama prinsip
kerja dan merancang bagian – bagian dari sistem transmisi roda gigi lurus.
2. Agar mahasiswa memahami berbagai hubungan karakteristik bahan dan sifat yang
dibutuhkan untuk digunakan dalam merancang suatu sistem transmisi roda gigi lurus.
BAB II
LANDASAN TEORI
Roda gigi di klasifikasikan seperti pada table 2.1 menurut letak poros, arah putaran, dan
bentuk gigi.
Tabel 2.1 Klasifikasi Roda Gigi Menurut Letak Poros, Arah Putaran dan Bentuk Jalur Gigi
Selain roda gigi yang diuraikan diatas ada lagi roda gigi yang dapat meneruskan putaran seperti:
2.7 Poros
Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dalam setiap mesin. Hampir semua
mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran. Putaran utama dalam transmisi seperti
itu dipegang oleh poros.
Macam-macam poros
Poros untuk penerus daya di klasifikasikan menurut pembebanannya sebagai berikut:
1. Poros Transmisi
Poros semacam ini mendapat beban puntir murni atau puntir lentur. Daya di tranmisikan pada
poros ini melalui koling, roda gigi, puli sabuk atau sprocket rantai, dan lain-lain.
2. Spindel
Poros transmisi yang relative pendek, sepeti poros utama mesin perkakas, di mana beban
utamanya berupa putiran, di sebut spindle.
3. Gandar
Poros seperti ini di pasang di antara roda-roda kereta barang, dimana tidak mendapat beban
puntir, bahkan kadang-kadang tidak boleh berputar, disebut gandar.
Keterangan Gambar
.
Daya rencana dapat dihitung dari persamaan
Dimana : fc = factor keamanan.
= 0,8 ¿ 1.2 (daya maksimum) table
= 1,0 (yang diambil).
Sehingga : Pd = Fc x P
= 1,0 x 88,2 KW
= 88,2 KW
T = 9,74 x 10
5 ( Pdn ) kg . mm
88,2
T = 9,74 x 10
5
( 6.600 ) kg . mm
T = 13016,8 kg . mm
Dalam perancangan ini bahan poros yang di ambil dari baja karbon (Jis G4501)
konstruksi mesin yang disebut bahan S-C yaitu baja steel (S 55 C)dengan kekuatan tarik
2
σb = 66 kg/mm
Maka :
σb
Τa = Sf 1 xSf 2
2
kg/mm
1
5,1
Ds =
[ τa 1
xK xcbxT
] 3
Dimana :
Cb:mempunyai harga 1,2-2,3,karena lenturan (Sularso,1997)dalam perancangan
ini akan terjadi lenturan pada poros karena pembebanan roda
gigi , makaCb diambil 2,0.
K1 =faktor koreksi untuk kemungkinan terjadinya tumbukan, faktor ini dipilih sebesar
1,0 jika beban dikenakan beban secara halus, dipilih sebesar 1,0 – 1,5 jika terjadi
sedikit kejutan atau tumbukan,dan dipilih sebesar 1,5 – 3,0 jika beban dikenakan
dengan kejutan atau tumbukan yang besar. Dalam hal ini harga K t diambil
sebesar 1.5 untuk menjamin keamanan dari poros.
5,1 1
Ds = [ 5,5
×1.5 ×2,0 ×13016,8
3 ] ¿
= 33,083 mm
Keterangan : 1.Tanda * menyatakan bahwa bilangan yang bersangkutan di pilih dari bilangan
standart.
2.Bilangan di dalam kurung di pakai untuk bagian di mana akan di pasang
bantalan gelinding.
3.1.1 PERHITUNGAN POROS COUNTER
Daya yang direncanakan (p) = 120 ps
Putaran (n) = 2000 rpm (sesuai dengan putaran roda gigi counter shaft
drive gear)
Maka : P = 120. 0,735 kW
= 88,2 kW
Nilai fc = 1,2 - 2.0 (Daya maksimum ), dari tabel 3.2
fc = 1,0 ( diambil )
Maka daya rencana hasil koreksi di dapat :
Pd = P . f
= 88,2 kW x 1,0
= 88,2 Kw
Untuk menghitung momen torsi (T)dari persamaan.
Pd
T = 9,74 x 10
5 ( ) n kg . mm
88,2
T = 9,74 x 10
5
( 2000 ) kg . mm
T = 42953,4 kg . mm
Bahan poros direncanakan sesuai dengan bahan poros input.
Diameter poros counter:
1
5,1
Ds =
[ xK xcbxT
τa 1 ] 3
5,1 1
Ds = [ 5,5
×1.5 ×2,0 × 42953,4
3 ] ¿
= 49,25 mm
Pemeriksaan kekuatan poros
T
τ = 5,1 [ ]
Ds ³
42953,4
= 5,1 [ 49,25 ³ ]
= 1,833 kg / mm2
τ < τa
1,833 kg / mm2 < 4,365 kg / mm2
n
n out = i
Di mana,
n out = putaran poros output
n = putaran poros input
i = Perbandingan poros putaran yang di reduksi, dimana nilai i ≤ 4 untuk
roda gigi lurus
n
n out = i
6.600
=
4
= 1650 rpm
88,2
= 9,74 x 105 ( 1650 )
= 52064,72 kg.mm
Bahan poros dipilih dari bahan baja karbon kontruksi mesin (JIS G 4501) dan kekuatan
tarik yaitu 66 Kg/mm2 dengan tegangan geser yang di izinkan dapat dirumuskan sebagai berikut :
σB
τa=
Sf 1 xSf 2 ( kg/mm2)
= 5,5 kg/mm2
1
5,1 ×1,5 ×2,0 ×52064,72 kg . mm
= [ 5,5 kg/mm ² 3
¿
] ¿
¿
= 52,515 mm
Dari tabel 3.3 dapat dilihat diameter standart poros berdasarkan hasil perhitungan
diameter poros output maka diambil harga yang terdekat dari diameter standart yaitu 55 mm.
Maka tegangan geser () yang terjadi pada diameter poros output. Yaitu :
T out
τ =5,1
[ ]
ds 3
out
52064,72
= 5,1 [ 52 ,515³ ]
= 1,833 kg/mm2/
Berdasarkan perhitungan diatas maka poros output tersebut bisa digunakan untuk dipakai
karena tegangan geser yang terjadi ( ) lebih kecil sama dengan dari tegangan geser izin ( a )
≤ a
1,608 kg/mm2 ≤ 4.365 kg/mm2
3.2.PERHITUNGAN SPLINE.
Spline merupakan suatu elemen mesin yang dipakai untuk memutar roda gigi.pada
perancangan ini ada dua jenis spline yaitu spline yang berada pada poros counter (counter
shaft)dan spline yang berada pada poros output (output shaft).
W h
rs L
13016,8
F= kg.mm
34,940/2
= 745,094 kg
6 8 2 2 1,2 1 6 20
8 10 3 3 1,8 1,4 6 36
10 12 4 4 2,5 1,8 8 45
12 17 5 5 3 2,2 10 56
17 22 6 6 3,5 2,8 14 70
22 30 8 7 4 3,3 18 90
30 38 10 8 5 3,3 22 110
38 44 12 8 5 3,3 28 140
44 50 14 9 5,5 3,8 36 160
50 58 16 10 6 4,3 45 180
58 65 18 11 7 4,4 50 200
65 75 20 12 7,5 4,9 56 220
75 85 22 14 9 5,4 63 250
85 95 25 14 9 5,4 70 280
95 110 28 16 10 6,4 80 320
110 130 32 18 11 7,4 90 360
130 150 36 20 12 8,4 100 400
150 170 40 22 13 9,4
170 200 45 25 15 10,4
200 230 50 28 17 11,4
230 260 56 32 20 12,4
260 290 63 32 20 12,4
290 330 70 36 22 14,4
330 380 80 40 25 15,4
380 440 90 45 28 17,4
440 5000 100 50 31 19,4
Sfk 1 = 6,0
2
Sfk = Beban dikenakan secara berlahan (di ambil 1,3)
66
τka = kg/mm2
6 ×13
2
= 0,846 kg/mm .
Maka lebar spline :
F
b ≥ τ kaxL mm.
745,094
b≥
0,846 kg /mm ² × 14,901mm
b = 59,105 mm.
Jumlah spline :
kelilinglingkaranporos
n= lebarspline
π . Ds 2 3,14 × 45
n= b = 59,105 = 2,394 buah
Maka lebar spline tiap buah adalah :
n 2,394
B= b = 59,10 = 0,395 mm.
Tegangan geser yang terjadi :
F
Τk = b.l
745,094
=
59,105× 14,901mm
2
= 0,846 kg/mm
3.3 PERHITUNGAN NAFF.
Naff berfungsi untuk meneruskan daya dan putaran dari poos dan spline ke roda
gigi.Pada perancangan ini ada tiga jenis naff yang dijumpai,yaitu : naff pada roda
gigi,naff pada poros counter dan naff pada poros output
L = (1,-2,2) x Ds 2
= (Diambil 1,2 x Ds 2
= 1,2 x 45 mm
= 54 mm.
B. Diameter Naff.
Do = 1,5 x Ds 2 +5
= (1,5 x 45) + 5
= 72,5 mm
C. Tebal Naff.
δ = 0,44 x Ds 2
= 0,44 x 45
= 19,8 mm.
3.3.2. Perhitungan Naff Roda Gigi Pada Poros Output.
A. Panjang Naff
L = (1,-2,2) x Ds 2
= (Diambil 1,2 x Ds 2
= 1,2 x 45 mm
= 54 mm.
B. Diameter Naff.
Do = 1,5 x Ds 2 +5
= (1,5 x 45) + 5
= 72,5 mm.
C. Tebal Naff.
δ = 0,44 x Ds 2
= 0,44 x 45
= 19,8 mm.
3.4. PERHITUNGAN BANTALAN (BEARING)
Bantalan merupakan tempat dudukan dari poros.Ukuran-ukuran bantalan dapat
disesuaikan berdasarkan diameter poros.Dalam perancangan ini terdapat tiga buah bantalan yaitu
: Bantalan poros input, Bantalan poros counter dan Bantalan poros output.
Gambar 3.4.. Bantalan
Untuk perancangan roda gigi ini telah diperoleh data-data sebagai berikut:
z 1 = 15 Gigi.
n 1 = 6.600 rpm.
Bahan roda gigi St 34.
A. Modul.
Besar modul untuk semua roda gigi adalah sama :
45610 xP
M= √
3
λ . c . z. n mm.
Dimana : λ = 25 (Tabel 3.7)
2
C = 66 kg/mm .
25 × 66 ×15 ×6.600
= 3,2 mm.
Keterangan : Dalam pemilihan utamakan seri ke-1: jika terpaksa baru dipilih dari seri ke-
2 dan ke-3
z2
3,461=
15Gigi
z 2 = 3,461 x 15 Gigi.
z 2 = 51.915 = 52 Gigi
n1 z2
n2 = z 1
G. Diameter luar.
dk 1 = (d 1 + 2) . m
= (52,566 + 2) . 3,5
= 59,36 mm.
dk 2 = (d 2 + 2) . m
= ( 202,84 +2) x 3.5
= 209,84 mm.
H. Diameter Dalam.
dd 1 = (d 1 - 2,5) x m
= (52,566 -2,5 ) 3,5
= 46,816 mm.
dd 2 = (d 2 - 2,5) x m
= ( 202,84 -2,5 ) .3,5
= 194,09 mm.
3.5.2. Perhitungan Roda Gigi Pada Speed 1 (first Gear And first Sliding
Gear),maka dapat dihitung:
n1 z2
i= n2 = z1
Dimana :
I = Ratio perbandingan gigi pada speed 1
n 1 = Putaran counter.
n 2 = 550,083 rpm
dk 1 = (d 1 + 2) . m
= (52,566 + 2) . 3,5
= 59,566 mm.
dk 2 = (d 2 + 2) . m
= ( 181,93+2 ) .3,5
= 188,93 mm
D. Diameter Dalam.
dd 1 = (d 1 - 2,5) x m
= ( 52,566 - 2,5 ). 3.5
= 43,816 mm.
dd 2 = (d 2 - 2,5) x m
= ( 181,93 -2,5 ) . 3.5
= 173,18 mm
G. Lebar Gigi.
π
xm
b= 2
3,14
= ×3,5 = 5,495 mm
2
i. Jarak Sumbu
mx(Z 1+Z 2)
a = 2
3,5 ( 15+52 )
=
2
= 117,25 mm
3.5.3. Perhitungan Roda Gigi Pada Speed 2(Second Gear And Second Sliding
Gear),maka i dapat dihitung:
n1 z2
i= n2 = z1
Dimana :
i = Ratio perbandingan gigi pada speed 3
n 1 = Putaran counter.
1903,84
n 2 = 1,869
n 2 = 1018,640 rpm
B. Jumlah Gigi.
Berdasarkan persamaan :
d
m= z
Dimana :
m = Modul
d = Diameter Lingkar Jarak bagi.
z = Jumlah Gigi.
d1
z 1 = m
81,735
z 1 = 3,5 = 23,352 = 23 Gigi.
d2
z 2 = m
152,764
z 2 = 3,5 = 43,646 = 44 Gigi.
C. Diameter luar.
dk 1 = (d 1 + 2) . m
= ( 81,735 + 2) . 3,5
= 88,735 mm.
dk 2 = (d 2 + 2) . m
= ( 152,764 +2 ) .3,5
= 159,764 mm
D. Diameter Dalam.
dd 1 = (d 1 - 2,5) x m
= ( 81,735 - 2,5 ). 3.5
= 72,985 mm.
dd 2 = (d 2 - 2,5) x m
= ( 152,764 -2,5 ) . 3.5
= 144,014 mm
Dimana :
i = Ratio perbandingan gigi pada speed 3
n 1 = Putaran counter.
n 2 = 1541,57 rpm
B. Jumlah Gigi.
Berdasarkan persamaan :
d
m= z
Dimana :
m = Modul
d = Diameter Lingkar Jarak bagi.
z = Jumlah Gigi.
d1
z 1 = m
104,92
z 1 = 3,5 = 29,97 = 30 Gigi.
d2
z 2 = m
129,578
z 2 = 3,5 = 37,02 = 37 Gigi.
C. Diameter luar.
dk 1 = (d 1 + 2) . m
= ( 104,92 + 2) . 3,5
= 111,92 mm.
dk 2 = (d 2 + 2) . m
= ( 129,578 +2 ) .3,5
= 136,578 mm
D. Diameter Dalam.
dd 1 = (d 1 - 2,5) x m
= ( 104,92 - 2,5 ). 3.5
= 96,17 mm.
dd 2 = (d 2 - 2,5) x m
= ( 129,578 -2,5 ) . 3.5
= 120,828 mm
H. Lebar Gigi.
π
xm
b= 2
3,14
= ×3,5 mm = 5,495 mm.
2
Dimana :
i = Ratio perbandingan gigi pada speed 3
n 1 = Putaran counter.
n 2 = 2008,27 rpm
A. Diameter Lingkar Jarak Bagi.
2.a
d 1 = 1+i
2× 117,25
=
1+ 0,948
= 120,379 mm
2.a.i
d 2 = 1+i
2× 117,25 ×0,948
=
1+0,948
= 114,120 mm
B. Jumlah Gigi.
Berdasarkan persamaan :
d
m= z
Dimana :
m = Modul
d = Diameter Lingkar Jarak bagi.
z = Jumlah Gigi.
d1
z 1 = m
120,379
z 1 = 3,5 = 34,39 = 34 Gigi.
d2
z 2 = m
114,120
z 2 = 3.5 = 32,605 = 32 Gigi.
C. Diameter luar.
dk 1 = (d 1 + 2) . m
= ( 120,379 + 2) . 3,5
= 127,379 mm.
dk 2 = (d 2 + 2) . m
= ( 114,120 + 2 ) .3,5
= 121,12 mm
D. Diameter Dalam.
dd 1 = (d 1 - 2,5) x m
= ( 120,379 - 2,5 ). 3,5
= 111,629 mm.
dd 2 = (d 2 - 2,5) x m
= ( 114,120 -2,5 ) . 3,5
= 105,37 mm
3.5.6. Perhitungan Roda Gigi Pada Speed 5 (fifth Gear And fifth Sliding
Gear),maka i dapat dihitung:
n1 z2
i= n2 = z1
Dimana :
i = Ratio perbandingan gigi pada speed 5
n = Putaran counter.
n 2 = 2353,32 rpm
C. Diameter luar.
dk 1 = (d 1 + 2).m
= (129,629 + 2) × 3,5
= 136,629 mm.
dk 2 = (d 2 + 2).m
= ( 104,87 + 2)× 3,5
= 111,87 mm.
D. Diameter Dalam.
dd 1 =d 1 - 2,5 x m
= (129,629 – 2,5 )× 3,5
= 120,879 mm.
dd 2 =d 2 - 2,5 x m
= (104,87 – 2,5 )× 3,5
= 96,12 mm
Dimana :
i = Ratio perbandingan gigi pada speed 5
n = Putaran counter.
n 2 = 575,700 rpm
C. Diameter luar.
dk 1 = (d 1 + 2).m
= (54,466 + 2) × 3,5
= 61,466 mm.
dk 2 = (d 2 + 2).m
= ( 180,053 + 2)× 3,5
= 187,053 mm.
D. Diameter Dalam.
dd 1 =d 1 - 2,5 x m
= ( 54,466 – 2,5 )× 3,5
= 45,716 mm.
dd 2 =d 2 - 2,5 x m
= (180,053 – 2,5 )× 3,5
= 171,303 mm
Gesekan di sertai tenaga interaksi phisik antara obyek, dan gesekan selalu mengakibatkan
keaausan. Permukaan gigi adalah subyek gesekan akibat slip dan gesekan di karnakan putaran.
Besarnya beban permukaan roda gigi, permukaan yang kasar dan kecepatan meluncur
Untuk alasan tersebut, oli roda gigi diperlukan dengan memenuhi kondisi berikut :
Telihat pada gambar 3.6a bantalan yang terlumasi dan 3.6b roda gigi yang terlapisi
Pelumasan berfungsi untuk mengurangi panas yang ditibulkan karena gesekan dan
Elemem-elemen mesin antara poros dan bantalan, antara roda gigi yang sedang berputar
dan saling bergesekan akan menimbulkan panas, panas tersebut menambah temperatur bahan.
Pada bagian ini dapat di ketahui perubahan temperature dapat dihitung menggunakan rumus:
632× Ng
∆T=
At × α
Dapat kita lihat berbagai nilai koefisien panas berdasarkan kecepatan keliling sedangkan
nilai koefisien dalam perhitungan ini dangan menganggap bahwa kecepatan kelilingnya = 20
m/det
Tabel.3.10 Koefisien Panas
Kecepatan Keliling Koefisien Panas
V m/s 2
α (kkal/m °C)
0 4,5
5 24
10 46
15 57
20 62
25 72
35 90
40 102
50 120
Maka:
632× Ng
∆T=
At × α
632× 1,82
= 0,2× 62
= 92,761 0C
Jika temperature kamar diperkirakaan berkisar (24-34)0C dan diambil temperature
sebesar 280C sehingga temperature kerja adalah
Temperatur Kerja (TK)
Tk = to + ΔT
= 28+ 92,7610C
= 120,76 0C
Jadi temperature kerja adalah sebesar 120,76 0C sedangkan temperature yang diizinkan
(Tw) untuk besi cor adalah sebesar 150 0C sesuai table di bawah ini,maka kontruksi yg kita
gunakan aman terhadap suhu yg terjadi.
Tabel.3.11.Sifat-Sifat Bahan Bantalan luncur
Bahan Bantalan Kekerasan Tekanan Maksimum Temperatur
HB Yang Diperbolehkan MaksimumYang
(kg/mm2) Diperbolehkan
(0C)
Besi Cor 160-180 0,3-0,6 150
Perunggu 50-100 0,7-2,0 200
Kuningan 80-150 0,7-2,0 200
Perunggu Fosfor 100-200 2,5-60 250
Logam Putih Berdasar Sn 20-30 0,6-2,0 150
Logam Putih Berdasar Pb 15-20 0,6-0,8 150
Paduan Cadmium 30-40 1,0-1,4 250
Kelmet 20-30 1,0-1,8 170
Paduan Aluminium 45-50 2,8 100-150
Perunggu Timah Hitam 40-80 2,0-3,2 220-250
Dimana :
10 90-120 40 80
20 120-185 50 80-105
30 185-255 60 105-125
40 255 70 70-150
μ = Viskositas absolut
180
[
μ = 140,734 ( 0,22× 105 )−
105 ]
= 3,009 mpa.s
0
Dari perhitungan diatas didapat temperature kerja (Tk = 217,36 F) dan (μ =3,009
mpa.s), maka dapat hubungankan antara oF dengan viskositas absolut dan disesuaikan dengan
grafik dibawah ini maka jenis minyak pelumas yang digunakan adalah jenis SAE 60.
3,009
217,36
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. KESIMPULAN
Dari hasil perhitungan dalam perancangan ulang roda gigi lurus ini dapat di ambil
kesimpula-kesimpulan sebagai berikut: