Anda di halaman 1dari 63

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-NYA serta kesehatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan “Tugas
Rancangan Mesin”
Berdasarkan kurikulum pada perguruan tinggi Institut Tekhnologi Medan (ITM), dimana
setiap mahasiswa/I Fakultas Tekhnologi Industri khususnya Jurusan Tekhnik Mesin, wajib
menyelesaikan tugas rancangan roda gigi. Dalam kesempatan ini penulis membuat rancangan
roda gigi “Mobil Honda Jazz” dengan data sebagai berikut:
Daya : 88 KW
Putaran : 6600 rpm
Dalam rancangan ini penulis menyajikan perhitungan untuk memperoleh ukuran-ukuran
dan bahan yang akan digunakan pada roda gigi “Mobil Honda Jazz”.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini dan masih
jauh dari yang diharapkan. Untuk itu penulis dengan lapang dada menerima kritik dan saran dari
pembaca yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan laporan ini.
Pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1.Kedua orang tua penulis, atas semua nasihat dan pengorbanan moril dan material serta do’anya
kepada penulis sehingga terselesaikannya tugas ini.
2.Ibu ir Nurdiana,MT,Selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin,Institut Teknologi Medan.
3.Bapak Iswandi,ST.MT,Selaku Sekertaris Jurusan Teknik Mesin,Institut Teknologi Medan
4.Bapak Mulyadi,ST.MT,Selaku Kordinator Tugas Rancangan Mesin,Institut Teknologi Medan
5.Bapak Tony Siagian ST.MT Selaku Dosen Pembimbing penulis Dalam Menyusun Tugas
Rancangan Mesin
6.Kepada teman-teman mahasiwa yang membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas
Rancangan Mesin ini.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis dan sebagai bahan pertimbangan untuk tugas
lainnya. Akhir kata penulis ucapkan Terima Kasih.

Medan 20 Januari 2020


Penulis

Roy Wika W.Hutauruk


16 202 220

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Umumnya sebuah kendaraan bermotor dapat bergerak, apabila daya dalam bentuk
putaran yang dihasilkan oleh mesin sebagai sumber penggerak utama kendaraan . Mesin dan
kendaraan tersebut itu mempunyai jarak tertentu, untuk menghubungkannya daya dalam bentuk
putaran ke roda kendaraan, dibuat suatu sistem transmisi percepatan dan perlambatan yang dapat
meneruskan daya dalam bentuk putaran dari mesin penggerak utama terhadap kendaraan
sehingga mampu untuk bergerak.
Roda gigi adalah salah satu mekanisme yang dipergunakan untuk memindahkan daya
putaran dari poros yang satu ke poros yang lain. Pada umumnya putaran poros yang digerakkan
lebih besar putarannya dari pada putaran poros penggerak, tetapi dapat juga terjadi sebaliknya
dan biasanya poros penggerak dengan poros yang digerakkan mempunyai putaran yang
berlawanan.
Sistem pemindahan daya dan putaran tidak hanya dapat dilakukan oleh roda gigi, tetapi
juga dapat dilakukan dengan sabuk dan rantai. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang sangat pesat di segala bidang terutama di bidang transportasi. Alat yang sangat di butuhkan
oleh manusia setiap hari untuk berbagai keperluan, baik keperluan komersil, pengangkat barang,
dan jasa.
Salah satunya yaitu kendaran roda empat yang dalam hal ini penulis mengangkat judul
Rancangan Roda Gigi Lurus sebagai acuan rancangan penulis. Kendaraan bermotor mempunyai
komponen utama yaitu transmisi yang di dalamnya terdiri dari roda gigi yang di susun
sedemikian rupa, sehingga dapat meneruskan daya dari out put mesin, dimana kecepatan putar
mesin dapat di ubah berdasakan perbandingan jumlah roda gigi yang pertama dengan roda gigi
berikutnya. Oleh karena itu penulis akan merancang ulang roda gigi lurus ini sebagai tugas
rancangan dan sebagai pembelajaran bagi penulis.

1.2. Tujuan
Tujuan tugas rancangan roda gigi ini adalah:
1. Agar mahasiswa memahami hal – hal utama yang harus diperhatikan terutama prinsip
kerja dan merancang bagian – bagian dari sistem transmisi roda gigi lurus.
2. Agar mahasiswa memahami berbagai hubungan karakteristik bahan dan sifat yang
dibutuhkan untuk digunakan dalam merancang suatu sistem transmisi roda gigi lurus.

1.3. Batasan Masalah


Dalam perancangan ini, yang akan di rancang ulang adalah roda gigi lurus pada mobil
honda jazz dengan spesifikasi :
Daya (N) : 120 Ps
Putaran (n) : 6.600 rpm
1.4. Metode Penulisan

Metode yang diterapkan di dalam penulisan laporan ini, yakni :


1. Studi perpustakaan, meliputi pengumpulan bahan – bahan yang dirangkum dari
beberapa buku dan catatan kuliah.
2. Observasi lapangan untuk mengumpulkan data.
3. Pencarian data dan keterangan dari internet.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Roda Gigi


Roda gigi (menurut sularso ,1997) adalah suatu elemen pada mesin yang berungsi sebagai
alat untuk menstransmisikan daya dan putaran yang tidak slip dan berlawanan arah. Kerusakan
yang sering dalam roda gigi adalah patahan gigi,keausan atau berlubang-lubang dan tergores
kepada permukaannya akibat dari pecahan selaput minyak pelumas,kerusakan gigi akibat
benturan dan tekanan permukaan merupakan hal penting untuk di perhatikan setiap saat.

2.2 Fungsi dan Keunggulan Roda gigi.


Menurut buku sularso,fungsi dari pada gigi adalah untuk menstransmisikan daya dan
putaran.Penerusan daya dan putaran di lakukan oleh gigi-gigi dari kedua roda gigi yang saling
berkaitan.
Roda gigi mempunyai keunggulan di bandingkan dengan sabuk atau rantai karna lebih
ringkas,putaran lebih tinggi dan tepat dan daya lebih besar.

2.3 Klasifikasi Roda Gigi

Roda gigi di klasifikasikan seperti pada table 2.1 menurut letak poros, arah putaran, dan

bentuk gigi.

Tabel 2.1 Klasifikasi Roda Gigi Menurut Letak Poros, Arah Putaran dan Bentuk Jalur Gigi

Letak Poros Roda Gigi Keterangan


- Roda gigi lurus
Klasifikasi atas dasar bentuk
- Roda gigi miring
alur gigi
Roda gigi dengan - Roda gigi miring ganda
poros sejajar - Roda gigi luar - Arah putaran berlawanan
- roda gigi dalam dan pinyon - Arah putaran sama
- Batang gigi dan pinyon - Gerakan lurus dan berputar
- Roda gigi kerucut lurus
- Roda gigi krucut spiral
Klasifikasi atas dasar bentuk
- Roda gigi krucut ZEROL
Roda gigi dengan jalur gigi
- Roda gigi krucut miring
poros berpotongan
- Roda gigi krucut miring ganda
Roda gigi permukaan dengan Roda gigi dengan poros
poros berpotongan berpotongan bentuk istimewa
Roda gigi dengan - Roda gigi miring silang - Kontak titik
poros silang - Batang gigi silang - Gerakan lurus dan berputar
- Roda gigi cacing silindris
-Roda gigi cacing selubung
ganda ( globaid )
- Roda gigi cacing samping
- Roda gigi hiperbloid
- Roda gigi hipoid
- Roda gigi permukaan silang

2.4 Jenis-jenis Roda Gigi


2.4.1 Roda gigi dengan poros sejajar.
Yaitu dimana roda giginya sejajar pada bidang slinder (bidang jarak bagi), dimana slinder
tersebut saling bersinggungan.
a. Roda gigi lurus.
Roda gigi lurus berfungsi untuk mentransmisikan daya yang positif antara dua poros yang
sejajar dengan sebuah perbandingan kecepatan angular (sudut) yang konstan.

Gambar. 2.1 Roda gigi lurus


b. Roda gigi miring.
Roda gigi miring berbeda dengan roda gigi lurus. Dalam hal ini gigi yang dibuat tidak
sejajar dengan poros slinder, namun mempunyai sudut helix. Jumlah gigi membentuk kontak
serentak pada roda gigi miring.
Roda gigi miring jumlah pasangan gigi yang membentuk kontak serentak lebih besar dari
pada roda gigi lurus, sehingga pemindahan momen dan putaran melalui gigi tersebut terjadi
secara halus. Sifat ini sangat bagus untuk mentransmisikan putaran yang tinggi dan daya yang
besar. Namun roda gigi ini lebih besar karena berbentuk ulir sehingga menimbulkan gaya reaksi
yang sejajar dengan poros.
Gambar. 2.2. Roda gigi miring

c. Roda gigi miring ganda.


Roda gigi miring ganda ini mempunyai gaya aksial yang timbul pada gigi yang
mempunyai alur gigi bentuk “V” yang gaya-gayanya akan saling meniadakan. Roda gigi ini
mempunyai perbandingan reduksi kecepatan keliling dan daya yang diteruskan dapat diperbesar,
akan tetapi melihat bentuknya sangatlah sukar dalam pembentukannya

Gambar.2.3 Roda gigi miring

d. Roda gigi dalam.


Roda gigi ini dipergunakan sebagai alat pemindah daya untuk ukuran-ukuran kecil
dengan perbandingan reduksi yang besar. Sebab roda gigi pinionnya terletak didalam roda
giginya dan biasanya searah.

Gambar. 2.4.Roda gigi dalam


2.4.2. Roda gigi dengan poros berpotongan dimana porosnya tidak sejajar dan tidak
segaris.
a. Roda gigi kerucut lurus.
Seperti gambar dibawah ini roda gigi kerucut mempunyai bidang gerak bagi dan batang
kerucut, puncaknya terletak di titik potong sebagai poros.
Roda gigi kerucut adalah yang paling mudah dipakai dan dibuat, tetapi roda gigi ini
menimbulkan suara yang cukup besar ( berisik) diakibatkan perbandingan kontaknya yang kecil.

Gambar. 2.5.Roda gigi kerucut lurus

b. Roda gigi kerucut spiral.


Roda gigi ini mempunyai perbandingan yang besar dan dapat mentransmisikan daya dan
putaran yang tinggi dengan beban yang besar.

Gambar. 2.6.Roda gigi kerucut spiral.

2.4.3. Roda gigi yang mempunyai poros tegak lurus.


Roda gigi ini dipakai pada poros-poros yang menjulang dan tegak lurus tanpa adanya slip
yang besar, dan merupakan pemindahan daya yang dibutuhkan pada konstruksi permesinan.
Roda gigi ini dapat digolongkan menjadi:
a. Roda gigi silang.
Roda gigi silang ini mempunyai poros yang menyilang antara poros penggerak dengan
poros yang digerakkan.

Gambar. 2.7.Roda gigi miring silang

b. Roda gigi cacing. (worm gear).


Roda gigi cacing fungsinya untuk memindahkan daya yang tidak berpotongan
( tegak lurus). Batang penggerak jenis ulir dipasang pada sebuah atau lebih roda gigi dan
biasanya disebut roda cacing.
Roda gigi cacing ini mempunyai fungsi yang sama, hanya gerakannya saja yang berbeda.
Gerakan roda gigi globoid lebih halus dari pada gigi silindris.
Gambar. 2.8.Roda gigi cacing slindris

Selain roda gigi yang diuraikan diatas ada lagi roda gigi yang dapat meneruskan putaran seperti:

2.4.4 Roda Gigi Hipoid.


Roda gigi hipoid adalah seperti yang dipakai pada roda gigi diferensial oto mobil.Roda
gigi ini mempunyai jalur berbentuk spiral pada bidang kerucut yang sumbunya bersilang dan
memindahkan daya pada permukaam gigi secara meluncur menggelinding seperti pada Gambar
2.9.di bawah ini.

Gambar 2.9. Roda Gigi Hipoid

2.5 Persamaan-Persamaan Pada roda gigi.


Roda gigi yang sudah disebut diatas semuanya mempunyai perbandingan dengan
kecepatan sudut tetap antara kedua porosnya.Dalam teori roda gigi pada umumnya dianut
anggapan bahwa roda gigi merupakan benda kaku yang tidak hamper mengalami perubahan
untuk jangka waktu lama.Pada transmisi harmonis dipergunakan gabungan roda gigi yang
bekerja dengan deformasi elastis dan tanpa deformasi.
Dalam merancang ulang roda gigi ini,komponen-komponen yang ada pada transmisi
tersebut di analisa dengan analisa perhitungan.Komponen komponen yang akan di analisa
tersebut adalah;poros,roda gigi,bantalan spline,naffdan baut,dengan persamaan seperti berikut.

2.6. Pemilihan Roda Gigi


Dalam hal ini jenis roda gigi yang dirancang adalah, roda gigi lurus, dimana ketentuan
lain diambil dari beberapa buku yang memuat perencanaan dan elemen mesin.

Pada roda gigi lurus diperoleh beberapa keuntungan, yaitu :


1. Gaya aksial sejajar dengan sumbu poros selingan, kemungkinan meluncur lebih mudah.
2. Penggantian kecepatan pada transmisi lebih cepat dan mudah dibandingkan dengan roda
gigi miring, roda gigi cacing, dan lainnya.
3. Biaya pembuatan relatif murah dan ekonomis

2.7 Poros
Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dalam setiap mesin. Hampir semua
mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran. Putaran utama dalam transmisi seperti
itu dipegang oleh poros.
Macam-macam poros
Poros untuk penerus daya di klasifikasikan menurut pembebanannya sebagai berikut:
1. Poros Transmisi
Poros semacam ini mendapat beban puntir murni atau puntir lentur. Daya di tranmisikan pada
poros ini melalui koling, roda gigi, puli sabuk atau sprocket rantai, dan lain-lain.

2. Spindel
Poros transmisi yang relative pendek, sepeti poros utama mesin perkakas, di mana beban
utamanya berupa putiran, di sebut spindle.
3. Gandar
Poros seperti ini di pasang di antara roda-roda kereta barang, dimana tidak mendapat beban
puntir, bahkan kadang-kadang tidak boleh berputar, disebut gandar.

2.8. Spline Dan Naaf


Spline adalah alur-alur yang terdapat pada poros sebagai tempat dudukan roda gigi yang
memeliki naaf.
Spline digunanakan bertujuan untuk meneruskan daya, dan dalam hal ini putaran poros
ke roda gigi. System ini dijumpai pada banyak system permesinan. Gambar spline terlihat
pada

Gambar 2.10. Spline


2.9. Bantalan
Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros berbeban, sehingga putaran atau
gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus, aman, dan panjang umur
Klasifikasi Bantalan
Bantalan dapat di klasifikasikan sebagai berikut :
2.9.1. Atas dasar gerakan bantalan terhadap poros
a. Bantalan luncur, pada bantalan ini terjadi gesekan luncur antara poros dan bantalan
karena permukaan poros ditmpu oleh permukaan bantalan dengan perantara lapisa
pelumas.
b. Bantalan gelinding, pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang
berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding seprti bola ( peluru ), rol, atau rol
jarum, dan rol bulat.

2.9.2. Atas dasar beban terhadap poros


a. Bantalan radial, arah beban yang di tumpu bantalan ini adalah tegak lurus sumbu poros.
b. Bantalan aksial, arah beban ini sejajar dengan sumbu poros.
c. Bantalan gelinding khusus, bantalan ini dapat menumpu beban yang arahnya sejajar dan
tegak lurus sumbu poros.
bantalan dapat dilihat pada gambar 2.11 di bawah ini:
Gambar 2.11. bantalan

2.10. Cara Kerja Transmisi


2.10.1. Kecepatan (Speed) 1
Putaran mesin dari input shaft memutar main drive gear (gear utama) kemudian
tersambung dengan counter gear shaft (secondary gear) dengan menggunakan synchromesh
sebagai penyalur putaran agar stabil kemudian gigi kesatu berputar akibat terdorongnya handle
(hub sleeve) yang bergerak menekan synchromesh yang masuk ke gear satu yang membuat gear
tersebut berputar dan dayanya diteruskan output shaft.

2.10.2. Kecepatan (Speed) 2


Putaran mesin dari input shaft memutar main drive gear (gear utama) kemudian
tersambung dengan counter gear shaft (secondary gear) dengan menggunakan synchromesh
sebagai penyalur putaran agar stabil kemudian gigi kedua berputar akibat terdorongnya handle
(hub sleeve) yang bergerak menekan synchromesh yang masuk ke gear dua yang membuat gear
tersebut berputar dan dayanya diteruskan output shaft.
2.10.3. Kecepatan (Speed) 3
Putaran mesin dari input shaft memutar main drive gear (gear utama) kemudian
tersambung dengan counter gear shaft (secondary gear) dengan menggunakan synchromesh
sebagai penyalur putaran agar stabil kemudian gigi ketiga berputar akibat terdorongnya handle
(hub sleeve) yang bergerak menekan synchromesh yang masuk ke gear tiga yang membuat gear
tersebut berputar dan dayanya diteruskan output shaft.

2.10.4. Kecepatan (Speed) 4


Putaran mesin dari input shaft memutar main drive gear (gear utama) kemudian masuk ke
clutch hub dan hub sleeve mendorong gigi keempat menggunakan synchromesh sebagai
penyalur putaran agar stabil kemudian gigi keempat berputar dan dayanya diteruskan oleh output
shaft.

2.10.5. Kecepatan (Speed) 5


Putaran mesin dari input shaft memutar main drive gear (gear utama) kemudian
tersambung dengan counter gear shaft (secondary gear) dengan menggunakan synchromesh
sebagai penyalur putaran agar stabil kemudian gigi kelima berputar akibat terdorongnya handle
(hub sleeve) yang bergerak menekan synchromesh yang masuk ke gear lima yang membuat gear
tersebut berputar dan dayanya diteruskan output shaft.

2.10.6. Kecepatan Mundur (Speed Mundur)


Putaran mesin dari input shaft memutar main drive gear (gear utama) kemudian
tersambung dengan counter gear shaft (secondary gear) dengan menggunakan synchromesh
sebagai penyalur putaran agar stabil kemudian gigi mundur berputar akibat terdorongnya handle
(hub sleeve) yang bergerak menekan synchromesh yang masuk ke gear mundur yang membuat
gear tersebut berputar dan dayanya diteruskan output shaft.

2.11. Gambar Assembling Roda Gigi Transmisi


V

Keterangan Gambar

1. Rumah roda gigi


2. Pinion A
3. Pinion B
4. Pinion C
5. Pinion D
6. Bantalan input
7. Poros input
8. Bantalan output
9. Poros out put
10. Gear F
11. Gear G
12. Gear H
13. Gear I
14. Spline
15. Baut pengikat
BAB III
ANALISA PERHITUNGAN

3.1.PERHITUNGAN POROS INPUT


Poros sebagai pemindahan daya dan putaran harus di perhatikan jenis bahan yang
digunakan.Sifat terhadap puntiran,mempunyai elastisitas yang baik,tidak mudah patah.
p

Gambar 3.1. Poros


Pada perancanaan ini poros memindahkan daya (P),sebesar “ 120 ps “ dan
putaran (n) sebesar “ 6.600 rpm “
Daya (P) : 120Ps.
Putaran (n) : 6.600 rpm.
Dimana :
1 Ps = 0,735 KW.
P = 120 x 0,735 KW.
P = 88,2 KW.
Tabel 3.1. Ratio PerbandinganGigi.

.
Daya rencana dapat dihitung dari persamaan
Dimana : fc = factor keamanan.
= 0,8 ¿ 1.2 (daya maksimum) table
= 1,0 (yang diambil).
Sehingga : Pd = Fc x P
= 1,0 x 88,2 KW
= 88,2 KW

Tabel 3.2. Faktor keamanan ( Sularso , 1997 )


Speed Speed
Ratio
Daya yang ditransmisikan
1 3,461 Fc
Daya rata-rata yang diperlukan2 1,869 1,2 – 2,0
Daya maksimum yang diperlukan 3 1,235 0,8 – 1,2
Daya normal 4 0,948 1,0 – 1,5
5 0,809
Revers 3,307
Untuk menghitung momen torsi (T)dari
e
persamaan.

T = 9,74 x 10
5 ( Pdn ) kg . mm
88,2
T = 9,74 x 10
5
( 6.600 ) kg . mm

T = 13016,8 kg . mm

Dalam perancangan ini bahan poros yang di ambil dari baja karbon (Jis G4501)
konstruksi mesin yang disebut bahan S-C yaitu baja steel (S 55 C)dengan kekuatan tarik
2
σb = 66 kg/mm

Maka :
σb
Τa = Sf 1 xSf 2
2
kg/mm

Dimana : Sf 1 = Kekuatan yang di jamin,bahan S-C = 6

Sf 2 = Karena di pasak,dalam perhitungan diambil faktor yang

dinyatakan dengan Sf 2 sebesar 1,3-3,0 (diambil adalah 2,0)


66
Maka : τ a = 6 ×2 kg/mm2
2
= 5,5 kg/mm

Tabel 3.3. Baja karbon untuk konstruksi mesin (Sularso,1997)


Standart Lambang Perlakuan Kekuatan tarik Keterangan
dan macam panas (kg/mm)
Baja karbon S 30 C Penormalan 48
konstruksi S 35 C - 52
mesin (JIS S 40 C - 55
G 4501) S 45 C - 58
S 50 C - 62
S 55 C - 66
Batang baja S 35 C-D - 53 Ditarik
yang S 45 S-D - 60 dingin,digeri
difinishing S 55 C-D - 72 nda,dibubut,a
dingin tau gabungan
antara hal-hal
tersebut

1
5,1
Ds =
[ τa 1
xK xcbxT
] 3

Dimana :
Cb:mempunyai harga 1,2-2,3,karena lenturan (Sularso,1997)dalam perancangan
ini akan terjadi lenturan pada poros karena pembebanan roda
gigi , makaCb diambil 2,0.
K1 =faktor koreksi untuk kemungkinan terjadinya tumbukan, faktor ini dipilih sebesar
1,0 jika beban dikenakan beban secara halus, dipilih sebesar 1,0 – 1,5 jika terjadi
sedikit kejutan atau tumbukan,dan dipilih sebesar 1,5 – 3,0 jika beban dikenakan
dengan kejutan atau tumbukan yang besar. Dalam hal ini harga K t diambil
sebesar 1.5 untuk menjamin keamanan dari poros.

5,1 1
Ds = [ 5,5
×1.5 ×2,0 ×13016,8
3 ] ¿

= 33,083 mm

Sehingga standart diameter poros di ambil 35 mm,sesuai dengan tabel 3.4


T
τ = 5,1 [ ]
Ds ³
13016,8
= 5,1 [ 33 , 083³ ]
= 1,833 kg / mm2
τ < τa
1,833 kg / mm2 < 5,5 kg / mm2
Tabel 3.4. Diameter poros (Sularso,1997)
Standarisasi Poros (satuan mm)
4 10 *22,4 40 100 *224 400
    24   (105) 240  
*
  11 25 42 110 250 420
          260 440
4,5 *11,2 28 45 *125 280 450
  12 30   120 300 460
    *31,5 48   *315 480
5 *12,5 32 50 125 320 500
        130 340 530
    35 55      
*5,6 14 *35,5 56 140 *355 560
  (15)   60 150 360  
6 16 38     380 600
  (17)   63 160    
*6,3 18     170   630
  19     180    
  20     190    
  22   65 200    
7     70 220    
*7,1     71      
      75      
8     8      

Keterangan : 1.Tanda * menyatakan bahwa bilangan yang bersangkutan di pilih dari bilangan
standart.
2.Bilangan di dalam kurung di pakai untuk bagian di mana akan di pasang
bantalan gelinding.
3.1.1 PERHITUNGAN POROS COUNTER
Daya yang direncanakan (p) = 120 ps
Putaran (n) = 2000 rpm (sesuai dengan putaran roda gigi counter shaft
drive gear)
Maka : P = 120. 0,735 kW
= 88,2 kW
Nilai fc = 1,2 - 2.0 (Daya maksimum ), dari tabel 3.2
fc = 1,0 ( diambil )
Maka daya rencana hasil koreksi di dapat :
Pd = P . f
= 88,2 kW x 1,0
= 88,2 Kw
Untuk menghitung momen torsi (T)dari persamaan.
Pd
T = 9,74 x 10
5 ( ) n kg . mm
88,2
T = 9,74 x 10
5
( 2000 ) kg . mm

T = 42953,4 kg . mm
Bahan poros direncanakan sesuai dengan bahan poros input.
Diameter poros counter:
1
5,1
Ds =
[ xK xcbxT
τa 1 ] 3

5,1 1
Ds = [ 5,5
×1.5 ×2,0 × 42953,4
3 ] ¿

= 49,25 mm
Pemeriksaan kekuatan poros
T
τ = 5,1 [ ]
Ds ³
42953,4
= 5,1 [ 49,25 ³ ]
= 1,833 kg / mm2
τ < τa
1,833 kg / mm2 < 4,365 kg / mm2

3.1.2PERHITUNGAN POROS OUTPUT


Pada poros output, putaran terjadi berubah-ubah sesuai kecepatan yang di kehendaki.
Untuk itu putaran yang direncanakan adalah putaran (n) yang tertinggi pada poros output yaitu :

n
n out = i
Di mana,
n out = putaran poros output
n = putaran poros input
i = Perbandingan poros putaran yang di reduksi, dimana nilai i ≤ 4 untuk
roda gigi lurus
n
n out = i
6.600
=
4
= 1650 rpm

Maka : P = 120. 0,735 kW


= 88,2 kW
Nilai fc = 1,2 - 2.0 (Daya maksimum ), dari tabel 3.2
fc = 1,0 ( diambil )

Maka daya rencana hasil koreksi di dapat :


Pd = P . f
= 88,2 kW x 1,0
= 88,2 Kw
Momen puntir Poros Output(Tout)
pd
T =9, 74 x105 [ ]
n
Dimana : T = Momen
Pd = Daya rencana (88,2 kW)
n out = Putaran (1650 rpm )
Maka diperoleh
Pd
T out = 9,74 x10 5 [ ] n out

88,2
= 9,74 x 105 ( 1650 )
= 52064,72 kg.mm
Bahan poros dipilih dari bahan baja karbon kontruksi mesin (JIS G 4501) dan kekuatan
tarik yaitu 66 Kg/mm2 dengan tegangan geser yang di izinkan dapat dirumuskan sebagai berikut :

σB
τa=
Sf 1 xSf 2 ( kg/mm2)

Dimana : a =Tegangan geser yang diizinkan (kg/mm2)


B = Tegangan patah izin poros 66 kg/mm2
Sf1 = Faktor keamanan untuk pengaruh massa untuk bahan SC
(baja karbon), maka diambil 6 sesuai dengan standart ASME
Sf2 = Faktor keamanan untuk bentuk poros, dimana harga ini sebesar
1,2-2,0. Maka diambil 2,0 sesuai standart ASME
σB
τa=
Maka : Sf 1 xSf 2
66
=
6 ×2,0

= 5,5 kg/mm2

Perhitungan Untuk Mencari Diameter Poros Output (dsout)


1
5,1 xCbxKtxT
ds out =
[ τa ] 3 (mm )

Dimana : ds out = diameter poros in put


Cb = Faktor keamanan terhadap beban lentur roda gigi “1,2 – 2,3”
( diambil 1,5 )
Kt = Faktor keamanan standart ASME, jika beban dikenakan dengan kejutan atau
tumbukan besar 1,5-3,0 ( diambil 2,0 )
1
5,1 xCbxKtxT out
Maka : ds out =
[ τa ] 3

1
5,1 ×1,5 ×2,0 ×52064,72 kg . mm
= [ 5,5 kg/mm ² 3
¿
] ¿
¿
= 52,515 mm
Dari tabel 3.3 dapat dilihat diameter standart poros berdasarkan hasil perhitungan
diameter poros output maka diambil harga yang terdekat dari diameter standart yaitu 55 mm.
Maka tegangan geser () yang terjadi pada diameter poros output. Yaitu :

T out
τ =5,1
[ ]
ds 3
out

52064,72
= 5,1 [ 52 ,515³ ]
= 1,833 kg/mm2/

Berdasarkan perhitungan diatas maka poros output tersebut bisa digunakan untuk dipakai
karena tegangan geser yang terjadi (  ) lebih kecil sama dengan dari tegangan geser izin ( a )
 ≤ a
1,608 kg/mm2 ≤ 4.365 kg/mm2

3.2.PERHITUNGAN SPLINE.
Spline merupakan suatu elemen mesin yang dipakai untuk memutar roda gigi.pada
perancangan ini ada dua jenis spline yaitu spline yang berada pada poros counter (counter
shaft)dan spline yang berada pada poros output (output shaft).
W h

rs L

Gambar 3.2. Spline

3.2.1.Perhitungan Spline pada poros counter (counter shaft)

℘ Daya (P) : 120 Ps.


℘ Putaran (n) : 6600 rpm (Putaran Pada Poros Counter)
Torsi : 13016,8 kg . mm

Gaya Tangensial pada Poros :


T
F= Ds /2
Dimana :
T = Momen torsi.
Ds = Diameter poros

13016,8
F= kg.mm
34,940/2
= 745,094 kg

Tekanan permukaan yang diizinkan :


F
Pa ≥ L(t 1 ataut 2 )
2
Dimana : Pa = 8 kg/mm ,poros untuk yang berdiameter kecil.
2
Pa = 10 kg/mm ,poros untuk yang berdiameter besar.

t 1 dan t 2 = Kedalaman alur pasak pada poros dan naft.


Tabel 3.5. Normalisasi Spline datar (Sukrisno,1984)
D B H 1
t 1 t 2
Diatas s/d Dari s/d

6 8 2 2 1,2 1 6 20
8 10 3 3 1,8 1,4 6 36
10 12 4 4 2,5 1,8 8 45
12 17 5 5 3 2,2 10 56
17 22 6 6 3,5 2,8 14 70
22 30 8 7 4 3,3 18 90
30 38 10 8 5 3,3 22 110
38 44 12 8 5 3,3 28 140
44 50 14 9 5,5 3,8 36 160
50 58 16 10 6 4,3 45 180
58 65 18 11 7 4,4 50 200
65 75 20 12 7,5 4,9 56 220
75 85 22 14 9 5,4 63 250
85 95 25 14 9 5,4 70 280
95 110 28 16 10 6,4 80 320
110 130 32 18 11 7,4 90 360
130 150 36 20 12 8,4 100 400
150 170 40 22 13 9,4
170 200 45 25 15 10,4
200 230 50 28 17 11,4
230 260 56 32 20 12,4
260 290 63 32 20 12,4
290 330 70 36 22 14,4
330 380 80 40 25 15,4
380 440 90 45 28 17,4
440 5000 100 50 31 19,4

Maka untuk Ds 2 = 45 mm,t 1 = 5 mm,t 2 = 3,3 mm.


2
Pa = 10 kg/mm (diambil)
Panjang spline :
F
L ≥ Paxt 1
745,094
L≥
10× 5
= 14,901 mm.
Teganan geser yang di izinkan :
F
τka ≥ b.l
Dimana : τka = τb
Direncanakan bahan spline sama dengan poros S 55 C.
2
Dengan kekuatan tarik τb = 66 kg/mm .

Sfk 1 = 6,0
2
Sfk = Beban dikenakan secara berlahan (di ambil 1,3)
66
τka = kg/mm2
6 ×13
2
= 0,846 kg/mm .
Maka lebar spline :
F
b ≥ τ kaxL mm.
745,094
b≥
0,846 kg /mm ² × 14,901mm
b = 59,105 mm.

Jumlah spline :
kelilinglingkaranporos
n= lebarspline
π . Ds 2 3,14 × 45
n= b = 59,105 = 2,394 buah
Maka lebar spline tiap buah adalah :
n 2,394
B= b = 59,10 = 0,395 mm.
Tegangan geser yang terjadi :
F
Τk = b.l
745,094
=
59,105× 14,901mm
2
= 0,846 kg/mm
3.3 PERHITUNGAN NAFF.
Naff berfungsi untuk meneruskan daya dan putaran dari poos dan spline ke roda
gigi.Pada perancangan ini ada tiga jenis naff yang dijumpai,yaitu : naff pada roda
gigi,naff pada poros counter dan naff pada poros output

Gambar 3.3. Naff

3.3.1.Perhitungan Naff Roda Gigi Pada Poros Counter.


A. Panjang Naff.

L = (1,-2,2) x Ds 2

= (Diambil 1,2 x Ds 2
= 1,2 x 45 mm
= 54 mm.
B. Diameter Naff.

Do = 1,5 x Ds 2 +5
= (1,5 x 45) + 5
= 72,5 mm
C. Tebal Naff.
δ = 0,44 x Ds 2

= 0,44 x 45
= 19,8 mm.
3.3.2. Perhitungan Naff Roda Gigi Pada Poros Output.
A. Panjang Naff

L = (1,-2,2) x Ds 2

= (Diambil 1,2 x Ds 2

= 1,2 x 45 mm
= 54 mm.
B. Diameter Naff.

Do = 1,5 x Ds 2 +5
= (1,5 x 45) + 5
= 72,5 mm.
C. Tebal Naff.
δ = 0,44 x Ds 2

= 0,44 x 45
= 19,8 mm.
3.4. PERHITUNGAN BANTALAN (BEARING)
Bantalan merupakan tempat dudukan dari poros.Ukuran-ukuran bantalan dapat
disesuaikan berdasarkan diameter poros.Dalam perancangan ini terdapat tiga buah bantalan yaitu
: Bantalan poros input, Bantalan poros counter dan Bantalan poros output.
Gambar 3.4.. Bantalan

3.4.1. Bantalan Poros Input.


Ukuran-ukuran utama pada bantalan dapat dilihat pada table 3.6 untuk
diameter poros 35 diperoleh sebagai berikut :
℘ Diameter dalam (d) = 35 mm.
℘ Diameter luar (D) = 62 mm.
℘ Tebal bantalan (B) = 14 mm.
℘ Jari-jari (r) = 1,5 mm.
℘ Kapasitas nominal dinamis spesifik (C) = 1250 kg
3.4.2. Bantalan Poros Counter,untuk diameter poros 50 mm.
℘ Diameter dalam (d) = 50 mm.
℘ Diameter luar (D) = 80 mm.
℘ Tebal bantalan (B) = 16 mm.
℘ Jari-jari (r) = 1,5 mm.
℘ Kapasitas nominal dinamis spesifik (C) = 1710 kg.
3.4.3. Bantalan Poros Output,untuk diameter poros 50 mm.
℘ Diameter dalam (d) = 50 mm.
℘ Diameter luar (D) = 80 mm.
℘ Tebal bantalan (B) = 16 mm.
℘ Jari-jari (r) = 1,5 mm.
℘ Kapasitas nominal dinamis spesifik (C) = 1710 kg.

Jenis Bantalan yang dipakai adalah,jenis terbuka 6007 dan 6010

Tabel 3.6. Ukuran-ukuran bantalan (Sularso,1997)


Nomor bantalan Ukuran luar (mm) Kapasitas Kapasitas
nominal nominal
dinamis statis
spesifik spesifik
C (kg) Co (kg)
Jenis Dua Dua D D B R
terbuka sekat sekat
tampak
kontak
6000 10 26 8 0,5 360 1296
6001 6001ZZ 6001VV 12 28 8 0,5 400 229
6002 6002ZZ 02VV 15 32 9 0,5 440 263
6003 6003ZZ 6003VV 17 35 10 0,5 470 296
6004 6004ZZ 04VV 20 42 12 1 735 465
6005 6005ZZ 05VV 25 47 12 1 790 530
6006 6006ZZ 6006VV 30 55 13 1,5 1030 740
6007 6007ZZ 07VV 35 62 14 1,5 1250 915
6008 6008ZZ 08VV 40 68 15 1,5 1310 1110
6009 6009ZZ 6009VV 45 75 16 1,5 1640 1320
6010 6010ZZ 10VV 50 80 16 1,5 1710 1430
6200 6200ZZ 6200VV 10 30 9 1 400 236
6201 01ZZ 01VV 12 32 10 1 535 305
6202 02ZZ 02VV 15 35 11 1 600 360
6203 6203ZZ 6203VV 17 40 12 1 750 460
6204 04ZZ 04VV 20 47 14 1,5 1000 635
6205 05ZZ 05VV 25 52 15 1,5 1100 730
6206 6206ZZ 6206VV 30 62 16 1,5 1530 1050
6207 07ZZ 07VV 35 72 17 2 2010 1430
6208 08ZZ 08VV 40 80 18 2 2380 1650
6209 6209ZZ 6209VV 45 85 19 2 2570 1880
6210 10ZZ 10VV 50 90 20 2 2750 2100
6300 6300ZZ 6300VV 10 35 11 1 635 365
6301 01ZZ 01VV 12 37 12 1,5 760 450
6302 02ZZ 02VV 15 42 13 1,5 895 545
6303 6303ZZ 6303VV 17 47 14 1,5 1070 660
6304 04ZZ 04VV 20 52 15 2 1250 785
6305 05ZZ 05VV 25 62 17 2 1610 1080
6306 6306ZZ 6306VV 30 72 19 2 2090 1440
6307 07ZZ 07VV 35 80 20 2,5 2620 1840
6308 08ZZ 08VV 40 90 23 2,5 3200 3200
6309 6309ZZ 6309VV 45 100 25 2,5 4150 3100
6310 10ZZ 10VV 50 110 27 3 4850 3650

3.5 PERHITUNGAN RODA GIGI


Gambar 4.1. Roda Gigi.

Untuk perancangan roda gigi ini telah diperoleh data-data sebagai berikut:

Daya (P) : 120 Ps.


Putaran (n) : 6.600 rpm.

3.5.1 Perhitungan clutch gear and counter shaft drive gear’


Direncanakan : i = 3,461

z 1 = 15 Gigi.

n 1 = 6.600 rpm.
Bahan roda gigi St 34.
A. Modul.
Besar modul untuk semua roda gigi adalah sama :

45610 xP
M= √
3
λ . c . z. n mm.
Dimana : λ = 25 (Tabel 3.7)
2
C = 66 kg/mm .

Tabel 3.7. Harga λ (Sukrisno,1984)


Cara pemasangan
λ
Dengan kolager dst Sampai 30
Pemasangan teliti Sampai 25
Pemasangan biasa Sampai 15
45610 ×120
Maka M =

3

25 × 66 ×15 ×6.600
= 3,2 mm.

Besarnya modul yang dipakai disesuaikan berdasarkan harga modul standart


JIS B 1701-1973 (Sularso,1997),dan didapat M = 3.5 mm.

Tabel 3.8. Harga modul standart (JIS 1701-1973)(Sularso,1997)


Satuan (mm)
Seru ke-1 Seri ke-2 Seri ke-3 Seru ke-1 Seri ke-2 Seri ke-3
0,1 0,15 3,5 3,75
0,2 0,25 4 4,5
0,3 0,35 5 5,5
0,4 0,45 6 7
0,5 0,55 8 9
0,6 0,7 0,65 10 11
0,8 0,75 12 14 6,5
1 0,9 16 18
1,25 1,75 20 22
1,5 25 28
2 2,25 32 36
2,5 2,75 40 45
3 3,25 50

Keterangan : Dalam pemilihan utamakan seri ke-1: jika terpaksa baru dipilih dari seri ke-
2 dan ke-3

B. Jumlah gigi counter shaft Drive gear.


n1 z2
i= n2 = z1

z2
3,461=
15Gigi
z 2 = 3,461 x 15 Gigi.

z 2 = 51.915 = 52 Gigi
n1 z2
n2 = z 1

z 1 xn1 15× 6.600


n 2 = z2 = 52 = 1903,84 rpm
C. Lebar Gigi.
π
xm
b= 2
3,14
x3.5
= 2 mm
= 5,495 mm.

D. Jarak bagi lingkar.


t =πxm
= 3,14 x 3.5 mm
=10,99 mm.

E. Jarak sumbu poros.


m( z 1 + z 2 )
a= 2
3,5 ( 15+52 )
=
2
= 117,25 mm.

F. Diameter lingkar jarak bagi.


z.a
d 1 = 1+i
2× 117,25
= = 52,566 mm
1+3,461
Ratio perbandingan yang sebenarnya :
z2 52
i= z1 = 15 = 3,46
2.a.i
d 2 = 1+3
2× 117,25 ×3,46
d 2 = 1+3
= 202,84 mm

G. Diameter luar.

dk 1 = (d 1 + 2) . m
= (52,566 + 2) . 3,5
= 59,36 mm.

dk 2 = (d 2 + 2) . m
= ( 202,84 +2) x 3.5
= 209,84 mm.

H. Diameter Dalam.

dd 1 = (d 1 - 2,5) x m
= (52,566 -2,5 ) 3,5
= 46,816 mm.

dd 2 = (d 2 - 2,5) x m
= ( 202,84 -2,5 ) .3,5
= 194,09 mm.

I. Tinggi Kepala Gigi.


hk = 1 x m
= 1 x 3,5 mm
= 3,5 mm.
J. Tinggi Kaki Gigi(Dedendum)
hf = 1,25 x m
= 1,25 x 3,5
= 4,375 mm.

3.5.2. Perhitungan Roda Gigi Pada Speed 1 (first Gear And first Sliding
Gear),maka dapat dihitung:

n1 z2
i= n2 = z1

Dimana :
I = Ratio perbandingan gigi pada speed 1

n 1 = Putaran counter.

n 2 = Putaran poros output.


Maka :
n1
3,461 =
n2
1903,84
n 2 = 3,461

n 2 = 550,083 rpm

A. Diameter Lingkar Jarak Bagi.


2.a
d 1 = 1+i
2× 117,25
=
1+3,461
= 52,566
2.a.i
d 2 = 1+i
2× 117,25 ×3,461
=
1+3,461
= 181,93 mm.
B. Jumlah Gigi.
Berdasarkan persamaan :
d
m= z
Dimana :
m = Modul
d = Diameter Lingkar Jarak bagi.
z = Jumlah Gigi.
d1
z 1 = m
52,566
z 1 = 3,5 = 15,018 = 15 Gigi
d2
z 2 = m
181,93
z 2 = 3,5
= 51,98 = 52 Gigi
C. Diameter luar.

dk 1 = (d 1 + 2) . m
= (52,566 + 2) . 3,5
= 59,566 mm.

dk 2 = (d 2 + 2) . m
= ( 181,93+2 ) .3,5
= 188,93 mm
D. Diameter Dalam.

dd 1 = (d 1 - 2,5) x m
= ( 52,566 - 2,5 ). 3.5
= 43,816 mm.

dd 2 = (d 2 - 2,5) x m
= ( 181,93 -2,5 ) . 3.5
= 173,18 mm

E. Tinggi Kepala Gigi.


hk = 1 x m
= 1 x 3,5 mm
= 3,5 mm.

F. Tinggi Kaki Gigi(Dedendum)


hf = 1,25 x m
= 1,25 x 3,5
= 4,375 mm.

G. Lebar Gigi.
π
xm
b= 2
3,14
= ×3,5 = 5,495 mm
2

H. Jarak bagi lingkar.


t =πxm
= 3,14 x 3,5 mm
= 10,99 mm.

i. Jarak Sumbu
mx(Z 1+Z 2)
a = 2
3,5 ( 15+52 )
=
2
= 117,25 mm
3.5.3. Perhitungan Roda Gigi Pada Speed 2(Second Gear And Second Sliding
Gear),maka i dapat dihitung:
n1 z2
i= n2 = z1

Dimana :
i = Ratio perbandingan gigi pada speed 3

n 1 = Putaran counter.

n 2 = Putaran poros output.


Maka :
1903,84
1,869 =
n2

1903,84
n 2 = 1,869

n 2 = 1018,640 rpm

A. Diameter Lingkar Jarak Bagi.


2.a
d 1 = 1+i
2× 117,25
=
1+1,869
= 81,735 mm
2.a.i
d 2 = 1+i
2× 117,25 ×1,869
=
1+1,869
= 152,764 mm.

B. Jumlah Gigi.
Berdasarkan persamaan :
d
m= z
Dimana :
m = Modul
d = Diameter Lingkar Jarak bagi.
z = Jumlah Gigi.
d1
z 1 = m
81,735
z 1 = 3,5 = 23,352 = 23 Gigi.
d2
z 2 = m
152,764
z 2 = 3,5 = 43,646 = 44 Gigi.

C. Diameter luar.

dk 1 = (d 1 + 2) . m
= ( 81,735 + 2) . 3,5
= 88,735 mm.

dk 2 = (d 2 + 2) . m
= ( 152,764 +2 ) .3,5
= 159,764 mm

D. Diameter Dalam.

dd 1 = (d 1 - 2,5) x m
= ( 81,735 - 2,5 ). 3.5
= 72,985 mm.

dd 2 = (d 2 - 2,5) x m
= ( 152,764 -2,5 ) . 3.5
= 144,014 mm

E. Tinggi Kepala Gigi.


hk = 1 x m
= 1 x 3,5mm
= 3,5 mm.
F. Tinggi Kaki Gigi
hf = 1,25 x m
= 1,25 x 3,5
= 4,375 mm.
G. JARAK SUMBU
mx(Z 1+Z 2)
a = 2
3,5 ( 23+ 44 )
=
2
= 117,25 mm
H. Lebar Gigi.
π
xm
b= 2
3,14
= 2 ×3,5mm = 5,495 mm.

i. Jarak bagi lingkar.


t =πxm
= 3,14 x 3,5 mm
= 10,99 mm.
3.5.4. Perhitungan Roda Gigi Pada Speed 3( third Gear And third Sliding
Gear),maka i dapat dihitung:
n1 z2
i= n2 = z1

Dimana :
i = Ratio perbandingan gigi pada speed 3

n 1 = Putaran counter.

n 2 = Putaran poros output.


Maka :
n1
1,235 =
n2
1903,84
n 2 = 1,235

n 2 = 1541,57 rpm

A. Diameter Lingkar Jarak Bagi.


2.a
d 1 = 1+i
2× 117,25
=
1+1,235
= 104,92 mm
2.a.i
d 2 = 1+i
2× 117,25 ×1,235
=
1+1,235
= 129,578 mm.

B. Jumlah Gigi.
Berdasarkan persamaan :
d
m= z
Dimana :
m = Modul
d = Diameter Lingkar Jarak bagi.
z = Jumlah Gigi.
d1
z 1 = m
104,92
z 1 = 3,5 = 29,97 = 30 Gigi.
d2
z 2 = m
129,578
z 2 = 3,5 = 37,02 = 37 Gigi.

C. Diameter luar.

dk 1 = (d 1 + 2) . m
= ( 104,92 + 2) . 3,5
= 111,92 mm.

dk 2 = (d 2 + 2) . m
= ( 129,578 +2 ) .3,5
= 136,578 mm

D. Diameter Dalam.

dd 1 = (d 1 - 2,5) x m
= ( 104,92 - 2,5 ). 3.5
= 96,17 mm.

dd 2 = (d 2 - 2,5) x m
= ( 129,578 -2,5 ) . 3.5
= 120,828 mm

E. Tinggi Kepala Gigi.


hk = 1 x m
= 1 x 3,5mm
= 3,5 mm.

F. Tinggi Kaki Gigi(Dedendum)


hf = 1,25 x m
= 1,25 x 3,5
= 4,375 mm.
G. JARAK SUMBU
mx(Z 1+Z 2)
a = 2
3,5×(30+37)
=
2
= 117,25 mm

H. Lebar Gigi.
π
xm
b= 2
3,14
= ×3,5 mm = 5,495 mm.
2

H. Jarak bagi lingkar.


t =πxm
= 3,14 x 3,5mm
= 10,99 mm.
3.5.5. Perhitungan Roda Gigi Pada Speed 4(fourh Gear And fourh Sliding
Gear),maka i dapat dihitung:
n1 z2
i= n2 = z1

Dimana :
i = Ratio perbandingan gigi pada speed 3

n 1 = Putaran counter.

n 2 = Putaran poros output.


Maka :
1903,84
0,948 =
n2
1903,84
n 2 = 0,948

n 2 = 2008,27 rpm
A. Diameter Lingkar Jarak Bagi.
2.a
d 1 = 1+i
2× 117,25
=
1+ 0,948
= 120,379 mm
2.a.i
d 2 = 1+i
2× 117,25 ×0,948
=
1+0,948
= 114,120 mm
B. Jumlah Gigi.
Berdasarkan persamaan :
d
m= z
Dimana :
m = Modul
d = Diameter Lingkar Jarak bagi.
z = Jumlah Gigi.
d1
z 1 = m
120,379
z 1 = 3,5 = 34,39 = 34 Gigi.
d2
z 2 = m
114,120
z 2 = 3.5 = 32,605 = 32 Gigi.

C. Diameter luar.

dk 1 = (d 1 + 2) . m
= ( 120,379 + 2) . 3,5
= 127,379 mm.
dk 2 = (d 2 + 2) . m
= ( 114,120 + 2 ) .3,5
= 121,12 mm

D. Diameter Dalam.

dd 1 = (d 1 - 2,5) x m
= ( 120,379 - 2,5 ). 3,5
= 111,629 mm.

dd 2 = (d 2 - 2,5) x m
= ( 114,120 -2,5 ) . 3,5
= 105,37 mm

E. Tinggi Kepala Gigi.


hk = 1 x m
= 1 x 3,5mm
= 3,5 mm.

F. Tinggi Kaki Gigi(Dedendum)


hf = 1,25 x m
= 1,25 x 3,5
= 4,375 mm.
G. JARAK SUMBU
mx(Z 1+Z 2)
a = 2
3,5(34+32)
=
2
= 231 mm
H. Lebar Gigi.
π
xm
b= 2
3,14
= × 3,5 = 5,495 mm
2

H. Jarak bagi lingkar.


t =πxm
= 3,14 x 3,5mm
= 10,99 mm.

3.5.6. Perhitungan Roda Gigi Pada Speed 5 (fifth Gear And fifth Sliding
Gear),maka i dapat dihitung:
n1 z2
i= n2 = z1

Dimana :
i = Ratio perbandingan gigi pada speed 5
n = Putaran counter.

n 2 = Putaran poros output.


Maka :
1903,84
0,809 =
n2
1903,84
n 2 = 0,809

n 2 = 2353,32 rpm

A. Diameter Lingkar Jarak Bagi.


2.a
d 1 = 1+i
2× 117,25
= = 129,629 mm
1+ 0,809
2.a.i
d 2 = 1+i
2× 117,25 ×0,809
= = 104,87 mm
1+0,809
B. Jumlah Gigi.
Berdasarkan persamaan :
d
m= z
Dimana :
m = Modul
d = Diameter Lingkar Jarak bagi.
z = Jumlah Gigi.
d1
z 1 = m
129,629
z 1 = 3,5 = 37,03 = 37 Gigi
d2
z 2 = m
104,87
z 2 = 3,5 = 29,96 = 30 Gigi

C. Diameter luar.

dk 1 = (d 1 + 2).m
= (129,629 + 2) × 3,5
= 136,629 mm.

dk 2 = (d 2 + 2).m
= ( 104,87 + 2)× 3,5
= 111,87 mm.

D. Diameter Dalam.

dd 1 =d 1 - 2,5 x m
= (129,629 – 2,5 )× 3,5
= 120,879 mm.

dd 2 =d 2 - 2,5 x m
= (104,87 – 2,5 )× 3,5
= 96,12 mm

E. Tinggi Kepala Gigi.


hk = 1 x m
= 1 x 3,5mm
= 3,5 mm.

F. Tinggi Kaki Gigi(Dedendum)


hf = 1,25 x m
= 1,25 x 3,5
= 4,375 mm.
G. Lebar Gigi.
π
xm
b= 2
3,14
= × 3,5 = 5,495 mm
2
H. Jarak bagi lingkar.
t =πxm
= 3,14 x 3,5 mm
= 10,99mm

3.5.7. Perhitungan Roda Gigi Reverse maka i dapat dihitung:


n1 z2
i= n2 = z1

Dimana :
i = Ratio perbandingan gigi pada speed 5
n = Putaran counter.

n 2 = Putaran poros output.


Maka :
1903,84
3,307 =
n2
1903,84
n 2 = 3,307

n 2 = 575,700 rpm

A. Diameter Lingkar Jarak Bagi.


2.a
d 1 = 1+i
2× 117,25
= = 54,446 mm
1+ 3,307
2.a.i
d 2 = 1+i
2× 117,25 ×3,307
= = 180,053 mm
1+3,307
B. Jumlah Gigi.
Berdasarkan persamaan :
d
m= z
Dimana :
m = Modul
d = Diameter Lingkar Jarak bagi.
z = Jumlah Gigi.
d1
z 1 = m
54,466
z 1 = 3,5 = 15,561 = 16 Gigi
d2
z 2 = m
180,053
z 2 = 3,5 = 51,44 = 51 Gigi

C. Diameter luar.

dk 1 = (d 1 + 2).m
= (54,466 + 2) × 3,5
= 61,466 mm.

dk 2 = (d 2 + 2).m
= ( 180,053 + 2)× 3,5
= 187,053 mm.

D. Diameter Dalam.

dd 1 =d 1 - 2,5 x m
= ( 54,466 – 2,5 )× 3,5
= 45,716 mm.

dd 2 =d 2 - 2,5 x m
= (180,053 – 2,5 )× 3,5
= 171,303 mm

E. Tinggi Kepala Gigi.


hk = 1 x m
= 1 x 3,5mm
= 3,5 mm.

F. Tinggi Kaki Gigi(Dedendum)


hf = 1,25 x m
= 1,25 x 3,5
= 4,375 mm.
G. Lebar Gigi.
π
xm
b= 2
3,14
= × 3,5 = 5,495 mm
2
H. Jarak bagi lingkar.
t =πxm
= 3,14 x 3,5 mm
= 10,99 mm

Tabel 3.9 Perhitungan Roda Gigi


Roda Gigi Diameter Gigi Jumlah Gigi Putaran (n) Daya
(speed) Rpm (Kw)
I 188,93 52 6.600 88
II 159,764 44 6.600 88
III 136,578 37 6.600 88
IV 121,12 32 6.600 88
V 111,87 30 6.600 88
Reverse 187,053 51 6.600 88

3.6. PERHITUNGAN TEMPERATUR DAN PELUMASAN

Gesekan di sertai tenaga interaksi phisik antara obyek, dan gesekan selalu mengakibatkan
keaausan. Permukaan gigi adalah subyek gesekan akibat slip dan gesekan di karnakan putaran.
Besarnya beban permukaan roda gigi, permukaan yang kasar dan kecepatan meluncur

menghasilkan gesekan yang besar dan bertambah panas yang di timbulkan.

Untuk alasan tersebut, oli roda gigi diperlukan dengan memenuhi kondisi berikut :

Kekentalannya harus sesuai

Mempunyai kemampuan memikul beban

Tahan terhadap panas dan oksidasi

Telihat pada gambar 3.6a bantalan yang terlumasi dan 3.6b roda gigi yang terlapisi

dengan selaput oli:


a b

Gambar 36. Bantalan dan Roda Gigi yang Terlumasi

Pelumasan berfungsi untuk mengurangi panas yang ditibulkan karena gesekan dan

menghindari terjadinya karat dan meredam laju.

Elemem-elemen mesin antara poros dan bantalan, antara roda gigi yang sedang berputar
dan saling bergesekan akan menimbulkan panas, panas tersebut menambah temperatur bahan.
Pada bagian ini dapat di ketahui perubahan temperature dapat dihitung menggunakan rumus:
632× Ng
∆T=
At × α

Dimana : ΔT = Penambah temperatur


NG = Daya gesek (Hp)
Diambil 1,82
At = Luas Bantalan
Diambil 0,2
α = Faktor pemindah yang besarnya tergantung luas penampang dari
0
kecepatan rata-rata (kkal/m C)

Dapat kita lihat berbagai nilai koefisien panas berdasarkan kecepatan keliling sedangkan
nilai koefisien dalam perhitungan ini dangan menganggap bahwa kecepatan kelilingnya = 20
m/det
Tabel.3.10 Koefisien Panas
Kecepatan Keliling Koefisien Panas
V m/s 2
α (kkal/m °C)
0 4,5
5 24
10 46
15 57
20 62
25 72
35 90
40 102
50 120

Maka:
632× Ng
∆T=
At × α
632× 1,82
= 0,2× 62

= 92,761 0C
Jika temperature kamar diperkirakaan berkisar (24-34)0C dan diambil temperature
sebesar 280C sehingga temperature kerja adalah
Temperatur Kerja (TK)
Tk = to + ΔT
= 28+ 92,7610C
= 120,76 0C
Jadi temperature kerja adalah sebesar 120,76 0C sedangkan temperature yang diizinkan
(Tw) untuk besi cor adalah sebesar 150 0C sesuai table di bawah ini,maka kontruksi yg kita
gunakan aman terhadap suhu yg terjadi.
Tabel.3.11.Sifat-Sifat Bahan Bantalan luncur
Bahan Bantalan Kekerasan Tekanan Maksimum Temperatur
HB Yang Diperbolehkan MaksimumYang
(kg/mm2) Diperbolehkan
(0C)
Besi Cor 160-180 0,3-0,6 150
Perunggu 50-100 0,7-2,0 200
Kuningan 80-150 0,7-2,0 200
Perunggu Fosfor 100-200 2,5-60 250
Logam Putih Berdasar Sn 20-30 0,6-2,0 150
Logam Putih Berdasar Pb 15-20 0,6-0,8 150
Paduan Cadmium 30-40 1,0-1,4 250
Kelmet 20-30 1,0-1,8 170
Paduan Aluminium 45-50 2,8 100-150
Perunggu Timah Hitam 40-80 2,0-3,2 220-250

Kemudian diubah kedalam 0F:


= (9/5.120,76) + 32
= 217,36 oF

Sedangkan untuk menetukan Viskositas absolut minyak pelumas (Z) :


0,18 kg
[
μ = pt 0,00022 X S− ]
S m. s

Dimana :

Pt = ( 0,894 – 0,000054) x (217,36 – 60)


= 140,734
S = SAE Viscosity
= Diambil 50

Table 3.12.Viscositas dan Saybolt Number


SAE Viscosity Saybolt Viscosity SAE Viscosity Saybolt Viscosity
Number range,second 54 0C Number range,second 1000C

10 90-120 40 80

20 120-185 50 80-105

30 185-255 60 105-125

40 255 70 70-150

μ = Viskositas absolut
180
[
μ = 140,734 ( 0,22× 105 )−
105 ]
= 3,009 mpa.s
0
Dari perhitungan diatas didapat temperature kerja (Tk = 217,36 F) dan (μ =3,009
mpa.s), maka dapat hubungankan antara oF dengan viskositas absolut dan disesuaikan dengan
grafik dibawah ini maka jenis minyak pelumas yang digunakan adalah jenis SAE 60.

3,009
217,36

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. KESIMPULAN
Dari hasil perhitungan dalam perancangan ulang roda gigi lurus ini dapat di ambil
kesimpula-kesimpulan sebagai berikut:

A. Dari perhitungan poros di peroleh ukuran-ukuran poros:

»Diameter poros input (Ds 1 ) : 33,083 mm.


»Putaran (n) : 6600 rpm.
»Daya yang di rencanakan (Pd) : 88 Kw.
»Torsi rencana (T) : 13016,8 Kg.mm.
»Tegangan geser ( σ a) : 5,5 kg/mm².
B. Dari perhitumgan poros counter (counter shaft).
»Daya yang di rencanakan (Pd) :88 KW.
»Putaran (n) : 2000 rpm.
»Torsi rencana (T) : 42953,4 Kg.mm.
»Diameter poros (Ds : 49,25 mm.
»Kekuatan poros ( τ ) : 1,83 Kg/mm².
»Tegangan geser izin : 5,5 Kg/mm².
C. Dari perhitungan poros output.
»Daya yang di rencanakan (Pd) : 88 Kw.
»Putaran (n) : 1650 rpm.
»Torsi rencana (T) : 52064,72 Kg.mm.

»Diameter poros (Ds 2 ) : 52 mm.


»Kekuatan poros ( τ ) : 5,5 Kg/mm².
D. Dari perhitungan spline.
»Gaya tangent sial pada poros (F) : 745,094 Kg.
»Tekanan permukaan yang di izinkan (Pa) : 10 Kg.
»Panjang spline (L) : 14,901 mm.
»Tegangan geser yang di izinkan ( τ ka) : 0,846 Kg/mm².
»Tegangan geser yang terjadi ( τ k) : 0,846 Kg/mm².
»Jumlah spline (n) : 2,395 buah.

»lebar spline ( δ ) : 59,105 mm.


E. Dari perhitungan naff .
»Panjang naff (L) : 54 mm.
»Diameter naff ( d) : 72,5 mm.

»Tebal naff ( δ ) : 19,8 mm.


F. Dari perhutungan roda gigi.
01.Perhitungan poros kopling (Cluth gear)
»Putaran (n) : 6600 rpm.
»Ratio kecepatan (i) : 3,461 rpm.
»Modul (M) : 3,2 mm.
»Jumlah gigi (z) : 52 gigi.
»Lebar gigi (b) : 5,495 mm.
»Diameter luar (dk1) : 59,36 mm.
»Tinggi kepala (hk) : 3,5 mm.
»Tinggi kaki (hf) ; 4,37 mm.
02.Dari perhitungan roda gigi pada speed 1 (first gear)
»Putaran (n) : 550,083 rpm.
»Modul (M) : 3,2 mm.
»Jumlah gigi (Z1) : 15 gigi.
»Jumlah gigi (Z2) : 52 gigi.
»Diameter luar (dk1) : 59,566 mm.
»Diameter luar (dk2) : 188,93 mm.
»Diameter dalam (dd1) : 43,816 mm.
»Diameter dalam (dd2) : 173,18 mm.
»Tinggi kepala gigi (hk) : 3,5 mm.
»Tinggi kaki (hf) : 4,375 mm.
»Jumlah gigi limgkar (t) : 12,57 mm.
»Lebar gigi (b) : 10,99 mm.
03.Dari perhitungan roda gigi pada speed 2 (scond gear)
»Putaran (n) : 1018,640 rpm.
»Modul (M) : 4 mm.
»Jumlah gigi (Z1) : 16 gigi.
»Jumlah gigi (Z2) : 41 gigi.
»Diameter luar (dk1) : 69,45 mm.
»Diameter luar (dk2) : 170,54 mm.

» Diameter dalam (dd 1 ) : 51,45 mm.

»Diameter dalam (dd 2 ) : 152,54 mm.


»Tinggi kepala gigi (hk) : 4 mm.
»Tinggi kaki (hf) : 5 mm.
»Lebar gigi (b) : 6,28 mm.
04.Dari perhitungan roda gigi pada speed 3 (Third gear)
»Putaran (n) : 1541,57 rpm.
»Modul (M) : 3,2 mm.
»Jumlah gigi (Z1) : 30 gigi.
»Jumlah gigi (Z2) : 37 gigi.
»Diameter luar (Dk1) : 111,92 mm.
»Diameter luar (Dk2) : 136,578 mm.
»Diameter dalam (dd1) : 96,17 mm.
»Diameter dalam (dd2) : 120,828 mm.
»Tinggi kepala gigi (hk) : 3,5 mm.
»Tinggi kaki (hf) : 4,475 mm.
»Lebar gigi (b) : 5,495 mm.
»Jarak bagi lingkar (t) : 10,99 mm.
05.Dari perhitungan roda gigi pada speed 4 (Fourth gear)
»Putaran (n) : 2008,27 rpm.
»Modul (M) : 3,2 mm.
»Jumlah gigi (Z1) : 34 gigi.
»Jumlah gigi (Z2) : 32 gigi.
»Diameter dalam (dd1) : 111,629 mm.
»Diameter dalam (dd2) : 105,37 mm.
»Diameter luar (Dk1) : 127,379 mm.
»diameter luar (Dk2) : 121,12 mm.
»Tinggi kepala gigi (hk) : 3,5 mm.
»Tinggi kaki (hf) : 4,375 mm.
»Lebar gigi (b) : 5,495 mm.
»Jarak bagi lingkar (t) : 10,99 mm.
06.Dari peehitungan roda gigi pada speed 5 (Five gear)
»Putaran (n) : 2353,32 rpm.
»Modul (M) : 3,2 mm
»Jumlah gigi (Z1) : 37 mm.
»Jumlah gigi (Z2) : 30 mm.
»Diameter luar (Dk1) : 136,629 mm.
»Diameter luar (Dk2) : 111,87 mm.
»Tinggi kepala gigi (hk) : 3,5 mm.
»Tinggi kaki (hf) : 4,375 mm.
»L ebar gigi (b) : 5,495 mm.
0.7 DariPerhitungan Roda Gigi Reverse
»Putaran (n) : 575,700 rpm.
»Modul (M) : 3,2 mm
»Jumlah gigi (Z1) : 16 mm.
»Jumlah gigi (Z2) : 51 mm.
»Diameter luar (Dk1) : 61,466 mm.
»Diameter luar (Dk2) : 187,053 mm.
»Tinggi kepala gigi (hk) : 3,5 mm.
»Tinggi kaki (hf) : 4,375 mm.
»Lebar gigi (b) : 5,495 mm.
G.Dari perhitungan bantalan poros input
»Diameter dalam (d) : 35 mm.
»Diameter luar (D) : 62 mm.
»Tebal bantalan (b) : 14 mm.
»Jari-jari bantalan (r) : 1,5 mm.
»Kapasitas nominal dinamis spesifik (Co) : 915 Kg.
H. Dari perhitungan bantalan poros counter shaft
»Diameter dalam (d) : 55 mm.
»Diameter luar (D) : 80 mm.
»Tebal bantalan (b) : 16 mm.
»Jari-jari bantalan (r) : 1,5 mm.
»Kapasitas nominal dinamis spesifik (C) : 1710 Kg.
I. Dari perhitungan bantalan poros input .
»Diameter dalam (d) : 50 mm.
»Diameter luar (D) : 80 mm.
»Tebal bantalan (b) : 16 mm.
»Jari-jari bantalan (r) : 1,5 mm.
»Kapasitas nominal dinamis spesifik (C) : 1710 Kg.

Anda mungkin juga menyukai