PENDAHULUAN
1.4.Sistematika Penulisan
Menguraikan tentang latar belakang, tujuan, perencanaan, batasan masalah,
sistematika penulisan (BAB 1), Uraian tentang klasifikasi Roda Gigi dan pembahasan
Roda Gigi (BAB 2), Uraian tentang perhitungan-perhitungan utama untuk Roda Gigi
(BAB 3) meliputi :
Perhitungan Poros
Perhitungan Spline dan Naaf
Perhitungan Perencanaan Roda Gigi
Perhitungan Bantalan
Perhitungan Baut dan Mur
Selanjutnya Penutupan berisikan tentang Kesimpulan (BAB 4).
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Sesuai dengan fungsinya roda gigi adalah merupakan elemen mesin yang
dapat mentransmisikan daya dan putaran. Aspek yang harus diperhatikan dalam
perencanaan ini adalah efek - efek yang diakibatkan dalam pemindahan daya dan
putaran. Dalam pemindahan daya dan putaran tersebut masih ada alat yang berperan
sebagai pemindah daya dan putaran yaitu sabuk 8 rantai.
Diluar transmisi diatas ada pula cara lain untuk memindahkan daya,
misalnya dengan sabuk (belt) dan rantai (chain), tetapi transmisi dengan roda gigi
jauh lebih unggul dibandingdengan sabuk dan rantai, faktor slip pada roda gigi jauh
lebih kecil dan putaran lebih tinggi tepat serta daya yang dipindahkan lebih besar.
Namun untuk merencanakan sebagai alat pemindah daya pada transmisi (gear box)
harus benar - benar mampu memindahkan roda gigi sebagai alat pemindah daya.
Oleh karena itu di dalam perencanaan roda gigi harus benar-benar teliti
untuk perencanaan dan pembuatannya sehingga pada putaran yang tinggi tidak terjadi
slip yang dapat mengakibatkan putaran roda gigi tidak bekerja sebagaimana yang
diinginkan dalam perencanaan ini.
Roda gigi dapat diklasifikasikan menurut poros arah putaran dan bentuk gigi.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 6.1 (Dasar Perencanaan dan Pemilihan
Elemen Mesin) hal.212.
Dari tabel di atas maka roda gigi ini dapat dibedakan atau diklasifikasikan
menjadi sebagi berikut :
3.1. Poros
Komponen ini merupakan yang terpenting dari beberapa elemen mesin yang
biasa dihubungkan dengan putaran dan daya. Poros merupakan komponen stasioner
yang berputar, biasanya yang berpenampang bulat yang akan mengalami beban puntir
dan lentur atau gabungannya.
Kadang poros ini dapat mengalami tegangan tarik, kelelahan, tumbukan atau
pengaruh konsentrasi tegangan yang akan terjadi pada diameter poros yang terkecil
atau pada poros yang terpasang alur pasak, hal ini biasanya dilakukan pada
penyambungan atau penghubungan antar komponen agar tidak terjadi pergeseran.
ds
Dimana : 1 Ps = 0,735 kW
P = 95 x 0,735 kW
P = 69,825 kW
Jika P adalah daya nominal output dari motor penggerak, maka faktor
keamanan dapat diambil dalam perencanaan. Jika faktor koreksi adalah fc (Tabel 3.1)
maka daya rencana Pd (kW) sebagai berikut:
Pd fc P (kW )
Faktor koreksi (fc) daya maksimum yang diperlukan 0,8 - 1,2. diambil fc = 1,0
Maka daya rencana Pd adalah :
Pd fc P
1,0 69,825
69,825 kW
Jika momen puntir (torsi) adalah T (kg.mm), maka torsi untuk daya maksimum :
Pd
T 9,74 x10 5 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ( Lit 1, hal 7 )
n
69,825
T 9,74 x10 5
6000
T 11334,925 kg mm
B
Tegangan geser yang di izinkan a
sf 1 sf 2
dimana :
a = tegangan geser yang diizinkan poros (kg/mm²)
(baja karbon) diambil 6,0 sesuai dengan standart ASME ( lit 1 hal 8 )
pada poros, harga sebesar 1,3 - 3,0 maka di ambil 2,5 ( lit 1 hal 8 )
Bahan poros di pilih baja karbon konstruksi mesin S35C dengan kekuatan
tarik B 52 kg / mm 2
maka :
B
a
sf 1 sf 2
52
=
6,0 2,5
= 3,47 kg / mm 2
Pertimbangan untuk momen diameter poros :
1/ 3
5,1
d s K t Cb T ..................... ( Lit 1, hal 8 )
a
dimana :
ds = diameter poros (mm)
a = tegangan geser yang diizinkan poros (kg/mm²)
(diambil 1,2).
K t = faktor bila terjadi kejutan dan tumbukan besar atau kasar 1,5 - 3,0
(diambil 1,5)
maka :
1/ 3
5,1
ds 1,5 1,2 11334,925
3, 47
30,02 mm 30 mm ( sesuai dengan tabel 3.3.)
dimana :
= tegangan geser (kg/mm2)
T = momen torsi rencana (kg.mm)
ds = diameterSporos
T A R(mm)
T
8. Diameter poros : ds = 30 mm
STOP
END
3.2. Spline dan Naaf
Pada dasarnya fungsi spline adalah sama dengan pasak, yaitu meneruskan
daya dan putaran dari poros ke komponen - komponen lain yang terhubung
dengannya, ataupun sebaliknya. Perbedaannya adalah spline menyatu atau menjadi
bagian dari poros sedangkan pasak merupakan komponen yang terpisah dari poros
dan memerlukan alur pada poros untuk pemasangannya.
Selain itu jumlah spline pada suatu konstruksi telah tertentu (berdasarkan
standar SAE), sedangkan jumlah pasak ditentukan sendiri oleh perancangnya. Hal ini
menyebabkan pemakaian spline lebih menguntungkan dilihat dari segi
penggunaannya karena sambungannya lebih kuat dan beban puntirnya merata
diseluruh bagian poros dibandingkan dengan pasak yang menimbulkan konsentrasi
tegangan pada daerah dimana pasak dipasang.
Dimana :
d s 0,81 d 2
ds
d2
0,81
30
d2
0,81
37,04 mm 38 mm
Spline yang direncanakan atau ketentuan ukurannya (dari tabel 3.4.) antara lain :
Jumlah ( i ) = 8 buah
Lebar ( b ) = 6 mm
Diameter luar ( d2 ) = 38 mm
3
d2
Panjang ( L ) = 2
ds
38 3
= = 60,97 mm
30 2
d2 ds
Jari - jari ( Rm ) =
4
38 30
= = 17 mm
4
Jarak antara spline ( w ) = 0,5 d 2
= 0,5 38 mm = 19 mm
11334,925
maka : F
17
666,76 kg
0,072 kg / mm 2
Kekuatan tarik dari bahan yang direncanakan adalah 52 kg/mm2 dengan faktor
keamanan untuk pembebanan dinamis (8 – 10) diambil 10 untuk meredam getaran
yang terjadi.
dimana :
52
trk 5,2 kg / mm 2
10
maka :
gi 0,8 5,2 4,16 kg / mm 2
Maka spline dan naaf aman terhadap tegangan geser yang terjadi. Dimana dapat
dibuktikan :
gi g
4,16 0,072
Tegangan geser yang terjadi lebih kecil dari tegangan geser yang diizinkan
Diagram aliran spline dan naaf
START a
1. Diameter poros : ds = 30 mm 8. Faktor keamanan = 10
10.
3. Tinggi : H = 4 mm, jari-jari : Rm = 17 mm
END
Pemindahan daya dan putaran direncanakan dengan transmisi roda gigi secara
bertingkat dengan perbandingan gigi sebagai berikut :
I 3,509
II 2,043
III 1,407
PERBANDINGAN GIGI
IV 1,054
V 0,815
R 3,250
Faktor koreksi (fc) daya maksimum yang diperlukan 0,8 - 1,2. diambil fc = 1,1
Daya rencana Pd :
Pd fc P
Modul pahat m = 6
Jumlah gigi :
d d
m z .................... ( Lit 1, hal 214 )
z m
d 1 88,71
z1 14,785 15
m 6
d 2 311,28
z2 51,88 52
m 6
Perbandingan gigi :
z2
i ......................... ( Lit 1, hal 216 )
z1
52
i 3,47
15
Kelonggaran puncak :
C k 0,25 m
0,25 6 1,5
Diameter kepala :
d k1 z1 2 m 15 2 6 102 mm
d k 2 z 2 2 m 52 2 6 324 mm
Diameter kaki :
d f1 z1 2 m 2 C k
15 2 6 2 1,5 75 mm
df2 z 2 2 m 2 C k
52 2 6 2 1,5 297 mm
Kedalaman pemotongan :
H 2 m Ck
2 6 1,5 13,5 mm
52 50
z 2 52 Y2 0,408 0,421 0,408
60 50
Y2 0,410
Kecepatan keliling :
d 01 n
v ......................... ( Lit 1, hal 238 )
60 1000
3,14 90 6000
v 28,26 m s
60 1000
Gaya tangensial :
102 Pd
Ft ......................... ( Lit 1, hal 238 )
v
102 76,81
Ft 277,23 kg
28,26
Faktor dinamis :
5,5
fv
5,5 v
5,5
fv 0,508
5,5 28,26
FC 20 : a 2 9 kg mm 2
Faktor tegangan kontak antara baja karbon kekerasan 200 H B dengan besi cor maka,
K H 0,079 kg mm 2 .
F ' b1 a1 m Y1 f v
26 6 0,289 0,508
22,9 kg / mm
F ' b 2 a 2 m Y2 f v
9 6 0,410 0,508
11,25 kg / mm
Beban permukaan yang diizinkan persatuan lebar :
2 z2
F ' H f v k H d 01 ................. ( Lit 1, hal 244 )
z1 z 2
2 52
F ' H 0,508 0,079 90
15 52
5,61 kg / mm
Faktor koreksi (fc) daya maksimum yang diperlukan 0,8 - 1,2. diambil fc = 1,1
Daya rencana Pd :
Pd fc P
Jumlah gigi :
d d
m z
z m
d 1 131,45
z1 21,91 22
m 6
d 2 268,55
z2 44,76 45
m 6
Perbandingan gigi :
z2
i
z1
45
i 2,045
22
Kelonggaran puncak :
C k 0,25 m
0,25 6 1,5
Diameter kepala :
d k1 z1 2 m 22 2 6 144 mm
d k 2 z 2 2 m 45 2 6 282 mm
Diameter kaki :
d f1 z1 2 m 2 C k
22 2 6 2 1,5 117 mm
df2 z 2 2 m 2 C k
45 2 6 2 1,5 255 mm
Kedalaman pemotongan :
H 2 m Ck
2 6 1,5 13,5 mm
45 43
z 2 45 Y2 0,396 0,408 0,396
50 43
Y2 0,399
Kecepatan keliling :
d 01 n
v
60 1000
3,14 132 6000
v 41,448 m s
60 1000
Gaya tangensial :
102 Pd
Ft
v
102 76,81
Ft 189,023 kg
41,448
Faktor dinamis :
5,5
fv
5,5 v
5,5
fv 0,461
5,5 41,448
FC 20 : a 2 9 kg mm 2
Faktor tegangan kontak antara baja karbon kekerasan 200 H B dengan besi cor maka,
K H 0,079 kg mm 2 .
F ' b1 a1 m Y1 f v
26 6 0,33 0,461
23,73 kg / mm
F ' b 2 a 2 m Y2 f v
9 6 0,399 0,461
9,93 kg / mm
Faktor koreksi (fc) daya maksimum yang diperlukan 0,8 - 1,2. diambil fc = 1,1
Daya rencana Pd :
Pd fc P
Modul pahat m = 6
Jumlah gigi :
d d
m z
z m
d 1 166,18
z1 27,69 28
m 6
d 2 233,82
z2 38,97 39
m 6
Perbandingan gigi :
z2
i
z1
39
i 1,39
28
Kelonggaran puncak :
C k 0,25 m
0,25 6 1,5
Diameter kepala :
d k1 z1 2 m 28 2 6 180 mm
d k 2 z 2 2 m 39 2 6 246 mm
Diameter kaki :
d f1 z1 2 m 2 C k
28 2 6 2 1,5 153 mm
df2 z 2 2 m 2 C k
39 2 6 2 1,5 219 mm
Kedalaman pemotongan :
H 2 m Ck
2 6 1,5 13,5 mm
39 38
z 2 39 Y2 0,383 0,396 0,383
43 38
Y2 0,386
Kecepatan keliling :
d 01 n
v
60 1000
3,14 168 6000
v 52,752 m s
60 1000
Gaya tangensial :
102 Pd
Ft
v
102 76,81
Ft 148,52 kg
52,752
Faktor dinamis :
5,5
fv
5,5 v
5,5
fv 0,431
5,5 52,752
FC 20 : a 2 9 kg mm 2
Faktor tegangan kontak antara baja karbon kekerasan 200 H B dengan besi cor maka,
K H 0,079 kg mm 2 .
Beban lentur yang diizinkan persatuan lebar :
Fb a m Y f v
F ' b1 a1 m Y1 f v
26 6 0,352 0,431
23,67 kg / mm
F ' b 2 a 2 m Y2 f v
9 6 0,386 0,431
8,98 kg / mm
Faktor koreksi (fc) daya maksimum yang diperlukan 0,8 - 1,2. diambil fc = 1,1
Daya rencana Pd :
Pd fc P
Modul pahat m = 6
Jumlah gigi :
d d
m z
z m
d 1 194,74
z1 32,46 33
m 6
d 2 205,26
z2 34,21 35
m 6
Perbandingan gigi :
z2
i
z1
35
i 1,06
33
Kelonggaran puncak :
C k 0,25 m
0,25 6 1,5
Diameter kepala :
d k1 z1 2 m 33 2 6 210 mm
d k 2 z 2 2 m 35 2 6 222 mm
Diameter kaki :
d f1 z1 2 m 2 C k
33 2 6 2 1,5 183 mm
df2 z 2 2 m 2 C k
35 2 6 2 1,5 195 mm
Kedalaman pemotongan :
H 2 m Ck
2 6 1,5 13,5 mm
35 34
z 2 35 Y2 0,371 0,383 0,371
38 34
Y2 0,374
Kecepatan keliling :
d 01 n
v
60 1000
3,14 198 6000
v 62,172 m s
60 1000
Gaya tangensial :
102 Pd
Ft
v
102 76,81
Ft 126,015 kg
62,172
Faktor dinamis :
5,5
fv
5,5 v
5,5
fv 0,411
5,5 62,172
FC 20 : a 2 9 kg mm 2
Faktor tegangan kontak antara baja karbon kekerasan 200 H B dengan besi cor maka,
K H 0,079 kg mm 2 .
F ' b1 a1 m Y1 f v
26 6 0,368 0,411
23,59 kg / mm
F ' b 2 a 2 m Y2 f v
9 6 0,374 0,411
8,3 kg / mm
Daya rencana Pd :
Pd fc P
Modul pahat m = 6
Jumlah gigi :
d d
m z
z m
d 1 220,38
z1 36,73 37
m 6
d 2 179,61
z2 29,93 30
m 6
Perbandingan gigi :
z2
i
z1
30
i 0,81
37
Diameter lingkaran jarak bagi (roda gigi standar) :
d 01 z1 m
37 6 222 mm
d 02 z2 m
30 6 180 mm
Jarak sumbu poros :
d 01 d 02
a0
2
222 180
201 mm
2
Kelonggaran puncak :
C k 0,25 m
0,25 6 1,5
Diameter kepala :
d k1 z1 2 m 37 2 6 234 mm
d k 2 z 2 2 m 30 2 6 192 mm
Diameter kaki :
d f1 z1 2 m 2 C k
37 2 6 2 1,5 207 mm
df2 z 2 2 m 2 C k
30 2 6 2 1,5 165 mm
Kedalaman pemotongan :
H 2 m Ck
2 6 1,5 13,5 mm
z 2 30 Y2 0,358
Kecepatan keliling :
d 01 n
v
60 1000
3,14 222 6000
v 69,708 m s
60 1000
Gaya tangensial :
102 Pd
Ft
v
102 76,81
Ft 112,39 kg
69,708
Faktor dinamis :
5,5
fv
5,5 v
5,5
fv 0,397
5,5 69,708
FC 20 : a 2 9 kg mm 2
Faktor tegangan kontak antara baja karbon kekerasan 200 H B dengan besi cor maka,
K H 0,079 kg mm 2 .
F ' b1 a1 m Y1 f v
26 6 0,38 0,397
23,53 kg / mm
F ' b 2 a 2 m Y2 f v
9 6 0,358 0,397
7,67 kg / mm
Daya rencana Pd :
Pd fc P
Modul pahat m = 6
Jumlah gigi :
d d
m z
z m
d 1 94,12
z1 15,68 16
m 6
d 2 305,88
z2 50,98 51
m 6
Perbandingan gigi :
z2
i
z1
51
i 3,18
16
Diameter lingkaran jarak bagi (roda gigi standar) :
d 01 z1 m
16 6 96 mm
d 02 z2 m
51 6 306 mm
Kelonggaran puncak :
C k 0,25 m
0,25 6 1,5
Diameter kepala :
d k1 z1 2 m 16 2 6 108 mm
d k 2 z 2 2 m 51 2 6 318 mm
Diameter kaki :
d f1 z1 2 m 2 C k
16 2 6 2 1,5 81 mm
df2 z 2 2 m 2 C k
51 2 6 2 1,5 291 mm
Kedalaman pemotongan :
H 2 m Ck
2 6 1,5 13,5 mm
Faktor bentuk gigi, dari Tabel 3.5.
z1 16 Y1 0,295
51 50
z 2 51 Y2 0,408 0,421 0,408
60 50
Y2 0,409
Kecepatan keliling :
d 01 n
v
60 1000
3,14 98 6000
v 30,772 m s
60 1000
Gaya tangensial :
102 Pd
Ft
v
102 76,81
Ft 254,6 kg
30,772
Faktor dinamis :
5,5
fv
5,5 v
5,5
fv 0,498
5,5 30,772
FC 20 : a 2 9 kg mm 2
Faktor tegangan kontak antara baja karbon kekerasan 200 H B dengan besi cor maka,
K H 0,079 kg mm 2 .
F ' b1 a1 m Y1 f v
26 6 0,295 0,498
22,92 kg / mm
F ' b 2 a 2 m Y2 f v
9 6 0,409 0,498
10,99 kg / mm
S TAR T a
3.4. Bantalan
Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros yang berbeban
sehingga putaran dan getaran bolak-balik dapat berputar secara halus, dan tahan lama.
Bantalan harus kokoh untuk memungkinkan poros serta elemen mesinnya bekerja
dengan baik, jika bantalan tidak berfungsi dengan baik maka prestasi seluruh sistem
akan menurun atau tidak berkerja semestinya.
Fa
Untuk bantalan bola alur dalam 0,014 (direncanakan) dari tabel 3.8. di
Co
bawah ini :
Fa C o 0,014
Dari tabel di atas juga dapat diketahui harga beban radial Fr dengan menggunakan
persamaan :
Fa
e
v Fr
Fa
maka : Fr
ve
10,36
54,53 kg
1 0,19
Dengan demikian beban ekivalen dinamis P dapat diketahui melalui persamaan di
bawah ini :
P X Fr Y Fa
maka :
P 0,56 54,53 2,30 10,36
54,37 kg
Jika C (kg) menyatakan beban nominal dinamis spesifik dan P (kg) beban
ekivalen dinamis, maka faktor kecepatan f n bantalan adalah :
1/ 3
33,3
fn
n
1/ 3
33,3
fn 0,177
6000
S TAR T
6. Lh atau Ln : Lha
<
STOP
END
3.5. Baut dan Mur
Baut dan mur merupakan alat pengikat yang sangat penting untuk mencegah
kecelakaan atau kerusakan pada mesin. Pemilihan baut dan mur sebagai alat pengikat
harus dilakukan dengan seksama untuk mendapatkan ukuran yang sesuai. Di dalam
perencanaan kopling ini. Baut dan mur berfungsi sebagai pengikat gear box. Untuk
menentukan ukuran baut dan mur, berbagai faktor harus diperhatikan seperti sifat
gaya yang bekerja pada baut, syarat kerja, kekuatan bahan, kelas ketelitian, dan lain-
lain.
65,244 kg
4 65,244
d1
3,14 6
d 1 3,72 mm
Dipilih ulir metris kasar diameter inti d 1 4,917 mm 3,72 mm dari tabel 3.9. di
atas.
H 3 1 3 mm
3
z' 3
1
Tegangan geser akar ulir baut b dan tegangan geser akar ulir mur n lebih kecil
dari tegangan geser yang diizinkan a , maka baut dan mur yang direncanakan
aman terhadap tegangan geser.
Bahan baut dan mur baja liat dengan kadar karbon 0,22 %.
Diameter nominal ulir : Baut = M 6, Mur = M 6, tinggi mur = 3 mm.
Diagram aliran baut dan mur
START b a
b
END
a
BAB 4
KESIMPULAN
Dan dari hasil perhitungan rancangan Roda gigi untuk Suzuki Ertiga
diperoleh data sebagai berikut :
1. Perhitungan Poros
Momen Torsi ( T ) = 11334,925 kg.mm
Bahan Poros = S35C
Diameter Poros = 30 mm
Roda Gigi 3
Bahan roda gigi = FC 20
Jumlaah gigi ( z1 ) = 28
Diameter lingkaran jarak bagi ( d01 ) = 168 mm
Diameter kepala ( dk1 ) = 180 mm
Diameter kaki ( df1 ) = 153 mm
Beban permukaan diizinkan ( F’H ) = 6,66 kg/mm
Roda Gigi 4
Bahan roda gigi = FC 20
Jumlaah gigi ( z1 ) = 33
Diameter lingkaran jarak bagi ( d01 ) = 198 mm
Diameter kepala ( dk1 ) = 210 mm
Diameter kaki ( df1 ) = 183 mm
Beban permukaan diizinkan ( F’H ) = 6,62 kg/mm
Roda Gigi 5
Bahan roda gigi = FC 20
Jumlaah gigi ( z1 ) = 37
Diameter lingkaran jarak bagi ( d01 ) = 222 mm
Diameter kepala ( dk1 ) = 234 mm
Diameter kaki ( df1 ) = 207 mm
Beban permukaan diizinkan ( F’H ) = 6,23 kg/mm
4. Perhitungan Bantalan
Diameter bantalan ( D ) = 55 mm
Lebar bantalan ( B ) = 13 mm
Beban ekivalen dinamis bantalan ( P ) = 54,37 kg
Umur nominal bantalan ( Lh ) = 18797,688 jam