Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Roda Gigi merupakan salah satu elemen pemindah daya yang sering digunakan di dunia
industri. Ilmu mengenai roda gigi sangatlah penting untuk diketahui dan dipahami oleh setiap
insan yang berkecimpung di dalam bidang teknik khususnya teknik manufaktur. Oleh karena
itu pihak jurusan Teknik Manufaktur melalui program studi Teknik Mekanik Umum
membuat suatu projek pembuatan media ajar roda gigi di bengkel Teknik Manufaktur Negeri
Bandung. Pelaksanaan pembuatan projek ini dilakukan oleh mahasiswa program studi Teknik
Mekanik Umum melalui program prakti General Mechanic (GM). Oleh karena itu
mahasiswa terlibat langsung dalam pelaksanaan projek ini baik dari segi perencanaan,
penggambaran, perhitungan, dan aktualisasi pembuatan roda gigi di lapangan.
Dalam projek ini, masing-masing mahasiswa mendapatkan pekerjaan yang berbeda
menyesuaikan dengan kesediaan bahan di lapangan, dan benda apa saja yang belum di
kerjakan. Oleh karena itu dengan makalah ini, kami menjelaskan pekerjaan apa saja yang
dilakukan, pengetahuan yang telah didapatkan, dan sebagai laporan kegiatan program
praktikum GM.

1.2.

Batasan Masalah
Untuk mendapatkan hasil pengamatan yang dapat diterima dengan validasi yang

diharapkan, maka penulis membatasi masalah yang akan di bahas, yaitu :


1. Penjelasan tentang kegiatan yang telah dilaksanakan
2. Penjelasan tentang pengetahuan mengenai roda gigi yang telah didapatkan
3. Penjelasan tentang perhitungan roda gigi heliks
4. Penjelasan tentang kesalahan kesalahan yang terjadi di lapangan
5. Penjelasan tentang solusi penyelesaian masalah
1.3.

Tujuan Penulisan
Penulis memiliki beberapa tujuan dalam penulisan makalah ini, yaitu sebagai berikut :

1. Sebagai laporan kegiatan praktikum GM


2. Sebagai pembukuan hasil kegiatan yang telah di lakukan
3. Sebagai media evaluasi tentang projek yang telah dilaksanakan
1.4.

Metoda Pengumpulan data


Dalam menyusun makalah praktikum ini, penulis menggunakan metode pengambilan
data sebagai berikut:
a. Metode Observasi
Metode pengumpulan data ini dilakukan dengan cara melakukan pengamatan secara
lansung di lapangan, dan membandingkan data yang didapat dengan literatur literatur
yang ada.
b. Metode Interview
Metode pengumpulan data ini dilaksanakan dengan cara diskusi secara langsung dengan
dosen pembimbing, serta dengan orang orang yang terkait dalam makalah ini.
c. Studi Pustaka
Mengumpulkan refernsi referensi dan data data yang terdapat pada literatur.

1.5.

Sistematika Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, Penulis membagi tahapan dalam penulisan, yang mana
antara bab yang ditulis memiliki suatu rangkaian yang saling melengkapi, dan tiap bab
membahas satu pokok bahasan. Dengan demikian sistematika penulisanya adalah sebagai
berikut :
BAB I

PENDAHULUAN
Berisikan pengantar masalah yang di bahas, meliputi latar belakang masalah,

batasan masalah, tujuan penulisan, metoda pengumpulan data dan sistematika penulisan.

BAB II

LANDASAN TEORI
Berisikan teori-teori dan literatur mengenai praktikum yang dilakukan.

BAB III

PRAKTIKUM YANG DILAKSANAKAN


Merupakan uraian penjelasan mengenai data data dan penemuan dari hasil

praktikum yang telah dilakukan.


BAB IV

ANALISA DAN PENYELESAIAN MASALAH


Merupakan uraian penjelasan mengenai analisa dari penemuan yang di dapat, dan

penyelesaian masalah dari penemuan yang berupa solusi terhadap masalah tersebut.

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Roda Gigi
Definisi roda gigi adalah salah satu bentuk sistem transmisi yang mempunyai fungsi mentransmisikan
gaya, membalikkan putaran, mereduksi atau menaikkan putaran/ kecepatan. Umumnya roda gigi
berbentuk silindris, di mana di bagian tepi terdapat bentukan-bentukan yang menyerupai (mirip) gigi
( bergerigi ).
Konstruksi roda gigi mempunyai prinsip kerja berdasarkan pasangan gerak.Bentuk gigi dibuat untuk
menghilangkan keadaan slip,sehingga penyaluran putaran dan daya dapat berlangsung dengan baik.

Selain itu dapat dicapai kecepatan keliling- (Vc) yang sama pada lingkaran singgung sepasang roda gigi.
Lingkaran singgung ini disebut lingkaran pitch atau lingkaran tusuk yang merupakan lingkaran khayal
pada pasangan roda gigi, tapi berperan penting dalam perencanaan konstruksi roda gigi. Pada sepasang
roda gigi maka perlu diperhatikan, bahwa jarak lengkung antara dua gigi yang berdekatan (disebut
pictch) pada kedua roda gigi harus sama, sehingga kaitan antara gigi dapat berlangsung dengan baik.
Bentuk lengkung pada suatu profil gigi, tidak dapat dibuat semaunya, melainkan mengikuti kurva-kurva
tertentu yang dapat menjamin terjadinya kontak gigi dengan baik.
2.2 Jenis-jenis profil gigi
1.

Profil gigi sikloida ( Cycloide)


Struktur gigi melengkung cembung dan cekung mengikuti pola sikloida . Jenis gigi ini cukup baik

karena presisi dan ketelitiannya baik, dapat meneruskan daya lebih besar dari jenis yang sepadan, juga
keausannya dapat lebih lama. Tetapi mempunyai kerugian, diantaranya pembuatanya lebih sulit dan
pemasangannya harus lebih teliti ( tidak dapat digunakan sebagai roda gigi pengganti/change wheel), dan
harga lebih mahal.

2.

Profil gigi evolvente


Struktur gigi ini berbentuk melengkung cembung, mengikuti pola evolvente. Jenis gigi ini

struktur cukup sederhana, cara pembuatanya lebih mudah, tidak sangat presisi dan maupun teliti, harga
dapat lebih murah , baik ekali digunakan untuk roda gigi ganti. Jenis profil gigi evolvente dipakai sebagai
profil gigi standard untuk semua keperluan transmisi.
3. Profil gigi khusus
Misalnya bentuk busur lingkaran dan miring digunakan untuk transmisi daya yang besar dan khusus.

2.3 Jenis-jenis roda gigi


1.Gigi lurus ( spur gear)
Bentuk gigi ini lurus dan paralel dengan sumbu roda gigi.

2. Gigi miring ( helical gear)


Bentuk gigi ini menyilang miring terhadah sumbu roda gigi.

3. Gigi panah ( double helical / herring bone gear) bentuk gigi berupa panah atau miring dengan
kemiringan berlawanan.
4. Gigi melengkung/bengkok (curved/spherical gear )
Merupakan rodagigi yang mempunyai bentuk gigi melengkung mengikuti pola tertentu
(lingkaran/ellips).
Dalam kerja dan pemasangannya roda gigi biasanya dipasang secara berpasangan. Terdapat dua
buah roda gigi atau lebih. Oleh karena ini, akan menimbulkan sebuah kerjasama antar roda gigi.
Kerjasama berdasarkan sumbunya akan dibedakan menjadi :
a.Sumbu roda gigi sejajar/parallel
Biasanya

dapat

berupa

kerjasama

rodagigi

lurus,

miring

atau

spherical

b.Sumbu roda gigi tegak lurus berpotongan


Biasanya dapat berupa roda gigi trapesium/payung/ bevel dengan profil lurus(radial), miring(helical) atau
melengkung(spherical)
c.Sumbu roda gigi menyilang tegak lurus
Biasanya dapat berupa roda gigi cacing(worm), atau roda gigi miring atau melengkung.
d.Sumbu roda gigi menyilang
Biasanya

dapat

berupa

rodagigi

skrup(screw/helical)

atau

spherical.

e.Sumbu roda gigi berpotongan tidak tegak lurus


Biasanya dapat berupa roda gigi payung/trapesium atau helical dll.
Kerjasama antar roda gigi ini harus memenuhi syarat. Beberapa hal yang cukup penting pada
kerjasamaroda gigi , apabila dua roda gigi atau lebih bekerja sama maka :

1. Profil gigi harus sama ( spur atau helical dll)


2. Modul gigi harus sama
Modul gigi adalah besaran/dimensi roda gigi, yang dapat menyatakan besar dan kecilnya gigi
.Bilangan modul biasanya bilangan utuh, kecuali untuk gigi yang kecil. (Bilangan yang ditulis tak
berdimensi, walaupun dalam arti yang sesungguhnya dalam satuan mm )
2. Sudut tekanan harus sama ( sudut perpindahan daya antar gigi)
Sudut tekanan adalah sudut yang dibentuk antara garis singgung dua roda gigi dan garis
perpindahan gaya antar dua gigi yang bekerja sama.
Ada dua macam roda gigi sesuai dengan letak giginya :
1. Roda gigi dalam (internal gear), yang mana gigi terletak pada bagian dalam dari lingkaran jarak bagi.
2. Roda gigi luar ( external gear), yang mana gigi terletak dibagian luar dari lingkaran jarak, jenis roda
gigi ini paling banyak dijumpai. Roda gigi dalam banyak dijumpai pada transmisi roda gigi planit
(planitary gear) dan roda gigi cyclo.
Apabila dua rodagigi dengan gigi luar maka putaran output akan berlawanan arah dengan putaran
inputnya, tetapi bila salah satu rodagigi dengan gigi dalam maka arah putaran output akan sama dengan
arah putaran input. Bila kerjasama lebih dari dua rodagigi disebut transmisi kereta api (train gear).
3.Roda gigi payung ( bevel gear)
Roda gigi payung atau roda gigi trapesium digunakan apabila diinginkan antara sumbu input dan sumbu
output menyudut 90 .Bentuk gigi yang biasa dipakai pada roda gigi payung :Bentuk gigi lurus atau
radialBentuk gigi miring atau helicalBentuk gigi melengkung atau spherical.
4.Roda gigi cacing ( worm gear)
Roda gigi cacing (worm) digunakan apabila diinginkan antara sumbu input dan sumbu output menyilang
tegak lurus .Roda gigi cacing mempunyai karakteristik yang khas, yaitu input dan output tidak dapat
dipertukarkan. Jadi input selalu dari roda cacingnya (worm) dari pertanyaan sederhana ini bisa ditelusuri
dari mekanisme kerja kendaraan.
Berdasarkan urutan kerja pergerakkan kendaraan bermotor bakar, sistem transmisi dipasang setelah mesin
dan kopling. Mesin adalah sumber tenaga kendaraan, namun masalahnya tenaga yang dikeluarkan dapur

pacu harus dikendalikan agar bisa dipakai sesuai kebutuhan. Disinilah sistem transmisi berfungsi yaitu
sebagai pengatur besar-kecilnya tenaga mesin.
Dalam proses kerjanya transmisi besinergi dengan piranti kopling yang memiliki fungsi sebagai pemutus
dan penerus arus tenaga. Dengan bantuan kopling, proses permindahan gigi transmisi bisa mudah
dilakukan. Itu sebabnya pada model transmisi manual, sebelum memindahkan gigi transmisi, pengendara
kendaraan roda empat harus menginjak pedal kopling terlebih dahulu. Khusus untuk transmisi otomatik,
kerja

kopling

menggunakan

prinsip

sentrifugal

bukan

lagi

perintah

manual.

Meski begitu, baik pada sistem manual atau otomatik, transmisi hanya memiliki satu tugas utama, yaitu
memecah tenaga mesin menjadi dua unsur, torsi dan putaran. Transmisi mengatur besar keduanya sesuai
kebutuhan. Pada kecepatan rendah, misalnya, mobil lebih membutuhkan torsi daripada putaran atau
tenaga. Oleh karena itu, tenaga dari mesin ditransfer dalam bentuk torsi yang tinggi tetapi putaran
rendah pada posisi gigi perseneling rendah. Sebaliknya, pada kecepatan tinggi, mobil lebih memerlukan
putaran.
2.3 Aplikasi Roda gigi spur gears.
Jenis-jenis Roda gigi dapat dibedakan pula dari keadaan konstruksi alur bentuk gigi sena
berdasarkan bentuk serta fungsi konstruksinya.
1.

Roda Gigi Lurus


Adalah roda gigi dengan bentuk profil gigi beralur lurus cengan kondisi penggunaan untuk

sumbu sejajar. Pada konstmksi berpasangan , penggunaannya terdapat dalara tiga keadaa, yaitu :
a. Roda Gigi lurus eksternal (spur gear)
b. Roda Gigi lurus internal (planetcry gear)
c. Roda Gigi lurus Rack dan pinion.

Penggunaan Roda gigi lurus ini cukup luas terutama spurgear pada konstruksi general mekanik
yang sederhana sampai sedang putaran dan beban relatip sedang. Dan ketiga jenis Roda gigi ini, rnaka
Internal Gear memilikitingkat kesuliian pemasangan yang agak sulit, sehubungan dalam menentukan

ketepatan pemasangan sumbu. Sedangkan untuk jenis Rack dan Pinion Gear, mempunyai kekhususan
dalam penggunaannya, yaitu untuk pengubah gerak putar ke gerak lurus atau sebaliknya, sedangkan pada
Rack gear mempunyai sumbu Pitch yang lurus. Pembebanan pada gigi-giginya mempunyai distribusi
beban yang paling sederhana, yaitu gaya Normal yang terurai menjadi gaya keliling (gaya targensial) dan
gaya Radial.
Banyak sekali aplikasi-aplikasi roda gigi. Akan sering dan banyak ditemui di mesin-mesin.
Terutama di dalam gearbox. Di dalamnya terdapat banyak roda gigi yang saling berkait dan bekerja sama.
Selain di dunia industri, pada mainan anak-anak juga banyak yang memanfaatkan roda gigi untuk
mengerakkan mainan itu. Contoh lain penerapannya antara lain pada lift. Lift barang maupun lift
penumpang, grab winch, hand winch, kerek dan lain-lain.
Dalam paper ini akan sedikit dijelaskan mengenai aplikasi roda gigi yang diterapkan pada sistem
transmisi

mobil.

Pada

presneling

mobil

(kendaraan

roda

atu

lebih

Ketika mengendarai kendaraan roda empat, pengemudi dituntut untuk paham cara memindahkan gigi
transmisi mulai dari satu hingga mundur. Apa itu sistem transmisi dan mengapa memerlukan teknologi
tersebut ? Jawaban tinggi daripada torsi. Gigi perseneling tinggi menjawabnya dengan menyediakan
putaran tinggi namun torsi rendah.
Fisik sistem transmisi dalam kendaraan terdiri dari beberapa rangkaian roda gigi yang saling
berpasangan, yaitu mata gigi pemutar dan alur gigi putar. Setiap pasangan ini mewakili satu rasio gigi.
Umumnya model kendaraan standar memiliki lima tingkat kecepatan yang berbeda dan satu mundur.
Pilihan gigi 1 dan 2 merupakan rasio memiliki torsi tinggi yang digunakan untuk mulai bergerak dan
berakselerasi. Kemudian, gigi 3 dan gigi 4 yang digunakan untuk kecepatan normal. Gigi lima digunakan
untuk memacu kendaraan pada kecepatan tinggi.
Diakhir rangkaian seluruh roda gigi ada satu rangkaian tambahan yang bertugas mereduksi
kembali putaran poros, agar putarannya pas dengan kebutuhan kecepatan putar roda. Roda gigi ini disebut
sebagai final gear. Seluruh rangkaian roda gigi ini dikemas dalam satu kotak khusus yang umum disebut
dengan nama gearbox .
Sistem transmisi berkembang sesuai dengan kemajuan teknologi otomotif. Khusus teknologi
manual yang pertama dikembangkan adalah sistem unsynchronized transmission. Pergerakkan gigi
memakai mekanisme sliding atau konstruksi sejajar. Untuk bisa masuk, mata gigi pemutar dan alur gigi
yang akan diputar harus berada posisi yang pas. Sedikit saja tidak masuk, tuas akan terasa keras, seolah
ada yang menganjal. Itu sebabnya pada mobil modern, teknologi ini sudah ditinggalkan.

Sebagai gantinya pabrikan mobil memakai teknologi bernama synchornized transmission.


Teknologi ini pertama kali diterapkan pada mobil Porsche 356 produksi tahun 1952. Mekanisme kerjanya
menggunakan sistem menyamakan putaran antara gigi pemutar dengan gigi yang diputar. Selain itu,
bentuk giginya pun dipasang miring, seperti gigi nanas, yang selalu berkaitan antara gigi pemutar dan gigi
yang diputar. Sistem synchornized inilah yang membuat proses perpindahan gigi menjadi lebih mudah.
Mekanisme synchronized diaplikasikan untuk gigi maju (1,2,3,4 dan 5). Sedangkan khusus untuk gigi
belakang masih memakai pola sliding. Itu sebabnya memasukkan gigi mundur terkadang terasa keras dan
susah.
Oleh karena fungsi transmisi sebagai pengatur besar kecilnya arus tenaga dari mesin, maka
pabrikan memanfaatkan teknologi ini untuk menghemat biaya produksi mesin. Satu tipe mesin dipakai
untuk menggerakkan berbagai jenis kendaraan yang berbeda. Mesin berkapasitas 1.000 cc, misalnya,
selain untuk menggerakkan mobil minibus juga dapat dipakai sebagai dapur pacu kendaraanmungil city
car.Caranya dengan cara memakai rasio gigi yang berbeda. Untuk mobil sedan menggunakan gigi
berukuran kecil, sedangkan mobil minibus yang lebih membutuhkan torsi besar memakai konstruksi gigi
besar.

System transmisi pada mobil mempuyai dua shat yang masing masing shaftnya mempunyai banyak gir
untuk berpindah. Gir-gir ini dapat berpindah posisi bisa dilihat pada gambar. Antara as no.1 dan no.4
tidak langsung terhubung tapi saling lepas yang dihubungkan oleh as 2 atau 3 sehingga kecepatan putar
yang terhubung dari mesin ke roda akan berubah.
Demikianlah spur gear yg banyak diaplikasikan pada system transmisi mobil,selain mobil ,mesin-mesin
yang lain seperti transmisi msepeda motor juga memakai system spur gears.

2.4

Gambar-gambar Contoh Spur Gears.


1. Pinion Gear

2. Tampak Samping (gigi)Spur Gear.

2.2. Toleransi & Suaian


2.2.1. Toleransi (tolerance)
Toleransi ukuran (dimensional tolerance) adalah perbedaan antara dua harga batas dimana ukuran
atau jarak permukaan / batas geometri suatu komponen harus terletak.

Kedua harga batas toleransi dapat dinyatakan sebagai penyimpangan (deviation) terhadap ukuran dasar
yang sudah didefinisikan terlebih dahulu. Sedapat mungkin ukuran dasar dinyatakan dalam bilangan
bulat.

Toleransi

2.2.1.1. Toleransi Umum (SN 258440)


Toleransi unum biasanya dibagi menjadi menjadi tiga menurut tingkat ketelitian. Yaitu halus,
menengah dan kasar.

2.2.1.2. Toleransi ISO


Merupakan jenis toleransi menurut standard internasional.

2.2.2. Suaian (fit)


Apabila dua buah komponen akan dirakit (assy), hubungan yang terjadi, yang ditimbulkan oleh
karena adanya perbedaan ukuran bagi pasangan elemen geometrik sebelum mereka disatukan
disebut suaian (fit).
2.2.2.1. Jenis Suaian
1.Suaian Longgar (Clearance Fit), yaitu suaian yang selalu akan menghasilkan kelonggaran
(clearance) "Daerah toleransilubang selalu terletak di atas daerah toleransi poros".
2.Suaian Pas (Transition Fit), adalah suaian yang dapat menghasilkan kelonggaran ataupun
kerapatan. "Daerah toleransi lubangdan daerah toleransi poros saling berpotongan (sebagian saling me
nutupi)".
3.Suaian Paksa (Interference

Fit),

yakni

suaian

yang

selalu

akan

menghasilkan

(interference). "Daerah toleransilubang selalu terletak di bawah daerah toleransi poros".


2.2.2.2. Sistem Suaian

kerapatan.

2.2.2.3. Penulisan Toleransi Ukuran/Dimensi

Simbol ISO untuk Toleransi, Penyimpangan dan Suaian


Posisi daerah toleransi terhadap

garis

nol

ditetapkan

sebagai

suatu fungsi ukuran dasar (berubah mengikuti perubahanukuran dasar). Dinyatakan dengan simbol satu
huruf.
Toleransi, harganya/besarnya ditetapkan sebagai fungsi ukuran dasar. Dinyatakan dengan simbol
angka (angka kualitas).
Contoh :
45g6 : artinya suatu poros dengan ukuran dasar 45mm, posisi daerah toleransi mengikuti aturan kode
huruf g serta besar harga toleransinya mengikuti aturan kode angka 6
65H7 : artinya suatu lubang dengan ukuran dasar 65mm, posisi daerah toleransi mengikuti aturan kode
huruf H serta besar harga toleransinya mengikuti aturan kode angka 7
2.2.2.4. Faktor-faktor untuk memilih basis suaian
1. Macam / jenis pekerjaan
2. Ongkos pengerjaan komponen-komponen yang harus dibuat
3. Harga komponen-komponen yang dapat dibeli di pasaran/ dipesan dari pabrik lain
4. Biaya pembelian perkakas potong dan alat ukur
5. Kemudahan dari segi perancangan, pembuatan dan perakitan

BAB III
PRAKTIKUM
3.1 Pembuatan Roda Gigi Heliks
Roda gigi heliks merupkan salah satu jenis roda gigi yang digunakan untuk memindahkan daya
yang cukup besar. Dalam pembuatan roda gigi heliks ini, dapat menggunakan beberapa cara yang
salah satunya pembuatan pada mesin frais menggunakan cutter modul.
3.1.2 Perencanaan Pembuatan Roda Gigi Heliks
Dalam perencanaan pembuatan roda gigi heliks ini, kami membagi beberapa pekerjaan yang
diantaranya adalah :
1. Perhitungan Roda Gigi Heliks

Sudut Heliks = 45

h=( 2,12,2 ) m
( 2,1 ) 3

Da = Diameter Luar

6,3 mm

z
cos
Da=

ha=Addendum

15
(
+2)3
cos 45

3 mm

69,63 mm
Dp = Diameter Pitch

Dp=

z.m
cos

15 X 3

cos 45
63,63 mm
h=TinggiGigi

1. m

hf =dedendum

2. m
2.3

6 mm
b=lebar gigi

20 mm
df =Diameter Dalam

dp2 hf
63,632(6)

63,6312

Menghitung kisar atau gang dari heliks


(Pw)

Pw= . dp . tan

x 63,64 x tan 45

51,63 mm
Menghitung tuas pemutar plat indeks
kepala pembagi

Nk=

i
z

40
15

10
15

199,93
Menghitung rangkaian roda gigi
pengubah (R)

R=

i. ik . pt z 1 x z 3
=
Pw
z2 x z 4

R=

1 x 40 x 5 200
=
199,95 200

25 x 80
50 x 40

2. Operation Plan

3.2 Pembuatan Landasan Base Plate

3.3 Pembuatan Modelling media ajar

Pemodellingan ini dimaksudkan sebagai acuan dalam proses assembly produk, dan
sebagai ambar 3D produk yang tengah di buat.

Detail di lampriran 1
3.4 Pembuatan Poros Roda Gigi Lurus
Hal yang perlu di perhatikan dalam pembuatan poros ini adalah suaian antara bidang
poros yang kontak dengan lubang roda gigi. Poros ini dijadikan sebagai landasan putar roda gigi,
sehingga suaian yang di pakai adalah suaian sliding fit.

3.5 Pembuatan poros roda gigi cacing


Hal yang perlu dipehatikan :
1. Suaian antara bidang poros yang kontak lubang roda gigi harus sliding fit
2. Jarak dari alur ring snapring

3. Jarak antara sumbu poros cacing terhadap lebar roda gigi cacing

Detail lih lampiran


3.6 Pembuatan poros roda gigi heliks dan payung
Hal yang perlu dipehatikan :
1. Suaian antara poros dengan lubang dudukan poros harus sliding fit
2. Suaian antara poros dengan roda gigi harus suaian sesak
Hal ini dimaksudkan agar roda gigi heliks dan roda gigi paying berputar secara bersamaan,, jadi
roda gigi tidak berputar terhadap poros, tapi poros berputar terhadap lubang dudukan.

3.7 Pembuatan poros roda gigi heliks dan payung


Hal yang perlu dipehatikan :
1. Suaian antara poros dengan lubang roda gigi sliding fit
2. Jarak alur untuk ring circlip

Detail lih lampiran


3.8 Pembuatan Dudukan Roda Gigi Payung
Pembuatan dudukan ini dilaksanakan di bengkel pendidikan, menggunakan mesin frais
lagoon. Pembuatan benda ini belum selesai masih setengah jalan dikarenakan waktu program
praktikum telah selesai.

3.9 Pembuatan part list


Pembuatan part list ini dimaksudkan untuk mengontrol part yang telah selesai di kerjakan,
dan untuk panduan ketikan akan melaksanakan assembly produk.

3.10 Operaion Plan

BAB IV
ANALISA DAN PENYELESAIAN MASALAH

Masalah yang dihadapi


1. Sulit menyeting posisi cutter atau menentukan arbor yang sesuai. Dikarenakan kepala mesin
diputar 45 ,.
2. Profil roda gigi heliks memilikit ebal yang berbeda-beda dan telalutajam. Analisa hal-hal
yang menyebabkan masalah tersebut:
Salah dalammemutarengkol dividing head.
Cutter tidak center bendakerja.
Mengubaheretanmejanaikturun.
3. Kedalaman rodagigi berbeda
4. Terdapat backlash pada chuck, sehingga pada saat proses pemotongan terjadi getaran yang
tinggi.

Solusi
1. Pelat akan posisi cutter diatur mengunakan bushing-bushing pada arbor, posisi cutter harus
sesuai.
2. Karena saat meja maju/mundur terjadi lost/backlash,maka mandrel harus dibubut sesuai
diameter lubang chuck sehingga posisi bendakerja bisa disetting maju/mundur benda kerja.
3. Harus teliti dalam memutar engkol dividing head, sebaiknya terlebihdahulu disetel.
4. Pemakan dilakukan seluruhnya tidak satu-satu.
5. Diseting terlebih dahulu baut pada dividing head agar pas pada alurnya, sehingga
meminimalkan backlash.

Anda mungkin juga menyukai