PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Roda Gigi merupakan salah satu elemen pemindah daya yang sering digunakan di dunia
industri. Ilmu mengenai roda gigi sangatlah penting untuk diketahui dan dipahami oleh setiap
insan yang berkecimpung di dalam bidang teknik khususnya teknik manufaktur. Oleh karena
itu pihak jurusan Teknik Manufaktur melalui program studi Teknik Mekanik Umum
membuat suatu projek pembuatan media ajar roda gigi di bengkel Teknik Manufaktur Negeri
Bandung. Pelaksanaan pembuatan projek ini dilakukan oleh mahasiswa program studi Teknik
Mekanik Umum melalui program prakti General Mechanic (GM). Oleh karena itu
mahasiswa terlibat langsung dalam pelaksanaan projek ini baik dari segi perencanaan,
penggambaran, perhitungan, dan aktualisasi pembuatan roda gigi di lapangan.
Dalam projek ini, masing-masing mahasiswa mendapatkan pekerjaan yang berbeda
menyesuaikan dengan kesediaan bahan di lapangan, dan benda apa saja yang belum di
kerjakan. Oleh karena itu dengan makalah ini, kami menjelaskan pekerjaan apa saja yang
dilakukan, pengetahuan yang telah didapatkan, dan sebagai laporan kegiatan program
praktikum GM.
1.2.
Batasan Masalah
Untuk mendapatkan hasil pengamatan yang dapat diterima dengan validasi yang
Tujuan Penulisan
Penulis memiliki beberapa tujuan dalam penulisan makalah ini, yaitu sebagai berikut :
1.5.
Sistematika Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, Penulis membagi tahapan dalam penulisan, yang mana
antara bab yang ditulis memiliki suatu rangkaian yang saling melengkapi, dan tiap bab
membahas satu pokok bahasan. Dengan demikian sistematika penulisanya adalah sebagai
berikut :
BAB I
PENDAHULUAN
Berisikan pengantar masalah yang di bahas, meliputi latar belakang masalah,
batasan masalah, tujuan penulisan, metoda pengumpulan data dan sistematika penulisan.
BAB II
LANDASAN TEORI
Berisikan teori-teori dan literatur mengenai praktikum yang dilakukan.
BAB III
penyelesaian masalah dari penemuan yang berupa solusi terhadap masalah tersebut.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Roda Gigi
Definisi roda gigi adalah salah satu bentuk sistem transmisi yang mempunyai fungsi mentransmisikan
gaya, membalikkan putaran, mereduksi atau menaikkan putaran/ kecepatan. Umumnya roda gigi
berbentuk silindris, di mana di bagian tepi terdapat bentukan-bentukan yang menyerupai (mirip) gigi
( bergerigi ).
Konstruksi roda gigi mempunyai prinsip kerja berdasarkan pasangan gerak.Bentuk gigi dibuat untuk
menghilangkan keadaan slip,sehingga penyaluran putaran dan daya dapat berlangsung dengan baik.
Selain itu dapat dicapai kecepatan keliling- (Vc) yang sama pada lingkaran singgung sepasang roda gigi.
Lingkaran singgung ini disebut lingkaran pitch atau lingkaran tusuk yang merupakan lingkaran khayal
pada pasangan roda gigi, tapi berperan penting dalam perencanaan konstruksi roda gigi. Pada sepasang
roda gigi maka perlu diperhatikan, bahwa jarak lengkung antara dua gigi yang berdekatan (disebut
pictch) pada kedua roda gigi harus sama, sehingga kaitan antara gigi dapat berlangsung dengan baik.
Bentuk lengkung pada suatu profil gigi, tidak dapat dibuat semaunya, melainkan mengikuti kurva-kurva
tertentu yang dapat menjamin terjadinya kontak gigi dengan baik.
2.2 Jenis-jenis profil gigi
1.
karena presisi dan ketelitiannya baik, dapat meneruskan daya lebih besar dari jenis yang sepadan, juga
keausannya dapat lebih lama. Tetapi mempunyai kerugian, diantaranya pembuatanya lebih sulit dan
pemasangannya harus lebih teliti ( tidak dapat digunakan sebagai roda gigi pengganti/change wheel), dan
harga lebih mahal.
2.
struktur cukup sederhana, cara pembuatanya lebih mudah, tidak sangat presisi dan maupun teliti, harga
dapat lebih murah , baik ekali digunakan untuk roda gigi ganti. Jenis profil gigi evolvente dipakai sebagai
profil gigi standard untuk semua keperluan transmisi.
3. Profil gigi khusus
Misalnya bentuk busur lingkaran dan miring digunakan untuk transmisi daya yang besar dan khusus.
3. Gigi panah ( double helical / herring bone gear) bentuk gigi berupa panah atau miring dengan
kemiringan berlawanan.
4. Gigi melengkung/bengkok (curved/spherical gear )
Merupakan rodagigi yang mempunyai bentuk gigi melengkung mengikuti pola tertentu
(lingkaran/ellips).
Dalam kerja dan pemasangannya roda gigi biasanya dipasang secara berpasangan. Terdapat dua
buah roda gigi atau lebih. Oleh karena ini, akan menimbulkan sebuah kerjasama antar roda gigi.
Kerjasama berdasarkan sumbunya akan dibedakan menjadi :
a.Sumbu roda gigi sejajar/parallel
Biasanya
dapat
berupa
kerjasama
rodagigi
lurus,
miring
atau
spherical
dapat
berupa
rodagigi
skrup(screw/helical)
atau
spherical.
pacu harus dikendalikan agar bisa dipakai sesuai kebutuhan. Disinilah sistem transmisi berfungsi yaitu
sebagai pengatur besar-kecilnya tenaga mesin.
Dalam proses kerjanya transmisi besinergi dengan piranti kopling yang memiliki fungsi sebagai pemutus
dan penerus arus tenaga. Dengan bantuan kopling, proses permindahan gigi transmisi bisa mudah
dilakukan. Itu sebabnya pada model transmisi manual, sebelum memindahkan gigi transmisi, pengendara
kendaraan roda empat harus menginjak pedal kopling terlebih dahulu. Khusus untuk transmisi otomatik,
kerja
kopling
menggunakan
prinsip
sentrifugal
bukan
lagi
perintah
manual.
Meski begitu, baik pada sistem manual atau otomatik, transmisi hanya memiliki satu tugas utama, yaitu
memecah tenaga mesin menjadi dua unsur, torsi dan putaran. Transmisi mengatur besar keduanya sesuai
kebutuhan. Pada kecepatan rendah, misalnya, mobil lebih membutuhkan torsi daripada putaran atau
tenaga. Oleh karena itu, tenaga dari mesin ditransfer dalam bentuk torsi yang tinggi tetapi putaran
rendah pada posisi gigi perseneling rendah. Sebaliknya, pada kecepatan tinggi, mobil lebih memerlukan
putaran.
2.3 Aplikasi Roda gigi spur gears.
Jenis-jenis Roda gigi dapat dibedakan pula dari keadaan konstruksi alur bentuk gigi sena
berdasarkan bentuk serta fungsi konstruksinya.
1.
sumbu sejajar. Pada konstmksi berpasangan , penggunaannya terdapat dalara tiga keadaa, yaitu :
a. Roda Gigi lurus eksternal (spur gear)
b. Roda Gigi lurus internal (planetcry gear)
c. Roda Gigi lurus Rack dan pinion.
Penggunaan Roda gigi lurus ini cukup luas terutama spurgear pada konstruksi general mekanik
yang sederhana sampai sedang putaran dan beban relatip sedang. Dan ketiga jenis Roda gigi ini, rnaka
Internal Gear memilikitingkat kesuliian pemasangan yang agak sulit, sehubungan dalam menentukan
ketepatan pemasangan sumbu. Sedangkan untuk jenis Rack dan Pinion Gear, mempunyai kekhususan
dalam penggunaannya, yaitu untuk pengubah gerak putar ke gerak lurus atau sebaliknya, sedangkan pada
Rack gear mempunyai sumbu Pitch yang lurus. Pembebanan pada gigi-giginya mempunyai distribusi
beban yang paling sederhana, yaitu gaya Normal yang terurai menjadi gaya keliling (gaya targensial) dan
gaya Radial.
Banyak sekali aplikasi-aplikasi roda gigi. Akan sering dan banyak ditemui di mesin-mesin.
Terutama di dalam gearbox. Di dalamnya terdapat banyak roda gigi yang saling berkait dan bekerja sama.
Selain di dunia industri, pada mainan anak-anak juga banyak yang memanfaatkan roda gigi untuk
mengerakkan mainan itu. Contoh lain penerapannya antara lain pada lift. Lift barang maupun lift
penumpang, grab winch, hand winch, kerek dan lain-lain.
Dalam paper ini akan sedikit dijelaskan mengenai aplikasi roda gigi yang diterapkan pada sistem
transmisi
mobil.
Pada
presneling
mobil
(kendaraan
roda
atu
lebih
Ketika mengendarai kendaraan roda empat, pengemudi dituntut untuk paham cara memindahkan gigi
transmisi mulai dari satu hingga mundur. Apa itu sistem transmisi dan mengapa memerlukan teknologi
tersebut ? Jawaban tinggi daripada torsi. Gigi perseneling tinggi menjawabnya dengan menyediakan
putaran tinggi namun torsi rendah.
Fisik sistem transmisi dalam kendaraan terdiri dari beberapa rangkaian roda gigi yang saling
berpasangan, yaitu mata gigi pemutar dan alur gigi putar. Setiap pasangan ini mewakili satu rasio gigi.
Umumnya model kendaraan standar memiliki lima tingkat kecepatan yang berbeda dan satu mundur.
Pilihan gigi 1 dan 2 merupakan rasio memiliki torsi tinggi yang digunakan untuk mulai bergerak dan
berakselerasi. Kemudian, gigi 3 dan gigi 4 yang digunakan untuk kecepatan normal. Gigi lima digunakan
untuk memacu kendaraan pada kecepatan tinggi.
Diakhir rangkaian seluruh roda gigi ada satu rangkaian tambahan yang bertugas mereduksi
kembali putaran poros, agar putarannya pas dengan kebutuhan kecepatan putar roda. Roda gigi ini disebut
sebagai final gear. Seluruh rangkaian roda gigi ini dikemas dalam satu kotak khusus yang umum disebut
dengan nama gearbox .
Sistem transmisi berkembang sesuai dengan kemajuan teknologi otomotif. Khusus teknologi
manual yang pertama dikembangkan adalah sistem unsynchronized transmission. Pergerakkan gigi
memakai mekanisme sliding atau konstruksi sejajar. Untuk bisa masuk, mata gigi pemutar dan alur gigi
yang akan diputar harus berada posisi yang pas. Sedikit saja tidak masuk, tuas akan terasa keras, seolah
ada yang menganjal. Itu sebabnya pada mobil modern, teknologi ini sudah ditinggalkan.
System transmisi pada mobil mempuyai dua shat yang masing masing shaftnya mempunyai banyak gir
untuk berpindah. Gir-gir ini dapat berpindah posisi bisa dilihat pada gambar. Antara as no.1 dan no.4
tidak langsung terhubung tapi saling lepas yang dihubungkan oleh as 2 atau 3 sehingga kecepatan putar
yang terhubung dari mesin ke roda akan berubah.
Demikianlah spur gear yg banyak diaplikasikan pada system transmisi mobil,selain mobil ,mesin-mesin
yang lain seperti transmisi msepeda motor juga memakai system spur gears.
2.4
Kedua harga batas toleransi dapat dinyatakan sebagai penyimpangan (deviation) terhadap ukuran dasar
yang sudah didefinisikan terlebih dahulu. Sedapat mungkin ukuran dasar dinyatakan dalam bilangan
bulat.
Toleransi
Fit),
yakni
suaian
yang
selalu
akan
menghasilkan
kerapatan.
garis
nol
ditetapkan
sebagai
suatu fungsi ukuran dasar (berubah mengikuti perubahanukuran dasar). Dinyatakan dengan simbol satu
huruf.
Toleransi, harganya/besarnya ditetapkan sebagai fungsi ukuran dasar. Dinyatakan dengan simbol
angka (angka kualitas).
Contoh :
45g6 : artinya suatu poros dengan ukuran dasar 45mm, posisi daerah toleransi mengikuti aturan kode
huruf g serta besar harga toleransinya mengikuti aturan kode angka 6
65H7 : artinya suatu lubang dengan ukuran dasar 65mm, posisi daerah toleransi mengikuti aturan kode
huruf H serta besar harga toleransinya mengikuti aturan kode angka 7
2.2.2.4. Faktor-faktor untuk memilih basis suaian
1. Macam / jenis pekerjaan
2. Ongkos pengerjaan komponen-komponen yang harus dibuat
3. Harga komponen-komponen yang dapat dibeli di pasaran/ dipesan dari pabrik lain
4. Biaya pembelian perkakas potong dan alat ukur
5. Kemudahan dari segi perancangan, pembuatan dan perakitan
BAB III
PRAKTIKUM
3.1 Pembuatan Roda Gigi Heliks
Roda gigi heliks merupkan salah satu jenis roda gigi yang digunakan untuk memindahkan daya
yang cukup besar. Dalam pembuatan roda gigi heliks ini, dapat menggunakan beberapa cara yang
salah satunya pembuatan pada mesin frais menggunakan cutter modul.
3.1.2 Perencanaan Pembuatan Roda Gigi Heliks
Dalam perencanaan pembuatan roda gigi heliks ini, kami membagi beberapa pekerjaan yang
diantaranya adalah :
1. Perhitungan Roda Gigi Heliks
Sudut Heliks = 45
h=( 2,12,2 ) m
( 2,1 ) 3
Da = Diameter Luar
6,3 mm
z
cos
Da=
ha=Addendum
15
(
+2)3
cos 45
3 mm
69,63 mm
Dp = Diameter Pitch
Dp=
z.m
cos
15 X 3
cos 45
63,63 mm
h=TinggiGigi
1. m
hf =dedendum
2. m
2.3
6 mm
b=lebar gigi
20 mm
df =Diameter Dalam
dp2 hf
63,632(6)
63,6312
Pw= . dp . tan
x 63,64 x tan 45
51,63 mm
Menghitung tuas pemutar plat indeks
kepala pembagi
Nk=
i
z
40
15
10
15
199,93
Menghitung rangkaian roda gigi
pengubah (R)
R=
i. ik . pt z 1 x z 3
=
Pw
z2 x z 4
R=
1 x 40 x 5 200
=
199,95 200
25 x 80
50 x 40
2. Operation Plan
Pemodellingan ini dimaksudkan sebagai acuan dalam proses assembly produk, dan
sebagai ambar 3D produk yang tengah di buat.
Detail di lampriran 1
3.4 Pembuatan Poros Roda Gigi Lurus
Hal yang perlu di perhatikan dalam pembuatan poros ini adalah suaian antara bidang
poros yang kontak dengan lubang roda gigi. Poros ini dijadikan sebagai landasan putar roda gigi,
sehingga suaian yang di pakai adalah suaian sliding fit.
3. Jarak antara sumbu poros cacing terhadap lebar roda gigi cacing
BAB IV
ANALISA DAN PENYELESAIAN MASALAH
Solusi
1. Pelat akan posisi cutter diatur mengunakan bushing-bushing pada arbor, posisi cutter harus
sesuai.
2. Karena saat meja maju/mundur terjadi lost/backlash,maka mandrel harus dibubut sesuai
diameter lubang chuck sehingga posisi bendakerja bisa disetting maju/mundur benda kerja.
3. Harus teliti dalam memutar engkol dividing head, sebaiknya terlebihdahulu disetel.
4. Pemakan dilakukan seluruhnya tidak satu-satu.
5. Diseting terlebih dahulu baut pada dividing head agar pas pada alurnya, sehingga
meminimalkan backlash.