Anda di halaman 1dari 49

PEGAS

Pegas adalah sebuah elemen mesin elastis yang berfungsi untuk


mencegahd i s t o r s i p a d a s a a t p e m b e b a n a n d a n m e n a h a n
p a d a p o s i s i s e m u l a p a d a s a a t posisinya dirubah.
A. Jenis jenis pegas :
a. Pegas tekan atau kompresi
b. Pegas tarik
c. Pegas Puntir
d. Pegas Volut
e. Pegas daun
f. Pegas piring (plat)
g. Pegas cincin
h. Pegas torsi atau batang punter

Pegas dapat berfungsi sebagai pelunak tumbukan atau kejutan seperti


pegaskendaraan, sebagai penyimpan energi seperti pada jam, untuk
pengukur sepertipada timbangan, dll.
B. Bahan pegas
Pegas dapat dibuat dari berbagai jenis bahan sesuai pemakaiannya. Bahanbaja dengan
penampang lingkaran adalah yang paling banyak dipakai.Bahan bahan pegas
terlihat pada tabel berikut :
Tabel 6

.M a t e r i a l d a r i p e g a s h a r u s m e m i l i k i k e k u a t a n f a t i g u e t i n g g i ,
d u c t i l i t y tinggi, ketahanan tinggi dan harus tahan creep

MAKALAH ELEMEN MESIN 2


APLIKASI SPUR GEARS

OLEH :
NAMA

: I Wayan Rama Wijaya

NIM

:0919351031

TEKNIK MESIN NON REGULER

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2011

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang
senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya hingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih terdapat banyak kekurangan.
Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik untuk kesempurnaan
penulisan makalah ini.
Atas tersusunnya makalah ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih sebesarbesarnya kepada bapak I Made Gatot Karohika,ST.MT.selaku dosen Elemen Mesin
II,dan kepada semua pihak yang telah memberikan berbagai bantuan, dukungan,
saran dan petunjuk.
Semoga ini dapat bermanfaat bagi teman-teman sekalian agar menambah wawasan
pada bidang Elemen Mesin ,khususnya mengenai roda gigi. Semoga Tuhan Yang
Maha Esa memberkati kita semua.
Badung,07 Oktober 2011
Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL . i
KATA PENGANTAR .. . ii

DAFTAR ISI .. iii


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah 1


1.2 Rumusan Masalah .. 1
1.3 Tujuan Penulisan . 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Roda Gigi.. 3
2.2
Jenis-jenis Roda Gigi
.4
2.3
Aplikasi Spur Gears Pada
Mesin. 8
2.4
Gambar-gambar Contoh Spur
Gears.
BAB III

12

PENUTUP

3.1
Kesimpulan
. 14
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Roda gigi saat ini sudah mengalami perkembangan yang sangat pesat,jauh
dibandingkan pada saat awal mula ditemukannya yang hanya terbuat dari kayu dan
disisipi gigi.Roda gigi dibuat dengan tujuan agar mengurangi gejala slip yang
berakibat berkurangnya transmisi gerakan dan tenaga pada suatu shaft dari system.
Seiring perkembangan teknologi,roda gigi telah banyak mengalami perubahan,baik
dari segi geometri maupun bahannya yg telah disesuaikan pada kegunaan roda gigi
tersebut.Ada bayak tipe roda gigi,tapi yang akan dibahas kali ini adalah jenis roda
gigi lurus.
Pada makalah ini penulis akan mengulas tentang aplikasi pemakaian roda gigi lurus
yang telah banyak dipergunakan dalam mesin-mesin pada kehidupan sehari-hari.
1.2

Rumusan Masalah

Adapun permasalahan yang sering ditemui dalam aplikasinya adalah:


1.
2.
3.
4.
1.3

Apakah yang dimaksud dengan roda gigi tersebut?.


Ada berapa jeniskah roda gigi?
Bagaimana aplikasi spur gears pada mesin?
Apa saja kelebihan dan kekurangan spur geas?
Tujuan Penulisan

1.
2.
3.
4.

Pembaca mengetahui definisi tentang roda gigi.


Pembaca mengetahui jenis jenis roda gigi.
Pembaca dapat memahami aplikasi spur gears pada mesin.
Pembaca dapat mengetahui kelebihan dan kekurangn spur gears,dan dapat
menganalisanya untuk pemakaian yg lebih baik di kemudian hari.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Roda Gigi.
Definisi roda gigi adalah salah satu bentuk sistem transmisi yang mempunyai fungsi
mentransmisikan gaya, membalikkan putaran, mereduksi atau menaikkan putaran/
kecepatan. Umumnya roda gigi berbentuk silindris, di mana di bagian tepi terdapat
bentukan-bentukan yang menyerupai (mirip) gigi ( bergerigi ).
Konstruksi roda gigi mempunyai prinsip kerja berdasarkan pasangan gerak.Bentuk
gigi dibuat untuk menghilangkan keadaan slip,sehingga penyaluran putaran dan daya
dapat berlangsung dengan baik.

Selain itu dapat dicapai kecepatan keliling- (Vc) yang sama pada lingkaran singgung
sepasang roda gigi. Lingkaran singgung ini disebut lingkaran pitch atau lingkaran
tusuk yang merupakan lingkaran khayal pada pasangan roda gigi, tapi berperan
penting dalam perencanaan konstruksi roda gigi. Pada sepasang roda gigi maka perlu
diperhatikan, bahwa jarak lengkung antara dua gigi yang berdekatan (disebut
pictch) pada kedua roda gigi harus sama, sehingga kaitan antara gigi dapat
berlangsung dengan baik. Bentuk lengkung pada suatu profil gigi, tidak dapat dibuat
semaunya, melainkan mengikuti kurva-kurva tertentu yang dapat menjamin
terjadinya kontak gigi dengan baik.
2.2 Jenis-jenis Roda Gigi
Selanjutnya akan dijelaskan secara singkat tentang jenis roda gigi.
A. Roda Gigi
Jenis jenis profil gigi pada Roda gigi :
1.
Profil gigi sikloida ( Cycloide)
Struktur gigi melengkung cembung dan cekung mengikuti pola sikloida . Jenis gigi

ini cukup baik karena presisi dan ketelitiannya baik, dapat meneruskan daya lebih
besar dari jenis yang sepadan, juga keausannya dapat lebih lama. Tetapi mempunyai
kerugian, diantaranya pembuatanya lebih sulit dan pemasangannya harus lebih teliti (
tidak dapat digunakan sebagai roda gigi pengganti/change wheel), dan harga lebih
mahal.
2.
Profil gigi evolvente
Struktur gigi ini berbentuk melengkung cembung, mengikuti pola evolvente. Jenis
gigi ini struktur cukup sederhana, cara pembuatanya lebih mudah, tidak sangat presisi
dan maupun teliti, harga dapat lebih murah , baik ekali digunakan untuk roda gigi
ganti. Jenis profil gigi evolvente dipakai sebagai profil gigi standard untuk semua
keperluan transmisi.
3.
Profil gigi khusus
Misalnya bentuk busur lingkaran dan miring digunakan untuk transmisi daya yang
besar dan khusus.

Berdasarkan srukturnya, bentuk gigi Roda gigi dibagi menjadi:


1. Gigi lurus ( spur gear)
Bentuk gigi ini lurus dan paralel dengan sumbu roda gigi.

2. Gigi miring ( helical gear)


Bentuk gigi ini menyilang miring terhadah sumbu roda gigi.

3. Gigi panah ( double helical / herring bone gear)


bentuk gigi berupa panah atau miring dengan kemiringan berlawanan.
4. Gigi melengkung/bengkok (curved/spherical gear )
Merupakan rodagigi yang mempunyai bentuk gigi melengkung mengikuti pola
tertentu ( lingkaran/ellips).
Dalam kerja dan pemasangannya roda gigi biasanya dipasang secara berpasangan.
Terdapat dua buah roda gigi atau lebih. Oleh karena ini, akan menimbulkan sebuah
kerjasama antar roda gigi. Kerjasama berdasarkan sumbunya akan dibedakan menjadi
:
a.Sumbu roda gigi sejajar/paralel
Biasanya dapat berupa kerjasama rodagigi lurus, miring atau spherical
b.Sumbu roda gigi tegak lurus berpotongan
Biasanya dapat berupa roda gigi trapesium/payung/ bevel dengan profil lurus(radial),
miring(helical) atau melengkung(spherical)
c.Sumbu roda gigi menyilang tegak lurus
Biasanya dapat berupa roda gigi cacing(worm), atau roda gigi miring atau
melengkung.
d.Sumbu roda gigi menyilang
Biasanya dapat berupa rodagigi skrup(screw/helical) atau spherical.
e.Sumbu roda gigi berpotongan tidak tegak lurus
Biasanya dapat berupa roda gigi payung/trapesium atau helical dll.
Kerjasama antar roda gigi ini harus memenuhi syarat. Beberapa hal yang cukup
penting pada kerjasama roda gigi , apabila dua roda gigi atau lebih bekerja sama
maka :
1. Profil gigi harus sama ( spur atau helical dll)
2. Modul gigi harus sama
Modul gigi adalah besaran/dimensi roda gigi, yang dapat menyatakan besar dan

kecilnya gigi .Bilangan modul biasanya bilangan utuh, kecuali untuk gigi yang kecil.
(Bilangan yang ditulis tak berdimensi, walaupun dalam arti yang sesungguhnya
dalam satuan mm )
3. Sudut tekanan harus sama ( sudut perpindahan daya antar gigi)
Sudut tekanan adalah sudut yang dibentuk antara garis singgung dua roda gigi dan
garis perpindahan gaya antar dua gigi yang bekerja sama.
Ada dua macam roda gigi sesuai dengan letak giginya :
1. Roda gigi dalam (internal gear), yang mana gigi terletak pada bagian dalam dari
lingkaran jarak bagi.
2. Roda gigi luar ( external gear), yang mana gigi terletak dibagian luar dari lingkaran
jarak, jenis roda gigi ini paling banyak dijumpai. Roda gigi dalam banyak dijumpai
pada transmisi roda gigi planit (planitary gear) dan roda gigi cyclo.
Apabila dua rodagigi dengan gigi luar maka putaran output akan berlawanan arah
dengan putaran inputnya, tetapi bila salah satu rodagigi dengan gigi dalam maka arah
putaran output akan sama dengan arah putaran input.
Bila kerjasama lebih dari dua rodagigi disebut transmisi kereta api (train gear).
3.Roda gigi payung ( bevel gear)
Roda gigi payung atau roda gigi trapesium digunakan apabila diinginkan antara
sumbu input dan sumbu output menyudut 90 0. .
Bentuk gigi yang biasa dipakai pada roda gigi payung :
Bentuk gigi lurus atau radial
Bentuk gigi miring atau helical
Bentuk gigi melengkung atau spherical.
4.Roda gigi cacing ( worm gear)
Roda gigi cacing (worm) digunakan apabila diinginkan antara sumbu input dan
sumbu output menyilang tegak lurus .Roda gigi cacing mempunyai karakteristik yang
khas, yaitu input dan output tidak dapat dipertukarkan. Jadi input selalu dari roda
cacingnya (worm)
dari pertanyaan sederhana ini bisa ditelusuri dari mekanisme kerja kendaraan.
Berdasarkan urutan kerja pergerakkan kendaraan bermotor bakar, sistem transmisi
dipasang setelah mesin dan kopling. Mesin adalah sumber tenaga kendaraan, namun
masalahnya tenaga yang dikeluarkan dapur pacu harus dikendalikan agar bisa dipakai
sesuai kebutuhan. Disinilah sistem transmisi berfungsi yaitu sebagai pengatur besarkecilnya tenaga mesin.
Dalam proses kerjanya transmisi besinergi dengan piranti kopling yang memiliki
fungsi sebagai pemutus dan penerus arus tenaga. Dengan bantuan kopling, proses
permindahan gigi transmisi bisa mudah dilakukan. Itu sebabnya pada model transmisi
manual, sebelum memindahkan gigi transmisi, pengendara kendaraan roda empat
harus menginjak pedal kopling terlebih dahulu. Khusus untuk transmisi otomatik,

kerja kopling menggunakan prinsip sentrifugal bukan lagi perintah manual.


Meski begitu, baik pada sistem manual atau otomatik, transmisi hanya memiliki satu
tugas utama, yaitu memecah tenaga mesin menjadi dua unsur, torsi dan putaran.
Transmisi mengatur besar keduanya sesuai kebutuhan. Pada kecepatan rendah,
misalnya, mobil lebih membutuhkan torsi daripada putaran atau tenaga. Oleh karena
itu, tenaga dari mesin ditransfer dalam bentuk torsi yang tinggi tetapi putaran
rendah pada posisi gigi perseneling rendah.
Sebaliknya, pada kecepatan tinggi, mobil lebih memerlukan putaran.
2.3 Aplikasi Roda gigi spur gears.
Jenis-jenis Roda gigi dapat dibedakan pula dari keadaan konstruksi alur bentuk gigi
sena berdasarkan bentuk serta fungsi konstruksinya.
1.

Roda Gigi Lurus

Adalah roda gigi dengan bentuk profil gigi beralur lurus cengan kondisi penggunaan
untuk sumbu sejajar. Pada konstmksi berpasangan , penggunaannya terdapat dalara
tiga keadaa, yaitu :
a. Roda Gigi lurus eksternal (spur gear)
b. Roda Gigi lurus internal (planetcry gear)
c. Roda Gigi lurus Rack dan pinion.

Penggunaan Roda gigi lurus ini cukup luas terutama spurgear pada konstruksi general
mekanik yang sederhana sampai sedang putaran dan beban relatip sedang. Dan ketiga
jenis Roda gigi ini, rnaka Internal Gear memilikitingkat kesuliian pemasangan yang
agak sulit, sehubungan dalam menentukan ketepatan pemasangan sumbu. Sedangkan
untuk jenis Rack dan Pinion Gear, mempunyai kekhususan dalam penggunaannya,
yaitu untuk pengubah gerak putar ke gerak lurus atau sebaliknya, sedangkan pada
Rack gear mempunyai sumbu Pitch yang lurus. Pembebanan pada gigi-giginya
mempunyai distribusi beban yang paling sederhana, yaitu gaya Normal yang terurai
menjadi gaya keliling (gaya targensial) dan gaya Radial.
Banyak sekali aplikasi-aplikasi roda gigi. Akan sering dan banyak ditemui di mesinmesin. Terutama di dalam gearbox. Di dalamnya terdapat banyak roda gigi yang

saling berkait dan bekerja sama. Selain di dunia industri, pada mainan anak-anak juga
banyak yang memanfaatkan roda gigi untuk mengerakkan mainan itu.
Contoh lain penerapannya antara lain pada lift. Lift barang maupun lift penumpang,
grab winch, hand winch, kerek dan lain-lain.
Dalam paper ini akan sedikit dijelaskan mengenai aplikasi roda gigi yang diterapkan
pada sistem transmisi mobil. Pada presneling mobil (kendaraan roda 4 atu lebih )
Ketika mengendarai kendaraan roda empat, pengemudi dituntut untuk paham cara
memindahkan gigi transmisi mulai dari satu hingga mundur. Apa itu sistem transmisi
dan mengapa memerlukan teknologi tersebut ? Jawaban tinggi daripada torsi. Gigi
perseneling tinggi menjawabnya dengan menyediakan putaran tinggi namun torsi
rendah.
Fisik sistem transmisi dalam kendaraan terdiri dari beberapa rangkaian roda gigi yang
saling berpasangan, yaitu mata gigi pemutar dan alur gigi putar. Setiap pasangan ini
mewakili satu rasio gigi. Umumnya model kendaraan standar memiliki lima tingkat
kecepatan yang berbeda dan satu mundur. Pilihan gigi 1 dan 2 merupakan rasio
memiliki torsi tinggi yang digunakan untuk mulai bergerak dan berakselerasi.
Kemudian, gigi 3 dan gigi 4 yang digunakan untuk kecepatan normal. Gigi lima
digunakan untuk memacu kendaraan pada kecepatan tinggi.
Diakhir rangkaian seluruh roda gigi ada satu rangkaian tambahan yang bertugas
mereduksi kembali putaran poros, agar putarannya pas dengan kebutuhan kecepatan
putar roda. Roda gigi ini disebut sebagai final gear. Seluruh rangkaian roda gigi ini
dikemas dalam satu kotak khusus yang umum disebut dengan nama gearbox .
Sistem transmisi berkembang sesuai dengan kemajuan teknologi otomotif. Khusus
teknologi manual yang pertama dikembangkan adalah sistem unsynchronized
transmission. Pergerakkan gigi memakai mekanisme sliding atau konstruksi sejajar.
Untuk bisa masuk, mata gigi pemutar dan alur gigi yang akan diputar harus berada
posisi yang pas. Sedikit saja tidak masuk, tuas akan terasa keras, seolah ada yang
menganjal. Itu sebabnya pada mobil modern, teknologi ini sudah ditinggalkan.
Sebagai gantinya pabrikan mobil memakai teknologi bernama synchornized
transmission. Teknologi ini pertama kali diterapkan pada mobil Porsche 356 produksi
tahun 1952. Mekanisme kerjanya menggunakan sistem menyamakan putaran antara
gigi pemutar dengan gigi yang diputar. Selain itu, bentuk giginya pun dipasang
miring, seperti gigi nanas, yang selalu berkaitan antara gigi pemutar dan gigi yang
diputar. Sistem synchornized inilah yang membuat proses perpindahan gigi menjadi
lebih mudah.
Mekanisme synchronized diaplikasikan untuk gigi maju (1,2,3,4 dan 5). Sedangkan
khusus untuk gigi belakang masih memakai pola sliding. Itu sebabnya memasukkan
gigi mundur terkadang terasa keras dan susah.

Oleh karena fungsi transmisi sebagai pengatur besar kecilnya arus tenaga dari mesin,
maka pabrikan memanfaatkan teknologi ini untuk menghemat biaya produksi mesin.
Satu tipe mesin dipakai untuk menggerakkan berbagai jenis kendaraan yang berbeda.
Mesin berkapasitas 1.000 cc, misalnya, selain untuk menggerakkan mobil minibus
juga dapat dipakai sebagai dapur pacu kendaraanmungil city car.
Caranya dengan cara memakai rasio gigi yang berbeda. Untuk mobil sedan
menggunakan gigi berukuran kecil, sedangkan mobil minibus yang lebih
membutuhkan torsi besar memakai konstruksi gigi besar.

System transmisi pada mobil mempuyai dua shat yang masing masing shaftnya
mempunyai banyak gir untuk berpindah. Gir-gir ini dapat berpindah posisi bisa
dilihat pada gambar. Antara as no.1 dan no.4 tidak langsung terhubung tapi saling
lepas yang dihubungkan oleh as 2 atau 3 sehingga kecepatan putar yang terhubung
dari mesin ke roda akan berubah.
Demikianlah spur gear yg banyak diaplikasikan pada system transmisi mobil,selain
mobil ,mesin-mesin yang lain seperti transmisi msepeda motor juga memakai system
spur gears.
2.4

Gambar-gambar Contoh Spur Gears.


1. Pinion Gear

2. Tampak Samping (gigi)Spur Gear.

3.

Proses Spy Spur Gears.

BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Roda gigi adalah suatu benda berbentuk silindris, di mana di bagian tepinya terdapat
profil yang menyerupai gigi. Ada beberapa macam bentukan profil roda gigi. Di
antaranya roda gigi silindris, roda gigi payung, roda gigi cacing, dan bentukkan
khusus lainnya. Setiap macam bentukan memeiliki fungsi dan karakteristik yang
berbeda beda. Namun pada intinya berfungsi mentransmisikan gaya. Terdapat fungsi
lain roda gigi salah satunya untuk menaikkan atau menurunkan putaran ( kecepatan ).
Salah satu penerapan spur gears adalah sistem transmisi presneling pada kendaraan
beroda empat. Beberapa aplikasi lain yang yakni pada gearbox sebuah mesin. Di
dalamnya terdapat beberapa roda gigi yang bekerja sama untuk menjalankan
sebagaimana fungsinya.

Daftar Pustaka
1.Machine Design,R.S. Khurmi & J.K.Ghupta.Eurasia Publishing House.2005
2.Elemen Mesin II ,goolge search.
3.Spur Gears, google search.

PEGAS ULIR
PENGERTIAN
melunakkan tumbukan, menyerap/menyimpan energi, mengurangi/menambah
getaran.
pegas puntir
JENIS PEGAS MENURUT BENTUK

a
BAHAN PEGAS
STANDAR JIS
3

kg/mm2dan uts= 60 s.d. 70 kg/mm2

-70 dengan b= 5.000 kg/mm2, ijin= 4.000 kg/mm2, E = 2.200.000 kg/mm2,


dan G = 850.000 kg/mm2.aMAKALAH PEGAS

PENDAHULUA
Latar Belakang
Perkembangan teknologi dewasa ini sudah sangat pesat salah satunya di bidang
otomotif. Kenyamanan dan keamanan pengendara menjadi faktor utama disamping
kehandalan dari mesin mobil itu sendiri. Hal ini mendorong industri-industriotomotif
bersaing untuk menghasilkan suatu produk otomotif yang berkualitas. Kenyamanan
dan keselamatan pengendara kendaraan bermotor khususnya kendaraan roda empat
harus terjamin baik secara langsung maupun tidak langsung. Hal ini dimaksudkan
agar pengemudi tidak mengalami gangguan yang dapat mengakibatkan cedera atau
rasa sakit selama mengendarai kendaraan. Salah satu komponen yang berperan
penting dalam memberikan kenyamanan terhadap pengendara kendaraanbermotor
adalah pegas.Pegas adalah suatu komponen yang berfungsi untuk menerima beban
dinamis dan memberikan kenyamanan dalam berkendara[1]. Oleh karena itu, material

pegas harus memiliki kekuatan elastik tinggi dan diimbangi juga dengan ketangguhan
yang tinggi. Hal ini disebabkan kondisi pembebanan yang diterima oleh pegas
tersebut. Salah satu jenis pegas yang umum digunakan pada kendaraan bermotor roda
empat adalah pegas daun. Pegas daun yang telah lama digunakan akan mengalami
penurunan kualitas sifat mekanik dikarenakan beban dinamis yang terjadi pada
komponen ini. Penurunan kualitas sifat mekanik ini menyebabkan pegas tersebut
tidak layak digunakan karena akan membuat kondisi tidak nyaman bagi pengendara.
Melalui penelitian ini akan dilakukan rekondisi material pegas daun, hal ini
diharapkan dapat menjadi solusi peningkatan kekuatan dan ketangguhan pada pegas
daun yang telah terpakai. Untuk mengembalikan sifat mekanik pegas tersebut maka
akan dilakukan perlakuan panas yang meliputi quenching dan 2 tempering pada
temperatur dan waktu penahanan tertentu. Efek dari temperatur tempering yang
bervariasi akan diamati melalui uji mikrostruktur sedangkan sifat mekanik akan
dianalisa melalui uji kekuatan tarik dan uji kekerasan, untuk mengetahui komposisi
kimia dan jenis baja pegas akan dilakukan uji komposisi kimia. Melalui rekondisi
material diharapkan mampu memanfaatkan kembali penggunaan pegas daun pada
kendaraan bermotor, sehingga lebih hemat dalam perawatan dan mereduksi biaya
suku cadang. Sifat mekanik material pegas yang direkondisi diprediksikan mampu
memenuhi kembali standar kelayakan awal dan mempunyai umur pemakaian yang
relatif sama.

Macam-macam pegas yang di bahas.


1. Pegas Daun
2. Pegas Koil
3. Pegas Batang Torsi (Puntir)
4. Pegas Spiral
5. Pegas pada klep

Pembahasan pegas
Pegas berfungsi untuk menghilangkan getaran karoseri yang ditimbulkan oleh
pukulan jalan pada roda. Selain itu juga menjamin roda tetap menapak pada jalan.
Pemegasan pada kendaraan dihasilkan oleh: ban pegas suspensi dan pegas tempat
duduk.

Massa tak terpegas (A), meliputi:Roda, rem, aksel dan pegas bagian bawah.Massa
terpegas (B), meliputi: Bodi dan semua komponen yang melekat pada bodi,
penumpang barang dan pegas bagian atas.

Kendaraan semakin nyaman jika massa tak terpegas semakin ringan

1. Pegas Daun
Pegas daun adalah komponen yang berfungsi untuk meredam kejutan yangditimbulkan
permukaan jalan. Pegas jenis ini mampu menerima beban yang lebih besar bila dibandingkan
dengan pegas lainnya seperti pegas koil dan pegas torsi. Olehkarena itu, pegas daun banyak
digunakan pada sistem suspensi belakang padakendaraan.Kerjanya : bila roda-roda belakang
menerima kejutan dari permukaan jalan makaditeruskan ke rumah poros belakang yang

mengakibatkan pegas daun terjadipemanjangan atau pegas berubah bentuk dari elips mendekati
lurus (pemegasan pegasdaun) yang konstruksinya dilengkapi dengan ayunan pegas.Untuk
memperhalus proses pemegasan pegas daun yang berlebihan makasuspensi ini dilengkapi peredam
getaran yang dipasangkan di antara penopang pegasdaun dengan frame.Komponen utama pegas
daun dan fungsinya meliputi :
Pemeriksaan pegas daun :
a.

Dalam keadaan terlepas dan bersih lembaran pegas tidak retak atau pada ujung
ujungnya tidak terjadi keausan yang berlebihan.

b.

Ujung- ujung pegas daun tidak terjadi keausan yang berlebihan

Sifat sifat:
Konstruksi sederhana

Dapat meredam getaran sendiri (gesekan antara daun pegas)

Berfugsi sebagai lengan penyangga (tidak meme

lukan lengan, memanjang melintang)


Aksel depan / belakang, tanpa / dengan penggerak roda.
Konstruksi Pegas Daun
Pegas daun yang umumnya digunakan pada mobil adalah bentuk semielliptikal
seperti ditunjukkan pada Gambar 2-1. Pegas daun ini terbentuk dari
sejumlah pelat-pelat (berbentuk seperti daun). Daun-daun ini biasanya mempunyai
ciri dilengkungkan sehingga daun-daun itu akan melayani untuk melentur menjadi
lurus oleh karena kerja beban.

Gambar2-1 Pegas Daun Semieliptikal


Daun-daun itu disatukan bersama oleh sabuk seperti gelang yang disusutkan
melingkarinya pada posisi tengah atau dengan baut yang menembusnya di tengah.
Sabuk tersebut menggunakan efek kuat dan kokoh, oleh karena itu panjang efektif
pegas untuk melentur akan menjadi panjang keseluruhan pada pegas dikurangi
lebardari sabuk. Dalam hal sabuk tengah (centre bolt), dua per tiga jarak di antar
pertengahan sabuk-U (U-bolt) akan dikurangi dari panjang keseluruhan pegas agar
mendapatkan panjang efektif. Pegas ditumpukkan pada rumah poros dengan
menggunakan sabuk-U.Daun yang lebih panjang dikenal sebagai daun utama (main
leaf atau masterleaf) dengan ujung dibentuk menyerupai lubang mata yang mana di
pasang denganbaut untuk mengikat pegas pada tumpuannya. Biasanya pada mata
tersebut, pegasdisematkan pada sengkang (shackle), yang juga diberikan bantalan
yang terbuat dari
Gambar2-1 Pegas Daun Semieliptikalbahan anti gesekan seperti perunggu (bronze)
atau karet (rubber). Daun pegas yanglainnya dikenal sebagai graduated leaves. Agar
mencegah terjadinya gesekan ataudesakan pada daun yang berbatasan, ujung-ujung
dari graduated leaves diatur dalam
bermacam-macam bentuk seperti diperlihatkan oleh Gambar 2-1. Daun utama akan
melawan beban-beban lentur vertikal dan juga beban-beban yang disebabkan bagian
samping kendaraan dan torsi, oleh karena adanya tegangan disebabkan oleh
bebanbeban ini, sudah menjadi kebiasaan memberikan dua daun dengan panjang
penuh dan blok bantalan pada daun tersusun (graduated leaves) seperti ditunjukkan
pada
Gambar2-1. Jepitan pantul (rebound clips) diletakkan pada posisi pertengahan
panjang pegas, sehingga susunan daun-daun juga ikut andil menghantarkan tegangan
pada daun panjang penuh (full length leaves) ketika pegas memantul. Tetapi karena
kondisi pemebebanan ini tidak saja pada kondisi statik melainkan juga bekerja pada
kondisi beban dinamik, maka pengecekan kekuatan bahan akibat beban kombinasi
diatas harus juga dilakukan dalam keadaan pembebanan dinamis. Sehingga teori-teori
kegagalan material yang dipakai pun juga memakai standart kemanan static dan aman
secara dinamik. Kekuatan Lelah bahan
Dalam kehidupan kita sehari hari sering kita menjumpai suatu komponen
yang rusak walaupun tanpa menerima beban yang cukup berarti. Namun komponen
tersebut telah dipakai dalam kurun waktu tertentu dengan jam kerja kontinu yang
cukup lama. Akhirtnya walupun secara pembebanan komponen tersebut telah
menerima apa yang dikenal dengan beban lelah. Yang mana kekuatan suatu bahan
yang dikenai beban lelah ini akan menjadi berkurang atau bahkan bisa dibawah harga
kekuatan luluhnya. Secara umum kekuatan lelah suatu bahan dapat dituliskan dalam
bentuk Sn = Cs.Cr.Cd.Kf(Syield)

2. Pegas Koil

Komponen ini berfungsi untuk menyerap kejutan/gaya yang diakibatkan dari


permukaan jalan tidak rata, penempatannya diantara lower arm dan upperr arm.
Pemeriksaan pegas koil dalam keadaan terlepas dan bersih pastikan tidak ada bagian
yang retak atau aus, ukur tinggi bebas pegas sesuai dengan buku manual sesuai
dengan jenis mobil yang diperiksa .batas limit = 273 mm.
Pengujian pegas koil dalam keadaan pegas koil terlepas ukur tinggi bebas
pegas,kemudian tekan pegas dengan beban tertentu.
Ukur kembali tinggi bebas pegas , bila ukuran kurang dari batas limit spesifikasi
sesuai yang ditentukan maka pegas perlu diganti, dan sebaliknya
Catatan :
a. Bila pegas lemah dapat dirasakan ada kejutan tidak normal saat kendaraan
melewati jalan yang rata.
b.
Bila pegas lemah, maka keausan ban menjadi tidak normal
Pada saat pemegasan, batang pegas koil menerima beban puntir dan lengkung

Sifat-sifat:
Langkah pemegasan panjang

Tidak dapat meredam getaran sendiri

Tidak dapat menerima gaya horisontal (perlu lengan-lengan)

Energi beban yang diabsorsi lebih besar daripada pegas daun

Dapat dibuat pegas lembut


Penggunaan Pada suspensi independen dan aksel rigid

3.Pegas Batang Torsi (Puntir)

Pada saat pemegasan, pegas menerima beban puntir

Sifat sifat:
Memerlukan sedikit tempat

Energi yang diabsorsi lebih besar daripada pegas lain

Tidak mempunyai sifat meredam getaran sendiri

Dapat menyetel tinggi bebas mobil

Langkah pemegasan panjang

Mahal
Penggunaan:
Suspensi Independen

4. Pegas Spiral
Pegas spiral itu dibuat dari batang pegas khusus yang dilingkarkan membentuk spiral dengan jalan
memanaskannya. Setelah terbentuk kemudian dipanaskan secara hati- hati untuk disepuh.Ujung
yang satu dibuat sedemikian rupa guna dipasang pada bagian rangka, sedang ujunglainnya untuk
dipasang pada sumbu atau kelengkapan suspensi menurut kebutuhan.
di sini pelapis karet sangat diperlukan untuk menahan getaran yang terjadi, lihat
gambar2.15. Kedua ujungnya duduk pada piring dudukan (Mounting).Pegas spiral
sangat praktis untuk suspensi mobil, karena ringan, murah, tidak memakanbanyak
tempat, tidak ada gesekan dalam. Kekurangannya karena tidak ada kekakuan
yanglatent ke arah samping, sehingga memerlukan batang-batang kontrol, sendisendi, untukmengendalikan roda.

Gambar2.15

5. Pegas pada klep

Pegar klep atau pir katup pada mesin memiliki peranan penting , sebagai penekan
klep agar menutup sehingga kompresi mesin tidak sampai bocor.
Pir klep pada kondisi bebas atau tanpa tekanan memiliki panjang sesuai spesifikasi
pabrik, apabila panjangnya kurang dari spesifikasi pabrik maka pir klep/pegas katup
wajib ganti daripada mesin nanti mengalami kebocoran kompresi.

Cara mengukur panjang pir klep bisa kita lakukan menggunakan jangka
sorong/kaliper/sketmat.
Untuk panjang pir klep mesin 2E (starlet): 4,51mm.

Perhitungan pegas yang di gunakan pada kendaraan


Untuk pegas yang tersusun seri sebagaimana gambar di bawah ini.

Untuk pegas yang tersusun paralel layaknya gambar aplikasi berikut :

Karena kedua pegas mendapatkan beban yang sama maka berlaku


y1=y2=

sementara F1+F2 sebab kedua pegas tersebut membagi dua beban yang

diterimanya.
Menjadikan W (beban) = F1 + F2
sehingga

karena

maka
=

Secara distributif,
akhirnya (k) =k (1)+k (2)

Daftar pustaka
www.scribd.com/doc/47151968/PEGAS-spiral
www.gunadarma.ac.id/library/articles/.../Artikel_20405816.pdf
id.wikipedia.org/wiki/Sistem_suspensi_(kendaraan)

Bantalan/ Bearing
Diposkan oleh awan di 22.24 . Selasa, 08 Desember 2009
Label: Sains dan Teknologi

Pengertian dan klasifikasi pada bearing


Bantalan merupakan salah satu bagian dari elemen mesin yang memegang peranan
cukup penting karena fungsi dari bantalan yaitu untuk menumpu sebuah poros agar
poros dapat berputar tanpa mengalami gesekan yang berlebihan. Bantalan harus
cukup kuat untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan
baik. Pada umumya bantalan dapat diklasifikasikan menjadi 2 bagian yaitu.

a. Berdasarkan gerakan bantalan terhadap poros


Bantalan luncur
Pada bantalan ini terjadi gesekan luncur antara poros dan bantalan karena permukaan
poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan perantaraan lapisan pelumas.
Bantalan gelinding
Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar dengan yang
diam melalui elemen gelinding seperti bola, rol, dan rol bulat.
b. Berdasarkan arah beban terhadap poros
Bantalan radial
Arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah tegak lurus sumbu.
Bantalan aksial
Arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbu poros.

Bantalan gelinding khusus


Bantalan ini dapat menumpu beban yang arahnya sejajar dan tegak lurus sumbu
poros.
Meskipun bantalan gelinding menguntungkan, Banyak konsumen memilih bantalan
luncur dalam hal tertentu, contohnya bila kebisingan bantalan menggangu, pada
kejutan yang kuat dalam putaran bebas.

Pembacaan nomor nominal pada bantalan gelinding.


Dalam praktek, bantalan gelinding standart dipilih dari katalog bantalan. Ukuran
utama bantalan adalah
- Diameter lubang
- Diameter luar
- lebar
- Lengkungan sudut
Nomor nominal bantalan gelinding terdiri dari nomor dasar dan nomor pelengkap.
Nomor dasar yang ada merupakan lambang jenis, lambang ukuran(lambang lebar,
diameter luar). Nomor diameter lubang dan lambang sudut kontak penulisannya
bervariasi tergantung produsen bearing yang ada.
Bagian Nomor nominal
ABCD
A menyatakan jenis dari bantalan yang ada.
Jika A berharga
0 maka hal tersebut menunjukkan jenis Angular contact ball bearings, double row.
1 maka hal tersebut menunjukkan jenis Self-aligning ball bearing.
2 maka hal tersebut menunjukkan jenis spherical roller bearings and spherical roller
thrust bearings.
3 maka hal tersebut menunjukkan jenis taper roller bearings.
4 maka hal tersebut menunjukkan jenis Deep groove ball bearings, double row.
5 maka hal tersebut menunjukkan jenis thrust ball bearings.
6 maka hal tersebut menunjukkan jenis Deep groove ball bearings, single row.
7 maka hal tersebut menunjukkan jenis Angular contact ball bearings, single row.
8 maka hal tersebut menunjukkan jenis cylindrical roller thrust bearings.
B menyatakan lambang diameter luar.
Jika B berharga 0 dan 1 menyatakan penggunaan untuk beban yang sangat ringan.
Jika B berharga 2 menyatakan penggunaan untuk beban yang ringan.
Jika B berharga 3 menyatakan penggunaan untuk beban yang sedang.
Jika B berharga 4 menyatakan penggunaan untuk beban yang berat.
C dan D menyatakan lambang diameter dalam
Untuk bearing yang berdiameter 20 - 500 mm, kalikanlah 2 angka lambang tersebut
untuk mendapatkan diameter lubang sesungguhnya dalam mm. Nomor tersebut
biasanya bertingkat dengan kenaikan 5 mm tiap tingkatnya.
Penyebab-penyebab kerusakan pada bearing:

1. Kesalahan bahan
o faktor produsen: yaitu retaknya bantalan setelah produksi baik retak halus maupun
berat, kesalahan toleransi, kesalahan celah bantalan.
o faktor konsumen: yaitu kurangnya pengetahuan tentang karakteristik pada bearing.
2. Penggunaan bearing melewati batas waktu penggunaannya (tidak sesuai dengan
petunjuk buku fabrikasi pembuatan bearing).
3. Pemilihan jenis bearing dan pelumasannya yang tidak sesuai dengan buku
petunjuk dan keadaan lapangan (real).
4. Pemasangan bearing pada poros yang tidak hati-hati dan tidak sesuai standart
yang ditentukan.
Kesalahan pada saat pemasangan, diantaranya:
o Pemasangan yang terlalu longgar, akibatnya cincin dalam atau cincin luar yang
berputar yang menimbulkan gesekan dengan housing/poros.
o Pemasangan yang terlalu erat, akibatnya ventilasi atau celah yang kurang sehingga
pada saat berputar suhu bantalan akan cepat meningkat dan terjadi konsentrasi
tegangan yang lebih.
o Terjadi pembenjolan pada jalur jalan atau pada roll sehingga bantalan saat berputar
akan tersendat-sendat.
5. Terjadi misalignment, dimana kedudukan poros pompa dan penggeraknya tidak
lurus, bearing akan mengalami vibrasi tinggi. Pemasangan yang tidak sejajar tersebut
akan menimbulkan guncangan pada saat berputar yang dapat merusak bearing.
Kemiringan dalam pemasangan bearing juga menjadi faktor kerusakan bearing,
karena bearing tidak menumpu poros dengan tidak baik, sehingga timbul getaran
yang dapat merusak komponen tersebut.
6. Karena terjadi unbalance (tidak imbang), seperti pada impeller, dimana bagianbagian pada impeller tersebut tidak balance (salah satu titik bagian impeller memiliki
berat yang tidak seimbang). Sehingga ketika berputar, mengakibatkan putaran
mengalami perubahan gaya disalah satu titik putaran (lebih terasa ketika putaran
tinggi), sehingga berpengaruh pula pada putaran bearing pada poros. Unbalance bisa
terjadi pula pada poros, dan pengaruhnya pun sama, yaitu bisa membuat vibrasi yang
tinggi dan merusak komponen.
7. Bearing kurang minyak pelumasan, karena bocor atau minyak pelumas
terkontaminasi benda asing dari bocoran seal gland yang mempengaruhi daya
pelumasan pada minyak tersebut.
Proses pemasangan bearing.
- Proses balancing. Pemasangan bearing pada komponen mesin, komponen tersebut
pertama-tama harus benar-benar balance agar bearing dapat bertahan dengan baik.
- Alignment (pengaturan sumbu poros pada mesin harus benar-benar sejajar).

- Proses pemberian beban. Pemberian beban ini harus sesuai dengan jenis bearing
yang digunakan apakah itu beban radial atau beban aksial.
- Pengaturan posisi bearing pada poros.
- Clearance bearing. Metode pemasangan dan peralatan yang digunakan.
- Toleransi dan ketepatan yang diperlukan. Pada saat pemasangan bearing pada poros,
maka toleransi poros pada proses pembubutan harus diperhatikan karena hal tersebut
mempengaruhi keadaan bearing.

Gambar 1 : Pemasangan dan pelepasan bearing


Sumber: www.vista-bearing.com

Cara mengatasi kerusakan pada bearing:


1. Melakukan penggantian bearing sesuai umur waktu kerja yang telah ditentukan.
2. Mengganti bearing yang sesuai dengan klasifikasi kerja pompa tersebut.
3. Melakukan pemasangan bearing dengan hati-hati sesuai standar yang telah
ditentukan.
4. Melakukan alignment pada poros pompa dan penggeraknya.
5. Melakukan tes balancing pada poros dan impeller.
6. Memasang deflektor pada poros dan pemasangan rubber seal pada rumah bantalan
dan perbaikan pada seal gland, untuk mengantisipasi kebocoran

BEARINGS, SEALS AND GASKETS

BEARINGS, SEALS AND GASKETS


I. Bearings
Bearing adalah suatu komponen yang berfungsi untuk mengurangi gesekan pada machine
atau komponen-komponen yang bergerak dan saling menekan antara satu dengan yang
lainnya.

Gb. 1.1 Bearing


Bila gerakan dua permukaan yang saling berhubungan terhambat, maka akan menimbulkan
panas. Hambatan ini dikenal sebagai gesekan (friction). Gesekan yang terus menerus akan
menyebabkan panas yang makin lama semakin meningkat dan menyebabkan keausan pada
komponen tersebut. Gesekan yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kerusakan pada
komponen dan alat tidak bisa bekerja.

Gb. 1.2 Friction


Bearing digunakan untuk menahan / menyangga komponen-komponen yang bergerak.
Bearing biasanya dipakai untuk menyangga perputaran pada shaft, dimana terjadi sangat
banyak gesekan.

Gb. 1.3 Bearing pada Transmisi


Fungsi bearing:

Mengurangi gesekan, panas dan aus.


Menahan beban shaft dan machine.
Menahan radial load dan thrust load.
Menjaga toleransi kekencangan.
Mempermudah pergantian dan mengurangi biaya operasional.

Gb. 1.4 Radial dan Thrust Bearing Load


Pada Gear Shaft yang beroperasi pada machine, shaft tersebut menahan beban machine
yang bervariasi dan beban tersebut harus ditanggung oleh bearing. Beban dari berat shaft
dan gear 90 derajat dari center line shaft disebut RADIAL LOAD. Sedangkan arah dari
gerakan shaft ke kiri dan ke kanan karena putaran disebut THRUST LOAD. Bearing menahan
Radial Load dan Thrust Load untuk menjaga supaya shaft tetap berputar.
I.1 Jenis-Jenis Bearing
Bearing dibagi menjadi dua bagian yaitu:

Solid Bearing
Anti-friction Bearing.

I.1.1 Solid Bearing

Gb. 1.5 Solid Bearing


Pada solid bearing, shaft berputar pada permukaan bearing. Antara shaft dan bearing
dipisahkan oleh lapisan tipis oli pelumas. Ketika berputar pada kecepatan operasional shaft
ditahan oleh lapisan tipis oli bukan oleh bearing.
Yang termasuk Solid Bearing:

Sleeve/Bushing Bearing
Spit-half Bearing.

Sleeve Bearing

Gb.1.6 Sleeve Bearing


Bentuk yang sangat sederhana dari solid bearing adalah Sleeve Bearing atau juga disebut
bushings. Sleeve bearing umumnya dipakai pada shaft nya roda yang bergerak dari awal.

Gb.1.6 Sleeve Bearing dan Camshaft


Camshaft ditahan pada posisinya oleh sleeve bearing pada engine block. Shaft yang ditahan
oleh bearing disebut Journal, dan penahanan ke bagian luarnya oleh sleeve. Bila Journal dan
Sleeve terbuat dari logam (steel), dengan pelumasan yang bagus memungkinkan sangat
sedikit kontak yang terjadi antara dua permukaan. Sleeve dari bearing kebanyakan dilapisi
dengan Bronze, atau Babbitt metal. Bronze sleeve bearing umumnya digunakan pada pompa
dan motor elektrik. Solid Bearing dilapisi dengan metal yang lebih lunak dari shaft sehingga
apabila terjadi perputaran antara keduanya, maka yang mengalami keausan adalah bearing,
dan bukan shaft. Sleeve bearing umumnya menggunakan pelumasan bertekanan yang
melewati lubang pada Journal.

Split-half Bearing
Tipe lain dari Solid Bearing adalah Split-half Bearing. Split-half Bearing lebih banyak dipakai
pada outomotive engine yaitu pada Crankshaft dan connecting rod. Crankshaft rod bearing
caps menggunakan split-half bearing yang menempel pada rod piston.

Gb.1.7 Split-half Bearing


Bearing ini dapat diganti bila sudah aus. Split-half bearing umumnya diberi tambahan
lubang oli, sering berupa alur yang berfungsi untuk mengalirnya oli yang akan melumasi
seluruh permukaan bearing. Split-half Bearing juga mempunyai locking tabs (bagian yang
menonjol) yang akan ditempatkan pada notches (coakan) pada bearing caps. Tabs ini
berfungsi untuk mencegah bearing bergerak horisontal pada shaft.
Split-half bearing biasanya terbuat dari dua tipe metal, permukaan bearing menggunakan
aluminum yang lebih lunak dari logam dan menghantarkan panas yang baik.
Manfaat dari solid bearing adalah:

Biaya penggantian lebih murah.


Menahan berat Radial Load.

I.1.2 Anti Friction Bearings

Gb.1.8 Konstruksi Anti Friction Bearings

Anti Friction Bearing digunakan pada benda-benda yang berputar, untuk mengurangi
gesekan dan memperkecil gesekan awal pada permukaan bearing yang rata/datar.
Anti Friction bearing terdiri dari:

Ball bearing
Roller bearing,
Needle bearing

Anti friction bearing tersusun dari beberapa komponen yaitu: Inner race, Outer race, Balls
atau roller dan Cage.

Inner race atau Cone: cincin baja yang dikeraskan dengan diberi alur untuk
pergerakan roller atau ball di bagian luarnya, sering dipasang pada shaft yang
berputar sebagai penyangga bearing.
Outer race: Outer race hampir sama dengan Inner race, outer race adalah cincin
baja yang dikeraskan dengan alur untuk pergerakan ball atau roller di bagian dalam.
Balls atau Rollers: Di antara Inner race dan outer race ada komponen yang berfungsi
mengurangi gesekan yang dilakukan oleh balls, rollers atau tapered rollers. Balls dan
Rollers ini terbuat baja yang dikeraskan. Balls atau rollers bergerak bebas di antara
inner dan outer race.

Gb. 1.9 Balls atau Rollers

Cage: Letak cage antara inner race dan outer race yang digunakan untuk menjaga
jarak ball atau roller yang satu dengan yang lainnya.

Gb. 1.10 Cage


Anti Friction Bearing mengurangi panas dengan cara mengurangi kontak area yang saling
bergesekan. Balls mempunyai contact point antara inner dan outer race untuk menahan
beban sehingga memungkinkan berputar dengan kecepatan tinggi. Lapisan oli lubrikasi
berfungsi memisahkan komponen yang saling berhubungan.
Yang termasuk Anti Friction Bearing:

Straight Roller, mempunyai line contact, yang memungkinkan bisa menahan beban
Radial Load yang lebih besar.

Gb. 1.11 Straight Roller

Tapered Roller, cara kerjanya sama dengan straight roller. Tapered bearing sering
digunakan di bagian ujung shaft yang berputar bersama untuk menahan radial load
dan menahan gerak ke arah kiri, kanan shaft (Thrust Load).
Needle Bearing cara kerjanya sama dengan straight bearing dan tapered bearing
dengan line contact. Sebab dengan diameter yang lebih kecil, needle bearing bisa
digunakan pada pengaplikasian di tempat-tempat sempit.

Caged Needle Bearing

Gb. 1.12 Caged Needle Bearing


Caged Needle Bearing mempunyai kemampuan beban yang lehih tinggi dibandingkan
dengan Needle bearing dan aplikasinya terbatas pada celah yang lebih kecil dari 10 inch (245
mm).
Keuntungan Anti Friction Bearing:

Tidak ada keausan pada shaft


Memperkecil tenaga yang terbuang.
Memungkinkan kecepatan yang lebih tinggi

Pengertian Bearing / Bantalan


Bearing atau bantalan merupakan suatu elemen mesin yang digunakan untuk
menahan poros berbeban, beban tersebut dapat berupa beban aksial atau beban
radial. Tipe bearing yang digunakan untuk bantalan disesuaikan dengan fungsi dan
kegunaannya. Bearing atau bantalan berfungsi untuk menumpu atau memikul poros
agar poros dapat berputar padanya. Bantalan harus kokoh untuk memungkinkan
poros atau elemen mesin lainnya dapat bekerja dengan baik. Jika bantalan tidak
bekerja dengan baik, maka prestasi kerja seluruh sistem akan menurun atau tidak
dapat bekerja semestinya. Jadi, jika disamakan pada gedung, maka bantalan dalam
permesinan dapat disamakan dengan pondasi pada suatu gedung.
B. Prinsip Kerja Bantalan / Bearing
Apabila ada dua buah logam yang bersinggungan satu dengan lainnya saling
bergeseran maka akan timbul gesekan , panas dan keausan . Untuk itu pada kedua
benda diberi suatu lapisan yang dapat mengurangi gesekan , panas dan keausan serta
untuk memperbaiki kinerjanya ditambahkan pelumasan sehingga kontak langsung
antara dua benda tersebut dapat dihindarai.
C. Jenis jenis Bearing / Bantalan
1. Berdasarkan Gerakan Bantalan Terhadap Poros

Bantalan Luncur
Bantalan luncur adalah suatu elemen mesin yang berfungsi untuk menumpu poros
berbeban, sehingga putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung dengan
halus dan aman. Jenis bantalan ini mampu menumpu poros dengan beban besar. Atas
dasar arah beban terhadap poros maka bantalan luncur dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
a) Bantalan Radial atau disebut jurnal bearing, dimana arah beban yang ditumpu
bantalan adalah tegak lurus terhadap sumbu poros.
b) Bantalan aksial atau disebut trust bearing, yaitu arah beban yang ditumpu
bantalan adalah sejajar dengan sumbu poros.
c) Bantalan luncur khusus adalah kombinasi dari bantalan radial dan bantalan
aksial.
Karena gesekannya yang besar pada saat mulai jalan, maka bantalan luncur
memerlukan momen awal yang besar. Pelumasan pada bantalan ini tidak begitu
sederhana, karena gesekan yang besar akan menimbulkan panas pada bantalan,
sehingga memerlukan pendinginan khusus.
Arah pelumasan ada dua, yaitu:
a) Radial, yaitu arah pelumasan yang tegak lurus dengan sumbu poros.
b) Aksial, yaitu arah pelumasan yang sejajar dengan sumbu poros.
Gesekan kental pada umumnya terjadi antara poros dengan bantalannya. Pada waktu
poros berputar, sebagian minyak pelumas yang melekat pada permukaan poros ikut
terbawa berputar. Apabila kemudian celah di bawah poros menyempit menjadi lebih
kecil daripada celah tempat minyak pelumas memasuki ruang bantalan, minyak
pelumas yang terbawa berputar itu akan mengalir mengisi hambatan. Akibatnya,
sebagian minyak pelumas akan mengalir kembali menimbulkan tekanan
hidrodinamik di dalam lapisan minyak. Tekanan ini cukup kuat untuk mengangkat
poros hingga menyentuh permukaan bantalan
Cara-cara pelumasan pada bantalan luncur :
a) Pelumasan tangan Cara ini sesuai untuk beban ringan, kecepatan rendah atau
kerja yang tidak terus-menerus. Kekurangannya bahwa aliran pelumas tidak
selalu tetap atau pelumasan menjadi tidak teratur.
b) Pelumasan tetes Dari sebuah wadah, minyak diteteskan dalam jumlah yang
tetap dan teratur melalui sebuah katup jarum.
c) Pelumasan sumbu Cara ini menggunakan sumbu yang dicelupkan dalam
mangkok minyak sehingga minyak terisap oleh sumbu tersebut. Pelumasan ini
dipakai seperti dalam hal pelumasan tetes.
d) Pelumasan percik
Dari suatu bak penampung, minyak dipercikkan. Cara ini dipergunakan untuk
melumasi torak dan silinder motor bakar torak yang berputaran tinggi.

e) Pelumasan cincin Pelumasan ini menggunakan cincin yang digantungkan


pada poros sehingga akan berputar bersamaan dengan poros sambil
mengangkat minyak dari bawah.
f) Pelumasan pompa Di sini pompa digunakan untuk mengalirkan minyak ke
dalam bantalan. Pelumasan pompa sesuai untuk keadaan kerja dengan
kecepatan tinggi dan besar.
g) Pelumasan gravitasi Dari sebuah tangki yang diletakkan di atas bantalan,
minyak dialirkan oleh gaya beratnya. Cari ini dipakai untuk kecepatan sedang
dan tinggi pada kecepatan keliling sebesar 10 15.
h) Pelumasan celup
Sebagian dari bantalan dicelupkan ke dalam minyak pelumas.
Bantalan Gelinding
Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar dengan yang
diam melalui elemen gelinding seperti bola (peluru), rol atau rol jarum dan rol bulat.
Bantalan gelinding menggunakan elemen rolling untuk mengatasi gesekan antara dua
komponen yang bergerak. Diantara kedua permukaan ditempatkan elemen gelinding
seperti misalnya bola, rol, taper, dll. Kontak gelinding terjadi antara elemen ini
dengan komponen lain yang berarti pada permukaan kontak tidak ada gerakan relatif

Bantalan gelinding mempunyai keuntungan dari gesekan gelinding yang sangat kecil
dibandingkan dengan bantalan luncur. Elemen gelinding seperti bola atau rol
dipasang antara cincin luar dan dalam. Dengan memutar salah satu cincin tersebut,
bola atau rol akan melakukan gerakan gelinding sehingga gesekan akan jauh lebih
kecil. Untuk bola atau rol, ketelitian tinggi dengan bentuk dan ukurannya merupakan
suatu keharusan. Karena luas bidang kontak antara bola dan rol dengan cincin
sangat kecil, maka besarnya beban yang dipakai harus memiliki ketahanan dan
kekerasan yang sangat tinggi.

Jenis jenis bantalan gelinding :


a) Single row groove ball bearings
Bearing ini mempunyai alur dalam pada kedua cincinnya. Karena
memiliki alur, maka jenis ini mempunyai kapasitas dapat menahan
beban secara ideal pada arah radial dan aksial. Maksud dari beban
radial adalah beban yang tegak lurus terhadap sumbu
poros, sedangkan beban aksial adalah beban yang searah
sumbu poros.

b) Double row self aligning ball bearings


Jenis ini mempunyai dua baris bola, masing-masing baris mempunyai
alur sendiri-sendiri pada cincin bagian dalamnya. Pada umumnya
terdapat alur bola pada cincin luarnya. Cincin bagian dalamnya
mampu bergerak sendiri untuk menyesuaikan posisinya. Inilah
kelebihan dari jenis ini, yaitu dapat mengatasi masalah poros yang
kurang sebaris.

c)

Single row angular contact ball bearings Berdasarkan konstruksinya,


jenis ini ideal untuk beban radial. Bearing ini biasanya dipasangkan
dengan bearing lain, baik itu dipasang secara pararel maupun
bertolak belakang, sehingga mampu juga untuk menahan beban
aksial.

d) Double row angular contact ball bearings Disamping dapat menahan


beban radial, jenis ini jgua dapat menahan beban aksial dalam dua
arah. Karena konstruksinya juga, jenis ini dapat menahan beban torsi.
Jenis ini juga digunakan untuk mengganti dua buah bearing jika
ruangan yang tersedia tidak mencukupi.

e) Double row barrel roller bearings Bearing ini mempunyai dua baris
elemen roller yang pada umumnya mempunyai alur berbentuk bola
pada cincin luarnya. Jenis ini memiliki kapasitas beban radial yang
besar sehingga ideal untuk menahan beban kejut.

f) Single row cylindrical bearings Jenis ini mempunyai dua alur pada satu
cincin yang biasanya terpisah. Eek dari pemisahan ini, cincin dapat
bergerak aksial dengan mengikuti cincin yang lain. Hal ini merupakan
suatu keuntungan, karena apabila bearing harus mengalami
perubahan bentuk karena temperatur, maka cincinya akan dengan
mudah menyesuaikan posisinya. Jenis ini mempunyai kapasitas beban
radial yang besar pula dan juga cocok untuk kecepatan tinggi.

g) Tapered roller bearings Dilihat dari konstriksinya, jenis ini ideal untuk
beban aksial maupun radial. Jenis ini dapat dipisah, dimana cincin
dalamnya dipasang bersama dengan rollernya dan cincin luarnya
terpisah.

h) Single direction thrust ball bearings Bearing jenis ini hanya cocok
untuk menahan beban aksila dalam satu arah saja. Elemenya dapat
dipisahkan sehingga mudah melakukan pemasangan. Beban aksial
minimum yang dapat ditahan tergantung dari kecepatannya. Jenis ini sangat sensitif
terhadap ketidaksebarisan (misalignment) poros terhadap rumahnya.

I Double direction thrust ball bearings Bearing jenis ini hanya cocok untuk menahan
beban aksila dalam satu arah saja. Elemenya dapat dipisahkan sehingga mudah
melakukan pemasangan. Beban aksial minimum yang dapat ditahan tergantung dari
kecepatannya. Jenis ini sangat sensitif terhadap ketidaksebarisan (misalignment)
poros terhadap rumahnya.

j) Ball and socket bearings Bearing jenis ini mempunyai alur dalam berbentuk bola,
yang bisa membuat elemennya berdiri sendiri. Kapasitasnya sangat besar terhadap
beban aksial. Selain itu juga dapat menahan beban radial secara simultan dan cocok
untuk kecepatan yang tinggi.

2.Berdasarkan Arah Beban Terhadap Poros


Bantalan Radial Bantalan Radial atau disebut jurnal bearing, dimana arah
beban yang ditumpu bantalan adalah tegak lurus terhadap sumbu
poros.Bantalan ini untuk mendukung gaya radial dari batang torak saat
berputar. Konstruksinya terbagi / terbelah menjadi dua agar dapat dipasang
pada poros engkol.
Bantalan Aksial Bantalan aksial atau disebut trust bearing, yaitu arah beban
yang ditumpu bantalan adalah sejajar dengan sumbu poros.Bantalan ini
menghantarkan poros engkol menerima gaya aksial yaitu terutama pada saat
terjadi melepas / menghubungkan plat kopling saat mobil berjalan. Konstruksi
bantalan ini juga terbelah / terbagi menjadi dua dan dipasang pada poros
jurnal bagian paling tengah.
D.Penyebab-penyebab Kerusakan pada Bantalan / Bearing
a) Kesalahan bahan faktor produsen: yaitu retaknya bantalan setelah produksi baik retak halus maupun
berat, kesalahan toleransi, kesalahan celah bantalan. faktor konsumen: yaitu kurangnya pengetahuan tentang karakteristik pada bearing.
b)Penggunaan bearing melewati batas waktu penggunaannya (tidak sesuai dengan
petunjuk buku fabrikasi pembuatan bearing).
c) Pemilihan jenis bearing dan pelumasannya yang tidak sesuai dengan buku
petunjuk dan keadaan lapangan (real).
d) Pemasangan bearing pada poros yang tidak hati-hati dan tidak sesuai standart yang
ditentukan. Kesalahan pada saat pemasangan, diantaranya: Pemasangan yang terlalu longgar, akibatnya cincin dalam atau cincin luar yang
berputar yang menimbulkan gesekan dengan housing/poros. Pemasangan yang terlalu erat, akibatnya ventilasi atau celah yang kurang sehingga
pada saat berputar suhu bantalan akan cepat meningkat dan terjadi konsentrasi
tegangan yang lebih.
Terjadi pembenjolan pada jalur jalan atau pada roll sehingga bantalan saat berputar
akan tersendat-sendat.

e) Terjadi misalignment, dimana kedudukan poros pompa dan penggeraknya tidak


lurus, bearing akan mengalami vibrasi tinggi. Pemasangan yang tidak sejajar tersebut
akan menimbulkan guncangan pada saat berputar yang dapat merusak bearing.
Kemiringan dalam pemasangan bearing juga menjadi faktor kerusakan bearing,
karena bearing tidak menumpu poros dengan tidak baik, sehingga timbul getaran
yang dapat merusak komponen tersebut.
f) Karena terjadi unbalance (tidak imbang), seperti pada impeller, dimana bagianbagian pada impeller tersebut tidak balance (salah satu titik bagian impeller memiliki
berat yang tidak seimbang). Sehingga ketika berputar, mengakibatkan putaran
mengalami perubahan gaya disalah satu titik putaran (lebih terasa ketika putaran
tinggi), sehingga berpengaruh pula pada putaran bearing pada poros. Unbalance bisa
terjadi pula pada poros, dan pengaruhnya pun sama, yaitu bisa membuat vibrasi yang
tinggi dan merusak komponen.
g) Bearing kurang minyak pelumasan, karena bocor atau minyak pelumas
terkontaminasi benda asing dari bocoran seal gland yang mempengaruhi daya
pelumasan pada minyak tersebut.
E.Cara Mengatasi Kerusakan pada Bantalan / Bearing
a) Melakukan penggantian bearing sesuai umur waktu kerja yang telah
ditentukan.
b) Mengganti bearing yang sesuai dengan klasifikasi kerja pompa tersebut.
c)Melakukan pemasangan bearing dengan hati-hati sesuai standar yang telah
ditentukan.
d)Melakukan alignment pada poros pompa dan penggeraknya.
e)Melakukan tes balancing pada poros dan impeller.
f) Memasang deflektor pada poros dan pemasangan rubber seal pada rumah
bantalan dan perbaikan pada seal gland, untuk mengantisipasi kebocoran.

Anda mungkin juga menyukai