Disusun oleh:
Farid Arya Nugraha (07)
Haryanto Setyo Nugroho (08)
Hasyim Asyari (09)
Helmi Alfian (10)
Ikhsan Muzaki (11)
Khairul Faza (12)
2. Langkah Kerja
a) Pembongkaran
Kendorkan baut tutupbantalan
Angkat tutup bantalan
Angkat tutup bagian atas
Angkat poros
Angkat ring antara/spacer
Kendorkan baut bantalan kaki
Angkat pelan dasar dan sim
Sabuk Gulir
5.1 KESIMPULAN
Memasang sabuk gulir yang benar yaitu dengan mendekatkan kedua poros,
kemudian memasang belt gulir pada pulley lalu di jauhkan. Untuk
kekencangan belt sudah tepat, bias menggunakan tension meter
Merawat sabuk gulir yaitu dengan cara mengecek kekencangan sabuk tersebut
dan memberi cairan khusus untuk sabuk belt, dan juga selalu mengecek
kondisi fisik belt dengan waktu yang ditentukan
Tipe sabuk gulir menurut ukurannya ada XL (extra light), L (light), H (heavy),
XH (extra heavy), XXH (extra-extra heavy)
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PERCOBAAN
No Komponen Nilai
1 Diameter Poros 40 mm
2 Diameter dalam selubung 40,1 mm
Penyimpangan kemiringan (spirit
3 level) 1,4 mm
4 Penggunaan sim bearing 1 : 0,25 mm
bearing 2 : 2,0 mm
Setelah diganjal dengan sim ketika di cek dengan spirit level (dalam keadaan
gelembung air berada di tengah tengah) poros dan blok diberi tinta biru kemudian
diputar. Setelah dibuka tinta biru hilang yang menandakan poros dan blok
mengalami gesekan, maka dengan ini dapat dinyatakan poros dan blok berputar
dengan mulus.
5.1 KESIMPULAN
Memeriksa kelurusan anatata blok satu dengan blok dua bisa menggunakan
alat yang bernama spirit level
Sedangkan untuk penambahan sim bisa disesuaikan kemiringan air yang
bisa dilihat dalam spirit level
Data Hasil Pengukuran besar Diameter Poros 1 dan Poros 2
5. Analisa data
Poros 1 :
Perbedaan ukuran pada diameter poros 1 disebabkan karena banyak faktor
diantaranya adalah poros aus, poros
Pada pengukuran pertama dan ketiga dapat dilihat bahwa jarum bergerak
berlawanan arah dengan arah jarum jam, sehingga ujung blok harus disisipi
pelat/sim.
*pada pengukuran ke-dua dan ke-empat dapat dilihat bahwa jarum bergerak searah
jarum jam, sehingga pangkal blok harus disisipi pelat/sim.
-Merakit poros dengan kondisi sejajar terhadap bidang datar dapat dilakukan
dengan memperhatikan poros terhadap bidang referensi yang digunakan.
Poros 1 Poros 2
Nilai Nilai
Perbedaa Diijinkan/Tida Perbedaa Diijinkan/Tida
Pengukuran n k Diijinkan Pengukuran n k Diijinkan
X1 = 39,950 0.015 X1 = 39,940 0,015
mm mm Diijinkan mm mm Diijinkan
Kondisi X2 = 39,965 0,005 X2 = 39,950
mm mm Diijinkan mm 0 mm Diijinkan
yang X3 = 39,960 0.001 X3 = 39,950 0,005
diminta mm mm Diijinkan mm mm Diijinkan
: X4 = 39,950 X4 = 39,950
2. T mm 0 mm Diijinkan mm 0,01 mm Diijinkan
o X5 = 39,950 X5 = 39,940
l mm 0 mm Diijinkan mm 0 mm Diijinkan
e X6 = 39,950 X6 = 39,940
r mm 0,01 mm Diijinkan mm 0,01 mm Diijinkan
X7 = 39,960 X7 = 39,950
a
mm 0 mm Diijinkan mm 0,05 mm Diijinkan
n X8 = 39,960 X8 = 39,955
s mm 0,02 mm Diijinkan mm 0,05 mm Diijinkan
i X9 = 39,940 X9 = 39,950
m mm 0 mm Diijinkan mm 0,01 mm Diijinkan
a X10 = 39,94 X10 = 39,940
x Jumlah mm mm
. Rata
k rata 399,525 399,940 mm
e 39,95 39,975 mm
s
e
j
a
j
a
r
a
n
0
,
0
5
m
m
3.
4.
5.
Persamaan yang digunakan :
Skala dial indikator I = 1 µm 1 : 1 µm
Skala dial indikator II = 0,01 mm 1 : 0,01 mm
Data pengukuran : Skala dial indikator I = 1 µm
Nilai perbedaan Diijinkan atau tidak
Pengukuran Perbedaan (mm)
(mm) perbedaannya
1 0 – 0,056 0,086 Tidak
2 0 + 0,012 0,127 Tidak
3 0 – 0,043 0,025 Ya
4 0 + 0,045 0,068 Tidak
Data pengukuran : Skala dial indikator II = 0,01 mm
Nilai perbedaan Diijinkan atau tidak
Pengukuran Perbedaan (mm)
(mm) perbedaannya
1 0 – 0,08 0,08 Tidak
2 0 + 0,10 0,1 Tidak
3 0 – 0,02 0,02 Ya
4 0 + 0,06 0,06 Tidak
Hasil : pengukuran yang perbedaannya di ijinkan adalah pengukuran ke 3
Penyetelan : bila pada ujung B jarum pada dial indikator bergerak searah jarum jam maka
bagian pangkal blok harus diganjal, begitu juga sebaliknya, bila berlawanan arah jarum
jam, maka bagian ujung blok yang diganjal.
Poros 1 Poros 2
Meja 0,32 mm 0,32 mm
Poros 0,04 mm Tidak Sejajar 0,06 mm Tidak Sejajar