Anda di halaman 1dari 41

PULI DAN SABUK PENGGERAK

A. Jenis Puli dan Sabuk Penggerak

1. Puli dan Sabuk Penggerak “Vee”


Untuk memindahkan daya dan putaran diperlukan
koefisien gesek yang baik diantara puli dan sabuk
penggerak.
Bagian dalam dari sabuk penggerak “Vee” terdiri dari:
a. Karet sebagai pembungkus.
b. Tenunan atau kawat dari material mampu
regang yang menerima beban utama.
c. Material mampu tekan yang menahan tekanan
pada dinding sisi.
d. Lapisan mampu regang yang menahan lenturan
berulang
Sabuk penggerak “Vee” mempunyai ukuran standar
dan simbol tertentu sesuai dengan penggunaannya,
seperti pada: industri, pertanian dan otomotif.
Simbol umum sabuk penggerak “Vee”
a. Industri :
- Konstruksi berat A, B, C,D, E, 3V, 5V, 8V
- Konstruksi ringan 2L, 3L, 4L, 5L.
b. Pertanian : HA, HB, HC, HD, HE.
C. Automotif : 0,38”, 11/16”, 3/4”,7/8”, 1”
Beberpa jenis sabuk penggerak “Vee” dirancang agar:

- Tahan terhadap oli dan panas


- Dapat menghantarkan arus listrik
- Tahan terhadap debu dan kotoran
Pemilihan sabuk penggerak didasari oleh kecepatan
putar (rpm) dan besar daya yang akan
dipindahkan. Pada saat penggantian sabuk
penggerak, perhatikan bahwa nomor seri sabuk
pengganti harus sama dengan nomor seri sabuk
yang diganti.
Dimensi puli yang digunakan harus sesuai dengan
dimensi sabuk penggerak yang digunakan. Sebagai
contoh untuk alur sabuk jenis A, B, C, D dan E
sudut alur yang digunakan. 36o 36o 32o
Pada kondisi tertentu sabuk penggerak “Vee”
dipasang dalam jumlah lebih dari satu. Pada saat
penggantian harus dengan jenis sabuk dalam satu
set untuk pemasangan majemuk. Ganti semua
sabuk walaupun kerusakan hanya terjadi pada satu
buah saja
Contoh kasus dalam menentukan jenis sabuk yang
digunakan pada mesin bor.

Sebuah motor dengan kecepatan putar 1750 rpm


dan daya sebesar 0,5 HP menggerakan mesin bor
dengan kecepatan putar spindel sebesar 1200 rpm.
Jarak antara sumbu poros motor dengan sumbu
spindel sebesar 20 inchi (perkiraan). Tentukan jenis
sabuk “Vee” dan potongan silang beserta panjang
sabuk yang digunakan.
Berdarkan kecepatan putar 1750 rpm dan daya
sebesar 0,5 HP akan diperoleh:
- Diameter luar puli terkecil (pada motor) 2,75
inchi.
- Potongan silang sabuk penggerak “Vee” 1/2” 
5/16” (type A)
Diameter luar puli yang digerakkan ditentukan
oleh kecepatan putar motor penggerak = 1750 rpm,
diameter luar puli penggerak 2,75 inchi dan
kecepatan putar spindel sebesar 1200 rpm. Dari
data didapat diameter luar puli yang digerakan
sebesar 40 inchi
Berdasarkan jumlah kedua buah diameter puli,
akan diperoleh:
- Jarak diantara sumbu poros motor dengan
sumbu spindel sebesar 20,4 inchi. Panjang
sabuk penggerak “Vee” = 52 inchi
2. PULI DAN SABUK PENGGERAK DATAR

Sabuk penggerak datar memindahkan daya atau


putaran berdasarkan gesekan pada jarak
diantara dua sumbu poros maximum = 10 m,
kecepatan maximum = 30 m/det, dan daya
maximum = 50 HP.
Bahan sabuk penggerak datar bermacam-macam,
seperti:
a. Kulit
b. Karet atau tali tenunan
c. Plastik
d. Kain tenunan
Pemilihan bahan sabuk penggerak berdasarkan
besar daya yang dipindahkan dan kondisi kerja.
Penyambungan sabuk penggerak dapat dilakukan
dengan metode:
a. Vulkanisir
b. Renda kawat
c. Jahitan
d. Perekat
e. Jepitan pelat

e
Bentuk ujung sabuk penggerak datar terbagi ke
dalam dua jenis, yaitu:
a. Ujung miring, digunakan pada putaran tinggi
b. Ujung brtingkat, digunakan pada putaran rendah
Puli untuk sabuk penggerak datar terbagi ke
dalam dua jenis, yaitu:
a. Puli datar
b. Puli bertingkat
Penggunaan sabuk penggerak datar secara luas
yaitu seperti:

a. Posisi sumbu sejajar


a. Posisi sumbu menyudut
PULI DAN SABUK PENGGERAK POSITIF
(TIMING BELT)
Putaran atau daya yang dipindahkan berdasarkan
hubungan antara gigi-gigi yang berpasangan pada
puli dan sabuk penggerak positif.
Pada saat berputar, sabuk penggerak akan tertuju
pada salah satu sisi puli. Untuk menentukan
posisi sabuk penggerak positif pada sisi puli,
perhatikan arah putaran dari motor penggerak.
a. Searah jarum jam b. Berlawanan jarum jam
Puli yang digunakan mempunyai “flange” kedua
sisinya. Pemasangan yang terbalik akan
menyebabkan sabuk penggerak positif terlepas
dari puli pada saat beroperasi.
JENIS PENYIMPANGAN PADA PULI DAN
SABUK PENGGERAK

1. Penyimpangan menyudut sumbu poros vertikal.


Penyimpangan terjadi karena salah satu poros
atau kedua poros tidak “level” terhadap alas
sehingga membentuk sudut.
2. Penyimpangan menyudut sumbu poros arah
horisontal.
Penyimpangan diakibatkan karena sumbu kedua
poros tidak sejajar dan membentuk sudut, pada
kondisi tertentu kedua poros “level” terhadap alas.
3. Penyimpangan kesebarisan puli.
Kedua puli tidak sebaris, sehingga akan
mengakibatkan sabuk penggerak terpasang tidak
sesuai pada alur puli, dan sumbu kedua poros
dalam keadaan paralel.
TANDA TERJADINYA PENYIMPANGAN PADA
PULI DAN SABUK PENGGERAK.

Pada saat mesin beroperasi, terjadinya


penyimpangan ditunjukan dengan terpuntirnya
sabuk penggerak pada puli atau terlepasnya
sabuk penggerak dari puli.
Pada saat mesin tidak beroperasi, terjadinya
penyimpangan terlihat dari posisi sabuk yang
terpasang tidak pas pada puli, dan terjadinya
keausan pada “flange” sabuk penggerak positif.
PEMERIKSAAN PENYIMPANGAN PADA PULI
DAN SABUK PENGGERAK.
Penyimpangan sumbu poros arah vertikal dapat
diketahui dengan menggunakan “spirit level” atau
“clinometer”.
Untuk mengetahui penyimpangan kesejajaran
sumbu poros arah horisontal pada poros yang
sudah di “level” digunakan mistar atau batang
pengukur.
PERBAIKAN PENYIMPANGAN PADA PULI
DAN SABUK PENGGERAK.
Untuk memperbaiki penyimpangan sumbu poros
arah vertikal, kaki-kaki dari sistem penggerak
diganjal dengan menggunakan “shim”. Pada
kondisi tertentu landasan sistem penggerak dapat
diturunkan dengan menggerinda atau
mengikisnya.
Penyimpangan kesejajaran sumbu poros arah
horisontal dapat dilakukan dengan cara
menggeser kaki-kaki komponen sistem penggerak.
Puli yang tidak sebaris dapat diperbaiki dengan
jalan menggeser puli tersebut terhadap porosnya
atau menggeser sistem penggerak secara
keseluruhan.
MENGATUR TEGANGAN SABUK PENGGERAK.

Pengaturan tegangan sabuk penggerak akan


mempengaruhi efisiensi pemindahan daya atau
putaran. Gambar dibawah menunjukan perbedaan
diantara tegangan sabuk penggerak yang benar
dan yang salah.
Untuk mengatur tegangan sabuk penggerak yang
sesuai, pengatur tegangan dapat dilakukan
dengan beberapa cara sesuai dengan kondisi
jarak sumbu poros, seperti:

a. Dapat diatur.
b. Tetap.
Pada kondisi ini, pengaturan tegangan dapat
dilakukan dengan menggunakan “idler” yang
sesuai dengan jenis puli yang digunakan.
Besar tegangan sabuk yang diijinkan untuk jenis
sabuk penggerak berbeda-beda. Untuk jenis sabuk
penggerak yang sama, tetapi buatan pabrik yang
berbeda, besar tegangannya akan berbeda juga.
Mintalah selalu daftar rekomendasi dari pabrik
pembuat.
Untuk mendapatkan defleksi yang sesuai, besar
gaya yang diberikan kepada sabuk penggerak
harus sesuai dengan rekomendasi pabrik
petmbuat. Untuk mengetahui besar gaya yang
diberikan digunakan neraca pegas pengukur gaya.
Secara umum, besar defleksi pada sabuk
penggerak “Vee” adalah 1” setiap 64” jarak antara
pusat sumbu poros. Besar defleksi tersebut
berlaku juga untuk sabuk penggerak positif.
Perhatikan gaya yang diperlukan untuk
mendapatkan defleksi tersebut sendiri.
Defleksi pada sabuk penggerak datar harus sesuai
dengan rekomendasi pabrik pembuat. Misalkan
panjang sabuk yang terbuat dari nylon dan bahan
kawat inti : 25” akan dipasang pada regangan 3%.
Regangan akan sesuai pada saat panjang sabuk
25,75” melalui pengaturan jarak sumbu.
Tegangan dari sabuk penggerak harus diperiksa
secara teratur. Keausan yang terjadi pada sabuk
penggerak akan merubah tegangan menjadi lebih
longgar.
Untuk mempermudah pengaturan tegangan dan
menjaga tegangan sabuk penggerak, gunakanlah
baut pengatur tegangan. Apabila memungkinkan
lakukan modifikasi pada sistem penggerak untuk
mempermudah proses pengaturan tegangan.

Anda mungkin juga menyukai