Anda di halaman 1dari 20

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.

1 POROS suatu bagian stasioner yang beputar, elemen mesin yang berbentuk batang dan umumnya berpenampang lingkaran dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear), pulley, flywheel, engkol, sprocket dan elemen pemindah lainnya. Poros bisa menerima beban lenturan, beban tarikan, beban tekan atau beban puntiran yang bekerja sendiri-sendiri atau berupa gabungan satu dengan lainnya.Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari suatu mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran. Peranan utama dalam transmisi seperti itu dipegang oleh poros.

Gambar 1. Poros II.1.1 Macam-macam Poros 1. Poros Transmisi Poros ini mendapat beban puntir murni atau puntir dan lentur. Daya transmisikan kepada poros ini melalui kopling, roda gigi, puli sabuk atau sproket rantai, dll. 2. Spindel

4 Poros Transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin perkakas, dimana beban utamanya berupa puntiran, disebut spindel. Syarat yang harus dipenuhi poros ini adalah deformasinya harus kecil dan bentuk serta ukurannya harus teliti. 3. Poros dukung Poros seperti yang dipasang pada roda-roda kereta barang, gandar, poros motor dimana tidak mendapat beban puntir, bahkan kadang-kadang tidak boleh berputar disebut gandar. Gandar ini hanya mendapat beban lentur kecuali jika digerakkan oleh penggerak mula dimana akan mengalami beban puntir juga. 4. Line shaft Poros ini berhubungan langsung dengan mekanisme yang digerakkan dan berfungsi memindahkan daya dari motor penggerak ke mekanisme tersebut. II.1.2 Hal-hal penting dalam perencanaan poros 1. Kekuatan Poros Suatu poros transmisi dapat mengalami beban puntir atau lentur atau gabungan antara puntir dan lenturseperti telah diutarakan diatas. Juga ada poros yang mendapat beban tarik atau tekan seperti poros baling-baling kapal atau turbin, dll. Kelelahan, tumbukan atau pengaruh konsentrasi tegangan bila diameter poros diperkecil ( poros bertangga ) atau bila poros mempunyai alur pasak, harus diperhatikan. Sebuah poros harus direncanakan hingga cukup kuat untuk menahan beban-beban di atas. 2. Kekakuan Poros Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup tetapi jika lenturan atau defleksi puntirnya terlalu besar akan mengakibatkan ketidak-telitian ( pada mesin perkakas ) atau getaran dan suara ( misalnya pada turbin dan kotak roda gigi ). 3. Putaran Kritis Bila putaran suatu mesin dinaikkan maka pada suatu harga putaran tertentu dapat terjadi getaran yang luar biasa besarnya. Putaran ini disebut putaran kritis.

5 Hal ini dapat terjadi pada turbin, motor torak, motor listrik, dll. Dan dapat mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian-bagian lainnya. Jika mungkin, poros harus direncanakan sedemikian rupa sehingga putaran kerjanya lebih rendah dari putaran kritisnya. 4. Korosi Bahan-bahan tahan korosi ( termasuk plastik ) harus dipilih untuk poros propeler dan pompa bila terjadi kontak dengan fluida yang korosif. Demikian pula dengan poros-poros yang terancam kavitasi dan poros-poros mesin yang sering berhenti lama. Sampai batas-batas tertentu dapat pula dilakukan perlindungan terhadap korosi. 5. Bahan Poros Poros untuk mesin biasanya dibuat dari baja batang yang ditarik dingin dan difinis, baja karbon konstruksi mesin ( disebut bahan S-C ) yang dihasilkan dari ingot yang dikill ( baja yang dioksidasikan dengan ferro silikon dan dicor ; kadar karbon terjamin ) ( JIS G3123 ). II.1.3 Poros dengan beban puntir Berikut ini akan dibahas rencana sebuah poros yang mendapat pembebanan utama berupa torsi, seperti pada poros motor dengan sebuah kopling. Jika diketahui bahwa poros yang akan direncanakan tidak mendapat beban lain kecuali torsi, maka diameter poros tersebut dapat lebih kecil daripada yang dibayangkan. Meskipun demikian, jika diperkirakan akan terjadi pembebanan berupa lenturan, tarikan, atau tekanan, misalnya jika sebuah sabuk, rantai atau roda gigi dipasangkan pada poros motor, maka kemungkinan adanya pembebanan tambahan tersebut perlu diperhitungkan dalam faktor keamanan yang diambil. Berikut inimerupakan diagram untuk merencanakan poros dengan beban puntir

6 I

I.1.4 Poros dengan beban lentur murni Gandar dari kereta tambang dan kereta rel tidak dibebani dengan puntiran melainkan mendapat pembebanan lentur saja. Jika beban pada satu gandar didapatkan sebagai dari berat kendaraan dengan muatan maximum dikurangi berat gandar dan roda, maka besarnya momen lentur M1 ( kg . mm ) yang terjadi pada dudukan roda dapat dihitung.

7 Dalam kenyataan, gandar tidak hanya mendapat beban statis saja melainkan juga beban dinamis. Jika perhitungan d3 dilakukan sekedar untuk mencakup beban dinamis secara sederhana saja , maka dapat diambil faktor keamanan yang lebih besar untuk menentukan Ta. Tetapi dalam perhitungan yang lebih teliti, beban dinamis dalam arah tegak dan mendatar harus ditambahkan pada beban statis. Bagian gandar dimana dipasangkan naf roda disebut dudukan roda. Beban tambahan dalam arah vertikal dan horizontal menimbulkan momen pada dudukan ini. Berikut ini diagram aliran untuk merencanakan poros dengan beban lentur murni :

II.1.5 Poros dengan beban puntir dan lentur

8 Poros pada umumnya meneruskan daya melalui sabuk, roda gigi dan rantai. Dengan demikian poros tersebut mendapat beban puntir dan lentur sehingga pada permukaan poros akan terjadi tegangan geser karena momen puntir T dan tegangan karena momen lentur. Beban yang bekerja pada poros pada umumnya adalah beban berulang. Jika poros tersebut mempunyai roda gigi untuk meneruskan daya besar maka kejutan berat akan terjadi pada saat mulai atau sedang berputar. Berikut ini adalah diagram aliran untuk merencanakan poros dengan beban puntir dan lentur.

Tabel 1. Tegangan Lentur yang Diizinkan Kelompok bahan Lambang bahan FC 15 FC 20 Kekuatan Kekerasan tarik (Brinell) H B B Kg / mm 2 15 140 160 20 160 -180 Tegangan Lentur yang diizinkan a ( Kg / mm 2 ) 7 9

Besi Cor

10 FC 25 FC 30 SC 42 SC 46 SC 49 S25C S35C S45C S 15 CK SNC 21 SNC 22 SNC 1 SNC 2 SNC 3 25 30 42 46 49 45 52 58 50 80 100 75 85 95 18 35 -60 19 -30 64 -90 180 240 190 - 240 140 160 190 123 183 149 207 167 - 229 400 (dicelip dingin dalam minyak) 600 (dicelup dingin dalam air) 212 225 248 302 269 -321 85 70 -100 180 - 260 11 13 12 19 20 21 26 30 3C 35 40 40- 55

Baja Cor Baja karbon untuk konstruksi mesin

Baja paduan dengan pengerasan kulit Baja Chrom nikel Perunggu logam delta Perunggu phospor Perunggu nikel Dammar phenol

35 -40 40 60 40 60 5 10 -20 57 20 33-5 (Sularso,1997:24)

II.1.6 Rumus-rumus Yang Dipakai Bahan poros diplih dari Baja konstruksi mesin, yaitu JIS S45C dengan kekuatan tarik 58 Kg/ Tegangan lentur =

Dimana : M = Momen maksimum pada poros

11 Z = Modulus penampang I = Momen inersia Diameter poros = Dimana : M = Momen maksimum pada poros = Tegangan lentur yang diizinkan (Kg/
)

Faktor keamanan

n = SF (safety faktor) = Dimana : = tegangan lentur yang diizinkan (Kg/ )


)

= tegangan lentur maksimum pada poros (Kg/

II.2 BANTALAN Istilah bantalan kontak bergulir ( rolling contact bearing ) bantalan anti gesekan ( anti friction bearing ) dan bantalan bergelinding ( rolling bearing ) semuanya dipakai untuk menjelaskan kelas bantalan di mana beban utama dialihkan melalui elemen pada titik untuk menjelaskan kelas bantalan dimana beban utama dialihkan melalui elemen pada titik kontak yang mengelinding, jadi bukan persinggungan yang meluncur. Pada suatu bantalan rol gesekan awal kira-kira dua kali gesekan setelah berputar, walaupun gesekan ini masih dapat diabaikan dibandingkan dengan gesekan awal pada bantalan luncur. Beban, kecepatan, dan viskositas kerja dari bahan pelumas jelas mempengaruhi sifat gesekan dari bantalan rol. Mungkin adalah salah untuk menyatakan suatu bantalan rol sebagai anti gesekan, tetapi istilah ini dipakai secara umum oleh industri.

12

II.2.1 Jenis Bantalan Bantalan dibuat untuk menerima beban radial murni, beban aksial murni, atau gabungan kedua-duanya. Tatanama dari bantalan peluru digambarkan dalam gambar 1 dibawah ini. Yang menunjukkan bagian keempat bagian utama dari suatu bantalan. Yaitu cincin luar, cincin dalam, elemen peluru atau rol, dan pemisah.

Gambar 2. Tata nama dari suatu bantalan peluru Beberapa jenis bantalan yang distandarisasikan yang dibuat terlihat pada gambar 2 dibawah ini. Bantalan satu baris, beralur dalam, akan menerima beban radial dan sebagian beban aksial. Peluru-peluru dimasukkan kedalam alur dengan mengeserkan cincin dalam ke posisi eksentris. Peluru-peluru dipisahkan setelah pembebanan dan alat pemisah kemudian dipasangkan.

Gambar 3. Berbagai jenis bantalan peluru Penggunaan takikan pengisi ( gambar 2 ) pada cincin dalam dan cincin luar memungkinkan jumlah peluru yang lebih banyak untuk dimasukkan, jadi meningkatkan kapasitas beban. Bantalan berkontak sudut menyediakan kapasitas

13 beban aksial yang lebih besar. Beberapa bantalan dibuat dengan segel pada salah satu sisi atau pada kedua sisinya. Bila segel pada kedua sisinya, bantalan dilumasi di pabrik. Bantalan satu baris akan menahan sejumlah kecil ketidaklurusan atau lendutan poros, tetapi kalau hal ini terlalu besar, bantalan yang berpenyesuaian sendiri dapat dipakai. Bantalan peluncur aksial searah dibuat dalam berbagai jenis dan ukuran. Beberapa dari berbagai bantalan rol standar yang tersedia digambarkan pada gambar 3. bantalan rol lurus akan menerima beban yang lebih besar dari bantalan peluru dari ukuran yang sama karena mempunyai bidang kontak yang lebih besar. Begitupun bantalan ini mempunyai kerugian karena memerlukan geometri alur luncur dan roller yang hampir sempurna. Suatu ketidak lurusan yang kecil saja akan menyebabkan roller tersebut menjadi miring dan keluar dari garisnya.

Gambar 4. Jenis-jenis bantalan rol: (a) rol lurus, (b) rol aksial berbentuk bola, (c) rol aksial kerucut, (d) jarum, (e) rol kerucut, (f) rol kerucut bersudut curam. Bantalan rol aksial berbentuk bola sangat berguna bila beban dan ketidaklurusan yang terjadi besar. Elemen yang berbentuk bola mempunyai keuntungan karena bertambahnya luas bidang kontak sewaktu beban bertambah besar. Bantalan jarum sangat berguna untuk ruangan dimana arah radial terbatas. Bantalan ini mempuyai kapasitas beban yang tinggi bila pemisah dipakai, walaupun mungkin juga didapat tanpa alat pemisah. Bantalan ini ada yang dilengkapi dengan alur pacu dan tanpa alur pacu. Bantalan rol kerucut menggabungkan keuntungan dari bantalan peluru dan bantalan rol lurus, karena bantalan ini dapat menerima beban radial atau aksial dari setiap kombinasi kedua-duanya dan sebagai tambahan, bantalan ini mempunyai kapasitas penerimaan beban yang tinggi dari bantalan rol lurus.

14

II.2.2 Umur Bantalan Umur ( life ) dari suatu bantalan tersendiri dinyatakan sebagai jumlah putaran total atau jumlah jampada suatu kecepatan putar tertentu, dari operasi bantalan diperlukan untuk mengembangkan kriteria kegagalan. Dibawah kondisi ideal kegagalan lelah akan berupa penghancuran permukaan yang menerima beban. Standar The Anti-Friction Bearing Manufactures Association ( AFBMA ) menyatakan bahwa kriteria kegagalan adalah suatu bukti awal dari kelelahan. Begitupun, perlu dicatat, bahwa umur yang berguna ( useful life ) sering dipakai sebagai definisi dari umur lelah. Kriteria kegagalan yang dipakai oleh Laboratorium Timken Company adalah kehancuran atau penyompelan suatu permukaan seluas 0,01 in2. walaupun timken mengamati bahwa umur yang berguna mungkin bisa lebih dari titik ini. Umur penilaian ( rating life ) adalah istilah yang diawasi oleh AFBMA dan dipakai oleh kebanyakan pabrik pembuat bantalan. Umur penilaian dari suatu kelompok bantalan peluru atau rol yang hampir identik dinyatakan sebagai jumlah putaran atau jam pada suatu kecepatan putar yang konstan tertentu, dimana 90 % dari kelompok bantalan akan tahan atau dapat melampauinya sebelum kriteria kegagalan tersebut terjadi. Istilah umur minimum (minimum life) dan umur L10 (L10 life ) juga dipakai untuk menjelaskan umur penilaian. Umur rata-rata (average life) dan umur menengah (median life) keduaduanya cukup banyak dipakai dalam mendiskusikan umur bantalan. Bila kelompok yang terdiri dari sejumlah besar bantalan di uji terhadap kegagalan, umur menengah dari kelompok itu adalah harga rata-ratanya. Jadi, istilah ini sebenarnya dinyatakan untuk umur menengah rata-rata (average median life).

II.2.3 Beban Bantalan AFBMA telah menyusun suatu standar penilaian beban untuk bantalan dimana kecepatan tidak dipertimbangkan. Penilaian ini disebut penilaian beban dasar (basic load rating). Penilaian dasar beban C didefinisikan sebagai beban

15 radial yang konstan terhadap mana sekelompok bantalan yang hampir mirip (identical) dapat bertahan untuk suatu umur penilaian sebesar satu juta putaran dari cincin dalam (dengan beban dan cincin luar yang diam). Umur penilaian sebesar satu juta putaran adalah suatu harga dasar yang dipilih untuk memudahkan dalam perhitungan. Beban penilaian yang berkaitan adalah sedemikian tinggi sehingga deformasi plastik akan terjadi pada permukaan-permukaan yang bersinggungan dalam pemakaiannya yang sebenarnya. Akibatnya, penilaian beban dasar sepenuhnya adalah suatu angka referensi beban yang sebesar itu mungkin tak akan pernah dipakai. Nama yang lain yang banyak dipakai untuk penilaian beban dasar adalah penilaian beban dinamis (dynamic load rating), kapasitas dinamis dasar (basic dynamic capacity), dan kapasitas dinamis tertentu (specific dynamic capacity). II.2.4 Pemilihan bantalan peluru dan bantalan rol lurus Bantalan-bantalan peluru biasanya beroperasi dengan sedikit kombinasi dari beban radial dan aksial. Karena penilaian pada katalog didasarkan hanya pada beban radial, maka lebih memudahkan untuk menetapkan suatu beban radial ekivalen Fe (equivalent radial load) yang akan mempunyai pengaruh yang sama pada umur bantalan sebagaimana pada beban yang bekerja. Rancangan dasar AFBMA digambarkan pada gambar 4 dibawah ini. Bantalan dinyatakan dengan suatu nomor berdigit dua yang disebut kode deret dimensi ( dimension series code ). Angka pertama didalam kode tersebut adalah dari deret lebar ( width series ) 0, 1, 2, 3, 4, 5 dan 6. Angka kedua adalah dari deret diameter ( diameter series ) ( diameter luar ) 8, 9, 0, 1, 2, 3 dan 4. gambar 4 menunjukkan rangkaian dari bantalan yang mungkin didapat dengan suatu diameter dalam tertentu.

16 Gambar 5. Rancangan dasar AFBMA untuk kondisi batas. Ini berlaku untuk bantalan peluru, bantalan rol lurus, dan bantalan rol seperti bola. II.2.5 Pemilihan bantalan rol kerucut Tatanama untuk bantalan rol kerucut dalam beberapa hal berbeda dari bantalan peluru dan bantalan rol lurus. Cincin dalam disebut kerucut (cone) dan cincin luar disebut sangkup (cup), seperti yang terlihat pada gambar 5. Juga dapat dilihat bahwa suatu bantalan rol kerucut adalah dapat dipisahkan yaitu bahwa sangkup dapat dilepas dari kesatuan kerucut dan rol. Suatu bantalan rol kerucut dapat membawa kedua beban radial atau setiapkombinasi dari keduanya. Begitupun, bahkan bila suatu beban aksial luar tidak ada, beban radial akan menyebabkan suatu reaksi aksial di dalam bantalan karena kemiringan kerucut tersebut. Untuk menghibdarkan terpisahnya alur pacu dan rol, gaya aksial ini harus ditahan oleh suatu gaya yang sama dan berlawanan arah. Salah satu cara untuk menimbulkan gaya ini adalah dengan selalu memakai paling tidak dua bantalan rol kerucut pada sebuah poros. Ini dapat dipasang dengan punggung yang saling berhadapan, disebut pemasangan tak langsung (indirect mounting) atau dengan muka yang saling berhadapan disebut pemasangan langsung (direct mounting)

Gambar 6. Tata nama dari bantalan rol kerucut. Titik G adalah pusat beban efektif. Pakailah titik ini untuk menghitung beban radial bantalan. Kelebihan Bantalan Luncur: 1. Mampu menumpu poros berputaran tinggi dengan beban besar. 2. Konstruksinya sederhana dan dapat dibuat serta dipasang dengan mudah. 3. Dapat meredam tumbukan dan getaran sehingga hampir tidak bersuara. 4. Tidak memerlukan ketelitian tinggi sehingga harganya lebih murah.

17 Kekurangan Bantalan Luncur: 1. Gesekan besar pada awal putaran. 2. Memerlukan momen awal yang besar. 3. Pelumasannya tidak begitu sederhana. 4. panas yang timbul dari gesekan besar sehingga memerlukan pendinginan khusus. II.2.6 Bantalan gelinding Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar dengan bagian yang diam melalui elemen gelinding seperti bola (peluru), rol atau rol jarum, dan rol bulat. Bantalan gelinding mempunyai keuntungan dari gesekan gelinding yang sangat kecil dibandingkan dengan bantalan luncur. Elemen gelinding seperti bola atau rol dipasang antara cincin luar dan dalam. Dengan memutar salah satu cincin tersebut, bola atau rol akan melakukan gerakan gelinding sehingga gesekan akan jauh lebih kecil. Untuk bola atau rol, ketelitian tinggi dengan bentuk dan ukurannya merupakan suatu keharusan. Karena luas bidang kontak antara bola dan rol dengan cincin sangat kecil, maka besarnya beban yang dipakai harus memiliki ketahanan dan kekerasan yang sangat tinggi. Kelakuan Bantalan Gelinding : 1. Membawa beban aksial Bantalan radial mempunyai sudut kontak yang besar antara elemen dan cincinnya, dapat menerima sedikit beban aksial. Bantalan bola macam alur dalam, bantalan bola kontak sudut, dan bantalan rol kerucut merupakan bantalan yang dibebani gaya aksial kecil. 2. Kelakuan terhadap putaran Diameter d (mm) dikalikan dengan putaran permenit n (rpm) disebut harga d.n. Harga ini untuk suatu bantalan yang mempunyai bantalan empiris, yang besarnya tergantung pada macamnya dan cara pelumasannya. 3. Kelakuan gesekan

18 Bantalan bola dan bantalan rol silinder mempunyai gesekan yang relatif kecil dibandingkan dengan bantalan yang lainnya. Untuk alat-alat ukur, gesekan bantalan merupakan penentuan ketelitiannya. 4. Kelakuan dalam bunyi dan getaran. Hal ini dipengaruhi oleh kebulatan bola dan rol, kebulatan cincin, kekerasan elemen-elemen tersebut, keadaan sangkarnya, dan kelas mutunya. Faktor lain yang mempengaruhi adalah ketelitian pemasangan, konstruksi mesin (yang memakai bantalan tersebut), dan kelonggaran dalam bantalan. Kelebihan: 1. Keausan dan panas yang ditimbulkan berkurang 2. Gesekan yang terjadi relatif konstan 3. Pemakaian pelumas minimum 4. Ukuran lebarnya kecil 5. Mudah penggantiannya 6. Ukurannya sudah distandarisasikan sehingga mudah mendapatkan dimana saja Kekurangan: 1. Untuk beban kejut (getaran karena ketidakseimbangan komponen mesin) bearing lebih cepat rusak 2. Lebih sensitive terhadap debu dan kelembaban 3. Lebih mahal

Gambar 7. Arah pembebanan bantalan II.2.6 Bantalan aksial

19

Gambar 8. Bantalan aksial bersepatu tetap. Gambar 6 di atas menunjukkan bantalan aksial bersepatu tetap yang secara mendasar terdiri dari suatu bagian yang bergerak meluncur atas suatu sepatu yang diam. Pelumas dimasukkan ke dalam alur radial dan dipompakan ke dalam ruangan berbentuk baji oleh gerakan dari bagian yang berputar tadi. Pelumasan lapisan oli penuh atau hidrodinamis didapat kalau kecepatan dari bagian yang bergerak adalah kontinu dan cukup tinggi, kalau pelumas mempunyai viskositas yang tepat dan kalau pelumas ini diberikan dalam jumlah yang cukup. Perlu kita catat bahwa bantalan sering di buat dengan flens, seperti terlihat dalam gambar 7 dibawah ini.

Gambar 9. Bantalan luncur berflens menerima beban radial dan aksial. Flens tersebut akan menempatkan bantalan pada rumahnya secara tepat dan juga menampung sebagian beban aksial. Begitupun, walaupun di beri alur dan mempunyai pelumas yang cukup, susunan seperti ini bukanlah bantalan aksial berpelumasan hidrodinamis.

20 Penyebab-penyebab kerusakan pada bearing: 1. Kesalahan bahan o faktor produsen: yaitu retaknya bantalan setelah produksi baik retak halus maupun berat, kesalahan toleransi, kesalahan celah bantalan. o faktor konsumen: yaitu kurangnya pengetahuan tentang karakteristik pada bearing. 2. Penggunaan bearing melewati batas waktu penggunaannya (tidak sesuai dengan petunjuk buku fabrikasi pembuatan bearing). 3. Pemilihan jenis bearing dan pelumasannya yang tidak sesuai dengan buku petunjuk dan keadaan lapangan (real). 4. Pemasangan bearing pada poros yang tidak hati-hati dan tidak sesuai standart yang ditentukan. Kesalahan pada saat pemasangan, diantaranya: o Pemasangan yang terlalu longgar, akibatnya cincin dalam atau cincin luar yang berputar yang menimbulkan gesekan dengan housing/poros. o Pemasangan yang terlalu erat, akibatnya ventilasi atau celah yang kurang sehingga pada saat berputar suhu bantalan akan cepat meningkat dan terjadi konsentrasi tegangan yang lebih. o Terjadi pembenjolan pada jalur jalan atau pada roll sehingga bantalan saat berputar akan tersendat-sendat. 5. Terjadi misalignment, dimana kedudukan poros pompa dan penggeraknya tidak lurus, bearing akan mengalami vibrasi tinggi. Pemasangan yang tidak sejajar tersebut akan menimbulkan guncangan pada saat berputar yang dapat merusak bearing. Kemiringan dalam pemasangan bearing juga menjadi faktor kerusakan bearing, karena bearing tidak menumpu poros dengan tidak baik, sehingga timbul getaran yang dapat merusak komponen tersebut. 6. Karena terjadi unbalance (tidak imbang), seperti pada impeller, dimana bagianbagian pada impeller tersebut tidak balance (salah satu titik bagian impeller

21 memiliki berat yang tidak seimbang). Sehingga ketika berputar, mengakibatkan putaran mengalami perubahan gaya disalah satu titik putaran (lebih terasa ketika putaran tinggi), sehingga berpengaruh pula pada putaran bearing pada poros. Unbalance bisa terjadi pula pada poros, dan pengaruhnya pun sama, yaitu bisa membuat vibrasi yang tinggi dan merusak komponen. 7. Bearing kurang minyak pelumasan, karena bocor atau minyak pelumas terkontaminasi benda asing dari bocoran seal gland yang mempengaruhi daya pelumasan pada minyak tersebut. b. Rumus-rumus Yang Dipakai Kapasitas nominal dinamis (C) Kapasitas nominal statis (CO) Diameter lubang Diameter (D) dihitung dengan rumus: : 1000 kg : 635 kg : 20 mm : 47 mm

Dari data yang diperoleh diatas, maka beban radial yang diderita bantalan dapat

Ft =
Dimana: Ft = beban radial pada bantalan P = daya yang bekerja pada poros (75 kw) V = kecepatan keliling (rad/det) Untuk mengetahui besarnya kecepatan keliling, dapat digunakan rumus :

V=
Karena poros ini menggunakan dua buah bantalan, maka: Fr = Dimana: Fr = beban radial pada suatu bantalan Ft = beban radial total.

22 Dengan mengetahui beban radial suatu bantalan maka beban ekuivalen dinamis dapat dicari dengan rumus: Pr = X x V1 x Fr + YX x Fa Dimana: X = Faktor beban radial = 0,56 V1 = Pembebanan cincin dalam yang berputar = 1 Fa = beban aksial Maka: Pr = X x V1 x Fr

Anda mungkin juga menyukai