Anda di halaman 1dari 6

3.3.

Definisi Poros

Poros adalah suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya


berpenampang bulat dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi
(gear), pulley, flywheel, engkol, sprocket dan elemen pemindah lainnya.
Poros bisa menerima beban lenturan, beban tarikan, beban tekan atau beban
puntiran yang bekerja sendiri-sendiri atau berupa gabungan satu dengan
lainnya. (JosepEdward Shigley, 1983).

Poros dalam sebuah mesin berfungsi untuk meneruskan tenaga bersama-


sama dengan putaran. Setiap elemen mesin yang berputar, seperti cakaran tali,
puli sabuk mesin, piringan kabel, tromol kabel, roda jalan dan roda gigi.
Dipasang berputar terhadap poros dukung yang tetap atau dipasang tetap
pada poros dukung yang berputar. Contohnya sebuah poros dukung yang
berputar, yaitu poros roda keran dan gerobak.

3.4. Jenis-jenis Poros

1. Berdasarkan Jenis Pembebanannya


a. Poros transmisi

Poros transmisi berfungsi untuk memindahkan tenaga mekanik


salah satu elemen mesin ke elemen mesin yang lain. Poros transmisi
mendapatkan beban puntir murni atau puntir dan lentur yang akan
meneruskan daya ke poros melalui kopling, roda gigi, puli sabuk,
sprocket rantai dan lain-lain. Poros ini memindahkan tenaga antara
sumber dan mesin yang menyerap tenaga.

Gambar 1. Poros Transmisi Untuk Roda Gigi


b. Spindle

Poros transmisi yang relative pendek, seperti poros utama mesin


perkakas, dimana beban utamanya berupa puntiran disebut spindle.
Syarat yang harus dipenuhi poros ini adalah deformasinya harus kecil
dan bentuk serta ukurannya harus teliti.

Gambar 2. Spindle Penggerak pada Bench Lathe

c. Gandar

Gandar merupakan poros yang tidak mendapatkan beban puntir,


fungsinya hanya sebagai penahan beban, biasanya tidak berputar.
Contohnya seperti yang dipasang pada roda-roda kereta barang, atau
pada as truk bagian depan.

Gandar

Gambar 3. Poros Gandar


2. Berdasarkan Bentuknya
a. Poros Lurus

Gambar 4. Poros Lurus

b. Poros Engkol

Poros engkol merupakan bagian dari mesin yang dipakai untuk


merubah gerakan naik turun dari torak menjadi gerakan berputar.
Poros engkol yang kecil sampai yang sedang biasanya dibuat dari satu
bahan yang ditempa kemudian dibubut, sedangkan yang besar-besar
dibuat dari beberapa bagian yang disambung-sambung dengan cara
pengingsutan.

Gambar 5. Perubahan Gerakan pada Poros Engkol

3.5.Gaya Dan Beban Yang Bekerja Pada Poros

Didalam poros terdapat beberapa gaya antara lain : gaya dalam beratnya
(W) yang selalu berpusat pada titik gravitasinya. Gaya (F) merupaka gaya luar
arahnya dapat sejajar dengan permukaan benda ataupun membentuk sudut α
dengan permukaan benda. Gaya (f) dapat menimbulkan tegangan pada poros,
karena tegangan dapat timbul pada benda yang mengalami gaya-gaya. Gaya
yang timbul pada benda dapat berasal dari gaya dalam akibat berat benda
sendiri atau gaya luar yang mengenai benda tersebut. Baik gaya dalam
maupun gaya luar akan menimbulkan berbagai macam tegagan pada
konstruksi tersebut.

Dalam poros terdapat beberapa beban diantaranya :

1. Poros dengan beban puntir

Daya dan perputaran, momen puntir yang akan dipindahkan oleh


poros ditentukan dengan mengetahui garis tengah pada poros. Apabila
gaya keliling (F) pada sepanjang lingkaran dengan jari-jari (r) menempuh
jarak melalui sudut titik tengah α (dalam radial), maka jarak ini adalah (r),
dan kerja yang dilakukan adalah (F).

2. Poros dengan beban lentur murni

Poros dengan beban lentur murni biasanya terjadi pada gandar dari
kereta tambang dan lengan robot yang tidak dibebani dengan puntiran,
melainkan diasumsikan mendapat pembebanan lentur saja. Meskipun pada
kenyataanya gandar ini tidak hanya mendapat beban statis, tetapi juga
mendapat beban dinamis.

3. Poros dengan beban puntir dan lentur

Poros dengan beban puntir dan lentur dapat terjadi pada puli atau
roda gigi pada mesin untuk meneruskan daya melalui sabuk, atau rantai.
Dengan demikian poros tersebut mendapat beban puntir dan lentur akibat
adanya beban. Beban yang bekerja pada poros umumnya adalah beban
berulang. Jika poros tersebut mempunyai roda gigi untuk meneruskan daya
besar, maka kejutan berat akan terjadi pada saat mulai atau sedang
berputar. Selain itu beban puntir dan lentur juga terjadi pada lengan arbor
mesin frais, terutama pada saat pemakanan.
3.6. Perencanaan

Hal-hal penting dalam perencanaan poros sebagai berikut ini perlu


diperhatikan :

3. Kekuatan poros

Poros transmisi akan menerima beban puntir (twisting moment),


beban lentur (bending moment) ataupun gabungan antara beban puntir dan
lentur. Didalam perancangan poros perlu memperhatikan beberapa factor,
misalnya : kelelahan, tumbukan dan pengaruh konsentrasi tegangan bila
menggunakan poros bertangga ataupun penggunaan alur pasak pada poros
tersebut. Poros yang dirancang tersebut harus cukup aman untuk menahan
beban-beban tersebut.

4. Kekakuan poros

Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup aman


dalam menahan pembebanan tetapi adanya lenturan atau defleksi yang
terlalu besar akan mengakibatkan ketidaktelitian (pada mesin perkakas),
getaran mesin (vibration) dan suara (noise). Oleh karena itu disamping
memperhatikan kekuatan poros, kekakuan poros juga harus diperhatikan
dan disesuaikan dengan jenis mesin yang akan ditransmisikan dayanya
dengan poros tersebut.

5. Putaran kritis

Bila putaran mesin dinaikan maka akan menimbulkan getaran


(vibration) pada mesin tersebut. Batas antara putaran mesin yang
mempunyai jumlah putaran normal dengan putaran mesin yang
menimbulkan getaran yang tinggi disebut putaran kritis. Hal ini dapat
terjadi pada turbin, motor bakar, motor listrik, dll. Selain itu, timbulnya
getaran yang tinggi dapat mengakibatkan kerusakan pada poros dan
bagian-bagian lainnya. Jadi dalam perancangan poros perlu
mempertimbangkan putaran kerja dari poros tersebut agar lebih rendah
dari putaran kritisnya,

6. Korosi

Apabila terjadi kontak langsung antara poros dengan fluida korosif


maka dapat mengakibatkan korosi pada poros tersebut, misalnya propeller
shaft pada pompa air. Oleh karena itu pemilihan bahan-bahan poros
(plastik) dari bahan yang tahan korosi perlu mendapat prioritas utama.
7. Material poros

Poros untuk mesin umum biasanaya dibuat dari baja batang yang
ditarik dingin dan defines, baja karbon konstruksi mesin (disebut bahan S-
C) yang dihasilkan dari ingot yang di”kill” (baja yang dideoksidasikan
dengan ferrosilicon dan dicor; kadar karbon terjamin), (JIS G3123 Tabel 1)
meskipun demikian, bahan ini kelurusannya agak kurang tetap dan dapat
mengurangi deformasi karena tegangan yang kurang seimbang misalnya
bila diberi alur pasak, karena ada tegangan sisa di dalam terasnya. Tetapi
penarikan dingin membuat permukaan poros menjadi keras
dankekuatannya bertambah besar. Harga – harga yang terdapat dalam
table diperoleh dari batang percobbaan dengan diameter 25 mm ; dalam hal
ini harus diingat bahwa untuk poros yang diameternya jauh lebih besar
fdari 25 mm, harga – harga akan lebih rendah dari pada yang ada dalam
tabel karena adanya pengaruh masa.

Poros – poros yang dipakai untuk meneruskan putaran tinggi dan


beban berat umumnya dibuat dari baja paduan dengan pengerasn kulit
yang sangat tahan terhadap keausan. Beberapa diantaranya adalah baja
khrom nikel, baja khrom nikel molibden, baja khrom, baja khrom
molibden, dll. (G4102, G4103, G4104, G4105 dalam Tabel 2). Sekalipun
demikian pemakaian baja paduan khusus tidak dianjurkan jika alasannya
hanya putaran tinggi dan beban berat. Dalam hal demikian perlu
dipertimbangkan penggunaan baja karbon yang diberi perlakuan panas
secara tepat untuk memperoleh kekuatan yang diperlukan. Baja empa
(G3201, ditempa dari ingot.

8. Standard diameter poros transmisi


 25 s/d 60 mm dengan kenaikan 5 mm
 60 s/d 110 mm dengan kenaikan 10 mm
 110 s/d 140 mm dengan kenaikan 15 mm
 140 s/d 500 mm dengan kenaikan 20 mm

Anda mungkin juga menyukai