Anda di halaman 1dari 11

PERENCANAAN POROS, MACAM POROS, SERTA FUNGSI

A. TINJAUAN UMUM

Gandar (berputar atau diam) atau poros adalah untuk menopang bagian mesin
yang diam, berayun atau berputar, tetapi tidak menderita momen putar dan
denga demikian tegangan utamanya adalah tekukan (bending). Gandar pendek
juga disebut sebagai baut. Bagian yang berputar dalam bantalan dari gandar
(dan poros) disebut tap.
Poros (keseluruhannya berputar) adalah untuk mendukung suatu momen putar
dan mendapat tegangan puntir dan tekuk.
Menurut arah memanjangnya (longitudinal) maka dibedakan poros yang
bengkok (poros engkol) terhadap poros lurus biasa, sebagai poros pejal atau
poros berlubang, keseluruhannya rata atau dibuat mengecil. Menurut
penampang melintangnya disebutkan sebagai poros bulat dan poros profil
(contohnya dengan profil alur banyak dan profil – K). Disamping itu dikenal
juga poros engsel, poros teleskop, poros lentur, dan lain-lain.
Persyaratan khusus terhadap design dan pembuatan adalah sambunagn dari
poros dan naf serta poros dengan poros.
Pembuatan poros sampai diameter 150 mmadalah dari baja bulat (St 42, St 50,
St 70 dan baja campuran) yang diputar atau ditarik.Dari lebih tebal ditempa
menjadi jauh lebih kecil. Poros beralur diakhiri dengan penggosokan, dalam
hal dikehendaki bulatan yang tepat. Tempat bantalan dan peralihan menurut
persyaratan diputar halus digosok, dipoles, dicetak dan pada pengaretan tinggi
kemudian dikeraskan.
Pemilihan bahan poros selain diarahkan menurut beban yang dikenakan dan
kekakuan bentuk yang diperlukan juga menurut kondisi pemasangannya,
contohnya pada poros rituel yang bahannya dipilih setelah untuk roda giginya.
Pada bantalan luncur maka keausan dan sifat putaran darurat memegang
perangkat, tetapi pemuaian dan nilai pukulan takikan menurun (kepekaan
takikan lebih tinggi).
Design pada poros diarahkan menurut bagian tetap yang mana poros atau
gandar dihubungkan (bantalan, sil dan naf dari piringan atau roda yang
dipasang). Sebagai gambaran maka tempat sambungan yang dibuat dengan
benar yang peralihannya dibuatkan dengan baik, yaitu umumnya pada
perlemahan dari berbagai pengaruh takikan.
Yang perlu diperhatikan dalam perancangan poros ini diantaranya :
Gandar diam dapat ditahan jauh lebih ringan daripada poros yang
berputar yang diputar.
Poros dari baja kekuatan tinggi tidak sekaku seperti dari St.42 yang
semacam itu (modulus E sama), hanya kekuatan tekuk berubah-
ubah atau kekuatan torsi berubah-ubah yang lebih besar, kalau
pengaruh takikan yang tajam dihindarkan.
Poros berlubang denagn d1 = 0,5d beratnya hanya 75%, tetapi tahanan
momennya 94% dari poros pejal.
Poros berputar yang kencang berlubang kencang memerlukan
kekuatan yang baik, bantalan yang kaku dan pembentukan yang
kaku.
Panjang konstruksi dari mesin seringkali sangat tergantung pada
panjang dari tap bantalan, naf dan sil.

Pengamanan Poros dan gandar terhadap peggeseran memanjang diperoleh


melalui peralihan poros pada tempat bantalan atau cincin pengaman.
Pengaman memanjang dari bantalan, naf, dan piringan dapat diperoleh seperti
melalui pemutaran satu sisi, melalui mur poros atau cincin pengaman, kadang-
kadang bentuk sambungan tidak meminta pengamanan memanjang (dudukan
pres dan sebagainya).
Dalam penjelasan selanjutnya akan kami jabarkan secara jelas, diantaranya :
Fungsi Poros
Poros dalam sebuah mesin berfungsi untuk meneruskan tenaga bersama-
sama dengan putaran. Setiap elemen mesin yang berputar, seperti cakara
tali, puli sabuk mesin, piringan kabel, tromol kabel, roda jalan dan roda
gigi, dipasang berputar terhadap poros dukung yang tetap atau dipasang
tetap pada poros dukung yang berputar. Contohnya sebuah poros dukung
yang berputar , yaitu poros roda keran berputar gerobak.
Untuk merencanakan sebuah poros, maka perlu diperhatikan hal-hal
sebagai berikut.
Kekuatan poros
Pada poros transmisi misalnya dapat mengalami beban puntir atau
lentur atau gabungan antara puntir dan lentur. Juga ada poros
yangmendapatkan beban tarik atau tekan, seperti poros baling-baling
kapal atau turbin.
Kelelahan tumbukan atau pengaruh konsentrasi tegangan bila diameter
poros diperkecil (poros bertangga) atau bila poros mempunyai alur
pasak harus diperhatikan. Jadi, sebuah poros harus direncanakan cukup
kuat untuk menahan beban-beban yang terjadi.
Kekakuan poros
Walaupun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup, tetapi jika
lenturan dan defleksi puntirannya terlalu besar, maka hal ini akan
mengakibatkan ketidaktelitian (pada mesin perkakas) atau getaran dan
suara (misalnya pada turbin dan kotak roda gigi).
Putaran kritis
Putaran kritis terjadi jika putaran mesin dinaikkan pada suatu harga
putaran tertentu sehingga dapat terjadi getaran yang terlalu besar. Hal
ini dapat mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian-bagian yang
lainnya. Untuk itu, maka poros harus direncanakan sedemikian rupa
sehingga putaran kerjanya lebih rendah dari putaran kritis.
Korosi
Bahan-bahan tahan korosi harus dipilih untuk poros propeller dan
pompa bila terjadi kontak dengan fluida yang korosif. Demikian pula
untuk poros-poros yang terancam kavitas dan poros mesin yang sering
berhenti lama.
Bahan poros
Bahan untuk poros mesin umum biasanya terbuat dari baja karbon
konstruksi mesin, sedangkan untuk pembuatan poros yang dipakai
untuk meneruskan putaran tinggi dan beban berat umumnya dibuat
dari baja paduan dengan pengerasan kulit yang sangat tahan terhadap
keausan. Beberapa diantaranya adalah baja khrom nikel, baja khrom,
dan baja khrom molybdenum.
Macam – Macam Poros
Poros sebagai penerus daya diklasifikasikan menurut pembebanannya
sebagai berikut:
1. Poros transmisi
Poros transmisi atau poros perpindahan mendapat beban puntir murni
atau puntir dan lentur. Dalam hal ini mendukung elemen mesin hanya
suatu cara, bukan tujuan. Jadi, poros ini berfungsi untuk memindahkan
tenaga mekanik salah satu elemen mesin ke elemen mesin yang lain.
Dalam hal ini elemen mesin menjadi terpuntir (berputar) dan
dibengkokkan. Daya ditransmisikan kepada poros ini melalui kopling,
roda gigi, puli sabuk atau sproket rantai, dan lain-lain.
Spindle
Poros tranmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin
perkakas, dimana beban utamanya berupa puntiran, disebut spindle.
Syarat yang harus dipenuhi poros ini adalah deformasinya yang harus
kecil, dan bentuk serta ukuranya harus teliti.
Gandar
Gandar adalah poros yang tidak mendapatkan beban puntir,bahkan
kadang-kadang tidak boleh berputar. Contohnya seperti yang dipasang
diantara roda-roda kereta barang.
Jenis – Jenis Bantalan
Untuk menumpu poros berbeban, maka digunakan bantalan, sehingga
putaran atau gerakan bolak-balik dapat berlangsung secara halus dan tahan
lama. Posisi bantalan harus kuat, hal ini agar elemen mesin dan poros
bekerja dengan baik.
Berdasarkan gerakan bantalan terhadap poros, maka bantalan dibedakan
menjadi dua hal berikut :
Bantalan luncur, dimana terjadi gerakan luncur antara poros dan bantalan
karena permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan
lapisan pelumas.

Bantalan gelinding, dimana terjadi gesekan gelinding antara bagian yang


berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti rol atau
jarum.
Berdasarkan arah beban terhadap poros, maka bantalan dibedakan
menjadi tiga hal berikut :
Bantalan radial, dimana arah beban yang ditumpu bantalan tegaklurus
dengan poros.
Bantalan aksial, dimana arah beban bantala ini sejajar dengan sumbu
poros.
Bantalan gelinding khusus, dimana bantalan ini menumpu beban yang
arahnya sejajar dan tegak lurus sumbu poros.
Berikut ini akan kami jabarkan dari berbagai jenis bantalan diatas
sebagai berikut :
Bantalan Luncur
Menurut bentuk dan letak bagian poros yang ditumpu bantalan. Salah
satunya adalah bantalan luncur.
Adapun macam – macam bantalan luncur adalah sebagai berikut:
Bantalan radial, dapat berbentuk silinder, elips, dan lain-lain.
Bantalan aksial, dapat berbentuk engsel kerah Michel, dan lain-lain.
Bantalan khusus, bantalan ini lebih ke bentuk bola.
Bahan untuk bantalan luncur harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
Mempunyai kekuatan cukup.
Dapat menyesuaikan diri terhadap lenturan poros yang tidak terlalu
besar.
Mempunyai sifat anti las.
Sangat tahan karat.
Dapat membenamkan debu yang terbenam dalam bantalan.
Ditinjau dari segi ekonomi.
Tidak terlalu terpengaruh oleh temperatur.
Bantalan Aksial
Bantalan aksial digunakan untuk menahan gaya aksial. Adapun
macamnya, yaitu bantalan telapak dan bantalan kerah. Pada bantalan
telapak, tekanan yang diberikan oleh bidang telapak poros kepada
bidang bantalan semakin besar untuk titik yang semakin dekat dengan
pusat.

Bantalan Gelinding
Keuntungan dari bantalan ini mempunyai gesekan yang sangat kecil
dibandingkan dengan bantalan luncur. Macam – macam bantalan
gelinding diantaranya: Pertama. Bantalan bola radial alur dalam baris
tunggal. Kedua, Bantalan bola radial magneto. Ketiga. Bantalan bola
kontak sudut baris tunggal. Keempat. Bantalan bola mapan sendiribaris
ganda.

Sambungan Poros dan Naf


Penyematan naf sebuah roda gigi, puli-sabuk, kopling, tuas, dan
sebagainya pada poros dapat dilakukan dengan berbagai macam cara,
antara lain dengan menggunakan pasak, pena, bus, cincin jepit, lewat
kerut, pres atau lem.
Pasak dan sambungan Pasak
Pasak adalah suatu elemen mesin yang dipakai untuk menetapkan
bagian-bagian mesin, seperti roda gigi, sprocket, puli, dan kopling
pada poros. Momen diteruskan dari poros ke naf atau naf ke poros.
Kerut dan pres
Kedua cara penyambungan mengandung hal yang sama, yaitu bahwa
penjepitan antara bagian yang dikehendaki disambung terjadi lewat
perubahan bentuk elastik bagian itu sendiri. Pada penyambungan
sistem ini, untuk menekan roda pada poros dapat dilakukan dengan
cara memanaskan (dikerutkan) atau dapat juga menekan roda pada
poros tanpa melalui pemanasan, atau dikatakan roda dipres pada poros.
B. GETARAN – GETARAN PADA POROS
Suatu fenomena yang terjadi dengan berputarnya poros pada kecepatan –
kecepatan tertentu adalah getaran yang sangat tinggi, meskipun poros dapat
berputar dengan baik pada kecepatan – kecepatan yang lain. Pada kecepatan –
kecepatan semacam itu dimana getaran menjadi sangat besar, dapat terjadi
kegagalan poros atau bantalan – bantalan. Atau getaran dapat menyebabkan
kegagalan karena tidak bekerjanya komponen – komponen sesuai dengan
fungsinya, seperti yang dapat terjadi pada sebuah turbin uap dimana ruang
bebas antara rotor dan rumah adalah kecil. Getaran semacam ini dapat
menyebabkan apa yang disebut olakan poros, atau mungkin menyebabkan
suatu osilasi puntir pada poros, atau suatu kombinasidari keduanya. Meskipun
kedua peristiwa itu berbeda, namun akan ditunjukkan bahwa masing – masing
dapat ditangani dengan cara – cara yang serupa dengan memperhatikan
frequensi pribadi dari isolasi. Karena poros – poros pada dasarnya elastik, dan
menunjukkan karakteristik – karakteristik pegas.
Poros ini mengalami suatu momen punter atau momen lentur . Jika pada poros
tersebut terdapat kombinasi antara momen lentur dan momen puntir maka
perancangan poros harus didasarkan pada kedua momen tersebut. Banyak
teori telah diterapkan untuk menghitung elastic failure dari material ketika
dikenai momen lentur dan momen puntir, misalnya :
Maximum shear stress theory atau Guest’s theory
Teori ini digunakan untuk material yang dapat diregangkan (ductile),
misalnya baja lunak (mild steel).
Maximum normal stress theory atau Rankine’s theory
Teori ini digunakan untuk material yang keras dan getas (brittle), misalnya
besi cor (cast iron).
Pada pembahasan selanjutnya, cakupan pembahasan akan lebih terfokus
pada pembahasan baja lunak (mild steel) karena menggunakan material
S45C sebagai material.
Secara analitis getaran yang mengakibatkan tegangan pada poros dapat
dihitung secara terperinci. Misalnya, tegangan geser yang diizinkan untuk
pemakaian umum pada poros dapat diperoleh dari berbagai cara, salah satu
cara diantaranya dengan menggunakan perhitungan berdasarkan kelelahan
puntir yang besarnya diambil 40% dari batas kelelahan tarik yang besarnya
kira-kira 45% dari kekuatan tarik. Jadi batas kelelahan puntir adalah 18% dari
kekuatan tarik, sesuai dengan standar ASME. Untuk harga 18% ini faktor
keamanan diambil sebesar . Harga 5,6 ini diambil untuk bahan SF dengan
kekuatan yang dijamin dan 6,0 untuk bahan S-C dengan pengaruh masa dan
baja paduan. Faktor ini dinyatakan dengan . Selanjutnya perlu ditinjau apakah
poros tersebut akan diberi alur pasak atau dibuat bertangga karena pengaruh
konsentrasi tegangan cukup besar. Pengaruh kekasaran permukaan juga harus
diperhatikan. Untuk memasukan pengaruh ini kedalam perhitungan perlu
diambil faktor yang dinyatakan dalam yang besarnya 1,3 sampai 3,0 (Sularso
dan Kiyokatsu suga, 1994: 8).
Pada Pembebanan yang berubah – ubah (fluctuating loads),Pada berbagai
sumber bacaan tentang poros pembebanan tetap (constant loads) telah banyak
dibahas mengenai yang terjadi pada poros dan ternyata pembebanan semacam
ini divariasikan apapun akan tetap konstan sehingga pembebanan seperti
apapun tidak menjadi masalah, dengan asumsi masih dibawah tegangan
luluhnya (yield). Dan dari segi lain pada kenyataannya bahwa poros akan
mengalami pembebanan puntir dan pembebanan lentur yang berubah-ubah.
Dengan mempertimbangkan jenis beban, sifat beban, dll. yang terjadi pada
poros maka ASME (American Society of Mechanical Engineers)
menganjurkan dalam perhitungan untuk menentukan diameter poros yang
dapat diterima (aman) perlu memperhitungkan pengaruh kelelahan karena
beban berulang.
C. PERANCANGAN BAHAN POROS
Pada perancangan bahan poros ini terdapat perlakuan panas.
Perlakuan panas adalah proses pada saat bahan dipanaskan hingga suhu
tertentu dan selanjutnya didinginkan dengan cara tertentu pula. Tujuannya
adalah untuk mendapatkan sifat-sifat yang lebih baik dan yang diinginkan
sesuai dengan batas-batas kemampuannya. Sifat yang berhubungan dengan
maksud dan tujuan perlakuan panas tersebut meliputi:
1. Meningkatnya kekuatan dan kekerasannya.
2. Mengurangi tegangan.
3. Melunakkan .
4. Mengembalikan pada kondisi normal akibat pengaruh pengerjaan
sebelumnya.
5. Menghaluskan butir kristal yang akan berpengaruh terhadap keuletan
bahan.
Untuk proses pembuatan poros dengan melakukan hardening permukaan.
Pemanasan poros ini dilakukan di atas suhu transformasi fase dan selanjutnya
didinginkan dengan cepat sekali pada suhu kamar. Sehingga terbentuk suatu
fase yang stabil pada suhu tinggi, pengerasan dengan cara ini mengakibatkan
terbentuknya susunan yang tidak stabil. Tetapi inilah yang membuat elemen
poros ini tidak mudah aus tergerus oleh gesekan yang ada.
Untuk mendapatkan sifat-sifat bahan untuk poros yang lebih baik
sesuai dengan karakter yang diinginkan dapat dilakukan melalui pemanasan
dan pendinginan. Tujuannya adalah mengubah struktur mikro sehingga bahan
dikeraskan, dimudahkan atau dilunakan. Pemanasan bahan dilakukan diatas
garis transformasi kira-kira pada 770 derajat C sehingga perlit yang ada pada
bakal poros itu berubah menjadi austenit yang homogen karena terdapat
cukup karbon. Pada suhu yang lebih tinggi ferrit menjadi austenit karena
atom karbon difusi ke dalam ferrit tersebut. Untuk pengerasan baja,
pendinginan dilakukan dengan cepat melalui pencelupan kedalam air, minyak
atau bahan pendingin lainnya sehingga atom-atom karbon yang telah larut
dalam austenit tidak sempat membentuk sementit dan ferrit akibatnya austenit
menjadi sangat keras yang disebut martensit. Pada baja setelah terjadi austenit
dan ferrit kadar karbonya akan menjadi makin tinggi sesuai dengan
penurunan suhu dan akan membentuk hipoeutektoid. Pada saat pemanasan
maupun pendinginan difusi atom karbon memerlukan waktu yang cukup.
Laju difusi pada saat pemanasan ditentukan oleh unsur-unsur paduanya dan
pada saat pendinginan cepat austenit yang berbutir kasar akan mempunyai
banyak martensit. Austenit serta martensit inilah yang nantinya akan menjadi
sumber kekerasan luar dari poros

http://mechanicalengineeringengine.blogspot.com/2009/05/perencana
an-poros-macam-poros-serta.html

Anda mungkin juga menyukai