BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dengan makin tingginya pemanfaatan material logam dalam kehidupan sehari –
hari terutama dunia industri, maka untuk memenuhi tuntutan. Suatu material logam
perlu suatu pengujian – pengujian terhadap material tersebut, sehingga di ketahui sifat
– sifat fisik maupun mekanik suatu material. Dengan mengetahui sifat – sifat material
maka kita dapat menentukan sifat – sifat mana yang harus dipetahankan ataupun di
hilangkan sesuai dengan fungsi material itu sendiri salah satu pengujian yang dapat di
lakukan adalah metallographic examination test.
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Struktur Butir
Meskipun dimungkinkan untuk menghasilkan logam tanpa struktur kristal bahan
yang kini di gunakan dalam bidang rekayasa adalah logam kristalin. Akan tetapi
struktur kristal bahan ini tidak continue dan mengandung diskontunitas yang disebut
batas butir.
Pada gambar 2.1 tampak struktur mikro besi cor setelah permukaann dipoles
dengan bahan kimia khusus yang menyerat batas butir, dibawah mikroskop akan
tampak batas butir (sebagai garis). Fasa yang berlainan akan memberi pantulan yang
berbeda dan memberikan efek warna sebetulnya, butir dan batas butir berdemensi tiga
dari gambar hanyalah menampilkan penampang tertentu. Gelembung bolihedial yang
terbentuk bila.
larutan sabun kita kocok merupakan model tiga dimensi dari kristal dengan
batas butirnya.
Butir kristal tak sepenuhnya berbentuk polihedial tetapi dapat mempunyai
bentuk yang berbeda, tergantung pada riwayat termal dan mekanik bahan utuh.
Terjadinya berbagai struktur di bahas pada bab – bab berikutnya sifat mekanik turut
ditentukan oleh ukuran butir makin halus butir, makin keras bahan dan kekuatan luluh
ketangguhan bahan juga makin tinggi.
sel satuannya matensit tersebut, bainit mempunyai sifat – sifat antara lain martensit
dan ferit.
Sesuai dengan keaneka ragaman strukturnya maka dapat diperoleh berbagai sifat
baja termasuk kekuatan dan keuletan, faktor – faktor yang menentukan sifat – sifat
mekanik adalah macam fasa adalah unsur paduan dalam fasa banyak fasa ukuran dan
bentuk senyawa untuk mendapatkan sifat–sifat mekanik yang didinginkan perlu
mendapat struktur yang cocok dengan komponen kimia dan perlakuan panas yang
tepat. Sepeti di tunjukkan pada Tabel 2.1 di bawah ini.
Tabel 2.1 Fasa Yang ada Pada Baja
Fasa dan Simbol Stuktur Penjelasan
Setelah sampai temperature eutektik fasa berupa grafit – austenit menginti dan
tumbuh di sekitar kristal primer pada saat ini grafit tumbuh ke segala arah yang
menyentuh cairan dan membentuk cabang–cabang sesuai dengan laju
pertumbuhannya dan sebagai akibatnya akan terbentuk kumpulan eutektik yang
hampir menyerupai bentuk baja
Ini dinamakan sel eutektik dalam batas sel eutektik ini berkumpul cairan yang
mempunyai titik cair rendah yang mengandung unsur – unsur lain yang kemudian
beku jadi selanjutnya pembekuan berakhir, sehingga struktur dari besi cor terdiri dari
grafit yang terbentuk serpih – serpih berada pada matrik besi.
Pada umumnya patahan besi cor mempunyai warna kelabu yang di sebabkan
oleh grafit yang terjadi pada waktu pembekuan jadi besi cor demikian dinamakan besi
cor kelabu kalau laju pendinginan pada pembekuan tinggi Fe3C – austenit dari
eutektoit mengkristal yang menunjukkan patahan berwarna putih oleh karena itu besi
cor ini di namakan besi cor putih.
Dalam besi cor apakah terbentuk grafit atau sementit, tergantung pada laju
pendinginan tetapi juga sangat di pengaruhi oleh komposit lain pada umumnya unsur
– unsur bertanggung jawaban terhadap percepatan penggrafitan pada waktu
pembekuan besi cor dan unsur – unsur yang bertanggung jawab keadaan sebaliknya di
sebut dalam urutan menurut kemampuannya sebagai berikut:
Unsur – unsur yang mempercepat penggrafitan
Si, Ti, Ni, Co, Au, Pt
Unsur – unsur memperlambat penggrafitan
Cr, Te, S, Y, Mn, Nc, P, W, Mg, B, C, H, N
BAB III
SISTEMATIKA PENELITIAN
3.1. Alat-Alat yang Digunakan
1. Grinding belt.
2. Sandpaper dan pemegangnya.
3. Metallographic polishing table.
4. Metallographic polishing cloths.
5. Metallographic polishing obrasives.
6. Bejana untuk etching reagents.
7. Etching reagents.
8. Mikroskop metallorgi.
9. Kamera.
10. Film.
11. Printing paper dan alat-alat cetak foto.
12. Benda kerja.
BAB IV
ANALISA DATA
4.1 Analisa Data Dari Hasil Foto Struktur mikro
Dari hasil pengamatan mikroskopic diperoleh foto-foto dari struktur mikro
beberapa material :
1. Foto 1 Baja
a. Pada foto tampak butirannya yang halus, dikarenakan butirannya yang halus
maka menunjukan bahwa kekuatan dan kekerasannya cukup baik tetapi agak
getas.
b. Dengan kekuatannya yang cukup baik biasanya material ini dimanfaatkan
sebagai bahan untuk poros roda gigi, baut, mur dan batang torak.
c. Namun Baja terlihat tidak tahan terhadap cairan Asam.
4.2 Pembahasan
Ferit adalah larut padat C dalam Fe dan perlit yaitu komposisi eutectoid di
mana Fe berlapis – lapis dengan Fe3C (Sadino, Teknik Cor,Diktat ITS, 1997). Besi
cor paling banyak dipakai sebagai bahan industri yang merupakan sumber sangat
besar, dimana sebagian ditentukan oleh nilai ekonominya, tetapi yang paling penting
karena sifat – sifatnya yang berfariasi missal baja yang belum dipanaskan dan baja
yang sudah dipanaskan:
1. Untuk penjelasan foto struktur mikro baja ST 37 diatas adalah bagian yang
berwarna hitam ialah perlit dan bagian putih ialah ferit dengan kadar karbon
2% baja ini termasuk baja baja kekuatan tarik rendah tapi pada umumnya
masanya bertambah besar bagian tengahnya mempunyai kekuatan dan
keuletan yang lebih buruk disbanding kulitnya hal ini di sebabkan oleh
perbedaan dan perbandingan pembekuan. Kalau masa menjadi lebih besar di
bagian yang lebih dekat ke tengah pembekuannya menjadi lebih lambat dan
strukturnya menjadi lebih lemah karena struktur butirnya halus sehingga bahan
ini agak getas tetapi kekuatan dan
kekerasan baik (Tata Surdia, Teknik Pengecoran Logam, 1986).
2. Untuk foto 2 adalah paduan ini yang mengandung fasa perlit sekitar 73%
mempunyai sifat yang ulet. Pada foto tampak warna putih adalah Fe
(Besi/Ferit), sedangkan titik hitam menunjukkan unsur carbon (C) (Tata
Surdia, Teknik Pengecoran Logam, 1986).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum dapat kita ambil beberapa kesimpulan:
1. Ukuran butir sangat menentukan sifat kekerasan pada suatu bahan makin kecil
butirannya maka material akan semakin keras namun getas. Namun sifat getas itu
dapat diperbaiki dengan proses temper.
2. Jenis fasa yang terbentuk juga sangat mempengaruhi sifat mekanik material,
misal:ferit memiliki sifat tegangan yang tinggi namun getas pada temperatur
rendah.
3. Kesempurnaan dalam mengahaluskan spesimen sangat mempengaruhi foto yang
di dapatkan, selain itu pemfokusan lensa yang kurang tepat di hasilkan foto yang
kurang jelas
5.2 Saran
1. Diharapkan praktikum yang akan datang, alat-alat yang di gunakan seperti pada
buku panduan.
2. Tujuan dari praktikum agar lebih jelas.
DAFTAR PUSTAKA