Anda di halaman 1dari 30

metalurgi fisik

Kamis, 22 November 2012


metfish

Perkembangan teknologi pada masa kini berkembang dengan pesatnya seiring dengan ilmu
pengetahuan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia semakin meningkat pula.
Dengan semakin meningkatnya kebutuhan manusia dibidang indutri yang merupakan sector
sentral dalam pemenuhan kebutuhan manusia dituntut bergerak untuk semakin kuantitatif dalam
pemenuhan kebutuhan tersebut.
bidang mekanik dan permesinan secara tidak langsung juga dituntut untuk beekembang pula
untuk mengimbangi dunia industry yang semakin maju. Hal ini tidak lepas dari tujuan utama
yaitu menghasilkan barang berkualitas seefisien mungkin untuk pemenuhan kebutuhan manusia.
Salah satu bentuk peningkatan kualitas ialah rekayasa material bahan untuk mendapatkan
hasil yang diharapkan Dari suatu material. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan daya tahan
material agar sesuai dengan kinerja mesin yang diharapkan.
Karena itu perlu diadakannya pengujian terhadap material agar diketahui karakter masing
masing material serta metode apa yang akan dilakukan ubtuk memperlakuakn material agar
didapat material yang sesuai harapn.
Tujuan dari pengujian juga mengetahui perlakuan yang digunakan untuk menghilangkan
keburukan material yang dipakai.
Dalam proses pengujian bahan ada dua macam jika ditinjau berdasarkan sifat dari pengujian
tersebut yaitu:
A. Pengujian Destruktif

Sesuai dengan namanya pengujian ini bersifta merusak bahan yang diuji sehingga bahan
yang diuji akan rusak atau cacat. Bahan yang diuji adalah bahan yang telah memenuhi bentuk

dan jenis secara internasional .


umumnya ada beberapa pengujian destruktif yaitu:
Pengujian Kekerasan
Pengujian ini dilakukan dengan dua pertimbanagn yaitu untuk mengetahui karakteristik
suatu material baru dan melihat mutu untuk memastikan suatu material memiliki spesifikasi

kualitas tertentu. Berdasarkan pemakaianya dibagi menjadi:


1. Pengujian kekerasan dengan penekanan(indentation test)
Pengujian ini dilakukan merupakan pengujian kekerasan terha-dap bahan logam dimana
dalam menentukan kekerasaannya deilakukan dengan cara menganalisis indentasi atau bekas
penekanan pada benda uji sebagai reaksi dari pembebanan tekan
2. Pengujian kekerasan dengan goresan(sratch test)
Merupakan pengujian kekerasan terhadap benda (logam) dimana dalam menentukan
kekerasannya dilakukan dengan mencari perban-dingan dari bahan yang menjadi standart.
Contohnya adalah pengujian metode MOHS
3. Pengujian kekerasan dengan cara dinamik(dynamic test)
Merupakan pengujian kekerasan dengan mengukur tinggi pantu-lan dari bola baja atau
-

intan(hammer)yang dijatuhkan dari ketinggian tertentu


Pengujian Tarik
Pengujian ini merupakan proses pengujian yang biasa dilakukan karena pengujian tarik
dapat menunjukkan perilaku bahan selama proses pembebanan. Pada uji tarik , benda uji diberi
beban gaya tarik , yang bertambah secara kontinyu, bersamaan dengan itu dilakukan pengamatan

terhadap perpanjangan yang dialami benda uji.


Pengujian lengkung
Pengujian ini merupakan salah satu pengujian sifat mekanik bahan yang diletakkan
terhadap specimen dan bahan, baik bahan yang akan digunakan pada kontraksi atau komponen
yang akan menerima pembebanan terhadap suatu bahan pada satu titik tengah dari bahan yang

ditahan diatas dua tumpuan


Uji impact
Uji impact dilakukan untuk menentukan kekuatan material sebagai sebuah metode uji
impct digunakan dalam dunia industry khususnya uji impact charpy dan uji impact izod. Dasar
pengujian ini adalah penyerapan energy potensial dari pendulum beban yang mengayun dari

suatu ketinggian tertentu dan menumbuk material uji sehingga terjadi deformasi.
Uji struktur
Uji struktur mempelajari struktur material logam untuk keperluan pengujian material
logam dipotong-potong kemudian potongan diletakkan dibawah dan dikikisdengan material alat

penggores yang sesuai. Untuk pemeriaksaan =nya dilakuakan dengan alat pembesar ataupun
-

mikroskop elektronik.
Pengujian dengan larutan ETSA
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk memeperjelas batas butir yang ada pada suatu
material karena larutan etsa akan memeberi warna tambahan pada batas butir. Namun larutan ini

dapat merusak batas butir tersebut.


B. Pengujian non-destruktif
Pengujian ini tidak merusak dan merupakan bagian dari pengujian bahan. Berainana dengan
-

pengujian destruktif pengujian nendstruktif terdiri dari:


Penetrant testing
Yaitu pengujian yang digunakan untuk melihat keretakan dan perositas dari suatu bahan.
Pengujian dengan penetrant terdiri dari 4 tahap yaitu pembersihan awal, pemberian penetrant,
pembersihan penetrant, dan pemberian developer. Pengujian ini memiliki keuntungan yaitu
murah dan cepat dilaksanakan.

Magnetic particle testing


Pengujian yang juga biasa disebut dengan pengujian menggu-nakan partikel magnetic ini
digunakan untuk diskontinuitas yang ada dipermukaan dan dekat permukaan. Pengujian ini dapat
kita lakukan untuk melihat keretakan permukaan pada semua logam induk maupun ion, laminasi fusi yang tidak
sempurna, undercut, dan subsurface crack. Jika dibandingkan dengan uji penetrant, pengujian ini
dilakuakn untuk diskontinuitas yang lebih dalam.

Ultrasonic testing
Pengujian ini menggunakan metode gelombang suara dengan frekuensi tinggi.
Keuntungan dari pengujian ini yaitu dapat dilakukan pada semua bahan dan lebih dalam jika
dibandingkan dengan uji magnetic dan uji penetrasi karena menggunakan pantulan gelombang.

Radiography
Yaitu pengujian dengan menggunakan x-ray untuk mendapatkan gambar dari material.
Prinsipnya sama denagn penggunaan pada tubuh material hanya saja menggunakan gelombang
yang lebih pendek.
-eddy currentmemiliki prisnsip dasar yang hamper sama dengan teknik medan magnet tetapi
disini medan listrik yang dipancarkan adalah arus bolak-balik. Prisnsipnya hamper sama denggan
impedensi
.

Eddy Current
Memiliki prinsip dasar yang hampir sama dengan teknik medan magnet tetapi disini medan
listrik yang dipancarkan dari arus bolak balik. Prinsipnya hampir sama dengan impedansi.

Sifat Mekanik Logam


Sifat mekanik logam merupakan sifat yang menyatakan kamampuan suatu logam dalam
menerima suatu beban atau gaya tanpa mengalami kerusakan pada logam tersebut. Sifat-sifat
mekanik logam antara lain:
1. Kekuatan (strength)
Yaitu kemampuan material logam dalam menerima gaya berupa tegangan tanpa mengalami
patah. Ada beberapa jenis kekuatan tergantung jenis bahan yang dipakai diantaranya: kekuatan
tekan, tarik, kerja dan geser.
2. Kekerasan(hardness)
Yaitu kemampuan material logam dalam menerima gaya berupa penetrasi.pengikisan dan
pergeseran sifat ini berhubungan dengan sifat ketahanan aus.
3. Kekakuan(stiffness)
Kemampuan material dalam mempertahankan bentuk setelah mendapat gaya dari arah
tertentu.
4. Ketangguhan(toughtness)
Merupakan sifat yang menyatakan kemampuan bahan dalam menyerap gaya yang diberikan.
5. Kelenturan(elasticity)
Menyatakan kemempuan material kembali kebentuk asal setelah gaya dihilangkan. Hal ini
terjadi sebelum masuk wilayah plastis.
6. Plastisitas(plasticity)
Kemampuan bahan dalam mengalami sjumlah deformasi permanen sebelum terjadi patah,
hal ini setelah masuk wilayah plastis.
7. Mulur (creep)
Meyatakan kecenderunngan logam mengalami deformasi plastis apabila diberi gaya dalam
jangka waktu tertentu.
8. Kelelahan(fatigue)
Merupakan kemampuan material dalam menahan beban secara terus menerus
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi sifat material
1. Ukuran Butir.

Ukuran butir mempengaruhi faktor kekerasan , keuletan, kege-tasan material, semakin kecil
material semakin keras dan getas material, semakin besar butiran material makin ulet material.
2. Tegangan Dalam
Tegangan dalam merupakan tegangan yang ada pada material karena desakan antar butiran
material untuk memperkeras material hendaknya memperbesar tegangan dalam material
3. Heat Treatment
Perlakuan panas berfungsi mendapatkan struktur Kristal dan fasa material yang diinginkan
baik untuk mengeraskan maupun mengu-letkan material.
4. Unsur paduan
Penambahan unsur paduan ialah untuk menutupi kekurangan suatu material dengan sifat
yang dimiliki oleh unsur paduan, dian-taranya unsur paduan yang biasa dipakai adalah:
Karbon (C)
Karbon berfungsi untuk mengeraskan material
b. Silicon(Si)
Berfungsi untuk menambah keuletan material
c. Nikel(Ni)
Meningkatkan kekerasan dan ketahanan aus
a.

d. Crommium(cr)
Meningkatkan kekerasan dan ketahanan korosi
e. Molybdenum(Mb)
Meningkatkan kekuatan dalam
f. Vanadium (Vn)
Fungsinya menaikkan kekerasan dan kekuatan baja, bila dicampur Cr menjadi baja tahan aus.
g. Cobalt(Co)
Fungsinya meningkatkan kekerasan dan ketahanan aus.
h. Boron(Br)
Fungsinya menaikkan kekerasan bila kadar karbon kurang 0,6% dapat menyebabkan rapuh
i. Titanium(Ti)
Fungsinya sebagai deoksidasi elektrik dalam menambah partum-buhan butiran, serta
meningkatkan kekerasan baja.
5. Cacat pada material
Cacat pada material berpengaruh pada sifat sifat mekanik dari material. Jenis-jenis dari
cacat diantaranya: cacat titik, cacat garis, dislokasi, twinning dll.
Perlakuan Panas
Proses pemanasan dan pendinginana yang terkontrol dengan maksud mengubah sifat fisik
dan mekanik dari spesimen (baja)
Macam-macam pelakuan panas:

1. Hardening
Perlakuan panas yang bertujuan untuk memperoleh kekerasan maksimum logam baja. Untuk
baja eutectoid dipanaskan sampai (20oC-30oC) diatas AC3 dan untuk hypoeutectoid dan hyper
eutectoid sampai (20oC-30oC) diatas AC, kemudian didinginkan secara cepat didalam air atau
komponen kimia bentuk dan dimensinya, kecepatan pendinginan harus sesuai agar terjadi
transformasi yang sempurna dari austenite menjadi martensit. Kekerasan maksimum yang
dicapai tergantung dari kadar karbon, semakin tinggi kadar karbon, semakin tinggi kekerasan
yang didapat.

2. Anealling
Perlakuan panas yang digunakan untuk meningkatkan keuletan , menghilangkan tegangan
dalam, menghaluskan permukaan butir, meningkatkan sifat mampu mesin. Prosesnya adalah
dengan memanaskan material sampai suhu tertentu lalu didinginkan perlahan dalam dapur
pemanas atau dalam ruang terisolasi.
a. Full anealling
Adalah satu proses anil yang mampu digunakan untuk meningkatkan keuletan. Jenis baja
yang digunakan pada proses ini adalah baja hypereutectoid dan baja karbon rendah . proses
o

panasnya pada temperature sekitar AC3+(20 C+30 C) dan AC2 + (20 C+30 C)
o

Sedangkan untuk rata-ratapendinginan dibawah (500 C-600 c) adalah(50-100 C) perjam


o

untuk baja karbon dan (20 C-60 C) untuk baja


b. Bright anealling
Dalam beberapa kasus pencerahan permukaan komponen sangat penting pada proses
seperti ini. Proses pemanasan dilakukan dihadapan media inert sehingga mencegah oksidasi

permukaan logam. Secara umum bahan yang digunakan untuk menyediakan lingkungan lembam
di seluruh bagian baik argon atsu nitrogen, selain mengurangi tindakan media sebagai perisai
pelindung disekitar objek . dalam proses ini mempertahankan warna permukaan.
c. Box annealing
Proses anil dapat disebut dengan berbagai nama seperti anil hitam, anil panas. Dalam
proses menjaga baja yang akan dikeraskan dalam nedia tertutup membawa proses anil . Lingkungan dari bahan baja yang ditutupi dengan chip, besi cor, pasir dan arang, proses anil akhir
adalah sama dengan anil penuh, tetapi satu-satunya perbedaan adalah sarana yang digunakan
untuk proses ini. Latar belakang dan proses ini adalah untuk mencegah oksidasi dari logam baja.
d. Isothermal Anealling
Proses ini disebut siklus anealling . dalam proses ini , material dipanaskan sampai diatas suhu
A3 dan kemudian didinginkan secara lambat . keuntungan dari proses ini adalah:
1. Tingkat homogenitas tinggi
2. Sifat mampu mesinnya tinggi
Secara umum proses isothermal anealling ini digunakan untuk karbon menengah dan
rendah . proses ini bahkan digunakan untuk baja paduan agar sifat mampu mesinnya meningkat.
Peningkatan dalam machinability adalah karena pembentukan struktur sphorozoid.
e.

Spheraidized Anealling
Jika baja berisi gelembung-gelembung cementit, dalam matrik ferit itu sudah disebut benda

yang bulat atau padat, secara umum, mikro ini dibentuk oleh beberapa cara yaitu:
1. Hardening dengan suhu ringan
2. Dilakukan dengan suhu dibawah A1
f. Subkritis Anealling
Dalam proses ini baja dipanaskan hingga suhu dibawah suhu kritisnya. Secara umum
prosesnya dilakukan untuk:
1. Mengurangi tegangan dalam
2. Memperbaiki struktur butir
3. Meningkatkan kekuatan material
Anealling jenis ini dilakukan melalui tiga tahap yaitu:
1. Strees reliefing anealling
2. Proses krstalisasi
3. Anealling luber mediato
g. Strees Reliefing Anealling

Dalam proses ini, baja dipanaskan hingga mencapai suhu 525 C, yaitu tepat dibawah
temperature rekristalisasi, jadi dengan proses pemanasan ini tidak terjadi perubahan dalam
struktur mikro baja dimana suhunya ditahan 2-3 jam dan kemudian didinginkan melalui media
pendinginana udara. Karena tidak terjadi perubahan struktur mikro. Proses ini tidak
mempengaruhi kekerasan dan keuletan bahan. Proses ini mengurangi deformasi material.
h. Rekristalisasi anealling
o
Baja dipanaskan hingga temperatur A1, yaitu sekitar 625-659 C. Selama proses pemanasan
cementit mengubah steroid hingga kemam-puan material untuk menjadi ductile diperoleh. Proses
ini juga mengurangi tegangan dalam.
3. Normalizing
Perlakuan panas yang dilakukan untuk memperhalus struktur butiran yang mengalami
pemanasan berlabihan (overheated). Menghilangkan tegangan dalam, meningkatkan kemampuan
permesinana dan memeperbaiki sifat mekanik material, prosesnya dengan pemanasan sama
o

(30 C-50 C) diatas AC3 dan didinginkan pada udara sampai temperatur ruang. Pendinginan
disini lebih cepat disbanding full anealling sehingga pearlite yang terbentuk lebih halus dank eras
disbanding yang diperoleh anealling. Normalizing juga menghasilkan struktur kimia yang lebih
homogen sehingga akan memberikan respon yang lebih baik terhadap proses pengerasan
(hardening) karena itu baja yang dikeraskan

perlu dinormalizing terlabih dahulu. Pada

normalizing hendaknya tidak dilakukan pemanasan yang telalu tinggi karena butir Kristal
austenite yang akan terjadi terlalu besar sehingga pendinginan lambat dan diperoleh butri-butir
pearlite atau ferit kasar dan mengakibatkan berkurangnya keuletan dan ketangguhan.
4. Tempering
Digunakan untuk mengurangi tegangan sisa, melunakan bahan setelah dihardening dan
meningkatkan keuletan, hal ini karena baja yang dikeraskan dengan pembentukan martensit
biasanya sangat getas sehingga tidak cukup untuk berbagai pemakaian. Pembentukan martensite
juga meninggalkan tegangan sisa yang sangat tinggi dan kurang menguntungkan. Karena itu
biasanya setelah pengerasan diikuti tempering. Prosesnya adalah dengan memanasakan baja
sampai diatas suhu kritis, ditahan kemudian didinginkan dengan kecepatan tinggi untuk
menghasilkan martensit, kemudian untuk melunakkan martensit dengan mengubah strukturnya
menjadi besi karbid dan ferit.

Macam-macam tempering yaitu


a. Martempering
Merupakan perbaikan dari prosedur quenching dan digunakan untuk mengurangi distorsi
dan cracking selama pendinginan. Jadi pendinginan akhir yang dihasilkan martensit temper.

b. Austempering
Tujuannya adalah meningkatkan ductility, ketahanan impact dan mengurangi distorsi
struktutral yang dihasilkan adalah bainit, austempering adalah proses perlakuan panas yang
dikembangkan langsung dari diagram trnsformasi isothermal untuk memperoleh struktur yang
seluruhnya bainit. Pendinginan dilakukan dengan quenching sampai temperature diatas Ms dan
dibiarkan demikian sampai transformasi menjadi bainit selesai.

Proses perlakuan panas ada 3 tahap uji:


-

Heating
Proses perlakuan panas pada suhu tertentu dan dalam waktu tertentu untuk mencapai

struktur tertentu.
Holding
Proses perlakuan panas dengan suhu tetap yang telah diterapkan dan dalam waktu tertentu

agar memperoleh struktur atom yang seragam


Colling
Proses pendinginan yang dilakukan agar struktur atom yang diinginkan tetap

b. Perlakuan panas kimiawi


1. Carburizing
Suatu proses penjenuhan lapisan permukaan baja dengan karbon baja yang diikuti dengan
hardening akan mendapatkan kekerasan permukaan yang sangat tinggi sedangkan bagian
tengahnya tetap lunak.
a. Pack carburizing
Prosesnya material dimasukan dalam kotak yang berisi medium kimia aktif pada kotak tersebut
o

dipanaskan sampai 900 -950 C waktu total ditentukan kedalaman kekerasan yang rendah
dicapai.
b. Paste carburizing
Medium kimia yang digunakan berbentuk pasata prosesnya yaitu bagian yang dikeraskan ditutup
dengan pasta, dengan ketebalan 3-4mm kemudian dikeringkan dan dimasukkan dalam kotak,
o

prosesnya dilakukan pada suhu 900 -950 C

2. Nitriding
Proses ini merupakan proses penjenuhan permukaan baja dengan nitrogen yaitu dengan cara
o

melakukan holding dalam waktu yang agak lama pada temperature 480 -650 C dalam
lingkungan amoniak(NH3) macam-macamnya:
a.

Straight nitriding
Digunakan untuk meningkatkan kekerasan, ketahanan gesek dan fatigue.
b. Anti corrotion nitriding.
Bahan yang digunakan biasanya besi tuang dan baja paduan. Derajat kelaruatn yang dapat
o

dicapai adalah 30 -70 C


3. Colorizing
Proses ini merupakan proses pelapisan baja dengan pemanasan alumunium bubuk dalam
ruang tertutup. Untuk alumunium paduan pada permukaan baja dan untuk lapisan pelindung
o

terhadap oksidasi dilakukan pada suhu 800 -1000 C


Kelebihan colorizing:
a. Penambahan alumunium pada baja karbon untuk alumunium pada baja karbon untuk ketahanan
korosi yang juga mem-perbaiki sifat mekanik baja agar kebih baik.
b. Carburizing tidak menghasilkan racun.
4. Cyaniding
Proses ini merupakan proses penjenuhan permukaan baja dengan unsur karbon dan nitrogen,
bertujuan untuk meningkatkan kekerasan, ketahanan gesek dan kelelahan , bila proses ini

a.
b.
c.
d.
e.
5.

dilakukan diudara disebut denagn karbon nitriding.


Macamnya:
High temperature liquid cyaniding
High temperature gas cyaniding
Low temperature liquid cyaniding
Low temperature gas cyaniding
Low temperature solid cyaniding
Sulphating
perlakuan panas yang digunakan untuk meningkatkan ketahanan bagian-bagian mesin maupun
alat-alat tertentu dari bahan HSS dengan jalan penjenuhan permukaan sulfur.

C. Perlakuan Panas Permukaan


1. Flame hardening
prosesnya dengan pemanasan cepat permukaan baja diatas temperature kritisnya dengan
menggunakan gas oksigen etilen, selanjutnya diikuti dengan pendinginan.
2. Induction surface hardening.

Pemanasan yang digunakan dengan menggunakan arus listrik frekuensi tinggi. Logam yang
berbentuk silindris diletakkan pada indicator ini jadi pemanasan permukaan dipengaruhi
frekuensi dan waktu pemanasan. Pendinginan dengan penyemprotan air setelah proses
pemanasan selesai.

Keterangan diagram Fe-Fe3C :


0,008%C : batas kelarutan minimum karbon pada ferit pada temperature kamar
o

0,025%C : batas kelarutan maksimum karbon pada ferit padatemperatur 723 C


0,083%C : titik eutectoid

Garis A1

2%C

: batas kelarutan pada besi delta pada temperature 1130 C

4,3%C

: titik eutectoid

18%C

: batas kelarutan pada besi delta pada temperature 1439 C

Garis A0

:garis temperature dimana terjadi transformasi magnetic dari sementit

: garis temperature dimana terjadi austenite (gamma) menjadi ferrit dalam pendinginan
Garis A2

: garis termperatur dimana terjadi transformasi magnetic pada ferit

Garis A3

: garis temperature dimana terjadi perubahan ferit menjadi austenite(gamma) pada pemanasan

Garis A

: garis yang menunjukan kandungan karbon dan transformasi baja hypoeutectoid


Garis E

Garis B

: garis yang menunjukan transformasi baja eutectoid

: garis yang menunjukkan kandungan karbon dari baja transformasi baja hypoeutectoid
Garis liquidus: garis yang menunjukan awal dari proses pendinginan(pembekuan)
Garis solidus: garis yang menunjukan batas antara austenite solid dan austenite liquid.
A. Transformasi pada diagram fasa Fe-Fe3C
Diagram kesetimbangan fasa Fe-Fe3C adalah alat penting untuk memahami struktur mikro
dan sifat-sifat baja karbon. Suatu jenis logam paduan besi (Fe) dan karbon (C). diagram fasa FeFe3C juga merupakan dasar pembuatan baja dan besi cor dalam pembuatan logam. Karbon larut
didalam besi dalam bentuk larutan padat(solid solution) hingga 0,05% berat pada temperature
ruangan. Pada kadar karbon lebih dari 0,055 akan terbentuk endapan karbon dalam bentuk hard
intermetallic stoichiomater compound(Fe3C)yang lebih dikenal sebagai cementi atau karbid.
Dari diagram fasa tersebut dapat diperoleh informasi-informasi penting lain antara lain:
1. Fasa yang terjadi pada komposisi dan temperature yang berbeda dengan pendinginan lambat.
2. Temperature pembekuan dan daerah daerah pembekuan paduan Fe-C bisa dilakukan
pendinginan lambat
3. Temperature cair masing-masing paduan
4. Batas-batas kelarutan atau atau batas kesetimbangan dari unsur karbon fasa tertentu.
5. Reaksi reaksi metalurgi yang terbentuk.
Besi merupakan salah satu logam yang memiliki sifat allotropi, sifat allotropi dimiliki besi

1.

sendiri ada 3 yaitu:


o
Delta iron()mampu melarutkan karbon max 0,1% pada 1500 C

2.

Gamma iron()mampu melarutkan karbon max 2% pada 1130 C

3.

Alpha iron() mampu melarutkan karbon max 0,025% pada 723 C

Transformasi allotropic pada besi, Fe(), Fe() dan Fe() terjadi secara difusi sehingga
membutuhkan waktu tertentu pada temperature konstan Karena reaksi mengeluarkan panas laten.
Diagram fasa besi karbon.
Dalam kondisi cair karbon dapat larut dalam besi. Dalam kondisi padat besi dan karbon
dapat membentuk:

Larutan padat (solid solution)


Senyawaw interstitial(interstitial compound)
Eitectid mixture : campuran antara ferrite () dan cementit (Fe3C)
Grafit : karbon bebas , tidak membentuk larutan ataupun berikatan membentuk senyawa Fe

Beberapa istilah dalam diagram kesetimbangan Fe-Fe3C dan fasa-fasa yang terdapat
didalamnya akan dijelaskan dibawah ini. Berikut adalah batas-batas temperatue kritis pada
diagram Fe-Fe3C

A1 adalah temperature reaksi eutectoid yaitu prubahan fasa menjadi + Fe3C(pearlit) untuk

baja hypo eutectoid


A2 adalah titik currit ( pada temperature 769oC) dimana sifat magnetic besi berubah dari

feromagnetik menjadi para magnetic.


A3 adalah temperature transformasi dari fasa menjadi fasa (ferit) yang ditandai pula naiknya

batas kelarutan karbon seeiring dengan turunnya temperature


ACM adalah temperature transformasi dari fasa mendai Fe3C (cementit) yang ditandai pula

dengan penurunan batas kelarutan karbon seiring dengan turunnya temperature .


A13 adalah termeratur transformasi menjadi + Fe3C(pearlite) untuk baja eutectoid
Diagram fasa ini juga disebut dengan diagram kesetimbangan. Pada diagram ini juga

ditunjukan perubahan. Perubahan fasa yang terjadi pada campuran besi karbon sebagai berikut
1. Fertit :
Larutan padat karbon yang memiliki struktur Kristal BCC(Body Cen-tered Cubic )
o
o Stabil dibawah suhu 98 C
o Tidak dapat dikeraskan karena kandungan karbonnya sedikit, kandungan karbonya maksimum

2.

0,0255 yaitu pada suhu kritis.


o Lunak liat dan tahan karat
o BHN = 60-100
Austenite:
Larutan padat karbon yang memiliki struktur Kristal FCC (Face Centered Cubic ) sifat-

sifat austenite
o
oStabil disuhu sekitr 1350 C
oDapat dikeraskan dengan 2% karbon
oDapat deitempa dimana tegangan tariknya sekitar 50000 psi
oSpesifik volumenya rendah dibandingkan mikrostruktur lain
oLunak non magnetis marliable tidak ductile
oBHN=170 - 200
3. Cementit :
Senyawa besi dan karbon 6,67% disebut juga karbida besi. Sifat-sifat cementit
o
oStabil dibawah 150 C
oBHN = 820
oRapuh magnetis
oCampuran sementit dan austenite didebut ledeburit
oCampuran sementit dan pearlite disebut perlit
4. Martensite :

Larutan padat karbon dan besi terbentuk dari pendinginan yang sangat cepat(quenching )
dari austenite system Kristal BCT(Body centered tetragonal)
Sifat sifat martensit:
o
oStabil dibawah suhu 1500 C
oKeras rapuh magnetis
oKandungan karbin > 0,2%
oKonduktor panas dan listrik yang lemah
oBHN = 850 700
5. Ledeburit:
o
Disebut juga besi eutectoid dengan kandungan karbon 0,3% terjadi dibawah suhu 723 C
Sifat-sifat ledeburit :
oRapuh
oKeras
oGetas
oBHN :700
6. Pearlite :
Baja eutectoid yang tersusun atas dua fasa yaitu ferit dan cementit dengan kandungan
karbon 0,83%
Sifat-sifat pearlite
oKeras
oTidak tahan karat
oBHN 160-200
7. Besi Delta
o

Terjadi pada suhu 1400 C -1500 C, kandungan karbonnya0,1%,


Sifat-sifatnya :
oLunak
oDapat ditempa
8. Trosslite:
o
Campuran ferit dan karbida dibentuk pada pemanasan martensit padasuhu 250-400 C atau
o

pendinginan lambat dari austenite stabil diatas suhu 400 c sifatnya:


oMagnetic
oTidak kuat
oUlet
9. Karbide:
Campuran metana antara ferrite dan sementil dengan proses pembentukan martesit pada
o

suhu 250 c-400 c dengan pendinginan yang lambat sifatnya:


oulet
oSedikit lebih kuat dan lebih keras dari trooslite magnetic

Trasformasi baja hypoeutectoid


Pada baja jenis ini apabila suhu dinaikan maka akan menjadi austenite lalu bila didinginkan
lagi maka kosentrasi akan semakin jenuh . jadihasil akhir dari pendinginan transformasi baja
hypoeutectoid adalah ferite dan pearlite

Transformasi baja eutectoid


Pada baja jenis ini besi ferrite dapat berubah menjadi austerit pada suhu terendah yaitu 723

C-1333 C. Fase ferrite setelah dinaikan suhunya dapat berubah fase menjadi ferit dan menjadi
perlit bila didinginkan . jadi hasil akhir dari pendinginingan transformasi baja eutectoid adalah
perlit.

Transformasi baja hypereutectoid


Pada transformasi ini batas butir yang terbentuk apabila diinginkan adalah cemeutites
semakin dingin maka kosentrasi dibatas butir semakin bertambah dan bila dibawah suhu
austenite maka terbentuk pula perlite. Sehingga hasil akhir dari pendinginan transformasi baja
hypoercelitectoid adalah pearlite.

Tabel 1.1 Perubahan Fasa

Struktur

Austenite

Definisi

Kondisi

Stabil pada

Ciri-ciri fisik

pembentukan

suhu(oC)

Larutan padat

Pemanasan

Diatas

Lunak non

antara karbon dan

diatas suhu

ACm,AC

magnetic

unsur lain pada

kritis

Brinnel
hardness
number
170-200

dapat

besi dengan kadar

ditempa, ulet

karbo 2%

tahan listrik
tegangan

Ferrite

Dibawah A3

tinggi
Keras, rapuh

Larutan padat

Pendinginan

antara karbon dan

lambat

non magnetis

unsur lain

larutan unsur

sampai suhu

dan padat

210oC dan

60-100

magnetis
diatas suhu
Sementit

Pearlite

Kombinasi kimai

Pendinginan

Dibawah

210oC
Keras, rapuh

daei besi dan

lambat

723oC

non magnetis

karbon dari

larutan unsur

sampai suhu

karbida

dan padat

210oC dan

mengandung 6,67

magnetis

karbon

diatas suhu

Campuran antara

Terbentuk

210oC
Lebih kuat

cementit dan ferit

pada

dan keras dari

kerusakan

ferit tapi lebih

austenite

ulet dan

Dibawah 150

magnetis

820

160-200

Martensit

Trooslite

Sarbite

Larutan padat

Terbentuk

+/- 400

antara karbon dan

pada

magnet,

unsur lain pada

pendinginan

panas, dan

distorsi

garis yang

listrik rapuh,

berkisicampuran

sangat

kekerasan

yang tersebar

konstan pada

bergantung

antara ferit dan

austenite

kandungan

karbida

diatas suhu

karbon

Larutan padat

kritis
Terbentuk

antara karbon dan

pada

unsur lain pada

martensit

distorsi berkisi

pada 250-

campuran yang

400oC atau

tersebar antara

pendinginan

ferit dan karbida


Campuran merata

lambat
Pada

antara ferit dan

austenite

kenyal sedikit

sementit

terbentuk

lebih keras

pada

dan kuat

pengerasan

disbanding

mastensit

trooslite

pada suhu

magnetik

Hingga 500

Hingga Ac

350o-400oC
atau
pendinginan
austenite
sangat lambat
Dirangkum dari mata kuliah ilmu dan teknik material
Fe3C dibagi menjadi
1. Terkandung karbon 0,008% disebut besi murni
2. Kandungan karbon 0,008%-0,83% disebut baja hypoeutectoid

Konduktivitas

650-700

Keras agak

Lebih

ulet magnetik

kerastrooslite

Ulet dan

270-300

3. Kandungan karbon 0,83% disebut baja eurtectoid


4. Kandungan karbon 0,83%-2% disebut baja hyper euctoid
5. Kandungan karbon > 2% disebuut besi cor
C. Reaksi yang terjadi pada diagram Fe-Fe3C
o
1. Reaksi peritektit, terjadi pada temperature 1495 C dimana logam cair (liquid) dengan kandungan
0,53% bergabung dengan delta iron () kandungan 0,09% bertranformasi jadi austenite()
dengan kandungan 0,17% delta iron() adalah fasa padat pada temperature tinggi dan kurang
berarti untuk proses perlakuan panas yang berlangsung pada temperature rendah
o liquid (=0,53%) + delta () (C=0,09%) austenit ()(C=0,17%)
o

2. Reaksi eutektik reaksi ini terjadi pada temperature 1148 C , dlam hal ini logam cair dengan
kandungan 4,3%C membentuk austenite ()dengan 2%C dan senyawa sementit (Fe3C) yang
mengandung 6,67%C
o liquid (C=4,3%) austenite () (C=2,11%) + Fe3C(C6,67%)
o

3. Reaksi eutectid. Reaksi ini berlangsung pada temperature 723 C, austenite V padat dengan
kandungan 0,8%C menghasilkan ferit () dengan kandungan 0,025%C
o austenite () (C=0,8%) ferrit () (C=0,025%)=Fe3C (C=6,67%)
o reaksi ini merupakan fasa padat yang mempunyai peran cukup penting pada proses perlakun panas
baja karbon
D. Solid Solution
Solid sollution adalah larutan padat yang terdiri dari dua atau lebih jenis atom yang
berkombinasi dalam satu jenis space lattice.
Solid tidak terjadi pada sutau temperatur tertentu, biasanya pembekuaan terjadi pada
suatu range temperatur tertentu .pembekuan biasanya terjadi bers-amaan dengan penurunan
temperatur.
Ada 3 kondisi larutan :
1. Larutan Tak Jenuh (unsaturated)
Bila jumlah solute yang terlarut mesih lebih sedikit disbanding solvent pada temperature
dan tekanan tertentu.

2. Larutan jenuh (saturated)

Bila solute yang terlarut tepat mencapai batas kelarutan dalam solvent
3. Larutan lewat jenuh (supersaturated)
Bila solute yang terlarut melewati batas kelarutan dalam solvent. Pada temperature dan
tekanan tertentu, larutan ini dalam konsidi tidak setimbang. Dalam waktu lama atau dengan
penambahan sedikit saja energy cenderung akan menjadi stabil dengan terjadinya pengendapan
sehingga menjadi larutan jenuh.
Solid solution ada dua macam yaitu.
1. Subtitusion solid solution
Pada larutan ini atom solute akan mengisi tempat atom solvent pada struktur lattice
solvent.

2. Interstitial solid solution


Pada larutan ini atom solute yang kecil menyisip dirongga atom pada struktur lattice dari
solvent.

1.2.5. Diagram Pendinginan Besi Murni

Kalau besi dalam keadaan lebar didinginkan mula-mula pada suhu konstan 1530oC akan
terbentuk Kristal besi dengan tata ruang besi , kalau besi telah membeku ini didinginkan terus
pada suhu konstan yaitu 1400oC akan terbentuk Kristal besi berubah menjadi J dengan struktur
ruang FCC biladilanjutkan terjadi perubahan pada temperature konstan yaitu 910 oC. Besi J
sekarang berubah menjadi J dengan struktur FCC
Tabel 1.2 pendinginan besi murni
Suhu oC
Bentuk Kristal
Panjang besi
1535-1590
BCC
a=2,93
1390-910
FCC
a=3,65
910-768
BCC
a=2,9
768-suhu ruang
BCC
a=2,87
Dirangkum dari materi kuliah ilmu dan teknik material

Nama besi

METALURGI FISIK
Senin, 24 Februari 2014
MEKANISME PENGUATAN LOGAM

1.
2.
3.

1)

a.

b.

MATERIAL TEKNIK
Contoh proses pendinginan:
Air memberikan pendinginan yang sangat cepat
Minyak memberikan pendinginan yang ssangat cepat
Udara memberikan pendinginan berlahan-lahan
Syarat-syarat heart treatment:
Secara umum heart treatment dapat di klasifikasikan sebagai berikut:
Annealling
Normalizing
Hardening
Tempering
ANNEALLING
Annialling digunakan untuk:
Mengurangi kekerasan
Menghilangkan tegangan sisa
Memperbaiki kekuatan
Memperbaiki densty (kekenyalan)
Menghaluskan ukuran butiran
Macam-macam proses annialling:
Full annialling
Recrystalisation annialling
Stess rehief annialling
Spheroidization
Full Annilling
Tujuan: untuk mengubah bentuk lapisan sementif didalam pealif dan
sementit
pada batasan-batasan bentuk
spheroidical (bentuk bola)
Proses : untuk baja hypoeutectoid (0,83%
baja dipanaskan 30-600 C
Kemudian ditahan beberapa saat baru didinginkan di dalam dapur pada temperatur 10-300
kemudian didinginkan di udara.
Untuk baja hyporeutoctoid (783% ) pada dasarnya sama dengan hypoeutectoid. Hanya saja
kecuali pada permulaan pemanasan hanya pada daerah autenit + sementrit yaitu pada daerah
temperatur 30-600 C
Recrytalisation Annealling
Tujuan : melunakkan baja hasil pengerjaan karna adanya rekristalisasi dan pengembangan
bentuk struktur.
Penggunaan : untuk baja hasil pengerjaan dingin yang berat.

Proses : baja dipnaskan pada suhu kira-kira700 C kemudia tahan pada temperatur tersebut untuk
mencapai pelunkan.
Kemudian didinginkan pada kecepatan terhadap yang bias any diudara.
c. Stress relief annialling
Tujuan : untuk menghilangkan tegangan sisa (tegangan dalam) dalam baja tuang yang tebal juga
pada logam yang mengalami pengelasan.
Proses : benda kerja dipanaskan sampai suhu 550-650 C kemudian ditahan beberapa saat, dan
didinginkan berlahan-lahan melalui udara.
Hasil : memperbaiki sifat mampu dimesin.
d. Spheroidization
Tujuan : membentuk/menghaluskan struktur simentif dengan menghancurkan bentuk spheroidi
(bulatan kecil) dalam kandungan ferrit.
Proses :
Memperpanjang waktu pemanasan pada suhu tepat diikuti dengan pendinginan yang lambat.
Untuk tool steel dan high Alloy steed pemanasan antara 750-800 C atau lebih tinggi dan
dipertahankan pada suhu tersebut untuk beberapa jam oleh pendinginan yang berlahan-lahan.
Hasil : Benda mudah dimesin.
2) NORMALIZING
Tujuan : Untuk mendapatkan struktur butiran yang halus dan seragam juga untuk
menghilangkan tenaga dalam.
Penggunaan : untuk baja-baja kontruksi baja rol material yang mengalami penempaan tidak
mempunyai struktur yang sama karena jumblah beban tidak sebanding dan karna perubahan
bentuk pada tahap-tahap pendinginan yang tidak merata untuk benda yang ketebalannya tidak
sama.
Proses : Memanaskan sampai suhu kritis ( 600 C) kemudian setelah suhu merata didinginkan
di udara.
Hasil : Kekerasan tinggi, kekenyalan rendah.
3) HARDENING
Tujuan : Untuk merobah struktur baja sedemikian rupa sehingga diperoleh struktur marterisit
yang keras.
Proses : baja dipanaskan sampai suhu tertentu antara 700-830 C tergantung dari kadar karbon
kemudian ditahan pada suhu tersebut, kemudian didinginkan secara mendadak dengan
mencelupkan kedalam air/oli atau media pendingin yang lain.
Hasil : kekerasan tinggi, kekenyalan rendah.

METALURGI FISIK
Metalurgi adalah ilmu yang memmperoleh cara-cara untuk memperoleh logam (metal) melalui
proses fisika dan kimia serta memperbaiki sifat-sifat fisik dan kimia logam mulia dan paduannya.
Metalurgi fisik adalah suatu cara / langkah-langkah yang dilakukan bertujuan meningkatkan
peforma material.
Ada dua macam metalurgi yaitu:
1. Metalurgi Extraksi (EXTRATIVE METALURGI)
Ilmu yang mempelajari cara-cara memperoleh logam dari biji dan proses pemurnian sehingga
sesuai dengan siarat-siarat yang di minta.
Metalurgi extrksi terdiri dari tiga macam:
Hidro metalurgi yaitu proses larutan kimia atau organic untuk menangkap logam.
Pro metalurgi yaitu proses extraksinya menggunakan energy panas yaitu tinggi sampai suhu
2000 C.
Elektro metalurgi yaitu proses memanfaatkan teknik elektro kimia (antara lain elektrolisis)
untuk mendapatkan logamnya.
2. Proses Bahan Galian (PBG)
Bahan galian suatu proses pengolahan dengan memanfaatkan perbedaan sifat-sifat bahan galian
untuk memperoleh produk bahan galian. Pada proses ini endapan bahan galian yang ditemukan
di alam sudah jarang yang mempunyai muu atau kadar mineral yang berharga tinggi dan siap
untuk di lebur atau di manfaatkan, oleh sebap itu bahan galian (PBG) agar mutu dan kadarnya
dapat ditingkatkan sampai memenuhi criteria pemasaran.
Keuntungan proses pengolahan bahan galian (PBG):
Mengurangi ongkos angkut
Mengurangi kebilangan (losser) logam berharga pada saat peleburan
Serta menguntungkan dan pada proses pemisahan secara kimia.
Perbedaan PBG dengan Extraksi metalurgi:
Proses Bahan Galian (PBG)
Biji/mineral tetap mineral sifat fisik dan kimia tidak berubah
Extraksi metalurgi
Biji/mineral jadi logam (metal) sifat fisik dan kimianya berubah.
LOGAM
Logam merupakan pali Kristal yang terdiri banyak Kristal yang tersusun dari banyak Kristal
secara teratur.

Fungsi logam adalah digunakan untuk bahan-bahan teknik yang penting, dipakai untuk kontruksi
mesin, kendaraan jembatan,bangunan dan pesawat terbang.
Sifat-sifat logam:
1. Tahan panas
2. Mampu menghantar panas
3. Mampu menghantar listrik

Proses pengolahan besi dari bahan galian sampai benda jadi:


Proses pengancuran
Proses penghalusan
Proses pemisahan
Proses pelanggangan
Proses kalsinasi
Proses pembuatan plat
Proses reduksi

Logam terdiri dari dua macam:


1. Logam ferro
Logam ferro yaitu logam yang mengandung unsure-unsur besi dan baja.
Sifat-sifatnya:
Keras
Kuat
Tahan korosi
Penghantar listrik dan panas
Mampu memantulkan cahanya
Mempunya titik cair yang tinggi
Logam ferro disebutjuga dengan iron atau disingkat Fe :
Berat jenisya 7,84 kg/
Titik didih/cair 1535 C
Dalam keadaan murni 99,97%
Besi murni hanya dapat dilabotorium
Bahan yang sudah digunakan sehari-hari merupakan bahan yang dicampur diolah dengan unsus
lain seperti karbon (Cu), mangan (Mn), siusium.
Besi campur dinamakan: besi tuang, besi kasar, baja sedang, dan baja karbon tinggi.
Besi kasar (Pik Iron) merupakan rangkaian proses pengolahan senyawa dengan biji-biji besi yang
diolah menjadi besi kasar:
Magnetig (Fe3 Ou) berwarna hitam yang dicampur dengan Fe 40-70%
Hermatic (Fe2 O3) berwarna merah yang dicampur dengan Fe 45-65%
Cumanitc (Fe2 O3 NH2O) berwana coklat dicampur dengan Fe 57%
Sident-spaat (Fe2 O3 Co) berwarna hitam dicampur dengan Fe 48%
Firit (Fe2 Co3) berwarna hitam dicampur dengan Fe 46%
Proses pengolahan besi kasar diolah didalam dapur tinggi, proses pengolahan dicampur dengan
bahan lain sehingga dinamakan besi kasar.

2. Logam Non Ferro


Logam non ferro yaitu logam yang tidak mengandung unsur besi dan baja.
Logam non ferro terdiri dari tiga macam:
Logam berat
Contoh ; tenbaga (Cu), nikel (Ni), seng (Zn), Dll
Logam ringan
Contoh ; allumanium (Al), timah (T)
Logam mulia
Contoh ; emas (Au), mangan (Mn).
SIFAT FISIK LOGAM
Mempunyai sifat fisik yang menyatakan kemampuan suatu logam dalam menerima suatu beban
atau gaya tanpa mengalami kerusakan pada logam tersebut:
Kekuatan (strength)
Yaitu kemampuan material logam dalam menerima gaya berupa tegangan tanpa mengalami
patah. Ada beberapa jenis kekuatan tergantung jenis bahan yang dipakai diantaranya ; kekuatan
tekan, tarik, kerja ddan geser.
Kekerasan (hardness)
Yaitu kemampuan material logam dalam menerima gaya berupa penetrasi pengikisan dan
pergeseran sifat ini berhubungan dengan sifat ketahanan aus.
Kekakuan (sstiffness)
Kemampuan material dalam mempertahan kan bentuk setelah mendapat gaya dari arah tertentu.
Ketangguhan (toughtness)
Merupakan sifat yang menyatakan kemampuan bahan dalam menyerap gaya yang diberikan.
Kelenturan (alasticity)
Menyatakan kemampuan material kembali kebentuk asal setelah gaya dihilangkan. Hal ini terjadi
sebelum masuk wilayah plastis.
Plastisitas (plasticity)
Kemampuan bahan dalam mengalami sejumblah deformasi permanen sebelum terjadi patah, hal
ini setelh masuk wilayah plastis.
Mulur (creep)
Menyatakan kecendrungan logam mengalami deformasi plastis apabila diberi gaya dalam jangka
waktu tertentu.
Kelelahan (fatigue)
Merupakan kemampuan material dalam menahan beban secara terus menerus.

MEKANISME PENGUATAN LOGAM

Merupakan kemampuan dari logam untuk mrngalami deformasi tergantung dari kemampuan
pergerakan dislokasi yang akan membatasi gerakan dislokasi akan membuat material akan
menjadi lebih kuat.
Terdapat tiga metode mekanisme penguatan logam phasa tunggal yaitu:
Grain-size reduksion (penghalusan butir)

Solid-sotution alloying (paduan larutan padat)

Strain hardening (pengerasan tegangan)


1. GRAIN-SIZE EDUKSION
Merupakan pergerakan terhadap dislokasi yang mengakibatkan slip plane tidak berlanjut atau
mengalami perubahan arah/sudut yang kecil dari lapisan butir tidak efektif dalam menahan
dislokasi.
2.SOLID-SOLUCION ALLOYING
Logam paduan yang lebih kuat dengan logam murni karna atom yang masuk kedalam larutan
padat memaksakan tegangan kisi disekeliling atom induknya
3. STRAIN HARDENING
Logam ulit akan lebih kuat ketika logam tersebut mengalami terdeformasi plastik pada
temperatur dibawah titik leleh ( 723 ) alasan untuk pergeseran tegangan (stain hardening)
adalah untuk meningkatkan kerapatan disklokasi dengan deformasi plastik. Jarak rata-rata antara
penurunan disklokasi dengan disklokasi yang lain dengan pemblokir gerakan satu sama lain.

METALURGI EXTRAKSI DAN PADUANNYA

Tahap proses pada metalurgi extraksi;


Pemisahan (seperation) yaitu pembuangan unsur campuran atau material yang tidak diinginkan
dari biji.

Pembentukan campuran (campound foramtion) yaitu cara memproduksi material yang secara
struktur dari sifat-sifat kimianya berbeda dari bijinya.

Pengambilan/produksi metal (metal produksion) yaitu cara-cara memproduksi metal yang belum
murni.

Pemurnian metal (metal purikication) yaitu pembersihan metal yang blom murni (membuang
unsur-unsur pengotor dari metal yang blom murni) sehingga diperoleh metal murni.

Metalurgi Extraksi terdiri dari:


Piro metalurgi (pyro metalurgy) menggunakan energi panas sampai dengan 2000 .

Hidro metalurgi (hydro metalurgy) mengunakan larutan dan reagen organik.

Elektro metalurgi (elektro metalurgy) memanfaatkan teknik elektro kimia.

PENGUJIAN BAHAN DENGAN CARA MERUSAK


Merupakan langkah untuk mengetahui karakter suatu bahan serta metode apa yang akan
dilakukan untuk memperlakukan bahan tersebut agar dapat bahan yang diinginkan.
Langkah-langkah dalam pengujian bahan:
1. Pengujian Destruksi
Merupakan pengujian yang beyang diatasrsifat merusak bahan yang diuji akan rusak dan cacat
pengujian.
Yaitu terdiri dari:
PENGUJIA KEKERASAN

Pengujian ini dilakukan dengan dua pertimbangan yaitu untuk mengetahui karakteristi suatu
material baru dan melihat mutu untuk memastikan suatu material spesipikasi kualitas tertentu.
Pengujian kekerasan terdiri dari atas tiga pemakaian yaitu:
Pengujian kekerasa dengan cara penekana pengujian ini dilakukan dengan pengujian kekerasan
terhadap logam dimana menentukan kekerasan dilakukan dengan cara mengalisis bekas
penekanan pada benda uji sebagai reaksi dari pembebanan tekan.

Pengujian kekerasan dengan goresan merupakan pengujian kekerasan terhadap benda (logam)
dimana untuk menentukan kekerasan dilakukan dengan mencari perbandingan dari bahan yang
diuji dengan bahan standard.

Pengujian bahan dengan cara dinamik merupakan pengujian kekerasan dengan mengukur tinggi
pantulan dengan bola baja yang dijatuhkan dari ketinggian tertentu.

PENGUJIAN TARIK
Merupakan proses pengujian yang biasa dilakukan karena pengujian tarik dapat meningkatkan
perilaku bahan selama proses pembebanan. Pada uji tarik benda uji di beri beban gaya tarik yang
bertambah secara continyu kemudian di lakukan pengamatan terhadap perpanjangan yang
dialami benda uji.
PENGUJIAN LENGKUNG
Pengujian mekanik bahan yang dilakukan diatas specimen dan bahan menerima pembebanan
terhada suatu bahan pada suatu titik tengah dari bahan yang diatas dua tumpuan.
UJI IMPACT

Yaitu dengan menguji kekuatan material dengan cara menganyun dari suatu ketinggian tertentu
dan menumbuk material uji sehingga terjadi deformasi.
Uji struktur yaitu dengan mempelajari struktur material logam denga cara memotong-motong
material kemudian dikikis dengan alat pengores yang sesua.
Uji dengan larutanm ETSA yaitu untuk memperjelas bekas butir yang ada pada suatu material
karena larutan etsa memberi warna tambahan pada poros butir.

2. PENGUJIAN BAHAN NON DESTRUKTIF


Merupakan pengujian yang tidak merusak, pengujian ini terdiri atas :
Penetrant testing

Yaitu pengujian yang dilakukan untuk melihat keretakan dari suatu bahan pembersihan penetrant
dan pemberian develover.
Magnetik perticle testing

1.

2.

3.

4.
5.

Menguji menggunakan pertikel magnetik digunakan untuk diskontiunitas yang ada di permukaan
dan di dekat permukaan. Pengujian ini dilakukan untuk melihat permukaan yang retak dimana
pengujian ini dilakukan untuk diskontiniutas yang lebih dalam.
Ultra sonic testing
Yaitu dengan melakukan pengujian gelombang suara dengan frekuensi tinggi pengujian ini
dilakukan untuk semua bahan dan lebih dalam di banding uji magnetik dan penetrant karna
melakukan pantulan gelombang.
Soal dan jawaban :
Unsus-unsur yang mempengaruhi sifat-sifat besi tuang (cor):
Komposisinya campuran besi, karbon (C), mangan (Mn), pospor (P), sulfur (s)dan slicon (Si).
Kadar karbon sekitar 40% sifatnya rapuh tidak dapat di tempa, baik untuk dituang, liat dalam
pemadatan, lemah dalam tegangan. Digunakan untuk membuat alas mesin, meja perata, badan
ragum,bagiaan-bagian mesin robot,blok slinder, dan cicin torak.
Proses pengolahan dapur listrik yaitu:
Proses pemuatan
Proses peleburan
Tahap pencairan
Tahap pembersihan
Keunggulan dapur tinggi :
Tidak menggunakan bahan bakar sehinnga memudahkan pekerjaan
Panas di lakukan melalui listrik dimana panas ini memiliki temperature yang sangat kuat 2000
C sehingga mampu mencairkan bahan-bahan logam yaitu cairan yang tiggi yaitu; karbon,nikel,
tungsten, nikel dan lain-lain.
Cairan besi terlindung dari kotoran dan pengaruh lingkungan sehingga kualitas baik.
Kerugian akibat penguapan sangat kecil.
Besi tuang terdiri dari 2 yaitu:
Besi tuang putih
Yaitu mempunyai kadar Si yang rendah dan terjadi saat pendingina cepat penggunaannya padat.
Besi tuang kelabu
Mempunyai kadar karbon 2,40-3,80% proses pembuatannya terjadi pada saat pendinginan
lambat sesudah pembekuan besi tuang.
Besi tuang kelabu digunakan untuk mesin-mesin kendaraan.
Piston,blog slinder.
Perlakuan panas adalah adalah suatu metode yang digunakan untuk mengubah sifat fisik, dan
kadang-kadang sifat kimia dari suatu material.
Siklus terhadap perlakuan panas:
Pengujian kekerasan vikers
Pengujian metalografi
Pengujian difroksi sinar x

6. Besi adalah suatu benda yang mempuanya berat jenis 7,84 dengan titik didih 1535 C di dalam
keadaan murni (99,97%) hanya dapat diperoleh dan di gunakan dalam lobotorium. Dalam
pemakaian sehari-hari unsure ini sudah dipadu dengan unsure lain seperti: carbon, selesium (Si),
mangan (Mn) sehingga disebut besi tuang atau baja tergantung dari paduannya. Penggunaanya

biasanya pada: alat-alat rumah tangga,kendaraan pada mobil, kereta api, pesawat terbang, dan
alat-alat bangunan.
Proses Bessemer diinginkan baja bersifat asam sehingga batu tahan apinya harus bersifat asam
(Misal : kwarsa atau aksid asam SiO2). Besi mentah cair yang digunakan dalam proses Bessemer
harus mempunyai kadar unsur Si <= 2%; Mn <= 1,5%; kadar unsur P dan S sekecil mungkin.
Ketika udara panas dihembuskan lewat besi mentah cair, unsur-unsur Fe, Si dan Mn terbakar
menjadi oksidasinya.
Proses Thomas disebut juga Basic Bessemer Process yaitu proses Bessemer dalam keadaan
basa. Proses ini memakai Converter yang di bagian dalamnya dilapisi bahan tahan api
(refractory) bersifat basa seperti dolomite (Mg CO3 CaCO3).
Pada dasarnya berbagai metode dalam proses pembuatan baja ini ialah proses pemurnian unsur
besi dari berbagai unsur yang merugikan sebagaimana telah dikemukakan terdahulu, oleh karena
itu dalam proses pembuatan baja dengan menggunakan sistem converter ini ialah salah satu
proses pemurnian atau pemisahan besi dengan menggunakan bejana sebagai alat pemanasan
(peleburan) besi kasar tersebut.

1. Uji Keras Brinell

1. Annealing

2. Uji Keras
Vickers

2. Normalizing
3. Hardening

3. Uji Keras Rockwell Skala A, B dan


C

4. Tempering

4. Uji Tarik

5. Mettalographic Inspection

5. Uji Impak
6. Uji Mampu Keras

Anda mungkin juga menyukai