Anda di halaman 1dari 11

Pembuatan Connecting Rod

Melalui Proses Heat Treatment

Oleh :
Nama : I Kadek Arya Bayu Diloka
Nim : 1805531101

Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Udayana
Connecting Rod (Batang Piston)

Connecting Rod merupakan komponen


mesin yang berperan untuk mengubah
gerakan resiprok (maju mundur/turun naik)
piston menjadi gerakan berputar (rotary)
pada poros engkol.

Connecting rod digunakan untuk


menghubungkan piston dengan
crankshaft atau poros engkol.

Connecting rod berfungsi untuk


menghubungkan piston ke poros engkol
dan selanjutnya meneruskan tenaga
yang dihasilkan oleh piston ke poros
engkol.
Proses Heat Treatment Material
Connecting Rod
Connecting rod terbuat dari baja. Adabeberapa
jenis baja yang sering digunakan untuk material
connecting rod antara lain:

2. Medium Carbon Low Alloy


1. Baja Karbon Medium (Medium
Steels atau Baja Karbon
Carbon Steel)
Medium Paduan Rendah

Macam-macam medium carbon low


alloy steels :
• Baja SAE 4130

• Baja SAE 4340


1. Baja Karbon Medium (Medium Carbon Steel)
Baja Karbon Medium mengandung 0,2 – 0,6 % karbon dan
digunakan untuk kekuatan yang lebih tinggi dibanding baja karbon
rendah

Sifat mekanik dari baja karbon medium :


● Kekuatan lebih besar dibanding baja karbon rendah Ferit
● Keuletan lebih kecil dibanding baja karbon rendah
● Dapat dikeraskan dengan transformasi martensitik Perlite

Baja ini mendapatkan heat treatment


atau perlakuan panasnya antara lain :

 Annealing : dipanasakan pada temper atur 870o C sampai 910o C daitahan


sampai termperatur yang ditentukan dan di dinginkan didalam furnace atau dapur.
 Tempering : dipanaskan pada suhu antara 150o C sampai 200o C tahan selama 1
jam setiap 25 mm dan di dinginkan menggunakan udara.
 Quenching : dipanaskan padatemperatur 150o C - 200o C, terus sampai suhu
merata diseluruh bagian, rendam selama 1 jam per 25 mm dari bagian dan dingin
dalam udara.
2. Medium Carbon Low Alloy Steels atau Baja
Karbon Medium Paduan Rendah

Baja karbon medium paduan rendah adalah keluarga dari ultrahigh


strength steels termasuk SAE 4130, SAE 4140 dan SAE 4340. Baja ini
mempunyai sifat mekanik yang lebih unggul dibandingkan baja karbon
biasa yaitu pada kekuatan, kekerasan, kekerasan pada temperatur tinggi,
ketahanan aus, keuletan, dan lain-lain.

Unsur-unsur paduan yang biasa menyertai baja ini


baik sebagai paduan tunggal maupun
gabunganadalah :
• krom (Cr),
• mangan (Mn)
• molibdenum (Mo)
• nikel (Ni)
• vanadium (V).
2. Medium Carbon Low Alloy Steels atau Baja Karbon

Medium Paduan Rendah


Macam-macam medium carbon low alloy steels dan proses heat treatment adalah sebagai
berikut:

• Baja SAE 4130


Baja ini sering digunakan
Proses heat treatment standar untuk baja SAE 4130 adalah :
sebagai :
Normalizing : Suhu 870 - 925 °C dan ditahan beberapa waktu • Bilet
tergantung dari ketebalan, didinginkan dengan udara kamar dan • Bar
tempering pada 480 °C atau diatasnya dapat dilakukan setelah • Batang
normalizing untuk menaikan yield strength. • untuk proses tempa
• Plat
Annealing : Suhu 830 - 860 °C dan ditahan beberapa waktu • Tabung atau pipa
tergantung dari ketebalan dan didinginkan didalam furnace. • Pengecoran atau casting.

Hardening : Suhu 845 - 870 °C dan ditahan untuk beberapa waktu, kemudian menggunakan
quench dengan menggunakan air atau pada temperatur 860 - 885 °C ditahan beberapa lama dan
dilanjutkan dengan quenching di medium oli.

Tempering : ditahan setidaknya 1 - 2 jam pada suhu 200 - 700 °C, menggunakan pendinginan
udara atau air, temperature dan waktu tempering tergantung pada kekerasan atau kekuatan yang
diinginkan.
2. Medium Carbon Low Alloy Steels atau Baja Karbon

Medium Paduan Rendah


 Baja SAE 4340 Baja SAE 4340 adalah baja paduan medium dengan kandungan karbon
0.4 %, krom 0.50-0.80 %, dan molibdenum 0.25 %.
Aplikasi yang sering menggunakan baja ini adalah baut, skrup, Sering digunakan sebagai
roda gigi, pinion, poros, crankshaft, connecting rod dan bahan pembuat :
komponen tertentu pada pesawat terbang • Billet
• Bar
Proses heat treatment standar untuk baja SAE 4340 adalah : • Forging
Normalizing: Suhu 845 - 900 °C dan ditahan dalam waktu tertentu • Sheet
tergantung ketebalannya dan menggunakan pedinginan udara. • Tubing
• Welding wire
Annealing: Suhu 830 - 860 °C dan ditahan dalam waktu tertentu
• Light plates
tergantung ketebalannya, didinginkan pada suhu kamar.
• Castings.
Tempering: Ditahan 1 - 2 jam pada suhu 200 - 650 °C dan
menggunakan pendinginan udara. Temperatur dan waktu sangat
bergantung pada kekerasan akhir yang diinginkan.
Stress relieve: Setelah proses memperkuat baja, forming atau machining, baja tersebut mungkin
akan dapat mengurangi tegangan sisa pada suhu 650 - 675 °C.
Hardening: Suhu 800 - 845 °C, ditahan 15 menit setiap 25 mm (1 in.) dari ketebalannya (minimal
15 menit). Pendinginan pelumas/oli dibawah 65 °C, atau quenching dengan cairan garam pada
suhu 200 - 210 °C dan di tahan 10 menit, dan pendinginan udara dibawah 65 °C.
Proses Produksi Connecting Rod
Proses Produksi Connecting Rod
Pembuatan connecting rod melalui beberapa tahap, seperti yang ditampilkan pada bagan yaitu :

• Material, pemilihan jenis material sesuai dengan besar kapasitas dari kendaraan.
• Cutting of Material, memotong besar dan panjang dari material yang sesuai dengan jenis
kendaraan.
• Hot Forging, setelah pemotongan material dilakukan proses tempa atau hot forging dimana
temperaturnya diatas suhu kristalisasi.
• Machining, proses yang dilakukan adalah grinding dan triming untuk mendapatkan ukuran
yang tepat sebelum dilakukan heat treatment.

• Heat Treatment, ada tiga proses yaitu :


a) Carburizing, untuk mendapatkan kekerasan dan mengurangi keausan hanya pada small end
dan big end.
b) Quenching, proses carburizing yang mencapai suhu austenit didinginkan melalui proses
quenching sehingga didapatkan struktur martensit yang keras.
c) Tempering, struktur martensite hasil dari proses quench bersifat keras tapi britlle, untuk
menjadikan bahan tangguh, dilakukan proses tempering. Proses ini karbon membentuk
karbida didalam martensit sehingga didapatkan martensit yang tangguh walaupun
mengurangi sedikit kekerasannya.

• Machining, setelah dilakukan proses heat treatment dilakukan proses machining untuk
mendapatkan ukuran yang sesuai. Proses yang digunakan adalah grinding dan trimming.
• Final Inspection, pemeriksaan akhir untuk mengetahui ada tidaknya cacat karena produksi
sehingga didapatkan hasil yang bisa digunakan oleh konsumen
Mekanisme Kegagalan Connecting Rod

1. Fatigue atau lelah adalah bentuk dari kegagalan yang terjadi pada struktur
yang terjadi karena beban dinamik yang berfluktuasi dibawah kekuatan
luluhnya yang terjadi dalam waktu yang lama dan berulang-ulang.

2. Hydrolock adalah deformasi plastis dari connecting rod disebabkan karena


air masuk ke ruang piston.
Kesimpulan
Connecting Rod merupakan komponen mesin yang berperan
untuk mengubah gerakan resiprok (maju mundur/turun naik)
piston menjadi gerakan berputar (rotary) pada poros engkol.
Connecting rod dapat terbuat dari baja antara lain: Baja Karbon
Medium (Medium Carbon Steel dan material Medium Carbon
Low Alloy Steels atau Baja Karbon Medium Paduan Rendah.
Pembuatan connecting rod melalui beberapa tahap dimulai
dari Material kemudian Cutting of material, Hot Forging,
Machining , kemudian melalui proses Heat Treatment (
Carburizing, Quenching, dan Tempering), kemudian Machining
dan Final Inspectionn. Mekanisme kegagalan pada Connecting
Rod terdiri dari Fatigue Hydrolock

Anda mungkin juga menyukai