Anda di halaman 1dari 20

TUGAS MAKALAH

PENGUJIAN FISIS DAN MEKANIS PADA BEBERAPA


PRODUK CRANK SHAFT SEPEDA MOTOR

Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas


Mata kuliah Pengujian Material & Kontruksi
Dosen : Dr.Ir.Amin Suhadi, M.Eng.

Oleh : DANU MAMLUKAT


NIM : 16510016

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK


INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI
JAKARTA 2018

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Dalam sejarah perkembangannya, kurang lebih seratus tahun sejak dibuat
untuk pertama kalinya, motor bakar torak adalah penggerak mula yang ringan
dan kompak. Penggunaan sangat luas yaitu sebagai mesin penggerak
kendaraan bermotor, kereta api, kapal, mesin konstruksi (alat-alat besar), mesin
pertanian, pompa, generator listrik, sepeda motor dan sebagainya.

Dalam menguraikan prinsip kerja motor bensin pada sepeda motor dapat
dijelaskan dari torak yang bergerak translasi (bolak-balik) di dalam silinder yang
dihubungkan dengan pena engkol dari poros engkol (crank shaft) yang berputar
pada bantalannya, dengan perantaraan batang penghubung atau batang
penggerak.

Seperti batang penggerak, poros engkol harus kuat juga. Seandainya


dipergunakan cuma sepotong baja biasa pada tempatnya bantalan-bantalan,
poros engkol itu dalam waktu singkat akan membuat bunyi gaduh dan mengocok
di dalam mesin, ini disebabkan batang penggerak/ poros engkol (crank shaft)
menjadi aus.

Hal yang menyebabkan keausan antara lain tekanan bidang, bagian mesin
yang banyak kotoran yang tajam selama pelumasan. Sehingga poros utama dan
poros batang torak menjadi bergores-gores, benjol, tirus dan diameternya
menjadi lebih kecil, kebenjolan pada tiap-tiap poros utama perlu diperiksa
dengan menggunakan dial indicator.

Atas dasar pertimbangan keausan pada suku cadang crank shaft mendorong
penulis untuk melakukan pengujian terhadap mutu material tiga produk crank
shaft sepeda motor sehingga diharapkan mampu menjawab keraguan konsumen
mengenai kelebihan antara produk yang satu dengan lainnya.

2
2.2 Batasan Masalah
Untuk mendapatkan suatu hasil pengujian yang relevan, jangkauan data agar
tidak melebar pada permasalahan yang lebih luas, maka perlu adanya
pembatasan masalah pengujian. Pembatasan tersebut antara lain:

1. Benda Uji Material yang di uji dalam pengujian ini adalah crank shaft produk
Honda Vario, Yamaha Mio dan Suzuki Sky Drive.
2. Pengujian dilakukan pada material adalah:

a. Pengujian komposisi kimia

b. Pengujian struktur mikro

c. Pengujian kekerasan

2.3 Tujuan Pengujian


Dengan pengujian ini diharapkan dapat diketahui karakter perbedaan bahan
material penyusun masing-masing crank shaft berdasarkan sifat fisis maupun
mekanis dengan membandingkan hasil-hasil pengujian komposisi kimia, struktur
mikro dan kekerasan, sehingga dapat dipilih suatu produk yang mempunyai sifat
paling keras (sebagai tempat bantalan-bantalan) dan tahan gesekan / keausan
akibat putaran mesin.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

3.1 Klasifikasi Baja.

Baja merupakan paduan yang sebagian besar terdiri dari unsur besi dan
karbon 0,2%-2,1% (Choudhuryet al., 2001). Selain itu juga mengandung unsur-
unsur lain seperti sulfur (S), phosphor (P), silicon (Si), mangan (Mn), dan
sebagainya. Namun unsur-unsur ini hanya dalam presentase kecil. Sifat baja
karbon dipengaruhi oleh presentase karbon dan struktur mikro. Sedangkan
struktur mikro pada baja karbon dipengaruhi oleh perlakuan panas dan
komposisi baja. Karbon dengan campuran unsur lain dalam baja dapat
meningkatkan nilai kekerasan, tahan gores dan tahan suhu. Unsur paduan
utama baja adalah karbon, dengan ini baja dapat digolongkan menjadi tiga yaitu
baja karbon rendah, baja karbon sedang, dan baja karbon tinggi(Amanto, 1999).
Berdasarkan kandungan karbon, baja dibagi menjadi tiga macam, yaitu:

1. Baja karbon rendah Baja karbon rendah (low carbon steel) mengandung
karbon dalam campuran baja kurang dari 0,3%C. Baja ini tidak dapat
dikeraskan karena kandungan karbonnya tidak cukup untuk membentuk
struktur martensit.
2. Baja karbon sedang
Baja karbon sedang (medium carbon steel) mengandung karbon
0,3%C0,6%C. Dengan kandungan karbonnya memungkinkan baja untuk
dikeraskan melalui proses perlakuan panas yang sesuai. Baja ini lebih
keras serta lebih kuat dibandingkan dengan baja karbon rendah.
3. Baja karbon tinggi
Baja karbon tinggi memiliki kandungan karbon 0,6%C-1,5%C dan memiliki
kekerasan yang lebih tinggi, namun keuletannya lebih rendah.
Berkebalikan dengan baja karbon rendah, pengerasan dengan perlakuan
panas pada baja karbon tinggi tidak memberikan hasil yang optimal
karena terlalu banyaknya martensit, sehingga membuat baja menjadi
getas (Amanto, 1999).

4
Sedangkan untuk baja paduan terdiri dari:

1. Baja Paduan Rendah (Low Alloy Steel)

Baja paduan rendah merupakan baja paduan yang elemen paduannya


kurang dari 2,5% wt, misalnya unsur Cr, Mn, Ni, S, Si, P dan lain-lain.

2. Baja Paduan Menengah (Medium Alloy Steel)


Baja paduan menengah merupakan baja paduan yang elemen paduannya
2,5% - 10% wt, misalnya unsur Cr, Mn, Ni, S, Si, P dan lain-lain.
3. Baja Paduan Tinggi (High Alloy Steel)
Baja paduan tinggi merupakan baja paduan yang elemen paduannya lebih
dari 10% wt, misalnnya unsur Cr, Mn, Ni, S, Si, P dan lain-lain (Amanto,
1999).

3.2 Struktur Mikro dan Kaitannya dengan Sifat Mekanik


Jenis struktur yang ada sangat dipengaruhi oleh kamposisi kimia dari baja
dan jenis perlakuan panas yang diterapkan pada baja tersebut. Struktur yang
akan ada pada suatu baja adalah ferit.perlit, bainit, martensit, sementit dan
karbida lainnya.

1. Ferit

Larutan padat karbon dan unsur paduan lainnya pada besi kubus pusat
badan (Feα) disebut ferit. Ferit terbentuk pada proses Pendinginan yang
lambat dari austenit baja hipoeutektoid pada saat mencapai A3. Ferit bersifat
sangat lunak, ulet dan memiliki kekerasan sekitar 50 - 100 BHN dan memiliki
konduktifitas yang tinggi. Jika austenit didinginkan di bawah A3, austenit yang
memiliki kadar C yang sangat rendah akan bertransformasi ke Ferit (yang
memiliki kelarutan C maksimum sekitar 0,025 % pada temperatur 5230C).

2. Perlit

Perlit adalah campuran sementit dan ferit yang memiliki kekerasan sekitar
10-30 HRC. Jika baja eutektoid (0,8%C) diaustenisasi dan didinginkan
dengan cepat ke suatu temperatur dibawah A1, misalnya ke temperatur
5000C dan dibiarkan pada temperatur tersebut sehingga terjadi transformasi

5
isotermal, maka austenit akan mengurai dan membentuk perlit melalui proses
pengintian (nukleasi) dan pertumbuhan.

3. Bainit

Bainit adalah suatu fasa yang diberi nama sesuai dengan nama penemunya
yaitu E.C. Bain. Bainit merupakan fasa yang kurang stabil (metastabil) vang
diperoleh dari austenit pada temperatur yang lebih rendah dari temperatur
transformasi ke perlit dan lebih tinggi dari temperatur transformasi ke
Martensit. Sebagai contoh jika baja eutektoid yang diaustenisasi didinginkan
dengan cepat ke temperatur sekitar 250 - 5000C dan dibiarkan pada
temperatur tersebut, hasil transformasinya adalah berupa struktur vang terdiri
dari ferit dan sementit tetapi bukan perlit.

4. Martensit

Martensit adalah fasa yang ditemukan oleh seorang metalografer yang


bernama A. Martens. Fasa tersebut merupakan larutan padat dari karbon
yang lewat jenuh pada besi alfa sehingga latis-latis sel satuannya terdistorsi.
Sifatnya sangat keras dan diperoleh jika baja dari temperatur austenitnya
didinginkan dengan laju pendinginan yang lebih besar dari laju pendinginan
kritiknya.

5. Sementit

Sementit adalah senyawa besi dengan karbon yang umum dikenal sebagai
karbida besi dengan rumus kimianya Fe3C (prosentase karbon pada sementit
adalah sekitar 6,65 %) Sel satuannya adalah ortorombik dan bersifat keras
dengan harga kekerasannya sekitar 65-68 HRC. Pada struktur hasil anil
karbida tersebut akan berbentuk bulat dan tertanam dalam matrik ferit yang
lunak dan dapat berfungsi sebagai Pemotong geram sehingga dapat
meningkatkan mampu mesin dari baja yang bersangkutan. Keberadaan
karbida-karbida pada baja-baja yang dikeraskan, terutama pada HSS dan
baja cold-worked dapat meningkatkan ketahanan aus.

6
6. Karbida

Unsur - unsur paduan seperti Karbon, mangan, chrom, wolfram, Molibden


dan Vanadium banyak digunakan pada baja - baja perkakas (seperti pada
baja Cold-worked, baja hot-worked dan HSS) untuk meningkatkan ketahanan
baja tersebut terhadap keausan dan memelihara stabilitas baja tersebut pada
temperatur tinggi. Keberadaan unsur paduan tersebut pada baja akan
menimbulkan terbentuknya karbida seperti: M3C, M23C6, M6C, M5C3 dimana
M menyatakan atom-atom logam sedangkan C menyatakan kadar karbon.
Karbida-karbida ini memiliki kekerasan yang sangat tinggi, sehingga dapat
meningkatkan ketahanan aus dari baja perkakas ybs sebanding dengan
volume karbida di dalam baja dan harga kekerasan dari karbida ybs.

3.3 Uji Kekerasan

Tingkat kekerasan suatu benda tidak bisa diukur dengan perkiraan saja,

dibutuhkan suatu pengujian untuk menentukan karakterisitik dan kekerasan


pada material atau benda yang disebut uji kekerasan (Hardness Test). Metode

pengujian yang umum ini terbagi menjadi 3 macam, yaitu:

1. Rockwell

Uji kekerasan dengan metode Rockwell yaitu mengukur ketahanan suatu

objek atau benda menggunakan indentor yang berbentuk kerucut intan

ataupun bola baja dengan cara ditekankan pada permukaan benda yang
diuji

2. Brinnel
Sedangkan untuk pengujian menggunakan metode Brinnel ini menggunakan
identor pada material atau benda yang permukaannya kasar dengan
kapasitas uji kekuatan 500-3000 kgf. Identor (bola baja) yang digunakan
pada pengujian telah diplating dan dikeraskan terlebih dahulu.

7
3. Vikers

Metode uji kekerasan ini menggunakan identor intan berukuran kecil dan
memiliki bentuk seperti pyramid. Beban yang digunakan pada pengujian ini
juga lebih kecil yaitu 1 sampai 1000 gram.

3.4 Crank shaft


Fungsi Crank Shaft atau poros engkol adalah mengubah gerakan piston
menjadi gerakan putar (mesin) dan meneruskan gaya kopel (momen gaya) yang
dihasilkan motor ke alat pemindah tenaga sampai ke roda. Crank Shaft
umumnya ditahan dengan bantalan luncur yang ditetapkan pada ruang engkol.
Bantalan poros engkol biasa disebut bantalan utama.

Jenis poros engkol yang dipergunakan pada mesin sepeda motor adalah :

1. Jenis built up digunakan pada motor jenis kecil yang mempunyai jumlah
silinder satu atau dua.

Gambar 2.1. Crank Shaft tipe Built Up

2. Jenis ”one piece”, digunakan pada motor jenis besar yang mempunyai
jumlah silinder banyak

Gambar 2.1. Crank Shaft tipe one piece


8
BAB III
PELAKSANAAN PENGUJIAN

3.1 Diagram Alir Pengujian


Sesuai dengan maksud dan tujuan,dimana pengujian ini adalah untuk
membandingkan kualitas harga kekerasan ,struktur mikro dan kompisisi kimia
dari masing-masing produk crank shaft yaitu produk Honda Vario , Yamaha Mio
dan Suzuki Sky Drive. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat dalam diagram alir
sebagai berikut :

Persiapan benda Uji (Produk Crank Shaft )

0. dan pembentukan
Pemotongan

Penghalusan dan pemolesan

Pengetsaan

Pengamatan struktur mikro Pengujian Komposisi kimia Pengujian Kekerasan

Hasil/Data Pengujian

Pembahasan

Kesimpulan

Gambar 3.1. Diagaram Alir Pengujian

9
3.2 Persiapan Benda Uji

Bahan uji yang di gunakan adalah crank shaft sepeda motor Honda
Vario,Yamaha VMio dan Suzuki Sky Drive seperti pada gambar di bawah :

Crank Shaft Suzuki Sky Drive

Crank Shaft Honda Vario

Crank Shaft Yamaha Mio

Gambar 3.2. Crank Shaft 3 produk sepeda motor.

10
3.3 Pemotongan Benda Uji
Crank shaft di potong menjadi 2 bagian. Satu bagian tersebut selanjutnya di
persiapkan sedemikian rupa sehingga di dapatkan benda uji untuk pengamatan
struktur mikro dan uji kekerasan serta sebagian lainya untuk uji komposisi kimia.

Gambar 3.3. Lokasi pengambilan sample benda uji pada crank shaft.

3.4 Penghalusan permukaan


Untuk benda uji kekerasan dan struktur mikro,benda uji di haluskan dengan
ampelas nomor 400,600,800 dan terakhir 1000 agar di dapatkan benda uji yang
halus dan rata. Sedangkan untuk benda uji komposisi kimia juga perlu di
haluskan juga.

3.5 Pemolesan

Pemolesan menggunakan Autosol di gunakan untuk menghilangkan goresan


yang terjadi pada saat penghalusan dengan ampelas.

3.6 Pengetsaan

Pengetsaan di lakukan agar menimbulkan efek kontras pada benda uji


sehingga mudah di amati pada saat pengujian struktur mikro . Pengetsaan di
lakukan dengan bahan campuran 2.5% nitrid acid (HN03) dan alcohol 90 %.

11
3.7 Pengujian Struktur Mikro

Pengujian struktur mikro menggunakan alat uji struktur mikro Olympus


Metallurgical Microscope dan Olympus Photomicrographic System.

Gambar 3.4 alat uji struktur mikro

3.8 Pengujian kekerasan

Pengujian kekerasan menggunakan alat uji micro Vickers hardness tester


dengan indentor berbentuk piramida bersudut 136 ° dengan beban 200 gf dan
lama penekanan 5 detik.

Gambar 3.5 Alat uji kekerasan

12
3.9 Pengujian Komposisi Kimia

Pengujian komposisi kimia untuk mengetahui jumlah unsur – unsur kima


dalam campuran logam pada crank shaft. Pengujian ini di lakukan dengan
mesin FSQ Foundry Spectrovac.yang memberikan hasil pembacaan secara
otomatis jumlah unsur – unsur yang terkandung terutama unsur carbon (C).

Gambar 3.6 Alat uji komposisi kimia

13
BAB IV
DATA HASIL PENGUJIAN

4.1 Hasil Pengujian Komposisi Kimia

Kandungan rata – rata komposisi kimia pada ketiga produk crank shaft
adalah sebagai berikut :

Table 1 . komposisi kimia crank shaft

Honda Yamaha Suzuki


Vario Mio Sky Drive
(%) (%) (%)

14
4.2 Hasil Pengujian Struktur Mikro

Gambar 4.1 Foto struktur mikro crank shaft Honda Vario dengan pembesaran
500x

Gambar 4.2. Foto struktur mikro crank shaft Yamaha Mio dengan pembesaran
500x

Gambar 4.3 Foto struktur mikro crank shaft Suzuki Sky Drive dengan
pembesaran 500x

15
4.3 Hasil Pengujian Kekerasan

Table 2 . Hasil uji kekerasan crank shaft

Honda
Vario

Suzuki
Sky
Drive

Yamaha
Mio

Yamaha

Gambar 4.4 Grafik Uji Kekerasan Crank shaft.

16
BAB V
PEMBAHASAN

5.1 Pembahasan Hasil Pengujian Komposisi

Dari pengujian komposisi kimia pada ketiga produk crank shaft, di dapatkan
nilai kandungan unsur – unsur utama yaitu unsur besi (fe) Honda Vario
(fe=98.42%) , Yamaha Mio (fe=98.80%) dan Suzuki Sky Drive (fe=98.47%) dan
juga mangan (mn) Honda Vario (mn =0.622%) , Yamaha Mio (mn=0.522%) dan
Suzuki Sky Drive (mn=0.321%) unsur mn ini berguna untuk meningkatkan
kekuatan,kekerasan dan mampu di perkeras pada baja.

Dari kandungan prosentase karbon (C) pada produk Honda Vario


(C=0.534%) , Yamaha Mio (C=0.354%) dan Suzuki Sky Drive (0.644%) ,bahan
crank shaft ketiga produk ini termasuk klasifikasi baja karbon sedang
(0.30%<C<0.70%) dan tergolongkan dalam baja hypoeutectoid.

5.2 Pembahasan Hasil Pengujian Struktur Mikro.

Pemotretan struktur mikro menggunakan Olympus Photomicrography System


dengan pembesaran 500 x.

- Struktur mikro Honda Vario

Bagian tepi tampak struktur perlit ( dengan warna gelap ) dan ferit (dengan
warna terang ) dan juga terdapat fasa bainit yang terdiri atas fasa sementit dan
ferit. Bentuk sementitnya seperti batang (rod) dan feritnya seperti bilah (path)
yang menyebabkan kekerasan pada bagian tepi lebih tinggi.

- Struktur mikro Suzuki Sky drive

Pada bagian tepi fasa yang di dapat adalah martensit yang mendominasi
dengan sedikit fasa perlit dan ferit. Pada bagian tepi mendapatkan perlakuan
panas dengan pendinginan cepat sehingga di dapatkan lapisan yang keras dan
tahan gesekan.

17
- Struktur mikro Yamaha Mio

Pada bagian tepi fasa yang nampak adalah bainit ferit dan perlit , bainit
menyebar ke seluruh area. Sedangkan untuk bagian tengah bainit tidak di
dapatkan sehingga bagian tepi lebih keras di bandingkan bagian tengah.

5.3 Pembahasan Hasil Pengujian Kekerasan.

Spesimen Honda Vario harga kekerasan tertinggi pada daerah tepi sebesar
373.8 VHN dan mengalami penurunan kekerasan pada daerah transisi sebesar
274.6 VHN serta terendah harga kekerasan di dapatkan pada derah tengah sebesar
231.8 VHN.

Specimen Suzuki Sky Drive harga kekerasan tertinggi pada daerah tepi
sebesar 559.3 VHN dan mengalami penurunan kekerasan pada daerah transisi
sebesar 379.8 VHN serta terendah harga kekerasan di dapatkan pada derah tengah
sebesar 316.2 VHN.

Specimen Yamah Mio harga kekerasan tertinggi pada daerah tepi sebesar
356 VHN dan mengalami penurunan kekerasan pada daerah transisi sebesar 267.3
VHN serta terendah harga kekerasan di dapatkan pada derah tengah sebesar 212.8
VHN.

Dari pemaparan hasil pengujian kekerasan di atas di dapatkan harga


kekerasan pada seluruh produk crank shaft untuk daerah tepi mempunyai harga
kekerasan yang lebih tinggi di bandingkan pada bagian transisi dan bagian tengah.

18
BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengujian dan hasil analisa , maka dalam pengujian ini
dapat di bandingkan kualitas dari produk crank shaft Honda Vario,Yamah Mio dan
Suzuki Sky drive. Adapun kesimpulanya adalah sebagai berikut :

1. Dari pengujian komposisi kimia di dapatkan kadar karbon (C) produk crank
shaft Honda Vario sebesar 0.534% produk Yamaha Mio sebesar 0.345% dan
produk Suzuki Sky Drive sebesar 0.644 %. Sehingga bahan ketiga produk
crank shaft ini termasuk dalam klasifikasi baja karbon sedang
(0.30%<C<0.70%) dan tergolongkan dalam baja hypoeutectoid.
2. Pada pengujian struktur mikro di dapatkan pada produk crank shaft Suzuki
Sky Drive bagian tepi terdapat fasa martensit,perlit dan ferit,bagian tengah
terdapat fasa bainit, perlit dan ferit. Untuk produk crank shaft Honda Vario
bagian tepi terdapat fasa perlit ,ferit dan bainit,bagian tengah terdapat fasa
perlit dan ferit. Sedangkan pada produk crank shaft Yamaha Mio bagian tepi
terdapat fasa perlit ,ferit dan bainit,bagian tengah terdapat fasa perlit dan ferit.
3. Untuk pengujian kekerasan harga kekerasan rata – rata tertinggi terdapat
pada produk crank shaft Suzuki Sky Drive sebesar 418,4 VHN di susul produk
Honda Vario sebesar 293.4 VHN dan harga kekerasan terendah pada produk
Yamaha Mio sebesar 278.9 VHN.

Jadi Produk Crank Shaft yang paling mempunyai sifat keras (daya tahan
keausan tinggi ) karna gesekan antar permukaan komponen akibat putaran
mesin adalah produk crank shaft Suzuki Sky Drive.

19
DAFTAR PUSTAKA

Chanafi, Irwan. 2007. Analisa Kualitas Material Beberapa Produk Crank Shaft
Sepeda Motor Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis. Skripsi thesis, Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Anrinal . 2011. Metalurgi Fisik. Institut Teknologi Padang.

http://www.testingindonesia.com/metode-hardness-test-atau-uji-kekerasan-69.

http://totalotomotif.com/poros-engkol-crankshaft.

20

Anda mungkin juga menyukai